Corresponding author:
Siti Rahmah
strahmah020@gmail.com
Ners Muda, Vol 2 No 2, Agustus 2021
e-ISSN: 2723-8067
DOI: https://doi.org/10.26714/nm.v2i2.6262
Ners Muda, Vol 2 No 2, Agustus 2021/ page 37-46 38
Siti Rahmah - Penurunan Mual Muntah Pasien Acute Limfoblastik Leukimia yang Menjalani Kemoterapi dengan
Terapi Akupresur Pada Titik P6 (Neiguan) dan Titik ST36 (Zusanli)
perawatan yang dilakukan secara berulang bau mulut. Tipe mual muntah ini sulit
dan teratur dan diberikan secara dikontrol dibanding jenis lain (Likun et al.,
kombinasi, dengan lama pengobatan selama 2011) ; (Mustian et al., 2011) ; (Janelsins et
dua sampai tiga tahun bagi pasien ALL al., 2013).
(Davey, 2011). Hal ini tentunya menambah
jumlah kasus anak yang mendapatkan Chemotherapy induced nausea and vomiting
intervensi berupa kemoterapi kemudian di terjadi dikarenakan sitostatika yang
tambah dengan jenis karsinoma lainnya mempengaruhi fungsi neuroanatomi,
yang juga mendapatkan penanganan neurotransmitter dan reseptor di pusat
dengan kemoterapi (Rukayah et al., 2012). muntah (vomiting center). Struktur ini
Efek samping yang ditimbulkan pasca meliputi neuron di medulla oblongata,
kemoterapi pada pasien dengan karsinoma chemoreceptor trigger zone (CTZ) di area
sangat beragam. Mual muntah adalah efek postrema didasar ventrikel empat otak,
samping yang ditakuti pasien maupun aferen nervus vagus dan sel enterokromafin
keluarga. Kondisi ini mengakibatkan pada traktus gastrointestinal.
gangguan psikologi pasien ataupun Neurotransmitter yang berperan dalam
keluarga sehingga menimbulkan perasaan CINV adalah serotonin atau 5-
ingin menghentikan pengobatan. hidroxytriptamin (5-HT), substansi P (SP)
Pengobatan yang terhenti akan berdampak dan dopamine. Reseptor yang berkaitan
pada peningkatan progesivitas kanker dan dengan serotonin dan substansi P yang
mengurangi harapan hidup (Hilarius et al., merangsang mual muntah ialah 5-
2012). hidroxytriptamine (5-HT3) dan neurokinin-
1 (NK-1) (Mustian et al., 2011) ; (Janelsins et
Mual muntah sendiri timbul dikarenakan al., 2013). Sitostika bersifat toksik bagi sel
penggunaan sitostatika, dan termasuk efek enterokromafin yang melapisi mukosa
samping awal yang terjadi dalam 1 sampai traktus gastrointestinal yang dapat
24 jam pasca pemberian sitostatika, mengaktifkan radikal bebas yang dapat
terkadang juga dapat terjadi lebih dari 24 menyebabkan sel enterokromafin
jam. Terjadinya mual muntah ini melepaskan serotonin dalam jumlah
diakibatkan oleh beberapa faktor seperti banyak, kemudian serotonin berikatan
regimen sitostatika dan potensi emetogenik dengan reseptor 5-HT3 tang terdapat pada
serta faktor spesifik pasien (Likun et al., serat aferen nervus vagus yang berdekatan
2011). Mual adalah sensasi yang dirasakan dengan sel enterokromafin tersebut. Ikatan
pada tenggorokan dan epigastrum yang ini nantinya akan memberikan stimulus
menyebabkan keluarnya isi lambung. pada otak yang akan menimbulkan respon
Muntah adalah keluarnya makanan dari mual muntah pada CINV akut sekaligus
lambung melalui mulut yang disebabkan nensensititasi nervus vagus ke subsansi P
oleh reflek motorik. Mual muntah setelah yang dilepaskan oleh enterokromafin yang
kemoterapi terdiri dari akut, lambat, dan berperan pada CINV lambat. Substansi P
antisipatori. Chemotherapy induced nausea terdistribusi luas pada system saraf pusat
and vomiting (CINV) akut terjadi pada 24 maupun perifer, berkaitan dengan reseptor
jam pertama dan puncaknya terjadi pada 5- NK-1 yang terdapat pada usus dan area
6 jam post kemoterapi. Chemotherapy postrema. Pelepasan substansi P ini
induced nausea and vomiting lambat terjadi dirangsang oleh sitostatika akan berkaitan
pada 24 jam dan berlangsung selama 5-7 dengan reseptor NK-1 dan memberi sinyal
hari. CINV antisipatory terjadi sebelum kepada serat aferen nervus vagus untuk
kemoterapi diberikan. Hal ini disebabkan diteruskan ke CTZ dan VC. Rangsangan
oleh beberapa faktor seperti pikiran, substansi P terhadap nervus vagus
kecemasan, gangguan pengecapan, serta
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 2, Agustus 2021/ page 37-46 39
Siti Rahmah - Penurunan Mual Muntah Pasien Acute Limfoblastik Leukimia yang Menjalani Kemoterapi dengan
Terapi Akupresur Pada Titik P6 (Neiguan) dan Titik ST36 (Zusanli)
menyebabkan CINV lambat (Janelsins et al., pasien post kemoterapi (Miao et al., 2017).
