Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Biologi Indonesia 7 (2): 289-297 (2011)

Virus Influenza Novel H1N1 Babi di Indonesia

NLP Indi Dharmayanti1, Atik Ratnawati1, & Dyah Ayu Hewajuli1


1
Balai Besar Penelitian Veteriner, Jl. RE Martadinata 30, Bogor
E-mail: nlpdharmayanti@yahoo.com

ABSTRACT

Novel H1N1 influenza virus in Swine in Indonesia. Novel H1N1 influenza virus occurred since
April 2009 has caused mortality in human population. In Indonesia, this situation require
intensive surveillance to prevent reassortant probability between the H5N1 virus and novel
H1N1 virus. This study conduct preliminary surveillance of novel H1N1 virus circulation by
using Real Time-Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR), that validated
by CDC to detect novel H1N1 virus. Result of this study revealed that the influenza novel
H1N1 virus was detected in swine/pigs in Indonesia especially in Bulan island and two individual
sample from Kapok slaughter house in Jakarta. These findings showed that in Indonesia the
novel H1N1 virus is not only found in human but also has circulated in swine in Indonesia.

Key words: pig/swine, influenza novel H1N1 virus

PENDAHULUAN phase 5) (www.who.int/csr/disease/


swineflu/). Fase 5 mengindikasikan
Virus influenza A/H1N1 pertama transmisi virus dari manusia ke manusia
kali diisolasi dari babi pada tahun 1930 dari strain influenza yang berasal dari
(Shope 1931). Mulai dari tahun 1930-an hewan dari satu bagian negara di dunia
sampai akhir tahun 1990 virus swine dan dengan cepat menyebar ke bagian
influenza pada babi yang bersirkulasi di lain di dunia.
USA relatif stabil. Antigenisitas virus ini Pada akhir bulan April, genom
relatif stasis sampai tahun 1998 dan komplit virus ini sudah diketahui dan
selama waktu itu antigenic drift terjadi diketahui sebagai novel reassortant
pada virus H1 manusia yang akhirnya (Dawood et al. 2009). Virus ini dengan
menciptakan suatu jarak antara virus cepat menginfeksi populasi manusia
swine influenza dengan virus seasonal hampir di seluruh negara dan mencipta-
flu pada manusia (Garten et al. 2009). kan pandemi yang banyak menimbulkan
Pada tanggal 29 April 2009, World kerugian akibat morbiditas dan mortalitas-
Health Organization (WHO) mengu- nya pada populasi manusia.
mumkan bahwa telah terjadi penyebaran Ratusan laporan penelitian, review
yang sangat cepat (rapid global dan kesimpulan tentang virus ini telah
spread) virus influenza strain H1N1 dipublikasi dalam waktu enam bulan.
yang dideteksi pada minggu sebelumnya Semua studi menyimpulkan bahwa virus
dan dengan cepat menjadi pandemi fase novel H1N1 yang menginfeksi populasi
5 (global pandemic alert level to manusia kemungkinan terjadi sekitar

