Anda di halaman 1dari 94

SISTEM MANAJEMEN

KESELAMATAN &
KESEHATAN KERJA (SMK3)
SNI ISO 45001:2018
INTRODUCTION
KASUS KECELAKAAN KERJA
2020

Kasus Kecelakaan Kerja


Disebabkan oleh:
Tertimpa Barang/ Alat, Tergelincir,
Perciikan cairan Kimia, poosisi
kerja tidak eergoonomi dll
Kasus Kecelakaan
Kerja
2019
Segmentasi Kepesertaan BPJamsostek

Terjadi 182.835 Kasus Kecelakaan Kerja


sepanjang tahun 2019, Kasus tersebut adalah yang dilaporkan ke
BPJamsostek dan status peserta, disinyalir Angka Kecelakaan Kerja
lebih besar dari angka tersebut termasuk kecelakaan kerja yang
bukan/belum menjadi peserta, .

PU BPU Ja-Kons
178.518 3529 2.788
690/hari 14/hari 11/hari
Kasus Kecelakaan Kerja
Lokasi Kejadian 2019

Di Dalam Area Kerja 82.446DALAM AREA KERJA


Area Kerja masih menjadi lokasi
72.1% terjadinya Kasus KK terbanyak
sepanjang tahun 2019

YoY Tahun 2018 dengan data sebagai berikut:

Di Lalu Lintas Di Luar


23.167LALU LINTAS
Dalam Area
Area Kerja
Kerja
89.997 24.391 8.951

↓ 8.37% ↓5.02% ↓4.90%


8.612 DI LUAR AREA KERJA
BPJamsostek telah melaksanakan kegiatan
Promotif dan Preventif tahun 2019 guna menekan
angka kecelakaan kerja.

Semua pihak wajib menegakan aturan K3


dengan serius guna mengurangi dominasi
kecelakaan kerja ditempat kerja.
Kasus Kecelakaan Kerja
Waktu Kejadian 2019

06.01-12.00 kerap terjadi KK 53.84006.01 – 12.00


06.01-12.00 waktu terjadinya
47% Kasus KK terbanyak sepanjang
tahun 2019

YoY Tahun 2018 dengan data sebagai berikut: 37.28312.01 – 18.00


00.01-06.00 06.01-12.00 12.01-18.00 18.01-24.00

9.598 56.977 40.976 15.965

↓ 7.72% ↓5.65% ↓8.61% ↓10.71%


14.25518.01 – 24.00
Hasil analisa BPJamsostek terkait waktu dan lokasi
kejadian, sangat relate jika kecelakaan kerja terjadi
saat berangkat kerja dan kerap terjadi di jalan raya
serta di lingkungan kerja, karena persiapan kerja di
lingkungan kerja kurang maksimal, begitupun saat
8.857 00.01 – 06.00
waaktu pulang kerja, faktor utama adalah kelelahan.

Semua pihak wajib menegakan aturan K3


dengan serius guna mengurangi dominasi
kecelakaan kerja ditempat kerja.
Proses dan Mengelola risiko

Tanggung Struktut Organisasi yang


Jawab mengelola bahaya

Manajemen
Partisipasi dan pemahaman
K3
SNI ISO 45001:2018
Standar ini bersifat sukarela guna meningkatkan daya saing dalam era
globalisasi. Kosa kata yang mempunyai maksud tertentu, yaitu:
a) "harus" menunjukkan suatu persyaratan;
b) " sebaiknya" menunjukkan rekomendasi;
c) " boleh" menunjukkan izin;
d) "dapat" menunjukkan kemungkinan atau kesanggupan
Dokumen ini sebagai petunjuk menyusun, menerapkan dan
memelihara SMK3 dalam rangka
1. meningkatkan K3,
2. mengeliminasi bahaya dan
3. meminimalkan risiko K3 (termasuk penyimpangan sistem),
4. mengambil manfaat dari peluang K3, dan
5. mengatasi ketidaksesuaian SMK3 terkait dengan aktivitas
organisasi
Standar baru dikembangkan untuk:

Meminimalisir
risiko
APA ISO
45001: Peningkatan
2018 ? Berkesinambngan

Integrasi SMK3
dalam sistem

26
1

Faktor Kunci dalam ISO 45001:

• Kepemimpinan dan komitmen manajemen puncak


• Manajemen puncak wajib mengembangkan,
memimpin dan mempromosikan
• budaya K3 di organisasi yang mendukung SMK3
MAIN • Partisipasi pekerja, perwakilan pekerja dalam
SMK3
• Proses untuk komunikasi dan konsultasi;
FOCUS • Alokasi sumber daya yang diperlukan untuk
keberlanjutan SMK3
• Kebijakan K3 yang jelas dan sesuai dengan rencana
strategis organisasi;
• Integrasi SMK3 ke dalam organisasi proses bisnis;
• Evaluasi dan monitoring dari SMK3 yangterus-
menerus
• Peningkatan KinerjaSMK3
1
3

MAIN FOCUS

Pencegahan Kecelakaan Kerja dan PAK

Proses Analisa Akar Penyebab


• Dampak Langsung dan Jangka Panjang

Hasil yang diharapkan dari SMK3 meliputi:


a) peningkatan kinerja K3 secara berkelanjutan;
b) pemenuhan persyaratan peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lainnya;
c) pencapaian sasaran K3
4

HIGH LEVEL STRUCTURE


• Format umum baru telah dikembangkanoleh ISO untuk
digunakan dalam semua standar sistem manajemen juga
digunakan oleh ISO 45001

• Hal ini sering disebut sebagai “ANNEX SL",dan


• memberikan:

• Struktur klausa umum tingkat atas (atau urutan)


• Teksinti standar
• Definisi inti standar

• Hal inidimaksudkan untuk memungkinkan organisasi untuk


mencapai implementasi lebih mudah dan integrasi yang lebih baik
dari beberapa sistem manajemen (misal QMS, EMS & ISMS)
ISI STANDAR
ISO 45001:2018 ISO 14001:2015 ISO 9001:2015
1 RUANG LINGKUP 1 RUANG LINGKUP 1 RUANG LINGKUP
2 ACUAN NORMATIF 2 ACUAN NORMATIF 2 ACUAN NORMATIF
3 ISTILAH DAN DEFINISI 3 ISTILAH DAN DEFINISI 3 ISTILAH DAN DEFINISI
4 KONTEK ORGANISASI 4 KONTEK ORGANISASI 4 KONTEK ORGANISASI
5 KEPEMIMPINAN 5 KEPEMIMPINAN 5 KEPEMIMPINAN KONSULTASI
KONSULTASI DAN KONSULTASI DAN DAN PARTISIPASI PEKERJA
PARTISIPASI PEKERJA PARTISIPASI PEKERJA
6 PERENCANAAN 6 PERENCANAAN 6 PERENCANAAN
7 DUKUNGAN 7 DUKUNGAN 7 DUKUNGAN
8 OPERATIONAL 8 OPERASIONAL 8 OPERASIONAL
9 EVALUASI 9 EVALUASI 9 EVALUASI
10 PERBAIKAN 10 PERBAIKAN 10 PERBAIKAN
6

