Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS JURNAL

PENGARUH AKTIVITAS KERJA DAN BEBAN ANGKAT TERHADAP


KELELAHAN MUSKOLOSKELETAL

DI SUSUN OLEH :
PUTU ANGGA SWANDANA

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PRODI JENJANG S1
KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK
2019/2020
ANALISA PENGARUH
AKTIVITAS KERJ A DAN BEBAN ANGKAT
TER HADAP KELELAHAN MUSKULOSKELETAL
Rahmaniyah Dwi Astuti 1

Abstr act: Human element is very significant work component in a ork system.
Human condition said unsafely if the worker’s healthy nd safety become annoyed.
Bad work postures can be risk factor (physical risk factor) for appearing the
indication of work related musculoskeletal disorders (WRMSD’S). The research is
experiment in laboratory; it’s purposed to find the wo y influence and the rise
weight to musculoskeletal disorders. The research object is manual material handling
static work, namely; to lift, to bring down and to move rice sack with 15 kg, 10 kg and
15 kg weight. Musculoskeletal fatigue is indirectly measured by measuring heart
beating. In the experiment found the result of work activity in woman and man subject
that give enough significant to musculoskeletal disord rs, the rise weight doesn’t give
influence to musculoskeletal disorders and the interac ion between of the two do not
give any significant influence.

Key words: , Fatigue, Musculoskeletal, Physiological.

PENDAHULUAN Menurut Luopajarvi (1990) beban kerja yang


berat, postur kerja yang salah dan perulangan
Sistem kerja yang baik tidak terlepas dari work
gerakan yang tinggi, serta adanya getaran
place (tempat kerja) maupun langkah-langkah
terhadap keseluruhan tubuh merupakan
operasional tugas yang harus dilakukan dalam
keadaan yang memperburuk penyakit tersebut.
suatu pekerjaan. Penataan tempat kerja beserta
perlengkapan atau peralatan yang digunakan Kondisi manusia dikatakan tidak aman bila
maupun posisi tubuh pada saat bekerja akan kesehatan dan keselamatan pekerja mulai
sangat berpengaruh dalam menciptakan suatu terganggu. Dengan adanya kelelahan dan
sistem kerja yang terintegrasi dengan baik. keluhan muskuloskeletal merupakan salah satu
Melalui perbaikan yang dilakukan, akan indikasi adanya gangguan kesehatan dan
menjadikan suatu industri bisa berjalan dengan keselamatan pekerja. Pekerja sering mengeluh
efektif dan efisien. tubuh merasa nyeri atau sakit saat bekerja
maupun setelah bekerja. Studi tentang MSDs
Meskipun perkembangan industri di dunia
menunjukkan bahwa bagian otot yang sering
sudah maju dan segala sesuatunya serba
dikeluhkan adalah otot rangka (skeletal) yang
otomatis, tetapi penggunaan tenaga manusia
meliputi otot leher, bahu, lengan, tangan, jari,
secara manual masih belum bisa dihindari
punggung, pinggang dan otot bagian bawah.
secara keseluruhan. Dunia industri di
Indonesia juga masih banyak yang Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah
menggunakan tenaga manusia dalam hal mengetahui pengaruh antara aktivitas kerja
penanganan material. Kelebihan MMH dan beban angkat terhadap kelelahan
(Manual Material Handling) bila dibandingkan muskuloskeletal.
dengan penanganan material menggunakan
alat bantu adalah fleksibilitas gerakan yang BATASAN MASALAH
dapat dilakukan untuk beban-beban ringan. Pada penelitian ini, agar ruang lingkup
Akan tetapi, aktivitas MMH diidentifikasi penelitian menjadi jelas maka permasalahan
berisiko besar sebagai penyebab utama dalam penelitian dibatasi sebagai berikut :
penyakit tulang belakang (Low Back Pain).

