Anda di halaman 1dari 12

Makalah Kanker Payudara

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak
normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta
dapat menjalar ke tempat yang jauh dari asalnya yang disebut metastasis. Sel kanker bersifat
ganas dapat berasal atau tumbuh dari setiap jenis sel di tubuh manusia (Depkes RI, 2009).
Kanker hingga saat ini menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Menurut
data WHO tahun 2013, insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi
14,1 juta kasus tahun 2012, dengan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun
2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia
sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular (Kemenkes RI, 2014a). Prevalensi kanker di
Indonesia sebesar 1,4 per 1000 penduduk, Provinsi Bali merupakan provinsi dengan
prevalensi kanker tertinggi ketiga setelah DI Yogyakarta dan Jawa Tengah sebesar 2 per 1000
penduduk. Bila dilihat dari karakteristik jenis kelamin penderita kanker di Indonesia,
perempuan sebesar 2,2 per 1000 penduduk dan laki-laki sebesar 0,6 per 1000 penduduk
(Riskesdas, 2013).
Jenis kanker yang banyak diderita dan ditakuti oleh perempuan adalah kanker payudara.
Pada umumnya kanker payudara menyerang kaum wanita, kemungkinan menyerang kaum
laki-laki sangat kecil yaitu 1 : 1000 (Mulyani, 2013). Insiden kanker di Indonesia masih
belum diketahui secara pasti karena belum ada registrasi kanker berbasis populasi yang
dilaksanakan. Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer
(IARC) tahun 2012, kanker payudara adalah kanker 2 dengan presentase kasus baru tertinggi
(43,3%) dan presentase kematian tertinggi (12,9%) pada perempuan di dunia. Berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, prevalensi kanker payudara di Indonesia mencapai
0,5 per 1000 perempuan. (Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit tahun 2010, kanker payudara
adalah jenis kanker tertinggi pada pasien rawat jalan maupun rawat inap mencapai 12.014
orang (28,7%) (Kemenkes RI, 2014b). Berdasarkan data Subdit Kanker Direktorat
Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) Kemenkes RI, jumlah perempuan seluruh
Indonesia umur 30-50 tahun adalah 36.761.000. Sejak tahun 2007-2013 deteksi dini yang
telah dilakukan oleh perempuan sebanyak 644.951 orang (1,75%) dengan penemuan suspek
benjolan (tumor) payudara 1.682 orang (2,6 per 1000 penduduk) (Kemenkes RI, 2014a).
Terjadinya metastatis karsinoma belum dapat ditentukan secara pasti, namun para ahli
membuktikan bahwa ukuran tumor berkaitan dengan kejadian metastatis yaitu semakin kecil
tumor maka semakin kecil juga kejadian metastatisnya. Apabila penyakit kanker payudara
dapat dideteksi secara dini, maka proses pengobatan lebih mudah dan murah serta peluang
sembuh lebih besar dibandingkan kanker payudara yang ditemukan pada stadium lanjut.
Angka ketahanan hidup lima tahun akan semakin tinggi pada pasien kanker payudara
yang telah mendapatkan serangkaian pengobatan tepat pada stadium awal (Mulyani, 2013).
Berdasarkan Perhimpunan Onkologi Indonesia (2010) dalam Megawati (2012), menyatakan
bahwa menurut asosiasi ahli bedah onkologi di indonesia prognosis kanker payudara
berdasarkan diagnosa stadiumnya antara lain: stadium 1 (85%); stadium II (60-70%); stadium
III (30-50%); dan stadium IV (15%). Namun di negara berkembang penderita biasanya
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan sudah dalam keadaan stadium lanjut (stadium III-
IV), dibandingkan negara 3 maju penderita datang pada stadium awal (stadium I-II). Kejadian
keterlambatan pemeriksaan diri kanker payudara ke pelayanan kesehatan di Indonesia
mencapai lebih dari 80% sehingga ditemukan pada stadium lanjut, yang dapat memperburuk
prognosis penderita. Bila dilihat Case Fatality Rate kasus kanker payudara yang ditemukan
pada satdium awal hanya 7,2%.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Jelaskan Pengertian Penyakit Kanker Payudara ?