STRUKTUR
ISO 45001 :
7,8
2018 PLAN Dukungan &
DO
Operasi

6 5 9 Evaluasi
Isu Internal
Perencanaan Leadership Performa
dan eksternal
(4.1)

kebutuhan dan
ekspetasi pihak ACT 10 CHECK
Perbaikan
yang
berkepentingan
(4.2)
6

RISK BASED
THINKING

• Sistem Manajemen K3 yang lama menggunakan


pendekatan berbasis risiko untuk mengevaluasi dan
mengendalikan bahaya dan resiko

• Format Annex SL untuk standar sistem manajemen


sekarang memerlukan organisasi untuk juga
mempertimbangkan risiko bahwa sistem manajemen
itu sendiri mungkin tidak efektif, dan mencari
peluang untuk perbaikan

• Persyaratan untuk "risiko dan peluang" dalam


Clause 6.1 telah disesuaikan untuk ISO 45001,
baik untuk Bahaya K3 dan juga untuk sistem
manajemen K3 (RESIKO ORGANISASI)
• ISO 45001 menggunakan istilah:
• “Risiko K3" dan “Peluang K3" ketika mengacu
khusus untuk
• pengendalian bahaya
• "Risiko" dan “Peluang" ketika mengacu pada sistem
• manajemen OH & S
ISI STANDAR
ISO 45001:2018 OHSAS 18001:2007
1 RUANG LINGKUP 1.0 RUANG LINGKUP
2 ACUAN NORMATIF 2.0 ACUAN NORMATIF
3 ISTILAH DAN DEFINISI 3.0 ISTILAH DAN DEFINISI
4 KONTEK ORGANISASI 4.0 PERSYARATAN MANAGEMENT OHS
5 KEPEMIMPINAN KONSULTASI DAN 4.1 PERSYARATAN UMUM
PARTISIPASI PEKERJA
6 PERENCANAAN 4.2 KEBIJAKAN OHS
7 DUKUNGAN 4.3 RENCANA OHS
8 OPERATIONAL 4.4 OPERASIONAL DAN PELAKSANAAN OHS
9 EVALUASI 4.5 PEMERIKSAAN
10 PERBAIKAN 4.6 MANAJEMEN REVIEW
45

STRUKTUR ISO
45001 : 2018
1 Ruang Lingkup
2 Acuan Normatif
3 Istilah dan Definisi
4 Kontek Organisasi
4.1 Memahami Organisasi dan Konteknya
4.2 Memahami kebutuhan dan harapan pekerja dan pihak
lain yang berkepentingan
4.3 Menentukan ruang lingkup system manajemen K3
4.4 Sistem Manajemen k3 dan prosesnya
5 Kepemimpinan, Konsultasi dan Partisipasi Pekerja
5.1 Kepemimpinan dan komitmen
5.2 Kebijakan K3
5.3 Peran, Tanggung jawab dan Wewenang Organisasi
5.4 Konsultasi dan Partisipasi pekerja
45

STRUKTUR ISO 45001 :


2018
6 Perencanaan
6.1 Tindakan pengelolaan risiko dan peluang
6.1.1 Umum
6.1.2 Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dan
peluang
6.1.2.1 Identifikasi bahaya
6.1.2.2 Penilaian risiko K3 dan risiko terkait SMK3
lainnya
6.1.3 Penentuan persyaratan peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lainnya
6.1.4 Tindakan perencanaan
6.2 Sasaran K3 dan perencanaan untuk mencapainya
6.2.1 Sasaran K3
6.2.2 Perencanaan untuk mencapai sasaran K3
STRUKTUR ISO 45001 :
2018

7 Dukungan
7.1 Sumber Daya
7.2 Kompetensi
7.3 Pemahaman
7.4 Komunikasi
7.4.1 Umum
7.4.2 Komunikasi internal
7.4.3 Komunikasi eksternal
7.5 Informasi Terdokumentasi
7.5.1 Umum
7.5.2 Membuat dan memperbarui
7.5.3 Pengendalian informasi
terdokumentasi
STRUKTUR ISO 45001 : 2018

8 Operasional
8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasional
8.1.1 Umum
8.1.2 Eliminasi bahaya dan mengurangi risiko K3
8.1.3 Manajemen Perubahan
8.1.4 Pengadaan
8.1.4.1 Umum
8.1.4.2 Kontraktor
8.1.4.3 Alih daya
8.2 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat
8.2.1 Sasaran K3
8.2.2 Perencanaan untuk mencapai sasaran K3
STRUKTUR ISO
45001 : 2018

9 Evaluasi
9.1 Pemantauan, pengukuran, analisis, dan
evaluasi kinerja
9.1.1 Umum
9.1.2 Evaluasi kepatuhan
9.2 Audit internal
9.2.1 Umum
9.2.2 Program audit internal
9.3 Tinjauan Manajemen
10 Perbaikan
10.1 Umum
10.2 Insiden, ketidaksesuaian, dan tindakan
perbaikan
10.3 Perbaikan Berkelanjutan
TAHAPAN
IMPLEMENTASI
ISO 45001 : 2018
SMK3
TINJAUAN
AWAL
Klausul 4
Konteks Organisasi

4.2 Memahami kebutuhan dan


4.1 Memahami Organisasi dan harapan pekerja dan pihak lain
Konteknya yang berkepentingan

4.3 Menentukan ruang 4.4 Sistem Manajemen K3 dan


lingkup system K3 prosesnya
Organisasi harus mengidentifikasi issue
internal dan eksternal yang
• Sesuai dengan Visi dan Misi perusahaan
• Mempengaruhi kemampuan organisasi
dalam mencapai hasil sistem manajemen
keselamatan & kesehatan kerja (SMK3)

Memahami Organisasi
4.1
dan Konteksnya
Isu-isu internal dan eksternal yang mempengaruhi organisasi

