Anda di halaman 1dari 66

Visi, Misi, Nilai-Nilai Utama (AKHLAK) dan

Kebijakan HSSE

Juni 2021

Bangkitkan Energi
Negeri 1
Kebijakan HSSE 1. Mengutamakan aspek HSSE Perusahaan dalam pengelolaan bisnis
perusahaan;
2. Mematuhi peraturan perundangan HSSE serta menggunakan teknologi
tepat guna sesuai standar nasional dan internasional;
3. Mengurangi risiko serendah mungkin untuk mencegah terjadinya
insiden pada personil, aset, informasi dan lingkungan;
4. Melakukan intervensi terhadap kondisi maupun tindakan yang dinilai
tidak aman;
5. Memastikan pemahaman dan implementasi Corporate Life Saving Rules
(CLSR) pada pekerja dan mitra kerja;
6. Meningkatkan kesadaran dan kompetensi pekerja serta mitra kerja agar
dapat melaksanakan pekerjaan secara benar, aman dan berwawasan
lingkungan;
7. Melaporkan seluruh insiden secara transparan dan melakukan
investigasi untuk mencegah terjadinya insiden serupa;
8. Menjadikan kinerja HSSE personil, aset, data dan informasi Perusahaan
dalam penilaian dan penghargaan terhadap seluruh pekerja.

14
15 Back
Nilai-nilai Utama (Core Values)
Sumber Daya Manusia
Badan Usaha Milik Negara
(Akhlak)

Juni 2021

Bangkitkan Energi
Negeri 16
Nilai-Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia Badan
Usaha Milik Negara
Umum Maksud dan Tujuan
Dalam rangka mewujudkan peran Maksud diterbitkannya Surat Edaran ini adalah agar setiap Sumber Daya
Badan Usaha Milik Negara sebagai Manusia Badan Usaha Milik Negara mengetahui, mengimplementasikan,
mesin pertumbuhan ekonomi, dan menginternalisasikan Nilai-Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya
akselerator kesejahteraan sosial (social Manusia Badan Usaha Milik Negara secara sungguh-sungguh, konsisten,
welfare), penyedia lapangan kerja, dan dan konsekuen, sehingga melahirkan perilaku keseharian dan
penyedia talenta, dibutuhkan membentuk budaya kerja Badan Usaha Milik Negara yang selaras dengan
transformasi Sumber Daya Manusia Nilai-Nilai Utama (Core Values) tersebut.
Badan Usaha Milik Negara, dimana
salah satunya melalui penetapan Nilai-
Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Ruang Lingkup
Manusia Badan Usaha Milik Negara Penerapan nilai-nilai utama (core values) pada seluruh Sumber Daya
sebagai identitas dan perekat budaya Manusia Badan Usaha Milik Negara, mulai dari Direksi, Dewan
kerja yang mendukung peningkatan Komisaris/Dewan Pengawas, manajemen/pegawai, dan
kinerja secara berkelanjutan. karyawan/pekerja di lingkungan Badan Usaha Milik Negara, Anak
Perusahaan, serta Perusahaan Afiliasi Terkonsolidasi.

Amanah – Kompeten – Harmonis – Loyal - Adaptif


Nilai-Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia Badan
Usaha Milik Negara  Loyal : Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
Bangsa dan Negara.
 Amanah : Memegang teguh kepercayaan yang • Menjaga nama balk sesama karyawan, pimpinan, BUMN,
diberikan. dan Negara.
• Memenuhi janji dan komitmen. • Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
• Bertanggung jawab atas tugas, keputusan, dan tindakan • Patuh kepada pimpinan sepanjang tidak bertentangan
yang dilakukan. dengan hukum dan etika.
• Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika.
 Adaptif : Terus berinovasi dan antusias dalam
 Kompeten : Terus belajar dan mengembangkan menggerakkan ataupun menghadapi perubahan.
kapabilitas. • Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik.
• Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab • Terus-menerus melakukan perbaikan mengikuti
tantangan yang selalu berubah. perkembangan teknologi.
• Membantu orang lain belajar. • Bertindak proaktif.
• Menyelesaikan tugas dengan kualitas terbaik.
 Kolaboratif : Membangun kerja sama yang sinergis.
 Harmonis : Saling peduli dan menghargai • Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk
perbedaan. berkontribusi.
• Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. • Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai
• Suka menolong orang lain. tambah.
• Membangun lingkungan kerja yang kondusif. • Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk
tujuan bersama.
Nilai-Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia Badan
Usaha Milik Negara
 Setiap Badan Usaha Milik Negara wajib menerapkan Nilai-Nilai Utama (Core Values)
Sumber Daya Manusia Badan Usaha Milik Negara menjadi Budaya Perusahaan
(Corporate Culture) dan menjadi dasar pembentukan karakter sumber daya manusia
di lingkungan Badan Usaha Milik Negara, Anak Perusahaan, serta Perusahaan Afiliasi
Terkonsolidasi.
 Dalam rangka membangun keseragaman Nilai-Nilai Utama (Core Values) Sumber
Daya Manusia Badan Usaha Milik Negara, maka Nilai-Nilai Utama (Core Values)
sebagaimana dimaksud pada angka 1 agar diimplementasikan secara utuh tanpa
pengurangan atau penambahan Nilai-Nilai Utama (Core Values) lainnya pada seluruh
group BUMN.
 Setiap anggota Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas BUMN diminta untuk
mengawasi pelaksanaan dan turut mengimplementasikan isi Surat Edaran ini.
Tanggung Jawab Manajemen Lini untuk
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(Line Management Responsibilities for Safety)