2. Bagaimana Klasifikasi Penyakit Kanker Payudara ?
3. Bagaimana Penyebab Penyakit Kanker Payudara ?
4. Jelaskan Gejala Penyakit Kanker Payudara ?
5. Bagaimana Penatalaksanaan Kanker Payudara ?
6. Bagaimana Pencegahan Penyakit Kanker Payudara ?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai bahan bacaan atau referensi bagi
para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit kanker payudara
2. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit kanker payudara
3. Untuk mengetahui penyebab penyakit kanker payudara
4. Untuk mengetahui gejala penyakit kanker payudara
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit kanker payudara
6. Untuk mengetahui pencegahan penyakit kanker payudara

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Kanker Payudara


Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan
jaringan payudara, tidak termasuk kulit payudara (Depkes,2007). Kanker payudara adalah
sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berlipat ganda. Pada akhirnya
sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau
tidak dikontrol, sel-sel kanker bisa menyebar pada bagian-bagian tubuh lain dan nantinya
dapat mengakibatkan kematian (Tapan,2005).
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan
payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang
diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang
kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil
dari 1 di antara 1000. Pengobatan yang paling lazim
adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan
dengan kemoterapi maupun radiasi. Kanker payudara
terjadi karena adanya pertumbuhan abnormal sel pada
payudara. Organ-organ dan kelenjar dalam tubuh
(termasuk payudara) terdiri dari jaringan-jaringan, berisi
sel-sel. Umumnya, pertumbuhan sel normal mengalami pemisahan, dan mati ketika sel
menua sehingga dapat digantikan sel-sel baru. Tapi, ketika sel-sel lama tidak mati, dan sel-sel
baru terus tumbuh (padahal belum diperlukan), jumlah sel yang berlebihan bisa berkembang
tidak terkendali sehingga membentuk tumor. Akan tetapi, tidak semua tumor merupakan
kanker, terutama pada payudara.
B. Klasifikasi Penyakit Kanker Payuadara
1. Kanker Payudara Pada Wanita
Payudara (mammae) adalah kelenjar kulit yang di dalam hidup ini mengambil posisi
begitu penting, sehingga hewan menyusui di beri nama mammalia dan kita memanggil ibu
dengan ‘mama’. Di buat di kulit, seperti kelenjar keringan yang tidak terlihat, kelenjar ini
tumbuh besar sebagai kelenjar susu yang member kita makanan dan kemesraan pada bulan
bulan pertama kehidupan, kecuali ada sesuatu yang membuatnya tidak mampu atau tidak
bisa.
Payudara terdiri atas dua belas sampai dua puluh kelenjar yang masing masing tumbuh
besar, unit-unit yang bersama-sama memnbentuk struktur kelenjar payudara yang berjendal
jendul dan semuanya bermuarah di puting. Payudara tudak ada hubungannya dengan otot
dada besar (muskulus pektoralis) yang melaluui suatu urat yang kokoh melekat pada lengan
atas dan di ujung lain berpegangan kuat pada dinding dada dengan melebar seperti kipas.
Burung menggunakan otot ini untuk terbang, harimau tutul menggunakannya untuk lari cepat
memburu korabannya dan kita memerlukannya untuk saling memeluk.
Kanker payudara pada prinsipnya adalah tumor ganas dari salah satu kelenjar kulit di
sebelah luar rongga dada. Kelenjar limfe ketiak membentuk system pengaliran limfe bagi
kedua kuadran atas tubuh, selain payudara termasuk di sini juga kedua lengan. Jumlah
kelenjar limfa ini berfariasi, meluasnya dari sisi luar atas kelenjar payudara sampai di bawah
dan belakang tulang selangkah. Di sini berhubungan dengan kelenjar limfe leher terbawah
saling berhubungan dengan system pembulu balik, jalan bagi metastatis hematogen berjarak.
Keadaan pengaliran keluar limfe tertutup oleh diseksi kelenjar limfe, pertumbuhan masuk
dari kanker, penyinaran atau kombinasi sebab-sebab ini, terjadilah edema (sembab,
pembekakan) limfe yang ditakuti dari lengan dan tangan. Pada penyebaran kanker secara
limfogen, kelenjar satu persatu terkena.
Kelenjar yang menempung penyebaran pertama disebut kelennjar penjaga gerbang
pengawal. Terkena tidaknya kelenjar ini akan menentukan pilihan terapi. Jika kelenjar ini
bebas dari metastatis, penyebaran dikelenjar limfe lain yang letaknya lebih ke atas tidak perlu
di fikirkan (Barandero,2007).