• Isu internal dan ekstenal meliputi kondisi,karakteristik atau perubahan


keadaan yang dapat mempengaruhi system manajemen k3
• Isu intenal dan ekstenal dapat berpengaruh positif atau negative
terhadap Sistem manajemen dan kinerja k3
Isu- isu Internal Isu-isu Eksternal
1. Kompetensi tenaga kerja 1. Legislasi dan hukum setempat: Penting
2. Komitmen orang dalam organisasi untuk sistem manajemen K3 dan
3. Kesediaan untuk bekerja sama dan kesejahteraan karyawan.
kepatuhan pada statement yang 2. Kondisi politik ekonomi: Tercermin dalam
telah ditetapkan kebijakan, program, dan tujuan organisasi.
4. metodologi komunikasi dalam 3. Harapan serikat pekerja
organisasi dan efektivitasnya 4. Stakeholder dan pemegang saham: Terlepas
mereka dianggap internal atau eksternal,
harapan mereka akan perlu
dipertimbangkan.
5. Lembaga nasional atau internasional yang
dapat mempengaruhi organisasi
• Bukan hanya persyaratan
pelanggan, namun terdapat
beberapa persyaratan
pihak-pihak
berkepentingan lain yang
perlu dipertimbangkan
• Pihak-pihak yang
berkepentingan itu
(stakeholders), setiap
perusahaan harus
menentukan pihak-pihak
yang berkepentingan sesuai
dengan bidang usaha
perusahaan.

Memahami kebutuhan dan harapan


4.2 pekerja dan pihak lain yang
berkepentingan
Personil atau organisasi (3.1) yang dapat
mempengaruhi, dipengaruhi oleh, atau
merasa dirinya dipengaruhi oleh keputusan
atau kegiatan
Contoh :
1. Karyawan
2. Serikat
3. Top Manajemen
4. Organisasi pengusaha
5. Dinas tenaga kerja,perindustrian, KLH,dll
6. Organisasi profesi HRD, K3 dll

Pihak lain yang


berkepentingan
4.3

Menentukan ruang Ruang lingkup penerapan sistem manajemen K3


harus ditetapkan. dan mencakup
lingkup system K3 • batasan (boundaries)
• aplikasi (applicability)

Ruang lingkup SMK3 harus mempertimbangkan:


a) isu internal dan eksternal
b) kebutuhan dan harapan pekerja dan pihak
berkepentingan
c) aktivitas pekerjaan yang dilakukan, ter-masuk
yang direncanakan dalam kontrol organisasi dan
berdampak pada kinerja K3
Ruang lingkup K3 pelaksanaannya
ditentukan oleh tiga unsur yaitu :
• Tempat kerja. Tempat kerja merupakan
tempat yang digunakan untuk melakukan
suatu kegiatan usaha.
• Tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan
seseorang yang melakukan pekerjaan untuk
keperluan usaha
• Sumber bahaya. Sumber bahaya
merupakan suatu hal yang dapat berpotensi
untuk menyebabkan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja. Faktor sumber
bahaya bisa terdiri dari lima faktor bahaya
yaitu faktor biologi, bahaya kimia, bahasa
fisik, bahaya biomekanik, dan bahaya sosial-
psikologis

Ruang lingkup penerapan


sistem manajemen K3
• Prinsip-prinsip penting dalam memimpin
proses manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja adalah sbb. (Health and Safety Executive,
2013):
• Kepemimpinan yang aktif dan kuat dari atas
meliputi Komitmen yang aktif dan terlihat dari
manajemen dan membangun sistem komunikasi
yang efektif ke bawah dari struktur manajemen
serta Integrasi sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja dengan keputusan bisnis
yang baik.
• Keterlibatan pekerja meliputi tenaga kerja
terlibat dalam peningkatan dan pencapaian
kondisi yang selamat dan sehat,Komunikasi ke
atas yang efektif dan memberikan pelatihan
berkualitas tinggi.
• Penilaian dan review meliputi mengidentifikasi
dan mengelola risiko keselamatan dan kesehatan,
mencari tahu dan mengikuti nasihat yang
kompeten dan melakukan pemantauan,
pelaporan dan peninjauan ulang kinerja
4.4

Sistem Manajemen K3
dan prosesnya
Penerapan SMK3 bertujuan untuk:
• menyediakan kerangka kerja dalam mengelola
risiko dan peluang K3
• Meningkatkan efektivitas perlindungan K3 yang
terencana, terukur, terstruktur, dan
terintegrasi.
• Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, pekerja, dan/atau serikat
pekerja.
• Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman,
dan efisien untuk mendorong produktivitas

Penerapan Sistem
Manajemen K3
Klausul 5
Kepemimpinan, Konsultasi dan Partisipasi
Pekerja

5.1 5.2 5.3 5.4

Peran, Tanggung
Konsultasi &
Kepemimpinan Jawab dan
Kebijakan K3 Partisipasi
dan Komitmen Wewenang
pekerja
organisasi
5.1 Kepemimpinan dan Komitmen
Manajemen puncak harus menunjukkan kepemimpinan dan
komitmennya terkait
• Mengambil tanggung jawab atas efektifitas dari SMM/K3.
• Menjamin kebijakan dan sasaran mutu /linglungan ditetapkan
dan relevan dengan konteks dan arahan strategis
• Memastikan persyaratan ISO diintegrasikan kedalam proses
bisnis organisasi
• Mempromosikan penggunaan dari pendekatan proses dan
pemikiran berbasis risiko
• Memastikan ketersediaan dari sumber daya yang diperlukan
• Mengkomunikasikan pentingnya manajemen mutu /K3 yang
efektif dan kesesuaian terhadap persyaratan ISO.
• Memastikan sistem manajemen mutu /K3 mencapai hasil yang
diinginkan
• Melibatkan , mengarahkan , dan mendukung personil untuk
berkontribusi terhadap efektifitas dari sistem manajemen mutu/K3
• Mempromosikan perbaikan berkelanjutan
• Mendukung peran manajemen lain yang relevan untuk
menunjukkan kepemimpinannya di area tanggung jawabnya
masing masing
a) Mencakup komitmen dalam penyediaan
tempat kerja yang aman dan sehat untuk
pencegahan cedera dan gangguan
5.2 kesehatan dalam hubungan kerja dan hal
tersebut harus sesuai dengan tujuan,
ukuran dan konteks organisasi dan sifat
khusus dari risiko K3 dan peluang K3;
b) menyediakan kerangka kerja untuk
menetapkan sasaran K3;
Kebijakan K3 c) mencakup komitmen memenuhi
persyaratan peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lainnya;
d) mencakup komitmen menghilangkan
bahaya dan mengurangi risiko K3 (lihat
8.1.2);
e) mencakup komitmen untuk perbaikan
SMK3 secara berkelanjutan;
f) mencakup komitmen untuk konsultasi dan
partisipasi pekerja, dan, apabila ada,
perwakilan pekerja;
Kebijakan K3 ;