289
Dharmayanti dkk.

bulan Januari 2009 (Smith et al. 2009; reseptor sialyloligosac-charides yang


Traser et al. 2009). Semua laporan memiliki reseptor avian yaitu N-acetyl-
penelitian tersebut menyetujui bahwa neuraminic acid-a2,3-galactose dan N-
enam dari gen virus yaitu yang mengkode acetylneuraminic acid-a2,6-galactose
protein polimerase (PB2, PB1 dan PA), yang merupakan reseptor virus influenza
hemaglutinin (HA), nukleoprotein (NP) untuk mamalia (Ito et al. 1998; Rogers
dan non-struktural (NS) menunjukkan & Paulson 1983) atau salah satu peyebab
tripple reassortant dari virus influenza babi diduga berperan sebagai mixing
yang ditemukan pada babi di Amerika vessel virus influenza dari spesies
Utara pada tahun 1998, sedangkan gen berbeda dan menyediakan tempat untuk
lainnya yaitu yang mengkode protein reassortant adaptasi bagi inang
neuraminidase (NA) dan protein matrix (Scholtissek 1990).
(MP) dari Eurasian avian-like virus Babi yang dapat berperan sebagai
lineage yang diisolasi di Eropa sekitar mixing vessel dari virus influenza ini,
tahun 1979 (Brockwell et al. 2009; menjadi kunci utama untuk memulai
Shinde et al. 2009; Olsen et al. 2002; surveilans, pendataan dan evaluasi
Richt et al. 2003; Pensaert et al.1981; mengetahui situasi virus influenza yang
Brown et al. 1997; Scholtissek et al. bersirkulasi di Indonesia. Pada penelitian
1983; Webster et al. 1992). ini dilakukan pengambilan sampel di
Hampir semua negara di dunia beberapa lokasi sebagai upaya untuk
melaporkan telah terinfeksi virus novel mengetahui penyebaran virus influenza
H1N1 termasuk Indonesia. Di Indonesia, terutama virus influenza novel H1N1
data jumlah kumulatif infeksi Flu A H1N1 pada babi di Indonesia. Pada studi ini
sampai dengan 23 Agustus 2009 dilakukan pendeteksian virus novel H1N1
sebanyak 1.005 orang dengan 5 orang di pada babi dari rumah potong hewan
antaranya meninggal dunia. (www.dep- (RPH) Kapok, Jakarta, peternakan babi
kes.go.id). Hal ini harus diwaspadai di pulau Bulan-Riau (pengekspor babi
karena Indonesia masih mempunyai untuk Singapura) dan Kota Batam yang
masalah dengan virus influenza H5N1 dekat dengan dengan Singapura.
dan telah menjadi endemis, sehingga Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei
dengan teridentifikasinya novel H1N1 2009 sampai Nopember 2010.
pada manusia di Indonesia, tentu menjadi
hal serius yang perlu diperhatikan BAHAN DAN CARA KERJA
diantaranya adalah kemungkinan
terjadinya reassortant antara virus H5N1 Pool/individual usapan nasal babi
dengan virus influenza lainnya termasuk dilakukan isolasi RNA. RNA yang
virus novel H1N1. dihasilkan kemudian dijadikan template
Babi berperan penting dalam ekologi untuk uji RT-PCR dan qRT-PCR.
virus influenza dikarenakan babi sensitif Pengujian RT-PCR menggunakan primer
terhadap reseptor mamalia dan unggas. Nucleoprotein, primer H1, H5 dan
Sel saluran nafas babi mengandung primer N1 untuk mendeteksi adanya virus

290
Virus Influenza Novel H1N1 Babi di Indonesia

avian influenza subtipe H1N1; pengujian sebagian besar memperoleh babi tersebut
qRT-PCR dilakukan dengan mengguna- dari Jawa Tengah (Tabel 1). Seluruh babi
kan primer dan probe sesuai dengan berumur sekitar 6-8 bulan berasal dari
CDC protocol realtime RT-PCR untuk spesies lokal.
influenza A (H1N1) (WHO 2009). Seratus tiga pool usapan nasal yang
Prosesing sampel yang berasal dari diidentifikasi dengan primer influenza A
usapan nasal dilakukan sesuai dengan dan subtipe H5 hanya dua sampel yang
prosedur CDC (2009). Isolasi RNA positif terdeteksi adanya virus H5N1
dilakukan dengan menggunakan QIAmp yaitu kode pool sampel D19 dan D100
RNA mini kit (Qiagen) yang tersedia dari kongsi yang berbeda tetapi berasal
secara komersial. Reaksi RT-PCR dari daerah yang sama yaitu Solo, Jawa
dilakukan dengan menggunakan Tengah. Seratus satu sampel sisanya
Superscript III one Step RT-PCR tidak terdeteksi adanya virus influenza A,
system (Invitrogen). Primer NP, H5 dan sedangkan identifikasi virus yang
H1 serta program RT-PCR yang dilakukan setahun kemudian tepatnya
digunakan sesuai dengan Lee et al. pada bulan Mei 2010, memperlihatkan
(2001). Prosedur dan program untuk sebanyak 102 pool swab nasal yang
subtiping N1 yang digunakan sesuai dikoleksi dari 460 babi umur 6-8 bulan,
dengan Wright et al. (1995). Hasil tidak terdeteksi adanya infeksi virus
amplifikasi divisualisasi dengan uv influenza A (Tabel 1). Identifikasi
transluminator. Pengujian qRT-PCR selanjutnya pada bulan Oktober-
dilakukan dengan menggunakan primer Nopember 2010, delapan sampel
dan probe sesuai dengan CDC protocol individual yang dikoleksi dari RPH Kapuk
realtime RT-PCR for influenza A (H1N1) (kiriman dari BKHI Jakarta)
(WHO 2009). menunjukkan 2 sampel positif teridenti-
Swab nasal babi yang teridetifikasi fikasi virus influenza novel H1N1.
positif virus influenza atau novel H1N1
dengan metode qRT-PCR dan RT-PCR Identifikasi virus novel H1N1 pada
ditanam pada sel MDCK. Semua peternakan babi di pulau Bulan
pekerjaan pembuatan inokulum dan Pool sampel nasal babi yang diduga
inokulasi virus pada sel MDCK dilakukan terinfeksi virus novel H1N1 dari pulau
di Laboratorium dengan fasilitas BSL-3. Bulan. Hasil identifikasi menunjukkan
bahwa pool sampel S1, S2, S10 dan S11
HASIL selain terdeteksi adanya virus swine flu
H1 juga terdeteksi adanya virus novel
Identifikasi virus novel H1N1 pada H1N1 yang merupakan virus pandemi
RPH Kapuk Jakarta saat ini. Pool sampel S5 merupakan
Pada bulan Mei 2009, sebanyak 103 pool sampel yang terdeteksi adanya
pool sampel usapan nasal berhasil virus novel H1N1 dan subtipe H5, dan
dikoleksi dari 558 babi dari beberapa Pada pool sampel S6 terdeteksi adanya
suplier/kongsi babi di Jakarta yang virus H1 seasonal flu, H5 dan novel

