Kebijakan HSSE
Juni 2021
Bangkitkan Energi
Negeri 1
Kebijakan HSSE 1. Mengutamakan aspek HSSE Perusahaan dalam pengelolaan bisnis
perusahaan;
2. Mematuhi peraturan perundangan HSSE serta menggunakan teknologi
tepat guna sesuai standar nasional dan internasional;
3. Mengurangi risiko serendah mungkin untuk mencegah terjadinya
insiden pada personil, aset, informasi dan lingkungan;
4. Melakukan intervensi terhadap kondisi maupun tindakan yang dinilai
tidak aman;
5. Memastikan pemahaman dan implementasi Corporate Life Saving Rules
(CLSR) pada pekerja dan mitra kerja;
6. Meningkatkan kesadaran dan kompetensi pekerja serta mitra kerja agar
dapat melaksanakan pekerjaan secara benar, aman dan berwawasan
lingkungan;
7. Melaporkan seluruh insiden secara transparan dan melakukan
investigasi untuk mencegah terjadinya insiden serupa;
8. Menjadikan kinerja HSSE personil, aset, data dan informasi Perusahaan
dalam penilaian dan penghargaan terhadap seluruh pekerja.
14
15 Back
Nilai-nilai Utama (Core Values)
Sumber Daya Manusia
Badan Usaha Milik Negara
(Akhlak)
Juni 2021
Bangkitkan Energi
Negeri 16
Nilai-Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia Badan
Usaha Milik Negara
Umum Maksud dan Tujuan
Dalam rangka mewujudkan peran Maksud diterbitkannya Surat Edaran ini adalah agar setiap Sumber Daya
Badan Usaha Milik Negara sebagai Manusia Badan Usaha Milik Negara mengetahui, mengimplementasikan,
mesin pertumbuhan ekonomi, dan menginternalisasikan Nilai-Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya
akselerator kesejahteraan sosial (social Manusia Badan Usaha Milik Negara secara sungguh-sungguh, konsisten,
welfare), penyedia lapangan kerja, dan dan konsekuen, sehingga melahirkan perilaku keseharian dan
penyedia talenta, dibutuhkan membentuk budaya kerja Badan Usaha Milik Negara yang selaras dengan
transformasi Sumber Daya Manusia Nilai-Nilai Utama (Core Values) tersebut.
Badan Usaha Milik Negara, dimana
salah satunya melalui penetapan Nilai-
Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Ruang Lingkup
Manusia Badan Usaha Milik Negara Penerapan nilai-nilai utama (core values) pada seluruh Sumber Daya
sebagai identitas dan perekat budaya Manusia Badan Usaha Milik Negara, mulai dari Direksi, Dewan
kerja yang mendukung peningkatan Komisaris/Dewan Pengawas, manajemen/pegawai, dan
kinerja secara berkelanjutan. karyawan/pekerja di lingkungan Badan Usaha Milik Negara, Anak
Perusahaan, serta Perusahaan Afiliasi Terkonsolidasi.
Juni 2021
Bangkitkan Energi
Negeri 1
Prinsip Dasar untuk Peningkatan Kinerja Karyawan
Karyawan adalah aset Perusahaan yang sangat penting dan berharga
Pengelolaan karyawan merupakan bagian yang paling sulit dari pekerjaan manajerial dan menjadi
penentu utama kesuksesan atau kegagalan sebuah Perusahaan.
Setiap karyawan memiliki peluang untuk melakukan kesalahan, dan bahkan karyawan yang paling
hebat sekalipun membuat kesalahan.
Situasi yang berpotensi terjadi kesalahan (error) dapat diprediksi, dikelola, dan dicegah.
Perilaku individu dipengaruhi oleh proses dan nilai-nilai perusahaan.
Karyawan dapat mencapai kinerja tinggi (unggul) karena dorongan dan penguatan yang diterima dari
pemimpin, teman sekerja, dan bawahan.
