Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-

2256

Dampak Gangguan Muskoloskeletal Akibat Pekerjaan Pada Perawat di RSI


Siti

Zifriyanthi Minanda Putri, Dewi murni, Esthika Ariany Maisa,


Ilfa Khairina, Muthmainnah
Fakultas Keperawatan Universitas Andalas
Email : zifriyanthi@gmail.com

ABSTRAK

Gangguan muskoloskeletal akibat pekerjaan digambarkan sebagai gangguan ketidaknyamanan


yang dirasakan oleh pekerja pada sistem muskoloskeletal dan merupakan kategori penyakit tidak
menular. Gangguan muskoloskeletal akibat pekerjaan dapat berdampak negatif terhadap
kepegawaian, pelayanan perawatan yang secara langsung mempengaruhi pasien dan institusi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah mengeksplorasi
pengalaman perawat terkait dampak gangguan muskoloskeletal akibat pekerjaan di RSI Siti Rahmah
Padang. Data dari penelitian ini diperoleh dari 7 partisipan. Data diperoleh melalui wawancara
dengan partisipan yang direkam setelah itu dibuat dalam bentuk transkrip wawancara. Hasil penelitian
ditemukan 3 tema pengalaman perawat terkait dampak gangguan muskoloskeletal akibat pekerjaan.
Partisipan menyatakan: gangguan muskuloskeletal dirasakan mengganggu pekerjaan perawat;
mengurangi keluhan dengan minum obat pereda nyeri, pemijatan, beristirahat, dan mengikuti terapi
anjuran dokter untuk perbaikan nyeri; berharap adanya pemeriksaan kesehatan rutin/ berkala di
tempat kerja untuk mencegah & meminimalisir dampak gangguan muskoloskeletal yang dirasakan
Disarankan rumah sakit memiliki strategi ergonomic dalam mencegah dan mengatasi gangguan
muskoloskeletal akibat pekerjaan terutama pada perawat.

Kata kunci : Dampak, Gangguan muskoloskeletal, Perawat

ABSTRACT

Occupational musculoskeletal disorders are explained as discomfort experienced by workers in


the musculoskeletal system and are a category of non-communicable diseases. Occupational
musculoskeletal disorders can have a negative impact on staff, care services that directly affect
patients and institutions. This research was a qualitative research. The purpose of this study was to
explore nurses' experiences related to the impact of musculoskeletal disorders due to work in Islamic
Hospital Siti Rahmah Padang. Data from this study were obtained from 7 participants. Data
obtained through interviews with recorded participants and then made in the form of interview
transcripts. The results found 3 themes of nurses' experiences related to the impact of musculoskeletal
disorders due to work. Participants stated: musculoskeletal disorders were felt to interfere with the
work of nurses; reduce complaints by taking painkillers, massaging, resting, and following therapies
recommended by doctors to relieve pain; expect routine / regular health checks at work to prevent &
minimize the impact of perceived musculoskeletal disorders. It is recommended that hospitals have
an ergonomic strategy to prevent and overcome musculoskeletal disorders due to work, especially in
nurses.

Keywords : Impact, musculoskeletal disorders, nurses


PENDAHULUAN infeksi, radiasi, bahan-bahan kimia yang
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang berbahaya, gas anestesi, gangguan psikososial
memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan dan ergonomi serta adanya potensi bahaya-
dan kesehatan pasien, keluarga, sumber daya bahaya lainnya yaitu kecelakaan (peledakan,
manusia rumah sakit serta lingkungan rumah kebakaran, kecelakaan yang berhubungan
sakit (PMK No. 66 tahun 2016). Potensi bahaya dengan instalasi listrik, dan sumber-sumber
di rumah sakit berupa penyakit-penyakit cedera lainnya). Cedera yang terjadi tersebut