Juni 2021

Bangkitkan Energi
Negeri 1
Prinsip Dasar untuk Peningkatan Kinerja Karyawan
 Karyawan adalah aset Perusahaan yang sangat penting dan berharga
 Pengelolaan karyawan merupakan bagian yang paling sulit dari pekerjaan manajerial dan menjadi
penentu utama kesuksesan atau kegagalan sebuah Perusahaan.
 Setiap karyawan memiliki peluang untuk melakukan kesalahan, dan bahkan karyawan yang paling
hebat sekalipun membuat kesalahan.
 Situasi yang berpotensi terjadi kesalahan (error) dapat diprediksi, dikelola, dan dicegah.
 Perilaku individu dipengaruhi oleh proses dan nilai-nilai perusahaan.
 Karyawan dapat mencapai kinerja tinggi (unggul) karena dorongan dan penguatan yang diterima dari
pemimpin, teman sekerja, dan bawahan.
 Kejadian yang tidak diinginkan dapat dihindari dengan mengetahui penyebab dari kesalahan dan
menerapkan pembelajaran dari kejadian atau kesalahan yang terjadi sebelumnya.
Prinsip Panduan dan Fungsi Inti Manajemen Keselamatan Terpadu
(MKT)
Tanggung Jawab Manajemen Lini untuk Keselamatan
Elemen Budaya
Peran dan Tanggung Jawab yang Jelas
Keselamatan
Kompetensi Sesuai Tanggung Jawab Area Fokus
Perangkat Tambahan
Menetapkan Lingkup Pekerjaan Perioritas yang Seimbang Budaya
Perbaikan
 Atitut dan Tanggung Keselamatan
Analisis Bahaya Kinerja Jawab Individu pada
Identifikasi Standar dan Manusia Keselamatan  Kepemimpinan
Persyaratan Keselamatan  Keunggulan
Menyusun dan Melaksanakan  Interaksi
 Individu Operasional
Pengendalian Bahaya Pengendalian Bahaya untuk Karyawan/
Pekerjaan yang Sedang  Tim Kerja  Pengawasan untuk Pekerja
Dilakukan Pemastian Kinerja  Pembelajaran
 Manajemen
Melaksanakan Pekerjaan  Pembelajaran Organisasional
Kewenangan Operasi
dengan Terkendali Organisasional untuk
Perbaikan Kinerja
Memberikan Umpan Balik dan Perbaikan Berkelanjutan
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Individu, Pimpinan, dan Organisasi
Individu Organisasi
Setiap pekerja di setiap posisi dalam organisasi Sekelompok orang dengan tujuan, sumber daya,
mulai dari mereka yang kemarin baru diterima dan rencana bersama untuk mengarahkan
sampai dengan Sr. Vice President. perilaku orang-orang menuju suatu operasi
(kegiatan) yang selamat dan andal.
Organisasi mengarahkan perilaku seseorang
Pimpinan melalui cara yang dapat diprediksi, biasanya
melalui suatu proses dan nilai maupun
Setiap individu yang mengambil tanggung jawab keyakinan terhadap sistem yang dianut.
pribadi terhadap kinerjanya dan kinerja tempat di
mana ia berada dan berupaya memberikan Para pekerja, penyelia, staf pendukung, manajer,
pengaruh positif terhadap proses-proses dan nilai- dan eksekutif seluruhnya merupakan bagian dari
nilai di dalam organisasi. organisasi.
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Perlindungan terhadap publik, pekerja, dan lingkungan
 Memahami dan menerima tanggung jawab keselamatan yang melekat dalam pencapaian misi.
 Tidak bergantung pada organisasi pendukung untuk memasukkan aspek keselamatan pada aktivitas
kerjanya.
 Memiliki pemahaman yang jelas tentang aktivitas kerja dan tujuan kinerja, dan bagaimana
melakukan aktivitas kerja dengan selamat.
Menunjukkan komitmen terhadap keselamatan.
 Pendukung utama keselamatan dan menunjukkan komitmen mereka baik dalam perkataan maupun
tindakan.
 Secara berkala mengambil langkah-langkah untuk memperkuat keselamatan, termasuk kunjungan
pribadi dan penelusuran untuk memverifikasi bahwa harapan mereka terpenuhi.
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Menghabiskan waktu di tempat kerja
 Mempraktikkan kepemimpinan yang terlihat (visible leadership) dengan menempatkan – perhatian
pada masalah, pembinaan, pendampingan, dan memperkuat standar dan perilaku positif.
 Penyimpangan dari ekspektasi segera dikoreksi dan, jika sesuai, dianalisis untuk memahami mengapa
perilaku tersebut terjadi.
 Manajer lini mempertahankan fokus yang kuat pada pelaksanaan aktivitas kerja yang selamat.
Menjaga kesadaran akan indikator kinerja utama (KPI) yang terkait pencapaian
pekerjaan yang selamat, memperhatikan dengan cermat tren atau indikasi merugikan,
dan mengambil tindakan cepat untuk memahami tren dan anomali yang merugikan.
Memberikan contoh keselamatan melalui keterlibatan langsung dalam pembelajaran
berkelanjutan tentang pemahaman teknis dan peningkatan keselamatan.
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Terampil dalam menanggapi pertanyaan karyawan secara terbuka dan jujur.
 Mendorong dan menghargai pelaporan masalah keselamatan dan kesalahan.
 Tidak memberikan tindakan disiplin kepada karyawan karena melaporkan kesalahan.
 Mendorong sikap mempertanyakan (questioning attitude) yang kuat terhadap keselamatan, serta dialog
dan diskusi konstruktif tentang masalah keselamatan.
 Kredibilitas dan kepercayaan hadir dan terus dipupuk.
Memperkuat nilai-nilai kepercayaan, kredibilitas, dan perhatian.
 Organisasi itu adil - menunjukkan pemahaman bahwa manusia itu bisa salah dan ketika kesalahan
dibuat, organisasi lebih dulu belajar dari pada menyalahkan.
 Sistem penghargaan dan sanksi selaras dengan kebijakan keselamatan yang kuat dan memperkuat
perilaku dan hasil yang diinginkan.
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Memfasilitasi komunikasi yang terbuka
(Facilitate open communication)

Mendukung kerja tim


(Promote teamwork)

Memperkuat perilaku yang diinginkan


(Reinforce desired behaviours)

Menghilangkan kelemahan organisasi yang tersembunyi/terpendam


(Eliminate latent organisational weakness)

Menghargai upaya pencegahan kesalahan


(Value prevention of errors)
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Menciptakan Komunikasi yang Terbuka

