Anda di halaman 1dari 31

UNAS BATCH 34

ENDOKRIN
1. Seorang perempuan berusia 63 tahun kontrol berobat ke poliklinik IPD. Pasien dengan
riwayat diabetes melitus sejak 8 tahun yang lalu dengan terapi diet diabetes melitus 1500
Kkal dan secara teratur minum metformin 2x500mg, kaptopril 2x25 mg, ASA 1x80,
klopidogrel 1x75 mg, simvastatin 1x20 mg, dan bisoprolol 1x2,5 mg. Enam bulan yang lalu,
pasien dirawat di ICCU karena serangan jantung. Saat ini pasien tinggal seorang diri. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan : berat badan 70 kg dan tinggi badan 150 cm; tekanan darah
140/90 mmHg; glukosa darah puasa 250 mg/dL dan 2 jam post prandial 291 mg/dL, dengan
kadar HbA1c 10,1 %; kreatinin serum 1,3 mg/dL.
Pilihan terapi terbaik sebagai kombinasi untuk pasien ini adalah :
a. Tambah insulin basal d. Hentikan metformin, ganti pioglitazone
b. Hentikan metformin, tambah saxagliptin e. Naikkan dosis metformin
c. Tambah glikuidon

2. Seorang pasien laki-laki usia 45 tahun terdiagnosis DM sejak 1 tahun yang lalu dengan
riwayat minum metformin tidak teratur. Pasien kali ini datang ke poliklinik dengan keluhan
badan semakin kurus, dengan penurunan BB lebih dari 10 kg dalam 3 bulan terakhir, pasien
sering lapar, dan frekuensi BAK meningkat. Hasil HbA1c 10.2%. Terapi yang paling tepat
untuk pasien adalah :
a. Metformin + pioglitazone + SU d. Metformin + acarbose + SU
b. Metformin + SU + insulin basal e. Metformin + insulin basal + pioglitazone
c. Metformin + insulin basal + insulin prandial

3. Seorang perempuan 30 tahun mengeluh sering haus dan pusing sehingga banyak minum
dalam 1 bulan terakhir. Jumlah air kencing juga menjadi sangat banyak sekitar 10 liter per
hari. Hal ini dikeluhkan pasien setelah pasien jatuh dari sepeda motor karena tidak
berkonsentrasi saat menyetir motor. Pada pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg, Nadi 100
x/menit, RR 18 x/menit, Sh 36.8C. Pada hasil pemeriksaan laboratorium Hb 15.8 g/dL,
leukosit 8.200/mm3, trombosit 320.000/mm3, Ht 43%, Na serum 120 mEq/L, K serum 3.1
mEq/L, GDS 110 mg/dL, Ur 30 mg/dL, Cr 1.4 mg/dL, osmolaritas serum 245 mOsm/kg,
osmolaritas urine 220 mOsm/kg.
Pemeriksaan selanjutnya apa yang digunakan untuk menegakkan diagnosis:
a. Kadar metanefrin d. Kadar cortisol urin
b. Kadar hormone tiroid e. Kadar aldosterone plasma
c. Fluid deprivation test

4. Pasien wanita usia 48 tahun dengan riwayat DM tipe II yang sudah terdiagnosis sejak 10
tahun yang lalu. Selama ini pasien kontrol teratur. Saat dilakukan pemeriksaan rutin, pada
hasil funduskopi mata didapatkan gambaran retinopati diabetik non-proliferatif.
Tatalaksana yang paling tepat adalah :
a. Tidak ada terapi khusus d. Vitrektomi
b. Laser fotokoagulasi e. Injeksi inhibitor VEGF
c. Operasi retina

5. Seorang laki-laki usia 55 tahun, dibawa keluarganya ke IRD karena penurunan kesadaran di
mana tidak bisa dibangunkan setelah tidur siang. Pasien ini terdiagnosis DM sejak 2 tahun
terakhir dengan terapi Glibenclamide 1x5 mg, diminum pagi hari. Menurut keluarga pasien,
pasien tadi siang belum makan lalu ketiduran. Patofisiologi apa yang terjadi pada kondisi
pasien ini:
a. Penurunan sekresi glukagon oleh sel alfa pankreas
b. Penurunan sekresi growth hormone oleh hipofisis
c. Peningkatan sekresi ACTH oleh hipofisis
d. Penurunan sekresi katekolamin oleh kelenjar adrenal
e. Peningkatan sekresi prolaktin oleh hipofisis

6. Seorang perempuan 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan menstruasi tidak teratur
sejak 3 bulan. Tidak ada keluhan nyeri kepala atau gangguan penglihatan atau lapang
pandang. Pasien sudah mempunyai anak usia 3 tahun. PF didapatkan TB 155 BB 58
pertumbuhan bulu ketiak dan bulu pubis dbn. Lab estradiol 1,0 pmol/L, LH 0,8 mIU/ml, FSH
0,3 mIU/ml, prolaktin 840 ug/ml, dan dari hasil MRI kepala didapatkan makroadenoma
hipofisis berukuran 1.4 cm. Tatalaksana yang tepat:
a. Operasi kraniotomi d. Obat kontrasepsi oral
b. Operasi trans-sfenoidal e. Klomifen sitrat
c. Bromokriptin