13
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-
2256

menyebabkan rumah sakit dapat muskoloskeletal pada perawat dengan


menjadi peneliti kuantitati Belu banyakn
untuk keselamatan kerja (KMK, 2010). penelitian yang mengekplorasi terkait
Perawat secara global merupakan tenaga gangguan muskoloskeletal akibat pekerjaan
kerja terbanyak dan memiliki peran yang unik pada perawat, menjadikan peneliti tertarik
dalam mencapai tujuan kesehatan bagi seluruh untuk melaksanakan penelitian dengan jenis
masyarakat melalui pemberian layanan kualitatif.
keperawatan (Premji dan Hatfild, 2016). RSI Siti Rahmah memiliki Visi: “Bekerja
Perawat mempunyai peran penting dalam Menjadi Rumah Sakit Pilihan Terbaik di
sistem pelayanan kesehatan yaitu memberikan Sumatera Barat Dengan Pelayanan Yang
serta menyediakan layanan kesehatan primer, Islami:. RSI Siti Rahmah memiliki layanan
sekunder dam tersier (Dawson, Mclennan, Poliklinik. IGD, Rawat Inap dan layanan
Schiller, Jull, & Hodges, 2007). Aktivitas yang penunjang. Untuk mencapai visi rumah sakit
dilakukan perawat dalam menangani pasien tersebut tentu diperlukan tenaga keperawatan
serta interaksi dengan lingkungan fisik berisiko yang sehat secara fisik dan mental dalam
terjadinya gangguan muskoloskeletal. melayani pasien yang berkunjung ke rumah
Studi yang dilakukan rumah sakit umum di sakit. Tujuan penelitian ini adalah
Klang Valley Malaysia menggambarkan dari mengeksplorasi pengalaman perawat terkait
376 sampel perawat, terdapat 88.6% perawat dampak gangguan muskoloskeletal akibat
mempunyai pengalaman selama hidupnya pekerjaan di RSI Siti Rahmah Padang.
menderita gangguan muskoloskeletal dan
73.1% yang merasakan gangguan METODE PENELITIAN
muskoloskeletal dalam 12 bulan terakhir. Jenis penelitian ini adalah kualitatif
Bagian tubuh yang bermasalah adalah leher dengan pendekatan fenomenologi. Teknik
(48,9%), kaki (47,2%), punggung atas (40,7%) Pengambilan Sampel menggunakan
dan bahu (36,9%) dimana mayoritas responden snowball
mengungkapkan masalah yang dirasakan sampling. Jumlah partisipan dalam penelitian
adalah nyeri sedang. Kurang dari 25% perawat ini sebanyak 7 orang, karena data sudah
tersebut juga mengungkapkan setuju bahwa dianggap mencapai saturasi. Pengumpulan data
gangguan muskoloskeletal mempengaruhi pada penelitian ini dilakukan dengan
kualitas hidupnya (Azma et al., 2016). menggunakan teknik wawancara mendalam
Gangguan muskoloskeletal akibat (in- depth-interview). Tujuan wawancara untuk
pekerjaan dapat berdampak negatif terhadap mengungkapkan secara mendalam pengalaman
kepegawaian, pelayanan perawatan yang secara perawat terkait gangguan muskoloskeletal
langsung mempengaruhi pasien dan institusi akibat pekerjaan. Analisis pada penelitian
(Randal et al, 2010 dalam Rogers, B., Buckheit. kualitatif ini menggunakan analisis isi (content
K., Otendorf. J, 2013). Cedera dan nyeri analysis). Menurut Dharma K (2011) langkah-
punggung memiliki dampak besar pada langkah dalam melakukan content analysis
efisiensi kerja tenaga keperawatan. Perawat adalah : 1) Membuat transkrip data; 2)
menempati posisi ketujuh tertinggi dari semua Menentukan meaning unit; 3) Meringkas dan
pekerjaan yang mengambil hari libur kerja mengorganisir data; 4) Melakukan abstraksi
akibat cedera punggung (Bureau of Labor data, Abstraksi data dibagi dalam 3 tahap,
Statistic, 2002 dalam Dawson et al, 2007). Hal yaitu: koding, membuat kategori, menyusun
lainnya adalah penundaan pekerjaan akibat sifat tema; 5) Mengidentifikasi variabel dan
kronis dari penyakit tersebut (S. E. Kim, 2013). hubungan antara variabel secara kualitatif; 6)
Akibat cedera tersebut 600.000 pekerja Menarik kesimpulan.
kehilangan pekerjaannya setiap tahunnya,
(Malone, 2000; Maul, Läubli, Klipstein, & HASIL DAN PEMBAHASAN
Krueger, 2003, dalam Sharafkhani et al., 2014). Karakteristik Partisipan
Menurut Gropelli & Corle, 2010 dalam Partisipan dalam penelitian ini berjumlah
(Buckheit & Ostendorf, 2013) 12% perawat tujuh orang : satu orang laki-laki dan 6 orang
meninggalkan profesinya setiap tahun karena perempuan. Usia partisipan dalam rentang usia
cedera punggung akibat kerja. 24 samapi 40 tahun. Tingkat pendidikan
Penelitian terdahulu banyak menampilkan partisipan terdiri dari: 4 orang D3
data-data hasil penelitian terkait gangguan Keperawatan, 2 orang Ners, 1 orang S2
Keperawatan. Masa Kerja partisipan bervariasi

