Anda di halaman 1dari 6

Nama : Chindya Lucky Pratiwi

Nim : 05061281722024

Ergonomics Awareness as Effort to Increase Knowledge and Prevention of


Musculoskeletal Disorders on Fisherman
Kesadaran Ergonomi sebagai Upaya untuk Meningkatkan Pengetahuan dan
Mencegah Gangguan Muskuloskeletal pada Nelayan

1. Pendahuluan
Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi kerja atau sebagai ilmu
merancang pekerjaan agar sesuai dengan pekerja, bukan memaksakan keadaan fisik
pada tubuh pekerja agar sesuai dengan pekerjaan. Dengan menyesuaikan tugas,
stasiun kerja, alat dan peralatan yang sesuai dengan pekerja dapat membantu
mengurangi tekanan fisik pada tubuh pekerja dan menghilangkan banyak pekerjaan
yang berpotensi sangat serius bahkan dapat melumpuhkan gangguan
muskuloskeletal atau yang sering disebut dengan Musculoskeletal Disorders
(MSDs). Ergonomi mengacu kepada sejumlah disiplin ilmu seperti fisiologi,
biomekanika, psikologi, antropometri, kebersihan industri dan kinesiologi
(Occupational Safety and Health Administration, 2000).
Sedangkan menurut Gupta et all (2014) ergonomi dapat didefinisikan
sebagai ilmu terapan yang terkait dengan rancangan dan aturan mengenai hal-hal
yang digunakan orang sehingga dapat berinteraksi dengan efisien dan aman.
Dimana keberhasilan penerapan ergonomi dapat menjamin produktivitas tinggi,
menghindari penyakit dan cedera, serta meningkatkan kepuasan diantara pekerja.
Ergonomi berkaitan dengan optimalisasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan,
dan kenyamanan ditempat kerja. Salah satu pendekatan prinsip ergonomi penting
karena tempat kerja dan sistem kerja suatu pekerjaan seperti bongkar muat pekerja
dipelabuhan dan nelayan memiliki risiko tinggi terjadi kecelakaan di tempat kerja
jika prinsip ergonomi tidak diterapkan. Sehingga efektivitas, efisiensi,
produktivitas, kenyamanan, dan kesehatan pekerja perlu dipertahankan dan
ditingkatkan dengan pendekatan ergonomi. Dimana keburukan penerapan
ergonomi saat bekerja dapat mempengaruhi stres dan kerja yang berlebihan akan
menyebabkan kelelahan muskuloskeletal (Ihsan, 2015).
Gangguan Muskuloskeletal (MSDs) merupakan cedera dan gangguan pada
jaringan lunak seperti otot, tendon, ligamen, sendi, dan tulang rawan serta sistem
saraf. Cedera yang menyakitkan dan sering kali melumpuhkan ini berkembang
secra bertahap selama beberapa minggu, bulan, dan tahun. MSDs dapat
menyebabkan nyeri, mati rasa, kesemutan, kaku sendi, kesulitan bergerak, dan
kadang terjadi kelumpuhan. MSDs membutuhkan waktu yang sangat lama untuk
proses pemulihannya dan kemungkinan sembuh total hanya sedikit (Occupational
Safety and Health Administration, 2000).
Musculoskeletal Disorders (MSDs) adalah berbagai macam kondisi
inflamasi dan degeneratif. Hal tersebut termasuk sindrom klinis seperti radang
tendon, carpal tunnel syndrome dan osteoarthrosis serta distandarisasi kondisi
seperti mialgia, nyeri punggung bawah dan sindrom nyeri regional yang
penyebabnya belum diketahui patologi. Bagian tubuh yang paling sering terlibat
adalah punggung bawah, leher, bahu, lengan bawah, dan tangan (Punnett dan
David, 2004).
Nelayan sering menggunakan teknik menangkap ikan dengan menggunakan
alat-alat tradisional salah satunya yaitu dengan melempar jala dan memasang pukat.
Nelayan biasanya melakukan aktivitas penangkapan ikan pada pagi, siang, dan
malam hari. Aktivitas gerakan yang dilakukan secara berulang-ulang oleh nelayan
tersebut mengharuskan nelayan melakukan pekerjaan dengan posisi dinamis yang
dapat menyebabkan keluhan muskuoskeletal. Semakin lama waktu yang diperlukan
dalam melakukan pekerjaan maka akan semakin tinggi pula risiko yang akan
diterima serta semakin lama waktu yang diperlukan untuk pemulihan tenaganya
(Randang dan Paul dkk, 2017).
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas sehingga diperlukan peningkatan
kesadaran ergonomi untuk meningkatkan pengetahuan dan mencegah gangguan
muskuloskeletal pada nelayan dengan membandingkan keluhan nelayan sebelum
dan sesudah konseling (Sholihah et all, 2015).
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah mengenai peningkatan kesadaran ergonomi
sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan mencegah gangguan
muskuloskeletal pada nelayan sebagai berikut.
1. Bagaimana pengaruh konseling kerja ergonomis terhadap pengetahuan kerja
orgonomis nelayan Saijaan, Kabupaten Kotabaru kepulauan Laut Utara yang
terletak di Kalimantan Selatan
2. Bagaimana keluhan nelayan mengenai gangguan muskuloskeletal?
3. Apakah peningkatan kesadaran ergonomi berpengaruh terhadap peningkatan
pengetahuan dan pencegahan gangguan muskuloskeletal pada nelayan?