1
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007

1. Kelelahan muskuloskeletal yang diamati yang sangat ringan sampai perasaan yang
merupakan kelelahan akut atau keluhan sangat melelahkan. Kelelahan subyektif
pada bagian–bagian otot skeletal yang biasanya terjadi pada akhir jam kerja, apabila
dirasakan sangat ringan. rata-rata beban kerja melebihi 30-40% dari
tenaga aerobik maksimal
2. Kelelahan muskuloskeletal diukur secara
(Astrand&Rodahl,1977 dan Pulat,1992).
tidak langsung dengan mengukur denyut
jantung atau denyut nadi.
Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada
3. Postur kerja yang diamati adalah postur bagian–bagian otot skeletal yang dirasakan
kerja monoton, dan posisi kerja yang sering oleh seseorang mulai dari keluhan sangat
menimbulkan kelelahan muskuloskeletal ringan sampai sangat sakit. Apabila otot
yaitu: membungkuk, jongkok, menurunkan, menerima beban statis secara berulang dan
mengangkat, memutar. waktu yang lama, akan dapat menyebabkan
keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen
4. Stasiun kerja per posisi kerja didesain sama
dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah
untuk semua ukuran (tinggi, lebar dan
yang biasanya diistilahkan dengan keluhan
jarak).
muskuloskelatal disorders (MSDs) atau cidera
5. Kondisi lingkungan kerja dianggap tidak pada sistem muskuloskelatal
berpengaruh terhadap kelelahan (Grandjean,1993).
muskuloskeletal.
2. Faktor Resiko Sikap Ker ja Terhadap
6. Besarnya beban angkat yang digunakan Ganggua n Muskuloskeletal
merupakan beban yang boleh diangkat oleh
laki-laki dan perempuan berdasarkan Sikap kerja yang sering dilakukan oleh
NIOSH. manusia dalam melakukan pekerjaan antara
lain berdiri, duduk, membungkuk, jongkok,
7. Partisipan yang digunakan termasuk dalam berjalan, dan lain-lain. Sikap kerja tersebut
usia produktif kerja yaitu 20 tahun sampai dilakukan tergantung dari kondisi dari sistem
dengan 25 tahun dan dalam kondisi sehat. kerja yang ada. Jika kondisi sistem kerjanya
Berdasarkan data kesehatan dari masing- yang tidak sehat akan menyebabkan
masing partisipan. kecelakaan kerja, karena pekerja melakukan
K AJIAN PUSTAKA pekerjaan yang tidak aman. Menurut Bridger,
(1995) sikap kerja yang salah, canggung, dan
1. Kelela han di luar kebiasaan akan menambah resiko cidera
Kelelahan adalah suatu mekanisme pada bagian sistem muskuloskeletal.
perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari 1. Sikap Kerja Ber diri
kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi
pemulihan setelah istirahat. Istilah kelelahan Sikap kerja berdiri merupakan salah satu sikap
biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda- kerja yang sering dilakukan ketika melakukan
beda dari setiap individu, tetapi semuanya sesuatu pekerjaan. Berat tubuh manusia akan
bermuara pada kehilangan efisiensi dan ditopang oleh satu ataupun kedua kaki ketika
penurunan kapasitas kerja serta ketahanan melakukan posisi berdiri. Aliran beban berat
tubuh. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua tubuh mengalir pada kedua kaki menuju tanah.
jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan Hal ini disebabkan oleh faktor gaya gravitasi
umum. Kelelahan otot adalah merupakan bumi.
tremor pada otot/perasaan nyeri pada otot. Kestabilan tubuh ketika posisi berdiri
Sedang kelelahan umum biasanya ditandai dipengaruhi posisi kedua kaki. Kaki yang
dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja sejajar lurus dengan jarak sesuai dengan tulang
yang disebabkan oleh karena monotoni, pinggul akan menjaga tubuh dari tergelincir.
intensitas dan lamanya kerja fisik, keadaan Selain itu perlu menjaga kelurusan antara
lingkungan, sebab-sebab mental, status anggota bagian atas dengan anggota bagian
kesehatan dan keadaan gizi (Grandjean,1993). bawah.
Secara umum kelelahan dapat dimulai dari