7. Seorang laki-laki usia 45 tahun, terdiagnosis DM sejak 6 yang lalu, dengan terapi Metformin
3x500 mg dan Glimepirid 2 mg. Selama kontrol, gula darah pasien terkendali dengan baik
diet dan konsumsi obat-obatan tersebut. Pasien ingin mengikuti ibadah puasa bulan
Ramadhan. Bagaimana cara pemberian obat yang benar:
a. Metformin 500 mg saat buka dan sahur, glimepirid dihentikan
b. Metformin 1000 mg saat buka, metformin 500 mg saat sahur, glimeprird dihentikan
c. Metformin 1500 mg saat buka, glimepirid 1 mg saja saat sahur
d. Metformin 1000 mg dan glimepiride 2 mg saat buka, metformin 500 mg saat sahur
e. Metformin 500 mg dan glimepiride 1 mg saat buka, metformin 500 mg saat sahur

8. Seorang wanita 75 tahun didiagnosa dengan hipertiroid. Dia sudah lama menderita gangguan
tiroid dan dia bertanya tanya konsekuensi apa yang mungkin akan terjadi pada sistem
kardiovaskulernya.
Manakah dari pernyataan berikut yang benar mengenai perubahan keadaan kardiovaskular
pada hipertiroid:
a. Penurunan kontraktilitas miokard dan vasodilatasi perifer
b. Penurunan cardiac output dan peningkatan resistensi perifer
c. Peningkatan cardiac output dan penurunan resistensi perifer
d. Peningkatan kontraktilitas miokard dan vasokonstriksi perifer
e. Peningkatan cardiac output dan penurunan volume darah

9. Seorang laki-laki 33 tahun terdiagnosis HIV sejak 2 bulan yang lalu dan belum pernah minum
obat ARV karena belum ada gejala saat itu. Saat ini pasien datang mengeluh libido menurun,
tidak mampu mempertahankan ereksi, mudah lelah, dan sedikit lemah. Keadaan pasien stabil,
tidak ada tanda-tanda infeksi lain. Evaluasi lebih lanjut yang mungkin didapatkan adalah:
a. Testosteron total normal, sex hormon binding globulin normal
b. Testosteron total menurun, sex hormon binding globulin menurun
c. Testosteron total menurun, sex hormon binding globulin meningkat
d. Testosteron total normal, sex hormon binding globulin menurun
e. Testosteron total normal, sex hormon binding globulin meningkat

10. Seorang wanita usia 35 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan di leher yang
membesar, tidak nyeri, disertai gejala-gejala seperti BB yang bertambah, wajah terlihat
sembab dan suram, kulit kering, suara parau, serta tidak tahan dingin. Hasil lab didapatkan
anti HCV +, TSH tinggi, fT4 rendah, dan anti TPO +. Diagnosis yang paling mungkin:
a. Tiroiditis de quervain d. Tiroiditis autoimun
b. Tiroiditis karena hepatitis C e. Tiroiditis idiopatik
c. Grave disease

11. Seorang laki-laki berusia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan kedua payudaranya
membesar sejak 1 bulan terakhir, tidak ada nyeri maupun nipple discharge. Pasien sudah
memiliki 2 orang anak, dan menurut pengakuan pasien libidonya menurun. Tidak ada keluhan
spesifik yang lain. Pemeriksaan selanjutnya apa yang anda sarankan:
a. Estradiol dan fungsi hati d. Estradiol dan analisis kariotipe
b. Estradiol dan biopsi payudara e. Testosteron dan USG testis
c. Testosteron dan analisis kariotipe

12. Seorang pasien laki-laki, usia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan mual dan
muntah, sering kembung dan bila makan akan terasa cepat kenyang. Keluhan ini dirasakan
sejak 1 bulan terakhir. Selama ini pasien belum pernah periksa dan hanya minum vitamin,
tetapi keluhan tidak membaik. Ternyata saat ini didapatkan hasil GDP 290 mg/dl. Obat
pilihan yang tepat untuk mengatasi keluhan pasien ini adalah:
a. Antasida d. Sukralfat
b. Omeprazole e. Ondansetron
c. Metoclopramide