Dalam banyak kecelakaan besar, seringkali terdapat kondisi di mana seseorang


mengetahui sesuatu yang jika dikomunikasikan tepat pada waktunya kepada orang
yang tepat maka kecelakaan tersebut dapat dicegah.
Pemimpin yang efektif bekerja keras untuk menghilangkan hambatan komunikasi. .
 Suasana lingkungan kerja yang selamat dimulai ketika orang memperlakukan satu
sama lain dengan kejujuran, kesetaraan, dan rasa hormat.
 Jika seseorang meyakini bahwa kesalahannya berujung pada hukuman, maka
informasi yang terkait dengan kesalahan kemungkinan besar akan disembunyikan.
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Mendukung Kerja Tim

 Orang sulit melihat kesalahan sendiri, terutama pada saat mereka bekerja sendiri.
Kerja tim dapat meningkatkan kemampuan masing-masing anggota tim untuk secara
kolektif mencegah masalah kinerja manusia.
 Karena setiap orang bisa melakukan kesalahan, cara tim bekerja harus mampu
membuat pemikiran dan penalaran individu terlihat oleh anggota tim lainnya.
 Dialog antara anggota tim memberi masing-masing kesempatan untuk menantang
asumsi yang dipilih dan mendeteksi kemungkinan-kemungkinan kesalahan tim.
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Memperkuat Perilaku yang Diinginkan

 Ada keterkaitan sebab-akibat langsung antara tindakan manajer dan perilaku


karyawan dikarenakan perilaku dimotivasi oleh konsekuensi.
Orang cenderung mencari dan melakukan hal-hal yang mereka senangi dan
menghindari hal-hal yang tidak mereka sukai.
 Manajer dan pemimpin perlu secara positif mendukung individu yang
menyelesaikan tugas dan mencapai prestasi melalui perilaku yang selamat.
Sebuah konsekuensi dapat membuat perilaku terus berjalan atau
menghentikannya dalam jangka waktu lama.
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Menghilangkan Kelemahan Organisasi yang Tersembunyi

Kelemahan organisasi muncul sebagai bentuk kerentanan, adanya


kekurangan/kekeliruan, dan cacat dalam pengendalian dan alat kendali (kendali
rekayasa, administratif, budaya, dan pengawasan).
 Mencari dan menghilangkan kelemahan yang tersembunyi di dalam organisasi akan
menghilangkan faktor-faktor yang berkontribusi pada terjadinya kecelakaan
 Pendekatan diagnostik yang sistematis untuk menemukan permasalahan kinerja
individu atau kelompok kerja yang berulang menyediakan cara lain untuk
mengidentifikasi kelemahan organisasi.
 Manajer dan supervisor membutuhkan alat yang membantu mengembangkan
pemahaman yang jelas tentang perbedaan kinerja dan mengapa hal itu terjadi.
Tanggung Jawab Manajemen Lini Terhadap Keselamatan
Menghargai Upaya Pencegahan Kesalahan

 Keyakinan dan sikap orang terhadap bahaya dan perangkap kesalahan (error trap)
memengaruhi cara pandang dan kepatuhan mereka terhadap standar yang
tinggi.
 Jika menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang benar (menghindari active error)
tidak dianggap sebagai nilai yang penting atau tidak diharapkan untuk diterapkan
dalam keseharian; orang mungkin akan mulai menggunakan praktik kerja tidak
selamat untuk menyelesaikan pekerjaan.
 Konsistensi dalam mempertahankan standar tinggi merupakan bentuk
komunikasi yang menghargai upaya-upaya pencegahan kesalahan.
 Sikap positif tentang pencegahan kesalahan sangat bergantung pada apa yang
dihargai dan perilaku mana yang diperkuat.
DCOM
Kerangka kerja untuk evaluasi dan D C O M Result
transformasi Perusahaan dalam mencapai
kinerja unggul yang berkelanjutan    
High
Performance

Apakah karyawan memahami apa yang paling


Direction penting pada organisasi? X    Chaos

Apakah organisasi dan karyawan memiliki


Competence kapabilitas untuk mencapai apa yang penting
tersebut?
 X   Bankruptcy

Apakah tersedia sumberdaya?


Opportunity Apakah penghambat pada kinerja sudah ditangani?   X  Frustration

Apakah karyawan ingin melakukannya (want to)?


Motivation Apa konsekuensi yang diberikan untuk tindakan
yang sejalan dengan arahan?
   X Lethargy
15
Keselamatan yang Didorong Nilai-Nilai
(Value Driven Safety)

Juni 2021

Bangkitkan Energi
Negeri 1
Topik Bahasan
 Pengantar
 Apa Itu Keselamatan dan Mengapa Keselamatan Kerja Merupakan Sesuatu yang
Penting
 Keselamatan Sebagai Sebuah Nilai-Nilai
 Seperti Apa Tempat Kerja yang Selamat dan Bagaimana Mengevaluasi Keselamatan
 Penerapan Nilai-Nilai Utama (Core Values) Sumber Daya Manusia BUMN (Pertamina)
dalam Aspek HSSE
Apa Itu Keselamatan Kerja

Definisi Keselamatan Kerja


 Kondisi yang terbebas dari mengalami atau
menyebabkan cedera atau kerugian lainnya
 Memiliki kemampuan untuk pulang di
penghujung hari
 Tidak cedera
 Mengikuti semua aturan

 Apapun definisi mengenai keselamatan, orang tidak berangkat kerja


setiap hari berencana untuk terluka - tetapi itu terjadi.
 Bagaimana tim kepemimpinan di dalam organisasi mendefinisikan
keselamatan, memiliki dampak yang sangat besar pada budaya
keselamatan perusahaan.
Mengapa Keselamatan Kerja Penting
Pekerja
Cedera atau sakit akibat kerja Mempengaruhi setiap aspek
kehidupan pekerja & keluarganya.
 Hilangnya nyawa,
 Rendah harga diri
 Sakit dan penderitaan,
 Kehilangan kemandirian,
 Kehilangan pendapatan dan
kesejahteraan finansial,  Masalah kesehatan mental,
 Tekanan pada hubungan,  Masalah medis lainnya,
 Kehilangan pekerjaan atau karir,  Rusaknya hubungan.
 Biaya perawatan kesehatan melebihi
apa yang ditanggung oleh asuransi.
Mengapa Keselamatan Kerja Penting
Perusahaan
Tempat kerja yang aman dan sehat Biaya untuk Bisnis
 Melindungi pekerja dari cedera dan  Kerugian produksi
penyakit akibat kerja,  Upah untuk pekerjaan yang tidak dilakukan
 Menurunkan biaya cedera/sakit akibat  Meningkatnya biaya asuransi
kerja,
 Kerusakan peralatan atau mesin
 Mengurangi ketidakhadiran dan keluar
masuk kerja,  Mempekerjakan dan/atau melatih karyawan baru
 Penurunan kualitas produk
 Meningkatkan produktivitas dan kualitas,
 Penurunan moral pekerja
 Meningkatkan semangat kerja karyawan.
 Biaya operasi tinggi dan waktu kerja yang hilang