28
Rahmaniyah Dwi Astuti, dkk., Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja Dan Beban Angkat ...

2. Sika p Kerja Membungkuk Hal yang penting menyangkut kegiatan


mendorong beban adalah tinggi tangan
Salah satu sikap kerja yang tidak nyaman
pendorong. Tinggi pegangan antara siku dan
untuk diterapkan dalam pekerjaan adalah
bahu selama mendorong beban dianjurkan
membungkuk. Posisi ini tidak menjaga
dalam kegiatan ini. Hal ini dimaksudkan untuk
kestabilan tubuh ketika bekerja. Pekerja
menghasilkan tenaga maksimal untuk
mengalami keluhan nyeri pada bagian
mendorong beban berat dan menghindari
punggung bagian bawah (low back pain) bila
kecelakaan kerja bagian tangan dan bahu.
dilakukan secara berulang dan periode yang
cukup lama. 6. Menarik Beban
Sikap kerja membungkuk dapat menyebabkan Kegiatan ini biasanya tidak dianjurkan sebagai
“slipped disks”, bila dibarengi dengan metode pemindahan beban, karena beban sulit
pengangkatan beban berlebih. Prosesnya sama untuk dikendalikan dengan anggota tubuh.
dengan sikap kerja membungkuk, tetapi akibat Beban dengan mudah akan tergelincir keluar
tekanan yang berlebih menyebabkan ligamen dan melukai pekerjanya. Kesulitan yang lain
pada sisi belakang Lumbar rusak dan adalah pengawasan beban yang dipindahkan
penekanan pembuluh syaraf. Kerusakan ini serta perbedaan jalur yang dilintasi. Menarik
disebabkan oleh keluarnya material pada beban hanya dilakukan pada jarak yang pendek
invertebratal discs akibat desakan tulang dan bila jarak yang ditempuh lebih jauh
belakang bagian lumbar. biasanya beban didorong ke depan.
3. Penga ngkata n Beban 3. F isiologi Ker ja
Kegiatan ini menjadi penyumbang terbesar Fisiologi kerja adalah studi tentang fungsi
terjadinya kecelakaan kerja pada bagian organ manusia yang dipengaruhi stress otot.
punggung. Pengangkatan beban yang melebihi Saat seseorang melakukan kerja fisik
kadar dari kekuatan manusia menyebabkan diperlukan gaya otot, dan aktivitas otot ini
penggunaan tenaga yang lebih besar pula atau memerlukan energi dimana suplai energi
over exertion. memberi beban kepada sistem pernafasan dan
sistem kardiovaskular. Sistem pernafasan
Adapun pengangkatan beban akan
dibebani oleh kerja fisik karena adanya
berpengaruh pada tulang belakang bagian
peningkatan ventilation (inhalation dan
lumbar . Pada wilayah ini terjadi penekanan
pada bagian L5/SI (lempeng antara lumbar ke- exhalation) untuk mensuplai kebutuhan
5 dan sacral ke-1). Penekanan pada daerah ini oksigen pada otot yang melakukan pekerjaan.
mempunyai batas tertentu untuk menahan Sedangkan pembebanan pada sistem
tekanan. Invertebratal disc pada bagian L5/S1 kardiovaskular dikarenakan jantung harus
lebih banyak menahan tekanan daripada tulang memompa lebih cepat untuk memberikan
belakang. Bila pengangkatan yang dilakukan oksigen pada otot yang terlibat melalui
melebihi kemampuan tubuh manusia, maka pembuluh darah. Kesimpulannya bahwa saat
akan terjadi disc herniation akibat lapisan tubuh melakukan kerja fisik akan terjadi
perubahan pada kecepatan denyut jantung dan
pembungkus pada invertebratal disc pada
konsumsi oksigen. Berikut ini adalah tabel
bagian L5/S1 pecah.
yang menunjukkan berat ringannya suatu
4. Membawa Beban pekerjaan dalam hubungannya dengan
Terdapat perbedaan dalam menentukan beban perubahan konsumsi oksigen, kecepatan
normal yang dibawa oleh manusia. Hal ini denyut jantung dan energi expenditure.
dipengaruhi oleh frekuensi dari pekerjaan yang Ketika seseorang mulai bekerja, denyut
dilakukan. Faktor yang paling berpengaruh jantung dan tingkat konsumsi oksigen
dari kegiatan membawa beban adalah jarak. meningkat sampai memenuhi kebutuhan.
Jarak yang ditempuh semakin jauh akan Peningkatan ini tidak terjadi tiba-tiba, sehingga
menurunkan batasan beban yang dibawa. kebutuhan ini akan dipenuhi terlebih dahulu
5. Kegiatan mendorong Beba n oleh energi yang tersimpan di otot. Dengan
cara yang sama, ketika seseorang berhenti

