Anda di halaman 1dari 72

Tryout Kolegium 1 Batch-47

1. Seorang laki - laki 32 tahun,datang ke IGD dengan keluhan bengkak pada perut, merasa lemah
dan berat badan turun. Riwayat sakit ginjal dan liver disangkal. Pasien baru saja datang dari
tugas luar selama 6 bulan di Papua. Pemeriksaan fisik: KU lemah, sadar, Tekanan darah 100/70
mmHg, Nadi 98 x/mnt, RR 20 x/mnt, suhu badan 37°C. Pemeriksaan kepala didapatkan
konjuktiva anemis, abdomen ditemukan splenomegali dengan ukuran 12 cm bawah arkus kosta,
tidak ada nyeri tekan pada gastronemius. Pemeriksaan penunjang : Hb 8.2 g/dl, Leukosit
11.000/mm3, Trombosit 100.000 /mm3, SGOT 30 mg/dL, SGPT 40 mg/dl, ureum 40 mg/dL,
creatinin 1,0 mg/dL, HbsAg (-) anti HCV (-). Manakah dari pernyataan berikut yang benar
terkait kriteria diagnostik Sindrom Splenomegali Tropik ?
a. Splenomegali (limpa > 5 cm bawah arcus costarum) dan tidak anemia
b. Antibodi terhadap malaria tidak meningkat
c. IgM meningkat >3 standar deviasi dari normal setempat
d. Tidak ditemukan limfositosis pada sinusoid hati, hanya pada sumsum tulang saja
e. Ukuran limpa berkurang setelah 3 bulan pengobatan kemoprofilaksis

2. Seorang Wanita 65 tahun datang ke poliklinik jantung untuk control. Penderita memiliki Riwayat
penyakit jantung selama 3 tahun. Pasien juga memiliki Riwayat DM yang terkontrol dan rutin
Hasil laboratorium menunjukan kultur urin positif untuk kuman E.coli dengan koloni bakteri >
100.000/mL. pasien menyangkal keluhan nyeri dada, sesak, mual/muntah, dysuria, hematuria, dan
perubahan frekuensi berkemih. Pasien tidak ada Riwayat alergi obat. Terapi yang palinng tepat
diberikan pada pasien ini adalah:
a. Sefixim
b. Ampisilin
c. Tidak diterapi
d. Levofloksasin
e. Kotrimoksasol

3. Seorang laki-laki 30 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam untuk melakukan general check up
untuk mendaftar sebagai pegawai catering Jemaah haji di Arab Saudi. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan TD: 120/80 mmHg, Nadi: 88 kali/menit, Respirasi: 18 kali/menit, suhu: 36,70C.
Pasien memiliki riwayat sakit tipes 1 tahun yang lalu dengan uji Tubex-T 6 dinyatakan sembuh
dan tidak ada keluhan lagi. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan HB: 13 mg/dl, WBC:
9.000, PLT:250.000. Dari pemeriksaan biakan feses dan urin didapatkan S. typhi (+) dan pada
biakan urin juga ditemukan pertumbuhan Schistosoma haematobium (+). Penatalaksanaan awal
yang tepat pada pasien ini adalah
a. Observasi, diterapi bila penyakit relaps ditandai dengan munculnya demam
b. Prazikuantel 40 mg/kgBB dosis tunggal
c. Metrifonat 5-7,5 mg/kgBB 3 dosis selama 1 minggu.
d. Ciprofloxacin 400 mg tiap 12 jam selama 28 hari
e. Trimetoprim sulfametoksasol 2 x 2 tablet per hari selama 3 bulan
4. Seorang wanita 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut kanan atas, mual, dan demam
yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga memiliki riwayat Diabetes Mellitus sejak 2
tahun yang lalu dengan pengobatan Glimepirid 2 mg pagi hari dan Metformin 2x500mg.
Pemeriksaan fisik didapatkan T : 120/80mmHg, N: 112x.menit, RR : 24x/menit, suhu 380C, hepar
teraba sedikit membesar. Pemeriksaan penunjang didapatkan Hb : 13,8 g/dL, Hct : 45%,
Leukosit : 17.500 u/L, Bilirubin total 1,8 mg/dL, SGOT 92 /U, SGPT 10/U, GDA: 285 mg/dL.
Kemudian pasien dilakukan USG didapatkan lesi hipoekoik multiple di lobus kiri hepar dan
hepatolitiasis.
Penatalaksanaan yang tepat pada pasien tersebut adalah …..
a. Medikamentosa
b. Medikamentosa dan drainase perkutan
c. Medikamentosa dan aspirasi jarum perkutan
d. Medikamentosa dan aspirasi jarum berulang
e. Reseksi hati

5. Seorang laki-laki 35 tahun yang bekerja sebagai buruh pabrik sepatu datang berobat dengan
keluhan batuk sejak 3 tahun dan hilang timbul. Batuk dengan dahak putih kental. Pasien juga
sering merasa sesak. Pasien tidak mengeluhkan demam, keringat malam, atau penurunan berat
badan. Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak 10 tahun yang lalu , dan memiliki riwayat alergi
terhadap udang dan kepiting sejak kecil. Pemeriksaan fisik didapatkan, frekuensi napas 26x/menit,
Pemeriksaan paru didapatkan ekspirasi memanjang, dengan suara vesikuler. Dari pemeriksaan
spirometri didaptkan hasil sebagai berikut. Apa diagnosa pada pasien ini ?

a. Asma bronkhiale
b. COPD
c. ACO
d. ILD
e. Pneumonitis

6. Seorang wanita, 30 tahun, sedang hamil trimester 1 diketahui menderita hepatitis B kronis. Pasien
pernah mengalami muntah darah dan buang air besar berwarna hitam. Dari hasil pemeriksaan
EGD didapatkan hasil Varices Esofagus grade 2. Langkah selanjutnya terhadap pasien tersebut
adalah :
a. Dilakukan pemeriksaan DNA HBV terlebih dahulu sebelum diberikan terapi antiviral
b. Dilakukan pemeriksaan DNA HBV, HbeAg dan ALT pada pasien tersebut sebelum memulai
terapi ARV
c. Dilakukan pemeriksaan HbeAg dan ALT terlebih dahulu sebelum diberikan terapi antiviral
d. Langsung diberikan terapi anti viral tenovofir
e. Langsung diberikan anti viral pegylated interferon atau nucleosid analogue
7. Seorang ibu rumah tangga berusia 34 tahun dikonsulkan dari sejawat dokter kandungan dengan
diagnosis G2P0A1 hamil 26 minggu dengan diabetes gestasionl. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 78 x/mnt, RR 18x/mnt, T 36,5, berat badan 35 kg. Pasien
membawa hasil laboratorium GDP 145 mg/dL dan GD2PP 250 mg/dL setelah pembatasan kalori
25 kkal/kgBB. Pasien tetap melakukan aktivitas seperti biasa sesuai anjuran dari dokter
kandungan. Patofisiologi yang mendasari hal di atas:
a. Kerusakan sel beta pancreas yang terjadi pada saat kehamilan trimester pertama
b. Resistensi insulin akibat hormone anti insulin yang diproduksi oleh plasenta
c. Kondisi autoimun yang dipicu proses kehamilan yang menyebabkan defisiensi insulin
d. Gaya hidup dan asupan diet saat hamil trimester pertama
e. DM tipe 1 yang bermanifestasi dan dipicu oleh proses kehamilan

8. Seorang wanita perokok berusia 52 tahun datang dengan keluhan nyeri dada dan ditemukan
gambaran elevasi segmen ST pada sadapan V4 sampai V6 pada EKG 12 sadapan, yang tiba-tiba
hilang disertai dengan resolusi nyeri dada dengan pemberian dosis nitrogliserin sublingual di
ruang gawat darurat. Pasien menjalani angiografi koroner, yang menunjukkan hanya 60% stenosis
di arteri sirkumfleksa. Pasien didiagnosis dengan variant angina. Berikut ini adalah terapi yang
bermanfaat, kecuali:
a. Nifedipin
b. Atorvastatin
c. Isosorbid mononitrate
d. Rosuvastatin
e. Metoprolol

9. Ny A, 49 tahun datang dengan keluhan tidak tahan terhadap suhu dingin, peningkatan berat badan
4 kg, dan lemah badan sejak 2 tahun terakhir. Pemeriksaan fisik tampak kulit kering dan kasar,
serta alopesia. Kelenjar tiroid tidak teraba membesar. Kadar TSH 11.7 mU/L dan thyroxine of 2.1
µg/dL. Setahun yang lalu hasil kadar autoantibodi anti- thyroglobulin dan antimicrosomal
terdeteksi tinggi. Diagnosis gangguan tiroid yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
a. De Quervain disease
b. Papillary carcinoma
c. Hashimoto thyroiditis
d. Multinodular goiter
e. Graves disease

10. Seorang laki-laki usia 30 tahun, telah didiagnosa HIV dan meningitis kriptokokusi 2 bulan yang
lalu. Saat ini, pengobatan ARV yang sedang digunakan pasien adalah TDF/3TC/EFV. Jumlah
CD4 awal adalah 5 sel/μL. Regimen profilaksis meningitis kriptokokus yang dianjurkan bagi
pasien adalah:
a. Pirimetamin 25 mg/hari dan Clindamicyn 600mg/hari hingga jumlah CD4>200 sel/μL
b. Flukonazole 200 mg/hari hingga jumlah CD4>200 sel/μL atau seumur hidup
c. Flukonazole 800 mg/hari hingga jumlah CD4>200 sel/μL atau seumur hidup
d. Cotrimoxazole 1x2 tablet/hari hingga jumlah CD4>200 sel/μL atau seumur hidup
e. Cotrimoxazole 1x1 tablet/hari hingga jumlah CD4>200 sel/μL
11. Seorang laki-laki 62 tahun datang dengan keluhan sulit tidur. Penderita mengaku tidak bisa tidur
lagi terutama terbangun karna ingin kencing. Keluhan ini sudah berlangsung 3 bulan ini Penderita
biasanya terbangun sekitar pukul 02.00 dan terus terjaga sampai pagi. Pada malam hari frekuensi
kencing penderita sekitar 3-4x, karena keluhan ini penderita mengeluh lemas pada siang penyebab
dari kesulitan tidur dari penderita dan penyakit penyerta apa kemungkinan yang ada:
a. Insomnia, nocturia, susp DM
b. Penurunan hormone melantonin, susp BPH
c. Late Insomnia, nocturia, susp BPH
d. Susp DM, incontinentia tipe overflow
e. Late Insomnia, susp IS

12. Seorang nenek, 75 tahun, karena tergelincir dan jatuh sehingga mengalami fraktur. Riwayat
sebelumnya dapat berjalan normal. Tidak menderita DM. Penanganan yang terbaik untuk “fractur
neck of femur” adalah ...
a. pemberian obat
b. baring di atas tempat tidur selama 3 bulan
c. pasang skeletal traction
d. hemiarthroplasty
e. akan union setelah 12 minggu

13. Seorang laki – laki 72 tahun datang ke poliklinik geriatri mengeluh nafsu makan menurun sejak 2
minggu yang lalu. Pasien riwayat stroke 1 bulan lalu. Pada screening Mini Nutritional Assessment
11, dan skor pengkajian Malnutrtion Indication Score didapatkan skor 18. Pada pemeriksaan
didapatkan ulkus decubitus. Suplementasi vitamin yang dapat diberikan pada kasus tersebut untuk
mempercepat penyembuhan ulkus decubitus adalah:
a. Vitamin B1, B6, B12
b. Asam folat
c. Vitamin C dan Zink
d. Vitamin A dan E
e. Kalsium dan Vitamin D
14. Wanita usia 38 tahun dengan benjolan di leher kanan sejak 1 tahun, semakin membesar. Nyeri (-).
BB turun 10 kg . Nafsu makan turun. Demam (-). Keringat malam hari (-). Pemeriksaan
penunjang (Gambar 25). Pemeriksaan lanjutan apa yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis
pasien ini :

a. FNAB
b. Biopsi intoto
c. Imunohistokimia
d. Laboratorium LDH
e. IGRA
15. Ny. B 48 tahun mengeluh nyeri di tulang belakang sejak beberapa bulan lalu yang memberat
dengan perubahan posisi. Pasien juga mengeluh badan terasa makin lemah sejak 3 bulan terakhir.
Pemeriksaan fisik didapatkan IMT 28 kg/m2, tekanan darah 165/100 mmHg. Gambaran radiologis
tampak fraktur kompresi di V. thorakalis 10.Pemeriksaan lab didapatkan kadar GD 155 mg/dL.
Manakah lesi patologis di bawah ini yang dapat menyebabkan kondisi pasien ?
a. Adrenal cortical carcinoma
b. Anaplastic thyroid carcinoma
c. Empty sella syndrome
d. Pheochromocytoma
e. Multinodular goiter

16. Seorang wanita 45 tahun dengan infeksi HIV dan ketidakpatuhan terhadap pengobatan, dirawat di
rumah sakit karena dyspneu deffort dan malaise yang memberat sejak 2-3 minggu sebelumnya.
Radiografi toraks memperlihatkan infiltrat alveolus bilateral, dan induksi sputum positif untuk
pneumocystis jiroveci. Kondisi klinis berikut yang merupakan indikasi pemberian glukokortikoid
tambahan adalah:
a. Sindroma distress pernafasan akut
b. PaO2 < 70 mmHg pada udara ruangan
c. Hitung linfosit CD4< 100/mikroL
d. Tidak ada perbaikan klinis setelah 5 hari pengobatan
e. Pneumotoraks

17. Seorang pasien laki-laki usia 55 tahun penderita diabetes sudah lama saat ini dirawat di RS karena
mengalami serangan jantung dinding anterior. Pasien mengeluh sesak nafas terutama saat posisi
terlentang dan kaki bengkak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/60 mmHg, nadi
110x/menit, pernafasan 26 x/menit, konjungtiva tampak pucat, JVP 5 + 0 cm H2O dan ronkhi
basah di basal kedua paru dan edema tungkai. Pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar Hb 9
mg/dL, kadar ureum serum 180 mg/dL, kreatinin serum 7,7 mg/dL. Apa pilihan terapi yang paling
sesuai untuk pasien ini saat ini?
a. Hemodialisis konvensional
b. Terapi konservatif
c. Continuous arterio-venous hemodiafiltration (CAVHDF)
d. Continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD)
e. Prolong intermittent renal replacement therapy (PIRRT)

18. Seorang pria, 64 tahun melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Pasien tidak memiliki keluhan
khusus, namun dari pemeriksaan EKG dijumpai multiple premature ventricular contractions
(PVCs). Selanjutnya dilakukan pemeriksaan monitor Holter pada pasien dan dijumpai adanya 2-3
PVCs setiap 6-8 jam. Kondisi berikut ini yang paling mungkin terjadi pada pasien adalah:
a. Blok jantung komplit
b. Gagal jantung
c. Gangguan fungsi diastolik
d. Infark miokard
e. Pericarditis
19. Seorang perempuan berusia 51 tahun adalah pasien hipertensi dan yang telah menjalani terapi obat
antihipertensi selama 6 bulan terakhir. Pada kunjungan terakhirnya, didapatkan kadar glukosa
darah puasa 120 mg/dL. Manakah obat antihipertensi dibawah ini yang paling mungkin
menyebabkan intoleransi glukosanya?
a. Diltiazem
b. Thiazide
c. Lisinopril
d. Losartan
e. Spironolactone

20. Seorang laki-laki 27 tahun datang ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan batuk selama 1
minggu disertai hidung buntu dan demam ringan selama 1 minggu terakhir. Hari ini pasien
mengeluhkan nyeri dada yang semakin memberat sejak pagi hari. Keluhan dirasakan memberat
jika pasien menarik nafas dalam. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran kompos mentis; TD
120/70 mmHg; Nadi 82x/m; laju nafas 18x/m; Suhu aksiler 37,6 oC. Hasil perekaman EKG pasien
sebagai berikut : (Gambar 5). Tatalaksana selanjutnya yang tepat untuk pasien tersebut adalah:

a. Berikan ASA dan CPG, ISDN sublingual dan Heparin (IV)


b. Segera lakukan pemeriksaan transtorakal ekokardiografi dengan kemungkinan tindakan
perikardiosentesis
c. Segera lakukan pemeriksaan angiografi koroner untuk evaluasi adanya infark miokard akut
d. Memberikan ibuprofen
e. Programkan treadmill stress test
21. Seorang laki-laki berusia 41 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mudah elah, dan terjadi
penurunan libido 1 tahun terakhir. Pasien juga mengatakan wajahnya menjadi terlihat lebih kasar
dan membesar dalam beberapa tahun terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan bagian dahi
yang menonjol dan kedua tangan menjadi lebih besar. Hasil MRI menunjukkan adanya massa
pada daerah hipofisis. Pemeriksaan berikut yang bisa menunjang diagnosis:
a. Free cortisol urin 24 jam
b. Pemeriksaan ACTH
c. Kadar growth hormone
d. Kadar serum IGF-1
e. Kadar serum prolactin

22. Laki-laki, 45 tahun datang dengan keluhan benjolan yang muncul di leher dan ketiak sejak 3 bulan
yang lalu. Benjolan berangsur-angsur bertambah besar namun tidak nyeri. Ia juga mengalami
penurunan berat badan yang signifikan serta demam yang hilang timbul. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan hemodinamik stabil dengan suhu aksila 38oC, konjungtiva anemis dan didapatkan
limfadenopati masing-masing di colli kanan serta aksila kanan. Hb 8,7 gr/dL; leukosit 13.500/uL;
trombosit 242.000/mm3; MCV/MCH: 73/19. Pada foto toraks, didapatkan massa mediastinum
dengan MMR 0,21. Pada hasil biopsi kelenjar getah bening didapatkan sel Reed Sternberg. Yang
termasuk dalam 'unfavorable risk' berdasarkan NCCN pada kasus di atas adalah...
a. Leukosit 13.500/uL
b. MMR 0,21
c. Penurunan berat badan yang signifikan serta demam yang hilang timbul
d. Sel Reed Sternberg
e. Usia 45 tahun

23. Di bawah ini merupakan penyebab sindroma gagal pulih pada pasien dengan CVA, antara lain:
a. Malabsorbsi, malnutrisi
b. Infeksi, inflamasi kronis
c. Disfagia, depresi, penurunan fungsi kognitif
d. Malnutrisi, kaheksia, depresi
e. Inflamasi kronis, malabsorbsi, depresi

24. Seorang perempuan usia 60 tahun, konsultasi ke klinik. Pasien di diagnosis sebagai penderita
hipertensi stadium 1. Tekanan darahnya rata-rata 145/85 mm Hg. Pasien tidak memiliki kondisi
komorbiditas lain, dan sebaliknya dalam kesehatan yang sangat baik. Apakah terapi awal yang
paling tepat untuk pasien ini?
a. Lisinopril
b. Diltiazem
c. Candesartan
d. Thiazide
e. Pola hidup sehat
25. Seorang pasien perempuan , usia 78 tahun, datang UGD RSU UKI dibawa oleh anaknya, dengan
keluhan lemas dan tidak mau makan sejak 5 hari SMRS, disertai dengan batuk- batuk sejak 1
minggu, tidak berdahak. Pasien mengeluh mual dan muntah setelah makan. Pasien hanya bisa
berbaring di tempat tidur sejak 5 hari belakangan. Panas disangkal, dan dikatakan oleh keluarga,
pasien jika BAK mengompol di tempat tidur. Pasien memilki riwayat hipertensi sejak 7 tahun
yang lalu, dengan obat captopril 2 kali sehari dan amlodipine 1 kali sehari, riwayat DM (+) sudah
6 tahun, dengan penggunaan insulin. Skor MNA : 22 ; skor ADL Barthel : 6 ; IADL : 4 ; Skor
MMSE : 21 ; Skor GDS : 19 PF : KU : sedang , kesadaran: composmentis ; TD : 100/70 mmHg, N
: 100 x / mnt , S : 35,6 , RR : 24 x /mnt Ronki +/- di basal kanan paru. Berdasarkan skor ADL
Barthel, pasien mengalami :
a. Masih Mandiri
b. Ketergantungan Ringan
c. Ketergantungan Sedang
d. Ketergantunan Berat
e. Kertegantungan Total

26. Seorang Laki-laki 81 tahun dibawa keluarganya ke IGD karena tidur siang tidak bangun sejak 4
jam. Penderita biasanya berobat ke poliklinik karena sakit DM Hipertensi dan BPH, mendapat
terapi glibenclamide, amlodipin dan harnal. Sejak 7 hari pasien berbaring terus di tempat tidur
karena punggungnya sakit. Kadang-kadang ngompol serta berak tidak terasa sehingga diberi
pampers. Sejak 2 hari pasien mulai malas bicara dan tidak mau makan tetapi masih minum obat.
Pada pemeriksaan didapatkan t: 38,8°C, TD:100/60, pernapasan: 22x/mnt. Berdasarkan data diatas
diagnosa yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
a. Sepsis, stroke, inkontinensia urine, dekubitus, pneumonia.
b. Dehidrasi, sindrom delirium akut, inkontinensia urine, pneumonia.
c. Hipoglikemia, sepsis, infeksi saluran kemih, dekubitus, imobilisasi.
d. sepsis, infeksi saluran kemih, pneumonia, sindroma delirium akut, dekubitus
e. Sepsis, infeksi saluran kemih, inkontinensia alvi, dekubitus, dehidrasi.