Keselamatan baik untuk bisnis dan melindungi pekerja adalah hal yang baik/benar
untuk dilakukan.
Keselamatan Sebagai Sebuah Nilai-Nilai
Kepatuhan vs. Nilai - Nilai

Kepatuhan
Nilai-Nilai
 Menempatkan fokus pada aturan
 Memperhatikan dengan cermat
BUKAN alasan mengapa aturan itu
mengapa aturan keselamatan dibuat
dibuat.
 Pekerja lebih cenderung mengikuti
 Mematuhi aturan karena wajib untuk
aturan dan menemukan nilai di
dilakukan, tanpa penjelasan mengapa
dalamnya
itu diperlukan

Kita menginternalisasi asas dan pelajaran yang kita pilih,


menolak asas dan pelajaran yang dipaksakan
Keselamatan Sebagai Sebuah Nilai-Nilai
Prioritas vs. Nilai-Nilai
Nilai-Nilai
Prioritas
 Lebih konstan
 Bergeser tergantung pada kebutuhan  Jarang dikompromikan dan berfungsi
dan keadaan.
sebagai standar yang digunakan untuk
 Berubah atau dikompromikan untuk menilai kesesuaian perilaku kita.
memberi jalan bagi prioritas lain.
 Mewakili keyakinan atau sikap internal
 Masalah, tujuan, atau tugas lain akan yang mendalam yang membentuk
naik ke puncak sebagai hasil dari kerangka acuan dalam mengevaluasi
banyak faktor yang dinamis. perilaku masa lalu dan merencanakan
perilaku masa depan.

Keselamatan yang digerakkan oleh nilai tidak dapat didikte


Keselamatan Sebagai Sebuah Nilai-Nilai
Mengendalikan dan Nilai Eksternal
 Ketika kita melakukan dengan cara tertentu karena kendali atau ancaman eksternal, kita melakukannya
karena kita harus melakukannya bukan karena kita menginginkannya.
 Diri luar kita (perilaku) mempengaruhi diri dalam kita (sikap, keyakinan, nilai) ketika kita menganggap
perilaku kita adalah ide kita
 Sangat penting bagi orang-orang untuk menjadi sukarelawan dalam upaya promosi keselamatan.
 Ketika orang terlibat dalam proses keselamatan, perilaku mereka (dari mengembangkan proses hingga
mengajarkannya kepada orang lain) membantu mengembangkan atau mendukung nilai internal atau
sistem kepercayaan yang mendorong perilaku yang sesuai tanpa adanya kendali eksternal.
 Keselamatan yang didorong oleh nilai-nilai tidak akan datang dari peningkatan pengendalian eksternal
atas perilaku.

Nilai-nilai dapat dikembangkan dari sumber luar yang mendorong partisipasi sukarela dalam
aktivitas yang mewakili atau mendukung nilai tertentu.
Keselamatan Sebagai Sebuah Nilai-Nilai
Keselamatan berbasis nilai-nilai tidak bertentangan dengan pendekatan berbasis
perilaku
 Jika seseorang menganggap atau menerima gagasan keselamatan sebagai atau harus menjadi nilai-nilai
daripada prioritas, relatif mudah meningkatkan perilaku yang konsisten dengan nilai-nilai tersebut.
 Ini dimulai dengan membantu orang memahami apa itu perilaku "selamat" dan "berisiko".
 Saat mengamati ketidakkonsistenan antara nilai-nilai dan perilaku, tidak perlu menerapkan prosedur
hukuman yang tidak menyenangkan.
 Tunjukkan ketidakkonsistenan dan harapkan perubahan yang konsisten dengan nilai-nilainya.
 Prinsip konsistensi - penentu yang kuat dari perilaku dan perubahan sikap.

Lebih banyak pilihan dan pengendalian pribadi saat bekerja untuk mencapai konsekuensi positif
(penghargaan) daripada saat bekerja untuk menghindari konsekuensi negatif (penalti).
Seperti Apa Tempat Kerja yang Selamat?
Mengikuti semua aturan Pekerja memahami alasan di balik aturan keselamatan
Mengidentifikasi bahaya, menilai risiko, dan secara
Keselamatan
efektif mengendalikan bahaya dan risiko
Tantangan terbesar
 Persepsi kita tentang bahaya dan risiko
tidak akurat Kontrol yang kita terapkan mungkin tidak efektif.

 Terbiasa dengan tugas yang dilakukan, Menjadi nyaman dengan bahaya dan risiko yang terkait,
menyelesaikannya berkali-kali dan persepsi tentangnya pun menghilang.

Kepemimpinan belum dikomunikasikan secara efektif bahwa keselamatan merupakan nilai-nilai


Keselamatan sebagai prioritas, tetapi produksi, kinerja, & kualitas - juga cenderung menjadi prioritas.
Bagaimana Mengevaluasi Keselamatan?
Mengevaluasi posisi saat ini penting untuk membangun dan menumbuhkan
budaya keselamatan perusahaan.