29
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007

bekerja, kecepatan denyut jantung dan dengan berat 10 kg, dan beras dengan berat 15
konsumsi oksigen akan menurun secara kg. Variabel yang diukur (dependent variabel)
perlahan-lahan sampai kondisi normal. Untuk adalah pengaruh terhadap kelelahan
melakukan penilaian beban fisik dalam bekerja musculoskeletal dengan indikator denyut
dengan metode fisiologi maka pengukuran jantung atau denyut nadi.
harus dimulai sebelum pekerja melakukan
Subyek harus melakukan aktivitas kerjanya
pekerjaannya. Pengukuran terus dilakukan
sesuai dengan frekuensi dan ritme yang telah
selama waktu bekerja sampai sebelum variable
ditentukan. Sebelum subyek melakukan
– variable fisiologi kembali ke level awal.
aktivitas dilakukan pengukuran denyut nadi/
Selain mengukur secara langsung dengan
jantung sebelum bekerja dengan metode 15
mengetahui tingkat konsumsi oksigen, dapat
denyut, kemudian subyek melakukan aktivitas
juga dilakukan pengukuran secara tidak
kerja yang pertama misal A1 yaitu aktivitas
langsung yaitu dengan mengukur kecepatan
kerja mengangkat beras 5 kg dari lantai keatas
denyut jantung seseorang. Kecepatan denyut
meja dengan membungkuk selama 1 menit
jantung akan meningkat saat seseorang
dengan 20 kali pengangkatan dan ritme
bekerja, karena jantung harus memompa lebih
ditentukan dengan ketukan penggaris per 3
cepat untuk memberikan oksigen pada otot
detik subyek baru boleh
yang terlibat melalui pembuluh darah.
mengangkat.Kemudian setelah selesai subyek
MET ODOLOGI PENELITI AN diukur kembali denyut nadi / jantung sebagai
denyut nadi sesudah bekerja, setelah itu
1. SUBYEK PE NELITI AN
subyek diberi waktu untuk beristirahat untuk
Subyek penelitian yang digunakan berjumlah minum dan makan snack agar setiap subyek
30 orang mahasiswa perempuan dan 30 orang merasa segar saat melaksanakan eksperimen
mahasiswa laki-laki yang berbadan sehat. berikutnya. Penentuan waktu istirahat untuk
Dasar pemilihan subyek laki-laki dan pekerjaan yang membutuhkan perulangan atau
perempuan adalah dalam penelitian ini ingin repetitif work diperlukan waktu kerja dan
mengetahui perbedaan jenis kelamin apakah istirahatnya dengan perbandingan 5:1 menurut
berpengaruh terhadap kelelahan Colombini (1998). Dalam penelitian ini
muskuloskeletal. Subyek memiliki usia rata- subyek diberi waktu istirahat selama 5 menit
rata 21,5 tahun. Subyek perempuan memiliki untuk setiap aktivitas kerja. Selama istirahat
berat badan antara 45 kg s/d 55 kg dengan subyek diukur denyut nadi resting / istirahat
tinggi badan antara 150 cm s/d 160 cm dalam kondisi berbaring dengan tujuan apakah
sedangkan laki – laki dengan berat badan subyek kondisinya sudah seperti sebelum
antara 50 kg s/d 60 kg dan tinggi badan 165 bekerja. Setelah istirahat selesai subyek akan
cm s/d 175 cm. melakukan aktivitas kerja berikutnya maka
2. Pr osedur Penelitian prosedurnya sama dengan perlakuan yang
sebelumnya.
Penelitian ini menggunakan 2 variabel
berpengaruh (independent variable) yaitu ANALISA HASIL & INTERPRETASI
aktivitas kerja operator berupa posisi atau Dengan menggunakan tingkat kepercayaan
postur kerja dan besarnya beban angkat 95% dapat diketahui bahwa nilai probabilitas
operator berupa beras dalam karung. Variabel atau tingkat signifikansi masing-masing
aktivitas kerja operator dibagi menjadi 5 variabel dependent dengan perhitungan denyut
aktivitas kerja yaitu aktivitas 1 mengangkat nadi kerja subyek perempuan dan laki-laki
beras dari lantai ke atas meja, aktivitas 2 menunjukkan hasil lebih besar dari 0,05 yang
memindahkan beras dari meja 1 ke meja 2, berarti menunjukkan bahwa data terdistribusi
aktivitas 3 menurunkan beras dari meja ke normal sehingga pengolahan data akan
lantai, aktivitas 4 menurunkan beras dari loker dilakukan dengan menggunakan pengolahan
4 ke loker 2, aktivitas 5 menurunkan beras dari data statistik parametrik yaitu dengan
loker 2 kelantai dengan jongkok. Sedangkan menggunakan ANOVA.
varibel besarnya beban angkat dibagi menjadi
3 beban yaitu beras dengan berat 5 kg, beras

