Anda di halaman 1dari 25

KEPERAWATAN ANAK

DI RUANG LILI ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

Oleh:

Naomi Narty SRR, S. Kep


NIM: 1911438051

Preceptor Akademik: Ns. Hellena Deli, M.Kep

PROGRAM PROFESI NERS B2019


FAKULTAS KEPERAWATANUNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
OSTEOSARKOMA

Oleh:

Naomi Narty SRR, S. Kep


NIM: 1911438051

Preceptor Akademik: Ns. Hellena Deli, M.Kep

PROGRAM PROFESI NERS B2019


FAKULTAS KEPERAWATANUNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
EVIDANCE BASED NURSING PRACTICE
DAN
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
DI RUANG LILI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

Oleh:

Naomi Narty SRR, S. Kep


NIM: 1911438051

Preceptor Akademik: Ns. Hellena Deli, M.Kep

PROGRAM PROFESI NERS B2019


FAKULTAS KEPERAWATANUNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
Pengaruh Terapi Akupresur terhadap Mual Muntah Lambat Akibat Kemoterapi pada Anak
Usia Sekolah yang Menderita Kanker di RS Kanker Dharmais Jakarta

Siti Rukayah1, Fitria Prihatini1, Evi Vestabilivy1

The Effect of Acupressure Therapy to Delayed Chemotherapy-Induced Nausea and Vomiting in


School Age Who Suffered from Cancer at RS Kanker Dharmais Jakarta

Abstrak
Akupresur merupakan salah satu terapi komplementer pada anak yang mengalami mual
muntah lambat akibat kemoterapi. Mual muntah merupakan efek samping yang dapat menimbulkan
stres pada anak dan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi
akupresur terhadap mual muntah lambat akibat kemoterapi pada anak usia sekolah yang menderita
kanker di RS Kanker Dharmais Jakarta. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen dengan pre-
postwithout controldesign berupa pemberian akupresur pada titik P6 dan St36 sebanyak 2 kali selama
3 menit setiap 6 jam sekali setelah kemoterapi. Pengambilan sampel dengan cara consecutive
sampling, 20 responden anak usia sekolah dipilih sebagai responden. Hasil penelitian menunjukkan
penurunan rerata mual muntah setelah akupresur (p value=0,000). Kesimpulan akupresur dapat
menurunkan mual muntah lambat akibat kemoterapi pada anak usia sekolah yang menderita kanker.
Rekomendasi penelitian akupresur dapat diterapkan sebagai terapi non farmakologi untuk mengurangi
mual muntah lambat akibat kemoterapi pada anak.

Kata kunci : akupresur, kemoterapi, mual muntah lambat

Abstract
Acupressure is one of the complementary therapy on children who experience delayed
chemotherapy-induced nausea and vomiting (CINV). Nausea vomiting is a side effect that could cause
stress toward children and their family. The purpose of this research was to identify the effect of
acupressure to delayed chemotherapy-induced nausea and vomiting in school age children who
suffered from cancer at Kanker Dharmais Hospital Jakarta. The study design was quasi eksperiment
with pre-post test without control design from of acupressure point P6 and St36 2 times for 3 minutes
every 6 hours. Taking sample by using the methode of consecutive sampling, 20 respondents of school-
aged children were chosen for the study. The result of the study showed that there is a significant
decreases of the mean delayed nausea and vomiting scores after acupressure. The conclusion of this
study is that the acupressure can decrease the delay CINV in school age children that are suffering
from cancer. The recommendations from the acupressure research can be applied as a non-
pharmacological therapy to reduce nausea and vomiting caused by chemotherapy than in children.