Secara tradisional, lagging indicator Cara yang lebih akurat: leading indicator
 Sudah terjadi  Pengamatan pekerja,
 Karena keberuntungan?  Pelaporan nearmiss
 Pelatihan
 Umpan balik pekerja
Bagaimana Mengevaluasi Keselamatan?
Pengamatan (Observasi) Pekerja
 Pengamatan pekerja dapat menjadi cara proaktif bagi manajemen untuk mengevaluasi dan mengukur
keselamatan.
 Beberapa pekerja memiliki reaksi negatif ketika mereka mendengar kata-kata seperti "observasi" dan
"audit", dan ada alasan yang dapat dibenarkan untuk itu.
 Maksud di balik observasi seharusnya untuk mengevaluasi mengapa dan bagaimana pekerjaan
dilakukan dan untuk mengidentifikasi area potensial untuk perbaikan.
 Bagi beberapa pekerja, pengalaman mereka dengan observasi adalah seseorang yang mencoba
menangkap mereka melakukan sesuatu yang salah.
=> Itu adalah indikator yang jelas dari budaya keselamatan organisasi.
 Penting bagi pimpinan untuk bekerja mengidentifikasi mengapa sesuatu (perilaku) yang tidak
diharapkan itu terjadi dan kemudian bertindak untuk memperbaiki masalah tersebut.
Bagaimana Mengevaluasi Keselamatan?
Pelaporan Nearmiss (Nyaris Celaka)
 Organisasi yang memiliki budaya keselamatan yang kuat biasanya memiliki sistem untuk melaporkan
kejadian nearmiss.
 Beberapa organisasi dengan sistem pelaporan nearmiss memiliki budaya keselamatan yang buruk.
 Hanya dengan memiliki sistem tidak menjamin kesuksesan;
• Bagaimana sistem diterapkan, digunakan, dan dikelola yang pada akhirnya akan mengungkapkan
apakah pekerja melihat nilai di dalamnya atau tidak.
• Agar berhasil, para pekerja perlu dididik tentang definisi nearmiss serta pentingnya berbagi
informasi ketika hal itu terjadi.
• Setelah pekerja mulai melaporkan kejadian nearmiss, kepemimpinan memiliki tanggung jawab
untuk melakukan sesuatu dengan informasi tersebut.
• Komunikasi rutin dari kepemimpinan ke pekerja tentang kejadian nearmiss dan rencana tindakan
terkait sangat penting untuk kesuksesan.
Bagaimana Mengevaluasi Keselamatan?
Pelatihan
 Bukan rahasia lagi bahwa pelatihan adalah komponen penting dari program dan budaya keselamatan
yang sukses.
 Penting untuk diingat bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pelatihan dan pelatihan yang
efektif.
 Dari sudut pandang peraturan, ada kalanya pelatihan keselamatan diperlukan dan, sayangnya, itulah
satu-satunya pendorong untuk beberapa program pelatihan.
 Saat mengevaluasi pelatihan pekerja yang diperlukan, pertimbangkan apakah pelatihan difokuskan
pada pendidikan tentang praktik kerja yang aman/selamat atau jika pelatihan hanya akan mencentang
kotak karena ketentuan peraturan perundangan.
Bagaimana Mengevaluasi Keselamatan?
Umpan Balik Pekerja
 Meminta umpan balik kepada pekerja tentang proses keselamatan organisasi dapat mengidentifikasi
area kesuksesan serta area di mana peningkatan mungkin diperlukan.
 Menerapkan solusi terkait keselamatan yang disampaikan oleh pekerja memberikan peluang bagi
pekerja untuk mempunyai rasa memiliki atas keselamatan mereka dan proses keselamatan organisasi.
 Jika tidak ada orang di dalam organisasi yang meminta umpan balik atau memberikannya,
kemungkinan itu merupakan indikator yang jelas dari budaya keselamatan yang tidak sehat.
Bagaimana Mengevaluasi Keselamatan?
Evaluasi Ulang Secara Berkala?
 Penting untuk mengevaluasi ulang proses keselamatan secara berkelanjutan.
 Pimpinan dapat terlibat dalam semua tindakan positif, tetapi tidak selalu membuahkan hasil yang
diinginkan.
 Jika tidak mendapatkan hasil yang diinginkan dan dibutuhkan, saatnya mengevaluasi ulang untuk
mengidentifikasi metode baru guna mencapai hasil yang diinginkan.
 Pastikan untuk selalu menentukan hasil yang diinginkan sebelum menerapkan sesuatu yang baru.
 Membandingkan dengan mempelajari bagaimana kinerja organisasi lain mendorong budaya
keselamatan yang sukses.
 Membawa pihak luar untuk memberikan evaluasi objektif dari proses keselamatan organisasi.
 Organisasi dengan budaya keselamatan yang sukses memiliki lingkungan di mana proses keselamatan
dapat diukur, dievaluasi, dan ditingkatkan secara proaktif.
Penerapan Nilai-Nilai Utama (Core Values) SDM Pertamina
(BUMN) dalam Aspek HSSE
 Loyal : Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.
 Amanah : Memegang teguh kepercayaan yang diberikan. • Menjaga nama balk sesama karyawan, pimpinan, BUMN, dan Negara.
• Memenuhi janji dan komitmen. • Rela berkorban untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
• Bertanggung jawab atas tugas, keputusan, dan tindakan yang dilakukan • Patuh kepada pimpinan sepanjang tidak bertentangan dengan hukum dan etika.
hingga tuntas.
• Berkontribusi lebih melampaui harapan untuk membangun dan meningkatkan
• Berpegang teguh kepada nilai moral dan etika. kapasitas nasional
 Kompeten : Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas. • Pantang menyerah menghadapi tantangan dan harapan
• Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah.
 Adaptif : Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun
menghadapi perubahan.
• Membantu orang lain belajar.
• Cepat menyesuaikan diri untuk menjadi lebih baik.
• Menyelesaikan tugas dengan kualitas terbaik.
• Terus-menerus melakukan perbaikan mengikuti perkembangan teknologi.
• Berani mengambil keputusan secara cepat dan tepat berdasarkan risiko yang
terukur • Bertindak proaktif.
• Mengutamakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta kepedulian kepada • Kreatif dan inovatif dalam menghasilkan solusi dan nilai tambah
orang lain, lingkungan social dan alam sebagai way of life • Menunjukkan semangat antusiasme, dan energi positif
• Melayani dengan hati tanpa batas  Kolaboratif : Membangun kerja sama yang sinergis.
 Harmonis : Saling peduli dan menghargai perbedaan. • Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
• Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. • Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
• Saling membantu dan mendukung untuk kepentingan perusahaan (Suka • Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan perusahaan
menolong orang lain). (Bersama).
• Membangun lingkungan kerja yang kondusif. • Bersinergi secara agresif untuk memberikan nilai tambah sebesar-besarnya untuk
perusahaan dan stakeholder lainnya
• Mencari solusi terbaik dalam menghadapi perbedaan kepentingan yang terjadi
18 Back
Budaya Keselamatan
 Budaya keselamatan adalah keyakinan dan sikap organisasi mengenai keselamatan, tempat dan
pentingnya dalam organisasi, dan mempengaruhi seberapa aman orang dalam organisasi berperilaku.
Ini pada dasarnya adalah 'cara kami melakukan sesuatu di sekitar sini'. Budaya keselamatan
mempengaruhi lingkungan tempat orang bekerja dan di mana penghalang beroperasi.
 Sementara kerja keras dan pendekatan sistematis membentuk dasar yang diperlukan untuk
menerapkan HSE-MS, budaya keselamatan perusahaan yang baik yang mendorong orang untuk
bekerja dengan daripada melawan HSE-MS akan memungkinkan HSE-MS berkembang.
 Budaya keselamatan yang baik menempatkan nilai tertinggi pada keselamatan, kesehatan kerja dan
lingkungan. Dalam budaya seperti itu:
• Orang selalu waspada untuk mengharapkan hal yang tidak terduga.
• Orang-orang memahami sepenuhnya apa yang harus mereka lakukan.
• Orang terbuka untuk saran.
• Orang percaya bahwa tindakan mereka membuat perbedaan bagi diri mereka sendiri dan orang lain.
• Manajer tidak mengelola, tetapi menunjukkan kepemimpinan yang tulus.
Mengukur Budaya Keselamatan
Hearts and Minds menggunakan tangga budaya untuk menyederhanakan dan mengkategorikan budaya keselamatan. Ini membagi budaya keselamatan
menjadi lima kategori
 Generatif
Organisasi menetapkan standar yang sangat tinggi dan berusaha untuk melampauinya. Mereka menggunakan kegagalan untuk meningkatkan,
bukan untuk disalahkan. Manajemen tahu apa yang sebenarnya terjadi, karena tenaga kerja memberi tahu mereka. Orang-orang berusaha untuk
mendapatkan informasi sebanyak mungkin, karena itu mempersiapkan mereka untuk hal yang tidak terduga. Keadaan "kegelisahan kronis" ini
mencerminkan keyakinan bahwa terlepas dari semua upaya, kesalahan akan terjadi dan bahkan masalah kecil dapat dengan cepat meningkat
menjadi kegagalan yang mengancam sistem.
 Proaktif
Beralih dari pengelolaan HSE berdasarkan apa yang telah terjadi di masa lalu untuk mencegah kesalahan yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Tenaga kerja mulai terlibat dalam praktik dan Line mulai mengambil alih fungsi HSE, sementara personel HSE mengurangi jumlahnya dan
memberikan nasihat daripada eksekusi.
 Kalkulatif
Fokus pada sistem dan angka. Banyak data dikumpulkan dan dianalisis, banyak audit dilakukan dan orang-orang mulai merasa mereka tahu "cara
kerjanya". Efektivitas data yang dikumpulkan tidak selalu terbukti.
 Reaktif
Keselamatan dianggap serius, tetapi hanya setelah terjadi kesalahan. Manajer merasa frustrasi tentang bagaimana tenaga kerja tidak akan
melakukan apa yang diperintahkan.
 Patologis
Orang tidak terlalu peduli dengan HSE dan hanya didorong oleh kepatuhan terhadap peraturan dan / atau tidak tertangkap.
Fungsi Utama Manajemen Keselamatan
Terpadu
(ISM Core Functions)