Kejadian yang tidak diinginkan dapat dihindari dengan mengetahui penyebab dari kesalahan dan
menerapkan pembelajaran dari kejadian atau kesalahan yang terjadi sebelumnya.
Prinsip Panduan dan Fungsi Inti Manajemen Keselamatan Terpadu
(MKT)
Tanggung Jawab Manajemen Lini untuk Keselamatan
Elemen Budaya
Peran dan Tanggung Jawab yang Jelas
Keselamatan
Kompetensi Sesuai Tanggung Jawab Area Fokus
Perangkat Tambahan
Menetapkan Lingkup Pekerjaan Perioritas yang Seimbang Budaya
Perbaikan
Atitut dan Tanggung Keselamatan
Analisis Bahaya Kinerja Jawab Individu pada
Identifikasi Standar dan Manusia Keselamatan Kepemimpinan
Persyaratan Keselamatan Keunggulan
Menyusun dan Melaksanakan Interaksi
Individu Operasional
Pengendalian Bahaya Pengendalian Bahaya untuk Karyawan/
Pekerjaan yang Sedang Tim Kerja Pengawasan untuk Pekerja
Dilakukan Pemastian Kinerja Pembelajaran
Manajemen
Melaksanakan Pekerjaan Pembelajaran Organisasional
Kewenangan Operasi
dengan Terkendali Organisasional untuk
Perbaikan Kinerja
Memberikan Umpan Balik dan Perbaikan Berkelanjutan
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Individu, Pimpinan, dan Organisasi
Individu Organisasi
Setiap pekerja di setiap posisi dalam organisasi Sekelompok orang dengan tujuan, sumber daya,
mulai dari mereka yang kemarin baru diterima dan rencana bersama untuk mengarahkan
sampai dengan Sr. Vice President. perilaku orang-orang menuju suatu operasi
(kegiatan) yang selamat dan andal.
Organisasi mengarahkan perilaku seseorang
Pimpinan melalui cara yang dapat diprediksi, biasanya
melalui suatu proses dan nilai maupun
Setiap individu yang mengambil tanggung jawab keyakinan terhadap sistem yang dianut.
pribadi terhadap kinerjanya dan kinerja tempat di
mana ia berada dan berupaya memberikan Para pekerja, penyelia, staf pendukung, manajer,
pengaruh positif terhadap proses-proses dan nilai- dan eksekutif seluruhnya merupakan bagian dari
nilai di dalam organisasi. organisasi.
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Perlindungan terhadap publik, pekerja, dan lingkungan
Memahami dan menerima tanggung jawab keselamatan yang melekat dalam pencapaian misi.
Tidak bergantung pada organisasi pendukung untuk memasukkan aspek keselamatan pada aktivitas
kerjanya.
Memiliki pemahaman yang jelas tentang aktivitas kerja dan tujuan kinerja, dan bagaimana
melakukan aktivitas kerja dengan selamat.
Menunjukkan komitmen terhadap keselamatan.
Pendukung utama keselamatan dan menunjukkan komitmen mereka baik dalam perkataan maupun
tindakan.
Secara berkala mengambil langkah-langkah untuk memperkuat keselamatan, termasuk kunjungan
pribadi dan penelusuran untuk memverifikasi bahwa harapan mereka terpenuhi.
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Menghabiskan waktu di tempat kerja
Mempraktikkan kepemimpinan yang terlihat (visible leadership) dengan menempatkan – perhatian
pada masalah, pembinaan, pendampingan, dan memperkuat standar dan perilaku positif.
Penyimpangan dari ekspektasi segera dikoreksi dan, jika sesuai, dianalisis untuk memahami mengapa
perilaku tersebut terjadi.
Manajer lini mempertahankan fokus yang kuat pada pelaksanaan aktivitas kerja yang selamat.