Key words: acupressure, chemotherapy, delayed nausea and vomiting

1
Dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Persada Husada Indonesia

Jurnal Persada Husada Indonesia Vol.1 No.1| 13


Pendahuluan adalah dengan kemoterapi tanpa disertai
Kanker merupakan suatu proses penyakit dengan pembedahan dan radioterapi
yang bermula ketika sel abnormal di ubah oleh (Hockenberry & Wilson, 2007). Hal ini
mutasi genetik dari Deoxyribo Nucleat Accid menambah jumlah anak yang mendapatkan
(DNA) selular. Sel abnormal mulai kemoterapi ditambah dengan kasus kanker lain
berproliferasi secara abnormal. Kemudian yang juga mendapatkan penanganan dengan
dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan kemoterapi.
ciri-ciri invasif dan terjadi perubahan pada sel- Mual muntah akibat kemoterapi tidak
sel disekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi selalu sama diantara beberapa individu
jaringan sekitar dan memperoleh akses ke tergantung pada jenis obat dan dosis
limfe dan pembuluh darah serta melalui kemoterapi (Grunberg, 2004). Berdasarkan
pembuluh darah tersebut sel dapat terbawa ke potensi emetiknya, agen kemoterapi tersebut
area lain dalam tubuh untuk membentuk memiliki potensi emetik mulai dari emetik
metastase (penyebaran kanker) pada bagian rendah sampai emetik tinggi. Apabila seorang
tubuh yang lain (Smelzer, Bare, Hinkle & anak mendapatkan kemoterapi yang memiliki
Cheever, 2008). potensi emetik tinggi maka akan menyebabkan
Di Amerika sekitar 1.638.910 kasus baru mual muntah yang hebat dan apabila seorang
kanker didiagnosa pada tahun 2012, dan anak mendapatkan kemoterapi dengan emetik
sekitar 577.190 orang meninggal karena rendah maka gejala mual muntah yang akan
kanker serta lebih dari 1500 orang meninggal terjadi relatif ringan.
karena kanker setiap harinya. Untuk kasus Kemoterapi yang menyebabkan mual dan
kanker pada anak di Amerika sekitar 12.060 muntah dikategorikan dalam tiga jenis
kasus baru dalam rentang usia antara 0-14 berdasarkan waktu terjadinya sehubungan
tahun pada tahun 2012 dan kematian akibat dengan pemberian kemoterapi yaitu acute,
kanker pada anak sekitar 1.340 diantara usia 0- delayed, anticipatory. Acute adalah gejala
14 tahun dan 1/3 kasus kematian karena mual muntah yang terjadi kurang dari 24 jam
leukemia (American Cancer Society, 2012). selama pemberian kemoterapi. Delayed adalah
Di Indonesia 2-4% angka kelahiran waktu timbulnya gejala mual muntah setelah
hidup anak Indonesia menderita penyakit 24 jam sampai 6 hari setelah kemoterapi dan
kanker dan memerlukan pengobatan sejak dini biasanya mengikuti fase akut. Anticipatory
(Pusat Data Statistik, 2008). Selain itu di adalah gejala mual muntah yang terjadi
Indonesia, kanker menjadi penyumbang sebelum kemoterapi diberikan (Hawkins &
kematian ketiga terbesar setelah penyakit Grunberg, 2009).
jantung. Hal ini menyebabkan jumlah anak Kemoterapi dapat menimbulkan mual
yang menjalani kemoterapi kemungkinan akan muntah melalui beberapa mekanisme yang
bertambah banyak, namun hal ini tidak dapat bervariasi dan serangkaian yang kompleks.
dipastikan karena tidak semua penanganan Pertama, kemoterapi secara langsung
kanker dengan kemoterapi. menstimulasi Chemoreseptor Trigger Zone
Jenis penyakit kanker pada anak berbeda (CTZ). Efek ini dimediasi oleh pengeluaran
dengan jenis kanker pada orang dewasa. 5HT3 dan NK1 akibat pemberian kemoterapi.
Berdasarkan klasifikasinya terdapat empat Kedua, kemoterapi menyebabkan gangguan
jenis kanker pada anak meliputi leukemia, pada mukosa gastrointestinal dan
limfoma, tumor sistem saraf pusat dan tumor menyebabkan pengeluaran neuro transmitter
padat (Hockenberry & Wilson, 2007). Diantara termasuk 5HT3. Hal ini menyebabkan mual
jenis kanker tersebut, leukemia merupakan muntah melalui jalur perifer yang dimediasi
jenis kanker yang paling banyak ditemukan oleh saraf vagus. Ketiga, gejala ini disebabkan
pada anak-anak dan pengobatan leukemia oleh pengaruh neurohormonal melalui