13
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-
2256

yaitu: 1 orang dengan masa kerja 2 tahun, perawat- minim sek


orang dengan masa kerja 3 tahun, 3 orang setahunlah” (P2)
dengan masa kerja 8 tahun, 1 orang dengan “Adanya skrinning, atau medical check up
masa kerja 10 tahun, 1 orang dengan masa bagi karyawan secara berkala” (P6)
kerja 11 tahun. Ruangan tempat partisipan Semua partisipan berharap adanya
bekerja: poliklinik, IGD, Kamar Operasi, ICU pemeriksaan kesehatan secara berkala yang
serta rungan rawat inap. diadakan oleh rumah sakit.
Gangguan muskoloskeletal memberikan
Keluhan terhadap gangguan dampak yang merugikan bagi perawat baik
muskuloskeletal dirasakan mengganggu secara biologis, psikologis, sosial, dan juga
pekerjaan perawat . organisasi. Ip, Gober & Rostykus (2016)
Pernyataan partisipan terkait dampak dari menyatakan gangguan muskuloskletal
gangguan muskuloskeletal yang dirasakan memberikan dampak terhadap lingkungan
perawat adalah sebagai berikut : kerja. Dampak yang dirasakan adalah berupa
“Pekerjaan jadi terganggu karena kurang fokusnya perawat serta adanya
biasanya cepat, bisa lari, bisa kejar sana kejar hambatan terhadap pemanfaatan berbagai
sini gitu, tapi karena nyeri, kita sesuaikan sumber daya kerja yang ada. sehingga hal ini
dengan keadaan kita..” (P1) mengakibatkan penggunaan waktu optimum
“Saat kerja itu jadinya nggak nyaman, kerja terhadap berbagai aktivitas intervensi
bagaimana gitu getar-getar kayak gitu yang dilakukan lebih panjang. Hal ini dapat
beberapa hari setelah itulah. jadi gak nayaman disimpulkan cedera muskuloskletal membuang
aja rasanya atau tidak maksismal saat ini, saat waktu kerja efektif perawat.
kerja itu” (P4) Cedera muskoloskletal akan memberikan
Satu partisipan lainnya mengeluhkan tidak dampak secara biologis pada perawat berupa
bias berdiri terlalu lama saat bekerja, penurunan massa otot, penurunan efisiensi
sedangkan dua partisipan lainnya menyatakan penggunaan otot dan penurunan ketahanan
susah untuk bekerja. tulang intervetebra. Hal ini akan menggiring
penurunan produktivitas kerja perawat
Mengurangi keluhan dengan minum obat dikarenakan penurunan daya tahan dan
pereda nyeri, pemijatan, beristirahat, dan perburukan mobilitas. Ketika dua hal tersebut
mengikuti terapi anjuran dokter untuk terjadi perawat akan kehilangan kemampuan
perbaikan nyeri di tulang belakang (seperti: untuk melakukan pemindahan, pengangkatan,
berenang, tidur di tempat datar dan keras). dan pedorongan pasien sehingga menurunkan
fungsi perawatan langsung terhadap pasien
Cara mengurangi keluhan gangguan (Watson, 2008, Vinstrup, 2017).
muskoloskeletal diungkapkan partisipan berupa Sebagian partisipan mengeluhkan
pernyataan sebagai berikut: gangguan muskoloskeletal yang dirasakan
“Cuma minum analgetik” (P1) mengganggu pekerjaan yang dilakukan. Berikut
“Dianjurkan berenang kalo tidur pake beberapa pernyataan partisipan:
triplek” (P2) “Pekerjaan jadi terganggu karena
“..dipijit-pijit aja paling dikasih-kasih biasanya cepat, bisa lari, bisa kejar sana kejar
balsem” (P4) sini gitu, tapi karena nyeri, kita sesuaikan
“Kalau dalam situasi bekerja, paling ya dengan keadaan kita..” (P1)
istirahat” (P6) Gangguan muskoloskeletal mengakibatkan
rasa nyeri, sakit kronis, stres psikologis, dan
Berharap adanya pemeriksaan kesehatan keterbatasan pergerakan sehingga memberikan
rutin/ berkala di tempat kerja untuk batasan terhadap pemenuhan kebutuhan sehari-
mencegah & meminimalisir dampak hari. Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
gangguan musculoskeletal yang dirasakan. sehari-hari memunculkan keluhan fisik yang
Pada tema ini didapatkan pernyataan menurunkan kualitas hidup penderita (S. E.
perawat terkait harapannya mencegah serta Kim, 2013; Yan, 2017.
meminimalisir dampak gangguan Pengobatan pada gangguan
muskoloskeletal yang dirasakan : muskoloskeletal akibat pekerjaan terdiri dari
“Harapannya gini Buk supaya pihak latihan kekuatan, stimulasi listrik, modalitas
Rumah Sakit mengadakan MCU panas dan dingin serta suntikan. Penelitian
terhadap