2. Kanker Payudara Pada Pria
Kanker payudara pada pria adalah penyakit yang langka. Kurang dari 1% kanker
payudara terjadi pada pria. Mungkin akan terlintas dalam pikiran kita : Pria tidak mempunyai
payudara, bagaimana mereka bisa terkena kanker payudara? Yang benar adalah bahwa
remaja laki-laki dan perempuan, pria dan wanita semua mempunyai jaringan payudara.
Berbagai macam hormone pada wanita/gadis menstimulasi jaringan pada payudara
sedemikian rupa sehingga membentuk payudara penuh. Sedangkan pada tubuh pria secara
normal tidak ada stimulasi hormone pada payudara. Akibatnya jaringan payudaranya tetap
kecil dan rata. Ada juga, sering kita lihat pria / anak laki-laki dengan ukuran payudara besar.
Biasanya itu hanya karena gemuk. Tapi kadang ada beberapa pria jaringan kelenjar
payudaranya tumbuh, itu disebabkan karena mereka menggunakan beberapa obat, pecandu
alcohol, pengguna marijuana atau mempunyai tingkat hormone yang tidak normal
(Baradero,2007)
C. Jenis-Jenis Kanker Payudara
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling umum diderita oleh
wanita dan tentunya menjadi suatu hal yang menakutkan bagi semua wanita. Kanker
Payudara ini tergolong ganas dan mematikan, sel-sel abnormal yang tumbuh secara cepat dan
tidak terkontrol didalam jaringan payudara akan mudah menyebar dan merusak jaringan baik
didalam payudara itu sendiri. Perlu anda ketahui bahwa penyakit kanker payudara ini tidak
hanya menyerang wanita saja, meskipun jarang laki-laki juga bisa terkena penyakit ganas
yang satu ini. Deteksi dan kenali gejalanya sejak dini dan segera lakukan pemeriksaan lebih
lanjut guna untuk mengetahui penyakit kanker payudara ini.
1. Lobular Karsinoma In Situ (LCIS)
Pada dasarnya LCIS ini bukanlah kanker, akan tetapi LCIS terkadang digolongkan
sebagai tipe kanker payudara yang non-invasif. Bermula dari kelenjar yang memproduksi
susu, tetapi tidak berkembang melewati dinding lobulus. Para ahli berpendapat bahwa LCIS
ini sering tidak menjadi kanker invasif, akan tetapi meski demikian wanita dengan kondisi
seperti ini, akan memiliki resiko lebih tinggi terkena kanker payudara invasif pada payudara
yang sama atau berbeda.
2. Invasif atau Infiltrating Duktal Karsinoma (IDC)
IDC merupakan jenis kanker payudara yang paling umum dijumpai. Timbulnya sel
kanker payudara ini bermula dari duktus, menerobos dinding duktus dan berkembang ke
dalam jaringan lemak payudara. Kanker akan menyebar ke organ tubuh lainnya melalui
sistem kelenjar getah bening dan aliran darah atau pembuluh darah. Sekitar 8-10 kasus kanker
payudara invasif adalah jenis ini.

3. Duktal Karsinoma In Situ (DCIS)


Kanker Payudara jenis DCIS ini merupakan tipe kanker yang non-invasif paling umum.
DCIS ini berarti sel-sel kanker berada didalam duktus dan belum menyebar keluar dinding
duktus, ke jaringan payudara disekitarnya. Sekitar 1-5 kasus baru kanker payudara adalah
DCIS. Hampir semua wanita penderita kanker jenis ini dapat disembuhkan. Mamografi
adalah cara untuk mendeteksi kanker payudara.
4. Invasif atau Infiltrating Lobular Karsinoma (ILC)
Kanker payudara jenis ILC dimulai dari lobulus. ILC dapat menyebar atau bermetastasis
ke bagian lain didalam tubuh
5. Kanker Payudara Terinflamasi (IBC)
IBC ini merupakan jenis kanker payudara yang jarang terjadi, dimana hanya sekitar 1-37
saja dari semua kasus kanker payudara adalah jenis IBC. Kanker Payudara dengan jenis IBC
ini biasanya tidak terjadi benjolan tunggal atau tumor pada payudara. Sebaliknya kanker
payyudara ini akan membuat kulit payudara terlihat memerah dan terasa hangat. Kulit
Payudara juga tampak tebal dan mengerut seperti halnya kulit jeruk.