Jurnal Persada Husada Indonesia Vol.1 No.1| 14


terganggunya arginin vasopressin dan NK1 adalah obat yang mahal (Molassiotis et
prostaglandin. Keempat, mual muntah al., 2007). Oleh karena itu diperlukan tindakan
dimediasi oleh kecemasan yang memberikan penunjang berupa terapi komplementer yang
pengaruh terhadap sistem saraf pusat termasuk dapat membantu dalam upaya pencegahan dan
pusat muntah (Wood et al., 2007) manajemen mual muntah akibat kemoterapi.
Meskipun mual muntah akibat Penelitian yang dilakukan oleh Lee et al (2008)
kemoterapi telah dilaporkan terjadi diantara melaporkan bahwa 29% pasien mengalami
60% dari anak-anak yang menjalani mual muntah akut dan 47% mengalami mual
pengobatan kemoterapi (Tyc et al, 1997). muntah delayed atau tertunda selama empat
Penelitian yang lain juga dilakukan pada 11 hari setelah mendapat kemoterapi, meskipun
anak dengan hasil 100% melaporkan mual dan telah mendapatkan antiemetik regimen terbaru.
36% melaporkan muntah saat menjalani Terapi komplementer secara efektif
pengobatan kemoterapi (Williams, dapat membantu dalam manajemen mual
Schmideskamp, Ridder, & Williams, 2006). muntah akibat kemoterapi diantaranya yaitu
Adapun batasan mual muntah yang akan relaksasi, guided imagery, distraksi, hipnosis,
dibahas dalam penelitian ini adalah mual akupresur dan akupunktur (Lee at al., 2008).
muntah tertunda (delayed) yaitu mual muntah Akupresur merupakan salah satu bentuk
yang terjadi minimal 24 jam setelah pemberian fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan
kemoterapi dan dapat berlangsung sampai 120 stimulasi pada titik – titik tertentu pada tubuh.
jam. Berdasarkan hasil penelitian Akupresur adalah tindakan yang sangat
menunjukkan sekitar 38% pasien yang sederhana tetapi cukup efektif, mudah
mendapatkan kemoterapi dengan bahan dasar dilakukan, memiliki efek samping yang
Cisplatin melaporkan mengalami mual muntah minimal, dapat digunakan untuk mendeteksi
akut dan 61% mengalami muntah pada hari gangguan pada pasien dan aplikasi prinsip
kedua dan ketiga meskipun telah diberikan healing touch pada akupresur menunjukkan
Metoklorpramide dan Dexamethason pada saat perilaku caring yang dapat mendeteksi
pemberian Cisplatin (Grunberg, 2004). Dalam hubungan terapeutik antara perawat dan pasien
penelitiannya juga menyatakan bahwa kejadian (Mehta, 2007).
mual muntah yang paling sering dialami oleh Titik akupresur yang paling sering
pasien terjadi pada 48 jam sampai dengan 72 digunakan untuk mengatasi mual dan muntah
jam setelah pemberian kemoterapi. Atas dasar akibat kemoterapi adalah titik P6 dan titik
itulah maka mual muntah yang akan dibahas St36. Akupresur pada titik P6 dan titik ST36
dalam penelitian ini hanya mual muntah dapat menurunkan mual dan muntah melalui
tertunda. efek terapinya di tubuh. Stimulasi yang
Pemberian antiemetik dapat digunakan dilakukan pada titik-titik ini diyakini akan
untuk mengurangi gejala mual muntah yang memperbaiki gangguan pada lambung
muncul akibat kemoterapi (Chemotherapy termasuk mual dan muntah (Dibble et al.,
Induced Nausea and Vomitting). Antiemetik 2007).
yang digunakan untuk mengatasi mual muntah Pengaruh akupresur terhadap penurunan
akibat kemoterapi adalah 5- mual dan muntah telah diuji oleh beberapa ahli
Hydroxytryptamine-3 (5HT3), Serotonin melalui penelitian. Dibble, et al (2007) telah
Reseptor Antagonis (SRA). Jenis SRA yang melakukan penelitian untuk membandingkan
paling umum digunakan untuk anak-anak perbedaan mual dan muntah akibat kemoterapi
adalah Ondansetron efektif untuk pasien anak pada 160 orang wanita. Responden dibagi tiga
yang mendapat Cisplatin, Cyclophosphamide, kelompok yang terdiri dari kelompok yang
Fosfamide dan Anthracycline (Lee at al., mendapat akupresur, placebo akupresur dan
2008). Di sisi lain, antiemetik yang mendapat perawatan yang biasa. Hasil
direkomendasikan seperti antagonis 5HT3 dan penelitian menunjukkan bahwa terdapat