• Tertulis
• Ditandatangani oleh
pengusaha dan atau pengurus
• Memuat pernyataan komitmen
dan tujuan K3 perusahaan
• Disosialisasikan kepada
semua pihak baik internal dan
eksternal
• Bersifat dinamik dan ditinjau
ulang agar tetap updated
Manajemen puncak harus
memastikan tanggung jawab dan
wewenang pihak terkait dalam SMK3
diberi tugas yang relevan dan 5.3

dikomunikasikan pada semua


tingkatan dalam organisasi dan Peran, Tanggung
Jawab dan
dipelihara sebagai informasi Wewenang
terdokumentasi. Pekerja di setiap organisasi

tingkatan organisasi harus


bertanggung jawab atas aspek-aspek
SMK3 yang mereka kendalikan
Penetapan
Tanggung
Jawab &
Wewenang
a) menyediakan mekanisme, waktu,
pelatihan dan sumber daya yang
diperlukan untuk konsultasi dan
partisipasi;
b) menyediakan akses yang cepat ke
informasi yang jelas, dapat dimengerti
dan relevan tentang SMK3;
c) menentukan dan menghilangkan
gangguan atau hambatan untuk
berpartisipasi dan meminimalkan
Konsultasi & gangguan yang tidak dapat dihilangkan;
5.4 Partisipasi d) menekankan adanya konsultasi
pekerja pekerja non-manajerial sebagai berikut:
e) menekankan partisipasi pekerja non-
manajerial sebagai berikut:
• mengidentifikasi bahaya dan menilai
risiko dan peluang (lihat 6.1.1 dan
6.1.2);
• menentukan tindakan untuk
mengeliminasi bahaya dan mengurangi
risiko K3 (lihat 6.1.4);
• menentukan persyaratan kompetensi,
kebutuhan pelatihan, pelaksanaan
pelatihan dan evaluasi pelatihan (lihat
7.2);
• menentukan apa yang perlu
dikomunikasikan dan bagaimana
komunikasi akan dilakukan (lihat 7.4);
• menentukan tindakan pengendalian
dan efektivitas penerapan serta
penggunaannya (lihat 8.1, 8.1.3 dan
8.2);
• investigasi insiden dan ketidaksesuaian
dan menentukan tindakan perbaikan
(lihat 10.2)
Klausul 6
Perencanaan

6.1 6.2

Tindakan Sasaran K3 dan


Pengelolaan Risiko Perencanaan u/
dan Peluang Mencapai
45

Tindakan Pengelolaan Risiko


6.1
dan Peluang

IDENTIFIKASI BAHAYA,
PENILAIAN &
PENGENDALIAN RISIKO

TUJUAN & INDIKATOR PROGRAM


KINERJA K3

PERATURAN
PERUNDANGAN &
PERSYARATAN LAINNYA
46

6.1.1 Umum

BAHAN
IDENTIFIKASI BAHAYA
ALAT
MANUSIA
LINGKUNGAN

PELUANG/KEMUNGKINAN
SERING SEDANG JARANG
PENILAIAN RISIKO

AKIBAT
FATAL TINGGI TINGGI SEDANG
Risiko = Akibat x
Peluang MEDIS TINGGI SEDANG SEDANG
P3K SEDANG RENDAH RENDAH

• Eliminasi
PENGENDALIAN RISIKO • Subsitusi
• Pengendalian Rekayasa
• Pengendalian Manajemen
• Alat Pelindung Diri
Identifikasi bahaya dan Penilaian risiko
6.1.2 dan Peluang

BAHAYA (HAZARD)
DI TEMPAT KERJA
Berikut adalah macam-macam kategori hazard (Wells,1996;
Plog,2002; Donoghue,2004):
1. Physical hazards : suara bising, radiasi, getaran,
temperatur, cahaya,
2. Chemical hazards : zat beracun, debu, uap
berbahaya
3. Mechanical hazards : mesin, alat-alat bergerak, alat-
alat kerja
4. Electrical hazards : arus listrik, percikan bunga api
listrik
5. Ergonomic hazards : ruangan sempit, mengangkat,
mendorong, menarik
6. Biological hazards : virus, bakteri, jamur, parasit
7. Psychosocial hazards: waktu kerja yang lama, tekanan
atasan, trauma
8. Behavior hazards : prilaku kerja
9. Environmental hazards : limbah industry dan rumah
tangga atau pencemaran
48

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN & PENGENDALIAN RISIKO

Perusahaan harus merencanakan strategi untuk


memastikan bahwa semua kegiatan operasional
dilakukan dalam kondisi terkendali (aman/sesuai
standar operasi)
Hal ini dicapai dengan menetapkan &
mendokumentasikan prosedur kerja dan menerapkan
rekomendasi tindakan pengendalian risiko (lihat tahap
perencanaan)

• Perancangan (desain) dan rekayasa


• Administratif
• Tinjauan Ulang Kontrak
• Pembelian
49

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN & PENGENDALIAN RISIKO

Perancangan (Desain) dan Rekayasa


Kegiatan identifikasi bahaya dan pengendalian risiko
harus dimulai sejak tahap perancangan/redesain suatu
proses/fasilitas. Harus ditunjuk personil yang melakukan
verifikasi terhadap rancangan

Pengendalian Administratif
Penyusunan suatu instruksi kerja turut
mempertimbangkan aspek K3 tiap tahapan/urutan kerja
Instruksi kerja harus ditinjau ulang bila ada perubahan
alat, bahan atau proses
Metode/tools yang banyak digunakan yaitu JSA / Job
Safety Analysis
Contoh ; work permit, lock out tag out
50

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN & PENGENDALIAN RISIKO

Tinjauan Ulang Kontrak


Perusahaan melakukan tinjauan ulang kontrak
untuk menjamin kemampuan perusahaan dalam
memenuhi persyaratan K3 yang ditentukan

Pembelian
Perusahaan memiliki prosedur pembelian yang
dapat menjamin bahwa barang dan jasa yang dibeli
serta mitra perusahaan mematuhi persyaratan K3
yang terkait dengan barang dan jasa tersebut.