13. Seorang wanita berusia 32 tahun saat ini sedang hamil trimester pertama datang berkunjung
ke Dokter. Pasien tidak memiliki riwayat diabetes mellitus sebelumnya, tetapi di keluarga, ibu
pasien memiliki diabetes melitus. Pada saat datang pasien membawa hasil pemeriksaan
laborat setelah beban glukosa 75 g, yang menunjukkan GDP 140 mg/dl dan GD2PP 226
mg/dl. Berikut ini yang dapat direkomendasikan pada pasien tersebut adalah:
a. Pengaturan diet selama 3 bulan sebelum pemberian obat-obatan OAD
b. Pengaturan diet dan olahraga yang tidak memicu kontraksi uterus
c. Pengaturan diet dan pemberian kombinasi OAD dan insulin
d. Pengaturan diet, pemberian OAD serta monitoring glukosa darah ketat
e. Pengaturan diet dan pemberian insulin

14. Pemeriksaan laboratorium sebagai penanda tiroiditis autoimun adalah:


a. Antibodi antithyroglobulin d. Antibodi anti TSH
b. Antibodi anti TPO e. Antibodi antiglobulin
c. Thyroid Stimulating Antibody

15. Seorang wanita usia 31 tahun datang dengan keluhan lemas dan mudah lelah. Pasien juga
sering merasakan pusing, nafsu makan berkurang, mual, muntah dan sulit BAB. Pasien
mengalami penurunan berat badan sebanyak 5 kg dalam 2 bulan terakhir. Pasien pernah
didiagnosis terkena penyakit autoimun, diberikan steroid, tetapi 2 bulan terakhir pasien
menghentikan sendiri pengobatannya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital TD
100/70 mmHg, ND 92 x/menit, RR 16 x/menit, Suhu 37,6 oC. Terdapat hiperpigmentasi di
wajah, lengan, siku, lipatan kulit telapak tangan dan lutut. Pemeriksaan fisik lain dalam batas
normal. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 10 gr/dL, Ht 38%, MCV 90 fL, MCH
30 pg/cell, Leukosit 7100 mm3, trombosit 430.000/uL, GDS 110 mg/dL, Na 130 meq/L, K
5.6 meq/L, Cl 100 meq/L, Ca 10.8 meq/L. Anda sebagai dokter penyakit dalam akan
mendiagnosis pasien ini dengan..
a. Krisis adrenal d. Adenoma hipofisis
b. Addison disease e. C-17 Hydroksilase defisiensi
c. Sindrom Cushing

16. Seorang wanita 58 tahun datang dengan keluhan mendadak pingsan 1 hari yang lalu. Hal ini
muncul ketika berkebun diawali dengan gejala muntah dan merasa pusing. 3 hari terakhir
pasien demam tinggi disertai batuk berdahak, tetapi pasien tidak beristirahat. Setelah itu
pasien hanya berbaring serta mengeluh sakit perut dan mual. Tidak ada diare. Riwayat
sebelumnya beberapa bulan yang lalu sering kelelahan, sakit perut, dan hilangnya nafsu
makan dengan penurunan berat badan 5-10 kg. Riwayat medis sebelumnya adalah hipotiroid
dan mendapat pengobatan levothyroxine. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, TD 89/62 mm
Hg saat berbaring dan sistoliknya turun 20 mmHg saat berdiri, nadi 102 bpm saat berbaring
dan 125 bpm saat berdiri, suhu axiller 37.6 ° C, serta didapatkan hiperpigmentasi di ujung
jarinya. Lain-lain dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil Na 121
mEq / L, K 5,8 mEq / L, HCO3 16 mEq / L, glukosa 52 mg / dL, dan kreatinin 1,0 mg / dL.
Apa diagnosis yang paling mungkin :
a. Krisis adrenal d. Hiperaldosteronisme primer
b. Addison disease e. Hiperaldosteronisme sekunder
c. Cushing syndrome

17. Patofisiologi yang terjadi pada sindroma Cushing adalah :


a. Cortisol normal, ACTH rendah d. Cortisol normal, ACTH tinggi
b. Cortisol rendah, ACTH tinggi e. Cortisol tinggi, ACTH rendah
c. Cortisol tinggi, ACTH normal

18. Seorang perempuan, 23 tahun Ibu Rumah tangga datang ke poliklinik penyakit dalam dengan
keluhan benjolan di leher sebesar telur ayam sejak 1 tahun yang lalu, tidak didapatkan
demam, berdebar-debar, penurunan berat badan. Pada pemeriksaan didapatkan kadar FT4
14,63 pmpl/L (normal 10-27) dan TSH 4,09 uIU/mL (normal 0,47 -4,64).
Pemeriksaan awal yang harus dilakukan adalah :
a. Scintigrafi tiroid d. CT-Scan tiroid
b. Biopsi jarum halus e. Anti TPO
c. USG tiroid