Jurnal Persada Husada Indonesia Vol.1 No.1| 15


perbedaan intensitas mual dan muntah yang bahasa anak usia sekolah ditandai dengan anak
signifikan pada kelompok yang mendapat mulai meningkat kemampuan menggunakan
akupresur bila dibandingkan dengan kelompok bahasa dan kemampuan berkembang seiring
plasebo dan kelompok yang mendapatkan dengan pendidikan di sekolah. Kemampuan
perawatan biasa dan tidak terdapat perbedaan sosialisasi anak usia sekolah ditandai dengan
yang signifikan pada kelompok plasebo keingintahuan tentang dunia di luar keluarga
akupresur dan kelompok yang mendapatkan dan pengaruh kelompok sangat kuat pada anak
perawatan yang biasa. (Hockenberry & Wilson, 2007). Pengobatan
Pada tahun 2011 di Iran dilakukan kanker pada anak meliputi penggunaan agen
penelitian oleh Bastani tentang pengaruh kemoterapi yang dapat menyebabkan beberapa
akupresur terhadap 120 anak usia sekolah yang efek samping dan kadang-kadang parah. Mual
menderita Leukemia Limphoblastik Akut muntah yang diakibatkan kemoterapi umum
(LLA) dengan hasil intensitas mual muntah terjadi, sebanyak 60% dari pasien anak dengan
pada anak yang dilakukan akupresur lebih kanker mengalami mual muntah (TYC,
rendah dibandingkan dengan kelompok Mulhern & Bieberich, 1997). Mual muntah
plasebo. akibat kemoterapi telah dilaporkan sebagai
Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta salah satu efek samping yang paling ditakuti
merupakan rumah sakit rujukan nasional untuk dan menyedihkan dari pengobatan kanker
berbagai masalah pasien dengan kanker. (Holdsworth, Raish& Frost, 2006). Mual
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RS muntah yang kurang terkontrol dapat berakibat
Kanker Dharmais didapatkan data jumlah anak pada fisik dan psikososial anak usia sekolah
yang menderita kanker pada tahun 2011 termasuk anoreksia, gizi buruk, gangguan
sebanyak 107 anak terdiri dari bayi sebanyak 3 keseimbangan cairan dan elektrolit ,
anak (3%), toddler 31 anak (29%), pra sekolah kecemasan (Dewan, Singhal, & Harit, 2010).
19 anak (18%), usia sekolah 31 anak (29%) Hal ini dapat membuat pasien anak usia
dan remaja 23 anak (21%). Adapun jenis sekolah rentan terhadap komplikasi tambahan,
kanker yang paling banyak menyerang usia keterlambatan pengobatan dan penurunan
anak adalah leukemia 29%, limpoma 13%, kualitas hidup (Miller & Kearney, 2004).
osteosarkoma 6%, rabdomiosarkoma 6%, Berdasarkan fenomena di atas dapat
retinoblastoma 5%, tumor wilm 4%, disimpulkan bahwa anak yang menderita
neuroblastoma 3%, meduloblastoma 3%. kanker akan memperoleh pengobatan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kemoterapi, dimana kemoterapi ini dapat
oleh peneliti, akupresur belum pernah menimbulkan berbagai macam efek samping
dilakukan sebagai salah satu bentuk tindakan yang tidak menyenangkan bagi anak dan
keperawatan dalam menurunkan gejala mual keluarganya. Salah satu efek samping yang
muntah akibat efek kemoterapi di Ruang menakutkan bagi anak dan keluarga adalah
Rawat Inap Anak RS Kanker Dharmais. mual muntah. Kondisi ini menyebabkan stres
Menurut Dibble, et al. (2007) akupresur bagi penderita dan keluarga yang terkadang
merupakan tindakan yang mudah untuk membuat penderita dan keluarga memilih
dilakukan oleh perawat dan memiliki banyak untuk menghentikan siklus terapi, dimana
keuntungan. apabila siklus terapi ini dihentikan akan
Anak usia sekolah adalah anak yang berpotensi mempengaruhi harapan hidup anak
berusia 6–12 tahun. Pada periode usia sekolah, karena akan mempercepat penyebaran dari sel
anak mulai memasuki dunia yang lebih luas, kanker. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
ditandai anak memasuki lingkungan sekolah diberikan antiemetik untuk mengatasi mual
yang memberikan dampak perkembangan dan muntah juga diperlukan tindakan penunjang
hubungan dengan orang lain. Perkembangan berupa terapi komplementer yang disesuaikan

Jurnal Persada Husada Indonesia Vol.1 No.1| 16


dengan anak usia sekolah seperti akupresur. mengalami mual muntah antisipatori,
Peneliti juga belum pernah menemukan data trombositopenia (<100 mg%), memiliki
penelitian yang dilakukan tentang pengaruh penyakit penyerta serta kontraindikasi
akupresur untuk mengatasi mual muntah akupresur, kulit yang terluka, bengkak, tulang
lambat akibat kemoterapi pada anak usia retak, kulit yang terbakar. Jumlah sampel pada
sekolah dengan kanker di Indonesia. penelitian ini sebesar 20 anak.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik Peneliti mencoba mengukur pengaruh
untuk melakukan penelitian tentang pengaruh terapi akupresur terhadap mual muntah lambat
akupresur untuk mengatasi mual muntah akibat kemoterapi pada pasien anak dengan
lambat akibat kemoterapi pada anak usia kanker di RS Kanker Dharmais Jakarta.
sekolah dengan kanker di RS Kanker Variabel penelitian ini terdiri dari variabel
Dharmais. bebas, variabel terikat dan variabel potensial
perancu. Variabel bebasnya adalah terapi
Metode akupresur, variabel terikatnya adalah mual
Penelitian ini merupakan penelitian muntah serta variabel potensial perancunya
kuantitatif dengan menggunakan desain kuasi adalah usia, jenis kelamin, kemoterapi yang
eksperimen dengan pre test dan post test tanpa digunakan, obat antiemetik yang digunakan,
kontrol untuk membandingkan tindakan yang dan siklus kemoterapi.
dilakukan sebelum dan sesudah eksperimen. Seluruh variabel penelitian diambil
Pretest merupakan pengukuran tingkat mual dari data primer yang dikumpulkan dengan
muntah sebelum intervensi dilakukan. Terapi menggunakan kuesioner terstruktur pada saat
akupresur akan dilakukan pada kelompok kunjungan. Jika ada responden yang tidak
intervensi pada hari keempat kemudian hadir pada saat itu maka peneliti akan datang
dilakukan pengukuran mual muntah kedua pada hari-hari berikutnya untuk melakukan
sebagai data post test. Prosedur dilakukan pada pengumpulan data sampai semua responden
pasien yang menjalani kemoterapi dirawat di dapat mengisi kuesioner.Setelah kuesioner
ruang rawat inap anak RS Kanker Dharmais terkumpul maka dilakukan tahapan
Jakarta. pengolahan: editing, coding, entry data.
Populasi dalam penelitian ini adalah Kegiatan memasukkan data yang diperoleh
anak usia sekolah yang menderita kanker yang dari kuesioner dengan menggunakan paket
sedang menjalani kemoterapi dan dirawat di software statistic yaitu dengan SPSS
Ruang Rawat Inap Anak RS Kanker Dharmais 17.Analisis data dengan menggunakan analisis
Jakarta. Teknik pengumpulan sampel pada univariat dan bivariat.
penelitian ini menggunakan consecutive
sampling yaitu suatu metode pemilihan sampel Hasil Penelitian Dan Pembahasan
yang dilakukan dengan memilih semua Gambaran karakteristik responden
individu yang ditemui dan memenuhi kriteria berdasarkan usia
pemilihan, sampai jumlah sampel yang Usia responden minimal 6 tahun dan
diinginkan terpenuhi (Dharma, 2011). Kriteria maksimal berusia 12 tahun. Rerata usia
inklusi dalam penelitian ini adalah anak responden secara keseluruhan adalah 9,15
berusia antara 6-12 tahun yang mendapat tahun dengan standar deviasi 1,899. Dari hasil
kemoterapi, kooperatif, mampu membaca, penelitian ini didapatkan bahwa usia responden
menulis dan berkomunikasi secara verbal dan paling rendah adalah 6 tahun dan maksimum
nonverbal, sadar, berorientasi pada tempat, berusia 12 tahun. Rata-rata usia responden
waktu dan orang serta rute pemberian secara keseluruhan adalah 9,15 tahun. Hasil
kemoterapi melalui intravena. Kriteria eksklusi tersebut sesuai dengan penelitian yang
dalam penelitian ini adalah anak dengan dilakukan oleh Lee et al (2008) yang
kanker dalam kondisi lemah dan tidak sadar, menyatakan bahwa insiden kanker pada anak