D. Penyebab Kanker Payudara


1. Penyebab Kanker Payudara Pada Wanita
Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Meskipun demikian, riset
mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu,
yang meliputi (Bustan,2007):
a. Keluarga yang memiliki riwayat penyakit serupa
b. Usia yang makin bertambah
c. Tidak memiliki anak
d. Kehamilan pertama pada usia di atas 30 tahun
e. Periode menstruasi yang lebih lama (menstruasi pertama lebih awal atau menopause lebih
lambat)
f. Faktor hormonal (baik estrogen maupun androgen).
Berdasarkan faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia menjadi faktor
terpenting. Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker payudara meningkatkan resiko
berkembangnya penyakit ini. Para peneliti juga menemukan bahwa kerusakan dua gen yaitu
BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker sampai 85%. Hal
yang menarik, faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya kanker payudara dan
ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya memainkan peranan penting.
Pentingnya faktor usia sebagai faktor risiko diperkuat oleh data bahwa 78% kanker
payudara terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dan hanya 6% pada pasien yang
kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat ditemukannya kanker adalah 64 tahun. Studi
juga mengevaluasi peranan faktor gaya hidup dalam perkembangan kanker payudara yang
meliputi pestisida, konsumsi alkohol, kegemukan, asupan lemak serta kurangnya olah fisik.
2. Penyebab Kanker Payudara Pada Pria
Kanker payudara merupakan penyakit tidak menular yang cukup ganas. Dibawah ini
adalah factor-faktor yang bisan menaikkan resiko pria terkena kanker payudara
(Bustan,2007) :
a. Usia
Seperti juga pada wanita, usia bertambah resiko juga bertambah. Usia rata-rata pria yang
didiagnose terkena kanker payudara adalah 67 tahun. Itu berarti bahwa separoh pria yang
didiagnose terkena kanker payudara adalah berusia diatas 67 tahun. Dan setengahnya lagi
dibawah usia itu.
b. Kadar Estrogen yang tinggi
Sel payudara tumbuh, baik yang normal ataupun abnormal, itu distimulasi oleh adanya
hormone estrogen. Pria bisa mempunyai level estrogen yang tinggi karena beberapa hal :
1. Menggunakan obat-obat hormonal
2. Terlalu gemuk, sehingga meningkatkan produksi hormone estrogen
3. Terexpose estrogen dari lingkungan ( misalnya berasal dari estrogen atau hormone lain yang
digunakan untuk menggemukkan ternak sapi, campuran / turunan dari produk pestisida, yang
menyerupai efek estrogen dalam tubuh )
4. Pecandu alcohol, yang dapat mengurangi fungsi lever dalam mengatur kadar estrogen dalam
darah.
5. Mempunyai penyakit lever, yang biasanya mengakibatkan pada kadar endrogen ( hormone
laki-laki ) yang rendah, sebaliknya kadar estrogen ( hormone wanita ) tinggi. Ini juga
menaikkan resiko terjadi gynecomastia dan kanker payudara.
c. Klinefelter Syndrome
Mempunyai kadar hormone endrogen yang rendah dan kadar estrogen tinggi. Sehingga
mempunyai resiko mendapatkan penyakit gynecomastia dan kanker payudara. Klinefelter
syndrome adalah: kondisi yang terjadi saat lahir ( terjadinya,1 berbanding 1000 pria ).
Normalnya laki-laki mempunyai kromosom X dan Y. Tapi, pria dengan syndrome ini
mempunyai lebih dari satu kromosom X ( kadang empat ). Tanda-tanda syndrome ini adalah :
Mempunyai kaki lebih panjang, suara tinggi, jenggot yang tipis dibandingkan rata-rata pria,
mempunyai testis kecil daripada ukuran normal dan infertile ( tidak bisa memproduksi
sperma ).
d. Mempunyai riwayat keluarga yang banyak menderita kanker payudara atau perubahan
genetic.
Riwayat keluarga dapat menaikkan resiko terkena kanker payudara, terutama apabila
didalam keluarga ada pria yang terkena kanker payudara. Juga apabila terbukti adanya gen
abnormal kanker payudara didalam riwayat keluarga. Pria yang mewarisi gen abnormal
BRCA1 dan BRCA2 resiko terkena kanker payudara meningkat. Tapi bisa juga terjadi pada
pria yang tidak mempunyai riwayat keluarga terkena kanker payudara dan tidak mewarisi gen
abnormal tersebut.
e. Terpapar radiasi
Memperoleh terapi radiasi didada sebelum usia 30 tahun, khususnya semasa remaja,
meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Ini terlihat pada remaja-remaja pria yang
memperoleh radiasi untuk pengobatan penyakit Hodgkin. ( Disini tidak termasuk terapi
radiasi untuk pengobata kanker payudara ).