Menjaga kesadaran akan indikator kinerja utama (KPI) yang terkait pencapaian
pekerjaan yang selamat, memperhatikan dengan cermat tren atau indikasi merugikan,
dan mengambil tindakan cepat untuk memahami tren dan anomali yang merugikan.
Memberikan contoh keselamatan melalui keterlibatan langsung dalam pembelajaran
berkelanjutan tentang pemahaman teknis dan peningkatan keselamatan.
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Terampil dalam menanggapi pertanyaan karyawan secara terbuka dan jujur.
Mendorong dan menghargai pelaporan masalah keselamatan dan kesalahan.
Tidak memberikan tindakan disiplin kepada karyawan karena melaporkan kesalahan.
Mendorong sikap mempertanyakan (questioning attitude) yang kuat terhadap keselamatan, serta dialog
dan diskusi konstruktif tentang masalah keselamatan.
Kredibilitas dan kepercayaan hadir dan terus dipupuk.
Memperkuat nilai-nilai kepercayaan, kredibilitas, dan perhatian.
Organisasi itu adil - menunjukkan pemahaman bahwa manusia itu bisa salah dan ketika kesalahan
dibuat, organisasi lebih dulu belajar dari pada menyalahkan.
Sistem penghargaan dan sanksi selaras dengan kebijakan keselamatan yang kuat dan memperkuat
perilaku dan hasil yang diinginkan.
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Memfasilitasi komunikasi yang terbuka
(Facilitate open communication)
Orang sulit melihat kesalahan sendiri, terutama pada saat mereka bekerja sendiri.
Kerja tim dapat meningkatkan kemampuan masing-masing anggota tim untuk secara
kolektif mencegah masalah kinerja manusia.
Karena setiap orang bisa melakukan kesalahan, cara tim bekerja harus mampu
membuat pemikiran dan penalaran individu terlihat oleh anggota tim lainnya.
Dialog antara anggota tim memberi masing-masing kesempatan untuk menantang
asumsi yang dipilih dan mendeteksi kemungkinan-kemungkinan kesalahan tim.
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Memperkuat Perilaku yang Diinginkan
Keyakinan dan sikap orang terhadap bahaya dan perangkap kesalahan (error trap)
memengaruhi cara pandang dan kepatuhan mereka terhadap standar yang
tinggi.
Jika menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang benar (menghindari active error)
tidak dianggap sebagai nilai yang penting atau tidak diharapkan untuk diterapkan
dalam keseharian; orang mungkin akan mulai menggunakan praktik kerja tidak
selamat untuk menyelesaikan pekerjaan.
Konsistensi dalam mempertahankan standar tinggi merupakan bentuk
komunikasi yang menghargai upaya-upaya pencegahan kesalahan.
Sikap positif tentang pencegahan kesalahan sangat bergantung pada apa yang
dihargai dan perilaku mana yang diperkuat.
DCOM
Kerangka kerja untuk evaluasi dan D C O M Result
transformasi Perusahaan dalam mencapai
kinerja unggul yang berkelanjutan
High
Performance
Juni 2021
Bangkitkan Energi
Negeri 1
Topik Bahasan
Pengantar
Apa Itu Keselamatan dan Mengapa Keselamatan Kerja Merupakan Sesuatu yang
Penting
Keselamatan Sebagai Sebuah Nilai-Nilai
Seperti Apa Tempat Kerja yang Selamat dan Bagaimana Mengevaluasi Keselamatan
Penerapan Nilai-Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia BUMN (Pertamina)
dalam Aspek HSSE
Apa Itu Keselamatan Kerja
Keselamatan baik untuk bisnis dan melindungi pekerja adalah hal yang baik/benar
untuk dilakukan.
Keselamatan Sebagai Sebuah Nilai-Nilai
Kepatuhan vs. Nilai - Nilai
Kepatuhan
Nilai-Nilai
Menempatkan fokus pada aturan
Memperhatikan dengan cermat
BUKAN alasan mengapa aturan itu
mengapa aturan keselamatan dibuat
dibuat.