Jurnal Persada Husada Indonesia Vol.1 No.1| 17


antara tahun 2004-2007 di Amerika, dalam mengurangi respon mual muntah pada
menunjukkan bahwa insiden kanker pada anak kanker yang menjalani kemoterapi.
kelompok anak-anak (usia 6-12 tahun) Peneliti menyimpulkan bahwa usia anak yang
mengalami peningkatan setiap tahunnya (Lee, efektif untuk dijadikan sebagai responden
et al., 2008). Usia anak yang digunakan pada penelitian pada terapi akupresur untuk
penelitian ini juga sama dengan usia anak yang mengurangi mual muntah akibat kemoterapi
digunakan pada penelitian Bastani (2011) yang adalah anak berusia 6-12 tahun (usia sekolah).
melakukan penelitian pada 120 anak kanker Pendapat peneliti tersebut sesuai dengan
usia sekolah dengan desain Randomised pendapat Hockenberry (1988) serta
Clinical Trial (RCT) yang bertujuan untuk Hockenberry dan Wilson (2007).
mengidentifikasi efektifitas terapi akupresur

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia di RS Kanker Dharmais November - Desember 2012
Variabel Rerata SD N Minimal -
Maksimal
Usia 9,15 1,899 20 6 - 12

Gambaran karakteristikresponden 6 responden (30%), dan responden dengan


berdasarkan diagnosis medis jumlah terendah yaitu limpoma (5%) dan
Diagnosis medis responden dengan histiositosis (5%). Diagnosa medis tersebut
jumlah tertinggi yaitu osteosarcoma sebanyak akan terlihat lebih jelas pada tabel 2 berikut.

Tabel 2Distribusi Responden Berdasarkan Diagnosis Medis di RS Kanker Dharmais November-


Desember 2012
No Diagnosa Medis Total Frekuensi (%)
1 Osteosarcoma 6 30
2 Sarcoma 4 20
3 PNET 2 10
4 Retinoblastoma 2 10
5 Teratoma 2 10
6 Neuroblastoma 2 10
7 Limpoma Burkit 1 5
8 Histiositosis 1 5

Gambaran karakteristik responden perawat untuk melakukan tindakan antisipasi


berdasarkan jenis kelamin, kemoterapi, sebelum memulai pemberian kemoterapi
antiemetik dan siklus kemoterapi diantaranya adalah jenis kelamin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada penelitian ini ditemukan bahwa
sebagian besar responden berjenis kelamin hampir sebagian responden menggunakan
perempuan yaitu 55%. Thompson (1999 dalam kemoterapi dengan potensi emetik tinggi
Garrett et al, 2003) menjelaskan bahwa wanita sebanyak 8 responden (40%), 6 responden
lebih memungkinkan mengalami mual muntah (30%) menggunakan kemoterapi dengan
daripada laki-laki, kemungkinan disebabkan potensi emetik sedang dan 6 responden (30%)
oleh pengaruh hormone. Hasil penelitian yang menggunakan kemoterapi dengan potensi
dilakukan oleh Lebaron, et al (2006) emetik ringan. Temuan pada penelitian ini
didapatkan anak perempuan dilaporkan sejalan dengan penelitian Dibble, et al (2003)
mengalami mual lebih besar dibandingkan dan Dibble, et al (2007). Penelitian Dibble, et
laki-laki. Dengan demikian ada beberapa al. (2003) dilakukan pada sebagian besar
faktor resiko yang dapat menjadi perhatian (76%) responden yang mendapatkan