2013). Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui
penurunan mual dan muntah pasca
Penatalaksanaan guna mengatasi mual kemoterapi pada klien ALL dengan aplikasi
muntah setelah kemoterapi adalah terapi akupresur pada titik P6 (Neiguan)
pemberian teknik farmakologi dan dan titik ST36 (Zusanli).
nonfarmakologi. Intervensi yang diberikan
untuk mengatasi mual muntah adalah METODE
antiemetik (farmakologi) kemudian
diperlukan tindakan pendukung lainnya Metode yang digunakan pada studi kasus ini
yakni terapi komplementer adalah studi deskriptif dengan pendekatan
(nonfarmakologi) seperti akupresur asuhan keperawatan berbasis pembuktian
(Rukayah et al., 2012). Akupresur (evidence based nursing practice). Studi
merupakan tindakan berupa pendekatan kasus ini menggunakan subjek 2 anak yaitu
atau memberikan stimulus dan tekanan An. F dan An. S yang terdiagnosis acute
pada titik-titik strategis tubuh dengan limfoblastik leukemia post kemoterapi,
menggunakan atau tanpa alat bantu (Ayers dengan masalah keperawatan An. F dan An.
& Olateju, 2015). Akupresur adalah S sama yaitu defisit nutrisi berhubungan
penatalaksanaan yang mudah dilakukan dengan mual muntah. An. F dan An. S
dan efek samping yang ditimbulkan berjenis kelamin laki-laki dengan usia
minimal. Akupresur tidak boleh masing-masing An. F 7 tahun dan An. S 10
diaplikasikan pada bagian tubuh yang tahun. An. F dan An. S sama-sama
bengkak, luka, kulit terbakar serta tulang menjalankan kemoterapi ke-10 dengan
retak atau patah (Farhad et al., 2016). obat kemoterapi level 2 (rendah) (Dewan et
al., 2010).
Titik yang digunakan sebagai terapi
alternatif guna mengatasi mual muntah Subjek studi kasus ini adalah anak usia
pasca kemoterapi adalah titik P6 dan ST36 sekolah yang mengalami ALL dan menjalani
(Alfira, 2017). Tekhnik akupresur di titik pengobatan kemoterapi di RSUP Dr. Kariadi
akupresur P6 (pericardium 6) dapat Semarang. Kriteria inklusi pada studi kasus
meredakan mual dan muntah yaitu dengan ini adalah anak yang mennjani kemoterapi
merangsang perikardium 6 (P6 nei-guan), dengan rentang usia antara 6-12 tahun
yang terletak rentang 3-jari di bawah dengan rute pemberian melalui intravena,
pergelangan pada lengan bagian dalam kooperatif, dapat membaca dan menulis,
antara 2 tendon. Stimulasi P6 dengan mampu berkomunikasi secara verbal
tekhnik relaksasi memiliki efek yang berarti maupun non verbal, kesadaran
dalam mengurangi rasa mual, muntah komposmentis, serta mampu berorientasi
(Farhad et al., 2016). Tekhnik akupresur di pada tempat, waktu dan orang. Kriteria
titik akupresur ST36 (Zusanli/leg three eksklusi pada studi kasus ini adalah anak
miles) terletak di daerah 3 cun atau 4 jari di dengan karsinoma dan dalam kondisi lemah
bawah patella dan satu cun atau 1 jari atau terdapat penurunan kesadaran,
lateral dari krista tibia. Titik ST36 ini trombositopenia, kontraindikasi pada
berfugsi untuk menekan penyakit yang akupresur, kulit yang terbakar atau terluka.