Pekerja lebih cenderung mengikuti
Mematuhi aturan karena wajib untuk
aturan dan menemukan nilai di
dilakukan, tanpa penjelasan mengapa
dalamnya
itu diperlukan
Nilai-nilai dapat dikembangkan dari sumber luar yang mendorong partisipasi sukarela dalam
aktivitas yang mewakili atau mendukung nilai tertentu.
Keselamatan Sebagai Sebuah Nilai-Nilai
Keselamatan berbasis nilai-nilai tidak bertentangan dengan pendekatan berbasis
perilaku
Jika seseorang menganggap atau menerima gagasan keselamatan sebagai atau harus menjadi nilai-nilai
daripada prioritas, relatif mudah meningkatkan perilaku yang konsisten dengan nilai-nilai tersebut.
Ini dimulai dengan membantu orang memahami apa itu perilaku "selamat" dan "berisiko".
Saat mengamati ketidakkonsistenan antara nilai-nilai dan perilaku, tidak perlu menerapkan prosedur
hukuman yang tidak menyenangkan.
Tunjukkan ketidakkonsistenan dan harapkan perubahan yang konsisten dengan nilai-nilainya.
Prinsip konsistensi - penentu yang kuat dari perilaku dan perubahan sikap.
Lebih banyak pilihan dan pengendalian pribadi saat bekerja untuk mencapai konsekuensi positif
(penghargaan) daripada saat bekerja untuk menghindari konsekuensi negatif (penalti).
Seperti Apa Tempat Kerja yang Selamat?
Mengikuti semua aturan Pekerja memahami alasan di balik aturan keselamatan
Mengidentifikasi bahaya, menilai risiko, dan secara
Keselamatan
efektif mengendalikan bahaya dan risiko
Tantangan terbesar
Persepsi kita tentang bahaya dan risiko
tidak akurat Kontrol yang kita terapkan mungkin tidak efektif.
Terbiasa dengan tugas yang dilakukan, Menjadi nyaman dengan bahaya dan risiko yang terkait,
menyelesaikannya berkali-kali dan persepsi tentangnya pun menghilang.
Secara tradisional, lagging indicator Cara yang lebih akurat: leading indicator
Sudah terjadi Pengamatan pekerja,
Karena keberuntungan? Pelaporan nearmiss
Pelatihan
Umpan balik pekerja
Bagaimana Mengevaluasi Keselamatan?
Pengamatan (Observasi) Pekerja
Pengamatan pekerja dapat menjadi cara proaktif bagi manajemen untuk mengevaluasi dan mengukur
keselamatan.
Beberapa pekerja memiliki reaksi negatif ketika mereka mendengar kata-kata seperti "observasi" dan
"audit", dan ada alasan yang dapat dibenarkan untuk itu.
Maksud di balik observasi seharusnya untuk mengevaluasi mengapa dan bagaimana pekerjaan
dilakukan dan untuk mengidentifikasi area potensial untuk perbaikan.
Bagi beberapa pekerja, pengalaman mereka dengan observasi adalah seseorang yang mencoba
menangkap mereka melakukan sesuatu yang salah.
=> Itu adalah indikator yang jelas dari budaya keselamatan organisasi.
Penting bagi pimpinan untuk bekerja mengidentifikasi mengapa sesuatu (perilaku) yang tidak
diharapkan itu terjadi dan kemudian bertindak untuk memperbaiki masalah tersebut.
Bagaimana Mengevaluasi Keselamatan?
Pelaporan Nearmiss (Nyaris Celaka)
Organisasi yang memiliki budaya keselamatan yang kuat biasanya memiliki sistem untuk melaporkan
kejadian nearmiss.
Beberapa organisasi dengan sistem pelaporan nearmiss memiliki budaya keselamatan yang buruk.