Jurnal Persada Husada Indonesia Vol.1 No.1| 18


kemoterapi dengan emetogenik tinggi, 15% Berdasarkan pemaparan beberapa penelitian di
responden yang mendapatkan kemoterapi atas, peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa
dengan derajat emetogenik sedang sedangkan temuan pada penelitian ini memiliki
sisanya (9%) dengan derajat emetogenik yang karakteristik yang sama dengan penelitian
lain. Sementara penelitian Dibble, et al. (2007) sebelumnya dalam hal pemakaian antiemetik
adalah penelitian random klinis tentang yaitu menggunakan antiemetik dengan indeks
pengaruh akupresur terhadap mual muntah terapi tinggi. Semua responden pada penelitian
akibat kemoterapi yang dilakukan pada 76% ini menggunakan antiemetik indeks terapi
responden yang menggunakan kemoterapi tinggi. Pandangan peneliti tentang penggunaan
kombinasi Cyclophosphamid dan Epirubicin. antiemetik dengan indeks terapi tinggi juga
Kombinasi tersebut merupakan kemoterapi didukung oleh Bradburry (2004). Pemberian
derajat emetogenik tinggi. Sementara sisanya antiemetik disesuaikan dengan emetogenik
(24%) menggunakan kemoterapi dengan kemoterapi, obat dengan emetogenik tinggi
derajat emetogenik yang lebih rendah. dan sedang diberikan kombinasi antagonis
Pada penelitian ini ditemukan bahwa reseptor 5HT3 dengan kortikosteroid.
sebagian besar responden (100%) Antagonis reseptor 5HT3 merupakan pilihan
menggunakan antiemetik dengan indeks terapi yang paling sering digunakan untuk
tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan menurunkan CINV. Ondansetron, salah satu
bahwa penggunaan antiemetik sebelum dan obat dari golongan tersebut mempunyai
setelah dilakukan tindakan sudah sama. kemampuan yang lebih untuk memblok
Penelitian lain yang sejalan dengan temuan reseptor serotonin (Bradburry, 2004).
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Berdasarkan siklus kemoterapi
oleh Molassiotis (2000) di China yang responden hampir merata untuk masing-
menggunakan desain RCT. Pada penelitian ini, masing siklus. Sebelum dilakukan tindakan
semua responden penelitian diberikan akupresur, paling banyak responden berada
antiemetik dari golongan antagonis reseptor pada siklus ke1 yaitu 9 orang (55%),
5HT3 yang dikombinasikan dengan sedangkan untuk siklus 2, 3 dan 5 masing-
Dexamethasone yang merupakan antiemetik masing 30%, 20%, 5%.
dari golongan indeks terapi tinggi.

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Kemoterapi, Antiemetik dan Siklus
Kemoterapi di RS Kanker Dharmais November-Desember 2012
No Variabel Total Frekuensi (%)

1 Jenis Kelamin
Perempuan 11 55
Laki-laki 9 45
2 Kemoterapi
Emetogenik Ringan 6 30
Emetogenik Sedang 6 30
Emetogenik Berat 8 40
3 Antiemetik
Indeks Terapi Tinggi 20 100
Indeks Terapi Rendah 0 0%
4 Siklus Kemoterapi
Pertama 9 45
Kedua 6 30
Ketiga 4 20
Keempat 1 5

Jurnal Persada Husada Indonesia Vol.1 No.1| 19


Gambaran rata-rata skor mual dan muntah setelah dilakukan akupresur adalah 3,70
sebelum dan sesudah intervensi dengan SD= 0,804. Rerata mual muntah pada
Hasil penelitian menunjukkan rerata kelompok yang dilakukan akupresur
mual pada kelompok yang dilakukan akupresur sebelumnya adalah 11,65 dengan SD=2,907
sebelumnya adalah 5,00 dengan SD=1,026 dan dan setelah dilakukan akupresur adalah 6,45
setelah dilakukan akupresur adalah 2,75 dengan SD=1,276. Penulis menarik
dengan SD=0,551. Rerata muntah pada kesimpulan bahwa terjadi penurunan rerata
kelompok yang dilakukan akupresur mual muntah pada kelompok setelah
sebelumnya adalah 6,65 dengan SD=1,927 dan diintervensi sebesar 5,20.