E. Gejala Penyakit Kanker Payudara
Gejala kanker payudara dapat dilihat dari : benjolan, nyeri, perubahan warna kulit,
pembengkakan, rasa panas/terbakar, perubahan bentuk/ukuran yang di luar kewajaran, puting
melesak ke dalam, keluar cairan (selain air susu pada saat menyusui) dari puting, atau
benjolan di ketiak.
1. Benjolan
Benjolan di payudara dapat disebabkan oleh berbagai macam penyakit, tetapi sebagian
besar adalah benjolan jinak. Benjolan juga dapat berbentuk padat (fibroadenoma/FAM,
lipoma, dst) atau berisi cairan (kista). Untuk benjolan yang jinak, sebenarnya tidak diperlukan
pengobatan apapun. Jika benjolan terasa mengganggu atau terus membesar, dapat dilakukan
operasi pengangkatan atau penyedotan jika benjolan berisi cairan.
2. Nyeri
Nyeri juga dapat muncul jika ada benjolan, infeksi, atau kanker di payudara. Namun,
kanker payudara jarang menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri di payudara sering hilang sendiri
tanpa perlu pengobatan apapun. Jika rasa nyeri dirasa mengganggu, dapat menggunakan obat
pengurang rasa nyeri seperti parasetamol. Untuk rasa nyeri di payudara terjadi dalam waktu
lama (di atas 1 bulan) atau tidak bisa hilang dengan obat pengurang rasa nyeri, sebaiknya
berkonsultasi dengan dokter langganannya.
3. Keluarnya Cairan
Keluarnya cairan dari payudara sebenarnya adalah hal yang normal (saat setelah
melahirkan) karena payudara adalah kelenjar yang mengeluarkan cairan yang dikenal sebagai
air susu ibu (ASI). Jika cairan bercampur darah, yang biasanya disebabkan tumor jinak pada
kelenjar payudara atau kanker payudara. Cairan yang berwarna kehijauan biasanya
disebabkan oleh benjolan jinak. Sedangkan cairan yang bernanah & berbau amis disebabkan
oleh infeksi di payudara. Jika muncul cairan dari payudara yang terlihat normal tetapi di luar
masa menyusui & dalam waktu lama, atau cairan tersebut tidak normal, segera berkonsultasi
dengan dokter langganannya untuk dapat diobati sesuai penyebabnya. Perempuan yang sudah
menopause & mengalami keluarnya cairan adalah tidak normal & harus berkonsultasi dengan
dokter.
Prinsipnya, untukmenghindari setiap kelainan/gangguan apapun agar segera ditangani
dengan cepat & lebih baik sebelum meluas/bertambah parah, maka setiap tahun lakukanlah
pemeriksaan payudara oleh dokter sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin & dapat
disertai pemeriksaan tambahan untuk kelainan di payudara sesuai indikasi seperti USG,
mammografi, CT-scan, MRI, atau pemeriksaan hormonal. Karena kanker payudara pada pria
sangat jarang, beberapa kasus saat ini sedang dipelajari. Tapi apabila kasus-kasus itu
dikumpulkan maka akan didapat hasil sebagai berikut , Tanda-tanda yang harus diwaspadai :
1. Terasa benjolan di payudara
2. Puting terasa sakit
3. Puting berubah bentuk ( biasanya menekuk kedalam )
4. Keluar cairan dari putting ( bisa bening atau darah )
5. Nyeri pada puting atau areola( area yang berwarna gelap didaerah puting )
6. Pembesaran kelenjar getah bening dibawah lengan ( ketiak )
Perlu diingat bahwa pembesaran kedua payudara pada pria biasanya bukan kanker.
Keadaan ini dalam kedokteran disebut gynecomastia. Suatu studi tentang kanker payudara
pada pria menemukan bahwa waktu yang diperlukan antara tanda-tanda awal hingga
diagnose membutuhkan waktu 19 bulan, atau bisa lebih dari satu tahun. Ini mungkin
disebabkan karena orang tidak menyangka / mengharap kanker payudara terjadi pada pria,
sehingga sangat jarang yang terdeteksi dini. Jadi, seperti yang terjadi pada wanita juga,
apabila terjadi perubahan yang mencolok pada payudaranya, pria juga sebaiknya segera ke
dokter. Karena semakin cepat terdeteksi maka kemungkinan sembuh lebih besar.Sangat perlu
dimengerti, factor resiko kanker payudara pada pria, terutama karena pria tidak mengadakan
screening/pemeriksaan secara rutin untuk tujuan mengetahui ada/ tidaknya kanker pada
payudaranya. Hal ini karena tidak terpikir bahwa ini bisa terjadi. Akibatnya kanker payudara
pada pria biasanya pada deteksi awal kebanyakan sudah mencapai stadium lanjut.