Hanya dengan memiliki sistem tidak menjamin kesuksesan;
• Bagaimana sistem diterapkan, digunakan, dan dikelola yang pada akhirnya akan mengungkapkan
apakah pekerja melihat nilai di dalamnya atau tidak.
• Agar berhasil, para pekerja perlu dididik tentang definisi nearmiss serta pentingnya berbagi
informasi ketika hal itu terjadi.
• Setelah pekerja mulai melaporkan kejadian nearmiss, kepemimpinan memiliki tanggung jawab
untuk melakukan sesuatu dengan informasi tersebut.
• Komunikasi rutin dari kepemimpinan ke pekerja tentang kejadian nearmiss dan rencana tindakan
terkait sangat penting untuk kesuksesan.
Bagaimana Mengevaluasi Keselamatan?
Pelatihan
Bukan rahasia lagi bahwa pelatihan adalah komponen penting dari program dan budaya keselamatan
yang sukses.
Penting untuk diingat bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pelatihan dan pelatihan yang
efektif.
Dari sudut pandang peraturan, ada kalanya pelatihan keselamatan diperlukan dan, sayangnya, itulah
satu-satunya pendorong untuk beberapa program pelatihan.
Saat mengevaluasi pelatihan pekerja yang diperlukan, pertimbangkan apakah pelatihan difokuskan
pada pendidikan tentang praktik kerja yang aman/selamat atau jika pelatihan hanya akan mencentang
kotak karena ketentuan peraturan perundangan.
Bagaimana Mengevaluasi Keselamatan?
Umpan Balik Pekerja
Meminta umpan balik kepada pekerja tentang proses keselamatan organisasi dapat mengidentifikasi
area kesuksesan serta area di mana peningkatan mungkin diperlukan.
Menerapkan solusi terkait keselamatan yang disampaikan oleh pekerja memberikan peluang bagi
pekerja untuk mempunyai rasa memiliki atas keselamatan mereka dan proses keselamatan organisasi.
Jika tidak ada orang di dalam organisasi yang meminta umpan balik atau memberikannya,
kemungkinan itu merupakan indikator yang jelas dari budaya keselamatan yang tidak sehat.
Bagaimana Mengevaluasi Keselamatan?
Evaluasi Ulang Secara Berkala?
Penting untuk mengevaluasi ulang proses keselamatan secara berkelanjutan.
Pimpinan dapat terlibat dalam semua tindakan positif, tetapi tidak selalu membuahkan hasil yang
diinginkan.
Jika tidak mendapatkan hasil yang diinginkan dan dibutuhkan, saatnya mengevaluasi ulang untuk
mengidentifikasi metode baru guna mencapai hasil yang diinginkan.
Pastikan untuk selalu menentukan hasil yang diinginkan sebelum menerapkan sesuatu yang baru.
Membandingkan dengan mempelajari bagaimana kinerja organisasi lain mendorong budaya
keselamatan yang sukses.
Membawa pihak luar untuk memberikan evaluasi objektif dari proses keselamatan organisasi.
Organisasi dengan budaya keselamatan yang sukses memiliki lingkungan di mana proses keselamatan
dapat diukur, dievaluasi, dan ditingkatkan secara proaktif.
Penerapan Nilai-Nilai Utama (Core Values) SDM Pertamina
(BUMN) dalam Aspek HSSE
Loyal : Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.
Amanah : Memegang teguh kepercayaan yang diberikan. • Menjaga nama balk sesama karyawan, pimpinan, BUMN, dan Negara.
• Memenuhi janji dan komitmen. • Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
• Bertanggung jawab atas tugas, keputusan, dan tindakan yang dilakukan • Patuh kepada pimpinan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum dan etika.
hingga tuntas.
• Berkontribusi lebih melampaui harapan untuk membangun dan meningkatkan
• Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika. kapasitas nasional
Kompeten : Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. • Pantang menyerah menghadapi tantangan dan harapan
• Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah.
