Anda di halaman 1dari 2

Penggunaan Kemoterapi FAC Mampu Menekan Biaya

Pengobatan Kanker Payudara


Tuesday, 24 Februari 2015 WIB, Oleh: Ika

Kanker payudara merupakan kanker yang sering dijumpai pada wanita dengan insidensi yang terus
meningkat di berbagai negara. Bahkan kanker payudara menjadi penyebab kematian terbanyak
pada wanita.

Kepala Instalasi Sterilisasi (CSSD) Rumah Sakit Kanker Darmais (RSKD), Dr.Dra. Agusdini Banun
Saptaningsih, Apt.MARS., mengatakan kemoterapi merupakan salah satu cara yang sering
digunakan dalam pengobatan kanker payudara. Di berbagai rumah sakit termasuk RSKD sebagian
besar pengobatan menggunakan protokol kemoterapi Fluorouuracil-Adriamicyn-Cyclo-phos-phamid
(FAC) dan Taxane. Melalui kemoterapi adjuvan ini dapat mengurangi kemungkinan rekurensi dan
kematian, bahkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien hingga 15 tahun.

“Keefektifan kedua terapi ini hanya diukur dari hasil keluaran fisik seperti sembuh dari penyakit,
kematian, angka kesakitan dan angka munculnya kembali penyakit. Sedangkan kualitas hidup belum
diperhatikan,” katanya saat ujian terbuka program doktor, Selasa (24/2) di Fakultas Kedokteran
UGM. Dalam kesempatan itu ia mempertahankan disertasi berjudul "Model Indonesia Breast Cancer
Healt Related Quality of Life untuk Pengukuran Kualitas Hidup dan Cost Utility Analysis Penderita
Kanker Payudara Operable di RS Kanker Dharmais".

Meskipun teknik pengukuran kualitas hidup terkait penyakit kanker payudara sudah banyak
berkembang di negara-negara maju, namun cara tersebut belum mampu mengakomodasi budaya
Indonesia. Karenanya Banun berupaya mengembangkan model pengukuran kualitas hidup penderita
kanker payudara Indonesia yang disebut Indonesian Breast Cancer Helath Related Quality of Life
(INA-BCHRQoL). Model tersebut diaplikasikan pada cost utility analysis penderita kanker payudara
operable yang mendapat kemoterapi FAC dan kemoterapi berbasis Taxan.

Dari penelitian terhadap pasien kanker di RSKD diketahui bahwa skor kualitas hidup pasien dengan
kemoterapi FAC lebih besar dari pada yang mendapatkan kemoterapi bernasis Taxan pada empat
kali pengukuran yaitu sebelum operasi, sesudah operasi atau sebelum kemoterapi, sesudah
kemoterapi, dan sesudah radiasi. Namun, kata Banun, hasil ini tidak menunjukkan perbedaan yang
bermakna diduga karena penggunaan jumlah sampel yang kecil. Meskipun demikian, dalam
penelitian yang pernah dilakukan Batnai, et al (2012) pada penderita kanker payudara stadium awal
di Iran dengan jumlah sampel memadai, menunjukkan perbedaan yang signifikan yakni utility
penderita dengan FAC lebih tinggi dibanding penderita Taxan.

Sementara dari hasil hitungan cost utility analysis menunjukkan bahwa biaya pengobatan penderita
dengan kemoterapi FAC lebih kecil dibanding dengan biaya pengobatan penderita dengan
kemoterapi berbasis Taxan. Biaya untuk kemoterapi Taxan 6,5 kali lebih banyak dari biaya
kemoterapi FAC. Sedangkan secara keseluruhan biaya pengobatan kanker payudara operable di
RSKD, penggunaan kemoterapi Taxan memakan biaya 2,5 lebih besar dari penderita yang
mendapat kemoterapi FAC untuk 6 siklus. “Demikian pula biaya tidak langsung yang timbul dalam
kemoterapi taxan 2,5 kali lebih banyak dari penderita yang memperoleh kemoterapi FAC,”
paparnya.

Lebih lanjut disampaikan Banun, dalam studi kasus yang dilakukannya biaya pengobatan pasien dari
keluaraga miskin FAC sebesar Rp. 129.718.416±60.283.825. Sedangkan biaya pengobatan pasien
Taxan sebesar Rp. 221.543.987±88246.590. Pada perhitungan RIEB diperoleh biaya pengobatan
taxan terhadap FAC sebesar Rp. 765.213.092/QALY gained. “Nilai ini lebih dari 3 kali GDP sehingga
bisa dikatakan FAC merupakan pilihan pengobatan kemoterapi yang lebih menghemat biaya. Agar
tidak memberatkan penderita dan keluarga menanggung biaya,” jelasnya. (Humas UGM/Ika)

Berita Terkait

● Jumlah Pasien Terdiagnosis Kanker Payudara Terus Meningkat


● Buah Ciplukan Mengantarkan Mahasiswa Farmasi Juara I PPRI
● Temu Kunci Berkhasiat Hambat Pertumbuhan Sel Kanker Payudara
● Terapi Hormonal Bisa Tingkatkan Kualitas Hidup Penderita Kanker Payudara
● Mahasiswa UGM Temukan Potensi Bonggol Pisang Untuk Terapi Kanker Payudara

Anda mungkin juga menyukai