291
Dharmayanti dkk.

Tabel 1. Identifikasi sampel swab nasal babi dari RPH Kapok dengan menggunakan RT-PCR
konvensional dan RealTime RT-PCR menggunakan beberapa set primer
Lokasi dan Bulan Pengambilan Jumlah babi/ Hasil RT-PCR/qRT-
sampel Pool sampel PCR
RPH Kapok (Mei 2009) 558/103 2 Pool sampel positif
H5N1
RPH Kapok (Mei 2010) 460/102 Semua pool sampel
negatif influenza A
RPH Kapok (Okt-Nop 2010) 8 individual 2 individual sampel
positif Novel H1N1

H1N1, sedangkan S7dan S8 kemung- bahwa sel MDCK yang membentuk CPE
kinan terdeteksi adanya virus H1 positif terdeteksi adanya virus novel
seasonal flu karena tidak dapat terdeteksi H1N1 (Gambar 1b). Hasil identifikasi
ketika diamplifikasi dengan primer Swine ulang virus dari supernatan sel MDCK
Flu A. Pool sampal S9 terdeteksi adanya menunjukkan positif virus novel H1N1.
virus subtipe H5 dan H1 (Tabel 2). Penelitian ini menunjukkan bahwa
Keberhasilan mengidentifikasi virus telah berhasil diidentifikasi virus novel
influenza subtipe H1 seasonal flu dan H5 H1N1 pada babi di Indonesia meskipun
pada babi mengindikasikan bahwa babi dalam lokasi yang terbatas. Mengapa hal
dapat terinfeksi virus avian influenza dan ini terjadi masih belum diketahui dengan
virus influenza manusia. pasti, apakah babi terinfeksi dari manusia
Sampel swab nasal babi yang yang lebih dahulu terinfeksi oleh virus
dikoleksi dari Kota Batam, Kepulauan novel H1N1. Hal ini memerlukan kajian
Riau yang relatif dekat dengan Singapura lebih lanjut.
menunjukkan bahwa tidak terdeteksi
adanya virus novel H1N1 (Tabel 3). PEMBAHASAN

Infeksi sel MDCK dengan virus Sirkulasi virus novel H1N1 yang
novel H1N1 tercatat sampai tanggal 13 Juni 2010,
Sel MDCK yang diinfeksi oleh menunjukkan bahwa lebih dari 214
inokulum sampel positif virus novel H1N1 negara termasuk Indonesia melaporkan
secara qRT-PCR memperlihatkan kasus konfirmasi pandemic influenza
adanya Cythopathic Effect (CPE) yang H1N1 2009 dan lebih dari 18.172
menunjukkan adanya pertumbuhan virus meninggal dunia akibat infeksi virus ini
(Gambar 1). Selanjutnya sel MDCK (WHO 2010). Di lain pihak sirkulasi virus
yang membentuk CPE diidentifikasi ulang ini pada babi, khususnya di Indonesia
dengan menggunakan metode qRT-PCR sampai penelitian ini di lakukan belum
seperti yang telah dilakukan sebelumnya. pernah dilaporkan kejadian infeksi virus
Hasil identifikasi ulang menunjukkan novel H1N1 pada babi. Pada penelitian