Misal : MSDS untuk pembelian bahan B3


: ESM-
DOC.
FM-HSE-
NO.
002
REVISIO
HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT DETERMINED CONTROL N
: 00

EFFECTI
: 01 JAN
FORM VE
2017
DATE
Department :
Location :
Evaluation
impact/Risk after
Conditio Aspect/Hazard & Environmental Evaluation Impact / Initial
measuring Impact
n Impact/Risk & HS Risk Continuity
H/S/ Value/Risk Opport Regulati
Process Activities Control This time Continue Controll Improvem
E unity ons
ent
Impact Impact
(N, AN,
Aspect/Hazard Impact/Risk L S TTL Value/Ris L S TTL Value/R
R, NR, E)
k isk
Penentuan persyaratan peraturan perundang-undangan
dan persyaratan lainnya
6.1.3
Identifikasi Pemenuhan
Regulasi dan Standar
6.1.4 Tindakan Perencanaan
Sasaran K3 harus:
Sasaran K3 dan a) konsisten dengan kebijakan K3;
b) dapat diukur (jika dapat dilakukan) atau dapat mengevaluasi
6.2
Perencanaan u/ kinerja;
Mencapai c) mempertimbangkan:
1) persyaratan yang berlaku;
2) hasil dari penilaian risiko dan peluang
3) hasil konsultasi dengan pekerja (lihat 5.4) dan,
perwakilan pekerja, apabila ada;
d) dipantau;
6.2.1
Sasaran K3 e) dikomunikasikan;
f) diperbarui sebagaimana mestinya.
65

PERENCANAAN K3
INDIKATOR NEGATIF / LAGGING

TUJUAN & INDIKATOR K3 Mengukur kegagalan dalam sistem,


misal ; statistik kecelakaan, kasus
kebakaran, penyakit akibat kerja, dll

INDIKATOR POSITIF / LEADING

Mengukur keberhasilan sistem, misal;


pencapaian program, hasil
inspeksi/audit, dll
• Menurunkan angka kecelakaan kerja 50%
dari tahun sebelumya
• Pencapaian FR (Frequency Rate) 0,25
tahun 2019
• Pelaksanaan program pelatihan K3 bagi
seluruh level supervisor (100%)
• Menurunkan tingkat temuan bahaya 30%
dari angka tahun 2019
• Pencapaian sertifikasi emas untuk
sertifikasi SMK3 tahun 2019
S M A R T
Dalam perencanaaan sasaran K3
organisasi harus menentukan:
a) apa yang akan dilakukan;
b) sumber daya yang diperlukan;
c) siapa yang bertanggung jawab;
d) kapan diselesaikan;
e) bagaimana hasil-hasil akan
dievaluasi, termasuk indikator-
indikator untuk pemantauan;
f) bagaimana tindakan untuk
mencapai sasaran K3 akan
diintegrasikan ke dalam proses
bisnis organisasi.

Organisasi harus memelihara dan


menyimpan informasi
terdokumentasi mengenai sasaran
K3 dan rencana untuk
mencapainya.
Perencanaan untuk
6.2.2
mencapai sasaran K3
Sumber Daya
7. DUKUNGAN

Kompetensi

Pemahaman

Komunikasi

Informasi Terdokumentasi
7.1
Sumber Daya
69

7.1 Sumber Daya

JAMINAN KEMAMPUAN

Penyediaan Sumber Daya K3


Organisasi harus menyediakan sumber daya yang
memadai untuk pelaksanaan K3 baik SDM
(kompetensi), sarana dan fasilitas K3.
Sarana : → Fire Protection System
→ Alat Pelindung Diri
→ Peralatan Darurat
→ Media komunikasi (safety sign,dll)

Integrasi
Organisasi dapat mengintegrasikan SMK3 pada
sistem manajemen yang sudah ada di organisasi.
70

JAMINAN KEMAMPUAN

Tanggung Jawab & Wewenang K3


Perusahaan menetapkan,
mendokumentasikan dan
mengkomunikasikan tanggung jawab K3
personil di tempat kerja
Tanggung jawab khusus untuk K3 :
• Ahli K3 (sekretaris P2K3)
• Regu darurat
• Anggota P2K3
• Tim inspektor/auditor/investigator, dll
Konsultasi, Kesadaran & Motivasi
Perusahaan melakukan kegiatan
konsultasi dengan melibatkan
pekerja/pihak terkait dalam pelaksanaan
SMK3
7.2 Kompetensi
Organisasi harus:
a) menentukan kompetensi yang diperlukan
bagi pekerja yang berpengaruh atau dapat
mempengaruhi kinerja K3;

b) memastikan bahwa pekerja kompeten


(termasuk kemampuan mereka untuk
mengidentifikasi bahaya) berdasarkan
pendidikan, pelatihan atau pengalaman
yang sesuai;

c) melakukan tindakan-tindakan untuk


memperoleh dan memelihara kompetensi
yang diperlukan, serta mengevaluasi
efektivitas tindakan-tindakan yang
dilakukan tersebut, jika memungkinkan;

d) menyimpan informasi terdokumentasi


yang seuai sebagai bukti kompetensi
72

7.2 Kompetensi

JAMINAN KEMAMPUAN

Pelatihan dan Kompetensi K3


Perusahaan menjamin bahwa setiap
personil kompeten agar dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan aman.
• Target → semua level di organisasi
→ kontraktor
→ pengunjung/tamu
• Materi disesuaikan dengan tingkat
risiko/ketentuan perundangan atau
persyaratan K3 yang terkait
• Pelatihan disesuaikan dengan perubahan
di tempat kerja
73

JAMINAN KEMAMPUAN

Pelatihan dan Kompetensi K3


Pelatihan yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan
SMK3 antara lain yaitu ;
• Pelatihan AK3 (umum dan khusus)
• Pelatihan dasar-dasar K3 (internal & eksternal)
• Pelatihan tanggap darurat
• Pelatihan operator alat (mis; forklift, crane, dll)
• Pelatihan manajemen risiko
• Pelatihan audit internal SMK3
• Pelatihan penanganan B3
• Pelatihan invetigasi kecelakaan
7.3 Pemahaman
Pekerja harus memahami tentang:
a) kebijakan serta sasaran K3;
b) kontribusi mereka terhadap efektivitas
SMK3, termasuk manfaat peningkatan
kinerja K3;
c) implikasi dan potensi konsekuensi dari
ketidaksesuaian dengan persyaratan
SMK3;
d) investigasi insiden dan dampak yang
relevan dengan mereka;
e) bahaya, risiko dan tindakan K3 yang
telah ditentukan yang relevan bagi
mereka;
f) kemampuan untuk terhindar dari situasi
kerja yang mereka anggap menimbulkan
bahaya yang serius bagi kehidupan atau
kesehatan mereka, serta pengaturan
perlindungan dari konsekuensi yang tidak
semestinya
Komunikasi 7.4