berkaitan dengan lambung, seperti mual Studi kasus ini dilakukan di RSUP Dr.
dan muntah, diare, serta nyeri epigastrik Kariadi Semarang pada bulan Desember
(Farhad et al., 2016). Systematic review yang 2019.
melibatkan 12 penelitian dengan total 1419
pasien menyebutkan efektifitas pemberian Metode ini menerapkan teknik akupresur
akupresur dalam menurunkan mual akut pada mual muntah anak dengan post
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 2, Agustus 2021/ page 37-46 40
Siti Rahmah - Penurunan Mual Muntah Pasien Acute Limfoblastik Leukimia yang Menjalani Kemoterapi dengan
Terapi Akupresur Pada Titik P6 (Neiguan) dan Titik ST36 (Zusanli)
kemoterapi dengan diagnosa medis akut 18,42 (Mild Underweight). Hasil observasi
limfoblastik leukemia pada titik akupresure status nausea keller index of nausea (KIN)
P6 (Neiguan) dan ST36 (Zusanli) yang (Keller & Keck, 2006), kategori perubahan
diberikan selama 3 menit setiap 6 jam sekali perilaku An. F didapatkan hasil skor 3
setelah kemoterapi selama 24 jam. Setelah dengan data An. F mengalami indikator
kemoterapi hari ke-0 dilakukan pengkajian penurunan aktifitas, meletakkan tangan di
skor nausea menggunakan lembar atas perut, dan menolak cairan lewat mulut.
observasi status nausea, keller index of Kategori distress (tekanan) didapatkan hasil
nausea (KIN) (Keller & Keck, 2006), skor 3 dengan data An. F mengalami
kemudian hari ke-1 post kemoterapi indikator gelisah, ekspresi wajah mual, dan
dilakukan tindakan akupresur pada titik P6 sensitif. Kategori perubahan fisiologis
dan ST36 selama 3 menit setiap 6 jam dalam didapatkan hasil skor 2 dengan data An. F
kurun waktu 24 jam, kemudian hari ke-2 mengalami indikator hilang nafsu makan,
dilakukan evaluasi status nausea dengan dan muntah. Hasil status nausea pada hari
menggunakan lembar observasi keller index ke-0 post kemoterapi An. F dari ke-3
of nausea (KIN) yang terdiri dari 3 kategori kategori didapatkan indikator dengan skor
dan terdapat 19 indikator yang terbagi 8.
didalam 3 kategori tersebut, setiap
indikator yang ditemukan pada anak maka Hasil pengkajian hari ke-0 post kemoterapi
diberikan skor 1, jika indikator tidak pada pasien 2 An. S (10 tahun) sebelum
ditemukan saat pengamatan maka dilakukan penerapan akupresur pada
diberikan skor 0, skor terendah adalah 0 tanggal 11 Desember 2019, didapatkan
dan skor tertinggi adalah 19. Total skor hasil Ny. N selaku Ibu kandung An. S
yang tertinggi kemungkinan terbesar mengatakan bahwa An. S mengalami
mengalami mual yang aktual (Keller & Keck, penurunan nafsu makan, mual dan sering
2006). muntah (6x), setiap makanan yang dimakan
akan langsung dimuntahkan, An. S hanya
HASIL menghabiskan 1-2 sendok makanan dari
porsi yang disediakan. Berat badan An. S
Berdasarkan tabel 1 karakteristik An.F mengalami penurunan dari 23 Kg menjadi
berusia 7 tahun sedangkan An.S berusia 10 22 Kg, Tinggi badan 125, IMT An. S adalah
tahun, selisih usia An.F dan An.S adalah 3 17,6 (Mild Underweight). Hasil observasi
tahun. An.F dan An.S berjenis kelamin laki- status nausea KIN kategori perubahan
laki. Berat badan An.F 21Kg dan An.S 22Kg, perilaku didapatkan hasil skor 3 dengan
dengan selisih keduanya 1kg. An.F dan An.S data An. S mengalami indikator penurunan
menjalani kemoterapi dengan siklus yang aktifitas, posisi mual, dan menolak cairan
sama yaitu siklus ke-10. lewat mulut. Kategori distress (tekanan)
didapatkan hasil skor 2 dengan data An. S
Hasil pengkajian hari ke-0 post kemoterapi mengalami indikator ekspresi wajah mual,
pada pasien 1 An. F (7 tahun) sebelum dan sensitif. Kategori perubahan fisiologis
dilakukan teknik akupresur pada tanggal 11 didapatkan hasil skor 4 dengan data An. S
Desember 2019, didapatkan hasil Ny. N mengalami indikator hilang nafsu makan,
selaku ibu kandung An. F mengatakan muntah, air liur meningkat, dan sering
bahwa An. F mengalami penurunan nafsu menelan. Hasil status nausea pada hari ke-0
makan, mual dan sering muntah (4-5x), An. post kemoterapi An. S dari ke-3 kategori
F hanya menghabiskan 2-3 sendok makan didapatkan indikator dengan skor 9.
dari porsi yang disediakan. Berat badan An.