Adaptif : Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun
menghadapi perubahan.
• Membantu orang lain belajar.
• Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik.
• Menyelesaikan tugas dengan kualitas terbaik.
• Terus-menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan teknologi.
• Berani mengambil keputusan secara cepat dan tepat berdasarkan risiko yang
terukur • Bertindak proaktif.
• Mengutamakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta kepedulian kepada • Kreatif dan inovatif dalam menghasilkan solusi dan nilai tambah
orang lain, lingkungan social dan alam sebagai way of life • Menunjukkan semangat antusiasme, dan energi positif
• Melayani dengan hati tanpa batas Kolaboratif : Membangun kerja sama yang sinergis.
Harmonis : Saling peduli dan menghargai perbedaan. • Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
• Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. • Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
• Saling membantu dan mendukung untuk kepentingan perusahaan (Suka • Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan perusahaan
menolong orang lain). (Bersama).
• Membangun lingkungan kerja yang kondusif. • Bersinergi secara agresif untuk memberikan nilai tambah sebesar-besarnya untuk
perusahaan dan stakeholder lainnya
• Mencari solusi terbaik dalam menghadapi perbedaan kepentingan yang terjadi
18 Back
Budaya Keselamatan
Budaya keselamatan adalah keyakinan dan sikap organisasi mengenai keselamatan, tempat dan
pentingnya dalam organisasi, dan mempengaruhi seberapa aman orang dalam organisasi berperilaku.
Ini pada dasarnya adalah 'cara kami melakukan sesuatu di sekitar sini'. Budaya keselamatan
mempengaruhi lingkungan tempat orang bekerja dan di mana penghalang beroperasi.
Sementara kerja keras dan pendekatan sistematis membentuk dasar yang diperlukan untuk
menerapkan HSE-MS, budaya keselamatan perusahaan yang baik yang mendorong orang untuk
bekerja dengan daripada melawan HSE-MS akan memungkinkan HSE-MS berkembang.
Budaya keselamatan yang baik menempatkan nilai tertinggi pada keselamatan, kesehatan kerja dan
lingkungan. Dalam budaya seperti itu:
• Orang selalu waspada untuk mengharapkan hal yang tidak terduga.
• Orang-orang memahami sepenuhnya apa yang harus mereka lakukan.
• Orang terbuka untuk saran.
• Orang percaya bahwa tindakan mereka membuat perbedaan bagi diri mereka sendiri dan orang lain.
• Manajer tidak mengelola, tetapi menunjukkan kepemimpinan yang tulus.
Mengukur Budaya Keselamatan
Hearts and Minds menggunakan tangga budaya untuk menyederhanakan dan mengkategorikan budaya keselamatan. Ini membagi budaya keselamatan
menjadi lima kategori
Generatif
Organisasi menetapkan standar yang sangat tinggi dan berusaha untuk melampauinya. Mereka menggunakan kegagalan untuk meningkatkan,
bukan untuk disalahkan. Manajemen tahu apa yang sebenarnya terjadi, karena tenaga kerja memberi tahu mereka. Orang-orang berusaha untuk
mendapatkan informasi sebanyak mungkin, karena itu mempersiapkan mereka untuk hal yang tidak terduga. Keadaan "kegelisahan kronis" ini
mencerminkan keyakinan bahwa terlepas dari semua upaya, kesalahan akan terjadi dan bahkan masalah kecil dapat dengan cepat meningkat
menjadi kegagalan yang mengancam sistem.
Proaktif
Beralih dari pengelolaan HSE berdasarkan apa yang telah terjadi di masa lalu untuk mencegah kesalahan yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Tenaga kerja mulai terlibat dalam praktik dan Line mulai mengambil alih fungsi HSE, sementara personel HSE mengurangi jumlahnya dan
memberikan nasihat daripada eksekusi.