19. Seorang perempuan, 29 tahun, sedang hamil 8 minggu dikonsulkan ke poli penyakit dalam
dengan keluhan benjolan di leher dan jantung berdebar debar. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai TD 110/80 mmHg, nadi 128 x/menit, reguler, frekuensi pernapasan 20 x/menit, suhu
37,2 C, exophtalmus pada kedua mata, struma difus disertai bruit, tremor halus pada kedua
tangan. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 10,8 gr/dl, lekosit 11.000/uL, trombosit
310.000, TSH < 0,005, fT4 9 ng/dl. Terapi yang sesuai dengan diagnosis di atas adalah:
Trimester pertama
a. Metimazole 1x30 mg b. PTU 3x200 mg
c. Ablasi tiroid e. Levotiroksin 1x25 g
d. Tiroidektomi

20. Seorang wanita usia 33 tahun dikonsulkan dari bagian ginekologi dengan hipertiroid dan
kehamilan mola hidatidosa. Saat ini umur kehamilan adalah 8 minggu. Pasien saat ini
keluhan sering berdebar-debar, tidak tahan dengan udara panas, mudah lelah dan ke dua
telapak tangan sering berkeringat, penurunan berat badan +, sesak-, perdarahan per vaginam
sudah 2 minggu terakhir ini, buang air besar dalam batas normal. Pasien hendak dilakukan
operasi pengangkatan mola. Pasien memiliki riwayat asma sejak 20 tahun terakhir. Pada PF=
TD: 130/80; Nadi: 120 x/menit, irregular; kuat angkat; RR: 22 x/menit; Suhu 37,0 C;
conjungtiva anemis +, exophtalmus -; Jantung: takikardia, gallop +, bising sistolik derajat 3
hampir di semua katup; Pulmo:dbn. Hasil laboratorium : Hb: 9,0 mg/dL; Leukosit: 11.000;
Trombosit 160.000; GDS 118 mg/dL; Na 145; K 3,4; Clorida 99; FT4: 28 ; TSHs: 0,005.
Hasil EKG : AF dengan rapid ventricular response. Penatalaksanaan hipertiroid dan
komplikasinya pada kasus ini adalah :krisis tiroid
a. PTU 3 x 100 mg, propanolol 3x20 mg, kontrol FT4 dan TSHs 1 bulan setelah terapi
b. Metimazol 3x10 mg, metilprednisolon 3x16 mg, bisoprolol 5 mg 1-0-0
c. PTU 3x100 mg, lugol 5-8 tetes, metilprednisolon 3x16 mg, antibiotik
d. Antibiotik, PTU 3x100 mg, lugol 5-8 tetes, metilprednisolon 3x16 mg, propanolol
3x20 mg
e. Metimazol 3x10 mg, bisoprolol 5 mg 1-0-0, metilprednisolon 3x 16 mg, antibiotik

21. Seorang wanita 26 tahun datang ke IGD dengan penurunan kesadaran sejak 1 hari
sebelumnya. Mual, muntah, sejak 5 hari disertai diare. Batuk sejak 2 minggu disertai dahak
kekuningan, demam sejak 10 hari. Pemeriksaan fisik didapatkan GCS 345, tekanan darah
110/70mmHg, nadi 128x/m regular, frekuensi nafas 28x/m, Tax 39.5C. Rhonki basah nyaring
pada lapang paru tengah kanan. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Leukosit 15.600/uL,
Free T4 29 mg/dl, TSH <0.01 IU/ml, Kalium 4.9 mmol/ L, GDA 400 mg/dl. EKG
menunjukkan atrial fibrilasi. Berikut merupakan terapi yang tepat untuk pasien tersebut
adalah :krisis tiroid
a. PTU + lugol + propanolol + insulin pump
b. PTU + lugol + dexametasone + propanolol + insulin pump
c. PTU + lugol + propanolol + insulin basal bolus
d. PTU + lugol + propanolol + metilprednisolon + insulin basal bolus
e. PTU + lugol + propanolol + DPP-4 inhibitor

22. Seorang laki-laki berusia 25 tahun baru menikah 2 bulan yang lalu, datang berobat ke
poliklinik penyakit dalam dengan keluhan hubungan seksual suami istri yang tidak memadai
sejak menikah. Pada anamnesis didapatkan data bahwa sejak remaja sampai selesai kuliah
pasien belum pernah merasakan ereksi yang memadai. Pada pemeriksaan fisik TB 165 cm,
BB 60 kg. Tidak terlihat pertumbuhan rambut kumis, di ketiak, dan di daerah genital.
Penampakan wajah seperti anak-anak. Tidak terlihat ada bekas jerawat di wajahnya. Pada
pemeriksaan lebih lanjut tidak didapatkan kedua testis pada kedua scrotum, tidak terdapat
ginekomastia. Patofisiologi pada kondisi ini adalah:
a. Penurunan sex hormone binding globulin d. Agenesis saluran Muller
b. Penurunan dehidroepiandrosteron e. Peningkatan 17OH hidroksilase
c. Peningkatan testosteron total
23. Pasien lelaki 50 tahun, datang dengan keluhan kaki kanan dan kiri sering kesemutan hilang
timbul membaik dengan istirahat, pasien menderita dislipidemia dan merokok selama 30
tahun terakhir. Hasil pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI) skor pada pasien tersebut
sebalah kanan 0.8 dan sebelah kiri 0.75. Terapi yang paling tepat :
PAD
a. LMWH d. Cilostazol
b. Filter vena cava inferior e. Sildenafil
c. Bedah endovaskular