Tabel 4. Rata-rata Skor Mual dan Muntah Sebelum dan Sesudah Intervensi di RS Kanker Dharmais
November-Desember 2012
No Variabel Pengukuran Rerata SD
1 Skor Mual Sebelum 5,00 1,026
Sesudah 2,75 0,551
2 Skor Muntah Sebelum 6,65 1,927
Sesudah 3,70 0,804
3 Skor Mual Muntah Sebelum 11,65 2,907
Sesudah 6,45 1,276

Analisis Bivariat akibat kemoterapi terhadap 120 anak usia


Rerata skor mual dan muntah sebelum dan sekolah yang menderita Leukemia
sesudah terapi akupresur. Limphoblastik Akut (LLA) dengan hasil
Rerata skor mual setelah dilakukan akupresur intensitas mual muntah pada anak yang
berbeda secara signifikan dengan sebelum dilakukan akupresur lebih rendah
dilakukan tindakan akupresur (p value=0,000). dibandingkan dengan kelompok
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis placebo(p<0,005). Bastani (2011) memberikan
penelitian yaitu rata-rata skor mual setelah kesimpulan bahwa akupresur efektif dilakukan
dilakukan tindakan akupresur lebih rendah untuk menurunkan mual akibat kemoterapi.
dibandingkan sebelum dilakukan tindakan Pada tahun 2009, Said melakukan
akupresur. Hasil penelitian ini telah penelitian di Palestina untuk membandingkan
menunjukkan bahwa akupresur yang dilakukan perbedaan mual dan muntah akibat kemoterapi
dapat menurunkan skor mual sebesar 2,25 pada pada 42 orang wanita yang menderita kanker
responden yang mengalami mual akibat payudara. Responden dibagi tiga kelompok
kemoterapi, sedangkan skor muntah yang terdiri dari kelompok yang menerima
mengalami penurunan sebesar 2,95 setelah akupresur dengan menggunakan Sea-Band,
dilakukan tindakan. Skor mual muntah plasebo akupresur dan mendapat perawatan
mengalami penurunan sebesar 5,25 setelah yang biasa. Hasil penelitian menunjukkan
dilakukan tindakan akupresur. bahwa kelompok yang mendapatkan akupresur
Penelitian yang sejalan dengan mengalami penurunan pada kejadian mual
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan muntah dibandingkan dengan kelompok yang
oleh Bastani pada tahun 2011 di Iran. mendapatkan plasebo akupresur dan perawatan
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi efek yang biasa.
akupresur pada titik P6 terhadap mual muntah

Jurnal Persada Husada Indonesia Vol.1 No.1| 20


Tabel 5 Perbedaan Skor Mual, Skor Muntah Dan Skor Mual Muntah Sebelum dan Setelah Terapi
Akupresur di RS Kanker Dharmais November-Desember 2012
No Variabel Pengukuran Rerata SD P value
1 Skor Mual Sebelum 5,00 1,026 0,028
Sesudah 2,75 0,551
2 Skor Muntah Sebelum 6,65 1,927 0,000
Sesudah 3,70 0,804
3 Skor Mual Muntah Sebelum 11,65 2,907 0,000
Sesudah 6,45 1,276

Kesimpulan mempertimbangkan hasil penelitian ini sebagai


1. Karakteristik dari 20 responden meliputi : suatu acuan.
rata-rata usia 9,15 tahun, sebagian besar Bagi pendidikan keperawatan dapat
(55%) berjenis kelamin perempuan, memuat materi tentang terapi komplementer
sebagian besar (40%) menggunakan yang sering digunakan untuk manajemen mual
kemoterapi dengan derajat emetogenik muntah yang disesuaikan dengan tumbuh
tinggi, semua (100%) menggunakan kembang anak ke dalam kurikulum
antiemetik dengan indeks terapi tinggi, pendidikan, mengembangkan praktek
dan sebagian besar (45%) pada siklus keperawatan berbasis terapi komplementer
pertama. khususnya terapi akupresur dan
2. Penurunan rata-rata skor mual setelah menyebarluaskan informasi dan pengetahuan
dilakukan akupresur lebih besar tentang terapi akupresur melalui seminar,
dibandingkan dengan sebelum dilakukan simposium keperawatan.
akupresur (p=0,028). Bagi penelitian selanjutnya perlunya
3. Penurunan rata-rata skor muntah setelah penelitian tentang terapi komplementer yang
dilakukan akupresur lebih besar lain untuk menurunkan mual muntah pada
dibandingkan dengan sebelum dilakukan anak dengan kanker yang mendapatkan
akupresur (p=0,000) kemoterapi misalnya relaksasi, guided
4. Penurunan rata-rata skor mual muntah imagery, distraksi dan hipnosis. Perlunya
setelah dilakukan akupresur lebih besar penelitian lanjutan tentang pengaruh terapi
dibandingkan dengan sebelum dilakukan akupresur terhadap mual muntah lambat akibat
akupresur (p=0,000). kemoterapi pada responden yang
karakteristiknya sama misalnya diagnose
Saran medis, jenis kemoterapi, jenis antiemetik dan
Bagi pengembangan pelayanan siklus kemoterapi.
keperawatan diharapkan dapat
mengembangkan program seminar dan Ucapan Terima Kasih
pelatihan terapi komplementer khususnya Ucapan terima kasih disampaikan
akupresur untuk perawat agar pemahaman dan kepada Ketua Stikes Persada Husada Indonesia
kemampuannya meningkat tentang terapi yang telah memberi kesempatan, waktu dan
komplementer khususnya akupresur. biaya kepada penulis dalam melaksanakan
Mengaplikasikan terapi akupresur dalam penelitian ini. Terima kasih juga kepada
memberikan asuhkan keperawatan yang teman-teman sejawat yang telah membantu
holistik pada pasien anak dengan kanker yang terlaksananya penelitian sampai pada
mendapatkan kemoterapi. Memodifikasi dan penulisan artikel ini. Tak lupa terima kasih
menyusun standar asuhan keperawatan pada yang sebesar-besarnya disampaikan kepada
pasien anak dengan kanker yang mengalami Kepala Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta,
mual muntah akibat kemoterapi dengan Kepala Ruang Rawat Inap Anak, beserta
seluruh perawat ruangan yang telah

