DI SUSUN OLEH :
PUTU ANGGA SWANDANA
Abstr act: Human element is very significant work component in a ork system.
Human condition said unsafely if the worker’s healthy nd safety become annoyed.
Bad work postures can be risk factor (physical risk factor) for appearing the
indication of work related musculoskeletal disorders (WRMSD’S). The research is
experiment in laboratory; it’s purposed to find the wo y influence and the rise
weight to musculoskeletal disorders. The research object is manual material handling
static work, namely; to lift, to bring down and to move rice sack with 15 kg, 10 kg and
15 kg weight. Musculoskeletal fatigue is indirectly measured by measuring heart
beating. In the experiment found the result of work activity in woman and man subject
that give enough significant to musculoskeletal disord rs, the rise weight doesn’t give
influence to musculoskeletal disorders and the interac ion between of the two do not
give any significant influence.
1
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007
1. Kelelahan muskuloskeletal yang diamati yang sangat ringan sampai perasaan yang
merupakan kelelahan akut atau keluhan sangat melelahkan. Kelelahan subyektif
pada bagian–bagian otot skeletal yang biasanya terjadi pada akhir jam kerja, apabila
dirasakan sangat ringan. rata-rata beban kerja melebihi 30-40% dari
tenaga aerobik maksimal
2. Kelelahan muskuloskeletal diukur secara
(Astrand&Rodahl,1977 dan Pulat,1992).
tidak langsung dengan mengukur denyut
jantung atau denyut nadi.
Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada
3. Postur kerja yang diamati adalah postur bagian–bagian otot skeletal yang dirasakan
kerja monoton, dan posisi kerja yang sering oleh seseorang mulai dari keluhan sangat
menimbulkan kelelahan muskuloskeletal ringan sampai sangat sakit. Apabila otot
yaitu: membungkuk, jongkok, menurunkan, menerima beban statis secara berulang dan
mengangkat, memutar. waktu yang lama, akan dapat menyebabkan
keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen
4. Stasiun kerja per posisi kerja didesain sama
dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah
untuk semua ukuran (tinggi, lebar dan
yang biasanya diistilahkan dengan keluhan
jarak).
muskuloskelatal disorders (MSDs) atau cidera
5. Kondisi lingkungan kerja dianggap tidak pada sistem muskuloskelatal
berpengaruh terhadap kelelahan (Grandjean,1993).
muskuloskeletal.
2. Faktor Resiko Sikap Ker ja Terhadap
6. Besarnya beban angkat yang digunakan Ganggua n Muskuloskeletal
merupakan beban yang boleh diangkat oleh
laki-laki dan perempuan berdasarkan Sikap kerja yang sering dilakukan oleh
NIOSH. manusia dalam melakukan pekerjaan antara
lain berdiri, duduk, membungkuk, jongkok,
7. Partisipan yang digunakan termasuk dalam berjalan, dan lain-lain. Sikap kerja tersebut
usia produktif kerja yaitu 20 tahun sampai dilakukan tergantung dari kondisi dari sistem
dengan 25 tahun dan dalam kondisi sehat. kerja yang ada. Jika kondisi sistem kerjanya
Berdasarkan data kesehatan dari masing- yang tidak sehat akan menyebabkan
masing partisipan. kecelakaan kerja, karena pekerja melakukan
K AJIAN PUSTAKA pekerjaan yang tidak aman. Menurut Bridger,
(1995) sikap kerja yang salah, canggung, dan
1. Kelela han di luar kebiasaan akan menambah resiko cidera
Kelelahan adalah suatu mekanisme pada bagian sistem muskuloskeletal.
perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari 1. Sikap Kerja Ber diri
kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi
pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan Sikap kerja berdiri merupakan salah satu sikap
biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda- kerja yang sering dilakukan ketika melakukan
beda dari setiap individu, tetapi semuanya sesuatu pekerjaan. Berat tubuh manusia akan
bermuara pada kehilangan efisiensi dan ditopang oleh satu ataupun kedua kaki ketika
penurunan kapasitas kerja serta ketahanan melakukan posisi berdiri. Aliran beban berat
tubuh. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua tubuh mengalir pada kedua kaki menuju tanah.
jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan Hal ini disebabkan oleh faktor gaya gravitasi
umum. Kelelahan otot adalah merupakan bumi.
tremor pada otot/perasaan nyeri pada otot. Kestabilan tubuh ketika posisi berdiri
Sedang kelelahan umum biasanya ditandai dipengaruhi posisi kedua kaki. Kaki yang
dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja sejajar lurus dengan jarak sesuai dengan tulang
yang disebabkan oleh karena monotoni, pinggul akan menjaga tubuh dari tergelincir.
intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan Selain itu perlu menjaga kelurusan antara
lingkungan, sebab-sebab mental, status anggota bagian atas dengan anggota bagian
kesehatan dan keadaan gizi (Grandjean,1993). bawah.