7.4.1
Umum
Organisasi harus menetapkan,
menerapkan dan memelihara proses-
proses yang dibutuhkan untuk
komunikasi internal dan eksternal yang
relevan dengan SMK3, termasuk
menentukan:
a) apa yang akan dikomunikasikan;
b) kapan dilakukan komunikasi;
c) dengan siapa komunikasi dilakukan:
1) secara internal di antara berbagai
tingkatan dan fungsi dalam organisasi;
2) di antara kontraktor dan
pengunjung tempat kerja;
3) di antara pihak-pihak lain yang
berkepentingan;
d) bagaimana cara berkomunikasi
7.4.2

Komunikasi Internal
• Organisasi harus:
• a) secara internal mengkomunikasikan informasi
yang relevan dengan SMK3 di antara berbagai tingkat
dan fungsi dalam organisasi, termasuk perubahan
pada SMK3, yang sesuai;

• b) memastikan proses komunikasi memungkinkan


pekerja dapat berkontribusi pada peningkatan
berkelanjutan
77

KEGIATAN PENUNJANG

Komunikasi K3
Perusahaan memiliki prosedur untuk
menjamin bahwa informasi K3 terbaru
dikomunikasikan ke semua pihak dalam
perusahaan dan pihak eksternal.

Informasi K3 tsb antara lain;


• Hasil audit, inspeksi, pemantauan K3
• Potensi bahaya & risiko K3
• Prosedur/ketentuan K3 perusahaan
• Kecelakaan kerja, pelatihan-pelatihan K3
• Perundangan/standar K3, dll
PELAKSANAAN RENCANA K3

Pembuatan Slogan

Media atau tata cara


penyampaian informasi K3 di
perusahaan dapat melalui;
• Rapat – rapat K3
• Panitia Pembina K3
• Safety Talk / Tool Box Meeting
• Tinjauan Manajemen
• Poster K3
• Rambu – Rambu K3
• Label B3
• Papan Pengumuman
• Pelatihan – pelatihan K3, dll
Komunikasi
Eksternal 7.4.3
• Organisasi harus
mengkomunikasikan secara
eksternal informasi yang
relevan dengan SMK3,
sebagaimana ditetapkan dalam
proses komunikasi organisasi
dan memperhatikan
persyaratan peraturan
perundang-undangan dan
persyaratan lainnya
80

KEGIATAN PENUNJANG

Pelaporan K3 • Pelaporan Insiden

• Pelaporan Internal • Pelaporan Sumber Bahaya


• Pelaporan Kinerja K3
• Pelaporan Ketidaksesuaian

• Pelaporan Kecelakaan Kerja


• Pelaporan P2K3
• Pelaporan Eksternal • Pelaporan Pemeriksaan
Kesehatan
• Pelaporan Kinerja K3
Informasi 7.5
Terdokumentasi

7.5.1 Umum
SMK3 organisasi harus
mencakup:
a) informasi terdokumentasi
yang diperlukan oleh dokumen
ini;

b) informasi terdokumentasi
yang ditentukan oleh organisasi
sesuai keperluan untuk
efektivitas SMK3
82

KEGIATAN PENUNJANG

Pendokumentasian & Pengendaliannya


Perusahaan memiliki prosedur untuk
identifikasi, penerbitan, distribusi dan update
dokumen-dokumen penerapan SMK3.
Dokumen SMK3 dapat terintegrasi dengan
dokumen perusahaan yang telah ada.

1 Manual Pengendalian dokumen SMK3


mensyaratkan;
2 Prosedur
1. Dokumen beridentifikasi & mampu
3 Instruksi telusur
2. Dokumen yang beredar revisi terkini
4 Formulir
3. Persetujuan penerbitan dokumen
4. Dokumen usang disingkirkan
Membuat & 7.5.2

Memperbaharui
organisasi harus memastikan
kesesuaian:
a)identifikasi dan deskripsi
(misalnya judul, tanggal, penulis
atau nomor referensi);
b) format (misalnya: bahasa,
versi perangkat lunak, grafik)
dan media (misalnya kertas,
elektronik);
c) peninjauan dan persetujuan
untuk kesesuaian dan
kecukupan
Informasi 7.5.3

Terdokumentasi
Dokumen ini harus dikendalikan untuk
memastikan:
a) ketersediaan dan kesesuaian penggunaannya,
di mana dan kapan dibutuhkan;
b) terlindungi secara memadai (misalnya dari
hilangnya kerahasiaan, penggunaan yang tidak
benar atau kehilangan integritas).
Untuk mengendalikan informasi
terdokumentasi, organisasi harus menangani
kegiatan-kegiatan berikut, sebagaimana yang
berlaku:
— distribusi, akses, pengambilan dan
penggunaan;
— penyimpanan dan pemeliharaan, termasuk
pemeliharaan untuk mudah dibaca;
— pengendalian perubahan (misalnya
pengendalian versi);
— retensi dan disposisi.
85

KEGIATAN PENUNJANG

Pencatatan & Manajemen Informasi


Perusahaan memiliki prosedur untuk identifikasi,
penyimpanan dan pemeliharaan catatan – catatan K3.
Pencatatan ini diperlukan bagi perusahaan untuk
menunjukkan kesesuaiannya dengan SMK3
Contoh jenis catatan K3 ;
1. Daftar bahaya dan risiko
2. Laporan inspeksi, kalibrasi, audit, pemeliharaan
3. Catatan pelatihan K3
4. Laporan kecelakaan & tindak lanjut
5. Ijin kerja, dll
Perencanaan &
8.1 Pengedalian
Operasional

8.2
Kesiapsiagaan &
Tanggap Darurat

8 Operasional
Perencanaan &
8.1
Pengendalian
Operasional
8.1.1 Umum
Organisasi harus merencanakan, menerapkan,
mengendalikan, dan memelihara proses-
proses yang dibutuhkan untuk memenuhi
persyaratan SMK3, dan untuk menerapkan
tindakan-tindakan yang ditentukan dalam
Klausul 6, dengan:
a) menetapkan kriteria proses-proses;
b) menerapkan pengendalian atas proses-
proses sesuai dengan kriteria;
c) memelihara dan menyimpan informasi
terdokumentasi sejauh yang diperlukan untuk
memiliki keyakinan bahwa proses-proses
tersebut telah dilakukan sesuai yang telah
direncanakan;
d) menyesuaikan pekerjaan dengan pekerja
Perencanaan &
8.1 Pengendalian
Operasional
8.1.2 Eliminasi bahaya dan mengurangi risiko
K3
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan
memelihara proses-proses untuk mengeliminasi
bahaya dan mengurangi risiko K3 dengan
menggunakan hierarki pengendalian berikut:
a) eliminasi bahaya;
b) subtitusi, mengganti dengan proses, operasi,
bahan atau peralatan yang kurang berbahaya;
c) menggunakan pengendalian teknik dan
pengaturan kembali pekerjaan;
d) pengendalian administratif, termasuk
pelatihan;
e) menggunakan alat pelindung diri yang
memadai
Bagaimana pendapat
Anda?