24. Seorang laki-laki berusia 62 tahun, memiliki hobi bermain tenis, tetapi 1 tahun terakhir dia
mengeluh sering tidak tepat memukul bola saat bermain tenis. Hal ini mungkin terjadi karena
adanya kelainan pada bagian mata yaitu :
a. Lensa d. Vitreous humor
b. Konjungtiva e. Retina
c. Sklera

25. Seorang perempuan 56 tahun datang ke poliklinik dengan riwayat penyakit jantung koroner
dan kolesterol tinggi. Pasien mendapatkan pengobatan atorvastatin 1x10mg. Aspilet 1x80mg,
valsartan 1x80mg, dan gemfibrozil 1x300 mg. Pasien 1 minggu ini mengeluh nyeri otot yang
semakin memberat disertai penurunan jumlah kencing. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tinggi badan 148cm; berat badan 46 kg; tekanan darah 130/85 mmHg; kadar kolesterol total
160mg/dL; TG 264 mg/dL; LDL 200 mg/dL; HDL 38 mg/dL. Patofisiologi yang terjadi pada
kondisi ini adalah :
rhabdomiolisis
a. Gangguan filtrasi di d. Vasokonstriksi pembuluh
glomerulus darah ginjal
b. Nefritis tubulo-interstitial e. Penurunan tekanan
c. Obstruksi tubulus ginjal intraglomerular

26. Seorang Perempuan 42 tahun, berobat ke poli Penyakit Dalam karena rasa nyeri pada leher.
Dua minggu sebelumnya ia mengalami demam dan pembengkakan pada kelenjar gondok
disertai rasa nyeri. Satu minggu terakhir muncul gejala berdebar-debar, banyak keringat,
gemetar, nyeri kepala dan badan lemah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan struma difus, tidak
ada eksotalmus, nadi 115 x/mnt, regular. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb
13 g/dl, leukosit 7.800/uI, trombosit 280.000/uI, LED 110 mm/jam, FT4 2,2 ng/dl ( normal
0,71-1,8 ng/dl), TSH 0,3 (normal 0,4-5 mU/I). Patofisiologi pada kondisi ini:
a. Peningkatan antibodi reseptor tiroid menyebabkan kelenjar tiroid sangat peka
terhadap stimulasi TSH
b. Adanya bagian dari kelenjar tiroid yang hiperfungsi
c. Inflamasi menyebabkan ambilan yodium meningkat sehingga produksi hormone
tiroid meningkat
d. Peningkatan antibody reseptor tiroid menyebabkan kelenjar tiroid membesar shg
produksinya meningkat
e. Kerusakan folikel tiroid sehingga hormone tiroid terlepas ke sirkulasi berlebihan

27. Seorang laki-laki 47 tahun, dibawah ke unit gawat darurat dalam keadaan kesadaran menurun,
istri pasien mengatakan bahwa sejak 5 hari terakhir pasien mengatakan badan terasa lemas
dan hari ini tidak sadar. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, pernapasan
cepat dan dalam dengan RR 30 x/mnt, turgor kulit berkurang, lidah dan bibir kering. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan gula darah 460 mg/dl, Kalium 3,7 mEg/l, AGD
asidosis metabolik, dan keton urine positif. Patofisiologi pada kondisi ini:
a. pH turun, bikarbonat turun, anion gap turun, kalium meningkat
b. pH turun, bikarbonat normal, anion gap normal, kalium normal/turun
c. pH turun, bikarbonat turun, anion gap meningkat, kalium normal/turun
d. pH turun, bikarbonat normal, anion gap meningkat, kalium meningkat
e. pH turun, bikarbonat turun, anion gap turun, kalium normal/turun

28. Seorang perempuan berusia 63 tahun kontrol berobat ke poliklinik IPD. Pasien dengan
riwayat diabetes melitus sejak 8 tahun yang lalu dengan terapi diet diabetes melitus 1500
Kkal dan secara teratur minum metformin 2x500mg, glimepirid 1x2 mg, acarbose 3x100 mg,
kaptopril 2x25 mg, ASA 1x80, klopidogrel 1x75 mg, simvastatin 1x20 mg, dan bisoprolol
1x2,5 mg. Enam bulan yang lalu, pasien dirawat di ICCU karena serangan jantung. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan : berat badan 55 kg dan tinggi badan 150 cm; tekanan darah
140/90 mmHg; glukosa darah puasa 250 mg/dL dan 2 jam post prandial 291 mg/dL, dengan
kadar HbA1c 8,9 %; kreatinin serum 1,2 mg/dL. Terapi tambahan yang paling tepat:
a. GLP-1 agonis
b. DPP-4 inhibitor
c. SGLT2 inhibitor
d. Insulin basal
e. Insulin basal bolus