Juni 2021

Bangkitkan Energi
Negeri 1
Objektif Manajemen Keselamatan Terpadu (MKT)
Mengintegrasikan keselamatan pada pengelolaan dan praktik kerja di semua tingkatan, menangani semua
jenis pekerjaan dan semua jenis bahaya untuk memastikan keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan.

Semua Jenis Pekerjaan Semua Jenis Bahaya


 Pengeboran dan Kerja Ulang  Transportasi  Kimia
 Operasi,  Aktivitas laboratorium, dan  Fisika
 Maintenance,  Penelitian dan pengembangan  Biologi
 Konstruksi,  Dlsb  Ergonomi
 Decomisioning,  Dlsb

Prinsip-Prinsip Panduan Manajemen Keselamatan Terpadu Fungsi Manajemen Keselamatan Utama


(guiding principles) (core safety management functions)
Pertimbangkan faktor, kondisi, analisa dan proses spesifik setempat.

Manajemen dan pekerja memahami bahwa keselamatan adalah bagian integral dari setiap aktivitas kerja
Keselamatan menjadi sebuah pertimbangan utama dalam praktik kerja setiap personil dari semua tingkatan
manajemen sampai pada pekerja yang melakukan aktivitas kerja.
Fungsi Utama dan Prinsip Panduan MKT
Tanggung Jawab Manajemen Lini untuk Keselamatan
Peran dan Tanggung Jawab yang Jelas
Elemen Budaya
Keselamatan
Kompetensi Sesuai Tanggung Jawab Area Fokus
Perangkat Tambahan
Menetapkan Lingkup Budaya
Pekerjaan
Perioritas yang Seimbang Perbaikan
 Atitut dan Tanggung Keselamatan
Analisis Bahaya
Kinerja Jawab Individu pada
Manusia Keselamatan  Kepemimpinan
Identifikasi Standar dan
 Keunggulan
Menyusun dan Persyaratan Keselamatan  Interaksi
 Individu Operasional
Melaksanakan Pengendalian Bahaya untuk Karyawan/
Pengendalian Bahaya Pekerjaan yang Sedang  Tim Kerja  Pengawasan untuk Pekerja
Dilakukan Pemastian Kinerja  Pembelajaran
 Manajemen
 Pembelajaran Organisasional
Melaksanakan Pekerjaan
Kewenangan Operasi Organisasional untuk
dengan Terkendali
Perbaikan Kinerja
Memberikan Umpan Balik dan Perbaikan Berkelanjutan
Fungsi Utama MKT Menetapkan
Lingkup Pekerjaan
 Terjemahkan misi pada
pekerjaan
 Susun ekspektasi
 Struktur yang diperlukan untuk setiap  Prioritaskan pekerjaan
dan alokasikan
aktivitas kerja yang berpotensi berdampak sumberdaya
pada masyarakat, pekerja, atau lingkungan. Umpan Analisa Bahaya
Balik/Perbaikan
 Identifikasi dan Analisis
 Siklus yang berkelanjutan.  Kumpulkan Informasi Bahaya
 Identifikasi Peluang Perbaikan  Kategorikan Bahaya
 Lakukan Perubahan untuk
 Tidak independen, kumpulan fungsi saling Perbaikan
terkait dan bergantung yang sering terjadi  Pengawasan dan Penegakan
Susun/Laksanakan
secara bersamaan. Pengendalian Bahaya
Laksanakan Pekerjaan  Identifikasi Standar dan
 Hasil dari setiap fungsi dapat berdampak  Konfirmasi Kesiapan
Persyaratan
 Identifikasi Pengendalian untuk
pada hasil dari fungsi yang lain  Laksanakan Pekerjaan Pencegahan dan Mitigasi Bahaya
dengan Selamat  Tetapkan Pengendalian
Keselamatan
 Lakukan Pengendalian