F mengalami penurunan dari 22 kg menjadi Berdasarkan hasil pengkajian kedua pasien
21 kg, tinggi badan 114 cm dengan IMT diatas, diagnosa keperawatan yang muncul
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 2, Agustus 2021/ page 37-46 41
Siti Rahmah - Penurunan Mual Muntah Pasien Acute Limfoblastik Leukimia yang Menjalani Kemoterapi dengan
Terapi Akupresur Pada Titik P6 (Neiguan) dan Titik ST36 (Zusanli)
pada An. F dan An. S dengan ALL post observasi KIN. Waktu penerapan ini
kemoterapi adalah defisit nutrisi dilakukan pada bulan Desember 2019 di
berhubungan dengan peningkatan ruang anak lantai 1 RSUP Dr. Kariadi
metabolisme akibat penyakit kronis (ALL) Semarang, dengan respon pasien saat
dengan tanda gejala terjadi penurunan dilakukan tektnik terapi akupresur kedua
nafsu makan, mual muntah, serta terjadi pasien mengatakan nyaman saat dilakukan
penurunan BB dan IMT pada kedua subjek penekanan pada titik P6 dan ST36, saat
(PPNI, 2016). Luaran keperawatan yang penerapan ini dilaksanakan kedua pasien
ditegakkan pada kedua subjek adalah sangat kooperatif dimana sikap ini
status nutrisi yaitu porsi makan yang mendukung penerapan ini berjalan lancar
dihabiskan meningkat dengan target dari awal sampai akhir, respon pasien saat
capaian IMT membaik, serta nafsu makan sebelum dilakukan (hari ke-1 post
membaik dengan capaian tidak ada kemoterapi) penerapan dan sesudah
penurunan nafsu makan, mual dan muntah dilakukan penerapan evaluasinya (hari ke-2
(Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019). psot kemoterapi) dapat dideskripsikan
Intervensi keperawatan defisit nutrisi sebagai berikut :
adalah manajemen gangguan makan
dengan memonitor asupan intake dan Hasil pengkajian tanggal 12 Desember 2019
output nutrisi serta manajemen nutrisi hari ke-1 post kemoterapi pada pasien An. F
dengan mengidentifikasi status nutrisi, (7 tahun) sebelum dilakukan teknik
pantau perubahan BB dan memonitor mual akupresur didapatkan hasil Ny. N selaku Ibu
muntah (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018). kandung An. F mengatakan bahwa An. F
Tindakan nonfarmakologi yang akan masih mengalami penurunan nafsu makan,
diterapkan kepada subjek yaitu An. F dan mual dan muntah (3x), An. F hanya
An. S adalah penerapan tektnik akupresur menghabiskan 2-3 sendok makanan dari
dititik P6 dan ST36. Akupresur adalah yang disediakan. Hasil observasi KIN
teknik pemijatan pada titik – titik tertentu. kategori perubahan perilaku didapatkan
Titik akupresur yang sering diterapkan hasil skor 1 dengan data An. F mengalami
guna menurunkan intensitas mual dan indikator penurunan aktifitas. Kategori
muntah setelah kemoterapi adalah titik P6 distress (tekanan) didapatkan hasil skor 2
dan titik ST36. dengan data An. F mengalami indikator
gelisah dan ekspresi wajah mual. Kategori
Studi kasus ini dilakukan pada An. F dan An. perubahan fisiologis didapatkan hasil skor 2
S dengan perlakuan yang sama, yaitu dengan data An. F mengalami indikator
menerapkan teknik akupresur pada titik P6 hilang nafsu makan dan muntah. Hasil
dan ST36 yang bertujuan untuk mengetahui status nausea pada hari ke-1 post
penurunan mual dan muntah yang dialami kemoterapi An. F dari ke-3 kategori
An. F dan An. S dengan post kemoterapi. didapatkan indikator dengan skor 5.