F. Penatalaksanaan Penyakit Kanker Payudara
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi
pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi
imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi
perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini
mengharuskan terapi dilakukan secara individual.
a. Pembedahan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan. Prosedur pembedahan yang
dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur
dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Ahli bedah dapat mengangkat tumor
(lumpectomy), mengangkat sebagian payudara yang mengandung sel kanker atau
pengangkatan seluruh payudara (mastectomy).
Untuk meningkatkan harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi
tambahan seperti radiasi, hormon atau kemoterapi.
b. Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel
kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
c. Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat
dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan atau pada stadium akhir.
d. Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut penyakit (tidak
dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi bisa digunakan secara tunggal atau
dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine dari Roche, obat anti kanker
oral yang diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang sel
kanker saja.
e. Terapi Imunologik
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu pertumbuhan atau
HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini, trastuzumab, antibodi yang secara
khusus dirancang untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, bisa
menjadi pilihan terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan
kelayakan terapi dengan trastuzumab.
HER2 adalah protein yang diproduksi oleh gen yang berpotensi menyebabkan kanker.
protein ini bertindak sebagai antena yang menerima sinyal pada sel-sel kanker menyebar
cepat dan mematikan.
Keberadaan HER2 dihubungkan dengan perjalanan penyakit yang semakin memburuk
dan waktu pengulangan jauh lebih cepat pada semua tahap perkembangan kanker payudara,
sehingga menjadi hal penting bagi pasien yang telah didiagnosis dengan kanker payudara
untuk memeriksa status HER2 mereka .
f. Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit
Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50% pasien yang mengalami
kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki harapan hidup. Meskipun demikian, hanya
sedikit yang terbukti mampu memperpanjang harapan hidup pada pasien, diantaranya adalah
kombinasi trastuzumab dengan capecitabine. Fokus terapi pada kanker tahap akhir bersifat
paliatif (mengurangi rasa sakit).
Dokter berupaya untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui
terapi hormon, terapi radiasi dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara dengan HER2-
positif, trastuzumab memberikan harapan untuk pengobatan kanker payudara yang dipicu
oleh HER2.
G. Pencegahann Penyakit Kanker Payudara
Pencegahan secara alami meliputi :
1. Berolah Raga Secara Teratur.
Penelitian menunjukkan bahwa sejalan dengan meningkatnya aktivitas, maka resiko
kanker payudara akan berkurang. Berolah raga akan menurunkan kadar estrogen yang
diproduksi tubuh sehingga mengurangi resiko kanker payudara.
2. Kurangi Lemak
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet rendah lemak membantu mencegah kanker
payudara. Namun penelitian terakhir menyatakan bahwa yang lebih penting adalah jenis
lemaknya dan bukan jumlah lemak yang dikonsumsi. Jenis lemak yang memicu kanker
payudara adalah lemak jenuh dalam daging, mentega, makanan yang mengandung susu full-
cream (whole-milk dairy foods) dan asam lemak dalam margarin, yang bisa meningkatkan
kadar estrogen dalam darah. Sedangkan jenis lemak yang membantu mencegah kanker
payudara adalah lemak tak-jenuh dalam minyak zaitun dan asam lemak Omega-3 dalam ikan
Salmon dan ikan air dingin lainnya.
3. Jangan Memasak Daging Terlalu Matang.
Cara Anda memasak daging akan mempengaruhi resiko kanker payudara. Daging-daging
yang dimasak/dipanggang menghasilkan senyawa karsinogenik (amino heterosiklik).
Semakin lama dimasak, semakin banyak senyawa ini terbentuk. Amino heterosiklik paling
banyak terdapat dalam daging bakar yang lapisan luarnya (kulitnya) gosong dan
hitam. jangan Memasak Daging Terlalu Matang. Semakin banyak buah dan sayuran yang
dimakan, semakin berkurang resiko untuk semua kanker, termasuk kanker payudara.
Makanan dari tumbuh-tumbuhan mengandung anti-oksidan yang tinggi, di antaranya vitamin
A, C, E dan mineral selenium, yang dapat mencegah kerusakan sel yang bisa menjadi
penyebab terjadinya kanker.
National Cancer Institute (NCI) merekomendasikan untuk mengkonsumsi buah dan sayuran
paling tidak 5 (lima) kali dalam sehari. Tapi harus dihindari buah dan sayuran yang
mengandung banyak lemak, seperti kentang goreng atau pai dengan krim pisang.
4. Konsumsi Suplemen Anti-Oksidan.
Suplemen tidak dapat menggantikan buah dan sayuran, tetapi suatu formula anti-oksidan
bisa merupakan tambahan makanan yang dapat mencegah kanker payudara. Konsumsi
Makanan Berserat.
Selain berfungsi sebagai anti-oksidan, buah dan sayuran juga mengandung banyak serat.
Makanan berserat akan mengikat estrogen dalam saluran pencernaan, sehingga kadarnya
dalam darah akan berkurang.
5. Konsumsi Makanan Yang Mengandung Kedelai / Protein.
Makanan-makanan yang berasal dari kedelai banyak mengandung estrogen tumbuhan
(fito-estrogen). Seperti halnya ‘Tamoksifen’, senyawa ini mirip dengan estrogen tubuh, tapi
lebih lemah. Fito-estrogen terikat pada reseptor sel yang sama dengan estrogen tubuh,
mengikatnya keluar dari sel payudara sehingga mengurangi efek pemicu kanker payudara.
Selain menghalangi estrogen tubuh untuk mencapai sel reseptor, makanan berkedelai juga
mempercepat pengeluaran estrogen dari tubuh.
6. Konsumsi Kacang-Kacangan.
Selain dalam kedelai, fito-estrogen juga terdapat dalam jenis kacang-kacangan lainnya.
7. Hindari Alkohol.
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa semakin banyak mengkonsumsi alkohol,
maka resiko kanker payudara semakin bertambah karena alkohol meningkatkan kadar
estrogen dalam darah.
8. Kontrol Berat Badan Anda.
Kenaikan berat badan setiap pon setelah usia 18 tahun akan menambah resiko kanker
payudara. Ini disebabkan karena sejalan dengan bertambahnya lemak tubuh, maka kadar
estrogen sebagai hormon pemicu kanker payudara dalam darahpun akan meningkat.
9. HindariXeno-Estrogens.
Xeno-estrogen maksudnya estrogen yang berasal dari luar tubuh. Perempuan
mengkonsumsi estrogen dari luar tubuh terutama yang berasal dari residu hormon estrogenik
yang terdapat dalam daging dan residu pesitisida estrogenik. Diduga xeno-estrogen bisa
meningkatkan kadar estrogen darah sehingga menambah resiko kanker payudara.
Cara terbaik untuk menghindari xeno-estrogen adalah dengan mengurangi konsumsi daging,
unggas (ayam-itik) dan produk susu (whole-milk dairy product).
10. Berjemur di Bawah Sinar Matahari.
Meningkatnya angka kejadian kanker kulit (Melanoma maligna) menjadikan kita takut
akan sinar matahari. Tetapi sedikit sinar matahari dapat membantu mencegah kanker
payudara, karena pada saat matahari mengenai kulit, tubuh membuat vitamin D. Vitamin D
akan membantu jaringan payudara menyerap kalsium sehingga mengurangi resiko kanker
payudara.
Agar bisa memperoleh sinar matahari selama 20 menit/hari, dianjurkan untuk berjalan di
bawah sinar matahari pada siang hari atau sore hari. Tetapi bila Anda ingin mendapatkan
kalsium atau vitamin D tidak dari sinar matahari, Anda dapat mencoba mengkonsumsi
makanan suplemen.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan
jaringan payudara, tidak termasuk kulit payudara. Kanker payudara adalah sekelompok sel
tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berlipat ganda. Pada akhirnya sel-sel ini
menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau tidak
dikontrol, sel-sel kanker bisa menyebar pada bagian-bagian tubuh lain dan nantinya dapat
mengakibatkan kematian.
Kanker payudara pada prinsipnya adalah tumor ganas dari salah satu kelenjar kulit di
sebelah luar rongga dada. Kelenjar limfe ketiak membentuk system pengaliran limfe bagi
kedua kuadran atas tubuh, selain payudara termasuk di sini juga kedua lengan. Jumlah
kelenjar limfa ini berfariasi, meluasnya dari sisi luar atas kelenjar payudara sampai di bawah
dan belakang tulang selangkah. Di sini berhubungan dengan kelenjar limfe leher terbawah
saling berhubungan dengan system pembulu balik, jalan bagi metastatis hematogen berjarak.