13
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-
2256

menunjukkan bahwa stimulasi listrik sistem kerja termasuk waktu kerja,


mengurangi nyeri dan kejang otot bersifat pekerjaan pelayanan kesehatan serta organisasi
sementara waktu. Kemanjuran modalitas panas yang mempertimbangkan hubungan berbagai
dan dingin, bukti yang mendukungnya tidak elemen dalam sistem.
kuat. Serta penggunaan suntikan sebagai
pengobatan untuk nyeri punggung bawah KESIMPULAN
bukanlah intervensi yang andal (S. E. Kim, Penelitian ini untuk mengetahui
2013). pengalaman perawat terkait dampak gangguan
Intervensi ergonomis merupakan salah muskoloskeletal akibat pekerjaan di RSI Siti
satu intervensi yang diusulkan dalam Rahmah Padang. Hasil penelitian ditemukan
pencegahan dan pengobatan gangguan terdapat 3 tema utama yaitu: 1) Keluhan
muskuloskeletal akibat pekerjaan. Intervensi terhadap gangguan muskoloskeletal dirasakan
ergonomi dalam pencegahan cedera mengganggu pekerjaan perawat (pelayanan); 2)
muskuloskeletal memiliki hasil yang Mengurangi keluhan dengan minum obat
menjanjikan. Intervensi ergonomi bertujuan pereda nyeri, pemijatan, beristirahat, dan
mengetahui penyebab dan faktor yang mengikuti terapi anjuran dokter untuk
berkontribusi terhadap cedera muskuloskeletal. perbaikan nyeri di tulang belakang (sepert:
Intervensi ergonomi berupa pendidikan berenang, tidur di tempat datar dan keras); 3)
ergonomi, modifikasi perilaku, peregangan dan Berharap adanya pemeriksaan kesehatan rutin/
latihan singkat untuk mencegah cedera berkala di tempat kerja untuk mencegah dan
muskuloskeletal (S. E. Kim, 2013). meminimalisir dampak gangguan
Penelitian Ricci, Chiesi, & Bisio (2016) muskoloskeletal yang dirasakan.
menyatakan pemberian pelatihan yang
berkelanjutan terkait upaya keselamatan kerja REFERENSI
termasuk di dalamnya pelatihan keselamatan American Nurses Association. (2011).
ergonomis memberikan penurunan cedera ANA
muskuloskletal. Pemberian pelatihan teknis 2011 health & safety survey report.
mencakup kompetensi fungsi organisasi, Retrieved from
komunikasi, dan proses sosialisasi kerja www.nursingworld.org
perawat. Azma, N. B., Noah, R., & Azma Amin Jeffrey,
Rumah sakit sebagai insitusi harus mulai N. (2016). Work Related Musculoskeletal
memberikan perhatian serius dalam menangani Disorders in Female Nursing Personnel:
permasalahan ini untuk meningkatkan angka Prevalence and Impact. International
produktivitas petugas kesehatan dan Journal of Collaborative Research on
mengurangi pengeluaran pembiayaan sehingga Internal Medicine & Public Health, 8(3),