Secara umum kelelahan dapat dimulai dari
28
Rahmaniyah Dwi Astuti, dkk., Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja Dan Beban Angkat ...
29
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007
bekerja, kecepatan denyut jantung dan dengan berat 10 kg, dan beras dengan berat 15
konsumsi oksigen akan menurun secara kg. Variabel yang diukur (dependent variabel)
perlahan-lahan sampai kondisi normal. Untuk adalah pengaruh terhadap kelelahan
melakukan penilaian beban fisik dalam bekerja musculoskeletal dengan indikator denyut
dengan metode fisiologi maka pengukuran jantung atau denyut nadi.
harus dimulai sebelum pekerja melakukan
Subyek harus melakukan aktivitas kerjanya
pekerjaannya. Pengukuran terus dilakukan
sesuai dengan frekuensi dan ritme yang telah
selama waktu bekerja sampai sebelum variable
ditentukan. Sebelum subyek melakukan
– variable fisiologi kembali ke level awal.
aktivitas dilakukan pengukuran denyut nadi/
Selain mengukur secara langsung dengan
jantung sebelum bekerja dengan metode 15
mengetahui tingkat konsumsi oksigen, dapat
denyut, kemudian subyek melakukan aktivitas
juga dilakukan pengukuran secara tidak
kerja yang pertama misal A1 yaitu aktivitas
langsung yaitu dengan mengukur kecepatan
kerja mengangkat beras 5 kg dari lantai keatas
denyut jantung seseorang. Kecepatan denyut
meja dengan membungkuk selama 1 menit
jantung akan meningkat saat seseorang
dengan 20 kali pengangkatan dan ritme
bekerja, karena jantung harus memompa lebih
ditentukan dengan ketukan penggaris per 3
cepat untuk memberikan oksigen pada otot
detik subyek baru boleh
yang terlibat melalui pembuluh darah.
mengangkat.Kemudian setelah selesai subyek
MET ODOLOGI PENELITI AN diukur kembali denyut nadi / jantung sebagai
denyut nadi sesudah bekerja, setelah itu
1. SUBYEK PE NELITI AN
subyek diberi waktu untuk beristirahat untuk
Subyek penelitian yang digunakan berjumlah minum dan makan snack agar setiap subyek
30 orang mahasiswa perempuan dan 30 orang merasa segar saat melaksanakan eksperimen
mahasiswa laki-laki yang berbadan sehat. berikutnya. Penentuan waktu istirahat untuk
Dasar pemilihan subyek laki-laki dan pekerjaan yang membutuhkan perulangan atau
perempuan adalah dalam penelitian ini ingin repetitif work diperlukan waktu kerja dan
mengetahui perbedaan jenis kelamin apakah istirahatnya dengan perbandingan 5:1 menurut
berpengaruh terhadap kelelahan Colombini (1998). Dalam penelitian ini
muskuloskeletal. Subyek memiliki usia rata- subyek diberi waktu istirahat selama 5 menit
rata 21,5 tahun. Subyek perempuan memiliki untuk setiap aktivitas kerja. Selama istirahat
berat badan antara 45 kg s/d 55 kg dengan subyek diukur denyut nadi resting / istirahat
tinggi badan antara 150 cm s/d 160 cm dalam kondisi berbaring dengan tujuan apakah
sedangkan laki – laki dengan berat badan subyek kondisinya sudah seperti sebelum
antara 50 kg s/d 60 kg dan tinggi badan 165 bekerja. Setelah istirahat selesai subyek akan
cm s/d 175 cm. melakukan aktivitas kerja berikutnya maka
2. Pr osedur Penelitian prosedurnya sama dengan perlakuan yang
sebelumnya.
Penelitian ini menggunakan 2 variabel
berpengaruh (independent variable) yaitu ANALISA HASIL & INTERPRETASI
aktivitas kerja operator berupa posisi atau Dengan menggunakan tingkat kepercayaan
postur kerja dan besarnya beban angkat 95% dapat diketahui bahwa nilai probabilitas
operator berupa beras dalam karung. Variabel atau tingkat signifikansi masing-masing
aktivitas kerja operator dibagi menjadi 5 variabel dependent dengan perhitungan denyut
aktivitas kerja yaitu aktivitas 1 mengangkat nadi kerja subyek perempuan dan laki-laki
beras dari lantai ke atas meja, aktivitas 2 menunjukkan hasil lebih besar dari 0,05 yang
memindahkan beras dari meja 1 ke meja 2, berarti menunjukkan bahwa data terdistribusi
aktivitas 3 menurunkan beras dari meja ke normal sehingga pengolahan data akan
lantai, aktivitas 4 menurunkan beras dari loker dilakukan dengan menggunakan pengolahan
4 ke loker 2, aktivitas 5 menurunkan beras dari data statistik parametrik yaitu dengan
loker 2 kelantai dengan jongkok. Sedangkan menggunakan ANOVA.
varibel besarnya beban angkat dibagi menjadi
3 beban yaitu beras dengan berat 5 kg, beras
30
Rahmaniyah Dwi Astuti, dkk., Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja Dan Beban Angkat ...