27. Seorang wanita, 26 tahun datang ke klinik dengan keluhan palpitasi, tremor dan gelisah sejak 5
minggu terakhir. Sebelumnya tidak ada masalah kesehatan dan tidak pernah mengkonsumsi obat
apapun. Pasien mengalami penurunan berat badan, yang diduga pasien karena efek suplemen
herbal yang dikonsumsi untuk menurunkan berat badan. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/75
mmHg, nadi 100 x/mnt. Didapatkan benjolan di leher. Kadar TSH didapatkan di bawah normal.
Pasien mendapatkan obat PTU 3x100 mg. Yang merupakan mekanisme kerja obat tersebut:
a. Meningkatkan ekskresi hormone tiroid di sirkulasi
b. Menghambat konversi T4 menjadi T3 di perifer
c. Menghambat fungsi tiroid peroksidase
d. Menghambat produksi thyroid stimulating immunoglobulin
e. Menurunkan hormone tiroid di sirkulasi
28. Seorang laki-laki 65 tahun, dibawa ke IGD RSSA dengan keluhan nyeri dada dengan sensasi
seperti dirobek sejak 1 jam SMRS. Keluhan dialami mendadak saat sedang menyaksikan
pertandingan sepakbola di televisi. Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 10 tahun terakhir,
namun tidak teratur minum obat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 456 gelisah; TD
190/110 mmHg; Nadi 125 x/m; RR 20 x/m; SpO2 96% room air; VAS Score 7/10. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan : Hb 13 g/dL (12 - 16 g/dL); WBC 11.700/uL (4.000 - 10.000/uL); PLT
450.000/uL (150.000 - 450.000/uL); Ureum 32 mg/dL (8-24 mg/dL); Creatinine 1,5 mg/dL (0,5-
1,1 mg/dL); D-dimer 1,3 mcg/mL (< 0,4 mcg/mL). Hasil pemeriksaan ECG dan CXR pasien
sebagai berikut : (Gambar 1). Diagnosis yang paling mungkin terjadi pada pasien tersebut adalah:

a. Emboli paru
b. NSTEMI inferior
c. Paroxysmal Supraventricular Tachycardia (PSVT)
d. AV Nodal Re-entrant Tachycardia (AVNRT)
e. Diseksi aorta
29. Seorang wanita berusia 64 tahun diantar oleh suaminya ke IGD karena tidak mau makan 2 hari.
Lebih banyak berdiam diri di kamar sejak mendapat kabar bahwa anak satu-satunya harus pindah
tugas di luar kota. Pasien mengancam hendak bunuh diri jika sang anak pindah keluar kota. Terapi
farmakologis yang paling dianjurkan pada pasien ini adalah:
a. Amitriptilin
b. Sertralin
c. Alprazolam
d. Moclobemid
e. Diazepam

30. Wanita 16 tahun datang dengan keluhan nyeri perut. Feses lembek pada saat timbulnya rasa sakit.
Buang air besar lebih sering saat timbulnya rasa sakit. Rasa nyeri di perut hilang setelah buang air
besar. Perut kembung yang tampak dengan jelas. Pekerjaan pasien menjadi terganggu akibat sakit
ini. Pengobatan yang tepat untuk pasien tsb adalah…
a. Disiklomin, mebeferine
b. Cisaprid
c. Metoklopramide dan acetaminophen
d. Ranitidin dan atapulgite
e. Kaolin dan pectin

31. Wanita 33 tahun datang dengan keluhan perut membesar sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluh nafsu makan turun, berat badan turun dan keringat dingin malam hari. Pasien pernah
didiagnosis sakit paru dan mendapat obat yang membuat kencing warna merah selama 6 bulan.
Didapatkan pembesaran kelenjar getah bening di inguinal serta diare berulang . Hasil pemeriksaan
cairan ascites yang sesuai dengan diagnosis pasien tersebut adalah?
a. Eritrosit > 200
b. Dominan sel PMN
c. SAAG > 1,1
d. ADA > 40
e. Protein < 2,5 g/dL

32. Seorang Perempuan 21 Tahun Datang Ke Igd Dengan Keluhan Badan Terasa Gampang Lelah
Sejak 3 Bulan Ini, Badan Terasa Kaku Terutama Saat Bangun Tidur, Terasa Kaku Dan Nyeri Di
Kiri Kanan Leher, Kedua Lengan, Kedua Lutut, Kadang Terasa Di Punggung Ataupun Di Dada
Yang Berkurang Apabila Pasien Bekerja, Terasa Nyeri Bila Ditekan. Pasien Sudah Berobat Ke
Beberapa Dokter, Diberikan Obat Namun Merasa Keluhan Tidak Berkurang. Pasien Di Tinggal
Pasangannya4bulan Lalu, Seringkali Merasa Murung Dan Sering Berdiam Diri Di Kamar
Seharian Bila Tidak Bisa Bekerja. Hasil Pemeriksaan Ana, Rheumatoid Factor, Ft3, Ft4 Dan Tsh
Dalam Batas Normal. Terapi yang perlu diberikan pada pasien tersebut adalah:
a. Kortikosteroid
b. Sertralin
c. Diazepam
d. Nsaid
e. Psikoterapi Suportif
33. Seorang perempuan usia 53 tahun mengalami demam dan nyeri pinggang kanan selama 3 hari
terakhir. Pada pemeriksaan fisik suhunya 38,40 C dan terdapat nyeri tekan pada sudut
costovertebral kanan. Urinalisis didapatkan BJ urin 1,010, pH 7,5, glukosa (-), protein +1, da
darah +1. Mikrsokopis urin banyak leukosit dan silinder lekosit. Radiografi abdomen didapatkan
batu radiopak yang membentuk pola dari sistem pengumpul ginjal kanan. Kultur urin didapatkan
Proteus vulgaris. Manakah dari kristal pada urinalisis mikroskopis berikut yang paling mungkin
terlihat dalam jumlah besar pada pasien ini?
a. Kalsium oksalat
b. Cystine
c. Kalsium fosfat
d. Uric acid
e. Magnesium ammonium phosphate

34. Seorang pria, 57 tahun datang ke IGD RSUD kabupaten dengan keluhan nyeri dada khas angina
yang dialami 2 jam yang lalu. Pasien selama ini diketahui seorang perokok berat, TD sering tidak
teratur, namun meyangkal menderita diabetes maupun dislipidemia. Pada pemeriksaan fisik
kesadaran compos mentis, TD 155/90 mmHg, frekuensi nadi 92x/I, frekuensi pernapasan 20x/i.
Gambaran EKG di IGD terlihat adanya gambaran ST elevasi di II, III, aVF. Saat ini belum
tersedia fasilitas untuk tindakan intervensi koroner perkutan primer dan lokasi RS tempat rujukan
cukup jauh. Bila pada pasien direncanakan tindakan revaskularisasi menggunakan fibrinolitik
maka tindakan tersebut harus sudah dilakukan dalam waktu setelah first medical contact:
a. 10 menit
b. 15 menit
c. 30 menit
d. 60 menit
e. 120 menit

35. Seorang wanita 23 tahun datang ke IGD dengan keluhan kulit merah dan melepuh sejak 2 hari
sebelum MRS dan keluhan dirasakan semakin memberat. Ruam dirasakan juga bersamaan dengan
sariawan, mata merah dan pasien tidak bisa makan. Diduga pasien mendapatkan obat yang tidak
diketahui dalam 2 minggu sebelumnya. Pasien ini didiagnosis SJS. Pernyataan yang benar
mengenai kondisi pasien ini adalah?
a. Pada beberapa kasus kondisi ini berkaitan dengan HLA B15 dan B58
b. Kasus SJS karena obat jarang terjadi pada pasien HIV
c. Mortalitas pada SJS jarang terjadi.
d. Obat yang sering menyebabkan SJS salah satunya adalah Paracetamol.
e. Setelah sembuh, dapat dilakukan drug challenge test untuk mengetahui penyebab SJS
36. Seorang laki-laki 35 tahun mengeluh mencret sejak 6 bulan yang lalu, sehari lebih 6 kali. Berupa
kotoran cair disertai lendir dan darah. Kadang demam, berat badan terus menurun dan tidak nafsu
makan. Terdapat rasa nyeri dan tidak enak di perut sebelah kiri bawah. Pemeriksaan pada
penderita kasus diatas kolonoskopi menunjukkan keradangan mukosa disertai ulcerasi mulai dari
colon descenden hingga rectum. Di jumpai adanya pseudopolip. Gambaran histopatologi
mendapatkan adanya abses kripti. Pada ekstremitas dijumpai pyoderma gangrenosa. pANCA
positif. Diagnosa pasien di atas adalah:
a. Kolitis ulseratif
b. Adenocarcinoma
c. TB colon
d. crohn disease
e. diverticulosis colon

37. Seorang pria berusia 53 tahun datang dengan sindrom vaskulitis. Antibodi sitoplasma
antineutrophil cytoplasmic-nya (c-ANCA) positif. Mana dari sindrom berikut ini yang paling
mungkin dialami pasien ini?
a. Churg-Strauss syndrome
b. Henoch-Schönlein purpura
c. Microscopic polyangiitis
d. Ulcerative colitis
e. Granulomatosis with polyangiitis (Wegener’s)

38. Seorang laki-laki, 26 tahun datang berobat karena keluhan sesak nafas hilang timbul sejak 6 bulan
terakhir, sesak nafas disertai mengi terkadang batuk yang memberat di malam hari. Pasien selama
ini mendapatkan inhalasi salbutamol 2 x sehari, namun keluhan masih belum membaik
sepenuhnya. Pada pemeriksaan fisik saat ini tidak didapatkan kelainan. Apa usulan pemeriksaan
penunjang yang tepat agar dapat menentukan strategi pengobatan lebih lanjut untuk kasus ini?
a. Pengisian asthma control test
b. Pengukuran peakflowmeter
c. Pemeriksaan spirometri pra dan pasca bronkodilator
d. Pemeriksaan DLCO
e. Skin prick test

39. Seorang laki-laki berusia 50 tahun memiliki riwayat diabetes melitus tipe II selama 4 tahun datang
untuk periksa ke dokter. Data lab HbA1C 7 %, GDP 150 mg/dl, dan GD2JPP 220 mg/dl. Pasien
tidak memiliki riwayat polyuria, tetapi usahanya untuk diet dan berolah raga gagal. BMI 30
kg/m2. Pasien telah minum obat metformin, namun 3 minggu kemudian pasien menghentikan
pengobatan karena diare. Obat yang dapat direkomendasikan pada pasien tersebut adalah:
a. DPP-IV inhibitor
b. Sulfonylurea
c. GLP-1 agonis
d. Penghambat glukosidase α
e. Pioglitazone
40. Serang dokter penyakit dalam sedang melaksanakan tugas pengabdian di sebuah RS tipe C di
Papua, suatu hari ia mendapati pasien wanita setempat umur 37 tahun dengan keluhan demam
sejak 3 hari ini, pasien masih sadar, tampak pucat, mual, tidak nafsu makan, tampak kurus dengan
berat badan 48 kg, sakit kepala, tidak mengeluh adanya kejang, buang air kecil warna kuning
muda dengan jumlah cukup banyak, badan terasa lemas hingga tidak kuat duduk/berjalan.
Pemeriksaan preparat hapus darah tebal ditemukan schizon P.falciparum dengan jumlah 4500
parasit per 200 leukosit. Selama perawatan pasien mendapat terapi ACT dan Primakuin. Pada hari
ke 2 pasien mengeluh badan lemas dan menjadi kuning . hasil laboratorium Hb = 6,5 g/dl leukosit
10.000 bilirubin total 3,5 mg/dl Bilirubin indirek 2 bilirubin direk 0,3 SGOT 25 U/L SGPT 30 U/L
Pemeriksaan preparat hapus darah tebal ditemukan schizon P.falciparum dengan jumlah 200
parasit per 1000 leukosit. Keadaan pasien ini disebut sebagai?
a. Early treatment failure
b. Late clinical failure
c. Late parasitological failure
d. Relaps parasit
e. Rechute

41. Laki-laki 39 tahun datang untuk konsultasi HIV. Pasien adalah seorang homoseksual (LSL) yang
pasangannya sudah terdiagnosis HIV yang sudah menjalani terapi ARV. Pasien mengaku selalu
menggunakan kondom. Pasien saat ini tidak ada gejala, sudah mendapat vaksinasi hepatitis B.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Rapid test HIV menunjukkan hasil non reaktif,
HbsAg (-), Anti HBS (+). Dari pemeriksaan dokter, didapatkan ulkus durum. Apakah manajemen
yang paling sesuai pada kasus diatas?
a. Memberikan saran bahwa penggunaan kondom yang konsisten bisa memberikan perlindungan
yang adekuat.
b. Memberikan saran pemeriksaan VDRL dan TPHA
c. Memulai terapi pre exposure prophylaxis (PrEP) dengan tenofovir, emtricitabine dan
raltegravir
d. Memberikan saran untuk memberikan terapi tenofovir
e. Memberikan saran untuk memulai terapi hepatitis B

42. Seorang Wanita 31 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam naik turun dan menggigil sejak 6
hari yang lalu disertai mata kuning . Pasien baru bepergian dari daerah endemis malaria. Pasien
saat ini hamil anak ketiga dengan usia kehamilan 34 minggu. Pada pemeriksaan fisik, keadaan
umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. Tekanan darah 110/80 mmHg, denyut nadi
100 x /menit. Frekuensi nafas 22 x / menit dan suhu 38,5 o c Berat Badan : 59 kg . Hasil
pemeriksaan laboratorium didapatkan hapus tepi ditemukan plasmodium falsiparum dan vivax. Hb
: 9 g/dl leukosit 9000 trombosit 150.000 bilirubin total 3,5 bilirubin direk 0,3 bilirubin indirek 2,9.
Pilihan terapi yang paling tepat untuk kasus tersebut adalah:
a. DHP 1x 3 tablet (selama 3 hari )
b. DHP 1x 4 tablet (selama 3 hari )
c. Kina 3x3 tablet + klindamisin 1x300 mg ( selama 7 hari )
d. Kina 3x3 tablet ( selama 7 hari )
e. Inj artesunate 2,4 mg/kgbb IV
43. Laki-laki 30 tahun datang dengan keluhan bengkak pada wajah terutama sekitar mata dan leher
sejak 2 hari terakhir. Gejala memberat jika pasien dalam posisi tidur atau membungkuk. Pasien
juga mengatakan sesak dan batuk sudah 5 hari dan memberat 2 hari terakhir. Riwayat penyakit
sebelumnya tidak diketahui. Dari pemeriksaan fisik didapatkan leher yang membengkak disertai
pelebaran vena leher dan dada. GCS 456 TD 140/90 mmHg, Nadi 124x/menit reguler, RR
28x/menit cepat dangkal, Penyebab paling sering pada kasus ini adalah:
a. Hodgkin lymphoma
b. Non-small cell lung cancer
c. Non Hodgkin Lymphoma
d. Small cell lung cancer
e. Thymoma

44. Laki-laki, 37 tahun, datang ke poli karena keluhan batuk sejak 2 bulan yang lalu. Batuk berdahak
kuning kental dan kadang-kadang bercampur darah. Pasien juga mengalami demam, cenderung
berkeringat di malam hari dan mengalami penurunan berat badan sekitar 11 kg dalam 3 bulan
terakhir. Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Pasien juga menderita DM
sejak 5 tahun yang lalu tapi tidak rutin kontrol. Akhir-akhir ini pasien mengatakan bahwa air
kencing kadang berbuih. Pemeriksaan fisik tekanan darah 121/82 mmHg, nadi 92x/menit, RR 22
x/menit, BMI 14 kg/m2 . Pemeriksaan auskultasi paru menemukan ronki pada lapang paru kanan
atas dan paru kiri bawah, tidak didapatkan pembesaran kelenjar getah bening. Ureum/kreatinin:
112/2,56 mg/dL, proteinuria 2+. Dari pemeriksaan radiologi didapatkan hasil sebagai berikut.
Terapi yang akan diberikan adalah…
a. 2RHZ/4RH
b. 2RHZ/6HE
c. 2RHZE/4RH
d. 2RHZS/4RH
e. 2SHRE/6RH
45. Seorang laki-laki usia 40 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas disertai batuk dan
nyeri dada. Sesak nafas dialami pasien dalam 1 minggu terakhir daan memburuk dalam 2 hari ini.
Sebelumnya pasien mengalami demam tinggi disertai menggigil dan nyeri tulang tetapi pasien
hanya berobat ke paramedis di dekat rumahnya. Pasien merupakan pengguna narkoba suntik jenis
putaw. Dari pemeriksaan fisik pasien terlihat lemah, TD 85/78 mmHg, HR 120 x/menit, RR
36x/menit, Tax 39,5 C. Dari pemeriksaan jantung terdengar murmur diastolik di area aorta.
Didapatkan peninggian JVP, edema ekstremitas, makula eritema yg tdk nyeri pada regio tenar dan
hipotenar tangan dan kaki. Gambaran ekokardiografi memperlihatkan adanya vegetasi di dinding
ventrikel kanan. Pasien diketahui alergi terhadap amoksisilin. Anti mikroba yg paling tepat tepat
pada kasus diatas adalah :
a. Vankomisin + gentamisin
b. Kotrimoksasol + klindamisin
c. Vankomisin + gentamisin + rifampin
d. Ampisilin + flukoksasilin + gentamisin
e. Daptomycin

46. Seorang laki-laki 69 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang semakin
memberat saat aktivitas sejak 2 minggu SMRS. Pasien sudah terdiagnosis gagal jantung sejak 3
tahun yang lalu Hasil evaluasi ekokardiografi 3 bulan yang lalu didapatkan EF 35%. Pasien
selama ini mendapatkan obat rutin Aspilet 1x80mg, Ramipril 2x5mg, Bisoprolol 1x10mg,
Spironolakton 1x25mg, dan Simvastatin 1x20mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/70
mmHg; Nadi 68x/m; Rhokhi basah halus minimal di basal paru bilateral, edema tungkai minimal.
Hasil perekaman EKG pasien sebagai berikut : Tatalaksana selanjutnya yang direkomendasikan
pada pasien

a. Tambahkan digoksin
b. Tambahkan Ivabradin
c. Cardiac Resynchronization Therapy
d. Ganti Ramipril dengan Sacubitril/Valsartan tanpa washing period
e. Ganti Ramipril dengan Sacubitril/Valsartan setelah washing period selama 36 jam
47. Seorang perempuan, 38 tahun datang dengan keluhan pembengkakan di leher. Riwayat
melahirkan anak pertama 8 bulan yang lalu. Seminggu yang lalu, dia menderita sakit flu dan
mengobati diri sendiri dengan antihistamin. Awalnya dijumpai perbaikan, tetapi saat ini dia
mengalami demam dan nyeri pada leher dan menjalar ke telinga sebelah kiri. Pada pemeriksaan,
dijumpai kelenjar tiroid teraba tidak keras. Laboratorium dijumpai leukosit 7500 dan TSH <0.01.
Diagnosis paling tepat adalah:
a. Tiroiditis De Quervain’s
b. Hashimoto tiroiditis
c. Silent (postpartum tiroiditis)
d. Tiroiditis bakterial akut
e. Onset akut penyakit Grave

48. Seorang laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan muntah darah dan BAB berwarna hitam
sejak kemarin. Pasien diketahui memiliki riwayat minum obat rematik yang dibeli sendiri di toko
obat sejak 3 bulan terakhir karena lutut terasa nyeri terutama saat beraktivitas. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan hemodinamik stabil. Konjunctiva nampak sedikit anemis. Pada pemeriksaan
gastroskopi didapatkan ulkus dengan gambaran rembesan darah di daerah anthrum (Forrest IB).
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah :
a. Omeprazole intravena dilanjutkan terapi endoskopik seperti klip
b. Terapi endoskopik dengan klip segera
c. Somatostatin bolus 250 mcg dilanjutkan drip 3 mg/12 jam
d. Omeprazole 80 mg intravena bolus
e. Octreotide drip 50 mcgr

49. Seorang wanita, 25 tahun datang ke klinik mengeluhkan badannya yang bengkak sejak 2 minggu
lalu, pasien sudah dilakukan biopsi ginjal 3 bulan lalu dan didapatkan hasil sesuai dengan
membranous nefritis (nefritis lupus kelas V) dan mendapatkan pengobatan mycophenolate mofetil
3 gram per hari sejak 3 bulan. Pada pemeriksaan fisik lebih lanjut didapatkan hipertensi 160/90
mmHg dan edema anasarka, pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan kreatinin dari 0.9
mg/dl bulan sebelumnya menjadi 2.8 mg/dl, disertai hematuria 12 – 16/ LPB dengan proporsi
dismorfik 96%, anti-dsDNA > 200 IU/L dan komplemen C3 dan C4 menurun. Usulan
penatalaksanaan selanjutnya yang paling tepat pada kasus ini adalah?
a. IV pulse metilprednisolon 15 mg/kgBB/hari dievaluasi penyebab flare
b. Induksi dengan rituximab 375 mg/m2
c. Mengganti dengan tacrolimus 1 mg/ hari
d. Mengganti dengan azathioprine 2 x 50 mg
e. Mengganti dengan cyclosporine 2 x 50 mg

50. Seorang perempuan usia 75 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan jumlah urin yang keluar
menjadi berkurang sejak 2 hari ini. Pasien 1 minggu sebelumnya telah konsultasi ke dokter
praktek terkait tekanan darahnya yang dalam beberapa bulan ini terukur tinggi. Pada saat
pemeriksaan didapatkan tekanan darah 170/60 mmHg, sehingga oleh dokternya diberikan obat
antihipertensi. Berdasarkan informasi tersebut diatas, apakah obat yang paling mungkin sebagai
penyebab penurunan jumlah urin pada pasien ini?
a. Prazosin
b. Clonidine
c. Captopril
d. Bisoprolol
e. Amlodipine
51. Laki – laki 45 tahun, pekerjaan wiraswasta, mengeluh sering merasa lemas sejak 5 bulan yang
lalu. Sejak saat itu pasien sering berkeringat, gelisah, dan tidak sanggup menyelesaikan pekerjaan
rutin di kantor. Keluhan ini dirasakan tiba – tiba, lamanya mencapai 1 – 2 jam. Keluhan bersifat
hilang timbul dan pasien merasa nyaman bila diluar serangan, namun dalam 2 minggu terakhir
keluhan menjadi lebih sering. Pasien sering merasa gelisah dan sedih tetapi tidak tahu apa
penyebabnya. Terkadang pasien menangis sendiri tanpa penyebab yang jelas. Perasaan pasien
tidak menentu. Pasien mengaku sulit mengawali tidur karena gelisah, tidak ingin bunuh diri tapi
takut keluhan ini membawa kematian. Selama ini pasien teratur minum obat anti hipertensi yang
dialaminya sejak 4 tahun yang lalu. Saat general check-up didapatkan penurunan fungsi ginjal
ringan. 20 tahun yang lalu pasien pernah didiagnosis sakit liver namun menolak diperiksa lanjut.
Tatalaksana yang tepat untuk pasien ini adalah:
a. Psikoterapi
b. Psikoterapi, Alprazolam
c. Psikoterapi, Buspiron
d. Alprazolam
e. Buspiron

52. Seorang pria 25 tahun berdomisili di Maluku datang ke rumah sakit karena demam yang dialami
sejak 4 hari dari hari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang. kesadaran
kompos mentis, TD 110/80 mmHg, Denyut nadi 100 x / menit, suhu : 39 o c Frekuensi nafas 24
x/menit, konjungtiva anemis , sklera icterus , hepatosplenomegaly. Laboratorium Hb 7,5 g/dl ,
leukosit 6500 trombosit 110.000, didapatkan parasite malaria pada tetes tebal dan tipis. Dari
anamnesis didapatkan pasien menjalani perawatan terhadap malaria yang dideritanya 8 bulan yang
lalu dan dinyatakan sembuh. Berdasarkan Riwayat tersebut, saat ini pasien berada dalam keadaan
klinis perjalanan infeksi malaria :
a. Serangan primer
b. Periode latent
c. Rekrudensi
d. Rekurens
e. Relaps