PSIKOSOMATIS

29. Seorang perempuan berusia 28 tahun dengan riwayat asma bronkhiale datang ke IGD dengan
keluhan sesak napas, disertai rasa mau pingsan dan kesemutan sejak 1 jam yang lalu. Dalam
satu tahun terakhir pasien mengalami gejala serupa ini sekitar 5 kali. Pasien memiliki riwayat
asma sejak kecil. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien nampak sesak dengan frekuensi
napas 32x/menit, dangkal. Auskultasi paru tidak terdapat ronkhi maupun mengi. Dari BGA
didapatkan pH 7.6 pCO2 16 pO2 96 HCO318 BE -5 SatO2 100%. Terapi yang tepat:
sindroma hiperventilasi
a. O2 nasal, kalsium glukonas iv, benzodiazepine
b. O2 rebreathing mask, kalsium glukonas iv, benzodiazepine
c. O2 nasal, kalsium glukonas iv, CBT
d. O2 rebreathing mask, kalsium glukonas iv, CBT
e. Kalsium glukonas iv, benzodiazepine, CBT _ kalo panic

30. Seorang perempuan berusia 48 tahun, sudah menikah, sejak 6 bulan yang lalu sering
mengeluh nyeri dada sebelah kiri tidak menjalar, tidak berkeringat, hanya terasa berdebar-
debar, dan sesekali ada keluhan mual dan muntah. Keluhan ini pertama kali timbul menjelang
lebaran, saat sebagian besar anggota keluarga pergi keluar kota dan pasien hanya ditemani
seorang keponakannya. Pasien merasa kesepian dan takut terjadi sesuatu pada dirinya. Sejak
itu keluhan sering berulang terutama timbul bila pasien merasa sepi atau sendirian atau bila
melihat musibah di televisi. Keluhan berkurang bila pasien merasa terhibur atau ada teman
mengobrol atau datang ke poliklinik. Pasien merasa mudah marah kareha hal sepele atau
tanpa sebab, mudah tersinggung, kadang tidak bisa mengendalikan rasa khawatir bahkan
merasa takut akan kematian sudah dekat. Kemungkinan diagnosis yang tepat untuk pasien
pada kasus di atas adalah :
a. Depresi
b. Dyspepsia fungsional
c. Panic disorder (PD)
d. Gangguan jantung fungsional
e. Gangguan cemas menyeluruh (GAD)

31. Seorang perempuan berusia 33 tahun, pegawai wartel dan belum menikah, mengeluh nyeri
ulu hati yang hilang timbul sejak 8 bulan lalu disertai perut kembung dan berbunyi. Keluhan
ini dirasakan setelah mengkonsumsi jamu temu lawak. Nyeri ulu hati sering dirasakan jika
penderita merasa kecapean, makan asam atau pedas. Pasien juga sering mengeluh nyeri perut
hilang timbul dan membaik setelah buang air besar, pasien merasa takut penyakitnya tidak
akan sembuh karena sering sekali kambuh, bahkan sudah berulangkali berobat ke rumah
sakit, keluhan tidak juga hilang. Pasien pernah menjalani gastroskopi hasilnya disebutkan
tidak terdapat kelainan. Saat ini pasien sering tidak masuk kerja karena harus berobat ke
rumah sakit. Menurut pengkajian anda, kemungkinan diagnose pasien tersebut adalah:
a. Dyspepsia fungsional dan depresi
b. Irritable bowel sindrom dan depresi
c. Dyspepsia fungsional dan irritable bowel sindrom
d. Dyspepsia fungsional dan gangguan cemas menyeluruh (GAD)
e. Irritable bowel sindrom dan gangguan cemas menyeluruh (GAD)

32. Seorang wanita 45 tahun datang dengan keluhan sulit mempertahankan tidur sejak 1 bulan.
Pasien cenderung mudah terbangun saat tidur dan tidak dapat tidur kembali. 1 tahun yang lalu
pasien bercerai dengan suaminya dan saat ini pasien harus bekerja di dua tempat untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasien juga mengeluh sulit berkonsentrasi saat bekerja.
Pasien sudah tidak pernah melakukan hobinya karena selalu merasa lelah.
Diagnosis yang tepat untuk pasien adalah:
a. General Anxiety Disorder
b. Panic Disorder
c. Depresi
d. Distimia
e. Gangguan kepribadian