Kalkulatif
Fokus pada sistem dan angka. Banyak data dikumpulkan dan dianalisis, banyak audit dilakukan dan orang-orang mulai merasa mereka tahu "cara
kerjanya". Efektivitas data yang dikumpulkan tidak selalu terbukti.
Reaktif
Keselamatan dianggap serius, tetapi hanya setelah terjadi kesalahan. Manajer merasa frustrasi tentang bagaimana tenaga kerja tidak akan
melakukan apa yang diperintahkan.
Patologis
Orang tidak terlalu peduli dengan HSE dan hanya didorong oleh kepatuhan terhadap peraturan dan / atau tidak tertangkap.
Fungsi Utama Manajemen Keselamatan
Terpadu
(ISM Core Functions)
Juni 2021
Bangkitkan Energi
Negeri 1
Objektif Manajemen Keselamatan Terpadu (MKT)
Mengintegrasikan keselamatan pada pengelolaan dan praktik kerja di semua tingkatan, menangani semua
jenis pekerjaan dan semua jenis bahaya untuk memastikan keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan.
Manajemen dan pekerja memahami bahwa keselamatan adalah bagian integral dari setiap aktivitas kerja
Keselamatan menjadi sebuah pertimbangan utama dalam praktik kerja setiap personil dari semua tingkatan
manajemen sampai pada pekerja yang melakukan aktivitas kerja.
Fungsi Utama dan Prinsip Panduan MKT
Tanggung Jawab Manajemen Lini untuk Keselamatan
Peran dan Tanggung Jawab yang Jelas
Elemen Budaya
Keselamatan
Kompetensi Sesuai Tanggung Jawab Area Fokus
Perangkat Tambahan
Menetapkan Lingkup Budaya
Pekerjaan
Perioritas yang Seimbang Perbaikan
Atitut dan Tanggung Keselamatan
Analisis Bahaya
Kinerja Jawab Individu pada
Manusia Keselamatan Kepemimpinan
Identifikasi Standar dan
Keunggulan
Menyusun dan Persyaratan Keselamatan Interaksi
Individu Operasional
Melaksanakan Pengendalian Bahaya untuk Karyawan/
Pengendalian Bahaya Pekerjaan yang Sedang Tim Kerja Pengawasan untuk Pekerja
Dilakukan Pemastian Kinerja Pembelajaran
Manajemen
Pembelajaran Organisasional
Melaksanakan Pekerjaan
Kewenangan Operasi Organisasional untuk
dengan Terkendali
Perbaikan Kinerja
Memberikan Umpan Balik dan Perbaikan Berkelanjutan
Fungsi Utama MKT Menetapkan
Lingkup Pekerjaan
Terjemahkan misi pada
pekerjaan
Susun ekspektasi
Struktur yang diperlukan untuk setiap Prioritaskan pekerjaan
dan alokasikan
aktivitas kerja yang berpotensi berdampak sumberdaya
pada masyarakat, pekerja, atau lingkungan. Umpan Analisa Bahaya
Balik/Perbaikan
Identifikasi dan Analisis
Siklus yang berkelanjutan. Kumpulkan Informasi Bahaya
Identifikasi Peluang Perbaikan Kategorikan Bahaya
Lakukan Perubahan untuk
Tidak independen, kumpulan fungsi saling Perbaikan
terkait dan bergantung yang sering terjadi Pengawasan dan Penegakan
Susun/Laksanakan
secara bersamaan. Pengendalian Bahaya
Laksanakan Pekerjaan Identifikasi Standar dan
Hasil dari setiap fungsi dapat berdampak Konfirmasi Kesiapan
Persyaratan
Identifikasi Pengendalian untuk
pada hasil dari fungsi yang lain Laksanakan Pekerjaan Pencegahan dan Mitigasi Bahaya
dengan Selamat Tetapkan Pengendalian
Keselamatan
Lakukan Pengendalian