53. Seorang laki-laki 35 tahun dating ke IGD dengan keluhan diare cair kadang disertai darah, nyeri
perut, mual, muntah,badan lemas, dan demam. Pasien sudah minum obat diare tapi keluhan tidak
berkurang. Pemeriksaan fisik didapatkan T: 100/70 mmHg, Nadi: 108x/menit, Rr: 22x/menit, t:
380C. Pada saat rawat inap pasien mengeluh kedua kaki terasa lemas, dan kebas sehingga pasien
tidak kuat untuk berjalan. Etiologi diare yang dapat menyebabkan keluhan tersebut adalah :
a. Entamoeba Hystolitica
b. Campylobacter jejuni
c. Vibrio cholerae
d. Yersinia enterolitica
e. Shigella

54. Seorang wanita, 41 tahun datang ke dokter dengan keluhan nyeri menelan dan demam. Enam
minggu yang lalu pasien menderita infeksi saluran napas bagian atas dan sembuh sendiri.
Pemeriksaan fisik tampak pembesaran kelenjar tiroid, nyeri (+) semakin meningkat saat
menggerakkan leher dan menelan. Pemeriksaan penunjang didapatkan hasil T4 = 16 ug/dL (4,6-12
ug/dL), T3 = 200 ng/dL (80-180 ng/dL), TSH = 0,3 uU/mL (0,5-6 u/mL), dan LED 30 mm/jam.
Tiga bulan kemudian, tidak didapatkan keluhan lagi dan fungsi tiroid kembali normal.
Kemungkinan penyebab terjadinya transien hipertiroid pada pasien adalah:
a. Subakut granulomatous tiroiditis
b. Limfadenopati viral
c. Graves disease
d. Nodul tiroid
e. Subakut limfositik tiroiditis

55. Seorang Pria usia 56 tahun datang berobat dengan keluhan benjolan di leher kiri sejak 1 bulan lalu
dan semakin membesar sampai seukuran 7x7 cm hingga kini tetapi tidak nyeri. Keluhan disertai
telinga tuli sejak 2 minggu terakhir. Pasien juga mengatakan tidak nafsu makan karena sulit
menelan dan berat badan menurun 3 kg dalam 1 bulan. Pasien sempat dilakukan biopsi dengan
jarum dan dinyatakan metastatic undifferentiated carcinoma. Pada kasus ini, Langkah selanjutnya
yang dilakukan yang paling tepat dilakukan adalah:
a. CT Scan Kepala tanpa kontras
b. CT scan Kepala dengan Kontras
c. Kemoterapi cisplatin-5FU disertai radiasi eksterna
d. Kemoradiasi
e. Pemeriksaan nasoendoskopi

56. Pasien, Ny S, 73 tahun mengeluhkan nyeri lutut kanan dan kiri yang memberat sejak 1 minggu
sebelum masuk rumah sakit. Seminggu lalu kedua lutut terasa sakit terutama saat mau duduk dan
berjalan sehingga lebih banyak berpegangan untuk menghindari jatuh. Telapak kaki dan tangan
kesemutan tapi tidak menjalar. Sebelumnya pasien menggunakan obat counterpain namun nyeri
tidak hilang. Lima tahun lalu pasien pernah menderita stroke, sudah pulih namun pendengaran
telinga kiri berkurang.Pasien sudah tidak bekerja sebagai penjahit. Pasien menikah dan dikaruniai
2 anak dan 4 cucu. Pasien menghadiri pengajian seminggu sekali. Tidak ada caregiver. Pasien
tinggal bersama suami dan anaknya di rumah yang berlantai keramik, penerangan cukup, kloset
duduk, dan tangga berpegangan. Riwayat jatuh (-). Pasien makan 1x sehari. Pemeriksaan Fisik:
TD 125/80 mmHg (duduk), nadi 80x/menit, TB 155 cm, BB 61 kg suhu afebris. Pasien memakai
kacamata, operasi retina mata kiri karena ada selaput di retina, gangguan pendengaran (+) kiri
pasca stroke, OH baik, gigi palsu (+) terpasang baik. Jari kaki halux valgus sejak muda. Lutut
kanan terasa lebih nyeri, bengkak (-), merah (-), kaku (-), krepitasi (+), skor VAS 5. Tes
keseimbangan DBN kecuali balans satu kaki berpegangan. MMSE 29, GDS tidak menunjukkan
gejala depresi, indeks Barthel 19, skor IADL 9. Impairment: OA genu, halux valgus, dan
gangguan pendengaran pasca stroke. Disability (-), Handicap (-). Rencana terapi pada pasien ini:
a. Program Rehabilitasi medik saja
b. Asetaminofen, cefixim
c. meloksikam, glukosamin, kondroitin
d. asetaminofen, glukosamin dan kondroitin
e. semua benar
57. Perempuan, 36 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan ada benjolan di payudara kanan yang
kadang-kadang nyeri dan semakin membesar dalam 3 bulan terakhir. Pasien mengalami
penurunan berat badan dan merasa ada benjolan di ketiak kanan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan konjungtiva anemis, teraba massa pada mammae kanan bagian lateral yang teraba
keras, tanpa disertai perubahan struktur kulit. Biopsi menunjukkan: ductal carcinoma insitu.
Pemeriksaan radiologis tidak menunjukkan adanya metastase dan keterlibatan lymphnode.
Langkah selanjutnya yang tepat untuk diberikan pada pasien ini setelah dilakukan radikal
mastektomi adalah:
a. Kemoterapi dengan regimen Fluorouracyl, Epirubicin dan Cyclophosphamide
b. Pemberian terapi hormonal exemestane
c. Pemberian terapi hormonal tamoxifen
d. Pemberian terapi radiasi
e. Pasien dilakukan monitor dan pemeriksaan berkala

58. Seorang pasien datang dengan keluhan muntah darah sejak 10 jam yang lalu, tercatat sudah 4 kali
pasien muntah. Muntahan berupa sisa makanan bercampur bekuan darah berwarna merah
kehitaman. Endoskopi menunjukkan ulcus di gaster, setelah penanganan di rumahsakit selama 7
hari pasien dipulangkan , Data hasil urea breath tes positif. Terapi yang disarankan?
a. Amoxillin + PPI + Claritromycin 7-14 hari
b. PPI 4 minggu
c. Claritromycin tunggal 14 hari
d. Bismuth Sulfat + antasida 2 minggu
e. PPI + amoxicillin selama 8 minggu

59. Seorang Laki-laki 58 tahun datang dengan ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan muntah darah
dan BAB hitam sejak 1 hari yang lalu. Pasien diketahui memiliki riwayat minum jamu pegal linu
sejak 1 tahun terakhir karena punggung bawah sering dirasakan nyeri saat beraktivitas. Pada
pemeriksaan gastroskopi didapatkan perdarahan arteri menyembur dan sumber perdarahan tidak
tampak. Yang seharusnya dilakukan pada pasien tersebut :
a. Skleroterapi atau ligasi
b. Pemasangan Tamponade Sengtaken Blakemore tube
c. Penyuntikan obat hemostatik
d. Angiografi
e. Inj Adrenalin 1:10.000 0,5-1cc
60. Seorang wanita berusia 65 tahun, dibawa ke IGD RS dengan keluhan nyeri dada kiri sejak 3 jam
yang lalu. Keluhan dirasakan semakin memberat dan disertai dengan sesak nafas. Hasil
pemeriksaan didapatkan pasien tampak obese; GCD 345 (gelisah); TD 80/50 mmHg; N 136x/m;
RR 24x/m; SpO2 91%; Suhu aksiler 36,8oC. Riwayat DM > 10 tahun tidak terkontrol. Hasil ECG
pasien sebagai berikut : (Gambar 2). Jarak PCI center terdekat adalah 2 jam perjalanan dari
RS Anda. Tatalaksana yang tepat bagi pasien tersebut adalah :

a. Oksigen, loading dose ASA & CPG, Inotropik, Drip Heparin, rawat ICCU
b. Oksigen, loading dose ASA & CPG, Inotropik, Drip Heparin, rujuk PCI center
c. Oksigen, loading dose ASA & CPG, Streptokinase 1.5 juta unit, Heparin, rawat ICCU
d. Oksigen, loading dose ASA & CPG, Inotropik, Streptokinase 1.5 juta unit, Heparin, rawat
ICCU
e. Oksigen, loading dose ASA & CPG, Inotropik, Streptokinase 1.5 juta unit, rujuk PCI center

61. Seorang pria 19 tahun datang dengan keluhan alergi yang berulang, pasien tidak mengetahui alergi
yang menyebabkan pasien. Pasien datang dengan maksud berkonsultasi mengenai pemeriksaan
alergi yang mungkin menjadi penyebab alergi pada pasien. Anda mengusulkan challenge test pada
pasien ini. Hal berikut yang benar mengenai challenge test adalah?
a. Drug challenge test boleh dilakukan pada pasien dengan riwayat SJS bila kondisi sudah stabil
b. Sebagian besar obat dapat dilakukan drug challenge test
c. Semua pasien yang akan menjalani challenge test sebaiknya tetap melanjutkan pengobatan
antihistamin karena adanya risiko munculnya alergi ketika challenge
d. Pemberian food challenge test dapat diberikan dengan bertahap setiap 15 menit dengan
evaluasi tekanan darah, PEFR dan gejala yang muncul
e. Challenge test dapat dilakukan dengan mudah dan hasilnya diketahui segera.
62. Seorang laki-laki 24 tahun dirujuk dari klinik pratama ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan
episode sinkop saat sedang bermain bola basket 2 hari yang lalu. Pasien tidak ingat saat kejadian,
tetapi dia diinfokan jika mengalami kolaps saat sedang berlari. Saat sadar dia mendapatkan adanya
beberapa memar pada siku dan dahi akibat jatuhnya. Sebelumnya pasien merupakan individu yang
aktif, namun akhir-akhir ini sering mengeluhkan nyeri dada ketika aktivitas fisik berat sehingga
pasien sedikit membatasi aktivitas. Ayah pasien memiliki riwayat pembesaran jantung dan
meninggal di usia 44 tahun ketika sedang bersepeda di tanjakan curam, yang dicurigai akibat
serangan jantung mendadak. Pada auskultasi jantung didapatkan adanya murmur mid-sistolik
crescendo-decrescendo grade III/IV, yang meningkat intensitasnya dengan manuver Valsava.
Hasil perekaman EKG sebagai berikut: (Gambar 4). Masalah yang paling mungkin dialami
oleh pasien adalah:

a. Hypertrophic obstructive cardiomyopathy (HOCM)


b. Ventricular Septal Defect (VSD)
c. Atrial Septal Defect (ASD)
d. Rheumatic Heart Disease (RHD)
e. Valvular Heart Disease

63. Seorang laki-laki usia 60 tahun datang ke poliklinik puskesmas dengan keluhan cepat lelah saat
aktivitas yang agak berat. Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 170/90 mmHg, nadi 110
x/menit. EKG menunjukkan LVH. Obat anti hipertensi yang paling sesuai untuk pasien ini adalah
a. Thiazide dan amlodipine
b. Diltiazem dan bisoprolol
c. Lisinopril dan valsartan
d. Lisinopril dan bisoprolol
e. Spironolactone dan thiazide
64. Seorang laki – laki usia 40 tahun, datang ke unit gawat darurat dengan demam tinggis elama 7
hari, disertai lemas, nyeri seluruh badan, muntah – muntah dan tidak buang air kecil selama 12
jam terakhir. Pasien adalah seorang petani, belum pernah sakit serupa sebelumnya. Pada
pemeriksaan jasmani didapatkan tekanan darah 130 / 80 mmHg, frekuensi nadi 108x/menit,
frekuensi napas 24x/menit, suhu 39oC. Terdapat conjunctival suffusion, sclera ikterik, dan nyeri
tekan pada musculus gastrocnemius. Apa penyebab yang paling sesuai kondisi pasien diatas?
a. Kolangitis akut
b. Tifoid toksik
c. Malaria berat
d. Well’s disease
e. Hepatitis virus akut

65. Wanita usia 32 tahun datang dengan keluhan mudah lelah dan membesar dalam 4 bulan terakhir.
Pasien juga mengeluh mual dan perut terasa penuh seminggu terakhir. Pasien memeriksakan diri
ke dokter didapatkan pemeriksaan fisik berupa splenomegaly schuffner 6,. Hasil lab pasien
didapatkan Hb 9,2 gr/dl, WBC 130.342 /µL, PLT 95.000/µL, Ureum 36,5 mg/dl dan Creatinin 1,5
mg/dl LDH 1240 U/L, dengan evaluasi hitung jenis darah eosinofil 3%, basofil 20%, neutrofil 50
%, Limfosit 5%, Monosit 2%, Promyelosit 8%, myelosit 4%, metamyelosit 2%. Apa Diagnosis
pada pasien ini?
a. Acute Myeloblastic Leukemia tipe M3
b. Acute Limfoblastik Leukemia tipe L1
c. Chronic Myeloid Leukemia fase kronik
d. Chronic Myeloid Leukemia fase Akselerasi
e. Chronic Limfositik leukemia RAI stadium IV

66. Wanita, 34 tahun memiliki riwayat panjang keluhan medis yang mencakup hampir semua sistem
organ. Dia mendeskripsikan dirinya mengalami sakit sejak usia muda. Dia minum total 25 macam
obat yang diresepkan dokter dan obat bebas, termasuk prednisone dan obat antinyeri yang
bermacam-macam. Assesment komprehensif menunjukkan hanya sedikit bukti penyakit objektif.
Mana intervensi berikut yang tepat diberikan?
a. Rujuk ke dokter ahli psikiatri?
b. Rujuk ke teman sejawat lain?
c. Mengirim ke RS untuk rawat inap?
d. Merekomendasikan untuk datang ke IGD bila diperlukan?
e. Dijadwalkan kunjungan dokter ke kantor pasien tiap bulan

67. Seorang pasien laki-laki usia 65 tahun adalah penderita hipertensi yang sudah lama, akhirnya
berkembang menjadi penyakit ginjal stadium akhir. Pasien menjalani peritoneal dialisis sejak 1
tahun yang lalu dan kondisi klinis membaik tanpa gejala uremik. Beberapa hari terakhir pasien
mengeluh mual, demam ringan dan nyeri perut, dan terjadi kekeruhan pada cairan dialisatnya.
Akhirnya pasien di rawat di RS selanjutnya dilakukan analisis cairan dialisat dan kultur. Analisis
cairan dialsiat didapatkan hitung sel darah putih 125/mm3 dengan 85% merupakan sel netrofil
polymorphonuclear. Apa organisme yang paling mungkin ditemukan pada kultur cairan dialisat
pasien tersebut ?
a. C. albicans
b. E. coli
c. M. tuberculosis
d. P. aeruginosa
e. S. aureus
68. Laki-laki berusia 67 tahun yang dirawat di bangsal bedah setelah menjalani operasi proximal
femoral nail anti rotation (PFNA), tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran, pucat, dan
berkeringat. Dilakukan stabilisasi, lalu dikonsulkan ke penyakit dalam didapatkan tekanan darah
80/40 mmHg, akral dingin, nadi 120x/menit kecil dan cepat, frekuensi nafas 24x/ menit, hepato
jugular reflux positif, bunyi jantung P2 mengeras, terdapat right-sided gallop rhytm. Setelah
dilakukan stabilisasi awal, pasien sadar tetapi mengeluh nyeri hebat pada dada. Analisa gas darah
PaO2 82 mmHg, PaCo2 32 mmHg. Bagaimanakah gambaran radiologi yang paling mungkin
untuk menegakkan diagnosa di atas?
a. Pembesaran arteri pulmonalis desendens, peningkatan diafragma bilateral, densitas dan
hiperlusen pada paru
b. Pembesaran arteri pulmonalis desendens, penurunan diafragma bilateral, hiperlusen pada paru
c. Pembesaran arteri pulmonalis asendens, penurunan diafragma sisi lesi, densitas dan hiperlusen
pada paru
d. Pembesaran arteri pulmonalis asendens, peningkatan diafragma bilateral, densitas dan
hiperlusen pada paru
e. Pembesaran arteri pulmonalis desendens, peningkatan diafragma sisi lesi, densitas dan
hiperlusen pada paru

69. Wanita usia 50 tahun datang dengan keluhan mudah lelah dan perut membesar dalam 4 bulan
terakhir. Pasien juga mengeluh mual dan perut terasa penuh seminggu terakhir. Pasien
memeriksakan diri ke dokter, dilakukan USG abdomen dan hasilnya terdapat splenomegaly dan
hepatomegaly tanpa ada kelainan yang lain. Hasil lab pasien didapatkan Hb 9,8 gr/dl, WBC
128.780 /µL, PLT 345.000 /µL, Ureum 36,5 mg/dl dan Creatinin 1,5 mg/dl LDH 1240 U/L.
Pemeriksaan lanjutan apa yang paling tepat dilakukan untuk menegakkan diagnosis secara
lengkap pada pasien ini?
a. Bone Marrow Aspiration
b. Bone Marrow Biopsy
c. Evaluasi Philadelphia krosomom
d. Hapusan Darah tepi
e. Reticulocyte count

70. Seorang wanita, 34 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang yang memberat saat bangun
tidur, sesekali disertai dengan nyeri di bokong saat tidur malam sehingga terbangun. Pasien juga
mengeluhkan nyeri sendi di jari-jari kedua kaki pada pagi hari dan berangsur membaik dengan
aktivitas. Pemeriksaan fisik dengan manuver Gaenslen dan Patrick didapatkan nyeri. Apakah
usulan pemeriksaan lanjutan awal untuk menegakkan diagnosis?
a. MRI pelvis
b. Foto polos pelvis
c. HLA-B27
d. CT-scan pelvis
e. Asam urat serum
71. Laki laki 80 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas dan dada terasa seperti diremas
yang memberat sejak 2 hari lalu. Sesak nafas sudah dialami sejak usia muda terutama bila terpapar
debu dan sembuh bila menggunakan salbutamol. Sejak 2 tahun terakhir keluhan sesak nafas
dirasakan muncul setiap hari. Batuk dan berdahak sejak 3 bulan yang memberat sejak 1 bulan
terakhir. Pasien mengaku sering merokok dan menghabiskan 10 pack pertahun sejak umur 20
tahun dan berhenti 4 tahun lalu. Pasien merokok sekitar 2 bungkus per hari. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan tinggi badan 163 cm, berat badan 60 kg, hemodinamik stabil, frekuensi nafas
28x/menit, teratur, Hitung jenis eusinofil darah tepi ≥ 300 sel/µL, paru didapatkan sela iga
melebar, suara nafas bronkhial disertai wheezing. Pada pemeriksaan spirometri didapatkan :

Diagnosis pada pasien ini

a. Asma bronchiale
b. PPOK
c. SOPT
d. ACOS
e. Penyakit paru restriktif

72. Pria 66 tahun melakukan general check up. Anamnesis tidak ada keluhan. Pemfis tidak ditemukan
kelainan. Hasil lab.: darah rutin dalam batas normal; LED 45/-, GDP 155 mg/dl, A1c 7%, asam
urat 8 mg/dl, HDL 100 mg/dl, LDL 80 mg/dl. Diagnosis pria ini adalah ....
a. DM + dislipidemia
b. Dislipidemia
c. DM + hiperurisemia asimptomatik
d. Hiperurisemia asimptomatik
e. Diabetes melitus

73. Wanita usia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan tidak memiliki semngat hidup. Kedua
orang tua pasien baru saja meninggal karena sakit. Sejak saat itu pasien cenderung mengurung diri
di rumah dan tidak memiliki minat melakukan hobi atau aktivitas yang biasanya dilakukan pasien.
Pasien kadang tidak mandi hingga 2-3 hari, makan tidak teratur dan sulit tidur. Berikut ini yang
termasuk ke dalam gejala utama gangguan depresi major menurut DSM-V adalah
a. Konsentrasi dan perhatian berkurang
b. Harga diri dan kepercayaan berkurang
c. Kehilangan minat dan kegembiraan, anergi, afek depresi
d. Nafsu makan berkurang
e. Tidur terganggu
74. Seorang wanita berusia 70 tahun, datang ke klinik untuk melakukan vaksinasi pneumokokal.
Pasien ini sebelumnya sudah pernah vaksin PCV13 4 bulan yang lalu. Saat ini pasien
berkonsultasi untuk kebutuhan vaksinasi Pneumokokal berikutnya. Yang menjadi rekomendasi
pada pasien ini adalah?
a. Pasien tidak perlu diberikan vaksinasi pneumokokal lagi
b. Pasien perlu diberikan vaksinasi PPSV23 1 tahun setelah vaksinasi PCV13
c. Pasien perlu diberikan vaksinasi PPSV23 minimal 8 minggu setelah vaksinasi PCV13
d. Pasien perlu diberikan vaksinasi PCV13 booster setiap 1 tahun sekali
e. Pasien perlu diberikan vaksinasi PCV13 setiap 5-7 tahun

75. Seorang wanita yang sudah terdiagnosis Sjogren syndrome sejak 6 tahun lalu mengeluhkan
pembengkakan pada kelenjar parotis sejak 3 bulan terakhir. Dia juga mengeluhkan pembesaran
kelenjar getah bening pada daerah leher. Pemeriksaan darah menunjukkan leukopenia dan kadar
komplemen C4 rendah. Apakah diagnosis yang mungkin?
a. Amyloidosis
b. Chronic pancreatitis
c. HIV
d. Lymphoma
e. Secondary Sjögren’s syndrome

76. Perempuan, 46 tahun datang untuk konsultasi karena ada benjolan di lehernya. Benjolan
berukuran sekitar 3 cm kenyal dan tidak nyeri. Pasien merasakan benjolan ini sejak 2 bulan
terakhir, dirasakan ukurannya relatif tetap sampai saat ini. Pemeriksaan laboratorium yang dibawa
pasien menunjukkan penurunan dari kadar kalsium serum. Mana dari pilihan dibawah ini yang
paling mungkin untuk pasien ini?
a. Anaplastik karsinoma
b. Medullary Karsinoma
c. Follicular karsinoma
d. Parathyroid karsinoma
e. Papillary karsinoma

77. Wanita 20 tahun datang dengan keringat malam, BB turun 7,5 kg dan didapatkan benjolan di leher
kiri, tidak nyeri. Pemeriksaan fisik menunjukkan Pembesaran kelenjar Leher kiri, sub mandibula
ukuran 1-2 cm multiple, non tender, ruberry dan mobile. Hasil Lab Anemia Normochrome
Normocyter. Hasil CT scan R.Leher didapatkan adanya pembesaran kelenjar di leher kiri dan
supraclavicula. Hasil biopsi pasien tersebut Classical Hodgkin Lymphoma. CT scan thorax
abdomen dan pelvis menunjukkan lymphadenopathy dan lesi pada spleen. Manakah stagging yang
paling tepat untuk pasien ini :
a. Stadium IIA
b. Stadium IIB
c. Stadium IIIA
d. Stadium IIIB
e. Staidum IV