33. Seorang laki-laki 70 tahun, datang ke poliklinik dengan kondisi hampir putus asa akibat sulit
tidur sejak 2 tahun. Pasien sering berobat ke beberapa spesialis dan telah mendapat berbagai
obat seperti estazolam, zolpidem, serta berbagai obat anti depresan dan ansiolitik, namun
tidak memberikan hasil yang memuaskan. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan
yang bermakna, hanya nampak letih. Terapi farmakologi yang paling tepat diberikan pada
pasien ini adalah :
a. Antidepressan trisiklik d. Benzodiazepine
b. SSRI e. Anxiolytic
c. Non-SSRI

34. Pasien laki-laki 23 tahun datang dengan keluhan mudah capek, dada terasa berat dan banyak
berkeringat. Sejak 2 tahun yang lalu pasien kuliah di perguruan tinggi swasta dan sebentar
lagi harus menyelesaikan skripsi, disamping itu ada dua mata kuliah pasien yang belum lulus.
Selama ini kuliah yang dijalankan oleh pasien tidak sesuai keinginan pasien. Pasien merasa
tertekan karena tidak bisa mengemukakan hal tersebut kepada orang tuanya. Pasien
merupakan anak pertama dari empat bersaudara dan orang tua pasien sangat berharap agar
anaknya menjadi contoh tauladan bagi adik-adiknya. Status ekonomi orang tua terbilang
cukup. Pemeriksaan fisik dan penunjang normal, tekanan darah 120/80 mmHg. Terapi
farmakologis yang tepat pada pasien ini adalah:
a. Paroxetine d. Clobazam
b. Buspiron e. Alprazolam
c. Fluoxetine

KARDIOLOGI

35. Seorang wanita 19 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak sejak 4 bulan yang lalu.
Sesak timbul ketika pasien melakukan aktivitas ringan seperti menyapu rumah dan membaik
dengan istirahat. Pasien juga mengeluh mudah lelah dan sejak sekolah di bangku SMP, pasien
tidak mengikuti olah raga karena lelah yang berlebihan setelah olah raga. Pemeriksaan fisik
menunjukkan tekanan darah 110/70mmHg, nadi 94x/m, frekuensi napas 20x/m, murmur
sistolik II/6 pada intercostal space 2 kiri yang bervariasi dengan inspirasi. Pemeriksaan lain
dalam batas normal. Rontgen paru PA menunjukkan gambaran vaskularisasi paru normal
dengan dilatasi arteri pulmonalis. Gambaran echo yang mungkin didapatkan adalah:
a. Stenosis katup pulmonal
b. Hipertensi pulmonal disertai trikuspid regurgitasi
c. Stenosis katup pulmonal disertai stenosis aorta
d. Hipertensi pulmonal disertai hipertrofi ventrikel kiri
e. Stenosis katup pulmonal disertai VSD

36. Seorang wanita 19 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak sejak 4 bulan yang lalu.
Sesak timbul ketika pasien melakukan aktivitas ringan seperti menyapu rumah dan membaik
dengan istirahat. Pasien juga mengeluh mudah lelah dan sejak sekolah di bangku SMP, pasien
tidak mengikuti olah raga karena lelah yang berlebihan setelah olah raga. Pemeriksaan fisik
menunjukkan tekanan darah 110/70mmHg, nadi 94x/m, frekuensi napas 20x/m, murmur
sistolik II/6 pada interkostal space 2 kiri yang bervariasi dengan inspirasi. Pemeriksaan lain
dalam batas normal. Rontgen paru PA menunjukkan gambaran vaskularisasi paru normal
dengan dilatasi arteri pulmonalis. Patofisiologi pada kondisi ini adalah:
a. Penyempitan katup pulmonal
b. Penurunan resistensi pulmonal
c. Peningkatan aliran arteri pulmonal
d. Peningkatan resistensi pulmonal
e. Peningkatan diameter arteri pulmonal

37. Seorang laki laki 42 tahun datang dengan keluhan pusing dan sensasi jantung berdebar –
debar. Pasien sering mengalami pingsan berulang. Pasien ini tidak mengkonsumsi obat apaun
sebelumnya disertai dengan TD 100/60.
Hasil pemeriksaan EKG :
Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah :
a. Pace maker permanen
b. Studi elektrofisiologi dan ablasi
c. Studi elektrofisiologi diikuti pemasangan pace maker sementara
d. Observasi saja
e. Kardioversi

38. Pasien laki-laki berusia 55 tahun, rencana akan dioperasi hernia reponibilis. Pasien ini post
dipasang Bare Metal stent koroner 2 minggu. Selama ini pasien mendapatkan aspirin 1x100
mg dan klopidogrel 1x75 mg. Bagaimana tatalaksana perioperatif pada pasien ini:
a. Operasi hernia dengan menghentikan aspirin 7 hari sebelum operasi
b. Operasi hernia dengan menghentikan aspirin dan klopidogrel 7 hari sebelum operasi
c. Operasi hernia tanpa menghentikan aspirin dan klopidogrel
d. Menunda operasi hernia 4-6 minggu
e. Menunda operasi hernia hingga 12 bulan