Indonesia 2011 Indonesia 2016


Perencanaan &
8.1 Pengendalian
Operasional
8.1.3 Manajemen perubahan
Organisasi harus menetapkan proses-proses untuk
pelaksanaan dan pengendalian terhadap perubahan baik
sementara maupun permanen yang direncanakan yang
berdampak pada kinerja K3, termasuk:
a) produk baru, layanan baru dan proses baru, atau
perubahan terhadap produk, layanan, dan proses yang
sudah ada, termasuk:
— lokasi tempat kerja dan sekitarnya;
— pengorganisasian kerja;
— kondisi kerja;
— peralatan;
— tenaga kerja;
b) perubahan terhadap persyaratan peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lainnya;
c) perubahan pengetahuan atau informasi tentang bahaya
dan risiko K3;
d) perkembangan pengetahuan dan teknologi.
Organisasi harus meninjau konsekuensi dari perubahan
yang tidak direncanakan, mengambil tindakan
untukmengurangi dampak yangmerugikan, jika diperlukan
Perencanaan &
8.1 Pengendalian
Operasional
8.1.4 Pengadaan
8.1.4.1 Umum
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan
memelihara proses untuk mengendalikan pengadaan
produk dan layanan dalam rangka untuk memastikan
kesesuaiannya dengan SMK3.
8.1.4.2 Kontraktor
Organisasi harus mengoordinasikan proses
pengadaan dengan kontraktornya, dalam rangka
mengidentifikasi bahaya dan untuk menilai dan
mengendalikan risiko K3 yang timbul dari:
a) Operasi dan kegiatan kontraktor yang berdampak
pada organisasi;
b) Operasi dan kegiatan organisasi yang berdampak
pada pekerja kontraktor;
c) Operasi dan kegiatan kontraktor yang berdampak
pada pihak lain yang berkepentingan di tempat kerja.
8.1.4.3 Alih daya
Proses yang dialihdayakan dikendalikan dan
pengaturan alih daya konsisten dengan persyaratan
peraturan perundang-undangan dan persyaratan
lainnya serta mencapai hasil yang sesuai dengan
harapan SMK3.
8.2
Kesiapsiagaan dan
tanggap darurat
8.2 Kesiapsiagaan dan tanggap darurat
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses-
proses yang diperlukan untuk mempersiapkan dan menanggapi potensi
situasi darurat, sebagaimana diidentifikasi dalam 6.1.2.1, meliputi:
a) menetapkan rencana tanggap darurat pada situasi darurat, termasuk
penyediaan pertolongan pertama;
b) memberikan pelatihan rencana tanggap darurat;
c) menguji dan melatih secara berkala kemampuan rencana tanggap
darurat
d) mengevaluasi kinerja dan, bila perlu, merevisi rencana tanggap
darurat, termasuk setelah pengujian dan, khususnya, setelah terjadinya
situasi darurat;
e) mengkomunikasikan dan memberikan informasi yang relevan kepada
semua pekerja tentang tugas dan tanggung jawab mereka;
f) mengkomunikasikan informasi yang relevan dan memadai kepada
kontraktor, pengunjung, layanan tanggap darurat, pemerintah yang
berwenang dan, masyarakat setempat;
g) mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan semua pihak yang
berkepentingan dan terkait serta memastikan keterlibatan mereka,
dalam mengembangkan rencana tanggap darurat
93

PENANGANAN KEADAAN DARURAT

Perusahaan harus memiliki prosedur/rencana untuk


menghadapi keadaan darurat yang potensial terjadi di
tempat kerja.

Keadaan darurat/emergency ? ………………………..


Jenis – jenis keadaan darurat di tempat kerja :
1. Alam/nature → gempa, badai, tsunami
2. Teknologi/man made → fire, explosion, bom, spill
3. Biologi/mikrobiologi → SARS, Covid19
Apa saja kondisi darurat yang dapat terjadi di tempat
kerja anda ? ………………………………………………….
94

PELAKSANAAN RENCANA K3

PENANGANAN KEADAAN DARURAT

Persyaratan SMK3 mengenai penyusunan prosedur


penanganan keadaan darurat meliputi;
• Identifikasi jenis keadaan darurat
• Penetapan personil/struktur regu tanggap darurat
• Dokumentasi prosedur/instruksi darurat
• Pelatihan personil terkait tanggap darurat
• Simulasi prosedur keadaan darurat
• Penyediaan & pemeliharaan fasilitas keadaan
darurat (pemadaman, komunikasi, dll)
• Prosedur pemulihan/recovery
9 Evaluasi

9.1 Pemantauan, pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja


9.1.1 Umum
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses untuk
pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja.
Organisasi harus menentukan:
a) apa yang perlu dipantau dan diukur, mencakup:
1) sejauh mana persyaratan peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lainnya dipenuhi;
2) kegiatan dan operasi yang terkait bahaya, risiko, dan peluang yang
teridentifikasi;
3) kemajuan pencapaian sasaran organisasi K3;
4) efektivitas operasional dan pengendalian lainnya;
b) metode pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja, yang
diberlakukan, untuk memastikan hasil yang valid; - Organisasi harus menyimpan secukupnya dokumen
informasi:
c) kriteria yang akan digunakan organisasi untuk mengevaluasi kinerja K3;
— bukti hasil pemantauan, pengukuran, analisis dan
d) kapan pemantauan dan pengukuran harus dilakukan;
evaluasi kinerja;
e) kapan hasil pemantauan dan pengukuran harus dianalisis, dievaluasi dan — pemeliharaan, kalibrasi atau verifikasi peralatan
dikomunikasikan.
pengukuran
Organisasi harus mengevaluasi kinerja K3 dan menentukan efektivitas SMK3
9