292
Virus Influenza Novel H1N1 Babi di Indonesia

Tabel 2. Identifikasi sampel swab nasal babi dari pulau Bulan(*) dengan menggunakan RT-
PCR konvensional dan RealTime RT-PCR menggunakan beberapa set primer

Hasil Identifikasi dengan RT-PCR dan qRT-PCR


Kode dengan set primer
pool
S wFluA
sampel S wH1(qRT-
Flu A H5 N1 H1
(qRT-PCR) PCR) novel

S1 + _ _ + + +
S2 + _ _ + + +
S3 + _ _ _ _ _
S4 + _ _ _ _ _
S5 ++ + _ _ _ +
S6 + + _ + _ +
S7 + _ _ + _ _
S8 + _ _ + _ _
S9 + + _ + _ _
S10 + _ _ + + +
S11 + _ _ + + +
(*) Kiriman dari BPPV Bukittinggi

(a) (b)

Gambar 1. Sel MDCK (a) normal (sel tampak penuh dan confluent) ; (b) Sel MDCK diinfeksi
sampel S10 yang positif terdeteksi adanya virus influenza novel H1N1 (sel tampak
terpisah-pisah dan bergerombol).

ini virus novel H1N1 berhasil dideteksi (2009) menyebutkan bahwa penelitian
pada babi di pulau Bulan dan beberapa ekperimental pada babi yang diinfeksi
babi yang berasal dari rumah potong babi dengan virus novel H1N1 (A/
di Jakarta. Hasil pengamatan klinis Regensburg/D6/09/H1N1) secara
memperlihatkan bahwa babi-babi intranasal menimbulkan gejala klinis khas
tersebut tampak sehat dan tidak influenza berupa demam, bersin,
menunjukkan gejala klinis influenza. keluarnya lendir dari hidung dan diare
Berdasarkan data penelitian Lange et al. terjadi mulai satu hari setelah inokulasi

293
Dharmayanti dkk.

Tabel 3. Identifikasi sampel swab nasal babi dari Kota Batam (*) dengan menggunakan RT-
PCR konvensional dan RealTime RT-PCR menggunakan beberapa set primer

Kode Hasil Identifikasi dengan RT-PCR dan qRT-PCR


pool SwFluA SwH1
sampel Flu A H5 N1 H1
(qRT-PCR) (qRT-PCR) novel
SA1 + _ _ _ _ _
SA2 + _ _ _ _ _
SA3 + _ _ _ _ _
SA4 + _ _ _ _ _
SA5 + _ _ _ _ _
SA6 + _ _ _ _ _
SA7 + _ _ _ _ _
SA8 + _ _ _ _ _
SA9 + _ _ _ _ _
SA10 + _ _ _ _ _
SA11 + _ _ _ _ _
SA12 + _ _ _ _ _
SA13 + _ _ _ _ _
SA14 + _ _ _ _ _
SA15 + _ _ _ _ _
SA16 + _ _ _ _ _
SA17 + _ _ _ _ _

(*) Kiriman dari BPPV Bukittinggi

virus. Babi yang terinfeksi ini dapat bersirkulasi pada ayam di Indonesia,
menulari babi lainnya tetapi tidak dapat setidaknya tidak bertambah buruk
menginfeksi ayam yang ditandai dengan dengan hadirnya virus novel H1N1 ini.
tidak adanya gejala klinis, sero konversi Pada hasil penelitian ini menunjukkkan
ataupun ekskresi virus. Tidak dapat bahwa sebagian besar babi yang diteliti
terinfeksinya ayam oleh virus novel H1N1 pada penelitian ini memperlihatkan tidak
juga didukung oleh penelitian Babiuk et terdeteksinya virus novel H1N1
al. (2010) yang menyatakan bahwa virus menginfeksi babi di Indonesia kecuali
novel H1N1 tidak patogen pada ayam. babi di pulau Bulan dan individual sampel
Data yang menunjukkan bahwa ayam swab nasal babi dari RPH Kapuk yang
tidak peka terhadap virus ini memberikan dikoleksi sekitar Oktober-Nopember
sedikit keuntungan terhadap kita karena 2010. Terdeteksinya virus novel H1N1
situasi virus H5N1 yang masih dari babi di RPH Kapok pada akhir tahun