Hubungan Konseptual antar Fungsi Keselamatan Utama.


Menetapkan Ruang Lingkup Pekerjaan
Misi diterjemahkan ke dalam pekerjaan, harapan ditetapkan, tugas diidentifikasi dan
diprioritaskan, dan sumber daya dialokasikan.
 Lingkup program, proyek, dan aktivitas kerja ditetapkan untuk HPI Tool : Pre Task Preview
memungkinkan identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya.
 Identifikasi langkah-langkah
• Langkah kerja untuk setiap aktivitas pekerjaan kritis
• Peralatan yang akan digunakan
 Pertimbangkan kemungkinan
• Metode kerja, prosedur dan standar terkait kesalahan terkait setiap
• Kualifikasi pekerja langkah kritis dan
 Anggaran dan harapan serta prioritas kerja disahkan dan kemungkinan konsekuensinya.
dikomunikasikan  Perkirakan "hal terburuk yang
 Harapan untuk kegiatan disampaikan ke kontraktor, subkontraktor, bisa terjadi."
fasilitas, proses, atau yang melaksanakan pekerjaan.
 Pertimbangkan HPI untuk
 Identifikasi tugas, prioritas, dan pendanaan yang untuk menangani digunakan.
kebutuhan HSE.
 Alokasi pendanaan menyediakan sumber daya (personel & peralatan)  Diskusikan pengendalian lain,
untuk menganalisis bahaya dan pelaksanaan pengendalian bahaya. kontinjensi, dan pengalaman
operasi yang relevan.
Melakukan Analisis Bahaya
 Bahaya yang terkait dengan pekerjaan diidentifikasi, dianalisis, dan dikategorikan.
• Tingkat keterlibatan manajemen lini dalam meninjau dan menyetujui analisis bahaya harus sepadan dengan
kompleksitas pekerjaan dan bahaya yang terlibat.
• Persyaratan peraturan dan kontrak yang berlaku untuk pekerjaan dan kompleksitas serta bahaya pekerjaan
menentukan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bahaya.
• Analisis bahaya diintegrasikan ke dalam proses kerja, dan analisis bahaya spesifik aktivitas diintegrasikan
dengan analisis bahaya di seluruh lokasi dan fasilitas.
 Analisis dilakukan untuk semua jenis bahaya.
 Proses identifikasi disesuaikan dengan jenis bahaya, jenis pekerjaan, dan besarnya risiko bahaya.
 Persyaratan Perusahaan dan peraturan lainnya diterapkan sesuai dengan pekerjaan, jenis bahaya yang
diidentifikasi, dan besarnya risiko.
 Metode analisis bahaya diterapkan pada semua jenis dan tahapan pekerjaan.
 Metode analisis bahaya, tingkat detail, & pengendalian yang dihasilkan sesuai dengan kategori bahaya.
HPI Tools : Job-site review, Pre-job briefing, and Questioning attitude
Membuat dan Melaksanakan Pengendalian Bahaya
 Standar dan persyaratan keselamatan yang berlaku diidentifikasi dan disetujui, pengendalian untuk
mencegah/mengurangi bahaya diidentifikasi dan ditetapkan, dan pengendalian diterapkan.
 Pengendalian bahaya mencakup pengendalian teknis, tindakan administratif dan APD.
 Tingkat pengendalian yang ditetapkan melindungi pekerja, masyarakat, dan lingkungan dari semua bahaya yang
terkait dengan aktivitas kerja.
 Keterkaitan yang kuat diperlukan antara proyek, fasilitas, dan analisis bahaya tingkat aktivitas dan pengendalian
yang ditetapkan sebagai bagian dari proses perencanaan kerja yang ditentukan.
 Kontraktor mengidentifikasi, memilih, dan menyetujui standar dan persyaratan HSE melalui proses yang
memberikan perlindungan yang memadai kepada publik, pekerja, dan lingkungan.
 Perusahaan setuju dengan standar dan persyaratan HSE yang teridentifikasi, atau ruang lingkup kerja diverifikasi
agar sesuai dengan persetujuan sebelumnya, sebelum operasi dimulai atau pekerjaan diizinkan.
 Standar HSE yang diidentifikasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
 Perusahaan meninjau, memverifikasi, dan menyetujui standar dan persyaratan HSE kontraktor.
 Pengendalian disesuaikan dengan bahaya yang terkait dengan pekerjaan atau operasi yang akan diotorisasi.
 Pengendalian ditujukan untuk semua aspek pekerjaan (misalnya, inisiasi, peninjauan, otorisasi, dan eksekusi),
semua bahaya dan persyaratan yang berlaku.
Membuat dan Melaksanakan Pengendalian Bahaya
 Sebuah proses atau mekanisme harus disediakan yang mengenali hirarki pengendalian dan mengintegrasikan
pengendalian tersebut.
 Pengendalian yang teridentifikasi disetujui sebelum operasi dimulai atau pekerjaan diotorisasi.
 Pengendalian bahaya ditinjau dan disetujui sesuai dengan pekerjaan. Batas-batas keselamatan untuk pekerjaan
ditetapkan dan dipelihara.
 Pengendalian, kondisi, dan persyaratan yang sesuai yang merupakan batas keselamatan diidentifikasi.
 Prosedur Kontraktor dan Perusahaan menetapkan proses untuk pengembangan, persetujuan, dan pemeliharaan
dokumentasi otorisasi kerja, termasuk perjanjian otorisasi.
 Pengendalian keselamatan ditetapkan menggunakan hierarki pengendalian (teknis, administratif, APD).
 Pengendalian rekayasa, pengendalian administratif, program keselamatan, dan kondisi lain yang mempengaruhi
pekerjaan yang akan dilakukan diimplementasikan.
 Personil dilatih tentang tujuan dan penggunaan pengendalian dan memiliki kualifikasi (misalnya, melalui program
pelatihan dan kualifikasi personel) untuk melaksanakan tanggung jawab mereka secara memuaskan.
HPI Principle : Situasi dimana kemungkinan dapat terjadi kesalahan dapat diprediksi, dikelola, dan dicegah
HPI tools : Self-checking, Peer check, Procedure use and adherence.
Melakukan Pekerjaan sesuai Pengendalian yang Ditetapkan
 Fungsi pendukung keselamatan yang diperlukan, (misalnya, pelatihan, pemeliharaan) ditetapkan dan dipelihara
secara efektif.
 Terdapat proses untuk memastikan persiapan dan kesiapan yang memadai untuk mulai bekerja sebelum
mengizinkan pelaksanaan pekerjaan => Konfirmasi kesiapan dan pelaksanaan pekerjaan dengan selamat.
 Kesiapan dijamin dengan memverifikasi bahwa pengendalian yang memadai untuk mengurangi bahaya yang
diidentifikasi dan pengendalian diterapkan sebelum dimulainya pekerjaan.
 Formalitas dan ketelitian proses serta tingkat dokumentasi dan tingkat persetujuan didasarkan pada bahaya dan
kompleksitas pekerjaan.
 Langkah-langkah pengendalian keselamatan yang disepakati dapat dilihat pada rencana kerja dan diintegrasikan ke
dalam pekerjaan.
 Penetapan pengendalian yang memadai untuk memastikan kinerja kerja yang selamat dan untuk mencegah
insiden, pelepasan yang tidak terkendali, atau paparan bahan berbahaya yang tidak dapat tolerir.
 Personil bertanggung jawab dan akuntabel untuk bekerja sesuai dengan pengendalian yang ditetapkan.
 Proses untuk memastikan keselamatan terus dipertahankan.
Melakukan Pekerjaan sesuai Pengendalian yang Ditetapkan
 Verifikasi kualifikasi dan pelatihan personel sebelum melakukan pekerjaan.
 Pengendalian diverifikasi secara memadai untuk memastikan kinerja kerja yang selamat dan untuk mencegah
insiden, pelepasan yang tidak terkendali, atau paparan bahan berbahaya yang tidak dapat ditolerir.
 Verifikasi pengoperasian fasilitas atau sistem proses yang diperlukan untuk operasi yang selamat sesuai yang
ditetapkan.
 Memverifikasi dan mengizinkan pekerjaan sebagaimana mestinya sebelum pekerjaan dimulai.
 Proses pengendalian kerja selama pelaksanaan pekerjaan meliputi
• Identifikasi bahaya secara terus menerus,
• Penghentian pekerjaan untuk mengevaluasi kembali bahaya dan pengendalian, dan perubahan paket pekerjaan.
 Penetapan ukuran dan indikator kinerja untuk mengevaluasi seberapa selamat pekerjaan dilakukan dan secara jelas
terkait dengan tujuan dan harapan kinerja.