Dari hasil uji homogenitas variansi untuk berarti antara faktor aktivitas kerja dan
subyek perempuan, didapatkan nilai besarnya beban angkat dalam mempengaruhi
probabilitas atau tingkat signifikansi lebih nilai denyut nadi kerja perempuan.
besar dari 0,05 yang berarti menunjukkan
Adanya perbedaan yang cukup signifikan
bahwa data berasal dari populasi yang
antara aktivitas kerja dengan nilai denyut nadi
mempunyai varians sama. Sedangkan hasil uji
kerja pada subyek perempuan dan laki-laki
homogenitas variansi untuk subyek laki-laki,
mungkin disebabkan karena posisi atau postur
didapatkan nilai probabilitas atau tingkat
kerja yang berbeda akan menghasilkan denyut
signifikansi lebih besar dari 0,05 yang berarti
nadi kerja yang berbeda misalnya
menunjukkan bahwa data berasal dari populasi
membungkuk, memutar, dan menurunkan.
yang mempunyai varians sama.
Adanya ketidaksignifikanan perbedaan antara
Berdasarkan hasil uji ANOVA baik untuk
beban angkat dengan nilai denyut nadi kerja
subyek perempuan dan laki – laki dapat dilihat
baik pada subyek perempuan dan laki-laki
dalam Tabel 1 dan 2 berikut :
mungkin disebabkan karena besarnya beban
Tabel 1. Hasil ANOVA Denyut Nadi Kerja angkat yang ditentukan masih dibawah batas
Perempuan angkat legal yaitu untuk perempuan diatas
umur 18 tahun batas maximal beban angkat
Faktor Df F Sig.
Aktivitas Kerja (A) 4 9.658 .000 adalah 16 kg sedangkan untuk laki-laki tidak
Beban Angkat (B) 2 1.938 .145 ada batas angkat, sedangkan pada penelitian
Aktivitas Kerja*Beban 8 0.694 .697 ini hanya digunakan 15 kg sehingga subyek
Angkat perempuan dan laki-laki dalam mengangkat
beban tidak mengalami kesulitan dan
pengaruhnya terhadap perubahan denyut nadi
Tabel 2. Hasil ANOVA Denyut Nadi Kerja kerja tidak signifikan.
Laki-laki
KESIMPULAN DAN SARAN
Faktor Df F Sig.
Aktivitas Kerja (A) 4 8.074 .000 Aktivitas kerja subyek perempuan dan laki-
Beban Angkat (B) 2 1.075 .342 laki memberikan pengaruh yang cukup
Aktivitas Kerja*Beban 8 1.038 .406 signifikan terhadap kelelahan muskuloskeletal
Angkat
(denyut nadi kerja) dengan probabilitas < 0,05.
Dari hasil uji ANOVA untuk subyek Sedangkan beban angkat subyek perempuan
perempuan menunjukkan bahwa Fhitung untuk dan laki – laki tidak memberikan pengaruh
faktor aktivitas kerja adalah 9,658 dengan yang cukup signifikan terhadap kelelahan
probabilitas atau tingkat signifikansi 0,000 < muskuloskeletal (denyut nadi kerja) dengan
0,05 maka Ho ditolak dan menunjukkan probabilitas > 0,05. Dan interaksi antara
perbedaan yang cukup signifikan pada denyut keduanya tidak memberikan pengaruh yang
nadi kerja perempuan yang dipengaruhi oleh cukup signifikan.
faktor aktivitas kerja. Tabel tersebut juga DAFTAR PUSTAK A
menunjukkan bahwa Fhitung untuk faktor
beban angkat adalah sebesar 1,938 dengan Astrand, P.O and Rodahl, K. 1977. Textbook
probabilitas 0,145 > 0,05 sehingga Ho diterima of Work Physiology-Physiological Bases
dan menunjukkan bahwa tidak terdapat beda of Exercise, 2nd edt. McGraw-Hill Book
yang signifikan antara nilai denyut nadi kerja Company. USA.
yang disebabkan oleh faktor besarnya beban
angkat. Sementara berdasarkan Fhitung untuk Anis, J.F and McConville, J.T., 1996.
interaksi antara aktivitas kerja dengan Anthropometry, Edited by Battacharya,
besarnya beban angkat menunjukkan tidak A. & McGlothlin, J.D., 1996.
adanya interaksi yang cukup berarti. Hal ini Occupational Ergonomics Theory and
dapat dilihat pada nilai Fhitung adalah 0,694 Application, Marcel Dekker Inc, New
dengan signifikan level sebesar 0,697 > 0,05 York, pp.1- 46.
yang berarti bahwa tidak adanya interaksi yang
31
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007
32
Rahmaniyah Dwi Astuti, dkk., Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja Dan Beban Angkat ...
ANALISIS JURNAL
PUTU ANGGA SWANDANA
A2 / TINGKAT III / SEMESTER 5 / S1 KEPERAWATAN