78. Seorang pria, 56 tahun penderita hipertensi dan perokok berat datang ke IGD RSUP HAM dengan
keluhan nyeri dada kiri yang dirasakan sejak 30 menit sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik pasien
dalam kondisi hemodinamik stabil, tidak dijumpai adanya tanda kongesti pulmonal dan perifer.
Pada pemeriksaan EKG sebagai berikut : Managemen selanjutnya yang paling TEPAT pada kasus
di atas adalah:

a. Primary PCI
b. fibrinolitik
c. CT angiography
d. Dobutamine stress echo
e. EKG serial

79. Seorang pria 70 tahun dibawa ke unit gawat darurat dengan nyeri dada akut, depresi segmen ST
pada EKG dan sinus bradikardia. Terapi tambahan mana yang tidak tepat pada pasien ini?
a. Nitrogliserin IV
b. Betablocker
c. Statin
d. Terapi Oksigen
e. ISDN

80. Wanita 57 tahun, adeno CA paru advance. Pasien paska kemoterapi 2 siklus. Pemeriksaan fisik:
dispneu, RR 28 x/menit, saturasi O2 90%, leukosit 8000/mm3, prokalsitoin 0.23, rontgentorak:
multiple nodul metastasis dan efusi pleura pada kedua paru. Tatalaksana yang terbaik pada pasien:
a. Palliative care dan NRM 10 lpm
b. Kemoterapi dan rawat ICU
c. Kemoterapi dan NRM 10 lpm
d. Palliative treatment dan NRM 10 lpm
e. NRM 10 lpm dan rawat ICU
81. Seorang pria 64 tahun datang dengan keluhan sesak napas saat aktivitas dan batuk sejak 2 tahun.
Gejala ini dimulai sejak 1 tahun yang lalu dengan gejala awal yang dirasakan pasien dyspneu
ringan dengan olahraga berat, batuk intermiten nonproduktif. Pasien tidak pernah merokok. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 128/76 mmHg, HR 88x/menit, dan RR 14x/menit, Suhu Aksilla
37,0 °C, Saturasi O2 91% udara ruang, BMI 28. Tidak didapatkan distensi vena jugular atau
limfadenopati supraklavikula. Pemeriksaan paru didapatkan ronki kering di basal bilateral dan
pemeriksaan jantung dalam batas normal. Pada ektremitas didapatkan clubbing finger tanpa edema
perifer. Gambaran CXR didapatkan penebalan interstisial di basal paru bilateral. Manakah
pemeriksaan lanjutan yang paling sesuai?
a. CT Scan dada dengan kontras
b. CT Scan dada tanpa kontras
c. CT Pulmonary Angiography
d. HRCT
e. Echocardiography

82. Seorang pasien Wanita usia 20 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri saat berkemih sejak 3
hari yang lalu. Pasien juga mengeluh berkemih menjadi lebih sering, tetapi jumlahnya sedikit.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/60 mmHg, nadi 80x/menit, pernapasan 20x/menit,
suhu 36,70 C. Didapatkan nyeri pada penekanan suprapubik. Pada pemeriksaan urinalisis
didapatkan leukosit penuh, eritrosit 2-3/LPB, bakteri +2. Apa terapi empirik yang paling sesuai
untuk pasien ini ?
a. Cotrimoxazole 2x480mg selama 7 hari
b. Cotrimoxazole 2x960mg selama 3 hari
c. Ciprofloksasin 2x500mg selama 7 hari
d. Moksifloksasin 1x400 mg dosis tunggal
e. Levofloxacin 1 x 500 mg selama 7 hari
83. Wanita usia 33 tahun datang ke IGD sejak 2 bulan demam naik turun, lethargy, penurunan BB,
dan nyeri kepala. Ayah pasien 20 tahun yang lalu meninggal karena infeksi paru-paru kronis.
Pemeriksaan vital sign didapatkan TD 114/70 mmHg, HR 94x/menit, RR 20x/menit, Tax 38.6°C,
BMI 20. Pemeriksaan fisik dan neurologis dalam batas normal. Pasien dilakukan analisis CSF
dengan hasil : - WBC 275/ul. (275x106) dengan limfosit 98% - Glukosa 30 mg/dI. (1,7 mmol L) -
Protein 250 mg dI. (2500 mg L) -CSF opening pressure 150 mm H2O. Pemeriksaan darah lengkap
dan serum elektrolit dalam batas normal. Pemeriksaan PCR menunjukkan hasil positif
Mycobacterium tuberculosis. Hasil pemeriksaan CT Scan adalah sebagai berikut :

Selain memulai OAT, manakah terapi yang paling sesuai pada kondisi diatas?
a. Acetazolamid 3x500 mg
b. Dexamethason 12 mg selama 3 minggu kemudian dilakukan tappering off
c. Dexamethason 10 mg selama 3 minggu kemudian dilakukan tappering off
d. Furosemide 3x40 mg
e. Tindakan Ventriculoperitoneal shunt
84. Wanita 35 Tahun Datang Ke Poliklinik Dengan Keluhan Rasa Lelah Berulang. Rasa Lelah Makin
Hari Semakin Memberat. Rasa Lelah Dirasakan Kurang Lebih 8 Bulan. Pasien Merupakan
Seorang Sekretaris Dan Ibu Rumah Tangga Dari 2 Orang Balita. Rasa Lelah Tidak Hilang Dan
Sulit Konsentrasi Sehingga Mengganggu Aktifitasnya Dan Akibatnya Banyak Pekerjaan Kantor
Yang Tidak Selesai. Rasa Lelah Tidak Hilang Meskipun Pasien Sudah Beristirahat. Pasien Juga
Mengeluh Semakin Sulit Tidur Di Malam Hari, Nyeri Otot Dan Persedian, Nyeri Kepala Dan
Kadang Demam. Dari Pemeriksaan Fisik Didapatkan Pasien Compos Mentis Dengan Tekanan
Darah 120/80 Mmhg, Nadi 86x/Menit, Rr 20x/Menit Tax 37,9° C. Diagnosa Yang Tepat Pada
Pasien Ini Adalah :
a. Depresi
b. Sindrom Lelah Kronik
c. Fibromialgia
d. Panic Disorder
e. Sindrom Hiperventilasi

85. Seorang laki-laki, 28 tahun, mengeluh diare selama 1 bulan, diare tidak didapatkan darah, kadang
didapatkan diare seperti bercampur minyak. Pasien mengeluh didapatkan perut terasa kembung
dan berat badan menurun 3 kg dalam 1 bulan ini.Pasien sudah dilakukan kolonoskopi dan EGD.
Dari hasil biopsi duodenum didapatkan atrofi vilous. Terapi apa yang cukup efektif dan dapat
anda berikan pada pasien ini? :
a. Cotrimoxazol dan Fe
b. Levofloxasin dan asam folat
c. Tetrasiklin dan asam folat
d. Amoksisilin dan Fe
e. Claritromisin dan PPI
86. Perempuan, 56 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak napas mendadak sekitar 2 jam
sebelumnya. Sesak didahului dengan demam yang langsung tinggi. Keluhan lain yg dirasakan
adalah mual, muntah, dan kram pada lengan kanan. Pasien menyangkal memiliki penyakit jantung
atau paru sebelumnya. Riwayat alergi tidak ada. Sekitar 10 hari yang lalu, pasien menerima vaksin
ChAdOx1 nCoV-19 dosis pertama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 456, TD 124/78
mmHg; N 122 x/menit (regular); RR 27x/menit; SpO2 tanpa suplementasi oksigen 89%. Pada
auskultasi toraks didapatkan suara jantung kedua mengeras; dan edema pada ekstremitas atas
kanan. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 12,3 gr/dL, WBC 11.900 u/L, PLT 61.000 u/L, d-
dimer 5,2 mg/L, fibrinogen 270 mg/L; dengan hasil ECG seperti berikut:

Patofisiologi yang mendasari fenomena di atas adalah:


a. Defisiensi ADAMTS13 didapat karena adanya autoantibodi anti-ADAMTS13
b. Gangguan hemostasis akibat adanya antiplatelet dan sel T spesifik antigen
c. Infeksi virus SARS-CoV-2 yang menginvasi sel stromal sumsum tulang
d. Pembentukan trombin akibat deposisi fibrin di mikrosirkulasi serta konsumsi platelet pada
kondisi akut
e. Proses autoimun dengan autoantibodi terhadap Platelet Factor-4 (PF4)
87. Seorang pasien laki-laki usia 66 tahun menderita diabetes mellitus yang sudah lama dan PGK
stadium V yang menjalani hemodialisis regular sejak 2 tahun ini. Pada saat berdiri setelah HD
selesai, pasien tiba-tiba terjatuh. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan, didapatkan pasien kondisi
sadar, TD 86/42 mmHg, nadi 120 x/menit, akral teraba dingin, dan tidak ada kelemahan anggota
gerak. Pasien mendapatkan terapi rutin amlodipine 1x10 mg, candesartan 1x16 mg dan clonidine
3x 0,15 mg dan TD terkontrol rerata 140/90 mmHg. Kenaikan berat badan antar HD rerata 1,5 kg.
Apa kondisi yang paling mungkin sebagai penyebab kondisi pasien diatas?
a. Suhu dialisat yang terlalu rendah
b. Efek clonidine yang terbuang saat HD
c. Efek antihipertensi yang berlebihan
d. Gangguan respon otonom
e. Ultrafiltrasi melebihi berat kering

88. Seorang pria umur 45 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan panas sejak 3 hari yang lalu,
keringat dingin, gelisah, nyeri otot-otot, tidak ada riwayat bepergian ke luar pulau sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak letargis, tekanan darah dan nadi tidak terukur,
respirasi 30 kali/menit, suhu 39.4oC, mata tampak sedikit ikterik, tidak terdapat ruam di anggota
gerak. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 16,5 g/dL, HCt 53%, leukosit 2.100 /mm3,
trombosit 45.000/mm3, SGOT 98 U/L, SGPT 108 U/L, GDS 108 mg/dL, BUN 50 mg/dL,
kreatinin 2,3 mg/dL, natrium 147 mEq/L, kalium 3,7 mEq/L, chlorida 105 mEq/L, NS-1 (+)
positif. Pasien telah diberikan resusitasi bolus cairan kristaloid sebanyak dua kali selama 60 menit
Paska pemberian kristaloid tidak didapatkan perbaikan hemodinamik dan Hematokrit 39 %,
tindakan selanjutnya yang paling tepat adalah:
a. Pemasangan kateter vena central
b. Transfusi PRC 5 ml/kgBB
c. Bolus tambahan kristaloid 30 ml/kgBB dalam 15-30 menit
d. Bolus tambahan cairan koloid 20 ml/kgBB dalam 15-30 menit
e. Pemberian norepinefrin drip intravena
89. Seorang wanita 25 tahun dating ke UGD dengan keluhan hidung buntudan mimisan ber ulang.
Pasien tidak pernah merasa demam, keringat malam dan penurunan berat badan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan temperature 36.8oC Tekanan darah 126/74 mmHg, RR 20x/mnt.
Didapatkan ptechiae pada mucosa mulut. Tidak teraba lymphadenopathy atau splenomegaly.
Hapusan darah tepi didapatkan gambaran seperti di bawah ini :

Apakah diagnosa yang paling tepat untuk pasien ini :


a. Chronic Myeloid Leukemia
b. Chronic Lymphocitic Leukemia
c. Infeksi Mononucleosis
d. Acute Myeloid Leukemia

90. Seorang laki-laki, 26 tahun datang berobat karena keluhan sesak nafas hilang timbul sejak 6 bulan
terakhir, sesak nafas disertai mengi terkadang batuk yang memberat di malam hari. Pasien selama
ini mendapatkan inhalasi salbutamol 2 x sehari, namun keluhan masih belum membaik
sepenuhnya. Pada pemeriksaan fisik saat ini tidak didapatkan kelainan. Manakah dari pemeriksaan
penunjang berikut yang hasilnya mungkin sesuai dengan kasus ini?
a. Radiologi paru didapatkan hiperaerasi
b. Radiologi paru menunjukan peningkatan corakan vaskuler
c. Peningkatan eosinofil darah
d. Spirometri menunjukkan FEV1/FVC 60%
e. Spirometri menunjukkan FVC 65%
91. Seorang laki – laki 78 tahun dibawa keluarga ke poliklinik geriatri untuk kontrol rutin. Dari
pemeriksaan Mini Nutritional Assessment (MNA) didapatkan skor 10, dilakukan pengkajian
lanjutan didapatkan skor indicator malnutrisi 19. Riwayat sakit stroke 2 bulan yang lalu. Saat ini
pasien lebih banyak beraktivitas di tempat tidur saja. Tidak ditemukan adanya ulkus decubitus.
Bagaimana dukungan nutrisi enteral jangka Panjang pada pasien tersebut?
a. Target pemberian kalori 25 kkal/kgBB/hari, protein 20%, cairan 35 ml/kgBB/hari
b. Target pemberian kalori 35 kkal/kgBB/hari, protein 25%, cairan 30 ml/kgBB/hari
c. Target pemberian kalori 35 kkal/kgBB/hari,protein 25%, cairan 25 ml/kgBB/hari
d. Target pemberian kalori 35 kkal/kgBB/hari, protein 20%, cairan 25 ml/kgBB/hari
e. Target pemberian kalori 30 kkal/kgBB/hari, protein 25%, cairan 25 ml/kgBB/hari

92. Seorang wanita 63 tahun datang berobat ke poliklinik penyakit dalam untuk pemeriksaan
lengkap/medical general check-up. Tidak ada keluhan yang berat, hanya nyeri/ ngilu sendi lutut.
Sudah menopause kurang lebih 5 tahun lalu. Tidak ada diabetes, hipertensi, penyakit jantung,
maupun mengkonsumsi obat-obatan/ jamu- jamuan. Pemeriksaan fisis: TB 143 cm, BB 48 kg.
Tensi 130/80 mmHg. Nadi 92x/menit. Pernapasan 20x/menit, suhu afebris. Pemeriksaan leher,
dada, jantung, abdomen, tidak ada kelainan. Pemeriksaan gold standar yang saudara anjurkan
untuk melakukan skrining kejadian osteoporosis pada pasien ini adalah ....
a. foto patella
b. DEXA
c. Kadar kalsium darah
d. Kadar osteocalcin
e. NTx urine

93. Seorang laki-laki, 51 tahun, datang dengan keluhan kuning yang timbul mendadak sejak 1 hari
SMRS. Pada satu minggu SMRS, pasien demam tinggi kemudian tidak demam hingga saat masuk
SMRS. Badan pasien terasa pegal terutama di daerah punggung dan panggul. Pasien sempat batuk
darah, tanpa disertai dahak, kencing tampak kemerahan dan menjadi lebih sedikit daripada
biasanya. Saat dilakukan pemeriksaan laboratorium, didapatkan kadar hemoglobin 9,4 gr/dL,
leukosit 16.334/uL, trombosit 44.000/uL, bilirubin total 19 mg/dL, bilirubin direk 15 mg/dL, kadar
ALP dan GGT dalam batas normal. Pada sekitar 2 minggu SMRS, pasien sempat membersihkan
saluran air yang mampat setelah banjir. Dari pemeriksaan USG abdomen tidak didapatkan
pelebaran duktus bilier dan gambaran parenkim ginjal kesan dalam batas normal. Riwayat sakit
kuning sebelumnya disangkal. Manakah terapi farmakologis yang paling tepat pada kasus diatas:
a. Pemberian Ceftriaxon intravena 1x1 gram selama 7 hari
b. Pemberian Penicillin G intravena 1x1,5 juta unit selama 7 hari
c. Pemberian Ampicillin intravena 2x1 gram selama 7 hari
d. Pemberian Amoksisilin oral 4x500 mg selama 7 hari
e. Pemberian Doksisiklin oral 2x100 mg selama 7 hari

94. Berikut ini adalah obat antidepresan yang termasuk golongan RIMA (Reversible Inhibitory
Monoamine Oxidase type A)…
a. Venlafaksin
b. Sertralin, fluoksetin
c. Tianeptin
d. Moklobemid
e. Mirtazapin
95. Laki 64 tahun, pensiunan tentara diantar oleh istrinya berobat ke poliklinik. Keluhannya kedua
sendi lutut sakit sejak 9 bulan yang lalu. Pasien pernah terjatuh saat berperang. Pemeriksaan fisik
didapatkan TB 163 cm, BB 70 kg. VS, jantung, paru, abdomen dbs, didapatkan krepitasi genu
bilateral. Masalah jangka panjang yang dapat terjadi pada pasien ini terkait dengan keluhannya
adalah :
a. Infection
b. Ianiation
c. Impaction
d. Instability
e. Impecunity

96. Seorang lelaki 65 tahun dengan keluhan hamper jatuh saat berubah posisi. Badan terasa ringan dan
melayang. Pasien dilakukan tes uji up and go dengan hasil 32 detik. Pasien juga menderita OA
sudah dalam terapi. Pasien dilakukan pemeriksaan TD 140/80 saat duduk dan 110/70 saat berdiri.
Penyebab keluhan hamper jatuh di atas adalah:
a. Efek samping obat
b. Transient Ischemic Attack
c. Insufisiensi vertebrobasilar
d. Penurunan sensitivitas baroreseptor
e. Peningkatan komplians ventrikel kiri

97. Seorang laki-laki berusia 30 tahun saat ini sedang dirawat selama 6 hari di ruang perawatan
intensif setelah menjalani operasi trepanasi dan saat ini ventilator. Saat ini pasien mengalami
demam tinggi dan memiliki riwayat SLE yang diketahui sejak 3 tahun lalu dan rutin
mengkonsumsi metil prednisolon dikombinasi dengan azatioprine. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran kompos mentis, tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 94x/menit, Laju
pernafasan 20x/menit, Suhu 38.7°C. Pada pemeriksaan paru ditemukan adanya rhonki kasar pada
basal paru kanan. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap Hb 10 gr/dL, Hct 38%; Leukosit
14.500/ μL, Trombosit 150.000/ μL. Dari hasil Thorak foto didapatkan gambaran konsolidasi pada
perihilar dextra. Hasil pemeriksaan sputum ditemukan kuman gram (+) coccus, koloni jamur
negatif. Diagnosis dan tatalaksana yang tepat untuk pasien tersebut adalah :
a. VAP Early onset terapi dengan Linezolid tanpa pemberian anti jamur
b. VAP Late onset terapi dengan levofloxacine dan anti jamur amfoterisin-B
c. VAP Early onset terapi dengan meropenem tanpa pemberian anti jamur
d. VAP Late onset terapi Vankomisin tanpa pemberian anti jamur
e. VAP Late onset terapi dengan Vankomisin dan anti jamur amfoterisin-B
98. Perempuan, 58 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan luka di payudara kanan yang muncul
sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya pasien merasa ada benjolan di payudara kanan yang kadang-
kadang nyeri dan semakin membesar dalam 6 bulan terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
konjungtiva anemis, teraba massa ukuran 12-15 cm, pada mammae kanan bagian lateral yang
teraba keras, didapatkan luka berkrusta dan berdarah di kulitnya. Biopsi menunjukkan: ductal
carcinoma insitu, dengan ER (+), PR (+), Her-2 (+++). Pemeriksaan radiologis menunjukkan
adanya metastasis di paru bilateral dan tulang. Tata laksana yang tepat untuk diberikan pada
pasien ini dalam masa COVID-19 adalah…
a. Kemoterapi dengan regimen Fluorouracyl, Epirubicin dan Cyclophosphamide
b. Kemoterapi dengan regimen Carboplatin dan Paclitaxel
c. Pemberian terapi hormonal
d. Pemberian terapi radiasi
e. Radikal mastektomi dengan lanjut kemoterapi

99. Seorang perempuan 29 tahun datang ke poliklinik denganmengeluh timbul benjolan di leher yang
membesar sejak 3 bulan yang lalu. Tidak ada rasa nyeri pasien tidak merasa berdebar, tidak ada
keringat dingin dan tidak ada penurunan berat badan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 120/80 mmHg. N 78 x/mnt, suhu 36,5 oC, jantung dan paru dalam batas normal. Teraba
benjolan di leher sebalah kanan yang ikut bergerak saat menelan. Hasil laboratorium menunjukkan
darah rutin dalam batas normal, LDH 138 u/L, TSH 1,2 uIU/ml, FT4 1 ng/dL. Pemeriksaan
penunjang lanjutan yang saudara sarankan untuk pasien:
a. Total T3
b. Tiroglobulin
c. USG tiroid
d. CT scan leher
e. Scintigrafi tiroid

100. Seorang pria umur 65 tahun datang ke RS dengan keluhan panas sejak 3 hari lalu, keringat
dingin, gelisah, nyeri otot-otot , mata tampak kuning, tidak ada Riwayat berpergian ke luar pulau
sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak letargis, tekanan darah 120/80
mmhg, nadi 97 x / menit. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hb 14 g/dl, HCT 46 %,
leukosit 2100 / mm3 trombosit 98.000 / mm3 SGOT 57 U/L, SGPT 66 U/L GDS 103 mg / dL,
kreatinin 3,1 mg/dL, natrium 140 mEq/L, Kalium 3,7 mEq/L, chloride 105 mEq/L, NS-1 (+)
positif. Diagnosis yang paling mungkin dari kondisi tersebut adalah:
a. Demam berdarah Dengue
b. Demam Dengue
c. Weil’s Disease
d. Dengue Expanded Syndrome
e. Demam typhoid

101. Di bawah ini merupakan pemeriksaan untuk skrining risiko terjadinya ulkus dekubitus pada
pasien ini, yaitu:
a. Mini Nutritional Assessment
b. Activity Daily Living Index
c. Norton Scale
d. Geriatric Depression Scale
e. Mini Mental State Examination
102. Pria berusia 50 tahun datang dengan keluhan rasa mengantuk yang berlebihan pada siang hari dan
riwayat mendengkur. Satu minggu yang lalu, dia tertidur saat mengendarai mobilnya dan
mengalami kecelakaan kecil. Pada pemeriksaan didapatkan, obesitas dengan indeks massa tubuh
(BMI) > 30 dan tekanan darahnya 160/90 mm Hg. Pada pemeriksaan paru-paru jernih dan bunyi
jantung jauh. Manakah dari hal berikut ini merupakan penjelasan yang paling mungkin untuk
gejala yang terkait dengan kondisi tersebut.
a. Berkaitan dengan Disfungsi Jantung
b. Neuropsychiatric dan Behavioral
c. Pulmonary
d. Gastrointestinal (GI)
e. Musculoskeletal

103. Seorang pria 53 tahun dievaluasi untuk kesulitan tidur yang terganggu karena nokturia dan
terkadang mengalami episode sesak nafas sehingga mudah terbangun. Pasien tidur mulai pukul
22.30 sampai jam 06.30, tetapi pasien tetap merasa mengantuk setiap hari. Pasien memiliki
riwayat fibrilasi atrium kronis dan gagal jantung tetapi sudah stabil dengan pengobatan. Pasien
rutin mengkonsumsi lisinopril, atorvastatin, warfarin, dan metoprolol. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 118/70 mmHg, HR 76x/menit, RR 14x/menit, Tax 36,6 °C, BMI 27. Pemeriksaan
paru dalam batas normal. Pemeriksaan jantung didapatkan HR irregular tanpa disertai murmur.
Manakah pemeriksaan diagnosis yang paling sesuai?
a. Auto-titrating positive airway pressure (APAP)
b. Polysomnography
c. Out of center sleep testing
d. Overnight Pulse Oximetry
e. Elektro Okulografi