HP Principles : Perilaku individu dipengaruhi oleh proses dan nilai-nilai organisasi


HPI Tools : Self-checking, Questioning attitude, Stop when unsure, Effective communication, Procedure use and
adherence, Peer-checking, Second-person verifications, Turnovers
Umpan Balik dan Perbaikan Berkelanjutan
 Menetapkan mekanisme dan proses formal untuk mengidentifikasi dan menangkap kekurangan terkait HSE, serta memantau
implementasi & efektivitas tindakan korektif yang dilakukan.
 Memastikan tindakan korektif tepat waktu, lengkap, dan efektif didasarkan pada dasar teknis yang kuat dan tanggung jawab yang
ditetapkan.
 Menetapkan proses untuk menyebarkan pelajaran yang diperoleh untuk menghindari terulangnya peristiwa yang memiliki
implikasi HSE
 Umpan balik tentang kecukupan pengendalian  Pengelolaan umpan balik (masukan pekerja) dan pelajaran
yang didapat.
 Identifikasi & pelaksanaan peluang perbaikan dalam
menetapkan uraian pekerjaan dan perencanaan kerja  Pengelolaan hasil pengawasan atau penilaian untuk
memastikan pelajaran telah dipelajari dan diterapkan.
 Pengawasan lini dan independen, jika perlu, tindakan
penegakan peraturan.  Identifikasi & pengelolaan masalah (termasuk masukan
 Pengawasan atau penilaian lini dan independen di semua pekerja) untuk diselesaikan.
tingkatan.  Penentuan penyebab mendasar dan rencana tindakan korektif
yang efektif untuk diimplementasikan.
 Memverifikasi apakah pekerjaan dilakukan dalam
pengendalian yang memadai dan disepakati.  Tinjauan efektivitas tindakan korektif
 Penetapan ukuran atau indikator kinerja dan tujuan kinerja  Pemastian kepatuhan dan penegakan peraturan dan
sebagai bagian dari proses penilaian diri. persyaratan keselamatan
HP Principles : Peristiwa dapat dihindari melalui pemahaman tentang alasan kesalahan terjadi, dan penerapan
pelajaran dari peristiwa masa lalu (atau kesalahan).
HPI Tools : Post-job review, Investigating events triggered by human error
12 Back

Anda mungkin juga menyukai