Penerapan ini diberikan selama 3 menit
setiap 6 jam sekali setelah kemoterapi Setelah dilakukan penerapan akupresur
selama 24 jam. Setelah kemoterapi hari ke- pada titik P6 dan ST36 pada hari ke-1 post
0 dilakukan pengkajian skor nausea kemoterapi didapatkan hasil evaluasi pada
menggunakan lembar observasi status hari ke-2 pada tanggal 13 Desember 2019,
nausea KIN, kemudian hari ke-1 post Ny. N mengatakan An. F masih merasa mual
kemoterapi dilakukan tindakan akupressur namun sudah berkurang, serta sudah tidak
pada titik P6 dan ST36 selama 3 menit muntah, dengan hasil observasi KIN
setiap 6 jam dalam kurun waktu 24 jam, kategori perubahan perilaku didapatkan
kemudian hari ke-2 dilakukan evaluasi hasil skor 0 dengan data An. F tidak
status nausea dengan menggunakan lembar ditemukan indikator pada kategori
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 2, Agustus 2021/ page 37-46 42
Siti Rahmah - Penurunan Mual Muntah Pasien Acute Limfoblastik Leukimia yang Menjalani Kemoterapi dengan
Terapi Akupresur Pada Titik P6 (Neiguan) dan Titik ST36 (Zusanli)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 2, Agustus 2021/ page 37-46 43
Siti Rahmah - Penurunan Mual Muntah Pasien Acute Limfoblastik Leukimia yang Menjalani Kemoterapi dengan
Terapi Akupresur Pada Titik P6 (Neiguan) dan Titik ST36 (Zusanli)
Tabel 1
Karakteristik Subjek pada Anak dengan ALL
Subjek Usia Jenis Berat Badan Tinggi Badan IMT Siklus
Kelamin Kemoterapi
An. F 7 Tahun, 2 Bulan Laki-laki 21Kg 114 cm 18,42 10
An. S 10 Tahun, 7 Bulan Laki-laki 22Kg 125 cm 17,6 10
Tabel 2
Hasil Observasi nausea An. F dan An. S Keller index of nausea (KIN)
Perubahan Sikap dan Perilaku Hari ke-0 Hari ke-1 Hari ke-2
An.F An.S An.F An.S An.F An.S
Penurunan aktivitas 1 1 1 1 1
Meletakkan tangan di mulut
Meletakkan tangan di atas perut 1
Posisi mual 1 1
Menolak cairan lewat mulut 1 1
Distress (Tekanan)
Gelisah 1 1
Menangis
Ekspresi wajah mual 1 1 1 1
Sensitif 1 1 1 1 1
Perubahan Fisiologis
Peningkatan frekuensi pernafasan
Hilang nafsu atau selera makan 1 1 1 1 1 1
Muntah 1 1 1 1
Muntah berat (retching)
Keringat dingin
Kulit terasa dingin saat disentuh
Perubahan warna kulit atau kemerahan
Air liur meningkat 1
Sering menelan 1
Ada gerakan lidah atau menekan atau membasahi bibir
Total skor 8 9 5 6 2 3
An. F An. S
Gambar 1
Penurunan intensitas mual muntah pada An.F dan An.S
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 2, Agustus 2021/ page 37-46 44
Siti Rahmah - Penurunan Mual Muntah Pasien Acute Limfoblastik Leukimia yang Menjalani Kemoterapi dengan
Terapi Akupresur Pada Titik P6 (Neiguan) dan Titik ST36 (Zusanli)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 2, Agustus 2021/ page 37-46 45
Siti Rahmah - Penurunan Mual Muntah Pasien Acute Limfoblastik Leukimia yang Menjalani Kemoterapi dengan
Terapi Akupresur Pada Titik P6 (Neiguan) dan Titik ST36 (Zusanli)
kedua klien menunjukkan adanya Atlanta. (2014). Cancer Facts & Figures.
perbaikan nutrisi dengan kedua klien Www.Cancer.Org.
mengatakan ada kemaunan untuk makan. Ayers, M. ., & Olateju, F. . (2015). A Systematic
Review : Non-Pharmacological Interventions
for Chemotherapy-Induced Nausea and
SIMPULAN Vomiting. Honors Research Projects.
Davey, P. (2011). At a Glance Mediciene. Erlangga.