104. Laki laki usia 80 thn masuk ke IGD dengan keluhan BAB hitam seperti petis sejak tadi pagi,
frekuensi 10 kali, volume 1/3 gelas aqua. Pasien juga muntah hitam seperti kopi 2 kali tadi pagi,
1/2 gelas aqua, disertai nyeri ulu hati. Pasien memiliki riwayat nyeri dada , tekanan darah pernah
mencapai 200/100 mmhg dan konsumsi obat valsartan 160 mg dan cardio aspirin dari Poli Jantung
sejak 3 tahun yang lalu namun tidak teratur. Pada pemeriksaan didapatkan GCS 456, TD : 110/70
mmHg, HR : 113 x/mnt, RR : 20 x/mnt Tax : 37°C, SpO2 : 98 % RA. Pasien tampak pucat dan
dilakukan pemasangan NGT dengan hasil keluar cairan kehitaman, produksi 100 cc. lab Hb 7,9,
trombosit 240.000, leukosit 12.000, albumin 3,6 dan FH normal Kemungkinan penyebab masalah
pada pasien ini ?
a. Ruptur varices esofagus
b. Mallory Weiss tear
c. H.pylori infection
d. Peptic ulcer bleeding
e. Diverticle duodenum

105. Yang termasuk golongan obat penenang minor (Minor Tranquilizer Neuroleptic) adalah
a. Amitriptilin, Imipramin
b. Trazodon, Nefazodon
c. Klobazam, Lorazepam
d. Sertralin, Fluoksetin
e. Tianeptin, Venlafaksin
106. Seorang laki-laki berusia 65 tahun dibawa oleh keluarga ke Unit Gawat Darurat dengan keluhan
penurunan kesadaran sejak 1 jam sebelum masuk RS. Berdasarkan aloanamnesis didapatkan
bahwa pasien menderita diabetes melitus sejak 5 tahun yang lalu dan saat ini rutin menggunakan
suntikan insulin dengan pemeriksaan gula darah mandiri oleh pasien sendiri. Menurut anaknya
pasien ditemukan tidak sadarkan diri dengan keringat dingin di sekujur tubuh. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum sakit berat, kesadaran sopor, tekanan darah 130/70 mmHg, nadi
110 x/menit, respirasi 24 x/menit, suhu badan 36,8 ‘C. Pemeriksaan fisik jantung dan paru dalam
batas normal, dengan hepar dan lien tak teraba, bising usus normal. Tidak didapatkan tanda-tanda
defisit neurologi. Laboratorium didapatkan Leukosit 10.200, Hb 11.3 mg/dl, Trombosit 150.000
mg/dl, Ureum 30 mg/dl, Kreatinin 0.9 mg/dl, GDS 30 mg/dl, SGOT 33 mg/dl, SGPT 31 mg/dl,
Natrium 138 meq/dL, Kalium 3.7 meq/dL, Klorida 90 meq/dL. Mekanisme kompensasi yang
dilakukan tubuh untuk mengatasi kelainan patologi pada pasien ini adalah:
a. Sel alfa pankreas mensekresi glukagon yang kemudian meningkatkan sekresi insulin
b. Sensor glukosa hipotalamus akan mengaktifkan sistem saraf parasimpatis secara berkala
c. Peningkatan glukagon akan menginhibisi proses glukoneogenesis di hati
d. Growth hormone yang disekresikan oleh hipofisis posterior akan meningkatkan produksi
glukosa di hepar melalui proses glukoneogenesis dan glikogenolosis
e. Hipofisis anterior mensekresikan hormon ACTH akan menstimulasi sekresi kortisol oleh
kelenjar adrenal untuk meningkatkan gluconeogenesis

107. Ny W, 68 tahun, janda dengan 4 anak, dibawa ke RS karena bicara meracau sejak 1 hari sebelum
masuk RS. Seminggu SMRS, pasien jatuh terpleset air seninya yang berceceran di lantai kamar
saat sedang terburu - buru ke kamar mandi. Saat itu, pasien mengeluh nyeri jika buang air kecil
(BAK), anyang – anyangan dan sulit menahan BAK manakala rasa ingin berkemih muncul. Selain
agak demam, ia juga merasa mual dan nafsu makan menurun. Sejak jatuh pasien hanya terbaring
di tempat tidur karena nyeri pada pangkal paha kiri. Sejak 3 hari SMRS, tiap kali makan hanya 4-5
sendok, minum hanya 1 - 2 gelas sehari. Timbul lecet di daerah bokong. Jika dibantu didudukkan
oleh keluarga, pasien tidak kuat lama karena merasa pusing dan lemas, serta nyeri pada pangkal
paha. Dalam konteks pengkajian paripurna pasien geriatri (comprehensive geriatric assessment,
CGA), apa saja yang masih perlu dikaji/dievaluasi pada kasus diatas ?
a. Skor ADL, skor GDS, Skor MMSE
b. Masalah delirium, inkontinensia urin, ulkus dekubitus
c. Masalah medik, status fungsional, status kognitif, status emosi/afek, kondisi sosial
d. Perawatan rehabilitasi medik, pencegahan polifarmasi
e. Benar semua

108. Seorang wanita berusia 23 tahun, saat ini dalam kondisi hamil, pasien rencana melakukan
vaksinasi. Pernyataan berikut yang benar tentang vaksinasi pada pasien berikut adalah?
a. Vaksin COVID19 yang boleh diberikan adalah vaksin jenis viral vector saja
b. Vaksinasi COVID19 dapat diberikan pada usia 8-32 minggu kehamilan
c. Vaksinasi MMR dapat diberikan pada ibu hamil usia kehamilan 13-32 minggu
d. Vaksinasi Tdap harus diberikan minimal 1 dosis setiap kehamilan
e. Vaksinasi Pneumokokal wajib diberikan pada pasien ini
109. Seorang laki-laki 73 tahun datang ke poliklinik tempat anda bertugas. Pasien sebelumnya berobat
di luar kota dan dikatakan depresi. Pasien awalnya mengeluhkan perasaan mudah lelah dan terus
menerus merasa sedih. Pasien juga tidak bersemangat lagi mengerjakan hobi berkebun seperti
biasa. Nafsu makan pasien dan berat badan pasien menurun serta sulit tidur. Pasien mulai
merasakan keluhan ini sejak 2 tahun lalu saat anak satu-satunya pindah kerja ke kota ini. Istri
pasien sudah lama meninggal sehingga pasien merasa sangat kesepian di rumahnya. Oleh dokter
di daerah asalnya diberikan obat golongan sertralin sejak 1 bulan yang lalu. Begitu anak pasien
mendapat kabar bahwa ayahnya menderita depresi karena kesepian, ia segera membawa ayahnya
untuk pindah tinggal bersamanya. Saat ini pasien sudah merasa lebih senang dan sudah mulai
nafsu makan seperti dahulu, walau masih ada gangguan tidur. Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit dahulu yang signifikan dan hasil pemeriksaan di daerah menunjukkan fungsi organ yang
relative normal. Pasien dan keluarganya memutuskan berobat ke tempat anda dan menanyakan
apakah obat sertralin masih harus diberikan pada pasien. Bagaimana saran anda?
a. Stop obat karena pasien sebetulnya tidak menderita depresi
b. Stop obat karena gejala depresi sudah bak dan pencetus sudah diatasi
c. Obat sertralin sebaiknya diteruskan sampai 1 tahun untuk mencegah relaps
d. Obat sertralin sebaiknya diminum bila pasien sulit tidur saja
e. Antidepresan masih diperlukan sampai 6-12 bulan sebagai maintenance,namun sebaiknya
diganti ke jenis trisiklik seperti amitriptilin, mengingat pasien mengalami gangguan tidur

110. Wanita usia 32 tahun datang dengan kecemasan terhadap kuman. Dia mencuci tangannya 30-40
kali tiap hari, dan saat ini tangannya terkelupas-kelupas karena itu. Saat ditanyakan lebih jauh, dia
mengatakan keberatan untuk menghitung ubin langit- langit di dalam pemeriksaan dokter dan
khawatir tidak rasional tentang kesehatan anak- anaknya. Dia memiliki kesulitan tidur dan
kecemasannya sangat berlebih sepanjang hari sehingga dia merasa kesulitan dalam bekerja. Di
bawah ini yang termasuk dalam hal yang harus direkomendasikan untuk pasien ini adalah?
a. Terapi dengan clonazepam 0.5 mg 2x sehari adalah terapi utama?
b. Terapi dengan ziprazidone 20 mg sehari ?? antipsikotik?
c. Rekomendasikan cognitive behavioral psychotherapy (CBT)?
d. A dan C benar?
e. Benar Semua
111. Seorang laki-laki 32 tahun, datang ke IGD dengan keluhan mual dan muntah, malaise, dan
tampak kuning. Pasien sebelumnya didiagnosis dengan TB paru dalam terapi kategori I selama 10
hari ini. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak kuning, TD 120/80 mmHg, Nadi
115x/mnt, Suhu 37 oC , RR 22 x/mnt. Dari pemeriksaan fisik abdomen ditemukan hepatomegali.
Dari hasil laboratorium didapatkan hasil Hb 10,6 gr/dl, Leukosit 10.600/mm3, trombosit
167.000/mm3, SGOT 321 SGPT 541. Hasil foto dada pasien didapatkan hasil sebagai berikut

Manakah tatalaksana yang paling tepat pada kasus diatas?


a. Terapi dapat dilanjutkan dengan pengawasan dikarenakan durasi waktu masih 10 hari
b. Terapi dapat dilanjutkan dengan pengawasan dengan penambahan curcuma dan monitoring
fungsi hati setiap 3 bulan
c. Terapi dapat dilanjutkan dengan pengawasan dengan monitoring fungsi hati setiap 3 bulan
d. Menghentikan terapi OAT karena didapatkan gejala klinis disertai peningkatan SGOT
dan SGPT
e. Menghentikan terapi OAT karena didapatkan gejala klinis
112. Seorang laki-laki, 45 tahun dibawa ke unit gawat darurat dalam keadaan kesadaran menurun. Istri
pasien mengatakan bahwa sejak 4 hari terakhir pasien sering buang air kecil hingga badannya
makin lemah dan hari ini tidak sadar. Berat badan pasien menurun 10 kg dalam 3 bulan terakhir
tapi pasien tidak mau berobat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien somnolen, tekanan darah
80/60 mmHg, frekuensi nadi 140x/menit, isi kurang, irama reguler, frekuensi pernafasan
24x/menit, suhu 38,2oC. pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 17,3 g/dl; hematokrit 54;
glukosa darah 996 mg/dl, kreatinin serum 1,6 mg/dl; Na 165 mEq/L; K 2,8 mEq/L; Cl 127 mEq/L;
pH 7,34; pCO2 23 mmHg; pO-2 92 mmHg; HCO3 22 mEq/L; BE -2,4; Saturasi O2 95%. ß
hidroksi butirat (- ). Diagnosis yang paling mungkin pada kasus diatas adalah :
a. Pankreatitis akut
b. Ketoasidosis DM
c. Diabetes insipidus
d. Insufisiensi adrenal
e. Hiperosmolar non ketotik

113. Seorang laki-laki 47 tahun dirawat di RS tiba-tiba mengeluh nyeri pada dada disertai sesak napas.
Pasien pasca operasi tulang panggul dan tirah baring dalam 10 hari terkhir. Pada pemeriksaan
Fisik didapatkan Tekanan darah 80/50 mmHg, RR 26x/menit, Nadi 121 x/menit, lemah, Saturasi
80%. EKG didapatkan S di lead I, Q dan T inverted di Lead III. Manakah gambaran pemeriksaan
foto polos dada yang paling tepat:

a. Melting sign dan Hampton’s sign


b. Fleishner’s sign dan Palla’s sign
c. Hampton’s hump dan Palla’s sign
d. Palla’s sign dan Westermark sign
e. Westermark sign dan Melting sign
114. Seorang perempuan 30 tahun ditabrak oleh mobil dengan kecepatan 80 km/jam. Pasien dibawa
oleh keluarganya ke instalasi gawat darurat (IGD) dengan keluhan luka robek sekitar 5 cm pada
dahi sebelah kanan setelah mengalami kecelakaan sepeda motor. Pasien berada dalam kondisi
sadar dan tidak mengalami disorientasi. Oleh dokter bedah pasien dilakukan rawat luka, pasien
dimonitor selama 6 jam dan kemudian dipulangkan. Pasien kembali ke IGD setelah 36 jam
kemudian dengan keluhan lehernya terasa sakit, pusing, rasa haus dan buang air kecil yang
berlebihan. Pasien mengeluhkan BAK sekitar 12 liter/24 jam. Pada pemeriksaan fisik TD 120/80
mmHg, Nd 123 x/menit, RR 18 x/menit, Sh 36.8C. Pada hasil pemeriksaan laboratorium Hb 15.8
g/dL, leukosit 8.200/mm3, trombosit 320.000/mm3, Ht 43%, Na serum 168 mEq/L, K serum 6.0
mEq/L, GDS 110 mg/dL, Ur 30 mg/dL, Cr 1.4 mg/dL, osmolaritas serum 395 mOsm/kg,
osmolaritas urine 250 mOsm/kg. Diagnosis yang paling mungkin adalah :
a. Cerebral Salt Wasting Syndrome
b. Diabetes Insipidus
c. Hypernatremia akut
d. Diuresis osmotik
e. Syndrome of Inappropriate Antidiuretic hormone

115. Wanita 20 tahun datang dengan keringat malam, BB turun 7,5 kg dan didapatkan benjolan di
leher kiri, tidak nyeri. Pemeriksaan fisik menunjukkan Pembesaran kelenjar Leher kiri, sub
mandibula ukuran 1-2 cm multiple, non tender, ruberry dan mobile. Hasil Lab Anemia
Normochrome Normocyter. Hasil CT scan R.Leher didapatkan adanya pembesaran kelenjar di
leher kiri dan supraclavicula. Faktor prediksi mana pada pasien tersebut yang menunjukkan
prognosis baik ?
a. Usia 20 tahun
b. Jenis kelamin wanita
c. Kedua nya (usia 20 tahun dan jenis kelamin wanita)
d. Stadium dini

116. Wanita Usia 68 Tahun Datang Dengan Keluhan Sulit Tidur. Keluhan Dirasakan Sejak 2 Bulan
Yang Lalu. Pasien Menceritakan Bahwa Hampir Setiap Malam Dia Mengalami Sulit Tidur.
Seringkali Dia Sudah Berada Di Tempat Tidur Sejak Jam 21.00, Tetapi Lebih Dari 2 Jam Pasien
Tidak Juga Tidur. Keesokan Harinya Pasien Sering Merasakan Badannya Lesu Dan Mengantuk
Sehingga Mengganggu Aktifitas Sehari- Hari, Dan Sering Membuat Pasien Sering Memikirkan
Kesulitan Tidurnya. Berdebar- Debar (-), Keringat Dingin (-), Penyakit Fisik (-), Sedih Berlebihan
(-), Penurunan Nafsu Makan (-), Kehilangan Minat Dan Kegembiraan (-). 2 Bulan Yang Lalu,
Anak Perempuannya Yang Tinggal Di Luar Negeri Memberi Kabar Bahwa Ia Dan Suaminya
Sering Bertengkar Hebat. Terapi yang bisa diberikan pada pasien tersebut :
a. Amitriptilin
b. Benzodiazepine
c. Antidepresan
d. Buspiron
e. Haloperidol
117. Seorang wanita, berusia 76 tahun dikirim ke panti jompo (nursing home) karena suami pasien
yang berusia 80 tahun sudah tidak bisa merawat si istri di rumah. Wanita ini memiliki riwayat DM
dan hipertensi selama dua puluh tahun dan terkontrol obat oral anti diabetes dan antihipertensi.
Riwayat amputasi digiti 4 dan 5 pedis dekstra 4 tahun yang lalu. Selama dua tahun terakhir wanita
ini mengeluhkan penglihatan makin menurun, serta perlambatan untuk berjalan. Terdapat
penurunan berat badan 7 kilogram selama setahun ini dan keterbatasan dalam aktivitas sehari –
hari. Pernyataan di bawah ini yang paling tepat untuk kerapuhan (Frailty) adalah :
a. Kerapuhan merupakan konsep yang sama dengan disabilitas dan kondisi multimorbiditas
b. Individu yang rapuh mempunyai risiko yang tinggi terhadap kondisi gagal pulih dan
ireversibilitas
c. Deskripsi kerapuhan selain secara fisik, juga mencakup aspek biomedical, psikososial dan
kultural
d. Kerapuhan merupakan hasil interaksi yang kompleks antara asset dan deficit yang dimiliki
individu lanjut usia
e. Kerapuhan dialami oleh individu seiring proses penuaan dan dengan mudah dapat
didefinisikan dan dicegah

118. Seorang Wanita 22 tahun datang dengan keluhan nyeri perut hebat, didapatkan diare ringan sejak
2 minggu yang lalu bercampur darah, sebelumnya kadang mengeluh susah BAB, pasien
mengeluhkan tidak nafsu makan, berat badan menurun dan sering berkeringat. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan hemodinamik stabil dengan suhu 37,3 C teraba massa di abdomen bagian kanan.
Pada pemeriksaan barium enema double contrast tampak ulkus berbentuk melingkar dan
pemendekan haustra pada kolon asendens dan ileum terminal. Diagnosa apa yang mungkin pada
pasien ini:
a. Penyakit crohn
b. Kolitis Pseudomembran
c. Kolitis Tuberculosis
d. Divertikulitis
e. Kolitis Ulserosa

119. Seorang lelaki usia 35 tahun datang dengan keluhan mual, muntah, nyeri perut hilang timbul dan
kadang merasakan rasa terbakar di dada. Pasien juga mengeluhkan adanya nafsu makan yang
menurun, kadang sulit BAB. Keluhan – keluhan tersebut dirasakan sejak 3 bulan terakhir diikuti
penurunan berat badan. Keluhan ini memberat sejak 1 minggu yang lalu dimana pasien mulai
mengeluhkan diare yang tiba – tiba, diikuti nyeri perut hebat, dan perut yang semakin membesar
dan keras. Pada pasien pernah dilakukan pemeriksaan endoskopi namun tidak ditemukan kelainan
baik organik maupun struktural. Pasien diketahui memiliki keluarga kandung dengan riwayat
Parkinson. Faktor genetik yang berperan sebagai penyebab penyakit ini adalah…..
a. Gen BMPR1A
b. Gen DXYS154
c. Gen MLH1 dan MGMT
d. Antineutrophil cytoplasmic antibodies (ANCA)
e. Tidak ada faktor genetik yang berperan
120. Laki-laki 46 tahun datang dengan keluhan nyeri dada, berdebar, sesak nafas saat beraktifitas. 3
hari sebelumnya, pasien baru saja diberikan vaksinasi COVID-19 jenis m- RNA. Hasil
pemeriksaan EKG didapatkan gambaran sebagai berikut. Manakah diagnosis yang paling tepat
pada kasus diatas

a. Pericarditis
b. Miokarditis
c. Miokard Infarction
d. Cardiomyopathy
e. Cardiac Sarcodiosis

121. Seorang perempuan berusia 35 tahun hamil 18 minggu datang ke klinik untuk pemeriksaan
hipertensinya. Pasien dengan riwayat hipertensi sebelumnya yang tidak kontrol teratur. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 160/90 mmHg, visus normal dan tidak didapatkan edema
ekstremitas, protein urin (-). Apakah pilihan terapi yang paling tepat untuk pasien ini ?
a. Nifedipin
b. Valsartan
c. Spironolactone
d. Thiazide
e. Bisoprolol

122. Seorang wanita, 36 tahun bekerja sebagai ibu rumah tangga, mengeluhkan nyeri sendi bahu kanan
sejak 2 minggu lalu dan semakin memberat sejak 2 hari terakhir sehingga semakin sulit bekerja.
Pasien bekerja di rumah mengasuh anak dan mengurus pekerjaan rumah tangga. Pada
pemeriksaan didapatkan pasien obese dengan IMT 29 kg/m2, penurunan lingkup gerak sendi bahu
kanan menurun dan drop arm test +. Berdasarkan data tersebut kemungkinan besar patologi yang
terjadi adalah?
a. Laserasi tendon m. infraspinatus
b. Ruptur tendon m. suprapinatus
c. Ruptur tendon m. subscapularis
d. Ruptur tendon m. infrapinatus
e. Laserasi tendon m. teres minor
123. Seorang laki-laki 67 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang semakin
memberat saat aktivitas sejak 2 minggu SMRS. Pasien sudah terdiagnosis gagal jantung sejak 3
tahun yang lalu dan CAD pasca PTCA 2 stent DES ke LAD 2 tahun yang lalu. Hasil
ekokardiografi 3 bulan yang lalu didapatkan EF 30%. Pasien selama ini mendapatkan obat rutin
Aspilet 1x80mg, Rampiril 1x10mg, Bisoprolol 1x10mg, Spironolakton 1x25mg, dan Simvastatin
1x20mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/70 mmHg; Nadi 68x/m; Rhokhi basah halus
minimal di basal paru bilateral, edema tungkai minimal. Hasil ECG menunjukkan irama sinus.
Tatalaksana selanjutnya yang direkomendasikan pada pasien :
a. Tambahkan digoksin
b. Cardiac Resynchronization Therapy
c. Tambahkan Ivabradin
d. Ganti Ramipril dengan Sacubitril/Valsartan tanpa washing period
e. Ganti Ramipril dengan Sacubitril/Valsartan setelah washing period selama 36 jam

124. Wanita usia 38 tahun dengan benjolan di leher kanan sejak 1 tahun, semakin membesar saampai
> 10 cm. Nyeri (-). BB turun 10 kg . Nafsu makan turun. Demam (-). Keringat malam hari (-).
Telah tegak diagnosisnya Diffuse Large B Cell Limphoma Maligna dengan CD20 positif.
Penatalaksanaan pasien ini adalah :
a. Kemoterapi CHOP+ target terapi Rituximab
b. Kemoterapi CHOP + target terapi Cituximab
c. Kemoterapi CHOP + target terapi Bretuximab
d. Kemoterapi ABVD + target terapi Cituximab
e. Kemoterapi ABVD + target terapi Bretuximab