294
Virus Influenza Novel H1N1 Babi di Indonesia

2010, menunjukkkan bahwa peran Suryana dan Teguh Suyatno atas bantuan
surveilans dan monitoring virus ini masih teknisnya.
harus terus dilakukan. Kekhawatiran
akan terjadinya reassortant virus H5N1 DAFTAR PUSTAKA
dan virus H1N1 atau dengan virus
seasonal flu lainnya harus tetap Babiuk, S., R. Albrecht, Y. Berhene, P.
diwaspadai, dikarenakan babi sangat peka Marszal, JA. Richt, A. Garcia-
terhadap infeksi avian dan influenza virus Satre, J. Pasick, & Weingartl, H.
manusia, genetic reaasortament antara 2010. 1908 and 2009 H1N1
avian dan influenza manusia dapat terjadi influenza viruses are not patho-
ketika virus ini menginfeksi secara genic in birds. J. Gen Virol. 91 :
bersama-sama pada seekor babi 339-342
(Scholtissek 1990). Potensi meningkat- Brockwell-Staats C., RG.Webster, & RJ.
nya virulensi yang kemungkinan terjadi Webby. 2009. Diversity of
reassortant antara highly patogenic H5N1 influenza viruses in swine and the
dengan virus novel H1N1 khususnya di emergence of a novel human
Indonesia membutuhkan suatu perenca- pandemic influenza A (H1N1).
naan kemungkinan terjadinya pandemi Influenza and Other Respiratory
reassortant virus-virus tersebut (Brock- Viruses. 3: 207-213
well-Staats et al. 2009). Brown IH., S. Ludwig, CW. Olsen, C.
Hannoun, C. Scholtissek , VS.
KESIMPULAN Hinshaw, PA. Harris, JW. McCau-
ley, I. Strong, & DJ. Alexander.
Hasil penelitian menunjukkan 1997. Antigenic and genetic
bahwa di Indonesia telah terdeteksi virus analyses of H1N1 influenza A
novel H1N1 pada babi pada salah satu viruses from European pigs. J.
peternakan di Pulau Bulan pada tahun Gen. Vir. 78: 553-562
2009 dan dua sampel dari RPH Kapuk Dawood FS, S. Jain, L. Finelli, MW.
juga berhasil diideteksi adanya virus novel Shaw, S. Lindstrom, RJ. Garten,
H1N1. Hal ini memperlihatkan bahwa LV. Gubareva, X. Xu, CB. Bridges,
sirkulasi virus influenza novel H1N1 TM. Uyeki. 2009. Emergence of
masih harus diwaspadai. a novel swine-origin influenza A
(H1N1) virus in humans. N Engl J
UCAPAN TERIMA KASIH Med. 360 : 2605-615
Garten, RJ, CT. Davis, CA. Russell, B.
Ucapan terima kasih kepada drh Shu, S. Lindstrom, A. Balish, WM.
Yuli Miswati dan drh M Syibli (BPPV Sessions, X. Xu, E. Skepner, V.
Bukittinggi) serta drh Irma Budiarti Deyde, M. Okomo-Adhiambo, L
(BKHI Jakarta) atas kontribusinya. Gubareva, J Barnes, CB. Smith,
Ucapan terima kasih juga kepada Nana SL. Emery, MJ. Hillman, P.
Rivailler, J. Smagala, M. de Graaf,