dapat terus berkompetisi dalam peningkatan 294–315.
kualitas layanan kesehatan pada masyarakat. Carayon, P. (2012) Human Factors and
Strategi pencegahan kecelakaan kerja Ergonomics in Health Care and Patient
terkait cedera muskoloskeletal amat penting Safety. Second Edition. Boca Raton, FL:
diakukan mengingat dampaknya pada individu CRC Press.
dan organisasi. Stategi pencegahan dilakukan Dawson, A. P., Mclennan, S. N., Schiller, S. D.,
pada tahapan individu dan organisasi. Carayon Jull, G. A., & Hodges, P. W. (2007).
systematic review, 642–650.
(2006) menyatakan faktor manusia dan
https://doi.org/10.1136/oem.2006.030643.
ergonomi dalam pelayanan kesehatan dan
Dharma., K.K. (2011). Metodologi Penelitian
keselamatan pasien terdiri dari tiga domain Keperawatan: Panduan Melaksanakan
yaitu : (1) ergonomi fisik, yang berkaitan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta:
dengan aktivitas fisik termasuk disain alat Tran Info Media.
kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan dan Dyck, Dianne E G. (2015). Are We Making A
ruangan pasien yang memepertimbangkan Difference? Work Absence Changes.
kekuatan fisik dan keterbatasan manusia; (2) Journal : The Official Publication of the
ergonomi kognitif, yang berkaitan dengan Ontario Occupational Health Nurses
proses mental termasuk rancangan teknologi Association; Toronto Vol. 34, Iss. 1.
informasi dan program pelatihan ; dan (3) Kim, S. E., Chun J., Hong, J. (2013).
ergonomi organisasi, yang berkaitan dengan Ergonomic Interventions as a Treatment
sistem sosioteknik dan disain keseluruhan and Preventative Tool for Work-Related
Musculoskeletal Disorders, 6(3), 339–348.
13
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-
2256

Kim, S. A., Oh, H. S., Suh, Y. O., & Seo, W. safety training A systematic review
(2014). An integrative model of workplace meta-analysis, 28(6), 355–377.
self-protective behavior for Korean nurses. https://doi.org/10.1108/JWL-11-2015-
Asian Nursing Research, 8(2), 91–98. 0087
https://doi.org/10.1016/j.anr.2014.05.00 Rogers, B., Buckheit. K., Otendorf. J. (2013).
Paul Leigh. J., Markis, Carrie A., MariaIosif. Ergonomics and Nursing in Hospital
Ana,. Romano. PS. (2014). Environments. Workplace Health &
California’nurse-to-patient ratio law and safety. Vol. 61, No. 10.
occupational injury. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Ricci, F., Chiesi, A., & Bisio, C. (2016). Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.
Effectiveness of occupational health and Bandung: Penerbit Alfabeta.

13

Anda mungkin juga menyukai