125. Wanita usia 42 tahun datang ke tempat praktek anda setelah 16 tahun mengalami nyeri perut
kwadrant kiri bawah yang parah dan hilang timbul. Dia menyangkal penurunan berat badan,
demam, atau menggigil. Penyebab keluhannya tidak ditemukan dari pemeriksaan sebelumnya,
yang mencakup darah lengkap, serum elektrolit, urinalisis, CT scan abdomen dan pelvis,
colonoscopy, dan pemeriksaan ginekologis. Dia juga telah menjalani pemeriksaan terkait episodic
dizziness, nyeri kepala, flu like syndrome, nyeri punggung dan nyeri saat coitus. Hasil dari
pemeriksaan ini semua negatif. Apa diagnosis yang paling mungkin?
a. Reaksi konversi
b. Kelainan Somatisasi
c. Hypochondriasis
d. Body dysmorphic disorder
e. Factitial disorder

126. Berikut ini yang merupakan contoh sindrom ansietas menurut DSM IV adalah …
a. Schizoniform Disorder
b. Mood Disorder
c. Cognitive Disorder
d. Substance-related Disorder
e. PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)
127. Seorang wanita 65 tahun mengeluh nyeri punggung sejak 3 bulan terakhir terutama saat berjalan.
Tidak ada riwayat trauma sebelumya. Pada pemeriksaan foto tulang belakang torako-lumbal
tampak gambaran tinggi L 1 berkurang 50%. Hasil pemeriksaan BMD adalah pada L1-L4 nilai T-
score -2,0 dan pada femoral neck -1,5. Terapi yang paling tepat untuk pasien tersebut adalah:
a. Suplementasi kalsium
b. Suplementasi kalsium dan vitamin D
c. Risedronate
d. Raloxifene
e. Denosumab

128. Seorang wanita 30 tahun penderita SLE dengan hamil 3 bulan mengalami aktivasi lupus
nephritis. Pilihan obat yang paling aman untuk pasien tersebut adalah:
a. Cyclophosphamide
b. Mycophenolate mofetil
c. Azatioprine
d. Cyslosporine
e. Tacrolimus

129. Wanita Usia 68 Tahun Datang Dengan Keluhan Sulit Tidur. Keluhan Dirasakan Sejak 2 Bulan
Yang Lalu. Pasien Menceritakan Bahwa Hampir Setiap Malam Dia Mengalami Sulit Tidur.
Seringkali Dia Sudah Berada Di Tempat Tidur Sejak Jam 21.00, Tetapi Lebih Dari 2 Jam Pasien
Tidak Juga Tidur. Keesokan Harinya Pasien Sering Merasakan Badannya Lesu Dan Mengantuk
Sehingga Mengganggu Aktifitas Sehari- Hari, Dan Sering Membuat Pasien Sering Memikirkan
Kesulitan Tidurnya. Berdebar- Debar (-), Keringat Dingin (-), Penyakit Fisik (-), Sedih Berlebihan
(-), Penurunan Nafsu Makan (-), Kehilangan Minat Dan Kegembiraan (-). 2 Bulan Yang Lalu,
Anak Perempuannya Yang Tinggal Di Luar Negeri Memberi Kabar Bahwa Ia Dan Suaminya
Sering Bertengkar Hebat. Gangguan Tidur Pada Pasien Ini Termasuk Klasifikasi:
a. Insomnia Pada Anxietas
b. Insomnia Pada Depresi
c. Parasomnia
d. Insomnia Organik
e. Hipersomnia

130. Seorang wanita usia 75 tahun, penghuni panti jompo, dibawa ke UGD RS kota karena penurunan
kesadaran. Pasien mulai sulit diajak komunikasi sejak 3 hari yang lalu dan semakin memberat hari
ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran pasien somnolen, berat badan 56 kg, TD 110/60
mmHg, nadi 120x/menit, pernafasan 20x/menit, dan suhu aksiler 370 C, turgor kulit kesan
menurun. Pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar Hb 14 g/dL, kadar ureum 78 mg/dL, kadar
kreatinin serum 2,3 mg/dL. Kadar elektorilit serum: Natrium 160 mmol/L, kalium 5,0 mmol/L,
bikarbonat 30 mmol/L, klorida 110 mmol/L. Apa penatalaksanaan yang paling tepat pada pasien
ini?
a. Infus NS, 100 mL/jam
b. Infus NS, 150 mL/jam
c. Infus D5% ½ NS, 150 mL/jam
d. Infus D5%, 150 mL/jam
e. Infus D5%, 100 mL/jam
131. Di bawah ini merupakan modalitas pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mengukur kekuatan
otot, yaitu:
a. Dual energy X-ray Absorptiometry (DXA)
b. Bio Impedance Analysis (BIA)
c. Antropometri
d. Kekuatan Genggam Tangan
e. Get Up and Go test

132. Seorang pria 20 tahun mengeluhkan gatal-gatal di tangan dan wajah, ruam tampak seperti eczema
dan pasien dengan riwayat bekerja sebagai tenaga kesehatan di kamar operasi. Anda mengusulkan
pemeriksaan patch testing pada pasien ini. Hal berikut yang benar tentang patch testing adalah?
a. Patch testing dapat dibaca dalam 24 jam setelah patch ditempelkan.
b. Lokasi penempelan patch yang umum adalah di pangkal paha ataupun pangkal lengan atas.
c. Setelah pemeriksaan selesai, pemberian antihistamin tidak begitu bermakna dalam
mengurangi ruam, steroid lebih banyak berperan.
d. Patch test dapat melihat reaksi alergi tipe I terhadap alergen.
e. Penggunaan patch test sangat bermanfaat pada pasien dengan alergi makanan.

133. Wanita 20 tahun yang menderita diabetes sejak usia 10 tahun datang dengan keluhan poliuria,
pandangan kabur, berat badan menurun. Saat ini mendapat terapi insulin aspart 20 unit sebanyak 3
kali sehari setiap sebelum makan dan detemir 24 unit pada malam hari. Sejak 1 bulan lalu pasien
sering mengeluh berkeringat dan lemas pada tengah malam. Tidak riwayat DM dalam keluarga.
Pasien makan 3 kali sehari sejumlah 1500 Kkal sehari tanpa makanan sebelum tidur malam.
Aktivitas olahraga minimal.Pada pemeriksaan fisik didapatkan 120/80 mmHg, tidak demam, nadi
80 kali per menit, pernapasan normal, TB 154 cm, BB 50 kg. Laboratorium: GDP 259 gr/dL, Ur
28 mg/dL, Cr 0,9 mg/dL. Tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah pada pasien tersebut
adalah:
a. Tidak perlu mengganti dosis insulin
b. Pasien harus makan snack malam dan olahraga berat sebelum tidur
c. Diet DM dinaikkan menjadi 1700 kal/hari
d. Dosis insulin prandial dan basal dinaikkan
e. Dosis insulin prandial dan basal diturunkan

134. Seorang perempuan usia 68 tahun datang ke poliklinik, mengeluh kedua sendi lutut dan panggul
terasa sakit bila digerakkan, sehingga kesulitan bila berjalan sejak 1 tahun yang lalu, BAB normal,
tapi BAK sering tercecer pada celana sebelum sampai ke kamar mandi. Pemeriksaan fisik : Tinggi
Badan 162 cm, BB: 75kg, TD : 130/80 mmHg, N; 80/mt, Respirasi : 18/mt, Suhu : 37 derajat C,
Kepala : normal. Thorak : Jantung / Paru : Normal. Abdomen: Normal, Ekstremitas : sendi gunu
bilateral edema dan nyeri tekan. Geriatric Giant pada pasien ini adalah :
a. Inanition dan impecunity
b. Inkontinensia dan delirium
c. Inkontinensia dan demensia
d. Inkontinensia dan imobilisasi
e. Inkontinensia dan instabilitas postural
135. Seorang wanita 26 tahun didiagnosis artritis reumatoid dalam terapi obat biologik anti- TNF
rencana mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi yang harus dihindari pada pasien tersebut adalah:
a. Pneumococcal
b. Hepatitis B
c. Human papilloma
d. Herpes Zoster
e. Influenza

136. Seorang laki-laki usia 67 tahun adalah seorang pasien hipertensi, yang juga mempunyai asma dan
fibrilasi atrium. Pasien masih mampu untuk melakukan aktivitas berjalan cukup jauh. Pemeriksaan
didapatkan nadi dengan irama tidak teratur, dengan respon ventrikel antara 110- 160/menit, dan
EF 57%. Manakah dari obat yang paling aman dalam mengobati hipertensinya dan mengendalikan
respons ventrikelnya?
a. Atenolol
b. Benzepril
c. Thiazide
d. Losartan
e. Verapamil

137. Seorang laki-laki usia 59 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sulit menelan
makanan padat dan cair sejak 2 bulan terakhir, hilang timbul dan semakin lama makin memberat,
serta muntah tiap kali makan atau saat pasien berbaring terutama malam hari, tetapi tidak merasa
asam atau pahit. Pasien juga mengeluh nyeri dengan rasa terbakar di dada menjalar ke belakang.
Pasien kemudian dilakukan endoskopi, dan didapatkan kesulitan melewati batas esofagus gaster,
dan ditemukan gambaran tidak normal pada kardiak. Pemeriksaan selanjutnya yang harus
dilakukan pada pasien ini adalah :
a. Esofagogram
b. Manometri
c. CT scan abdomen dengan kontras
d. MRI
e. Biopsi

138. Wanita 16 tahun datang dengan keluhan sesak nafas 2 jam SMRS disertai rasa sempit di dada,
kesemutan pada kedua tangan, penglihatan kabur, dan sakit kepala. Laju nafas berkisar 22-28x per
menit. Pasien baru saja mendengar kabar bahwa pacarnya mengalami kecelakaan. Diagnosis
banding dari diagnosis utama pasien tsb adalah …
a. Alkalosis
b. Tumor Otak
c. Tetanus
d. Hipoparatiroidisme
e. Penyakit paru obstruksi menahun
139. Seorang pria 44 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada akut yang sedang
berlangsung dan dijumpai depresi segmen ST pada EKG 12 sadapan. Dari hasil laboratorium
dijumpai peningkatan troponin dan riwayat penyakit arteri koroner. Perawatan apa yang paling
tepat untuk pasien ini?
a. Non invasive stress testing ketika kadar troponin dalam tren menurun
b. “Cool off” lesi trombotik akut dengan pemberian agen antiplatelet dan antikoagulan selama
beberapa hari
c. Angiografi koroner segera
d. Angiografi koroner dilakukan pada hari kerja berikutnya
e. antiplatelet tunggal dapat segera diberikan

140. Wanita 35 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas, dirasakan hilang timbul sejak 1
bulan terakhir. Keluhan juga sering disertai dengan nyeri dada sebelah kiri tetapi tidak menjalar,
berdebar-debar, dan rasa tertekan di dada yang membuat pernapasan menjadi lebih cepat dan
dalam. Pasien adalah seorang ibu rumah tangga dengan 2 orang anak, suaminya seorang tentara
yang bekerja di luar kota dan hanya pulang dua bulan sekali. Pasien sudah pernah berobat dan
dikatakan pasien hanya terlalu lelah dan hasil rekam jantung dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pasien compos mentis dengan tekanan darah 110/80 nadi
104x/menit dan RR 26x/menit dengan tanda Trousseau dan tanda Chvostek positif. Hasil
pemeriksaan laboratorium analisa gas darah pH 7,47, PaCO2 30, pO2 98 %, BE +2, HCO3 24,
Calsium 5,6 mg/dL, Magnesium 1 mg/dL. Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah
a. Depresi
b. Gangguan Panik
c. Gangguan cemas menyeluruh
d. Sindrom Hiperventilasi
e. PTSD

141. Seorang pria berusia 50 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD dengan keluhan utama sesak
napas sejak 10 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk-batuk dengan dahak
bercampur darah disertai nyeri pada dada kanan. Pasien merokok 10 batang per hari sejak 30
tahun yang lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 110/60 mmHg, denyut nadi
110 kali/menit, regular, frekuensi napas 25 kali/menit, temperatur axilla 37,7 °C. Pemeriksaan
paru didapatkan perkusi paru kanan redup, suara napas menurun, dan pada foto toraks didapatkan
gambaran radioopak pada hemitoraks kanan disertai pergeseran trakea dan jantung ke arah kiri.
Hasil TTB : NSCLC. Manakah pemeriksaan berikut yang perlu dilakukan untuk panduan pilihan
terapi pada pasien ini:
a. EGFR mutation
b. CT Scan Thoraks
c. MRI Thoraks
d. Bone Scanning
e. Open biopsy

142. Seorang perempuan usia 49 tahun telah dirawat di RS selama 10 hari terakhir untuk pengobatan
pneumonia. Selama 2 hari terakhir, pasien mengalami kedinginan dan demam. Pada pemeriksaan
fisik suhunya 38,80 C dan didapatkan ruam kulit eritematosa yang difus. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan kadar kreatinin serum 2,2 mg/dL dan glukosa 73 mg/dL. Hapusan darah
tepi didapatkan eosinofilia. Pada urinalisis didapatkan proteinuria 2+, darah (-), glukosa (-).
Manakah dari yang berikut ini yang merupakan diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini?
a. Glomerulonefritis pasca-streptokokus
b. Nefritis interstisial yang diinduksi obat
c. Nefropati IgA
d. Nekrosis tubular akut
e. Penyakit serum akut

143. Seorang laki-laki 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan mual, muntah, nyeri perut atas dan
menjalar ke punggung sejak 1 minggu yang lalu yang semakin lama semakin memberat. Pasien
juga mengeluh terdapat warna merah keunguan di perut kanan atas. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan T: 100/70 mmHg, N: 110x/menit, Respirasi : 26x/menit, suhu : 38.50C, nyeri tekan di
perut kanan atas. Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah :
a. Kolangitis akut
b. Obstuksi usus akut dengan strangulasi
c. Pankreatitis akut
d. Henoch Schonlein Purpura
e. Perarteritis nodusa

144. Laki-laki 28 tahun datang dengan keluhan bengkak pada wajah terutama sekitar mata dan leher
sejak 2 hari terakhir. Gejala memberat jika pasien dalam posisi tidur atau membungkuk. Pasien
juga mengatakan sesak dan batuk sudah 5 hari dan memberat 2 hari terakhir. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan multiple nodule pada leher kanan kiri. GCS 456 TD 140/90 mmHg, Nadi
124x/menit reguler, RR 28x/menit cepat dangkal, dari pemeriksaan thorax AP dan Lateral
didapatkan gambaran massa pada mediastinum anterior, pasien sudah pernah dilakukan biopsi
dengan hasil menyebutkan malignant round cell tumor sugestif limfoma maligna. Tatalaksana
yang paling tepat pada kasus ini adalah:
a. Kemoradiasi dengan segera, diet rendah garam, oksigenisasi, diuretik, kortikosteroid
b. Kemoterapi emergensi, hidrasi adekuat, oksigenisasi, allopurinol
c. Radioterapi emergensi, oksigenisasi, diet rendah garam, diuretik, kortikosteroid
d. Radioterapi, hidrasi adekuat, oksigenisasi, allopurinol
e. Radioterapi kemudian kemoterapi, hidrasi adekuat, allopurinol, kortikosteroid

145. Seorang wanita usia 58 tahun, diantar oleh anaknya ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan
sering mengalami keringat dingin, lemas dan gemetar yang membaik setelah minum segelas teh
manis. Keluhan tersebut menjadi lebih sering dialami dalam 2 minggu terakhir. Pasien telah
menderita diabetes mellitus sejak 20 tahun disertai retinopati diabetik dan nefropati diabetik.
Pasien mengkonsumsi sulfonilurea, ACE inhibitor, ASA, statin dan nitrat yang dibeli sendiri tanpa
kontrol ke dokter. Glukosa darah sewaktu saat ini 66 mg/dL; kreatinin 2,8 mg/dL. Setelah
sulfonilurea dihentikan kadar glukosa darah menjadi 250 mg/dL. Pilihan terapi diabetes melitus
pada pasien ini adalah:
a. Insulin
b. Acarbose
c. Biguanide
d. Pioglitazon
e. Linagliptin
146. Wanita usia 48 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak sejak lebih kurang 2 minggu yang
lalu dan memberat sejak 2 hari terakhir. Teraba benjolan di payudara kanan sejak 2 tahun yang
lalu dan payudara kanan menjadi sangat besar. 5 tahun yang lalu pasien pernah mengalami tumor
jinak pada payudara kiri 3 buah dan di lakukan operasi kecil oleh dokter dan dikatakan tumor
jinak. Nyeri (-). Di UGD berhasil dilakukan evakuasi cairan efusi pleura dan hasil pemeriksaan
sitologi didapatkan hasil adeno carcinoma dan telah tegak dari hasil Biopsi mammae didapatkan
hasil infiltrating ductal carcinoma dengan IHK ER+, PR-, Her 2 + dan Ki67 Low proliferasi.
Pilihan terapi pasien ini adalah:
a. Konsul bedah untuk Tindakan Radical Mastektomi
b. Kemoterapi
c. Radiasi
d. Terapi Hormonal
e. Terapi target

147. Indikasi dilakukannya terapi pembedahan pada pasien dengan bronkiektasis adalah
a. Pasien bronkiektasis dengan komplikasi korpulmonal kronik dekompensata
b. Pasien bronkiektasis yang terbatas namun sering mengalami infeksi berulang
c. Pasien bronkiektasis yang memiliki repon yang baik dengan terapi medikamentosa
d. Pasien bronkiektasis berat
e. Pasien bronkiektasis dengan PPOK

148. Seorang pasien wanita 45 tahun penderita DM yang lama mengeluh jumlah kencingnya
berkurang dalam beberapa hari terakhir. Pasien rutin mendapatkan metformin 3 x 500 mg dan
beberapa hari terakhir juga mendapatkan terapi omeprazole 2x 20 mg. Pemeriksaan fisik
didapatkan TD 140/90 mmHg, nadi 88 x/menit. Pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar
ureum serum 98 mg/dL, kreatinin 2,8 mg/dL, asam urat 7,2 mg/dL. Urinalisis didapatkan lekosit
10-17/LPB, eritrosit 15-20/LPB, dan silinder (+). Apa kelainan yang paling mungkin pada kasus
di atas?
a. Acute tubular necrosis
b. Acute interstitial nephritis
c. Acute Pielonephritis
d. Acute Glomerulonephritis
e. Diabetic kidney disease

149. Wanita usia 38 tahun dengan benjolan di leher kanan sejak 1 tahun, semakin membesar saampai
> 10 cm. Nyeri (-). BB turun 10 kg . Nafsu makan turun. Demam (-). Keringat malam hari (-).
Telah tegak diagnosisnya Diffuse Large B Cell Limphoma Maligna dengan CD20 positif dan
LDH tinggi, tidak didapatkan benjolan dan pembesaran organ lainnya. Bila dilakukan skoring
prognosis R-IPI maka prognosis pasien ini :
a. Sangat Baik
b. Baik
c. Sedang
d. Buruk
e. Sangat buruk
150. Seorang wanita usia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada dengan sesak napas dan
nyeri dada kiri hingga tembus ke punggung. Nyeri dada akan bertambah berat bila tarik nafas dan
batuk. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis; TD 110/70 mmHg, Nadi 100
kali/menit; suhu aksiler 38 oC. Pada pemeriksaan auskultasi jantung didapatkan friction rub
presistolik. Pada pemeriksaan EKG didapatkan elevasi segmen ST dan foto thorax didapatkan
CTR 58%. Pasien memiliki keluhan yang sama sekitar 2 minggu yang lalu dan telah mendapatkan
pengobatan Ibuprofen 3x600mg setiap hari, akan tetapi nyerinya tak pernah betul-betul hilang.
Terapi selanjutnya yang paling tepat diberikan pada pasien :
a. Tambahkan ASA 2 gr/ hari
b. Prednison 40 mg/ hari
c. Kolkisin 2 mg, dilanjutkan 1 mg/ hari
d. Ganti Ibuprofen dengan Indometasin 3x50 mg/ hari
e. Pungsi perikard

151. Seorang laki-laki berusia 25 tahun baru menikah 2 bulan yang lalu, datang berobat ke poliklinik
penyakit dalam dengan keluhan hubungan seksual suami istri yang tidak memadai sejak
menikah.pada anamnesis didapatkan data bahwa sejak remaja sampai selesai kuliah pasien belum
pernah merasakan ereksi yang memadai. Pada pemeriksaan fisik TB 165 cm, BB 60 kg. Tidak
terlihat pertumbuhan rambut kumis, di ketiak, dan di daerah genital. Penampakan wajah seperti
anak-anak. Tidak terlihat ada bekas jerawat di wajahnya. Pada pemeriksaan lebih lanjut tidak
didapatkan kedua testis pada kedua scrotum, tidak terdapat ginekomastia. Diagnosis yang paling
mungkin pada pasien ini adalah:
a. Hipergonadisme primer
b. Hipergonadisme sekunder
c. Disfungsi ereksi psikogenik
d. Hipogonadotropik hipogonadisme
e. Hipergonadotropik hipogonadisme

152. Perempuan usia 74 tahun berobat ke poliklinik dengan keluhan sering lupa sejak 3 bulan terakhir.
Pasien menderita hipertensi yang tak terkontrol sejak 15 tahun. Menurut anak yang
mendampinginya, 3 bulan lalu pasien tiba-tiba bicaranya cadel disertai kelemahan sisi tubuh
bagian kanan, namun keluhan cadel dan kelemahan tubuh bagian kanan berangsur angsur
membaik seperti sediakala. Pasien sehari-hari membantu anaknya berjualan makanan di warung,
namun saat ini mulai kesulitan untuk menyusun menu dan daftar belanjaan. Pemeriksaan Mini
Mental State Examination (MMSE) hasilnya 25/30 skor basic activity of daily living (ADL)
Barthel 20/20. Pendidikan terakhirnya SMP. Diagposis yang sesuai dengan pasien ini adalah :
a. Demensia Alzheimer
b. Mild cognitive impairment
c. Temporoparietal demensia
d. Hungtington disease dementia
e. Vascular cognitive impairment
153. Seorang pria 48 tahun dengan empiema toraks kiri dan sudah terpasang chest tube sejak 5 hari
lalu, saat ini pasien dalam terapi OAT bulan kedua. Pada pemeriksaan pasien tampak sakit berat,
tekanan darah 130/92 mmHg, nadi 110 x/mnt, suhu 37.50C, respirasi 30 x/mnt. Pemeriksaan fisik
didapatkan perkusi redup serta suara napas menurun pada kiri bawah. Rontgen toraks
menunjukkan gambaran konsolidasi paru kiri dan CT Scan toraks dengan kontras terdapat
penebalan pleura kiri. Tatalaksana lanjutan yang paling tepat pada pasien adalah:
a. Pleural catheter
b. Pleural window
c. Continuous suction
d. Dekortikasi pleura
e. Antibiotik non-spesifik