Jurnal Persada Husada Indonesia Vol.1 No.1| 21


memberikan informasi yang dibutuhkan dalam Mehta,H. (2007). The science and benefits of
pelaksanaan penelitian. Dan tak lupa ucapan acupressure therapy. Diakses tanggal 27
terima kasih kepada Allenidekania, SKp, M.Sc September 2012 dari
yang telah membimbing penulis dalam http://www.associatedcontent.com/articl
pelaksanaan penelitian ini. e/284965/the_science_and_benefits_of_
acupressure.html?page=2
Daftar Pustaka Molassiotis, A., Helin, A.M., Dabbour, R., &
Hummerstone, S. (2007). The effects of
Dharma, K.K. (2011). Metodologi penelitian P6 acupressure in the profilaksis of
keperawatan : panduanmelaksanakan chemotherapy related nausea and
dan menerapkan hasil penelitian. Jakarta vomiting in breast cancer patients.
: TIM Complementary Therapies in Medicine,
Dibble, S.L., Luce, J, Cooper, B.A & Israel, J. 15(1), 30-12.
(2007). Accupressure for chemoterapy- Morrow,G.R., & Dobkin, P.L. (2002)
induced nausea and vomiting : a Anticipatory nausea and vomiting in
randomized clinical trial. Oncology cancer patients undergoing
Nursing Forum. 34(4) 813-820 chemotherapy treatment prevalence,
Fengge, Antoni. (2012). Terapi akupresur : etiology, and behavioral interventions.
manfaat &teknik pengobatan. Clinical Psychology Review, 8(5), 517-
Yogyakarta : Crop Circle Corp. 556.
Garrett, K, Tsuruta, K., Walker, S., Jackson, Price, S.A., & Wilson, L.M.(2008).
S., & Sweat, M., (2003). Managing Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-
nausea and vomiting. Critical Care Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Nurse, 23 (1), 31 – 50. Roscoe, J.A., Morrow,G.R., Hickok, J.T.,
Grunberg, S.M. (2004). Chemotherapy Bushunow, P., Pierce, H.I., Flynn, P.J.,
induced nausea vomiting : prevention, et al (2003). The efficacy of acupressure
detection and treatment-how are we and acustimulation wrist band for relief
doing? The Journal of Supprtive of chemotherapy induced nausea and
Oncology, 2(1), 1-12. vomiting: A University of Rochester
Hawkins, R. (2009). Chemotherapy-induced Cancer Center Community Clinical
nausea and vomiting: challenges and Oncology Program Multicenter Study.
opportunities for improved patient Journal of Pain and Symptom
outcomes. Clinical Journal of Oncology Management, 26(2), 731-742.
Nursing. Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle,J.L., &
Hockenberry, M., & Wilson, D. (2007). Cheever, K,H. (2008). Textbook of
Wong’s Nursing Care Of Infants And Medical-Surgical Nursing Eleventh
Children. St. Louis : Mosby Elsevier. edition. Brunner & Suddarth‟s.
Hesket, P.J. (2008). Chemotherapy induced Philadelphia Lippincott Williams &
nausea and vomiting. The New England Wilkins, a Wolter Kluwer Bussines.
Journal of Medicine, 358(23), 2482- Wood, G.J., Shega, J.W., Lynch, B., & Roenn,
2494. J.H (2007). Management of intractable
Lee, J., Dodd, M., Dibble, S., & Abrams, D. nausea and vomiting in patients at the
(2008). Review of acupressure studies end of life; “I Was Feeling Nauseous All
for chemotherapy-induced nausea and of the Time …. Nothing Was Working”.
vomiting control. Journal of Pain and Journal of American Medical
Symptom Management, 36(5), 529-544. Association. 298(10).1196-1207.

Jurnal Persada Husada Indonesia Vol.1 No.1| 22

Anda mungkin juga menyukai