Evaluasi

9.1.2 Evaluasi kepatuhan


Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara
proses untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap persyaratan
peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya (lihat
6.1.3).
Organisasi harus:
a) menentukan frekuensi dan metode evaluasi kepatuhan;
b) mengevaluasi kepatuhan dan mengambil tindakan jika
diperlukan (lihat 10.2);
c) memelihara pengetahuan dan pemahaman tentang status
kepatuhan terhadap persyaratan peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lainnya;
d) menyimpan informasi terdokumentasi hasil evaluasi
kepatuhan.
9 Evaluasi

9.2 Audit internal


9.2.1 Umum
Organisasi harus melakukan audit internal pada interval yang
direncanakan untuk memberikan informasi apakah SMK3:
a) sesuai dengan:

1) persyaratan organisasi untuk SMK3, termasuk kebijakan K3 dan


sasaran K3;

2) persyaratan dokumen ini;

b) diterapkan dan dipelihara secara efektif.


9 Evaluasi

9.2.2 Program audit internal


Organisasi harus:
a) merencanakan, menetapkan, menerapkan dan
memelihara program audit termasuk frekuensi,
metode, tanggung jawab, konsultasi, persyaratan
perencanaan dan pelaporan, yang harus
mempertimbangkan akan pentingnya proses yang
terkait dan hasil audit sebelumnya;
b) mendefinisikan kriteria dan ruang lingkup untuk
setiap audit
c) memilih auditor dan melakukan audit untuk
memastikan objektivitas dan ketidakberpihakan proses
audit;
d) meyakinkan bahwa hasil audit dilaporkan kepada
manajer terkait; meyakinkan bahwa hasil audit yang
relevan dilaporkan kepada pekerja, dan dimana
mereka berada, perwakilan pekerja, dan pihak terkait
lainnya;
e) mengambil tindakan untuk menangani
ketidaksesuaian dan meningkatkan kinerja K3 secara
berkelanjutan (lihat klausul 10);
f) menyimpan informasi terdokumentasi sebagai bukti
pelaksanaan program audit dan hasil audit.
Evaluasi 9

9.3 Tinjauan manajemen


Manajemen puncak harus meninjau SMK3 organisasinya secara berkala
untuk memastikan adanya kesesuaian, kecukupan, dan efektivitas
secara berkelanjutan.
Tinjauan manajemen harus mempertimbangkan:
a) status tindakan berdasarkan pada tinjauan manajemen sebelumnya;
b) perubahan isu-isu eksternal dan internal yang relevan dengan SMK3,
mencakup:
1) kebutuhan dan harapan pihak yang berkepentingan;
2) persyaratan peraturan perundang-undangan dan persyaratan
lainnya;
3) risiko dan peluang-peluang;
c) sejauh mana kebijakan dan sasaran K3 telah terpenuhi;
d) informasi tentang kinerja K3, termasuk tren dalam:
1) insiden, ketidaksesuaian, tindakan koreksi dan perbaikan
berkelanjutan;
2) pemantauan dan hasil-hasil pengukuran;
3) hasil-hasil evaluasi kepatuhan terhadap persyaratan peraturan
perundang-undangan dan persyaratan lainnya;
4) hasil audit;
5) konsultasi dan partisipasi pekerja;
6) risiko dan peluang;
e) kecukupan sumber daya untuk pemeliharaan SMK3 yang efektif;
f) komunikasi yang relevan dengan pihak yang berkepentingan;
g) peluang untuk perbaikan berkelanjutan
Perbaikan 10

10.1 Umum
Organisasi harus menentukan peluang-peluang untuk
peningkatan (lihat Klausul 9) dan menerapkantindakan yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diharapkan dari SMK3.
10.2 Insiden, ketidaksesuaian, dan tindakan perbaikan
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara
proses-proses, termasuk melaporkan, menginvestigasi dan
mengambil tindakan, untuk menentukan dan mengelola insiden
dan ketidaksesuaian.
Ketika insiden atau ketidaksesuaian terjadi, organisasi harus:
a) bereaksi secara tepat waktu terhadap insiden atau
ketidaksesuaian dan, sebagaimana yang berlaku:
1) mengambil tindakan untuk mengendalikan dan
memperbaikinya;
2) menghadapi konsekuensinya;
b) mengevaluasi, dengan mengikutsertakan pekerja (lihat 5.4)
dan melibatkan pihak berkepentingan yang relevan lainnya,
diperlukan untuk tindakan perbaikan guna menghilangkan akar
penyebab insiden atau ketidaksesuaian, agar tidak berulang
atau terjadi di tempat lain, dengan:
1) menginvestigasi insiden atau meninjau ulang
ketidaksesuaian;
2) menentukan penyebab insiden atau ketidaksesuaian;
10.2

Insiden, ketidaksesuaian,
dan tindakan perbaikan

3) menentukan apakah insiden serupa telah terjadi,


apakah terjadi ketidaksesuaian, atau apakah potensi
insiden dan ketidaksesuaian dapat terjadi;

c) meninjau penilaian risiko K3 yang ada dan risiko lainnya,


jika diperlukan (lihat 6.1);

d) menentukan dan mengimplementasikan setiap tindakan


yang diperlukan, termasuk tindakan koreksi, sesuai dengan
hierarki pengendalian (lihat 8.1.2) dan manajemen
perubahan (lihat 8.1.3);

e) menilai risiko K3 yang berkaitan dengan bahaya baru


atau yang berubah, sebelum mengambil tindakan;

f) meninjau ulang efektivitas setiap tindakan yang diambil,


termasuk tindakan perbaikan;

g) membuat perubahan pada SMK3, bila diperlukan


10

Insiden, ketidaksesuaian,
dan tindakan perbaikan

10.3 Perbaikan berkelanjutan


Organisasi harus memperbaiki secara berkelanjutan
kesesuaian, kecukupan dan keefektifan SMK3,
melalui:
a) peningkatan kinerja K3;

b) mempromosikan budaya yang mendukung SMK3;

c) mempromosikan partisipasi pekerja dalam


melaksanakan tindakan untuk perbaikan SMK3 secara
berkelanjutan;

d) mengkomunikasikan hasil-hasil perbaikan


berkelanjutan yang relevan kepada pekerja, dan,
kepada perwakilan pekerja apabila ada;

e) menyimpan dan memelihara informasi


terdokumentasi sebagai bukti dari perbaikan
berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai