Anda di halaman 1dari 6

SOAL

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Bella Pebyana

1. Seorang PRIA, 70 tahun, berat badan 45 kg dirawat di ruang bedah


RSMH Palembang, dengan keluhan sesak dan tidak nafsu makan. Tekanan
darah 90/60 mmHg, frekwensi nafas 26 kali/menit. badan tampak lemah.
Edema kedua kaki, didapatkan rales pada kedua basal paru. Pemeriksaan
darah : kadar hemoglobin 7,3 g/dl,MCV dan MCHC normal, ureum 421
mg/dl, kreatinin 32 mg/dl. Pemeriksaan ultrasonografi didapatkan ukuran
kedua ginjal mengecil, densitas cortex meningkat, batas medulla cortex
kabur.
Diagnosis fungsional ginjal untuk pasien tersebut adalah :
a. Chronic kidney disease stage 5
b. Chronic kidney disease stage 2
c. Acute Renal Failure
d. Nephrotic Syndrome
PEMBAHASAN
Chronic renal disease ditandai dengan adanya
: pengurangan jumlah/massa nefron (“kedua ginjal mengecil”),
: penurunan fungsi ginjal ireversibel,
: dan proses tersebut berlangsung lebih dari 3 bulan.
Hal tersebut di atas tidak terdapat pada acute renal failure, sindrom
nefrotik, maupun sindrom nefritik akut.
Staging Chronic Renal Disease:
Stage 1. Kerusakan ginjal dengan GFR normal atau meningkat (GFR: 90)
Stage 2. Kerusakan ginjal dengan sedikit penurunan GFR (GFR: 60-89)
Stage 3. Kerusakan ginjal dengan penurunan moderat GFR (GFR: 30-59)
Stage 4. Kerusakan ginjal dengan GFR sangat menurun (GFR: 15-29)
Stage 5. Gagal ginjal (GFR: <15)
Penghitungan GFR pria = {(140-umur) x berat badan (Kg)} : {72 x kadar
kreatinin (mg/dl)}
Penghitungan GFR wanita = 0,85 x {(140-umur) x berat badan (Kg)} : {72
x kadar kreatinin (mg/dl)}
=1,37 (Stage 5. Gagal ginjal, GFR<15
2. Seorang PRIA, 70 tahun, berat badan 45 kg dirawat di ruang bedah
RSMH Palembang , dengan keluhan sesak dan tidak nafsu makan.
Tekanan darah 100/60 mmHg, frekwensi nafas 26 kali/menit. badan
tampak lemah. Edema kedua kaki, didapatkan rales pada kedua basal paru.
Pemeriksaan darah : kadar hemoglobin 7,3 g/dl,MCV dan MCHC normal,
ureum 421 mg/dl, kreatinin 32 mg/dl. Pemeriksaan ultrasonografi
didapatkan ukuran kedua ginjal mengecil, densitas cortex meningkat, batas
medulla cortex kabur.
Tindakan keperawatan yang tepat untuk menurunkan kerja nafas, dibawah
ini adalah
a. Pantau TTV
b. Berikan Oksigen
c. Bantu Pasien memenuhi aktivitas
d. Anjurkan Klien untuk makan banyak.

3. Seorang PRIA 70 tahun, tinggi badan 157 cm dan berat badan 45 kg


dirawat di ruang bedah RSMH Palembang , dengan keluhan sesak dan
tidak nafsu makan. Tekanan darah 100/60 mmHg, frekwensi nafas 26
kali/menit. badan tampak lemah. Edema kedua kaki, didapatkan rales pada
kedua basal paru. Pemeriksaan darah : kadar hemoglobin 7,3 g/dl,MCV
dan MCHC normal, ureum 421 mg/dl, kreatinin 32 mg/dl. Pemeriksaan
ultrasonografi didapatkan ukuran kedua ginjal mengecil, densitas cortex
meningkat, batas medulla cortex kabur. Klien terpasang Infus dan kateter
sehingga klien hanya berbaring di tempat tidur.
Diagnosa yang tepat untuk kalimat paragraf terakhir yang digaris bawahi
adalah :
a. hambatan mobilita fisik
b. intoleransi aktivitas
c. gangguan pola tidur
d. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. Terapi utama yang paling diperlukan pada kasus ini adalah :


a. Transplantasi ginjal
b. Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis
c. Hemodialisis
d. Konservatif/medikamentosa
PEMBAHASAN
Hampir semua penyakit ginjal stadium akhir yang menerima transplantasi
ginjal memiliki harapan hidup yang lebih tinggi dibandingkan pasien yang
menerima dialisis.

5. Diagnosa yang tepat untuk kalimat pertama pada kasus diatas adalah
a. gangguan persepsi sensori
b. gangguan rasa nyaman : tidur
c. gangguan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
d. gangguan citra tubuh

6. Seorang PRIA 70 tahun, tinggi badan 157 cm dan berat badan 45 kg


dirawat di ruang bedah RSMH Palembang, dengan keluhan sesak dan
tidak nafsu makan. Tekanan darah 100/60 mmHg, frekwensi nafas 26
kali/menit. badan tampak lemah. Edema kedua kaki, didapatkan rales pada
kedua basal paru. Pemeriksaan darah : kadar hemoglobin 7,3 g/dl,MCV
dan MCHC normal, ureum 421 mg/dl, kreatinin 32 mg/dl. Pemeriksaan
ultrasonografi didapatkan ukuran kedua ginjal mengecil, densitas cortex
meningkat, batas medulla cortex kabur. Klien terpasang Infus dan kateter
sehingga klien hanya berbaring di tempat tidur.
Dari kasus diatas pada paragraf ke yang digaris bawahi diagnosa
keperawatan yang tepat adalah
a. kekurangan volume cairan
b. kelebihan volume cairan
c. gangguan rasa nyaman : nyeri
d. kurang pengetahuan

7. Seorang laki-laki 15 tahun mengeluh air kencingnya berwarna gelap dan


wajahnya sembab. Penderita mengeluh nyeri waktu menelan, demam serta
tenggorokkan terasa sakit 2 minggu yang lalu, tapi sekarang semua gejala
tersebut sudah hilang. Dari hasil pemeriksaan fisik sekarang tekanan
darahnya meningkat 140/90, oedem di wajah dan kaki. Dari hasil
pemeriksaan kimia darah,terjadi peningkatan kreatinin dan urea darah serta
penurunan albumin plasma. Pada pemeriksaan urine didapatkan
proteinuria dan gross hematuria. Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan
fisik serta laboratorium tersebut, pasien patut diduga menderita :

a. Glomerulonephritis
b. Nekrosis tubuler akut
c. Uretritis akut
d. Sistitis akut
Pembahasan
Pada glomerulonefritis akut terjadi injury pada sel-sel glomerulus yang
mengakibatkan infiltrasi sel-sel radang dan proliferasi sel-sel
glomerulus. Hal tersebut menimbulkan obstruksi lumen kapiler
glomerulus. Akibatnya, aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus
(GFR) menurun. Terjadi oliguria (volume urin <=400 ml/hari).
Banyaknya cairan tubuh (plasma darah) yang tidak terfiltrasi lewat
ginjal mengakibatkan cairan tersebut menumpuk dalam tubuh
mengakibatkan edema, dan hipertensi. Sebagai akibat dari injury pada
dinding kapiler glomerulus, urinalisis secara khas menunjukkan
adanya sel darah merah (hematuria), leukosit, dan protein. Seringkali
hematuria dapat dilihat secara makroskopis sebagai kencing berwarna
gelap. Protein (albumin) tubuh yang keluar lewat urin mengakibatkan
hipoalbuminemia.

8. Patogenesis dasar dari penyakit yang diderita anak tersebut adalah


a. Autoimun
b. Aterosklerosis
c. Neuropati
d. Gangguan metabolism.
PEMBAHASAN
Glomerulonefritis poststreptokokus merupakan salah satu
penyebab tersering glomeruloneritis. Penyakit ini berkembang kurang
lebih dua minggu setelah radang tenggorokan, atau infeksi kulit
(impetigo) yang disebabkan Streptococcus β-hemoliticus grup A.
Glomerulonefritis poststreptokokus biasanya diderita anak-anak.
Gejala meliputi gross hematuria, nyeri kepala, dan gejala-gejala
sistemik (mual, lemas, penurunan nafsu makan). Pada penyakit ini
dapat terjadi pembengkakan kapsula renal yang menyebabkan nyeri
pinggang ataupun punggung. Gejala lainnya seperti gejala
glomerulonefritis secara umum.
Penyakit ini disebabkan interaksi antara antibodi terhadap antigen
yang telah terperangkap di dalam glomerulus, sehingga menyebabkan
terbentuknya kompleks imun di dalam glomerulus.

9. Seorang klien perempuan berusia 65 tahun di rawat diruang penyakit


dalam RSMH Palembang. klien masuk Rs dengan riwayat diabetes militus
selama 3 tahun terakhir dan terdapat luka pada telapak kaki kiri. setelah 2
minggu perawatan, luka pasien mulai membaik dan pasien dan sekarang
pasien bersiap-siap untuk pulang. Namun, saat dilakukan pemeriksaan
GDS terakhir didapatkan hasil 331 mg/dl.
apakah pendidikan kesehatan yang tepat sebelum pasien pulang?
a. Diet pada pasien diabetes
b. cara mencegah timbul luka Diabetes
c. pencegahan DM
d. Pengobatan DM
10. Seorang perempuan berusia 65 tahun di rawat diruang penyakit dalam
RSMH Palembang. klien masuk Rs dengan riwayat diabetes militus
selama 3 tahun terakhir dan terdapat luka pada telapak kaki kiri dan akan
dilakukan perawatan luka. TTV klien 110/80 mmhg. pada perawatan luka
setelah dilakukan pelepasan verban, apakah tindakan selanjutnya yang
dilanjutkan sesuai SOP?
a. melakukan nekromi pada jaringan nekrosis
b. melepaskan plester
c. memakai handscoon
d. membalut kembali luka dengan rapi

Anda mungkin juga menyukai