Apabila pengaliran keluar limfe tertutup oleh diseksi kelenjar limfe, pertumbuhan masuk dari
kanker, penyinaran atau kombinasi sebab-sebab ini, terjadilah edema (sembab, pembekakan)
limfe yang ditakuti dari lengan dan tangan. Pada penyebaran kanker secara limfogen, kelenjar
satu persatu terkena. Kanker payudara bukan hanya terjadi pada wanita saja, tetapi terjadi
pula pada pria, kejadiannya pula hanya sekitar 1%. Remaja laki-laki dan perempuan, pria dan
wanita semua mempunyai jaringan payudara. Berbagai macam hormone pada wanita/gadis
menstimulasi jaringan pada payudara sedemikian rupa sehingga membentuk payudara penuh.
Sedangkan pada tubuh pria secara normal tidak ada stimulasi hormone pada payudara.
Akibatnya jaringan payudaranya tetap kecil dan rata
Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Meskipun demikian, riset
mengidentifikasi sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko pada individu tertentu.
Penyebab kanker payudara pada wanita yaitu :
a. Keluarga yang memiliki riwayat penyakit serupa
b. Usia yang makin bertambah
c. Tidak memiliki anak
d. Kehamilan pertama pada usia di atas 30 tahun
e. Periode menstruasi yang lebih lama (menstruasi pertama lebih awal atau menopause lebih
lambat)
f. Faktor hormonal (baik estrogen maupun androgen).
Penyebab kanker payudara pada pria yaitu :
a. Usia
b. Kadar Estrogen yang tinggi
c. Klinefelter Syndrome
d. Mempunyai riwayat keluarga yang banyak menderita kanker payudara atau perubahan
genetic
e. Terpapar radiasi
Gejala kanker payudara dapat dilihat dari : benjolan, nyeri, perubahan warna kulit,
pembengkakan, rasa panas/terbakar, perubahan bentuk/ukuran yang di luar kewajaran, puting
melesak ke dalam, keluar cairan (selain air susu pada saat menyusui) dari puting, atau
benjolan di ketiak.
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan meliputi
pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi
imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan kanker atau membatasi
perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini
mengharuskan terapi dilakukan secara individual.
Pencegahan untuk penyakit kanker payudara cukup beragam, setiap orang melakukan
caranya masing-masing. Berikut ini adalah beberapa pencegahan terhadap penyakit kanker
payudara, yaitu:
1. Berolah Raga Secara Teratur
2. Kurangi Lemak
3. Jangan Memasak Daging Terlalu Matang
4. Konsumsi Suplemen Anti-Oksidan
5. Konsumsi Makanan Yang Mengandung Kedelai / Protein
6. Konsumsi Kacang-Kacangan
7. Hindari Alkohol
8. Kontrol Berat Badan Anda
9. HindariXeno-Estrogens
10. Berjemur di Bawah Sinar Matahari
B. Saran
Kita harus selau waspada dan secara rutin memeriksa payudara agar apabila terdapat
kelainan, bisa langsung diobati sebelum mengalami tahap yang paling tinggi dan sebelum
kanker payudara itu bermetastasis lebih jauh.
DAFTAR PUSTAKA

Baradero, Mary .2007. Klien gangguan system reproduksi dan seksualitas,


Jakarta: EGC
Bustan , M.N .(2007) epidemiologi penyakit tidak menular, Jakarta : RINEKA
CIPTA
Mulyani. 2013. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta. EGC
Jong, de wim .(2005). Kanker, apakah itu?, Jakarta : ARCAN
Smeltzer, Suzannec. C. Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical
Bedah. Edisi 8 Vo. 2, Jakarta : EGC
http://www.wikipedia.org/kanker-payudara.html (diakses tanggal 5 November 2016).
http://www.singgasanapencariilmu.com/ Kanker-Payudara.html (diakses tanggal 5 November
2016).
http://artikelkesehatanwanita.com/kanker-payudara-pria-juga-bisa-terkena-kanker
payudara.html (diakses tanggal 5 November 2016).
http://Depkes.go.id/index.php.html (diakses tanggal 5 November 2016).
http://Riskesdas.go.id/index.php.html (diakses tanggal 5 November 2016).
http://Kemenkes.RI.go.id/index.php.html (diakses tanggal 5 November 2016).

Anda mungkin juga menyukai