154. Seorang wanita 31 tahun dirawat di RS untuk menjalani operasi apendiktomi setelah terdiagnosis
apendisitis akut. Operasi yang dilakukan berjalan lancer dan tanpa komplikasi, namun pasca
operasi pasien mengeluhkan sering bak dan merasa haus. Dalam sehari pasien bak sekitar 6 L/hari.
Dari anamnesis didapatkan keluhan sering merasa haus dan sering bak sejak beberapa bulan
sebelumnya namun tidak pernah memeriksakan ke dokter. Pasien tidak mengkonsumsi obat-
obatan sebelumnya, dan tidak ada riwayat penyakit. Pemeriksaan penunjang awal untuk pasien ini
adalah:
a. GDP, GD 2 jam PP, HbA1c
b. Urin tampung 24 jam dan osmolaritas urin
c. Kadar aldosterone plasma
d. Fluid deprivation test
e. MRI kepala

155. Seorang laki-laki usia 55 tahun dengan keluhan demam disertai sesak nafas sejak 2 hari yang lalu.
Pasien juga mengeluh batuk produktif. Pasien MRS sejak 6 hari lalu dan dirawat di ICU karena
edema paru akut akibat penyakit ginjal kronik yang dideritanya dan memakai ventilator selama 3
hari. Setelah dilakukan terapi hemodialisa kondisi pasien berangsur membaik dan bisa pindah di
ruangan biasa. Riwayat PGK dan DM yang tidak terkontrol. Kondisi saat ini keadaan umum
tampak sakit sedang, compos mentis. TD=150/90, Nadi= 108, Resp 26, Suhu 39C, SaO2= 88%.
Conjungtiva anemis (+), Ronkhi basah pada basal paru dextra, Wheezing -/-. Foto thoraks terbaru
ditemukan konsolidasi di paru kanan bawah. Hasil laboratorium: Leukosit 13800/mm3, Hb 8,8
g/dl, Trombosit 153.000/mm3. Ureum 128, Cr 5,8. GDS=210, HIV, HbsAg, Anti HCV non
reaktif. PaO2/FiO2 =240. Riwayat antibiotik sebelumnya Ceftriaxone inj 1x 2 gr IV (H3). Kultur
darah dan sputum tunggu hasil. Tata laksana empiris yang paling tepat untuk kasus diatas adalah:
a. Cefepime+Amikacin
b. Piperacillin/Tazobactam+ Linezolid + Levofloxacin
c. Ceftriaxone dilanjutkan ditambahkan Azithromycin
d. Vancomycin+Tygecycline
e. Imipenem+Levofloxacin+ Amikacin

156. Pasien laki-laki, 67 tahun, datang dengan keluhan sesak nafas sejak 3 jam yang lalu. Keluhan
sesak disertai demam dan ada batuk berdahak kehijauan sejak 3 hari yang lalu. Pasien merokok
sejak muda, sebanyak 40 batang/hari. Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD 122/78 mmHg, nadi
114 x/menit, laju pernapasan 28 x/menit – regular, Saturasi O2 91%, dan didapatkan ronki basah
yang nyaring di paru kiri tengah dan bawah, serta wheezing di kedua paru. Hb 10,6 gr/Dl;
Leukosit 16.780 sel/mm3 ; Trombosit 231.000/mL; hitung jenis: 0/0/69/25/3. Ureum 78 mg/dL;
kreatinin 2,4 mg/dL. Foto toraks menunjukkan gambaran infiltrat di paru kiri dan penebalan hilus.
Dari pemeriksaan pasien tampak barrel chest dan hasil pemeriksaan spirometri menunjukan FEV1
= 2,35 (56% prediksi), FVC = 3,90 (75% prediksi), FEV1/FVC rasio = 0.60. Pilihan terapi yang
tepat adalah
a. Oksigenasi, LABA, SAAC, Steroid oral, Levofloksasin 1x500 mg
b. Oksigenasi, LABA, SAAC, Steroid intravena, Seftazidim 3x1 gram
c. Oksigenasi, LABA, SAAC, Steroid intravena, Seftriakson 2x1 gram
d. Oksigenasi, SABA, SAAC, Steroid oral, Levofloksasin 1x500 mg
e. Oksigenasi, SABA, SAAC, Steroid intravena, Seftriakson 2x1 gram

157. Perempuan, 56 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak napas mendadak sekitar 2 jam
sebelumnya. Sesak didahului dengan demam yang langsung tinggi. Keluhan lain yg dirasakan
adalah mual, muntah, dan kram pada lengan kanan. Pasien menyangkal memiliki penyakit jantung
atau paru sebelumnya. Riwayat alergi tidak ada. Sekitar 10 hari yang lalu, pasien menerima vaksin
ChAdOx1 nCoV-19 dosis pertama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 456, TD 124/78
mmHg; N 122 x/menit (regular); RR 27x/menit; SpO2 tanpa suplementasi oksigen 89%. Pada
auskultasi toraks didapatkan suara jantung kedua mengeras; dan edema pada ekstremitas atas
kanan. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 12,3 gr/dL, WBC 11.900 u/L, PLT 61.000 u/L, d-
dimer 5,2 mg/L, fibrinogen 270 mg/L; dengan hasil ECG seperti berikut:

Tata laksana utama yang perlu diberikan pada kasus di atas adalah:
a. Oksigenasi dan pemberian double-antiplatelet
b. Oksigenasi dan pemberian LMWH
c. Oksigenasi dan pemberian non-heparin-based antikoagulan
d. Oksigenasi dan pemberian UFH
e. Trombektomi dengan general anesthesia
158. Seorang wanita usia 35 tahun dibawa keluarga ke UGD dengan keluhan sesak napas berbunyi
sejak satu hari ini. Pasien dikatakan sering mengalami hal yang sama sejak usia 12 tahun. Nafas
berbunyi dijumpai. Riwayat keluarga atopi (+). Sebelumnya pasien sudah dibawa ke klinik dekat
rumah dan diberikan obat nebulisasi beta 2 agonis 1x , injeksi dexametasone 1 x, namun keluhan
hanya berkurang sedikit. Pada pemeriksaan APE < 60% prediksi. Penanganan saat ini adalah...
a. Ulangi pemberian nebulisasi beta 2 agonis dan inj.kortikosteroid.
b. Ulangi pemberian nebulisasi beta 2 agonis dan berikan aminofilin intra vena, pantau TD
sistolik jangan sampai dibawah 100 mmHg
c. Ulangi pemberian nebulisasi beta 2 agonis+antikolinergik dan inj.kortikosteroid, selanjutnya
kortikosteroid oral dengan dosis 1 mg/kgBB
d. Ulangi pemberian nebulisasi beta 2 agonis +antikolinergik, inj.kortikosteroid , dan
Magnesium iv.
e. Ulangi pemberian nebulisasi beta 2 agonis+ antikolinergik, inj.kortikosteroid dan Aminofilin
iv

159. Seorang wanita, 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan bentol-bentol lebih kurang 30 menit
setelah pesta ulang tahun temannya. Pasien diketahui memiliki alergi terhadap udang dan tidak
sengaja memakan bakso udang di pesta. Pasien saat di triase kemudian mengalami sesak nafas
hebat dan tampak sianotik. GCS 346, tekanan darah 80/50 mmHg, frekuensi nadi 110 x/ menit,
tampak angioedema dan terdengar mengi. Manakah urutan tatalaksana yang tepat pada kasus di
atas?
a. Pemberian resusitasi cairan – pemasangan oksigen – adrenalin intravena – antihistamin –
kortikosteroid
b. Adrenalin intramuskular – resusitasi cairan – pemasangan oksigen – antihistamin –
kortikosteroid
c. Kortikosteroid - resusitasi cairan – pemasangan oksigen – antihistamin – adrenalin
intramuskular
d. Kortikosteroid - antihistamin – pemasangan oksigen – cairan intravena – adrenalin
intramuskular
e. Pemasangan norepinefrin intravena – pemberian kortikosteroid intramuskular – adrenalin
intramuskular – antihistamin

160. Seorang laki-laki usia 35 tahun merupakan rujukan dari faskes tingkat 1 karena mikrohematuria
asimtomatik persisten selama 9 tahun ini. Beberapa bulan terakhir, pasien mengeluh saat berkemih
berbusa dan kadang kemerahan serta tungkai ada sedikit pembengkakan. Pemeriksaan fisik
didapatkan TD 140/90 mmHg, nadi 78 x/menit, edema minimal pada kedua tungkai. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan kadar Hb 13,5 g/dL, albumin 3,4 mg/dL, kadar kreatinin serum 2.1
mg/dL; ureum serum 56 mg/dL. Urinalisis didapatkan albumin +3, darah +3, ACR 1.586 mg/g.
Pasien direncanakan untuk dilakukan biopsi ginjal. Apa diagnosis yang paling mungkin pada
pasien ini?
a. Nefropati minimal change
b. Nefropati membranosa
c. Nefropati membranoproliferatif
d. Focal segmental glomerulosklerosis
e. Nefropati IgA
161. Di bawah ini yang merupakan faktor ekstrinsik penyebab jatuh pada usia lanjut, kecuali:
a. Penggunaan obat golongan diuretik dan sedatif
b. Lantai rumah yang licin
c. Penerangan rumah yang tidak memadai
d. Penggunaan antihipertensi dosis rendah
e. Adanya tangga tanpa pegangan

162. Seorang laki-laki berusia 54 tahun datang dengan keluhan nyeri di lutut kanan yang dirasakan
tiba-tiba sejak 1 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan nyeri dan tidak dapat bergerak saat bangun
tidur kemarin, tidak membaik dengan kompres panas dan bertambah berat. Tidak ada keluhan
pada sendi lain. Pasien 2 minggu yang lalu didiagnosis penyakit jantung hipertensi akibat
hipertensi yang diderita sejak 8 tahun lalu dan mendapatkan pengobatan furosemide 2 x 40 mg,
carvedilol 1 x 6.25 mg, dan lisinopril 1 x 5 mg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan efusi genu
dekstra dengan tanda- tanda radang. Apakah usulan pemeriksaan lanjutan yang paling tepat untuk
menegakkan etiologi efusi sendi?
a. Hematologi lengkap
b. Analisa aspirat cairan sendi
c. Asam urat serum
d. Faktor reumatoid
e. Pemeriksaan radiologi genu

163. Seorang laki-laki usia 29 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan utama demam mendadak
tinggi 6 hari, disertai keluhan mual, nafsu makan menurun, nyeri sendi dan nyeri kepala, sejak 2
hari yang lalu, serta buang air besar hitam 1 kali. Tidak ada riwayat penyakit apapun sebelumnya
pada pasien ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/70 mmHg; HR 120x/menit; RR
22x/menit; Tax 37,20C. Hasil laboratorium: Hb: 19,2 g/dL; leukosit 2.987/μL; trombosit
8.000/μL; SGOT 2.675 U/L; SGPT 2.987 U/L. Pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk
menegakkan diagnosis pasien ini adalah:
a. IgG/IgM SARS COV-2
b. IgM Leptospirosis
c. IgM anti HAV
d. NS-1
e. IgM Salmonella Typhii
164. Seorang perempuan berusia 35 tahun datang berobat ke Poliklinik Penyakit dalam dengan
keluhan demam tinggi 5 hari disertai nyeri kepala, pusing, nyeri otot, mual muntah, ruam
kemerahan di kulit disertai, nyeri perut, dan diare. Sebelumnya pasien bepergian dari Sulawesi
Utara karena mengunjungi kerabatnya di sekitar danau Tondano. Pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran kompos mentis; tekanan darah 120/80 mmHg; frekuensi nadi 101 x/menit, respirasi 20
x/menit, suhu 39C. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 13,5 g/dL; HCT 40 % ;
WBC 12.000 mL; trombosit 175.000/mL; Pada pemeriksaan feses ditemukan gambaran sebagai
berikut:

Tatalaksana yang paling tepat pada pasien tersebut adalah :


a. Prazikuantel 40 mg/kgBB selama 5 hari
b. Prazikuantel 40 mg/kgBB single dose
c. Ampisilin 100 mg/kgBB/hari + Probenesid 30 mg/kgBB/hari
d. Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari + Probenesid 30 mg/kgBB/hari
e. Kotrimoksasol 2x960 mg/hari

165. Seorang pria, 45 tahun datang dengan keluhan nyeri di lutut kiri sejak 2 bulan terakhir. Pasien
mengatakan 3 tahun lalu didiagnosis osteoartritis lutut kanannya. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri tekan di medial lutut kiri dan pada pemeriksaan lingkup gerak sendi aktif nyeri
namun tidak pada gerakan pasif khususnya fleksi lutut dan fleksi pinggul. Pemeriksaan radiologis
didapatkan penyempitan celah sendi lutut kiri dan penyempitan celah sendi disertai osteofit
multipel pada lutut kanan. Apakah diagnosis yang paling tepat sebagai penyebab nyeri lutut kiri di
atas?
a. Iliotibial band tendinosis
b. Bursitis pes anserinus
c. Osteoartritis genu bilateral
d. Osteoporosis
e. Robekan meniscus
166. Seorang pria, 56 tahun penderita hipertensi dan perokok berat datang ke IGD RSUP HAM
dengan keluhan nyeri dada kiri yang dirasakan sejak 30 menit sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik
pasien dalam kondisi hemodinamik stabil, tidak dijumpai adanya tanda kongesti pulmonal dan
perifer. Pada pemeriksaan EKG sebagai berikut :

L
esi culprit pada kasus di atas kemungkinan besar terdapat pada:
a. Proximal RCA
b. LAD
c. LCX
d. LM
e. Distal RCA

167. Seorang perempuan berusia 32 tahun, sedang hamil trimester II, dikonsulkan ke poli penyakit
dalam dengan keluhan benjolan di leher dan jantung berdebardebar. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit irama teratur, frekuensi napas
20 x/menit, suhu 36,6oC, proptosis pada kedua mata, struma difus disertal bruit, serta tremor halus
pada kedua tangan. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 10,2 gr/dL, leukosit 12000/ul,
trombosit 245.000/ul, FT4 9ng/dl, TSH <0,005. Terapi yang sesuai dengan diagnosis di atas
adalah:
a. Ablasi tiroid
b. Obat anti tiroid
c. Operasi tiroidektomi
d. Pemberian kalium iodide
e. Suplementasi levotiroksin

168. Seorang pria 36 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang memberat 8 jam ini ini.
Pasien bekerja sebagai seorang pelaut. Saat ini pasien mengeluh batuk hilang timbul dalam 2
minggu terakhir, dada terasa sakit, dan demam. Penurunan berat badan dan keringat dimalam hari
disangkal. Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/80, Nadi 98x/menit, RR 22x/menit, Tax 37,8
derajat celcius. Pada pemeriksaan radiologis didapatkan infiltrat kecil yang menyebar, hillus
menebal dan kalsifikasi dikedua lobus. Apakah diagnosa yang tepat pada pasien ini ?
a. Mikosis paru yang disebabkan jamur patogen histoplasmosis
b. Mikosis paru yang disebabkan jamur patogen streptococcus
c. Aspergilosis
d. Fungus ball
e. Aspergiloma
169. Seorang laki-laki usia 60 tahun, kontrol ke klinik di RS. Pasien riwayat jantung koroner dan
penyakit ginjal kronik dengan estimasi LFG 20 cc/menit. Pemeriksaan didapatkan TD 160/90
mmHg, nadi 88x/menit reguler, RR 22x/menit, edema pada tungkai minimal. Elektrolit serum
normal, didapatkan peningkatan kadar kolesterol LDL. Apa obat antihipertensi yang paling sesuai
untuk pasien ini?
a. Amlodipine 1x10 mg dan HCT 1x25 mg
b. Captopril 3x12,5 mg dan valsartan 1x80 mg
c. Ramipril 1x2,5 mg dan amlodipine 1x10 mg
d. Spironolactone 1x100 mg dan ramipril 1x5 mg
e. Bisoprolol 1x2,5 mg dan amlodipine 1x10 mg

170. Seorang wanita, 45 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri menjalar ke
pundak selama 60 menit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan BB = 65 kg, TB = 150 cm, Tensi
130/80 mmHg, Nadi 105 x/menit, RR = 20 x/menit, Suhu 380 C. Dari pemeriksaan abdomen
didapatkan nyeri tekan di sebelah kanan atas abdomen. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
alkali fosfatase 500 u/l. Kuman apa yang menjadi penyebab pada pasien ini? :
a. Campylobacter jejuni
b. Giardia Lamblia
c. Salmonella
d. Entamoeba Hystolitica
e. Strep. Faecalis

171. Seorang perempuan berusia 30 tahun dikonsultasikan oleh Spesialis Obsgyn kepada Anda untuk
rencana operasi sectio cesarea. Informasi dari pasien didapatkan adanya riwayat penyakit jantung
reumatik saat berusia 15 tahun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 456; TD 130/75 mmHg;
Nadi 82 x/m reguler; RR 14 x/m. Pemeriksaan auskultasi jantung didapatkan murmur sistolik 2/6
pada proyeksi apeks. Pasien memiliki riwayat alergi obat golongan Penisilin. Tatalaksana
profilaksis endokarditis yang direkomendasikan pada kasus diatas adalah :
a. Tidak membutuhkan profilaksis antibiotik
b. Ceftriaxone 1 gr (IV), 30 menit sebelum operasi
c. Clindamycin 300 mg (PO), 30 menit sebelum operasi
d. Clindamycin 600 mg (PO), 60 menit sebelum operasi
e. Azythromycin 500 mg (PO), 60 menit sebelum operasi

172. Seorang wanita usia 27 tahun datang berobat ke IGD dengan nyeri perut sejak 1 bulan. Nyeri
paling sering dirasakan diuluhati ,walau kadang berpindah ke kanan atau kiri perut atas. nafsu
makan menurun, mual, kadang sampai muntah dan terasa panas di uluhati . BAB sering tidak
normal, kadang mencret kadang sembelit. Menstruasi sering tidak lancar, Penderita sudah berobat
ke dokter swasta dan ke rumah sakit dan terdapat riwayat operasi usus buntu 1 tahun yang lalu,
Tidak ada riwayat kanker pada keluarga. Dari pemeriksaan fisik didapat BMI 17,5 kg/m2.
Pemeriksaan abdomen tampak bekas operasi di daerah Mc Burney, tidak teraba massa.
Pemeriksaan apa selanjutnya yang paling diharapkan dapat membantu dalam penegakan diagnosis
kasus ini ?
a. Endoskopi
b. CT-scan abdomen dengan kontras
c. CT-scan abdomen tanpa kontras
d. USG abdomen
e. Kolonoskopi
173. Pasien datang untuk konsultasi karena memiliki riwayat kontak dengan adik kandung yang
terinfeksi varicella zooster. Saat ini pasien tidak ada gejala dan belum pernah terkena chicken pox
saat anak-anak. Dari status vaksinasi, pasien belum mendapat vaksinasi varicella. Pasien sedang
menjalani terapi psoriatic arthritis dengan etanercept. Pemeriksaan vital sign dan fisik dalam batas
normal. Hasil tes serologis varicella-zoster virus adalah negatif. Manakah manjemen yang paling
sesuai pada kasus diatas?
a. Memulai terapi dengan Acyclovir
b. Memberikan vaksin varicella
c. Memberikan human varicella-zoster immune globulin
d. Memberikan vaksin varicella dan varicella-zoster immune globin
e. Observasi sampai 21 hari paparan

174. Seorang wanita, 23 tahun datang ke klinik dengan keluhan ruam pada kulit yang terasa gatal,
keluhan dirasakan sejak 3 tahun dan kambuh-kambuhan terutama sejak 3 bulan (awal musim
penghujan). Pada pemeriksaan fisik didapatkan: urtikaria pada ekstremitas atas dan bawah serta
perut. Pasien selama ini mendapatkan pengobatan cetirizine 10 mg. Apa usulan penatalaksanaan
tambahan?
a. Prednison 10 mg
b. Siklosporin 2 x 25 mg
c. Ranitidin 2 x 150 mg
d. Azathioprin 2 x 50 mg
e. MMF 2 x 1 gr
175. Seorang laki-laki 65 tahun dalam perawatan di ruang rawat jantung setelah sebelumnya
mengalami keluhan nyeri dada 4 jam sebelum ke Rumah Sakit. Hasil pemeriksaan di IGD
menyatakan pasien mengalami STEMI inferior dan kemudian dilaksanakan intervensi perkutaneus
primer (IKP) untuk koroner yang mengalami oklusi total. Satu jam setelah prosedur dilakukan,
pasien mengalami aritmia akut dengan gambaran EKG (dibawah ini). Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg; nadi 92x/ menit; laju nafas 16x/ menit; suhu aksiler 36,8
oC. Pemeriksaan auskultasi jantung didapatkan ritme denyut jantung reguler dengan intensitas S1
yang bervariasi.
Pemeriksaan auskultasi paru dalam batas normal. (Gambar 6).