295
Dharmayanti dkk.

D F. Burke, RAM. Fouchier, C Olsen, CW. 2002. The emergence of


Pappas, CM. Alpuche-Aranda, H. novel swine influenza viruses in
López-Gatell, H. Olivera, I. López, North America. Virus Res. 85:199-
CA. Myers, D. Faix, PJ. Blair, C. 210.
Yu, KM. Keene, PD Dotson, Jr., Pensaert, M., K. Ottis , J. Vanderputte,
DBoxrud, AR. Sambol, SH. Abid, MM. Kaplan, & PA. Buchmann.
K St. George, T. Bannerman, AL. 1981. Evidence for the natural
Moore, DJ. Stringer, P. Blevins, transmission of influenza A virus
Gail J. Demmler-Harrison, M. from wild ducks to swine and its
Ginsberg, P. Kriner, S. Waterman, potential for man. Bulletin of the
S. Smole, HF. Guevara, EA. World Health Organization.
Belongia, PA. Clark, ST. Beatrice, 59:75-78
R. Donis, J. Katz, L. Finelli, CB. Richt, JA., KM. Lager, BH. Janke, RD.
Bridges, M. Shaw, DB. Jernigan, Woods, RG. Webster,& RJ. Webby.
TM. Uyeki, DJ. Smith, AI. Klimov, 2003. Pathogenic and antigenic
& NJ. Cox. 2009. Antigenic and properties of phylogene-tically
genetic characteristics of swine- distinct reassortant H3N2 swine
origin 2009 A(H1N1) influenza influenza viruses cocircula-ting in
viruses circulating in humans. the United States. J. Clin.
Science. 325:197-201 Microbiol. 41:3198-3205
Ito T, JN. Couceiro JN, & S. Kelm. 1998. Rogers, GN., JC. Paulson. 1983.
Molecular basis for the generation Receptor determinants of human
in pigs of influenza A viruses with and animal influenza virus isolates:
pandemic potential. J Virol. differences in receptor specificity
72:7367–7373. of the H3 hemagglutinin based on
Lee, MS., PC. Chang, JH. Shien, MC. species of origin. Virol. 127:361–
Cheng,& HP. Shieh. 2001. 373.
Identification and subtyping of Scholtissek, C., H. Burger, PA.
avian influenza viruses by reverse Bachmann, & C. Hannoun. 1983.
transcription-PCR. J.Virol. Genetic relatedness of hemagglu-
Methods. 97: 13-22. tinins of the H1 subtype of
Lange, E., D. Kalthoff, U. Blohm, JP. influenza A viruses isolated from
Teifke, A. Breithaupt, C. Maresh, swine and birds. Virology. 129:521-
E. Starick, S. Fereidouni, B. 523
Hoffman, TC. Mettenleiter, M. Scholtissek C. 1990. Pigs as the ‘‘mixing
Beer, & TW. Vahlenkamp. 2009. vessel’’ for the creation of new
Pathogenesis and transsimission of pandemic influenza A viruses. Med
the novel swine-origin influenza Principles Pract. 2:65–71
virus A/H1N1 after experimental Shinde V, Bridges CB, TM. Uyeki, B.
infection of pigs. J. Gen Virol. 90: Shu, A. Balish, X. Xu, S.Lindstrom,
2119-2123 LV. Gubareva, V. Deyde, RJ.

296
Virus Influenza Novel H1N1 Babi di Indonesia

Garten, M. Harris, S. Gerber, F. Webster, RG., WJ. Bean, OT. Gorman,


Vagasky, F. Smith, MD, Neal TM. Chambers, & Y. Kawaoka.
Pascoe, K. Martin, D. Dufficy, 1992. Evolution and ecology of
K.Ritger, C. Conover, P. Quinlisk influenza A viruses. Microbiol.
A. Klimov, JS. Bresee, & L. Rev. 56:152-179.
Finelli. 2009. Triple-reassortant WHO, 2010. Pandemic (H1N1) 2009 -
swine influenza A (H1) in humans update 105.http://www.who.int.
in the United States, 2005-2009. N. diakses 20 Juni 2010.
Engl. J. Med. 360: 2616-2625 WHO, 2009. CDC Protocol of realtime
Shope, RE. 1931. Swine influenza. III. RT-PCR for influenza A (H1N1).
Filtration experiments and etiology. Revision 30 April 2009. The WHO
J. Exp. Med. 54 : 373–385 Collaborating Centre for influenza
Smith, GJ., D. Vijaykrishna, J. Bahl, SJ. at CDC Atlanta, United States of
Lycett, M. Worobey, OG. Pybus, America.
SK. Ma, CL. Cheung, & J. Wright, KE., GAR. Wilson, GD.
Raghwani. 2009. Origins and Novosad, C. Dimock, D. Tan, D
evolutionary genomics of the 2009 & JM. Weber. 1995. Typing and
swine-origin H1N1 influenza A subtyping of influenza viruses in
epidemic. Nature. 459 : 1122–1125 clinical samples by PCR. J. Clin
Microbiol. 33:1180–1184

Memasukkan: Februari 2011


Diterima: Juni 2011

297

Anda mungkin juga menyukai