30
Rahmaniyah Dwi Astuti, dkk., Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja Dan Beban Angkat ...

Dari hasil uji homogenitas variansi untuk berarti antara faktor aktivitas kerja dan
subyek perempuan, didapatkan nilai besarnya beban angkat dalam mempengaruhi
probabilitas atau tingkat signifikansi lebih nilai denyut nadi kerja perempuan.
besar dari 0,05 yang berarti menunjukkan
Adanya perbedaan yang cukup signifikan
bahwa data berasal dari populasi yang
antara aktivitas kerja dengan nilai denyut nadi
mempunyai varians sama. Sedangkan hasil uji
kerja pada subyek perempuan dan laki-laki
homogenitas variansi untuk subyek laki-laki,
mungkin disebabkan karena posisi atau postur
didapatkan nilai probabilitas atau tingkat
kerja yang berbeda akan menghasilkan denyut
signifikansi lebih besar dari 0,05 yang berarti
nadi kerja yang berbeda misalnya
menunjukkan bahwa data berasal dari populasi
membungkuk, memutar, dan menurunkan.
yang mempunyai varians sama.
Adanya ketidaksignifikanan perbedaan antara
Berdasarkan hasil uji ANOVA baik untuk
beban angkat dengan nilai denyut nadi kerja
subyek perempuan dan laki – laki dapat dilihat
baik pada subyek perempuan dan laki-laki
dalam Tabel 1 dan 2 berikut :
mungkin disebabkan karena besarnya beban
Tabel 1. Hasil ANOVA Denyut Nadi Kerja angkat yang ditentukan masih dibawah batas
Perempuan angkat legal yaitu untuk perempuan diatas
umur 18 tahun batas maximal beban angkat
Faktor Df F Sig.
Aktivitas Kerja (A) 4 9.658 .000 adalah 16 kg sedangkan untuk laki-laki tidak
Beban Angkat (B) 2 1.938 .145 ada batas angkat, sedangkan pada penelitian
Aktivitas Kerja*Beban 8 0.694 .697 ini hanya digunakan 15 kg sehingga subyek
Angkat perempuan dan laki-laki dalam mengangkat
beban tidak mengalami kesulitan dan
pengaruhnya terhadap perubahan denyut nadi
Tabel 2. Hasil ANOVA Denyut Nadi Kerja kerja tidak signifikan.
Laki-laki
KESIMPULAN DAN SARAN
Faktor Df F Sig.
Aktivitas Kerja (A) 4 8.074 .000 Aktivitas kerja subyek perempuan dan laki-
Beban Angkat (B) 2 1.075 .342 laki memberikan pengaruh yang cukup
Aktivitas Kerja*Beban 8 1.038 .406 signifikan terhadap kelelahan muskuloskeletal
Angkat
(denyut nadi kerja) dengan probabilitas < 0,05.
Dari hasil uji ANOVA untuk subyek Sedangkan beban angkat subyek perempuan
perempuan menunjukkan bahwa Fhitung untuk dan laki – laki tidak memberikan pengaruh
faktor aktivitas kerja adalah 9,658 dengan yang cukup signifikan terhadap kelelahan
probabilitas atau tingkat signifikansi 0,000 < muskuloskeletal (denyut nadi kerja) dengan
0,05 maka Ho ditolak dan menunjukkan probabilitas > 0,05. Dan interaksi antara
perbedaan yang cukup signifikan pada denyut keduanya tidak memberikan pengaruh yang
nadi kerja perempuan yang dipengaruhi oleh cukup signifikan.
faktor aktivitas kerja. Tabel tersebut juga DAFTAR PUSTAK A
menunjukkan bahwa Fhitung untuk faktor
beban angkat adalah sebesar 1,938 dengan Astrand, P.O and Rodahl, K. 1977. Textbook
probabilitas 0,145 > 0,05 sehingga Ho diterima of Work Physiology-Physiological Bases
dan menunjukkan bahwa tidak terdapat beda of Exercise, 2nd edt. McGraw-Hill Book
yang signifikan antara nilai denyut nadi kerja Company. USA.
yang disebabkan oleh faktor besarnya beban
angkat. Sementara berdasarkan Fhitung untuk Anis, J.F and McConville, J.T., 1996.
interaksi antara aktivitas kerja dengan Anthropometry, Edited by Battacharya,
besarnya beban angkat menunjukkan tidak A. & McGlothlin, J.D., 1996.
adanya interaksi yang cukup berarti. Hal ini Occupational Ergonomics Theory and
dapat dilihat pada nilai Fhitung adalah 0,694 Application, Marcel Dekker Inc, New
dengan signifikan level sebesar 0,697 > 0,05 York, pp.1- 46.
yang berarti bahwa tidak adanya interaksi yang