3. Tujuan
Mengetahui pengaruh peningkatan kesadaran ergonomi sebagai upaya
untuk meningkatkan pengetahuan dan mencegah gangguan muskuloskeletal pada
nelayan

4. Metode Penelitian
Pada penelitian mengenai kesadaran ergonomi sebagai upaya unutk
meningkatkan pengetahuan dan pencegahan gangguan muskuloskeletal pada
nelyan digunakan metode desain quasi eksperimen melalui desain eksperimen
sebelumnya yang menggunakan sekelompok sebelum dan sesudah pengujian.
Desain tersebut menggunakan satu kelompok dengan karakteristik utama untuk
membandingkan kelompok dengan individu tanpa membandingkan dengan
kelompok lainnya. Dimana perbedaan hasil skor tes akhir dengan tes awal dianggap
sebagai efek pada upaya tersebut (Musafah dalam Sholilah, 2015). Sampel
penelitian diambil dari 186 responden yang berprofesi sebagai nelayan
menggunakan teknik non-probability sampling dengan metode purposive sampling.
Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan pengaruh konseling kerja ergonomis
terhadap pengetahuan kerja orgonomis nelayan Saijaan, Kabupaten Kotabaru
kepulauan Laut Utara yang terletak di Kalimantan Selatan serta untuk mengukur
keluhan nelayan terhadap gangguan Muskuloskeletal.
Sistematis prosedur untuk konseling berasal dari pengarahan yang diberikan
secara berurutan selama 2 hari. Dimana responden diberikan pengetahuan
mengenai berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat
seperti kesehatan dan keselamatan, ergonomi, penyakit akibat kerja, promosi
kesehatan dan kesehatan lingkungan. Selain itu juga dilakukan observasi lapangan,
mengirimkan surat permohonan kepada asosiasi nelyan Saijaan atas izin untuk
menjalankan kegitatan penelitian dan implementasi.
Instrumen penelitian ini berupa kuisioner yang berisi materi pengetahuan
subjek tentang ergonomi dalam melakukan aktivitas nelayan (memancing).
Kuisioner dibreikan sebelum dan sesudah konseling untuk melihat efek dari
kegiatan tersebut. Selain itu gangguan muskuloskeletal diukur menggunakan
spreadsheet Nordic Body Map (NBM) dan Visual Analog Scale (VAS) untuk
menentukan sekala nyeri subjektif seperti sedikit rasa sakit, nyeri dan menyakitkan
bagi nelayan. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah konseling tentang
ergonomi pada nelayan.
Peneliti mencatat hasil tingkat keluhan dari responden, kemudian
mengelompokkan keluhan dari skala VAS (1-10) menjadi 4 tingkat keluhan dalam
spreadsheet NBM dalam kategori tidak sakit (0), sedikit rasa sakitt (1 sampai 3),
nyeri sedang (4 sampai 6), dan menyakitkan (7 sampai 10). Data yang telah
diperoleh akan diedit untuk analisis kelengkpaan dan akurasi. Selanjutnya, data
ditabulasi dan dianalisis dengan tingkat kepercayaan 95 %.

5. Hasil dan Pembahasan


5.1. Pengetahuan
Berdasarkan hasil kuisoner dari 186 responden, rata-rata pengetahuan
responden yang diperoleh yaitu 52,5 sebelum konseling dan rata-rata pengetahuan
responden setelah konseling 76. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan
pengetahuan nelayan setelah kegiatan konseling dilaksanakan.