Simpulan studi kasus ini adalah teknik
akupresur pada titik P6 dan titik ST36 dapat Dewan, P., Singhal, S., & Harit, D. (2010). Manajement
of Cemotheraphy-Induced Nausea and Vomiting.
menurunkan mual dan muntah post Indian Pedriatic.
kemoterapi klien ALL. Penerapan ini mudah
Farhad, K., Choubsaz, M., Setayeshi, K., Kameli, M.,
diterapkan secara mandiri, aman dan efektif
Hejazi, S. B., & Zadie, Z. H. (2016). The
menurunkan mual dan muntah pada pasien Effectiveness of Dry-Cupping in Preventing
post kemoterapi khususnya pada anak. Post-Operative Nausea and Vomiting by P6
Disamping itu, penerapan ini dapat Ccupoint Stimulation A Randomized
dikombinasikan dengan pemberian Controlled Trial. Clinical Trial/Experimental
Study;Medicine, 1–6.
antiemetic, sehingga tidak mengganggu
terapi utama klien. Studi kasus ini Ghezelbash, S., & Khosarvi, M. (2017). Acupressure
for Nausea‑Vomiting and Fatigue Management
merekomendasikan penerapan pengkajian
in Acute Lymphoblastic Leukemia Children.
mual dan muntah secara terstuktur pada Journal of Nursing and Midwifery Sciences.
pada klien ALL pasca kemoterapi dan
Hilarius, D., Kloeg, P., Wall, E., Heuvel, J., Gundy, C., &
aplikasi teknik akupresur pada titik P6 dan AAronson, N. (2012). Chemotherapy-Induced
ST36 pada perumusan intervensi Nausea and Vomiting in Daily Clinical Practice :
keperawatan. Implementasi akupresur a Community Hospital-BAsed Study. Support
berbasis Standar Prosedur Operasional Care Cancer, 20.
(SPO) diterapkan sebagai terapi Janelsins, M., Tejani, M., Kamen, C., Peoples, A.,
pendamping untuk kemoterapi. Mustian, K., & Morrow, G. (2013). Current
Pharmachotherapy for Vhemotherapy-
Induced Nausea and Vomiting in Cancer
UCAPAN TERIMAKASIH Patients. Expert Opin Pharmacother, 14.
Keller, V. C., & Keck, J. (2006). An Instrumen for
Terimakasih saya ucapkan sedalam- Observational Assessment of Nausea in Young
dalamnya kepada pasien dan keluarga Children. Pedriatic Nursing, 32, 420–426.
selaku subjek saya, terimakasih saya Likun, Z., Xiang, J., Xin, D., & Liu, Z. (2011). A
ucapkan kepada Ketua Program Studi Systematic Review and Meta-Analysis of
Pendidikan Profesi Ners Unimus, Intravenous Palonosetron in the Prevention of
terimakasih saya ucapkan kepada Dosen Chemotherapy-Induced Nausea and Vomiting
Pembimbing pada penerapan Karya Ilmiah in Adults. The Oncologist, 16.
Akhir Ners (KIAN), serta keluarga besar Miao, J., Liu, X., Wu, C., Kong, H., Xie, W., & Liu, K.
saya sebagai support system dalam (2017). Effect of Acupressure on
Chemotherapy-Induced Nausea and Vomiting-
menyelesaikan tugas akhir ini, semoga hasil
a Systematic Reciew with Meta-Analyses and
penerapan ini dapat bermanfaat bagi Trial Sequential Analysis of Randomized
penulis dan pembaca, Aamiin Yaa Rabbal Controlled Trials. International Journal of
‘Aalamiin. Nursing Studies, 70, 27–37.
Mulyani, S., Mariyam, Alfiyanti, D., & Pohan, V. Y.
REFERENSI (2019). Dukungan Perawat dengan Tingkat
Kecemasan Orang Tua Pasien Acute
Alfira, N. (2017). Efek Akupresur Pada Titik P6 Dan Limpoblastik Leukimia. Jurnal Ilmiah Permas:
St36 Untuk Mencegah Post Operative Nausea Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, 9(3), 225–232.
And Vomiting Pada Pasien Laparatomi Dengan Mustian, K., Devine, K., Ryan, J., Janelsins, M., Sprod,
Spinal Anastesi. L., & Peppone, L. (2011). Treatment of Nausea
and Vomiting During Chemotherapy. US Oncol
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 2, Agustus 2021/ page 37-46 46
Siti Rahmah - Penurunan Mual Muntah Pasien Acute Limfoblastik Leukimia yang Menjalani Kemoterapi dengan
Terapi Akupresur Pada Titik P6 (Neiguan) dan Titik ST36 (Zusanli)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.