Tatalaksana yang tepat bagi pasien saat ini adalah:


a. Berikan Amiodaron
b. Cardiac Resynchronization Therapy
c. Tindakan Kardioversi
d. Berikan Lidocaine
e. Tidak diperlukan intervensi

176. Seorang laki laki usia 35 tahun datang dengan keluhan batuk sejak 3 bulan yang lalu, batuk
dirasakan terutama pada malam harisampai subuh ,terkadang sampai membangunkan dari tidur.
Kadang disertai rasa sesak dan berat di dada.pasien sebelumya sejak setahun terakhir mengeluh
rasa terbakar di dada terutama setelah makan,ada rasa panas dan asam di mulut. Selama ini pasien
berobat ke puskesmas dan memperoleh ranitidin 2x1 dan antasida 3x1 bila keluhan terasa
mengganggu. Pasien sebelumnya suka makan makanan berlemak seperti makanan padang ,dan
minum kopi sehari 2sd 3 kali supaya tidak mengantuk. Dulu merokok tapi sudah berhenti sejak
batuk 3 bulan yang lalu. Berat badan pasien 98 kg dengan tinggi badan 165 cm. Pemeriksaan fisik
tidak menemukan rhonchi dan wheezing . penyebab ter jadinya kelainan pada pasien ini
kemungkinan adalah :
a. Peningkatan reaktivitas bronchus dan mikroaspirasi asam
b. Peningkatan sensitivitas Na K ATP ase
c. Peningkatan tonus otot spinchter LES
d. Penghambatan substance P oleh asam
e. Penurunan kemampuan sekresi proton pump
177. Perempuan, 48 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan luka di payudara kanan yang muncul
sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya pasien merasa ada benjolan di payudara kanan yang kadang-
kadang nyeri dan semakin membesar dalam 3 bulan terakhir. Pasien mengalami penurunan berat
badan dan merasa ada benjolan di ketiak kanan. Kadang-kadang pasien juga mengeluhkan nyeri
punggung yang hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, teraba
massa pada mammae kanan bagian lateral yang teraba keras, tepi tidak jelas dengan luka berkrusta
dan berdarah di kulitnya. Peau d’orange (+). Biopsi menunjukkan: ductal carcinoma insitu.
Foto polos lumbosacral menunjukkan adanya lesi litik multipel pada vertebrae. Penyebab dari lesi
litik multipel tersebut adalah:
a. Adanya interaksi parakrin antara protein terkait hormon paratiroid (PTHrP) yang
meningkatkan laju osteolisis tulang, dan mengubah faktor pertumbuhan β (TGF-β).
b. Kondisi hipofosfatemia kronis sebagai akibat ekskresi fosfat oleh ginjal yang berlebihan.
c. Konsumsi steroid kronis menstimulasi osteoklastogenesis dan meningkatkan apoptosis
osteoblas, serta mengganggu pembentukan pre-osteoblas.
d. Menurunnya kadar estrogen yang memengaruhi absorpsi kalsium di usus, modulasi
1,25(OH)2D, dan ekskresi kalsium di ginjal.
e. Peningkatan kadar alkaline-phosphatase dari tulang

178. Laki-laki, 65 tahun mengeluhkan rasa ampeg di dada disertai sesak selama setahun. Pasien
merokok sejak muda, sebanyak 40 batang/hari. Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak yang
kadang-kadang muncul (lebih sering di pagi hari). Saat ini pasien lebih mudah lelah dan sesak
dengan pekerjaan ringan. Dari pemeriksaan pasien tampak barrel chest dan hasil pemeriksaan
spirometri menunjukan FEV1 = 2,35 (56% prediksi), FVC = 3,90 (75% prediksi), FEV1/FVC
rasio = 0.60. Prinsip dan strategi untuk menghentikan perilaku merokok adalah:
a. Ask, Advice, Assess, Assist, Arrange
b. Ask, Adapt, Assess, Assist, Arrange
c. Ask, Adhere, Assess, Assist, Arrange
d. Ask, Advice, Aspire, Assist, Arrange
e. Ask, Advice, Assess, Assort, Arrange

179. Seorang laki-laki usia 52 tahun baru-baru ini didiagnosis menderita hipertensi oleh dokter
diperawatan primer. Tekanan darahnya selama 2 kunjungan terakhir rata-rata 145/95 mm Hg.
Tinggi badan 160 cm, berat badan 85 kg dan berolahraga secara teratur. Dia perokok (1
bungkus/hari). Pemeriksaan EKG menunjukkan LVH ringan. Hasil profil lemak plasma dan
glukosa puasanya normal. Pasien disarankan untuk mengikuti program berhenti merokok,
menerapkan diet DASH, dan mempertahankan rutinitas hariannya 30 menit sehari latihan aerobik
- dengan target penurunan berat badan ke ideal. Pasien direncanakan untuk pemberian terapi obat
antihipertensi. Manakah rejimen terapi antihipertensi yang paling sesuai dengan kondisi pasien
ini?
a. Furosemide + losartan
b. Amlodipine + thiazide
c. Thiazide
d. Thiazide + ramipril
e. Metoprolol + amlodipine
180. Seorang wanita 66 tahun datang dengan keluhan sesak nafas yang memberat dalam 6 minggu
disertai dengan nyeri dada pleuritik sisi kanan saat berbaring disertai batuk. Pasien mengalami
penurunan BB 9.1 kg dalam 3 bulan terakhir. Tidak didapatkan riwayat penyakit dan terapi
sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 119/63 mmHg, HR 77x/menit, RR 20x/menit,
Temp Axilla, Saturasi Oksigen 92% room air. Pemeriksaan jantung didapatkan normal dan
pemeriksaan paru didapatkan BMI 21. Tidak ada distensi vena jugularis. Bunyi jantung normal
tanpa murmur. Pada pemeriksaan paru didapatkan perkusi redup dan penurunan suara napas pada
basal paru bilateral. Didapatkan massa di mammae dextra ukuran 4 cm. Setelah dilakukan CXR,
didaparkan efusi pleura bilateral tanpa infiltrat atau kongesti pembuluh darah paru. Dilakukan
torasentesis dengan hasil 500 mL cairan serosanguinus. Hasil analisis cairan pleura adalah
- LDH 124 U/L
- Serum total protein 6.2 g/dL (62 g/L)
- Pleural fluid lactate dehydrogenase 320 U/L
- Pleural fluid total protein 4 g/dL (40 g/L) - Pleural fluid glucose 55 mg/dL (3.1 mmol/L)
- Pleural fluid total nucleated cells 3500/uL (3.5 × 10%/L) (15% lymphocytes)
- Pewarnaan cairan pleura dan sitologi normal.
Selain evaluasi massa payudara, mana dari berikut ini adalah manajemen yang paling tepat:

a. Biopsi Pleura Tertutup


b. Flow Cytometry Cairan Pleura
c. Mengulang thoracentesis dan sitologi cairan pleura
d. Thoracoscopic Pleura Biopsy
e. Sputum BTA SPS

181. Seorang laki – laki 79 tahun dibawa ke IGD setelah ditemukan oleh polisi di jalan. Tidak terdapat
keluhan pasien sering merasa berhalusinasi secara visual. Diketahui Parkinson 8 tahun yang lalu
dalam terapi carbidopa 50 mg dan levodopa 200 mg 4 kali sehari. Setahun kemudian pasien
mengalami penurunan ingatan dan didiagnosis Alzheimer. Pasien juga mempunyai riwayat
glaucoma, fraktur lengan kiri, dan operasi hip replacement. Tidak memiliki riwayat minim alcohol
dan merokok. Pada tanda vital dalam batas normal, pasien tampak sadar mengenal lokasi dan
waktu, terdapat tremor pada kedua tangan dan kaki, nilai MMSE 20/30, tidak ada kelainan pada
pemeriksaan laboratorium. Diagnosis?
a. Demensia Mix type
b. Demensia Alzheimer
c. Demensia Vaskuler
d. Demensia Lewy body
e. Demensia frontotemporal
182. Seorang wanita usia 32 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan lemas dan mudah lelah. Pasien
juga sering merasakan pusing, nafsu makan berkurang, mual, muntah dan sulit BAB. Pasien
mengalami penurunan berat badan sebanyak 5 kg dalam 2 bulan terakhir. Pasien pernah
didiagnosis terkena penyakit autoimun, diberikan steroid, tetapi 2 bulan terakhir pasien
menghentikan sendiri pengobatannya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital TD 100/70
mmHg, ND 92 x/menit, RR 16 x/menit, Suhu 37,6oC. Terdapat hiperpigmentasi di wajah, lengan,
siku, lipatan kulit telapak tangan dan lutut. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Dari
pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 10 gr/dL, Ht 38%, MCV 90 fL, MCH 30 pg/cell,
Leukosit 7100 mm3, trombosit 430.000/uL, GDS 110 mg/dL, Na 130 meq/L, K 5.6 meq/L, Cl 100
meq/L, Ca 10.8 meq/L. Anda sebagai dokter penyakit dalam akan mendiagnosis pasien ini
dengan:
a. Sindroma Cushing
b. Krisis adrenal
c. Adenoma hipofisis
d. Penyakit Addison
e. Defisiensi C-17 hydroksilase

183. Seorang laki laki berusia 79 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri perut kiri bawah sejak 1
hari yang lalu disertai demam tinggi. Sebelumnya didapatkan riwayat sering BAB berdarah merah
segar tanpa keluhan nyeri . Dari pemeriksaaan lab didapatkan Hb 9,1 gr/dl dan Leukosit 18.500
u/l. Komplikasi yang sering terjadi pada kondisi ini adalah:
a. Abses pericolic
b. fistula rectokutan
c. perianal abces
d. Ileus paralitik
e. Pseudopolyp

184. Wanita 20 tahun datang dengan keringat malam, BB turun 7,5 kg dan didapatkan benjolan di
leher kiri, tidak nyeri. Pemeriksaan fisik menunjukkan Pembesaran kelenjar Leher kiri, sub
mandibula ukuran 1-2 cm multiple, non tender, ruberry dan mobile. Hasil Lab Anemia
Normochrome Normocyter. Hasil CT scan R.Leher didapatkan adanya pembesaran kelenjar di
leher kiri dan supraclavicula. Prosedur manakah yang paling tepat dilakukan untuk pasien ini :
a. Fine Needle Aspiration pada kelenjar leher yang membesar
b. Core needle biopsi pada kelenjar leher yang membesar
c. Aksisi biopsi pada kelenjar leher yang membesar
d. Pemeriksaan darah tepi dengan Diff Count

185. Seorang wanita usia 40 tahun pre menopause mendapatkan sudah mendapatkan terapi hormonal
karema reseptor hormone pasien ini positif sejak 3 tahun yll. Saat ini pasien dating dengan
keluhan nyeri tulang dan dari pemeriksaan radiologis didapatkan gambaran multiple lytic lesion
pada tulang. Manakah penatalaksanaan paling tepat untuk pasien ini :
a. Dirujuk untuk mendapatkan terapi radiasi
b. Memulai terapi dengan aromatase inhibitor
c. Memulai terapi Trastuzumab dikombinasi dengan kemoterapi Taxan
d. Merekomendasikan Oovorectomi bilateral, Tamoxifen dan Terapi asam Zolendronat
tiap bulan
e. Kemoterapi dosis tinggi dilanjutkan dengan transplantasi sumsum tulang
186. Seorang pengacara, wanita berusia 28 tahun datang ke tempat praktek dengan keluhan utama otot
– otot terasa tegang dan sulit berkonsentrasi. Keluhan disertai sering terbangun pada malam hari
dan selalu gelisah memikirkan masa depan anaknya, biaya sekolahnya, keadaan ekonomi negara
yang semakin memburuk, krisis global yang terus menerus. Keluhan muncul setelah anak berusia
6 bulan. Pasien memiliki seorang anak yang berusia 1 tahun, dan suaminya seorang pengusaha
sukses. Pada pemeriksaan mood dan fisik tidak ditemukan kelainan. Diagnosis multiaksial yang
benar dibawah ini adalah, kecuali:
a. Axis I : Generalized anxiety disorder
b. Axis II : Gangguan Tidur
c. Axis IV : Economic problem
d. Axis V : GAF skor 75 (moderate)
e. Semua benar

187. Wanita 66 tahun dirawat dengan masalaha utama sinrome koroner akut. Pada hari rawatan ke-5
kondisi pasien stabil dan direncanakan untuk rawat jalan, namun pada hari rawatan ke-6 pasien
tiba-tiba mengalami penurunan kesadaran saat berada di kamar mandi. Pada pemeriksaan fisik,
nadi 130x/menit, TD 55/35 mmHg, terdapat peningkatan TVJ, suara jantung terdengar menjauh.
Masalah yang dialami pasien adalah :
a. Stroke ischemic
b. Cardiac tamponade
c. Pericardial cyst
d. Pericarditis konstriktif
e. Reinfark miokard

188. Seorang perempuan berusia 48 tahun memiliki riwayat penyakit graves sejak 11 tahun yang lalu.
Pasien pernah mendapatkan obat propiltiourasil dan tiamazol yang dosisnya sering berubah sesuai
dengan hasil pemeriksaan laboratorium. Sejak 3 tahun yang lalu, dokter penyakit dalam yang
biasa pasien kunjungi menghentikan pengobatannya karena dianggap pasien sudah sembuh. Tiga
bulan yang lalu, muncul kembali keluhan berdebar-debar, banyak berkeringat serta penurunan
berat badan yang drastis sebesar 5 kilo dalam waktu 3 bulan. Pasien kembali berobat ke dokter
yang sebelumnya merawat, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar TSH 0,001
uIU/mL, FT4 4 ngdL sehingga dokter memberikan tiamazol 2x20mg. Namun karena terdapat
keluhan gatal-gatal, obat tiamazol dihentikan dan diganti dengan PTU. Ternyata pasien juga alergi
PTU sehingga obat PTU dihentikan. Pilihan tatalaksana selanjutnya yang sebaiknya diberikan
pada pasien adalah:
a. Diberikan metimazole
b. Diberikan tiomazole dengan dosis titrasi disertai dengan lugolisasi
c. Dilakukan pembedahan total tiroidektomi dan dilanjutkan dengan ablasi tiroid
d. Dilakukan ablasi tiroid dengan iodium radioaktif
e. Dilakukan operasi tiroidektomi parsial dilanjutkan dengan ablasi tiroid dengan iodium
radioaktif
189. Pria, 70 tahun penderita hipertensi mengeluhkan nyeri di daerah perut. Setelah dilakukan
anamnesis lebih lanjut pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan CT scan abdomen. Saat
ini pasien control ulang ke poliklinik dengan membawa hasil CT- scan abdomen dengan kesan
adanya aneurisma aorta abdominalis (AAA). Batas ukuran aorta untuk menentukan indikasi
tindakan pembedahan adalah:
a. 4 cm
b. 4,5 cm
c. 5 cm
d. ≥ 5,5 cm
e. ≥ 5,9 cm

190. Seorang laki-laki berusia 56 tahun, datang ke IGD RSSA dengan keluhan nyeri dada mendadak
sejak 2 jam SMRS. Nyeri dada dikeluhkan tembus ke belakang disertai dengan munculnya
keringat dingin. Pasien seorang perokok berat sejak berusia 20 tahun. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien tampak gelisah; GCS 345; TD 70/40 mmHg; N 48x/m; RR 24x/m; Suhu aksiler
36,8oC. Hasil ECG pasien sebagai berikut : (Gambar 3). Tatalaksana yang tepat untuk pasien
tersebut adalah :

a. Berikan Sulfas Atropin 1 mg (IV) dapat diulang 3x, drip Dopamin 5-20 mcg/kgBB/menit,
Primary PCI
b. Berikan ISDN 5mg sublingual, drip Dopamin 5-20 mcg/kgBB/menit, Primary PCI
c. Loading ASA & CPG, drip Dopamin 5-20 mcg/kgBB/menit, pasang TPM, Primary PCI
d. Loading ASA & CPG, injeksi Sulfas Atropin 1 mg (IV) dapat diulang 3x, Drip Dopamin 5-20
mcg/kgBB/menit, Primary PCI
e. Loading ASA & CPG, ISDN 5mg sublingual, drip Dopamin 5-20 mcg/kgBB/menit, pasang
TPM, Primary PCI
191. Seorang laki laki berusia 76 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri hebat perut kiri bawah
sejak 1 hari yang lalu disertai demam tinggi. Sebelumnya didapatkan riwayat sering BAB
berdarah merah segar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan T : 130/90 mmhg, nadi 120x/m ,
temperatur axila :38,5 derajat celcius. Dari pemeriksaaan lab didapatkan Hb 9,1 gr/dl dan Leukosit
18.500 u/l. Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah :
a. Diverticulitis colon
b. Haemorrhoid interna
c. Crohn disease
d. Colitis ulserative
e. Ca colon dengan perforasi

192. Seorang laki-laki 45 tahun, datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri uluhati.
Pasien juga sulit konsentrasi yang dirasakan sejak bercerai, merasa lambat dalam menyelesaikan
pekerjaanya. Pasien sering merasa sedih, menyesali masa lalunya dan akhirakhir ini sulit tidur.
Pasien juga mengeluh naik berat badan, sering berdebar-debar dan berkeringat, pasien periksa
GDS 194 mg/dL, riwayat Diabetes Mellitus disangkal, berat badan sebelumnya 56 kg dan saat ini
63 kg dalam 1 bulan. Anti depresan yang tepat diberikan pada pasien tersebut adalah :
a. amitriptyline
b. Clomipramine
c. Imipramine
d. Mirtazapine
e. Duloxetine

193. Seorang laki-laki berusia 36 tahun kontrol ke klinik penyakit dalam dengan membawa hasil
laboratorium GDP 170 mg/dl, GD2PP 230 mg/dl dan HbA1C 7,5%. Pasien terdiagnosis DM Tipe
2 sejak 2 tahun dengan terapi glimepirid 1x4 mg dan metformin 3x500 mg dan obat TB sejak 2
bulan yang lalu. Dengan terapi OAD maksimal, gula darah belum terkontrol. Manakah
kemungkinan interaksi obat yang dapat menyebabkan kondisi pada pasien?
a. Streptomisin dengan Metformin
b. Rifampisin dengan Glimepiride
c. Rifampisin dengan Metformin
d. Pirazinamid dengan Metformin
e. Etambutol dengan Metformin
194. Laki-laki usia 58 tahun dikonsulkan oleh dokter umum karena berdasarkan hasil pemeriksaan
kesehatan rutin didapatkan kelainan pada Rontgen thoraks berupa adanya pembesaran di daerah
hilus bilateral dan hasil USG dicurigai suatu gambaran nefrokalsinosis. Pasien diperiksakan
kalsium oleh dokter umum tersebut dan didapatkan hasil kalsium total 16 mg/dl. Diagnosis yang
paling mungkin untuk kondisi di atas adalah:

a. Tuberkulosis paru
b. Sarkoidosis
c. Kanker paru dengan metastasis tulang
d. Metastasis ke paru dari karsinoma sel renal
e. Mieloma multipel dengan plasmasitoma pada paru

195. Seorang laki-laki usia 40 tahun penderita diabetes 10 tahun dan mengalami gangguan ginjal
dalam 3 tahun terakhir. Pada 1 tahun terakhir ini pasien telah menjalani HD 2 kali/minggu.
Tekanan darah biasanya 150/90 mmHg dan rutin konsumsi candesartan 16 mg sekali sehari. Pada
1 minggu terakhir ini pasien mengalami serangan infark jantung dinding anterior sehingga tekanan
darah rerata hanya berkisar 100/60 mmHg, nadi 100x/menit. Apa metode terapi pengganti ginjal
yang paling sesuai untuk pasien ini?
a. Tetap hemodialisis
b. Prolong intermittent renal replacement therapy
c. Continuous arterio-venous hemofiltration
d. Acute peritoneal dialysis
e. Continuous ambulatory peritoneal dialysis
196. Seorang laki-laki usia 52 tahun baru diketahui menderita hipertensi. Pemeriksaan didapatkan
tekanan darah 145/95 mm Hg, tinggi badan 160, berat badan 75 kg. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan kadar Hb A1 C 7,7%, profil lipid normal. Manakah dari yang berikut ini yang menjadi
pilihan terbaik untuk hipertensinya?
a. Bisoprolol
b. Thiazide
c. Lisinopril
d. Metoprolol
e. Amlodipine

197. Seorang pria, 44 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang yang memberat saat bangun tidur,
sesekali disertai dengan nyeri di bokong saat tidur malam sehingga terbangun. Pasien juga
mengeluhkan nyeri sendi di jari-jari kedua kaki pada pagi hari dan berangsur membaik dengan
aktivitas. Pemeriksaan fisik dengan manuver Gaenslen dan Patrick didapatkan nyeri. Apakah
tatalaksana awal yang dapat diberikan?
a. OAINS
b. Parasetamol
c. Opioid
d. MTX
e. Sulfasalazine

198. Pria, 72 tahun datang dengan keluhan sesak napas saat naik tangga atau berjalan cukup jauh.
Pasien juga mengeluhkan adanya batuk kering yang memberat malam hari. Pasien memiliki
riwayat hipertensi dan telah mendapat terapi hidroklorotiazid (HCT) sejak 7 tahun lalu. Pasien
merupakan seorang perokok, ayah pasien meninggal karena serangan jantung pada usia 60 tahun.
Pada pemeriksaan fisik dijumpai tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 88 x/menit, frekuensi
pernapasan 20x/menit, temperature 36,6 C. Dijumpai adanya ronchi basah basal bilateral dan S3
gallop, serta edema pretibial bilateral. Hasil pemeriksan B- natriuretic peptide (BNP) meningkat,
ekokardiografi memperlihatkan hipertropi ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri dengan volume
akhir sistolik ventrikel kiri (left ventricular end systolic volume/LV ESV) 75 dan volume akhir
diastolik ventrikel kiri (left ventricular end diastolic volume/LV EDV) 183. Pernyataan berikut
yang paling tepat terkait diagnosis pasien adalah:
a. Gagal jantung dengan fraksi ejeksi terpelihara (preserved ejection fraction)
b. Gagal jantung dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri menurun (reduced ejection fraction)
c. Obstruksi left ventricular outflow tract
d. Pericarditis restriktif
e. Cardiomiopati dilatasi
199. Seorang perempuan 28 tahun hamil pada trimester tiga, dikonsulkan oleh departemen obstetri dan
ginekologi dengan keluhan muncul benjolan kecil-kecil pada leher. Benjolan timbul sejak 1
minggu yang lalu. Keluhan demam, batuk lama, batuk berdarah, penurunan berat badan disangkal.
Riwayat TB sebelumnya disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kompos mentis, tekanan
darah 120/70mmHg, nadi 75x per menit, respirasi 18x per menit, suhu 37C. Pemeriksaan leher
didapatkan multipel limfadenopati, kenyal, tidak nyeri tekan, ukuran < 1 cm, tidak merah. Pada
pemeriksaan mata, paru, jantung, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal. Pasien telah
dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil Hb : 12 leukosit 6500, trombosit 150.000, anti
toxoplasma IgG (+), anti toxoplasma IgM (+). Pasien dikonsulkan untuk tatalaksana lebih lanjut
untuk memastikan infeksi toxoplasma pada pasien. Pasien menolak untuk dilakukan biopsi pada
kelenjar getah bening di leher. Pengobatan yang tepat untuk kasus tersebut adalah:
a. Pirimetamin tunggal 25 mg
b. Spiramisin 3 gram per hari dalam dosis terbagi 3 selama 3 minggu sejak diagnosis ditegakkan
hingga kelahiran
c. Spiramisin 3 gram per hari dalam dosis terbagi 3 selama 3 minggu sejak diagnosis ditegakkan
hingga bayi berusia 1 bulan
d. Sulfadiazin 4 gram dosis tunggal sejak diagnosis ditegakkan hingga kelahiran
e. Sulfadiazin 4 gram dosis tunggal

200. Seorang laki-laki berusia 23 tahun berobat ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan diare
sejak 4 bulan dengan frekuensi 6-8 kali per hari disertai darah dan lendir. Berat badan turun
sekitar 8 kg sejak sakit diare. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg;
frekuensi nadi 100x per menit; frekuensi nafas 22x per menit. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan Hb 8,2 g.dL; leukosit 4.600/µL; LED 60 mm/jam; albumin 2,8 g/dL. Foto toraks
dalam batas normal. Pasien kemudian dilakukan kolonoskopi dan didapatkan hiperemis pada
kolon transversum distal sampai rektum. Hasil biopsi dari sediaan kolon dan rektum menunjukkan
infiltrasi sel radang kronis pada lamina propria, dekstruksi kripta dan deplesi sel goblet. Dari data
klinis di atas, terapi farmakologik yang paling tepat untuk pasien adalah:
a. Antibiotika dan loperamid
b. Loperamide, steroid, antibiotika, dan mesalazine
c. Steroid dan mesalazine
d. Steroid dan antibiotika
e. Antibiotika dan mesalazine

Anda mungkin juga menyukai