31
GEMA TEKNIK - NOMOR 2/TAHUN X JULI 2007

Boone, A., Busby, D., Chane, J., Hill, A. and


Pocasangre, J. 2001. Effect of Keyboard
Design on User Preference and Comfort
Levels. Journal of Young Investigation.
Bridger, R.S. 1995. Introduction to
Ergonomic. Mc Graw-Hill Inc.USA.
Chaffin D.B and Anderson G.B.J. 1991.
Occupational Biomechanic. John Wiley
and Sons Inc. New York.
Granjean, E., 1993. Fitting The Task to The
Man, 4th ed, Taylor & Francis Inc.
London.
Genaidy, A.M. 1995. Active Microbreak
Effect on Musculoskeletal Comfort
Rating in Meatpacking Plant.
Ergonomics . 38: 326-336.
Kilbon, A. 1992. Measurement and
Assessment of Dynamic Work. Dalam :
Wilson, J.R and Corrlet, E.N. Evaluation
of Human Work : A Practicial
Ergonomics Methodology. Taylor &
Francis. Great Britain : 520-543.
Kumar, R., Chaikumarn, M., Kumar, S.,2004,
Physiological, Subjective and Postural
loads in passenger train wagon cleaning
using a conventional and redesigned
cleaning tool, International journal of
Industrial Ergonomic, Vol.6, pp. 223.
Walpole, R.E and Myers, R.H. 1995. Ilmu
Peluang dan Statistika untuk Insinyur
dan Ilmuwan. Edisi keempat. Penerbit
ITB, Bandung.
Waters, T.S and Putz-Anderson, V., 1996.
Manual Material Handling, Edited by
Bharattacharya, A & McGlothlin, J. D.,
1996. Occupational Theory and
Applications, Marcel Dekker Inc, New
York.

32
Rahmaniyah Dwi Astuti, dkk., Analisa Pengaruh Aktivitas Kerja Dan Beban Angkat ...

ANALISIS JURNAL
PUTU ANGGA SWANDANA
A2 / TINGKAT III / SEMESTER 5 / S1 KEPERAWATAN

JUDUL PENGARANG TAHUN METODE PENELITIA HASIL PENELITIAN


Analisis Pengaruh Aktivitas Rhmaniyah 2007 Metode penelitian yang di Dengan menggunakan tingkat
Kerja Dan Beban Angkat Dwi Astuti, dkk gunakan adalah metode penelitoan kepercayaan 95% dapat diketahui bahwa
Terhadap Kelelahan kualitatif dengan subyek nilai probabilitas atau tingkat signifikansi
Muskoloskeletal penelitian 60 orang yang terdiri masing-masing variabel dependent
dari 30 perempuan dan 30 laki- dengan perhitungan denyut nadi kerja
subyek perempuan dan laki-laki
laki dengan usia rata-rata 21,5
menunjukkan hasil lebih besar dari 0,05
tahun, penelitian menggunakan 2 yang berarti menunjukkan bahwa data
variabel yaitu : terdistribusi normal sehingga pengolahan
data akan dilakukan dengan
1. Variabel berpengaruh menggunakan pengolahan data statistik
(independent variable ) parametrik yaitu dengan menggunakan
2. Variabel di ukur ( dependend ANOVA.
variable )

Anda mungkin juga menyukai