5.2. Gangguan Muskuloskeletal


Berdasarkan hasil kuisioner dari 186 responden, ada perbedaan keluhan
pada gangguan muskuloskeletal sebelum dan sesudah konseling. Sebelum
dilakukan konseling 77 responden menyatakan tidak ada keluhan, dan sisanya
menyatakan terdapat sedikit keluhan (61 responden), keluhan sedang atau nyeri
sedang (42 responden) serta dengan keluhan sangat menyakitkan sebanyak 6
responden. Namun pada setelah konseling dilakukan jumlah responden yang tidak
mengalami keluhan meningkat yaitu 123 responden, dan terjadi pengurangan
jumlah responden yang merasakan sedikit keluhan, keluhan sedang dan keluhan
yang parah dengan jumlah responden berturut turut yaitu 34 responden, 25
responden dan 4 responden. Artinya konseling tersebut dapat mengurangi gangguan
muskuloskeletal.

5.2. Analisis Bivariat


Merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan
pengetahuan sebelum dan sesudah konseling ergonomi pada kondisi kerja nelayan,
dengan menggunakan uji Wilcoxon berdasarkan data statistik parametrik yang
tidak terdistribusi normal.
Dimana kolmogorov-Smirnov dugunakan untuk menguji normalitas
distribusi data. Hasil sebelumnya untuk variabel pengetahuan sebelum konseling
dengan menggunakan Kologorov-Smirnov dengan P (0,000) > 0,05 menyatakan
bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Dengan tes yang sama yaitu tes
Wilcoxon dengan tingkat kepercayaan 95 %, hasil statistik dari tes menunjukkan
nilai P = 0,021. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tolak Ho > 0,05, artinya ada
perbedaan pengetahuan yang signifikan sebelum dan sesudah konseling ergonomi
pada kondisi kerja nelayan.
Hasil penelitian menyatakan bahwa responden mendapat perhatian serius
dan responden sangat memperhatikan materi ergonomi yang diberikan serta
antusias dalam menjawab pertanyaan yang diberikan sehingga informasi dapat
diterima dengan baik. Dan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nugrahaeni
dan Triane (2010), disimpulkan bahwa dengan diberikannya konseling pada siswa
secara rutin akan berdampak pada peningkatan pengetahuan. Sehingga diharapkan
dengan pengetahuan yang baik dan sikap yang mendukung terhadap suatu stimulus
dapat menimbulkan pengetahuan baru pada subjek dan selanjutnya menimbulkan
respon batin dalam bentuk sikap dan menimbulkan respon yang lebih jauh berupa
tindakan yang berhubungan dengan objek tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Gupta, Anshul et all., 2014. Ergonomics in Dentistry. International Journal of


Clinical Pediatric Dentistry, Vol 7 (1), 30-34.
Ihsan, Muhammad Zulfikar., 2015. Gambaran Sikap Ergonomi dan Proporsi
Keluhan Muskuloskeletal Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Pelabuhan
Bongkar Muat Barang Jalan Tanjung Batu Kecamtan Lima Puluh Kota
Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa FK, Vol 2 No.2.
Nugrahaeni, D.K,, Triane Indah Fajari., 2010. Pengaruh Konseling Kesehatan
Reproduksi Remaja Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Seksual Remaja
(Studi Di SMAN 1 Margahayu Bandung. Jurnal Kesehatan Kartika, Vol ,
34-40
Occupational Safety and Health Administration., 2000. Ergonomics: The Study Of
Work, U.S Department of Labor (Revised). (Online).
https://www.osha.gov/Publications/osha3125.pdf. Diakses Pada tanggal 03
November 2018.
Punnett, Laura., David H. Wegman., 2004. Work-related Musculoskeletal
Disorders: The Epidemiologic Evidence and The Debate. Journal of
Electromyography and Kinesiology, Vol 14, 13-23.
Randang, M.J., Paul Arthur Tennov., Oksfriani J.F., 2017. Hubungan Antara Umur,
Masa Kerja dan Lama Kerja dengan Keluhan Musculoskeletal pada
Nelayan Di Desa Talikuran Kecamtan Remboken Kabupaten Minahasa.
(Online). www.ejournalhealth.com/index.php/medkes/article/download/29
2/284. Diakses Pada Tanggal 04 November 2018.
Sholihah, Qomariyatus., Aprizal S. Hanafi., Ahmad A.B., dan Rahmi Fauzia., 2015.
Ergonomic Awarness as Efforts to Increase Knowledge and Prevention of
Musculoskeletal Disorders on Fisherman. Journal Aquatic Procedia, Vol 7,
187-194.

Anda mungkin juga menyukai