39. Seorang perempuan usia 54 tahun dibawa ke UGD dengan keluhan nyeri dada disertai
keringat dingin sejak 2 jam sebelum MRS. Terdapat riwayat asma sejak kecil, DM dan HT
sejak 10 tahun, stroke 2 tahun yang lalu. 6 bulan terakhir kadar kolesterol LDL di atas
200mg/dl. TD 130/70. Gambaran EKG sebagai berikut:
Selain terapi baku berupa pemberian O2, ASA, nitrat, CPG, statin, ACEI, maka tatalaksana
pada kondisi ini yang paling tepat adalah :
a. Heparin d. Rescue PCI
b. Trombolitik e. Bedah pintas koroner
c. PCI primer

40. Seorang laki-laki, 56 thn, datang ke IRD dengan riwayat sering pingsan sejak 1 bulan
terakhir. Pasien memiliki hipertensi selama 10 tahun dan dislipidemia, yang selama ini diobati
secara rutin. Pasien juga seorang perokok aktif. Dari pemeriksaan EKG didapatkan gambaran:

Tatalaksana farmakologi yang tepat adalah:


a. Adrenalin d. Dopamin
b. Adenosin e. Sulfas atropin
c. Verapamil

41. Seorang perempuan 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang memberat
sejak 2-3 bulan lalu. Sesak bahkan sudah dirasakan meskipun melakukan aktifitas ringan
seperti berpakaian. PF didapatkan TD 110/20 nadi 104x /menit irama tidak teratur.
Didapatkan gallop S3 dan terdengar bising diastolik decressendo di sela iga 2 right sternal
border. Patofisiologi yang mendasari kondisi ini adalah:
AI
a. Penurunan tekanan sistolik d. Penurunan left atrial end
aorta diastolik volume
b. Penurunan left ventrikular e. Peningkatan left ventrikular
preload end diastolik volume
c. Peningkatan tekanan diastolik
aorta
42. Seorang perempuan berusia 20 tahun dibawa ke UGD karena sesak nafas yang memberat
sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengeluh sulit untuk tidur terlentang dan kakinya membengkak
sejak 1 minggu ini. Pasien di diagnosis SLE sejak 2 bulan yang lalu dan mendapat terapi
mycophenolate mofetil 2 x 500 mg dan metilprednisolon 2 x 8 mg .
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan pasien tampak sakit berat , sesak , tekanan darah 90/60
mmHg ; frekuensi naadi 130 / mennit ; frekuensi napas 32x/ menit , suhu 37 C; JVP 5+4 cm
H2O; gerakan toraks masih simetris ; auskultasi paru tidak terdengar ronki ; pemeriksaan
jantung iktus kordis tidak terlihat, detak jantung teraba lemah di sela iga 5 kiri dan suara
jantung sedikit menjauh. Gambaran EKG pasien sebagai berikut:

Patofisiologi pada kondisi tersebut adalah:


a. Keradangan akut pada perikardium
b. Keradangan akut pada katup jantung
c. Infeksi akut pada miokardium
d. Akumulasi cairan pada pleura
e. Akumulasi cairan pada perikardium

43. Seorang laki-laki 45 tahun, datang ke unit gawat darurat dengan keluhan nyeri dada kiri sejak
5 jam SMRS, nyeri dirasakan selama 10 menit setelah beraktivitas ringan dan berkurang
setelah istirahat. Pasien merupakan perokok aktif dan menderita sakit hipertensi dan
dislipidemia, serta rutin mengkonsumsi amlodipin 10 mg. Keluhan ini baru dirasakan pertama
kali. Dari vital sign didapatkan kesadaran compos mentis, tekanan darah 160/90 mmHg, nadi
100 x/mnt, RR 22 x/mnt. Pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya kelainan. Hasil
pemeriksaan laboratorium CKMB dan troponin masih dalam batas normal, pada EKG
didapatkan T inverted pada II, III, aVF. Diagnosis yang paling mungkin untuk kasus di atas
adalah:
a. Angina pektoris stabil d. STEMI
b. Angina pektoris tidak stabil e. NSTEMI
c. Angina prinzmetal

44. Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada hebat
tembus ke punggung sejak 6 jam, berlangsung terus menerus, tidak membaik dengan
pemberian nitrogliserin 3 kali. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 180/110 mmHg; frekuensi nadi 90x/menit. Hasil
pemeriksaan EKG dalam batas normal. Pada foto toraks didapatkan gambaran pelebaran
mediastinum.
Pemeriksaan penunjang lanjutan yang paling tepat untuk menegakkan diagnosis kasus di
atas :
a. Serial Hb d. Echocardiografi
b. Kateterisasi jantung e. Foto polos vertebrae
c. Aortografi

45. Seorang wanita hamil 36/37 minggu, memiliki riwayat operasi pemasangan katup mitral
protese karena penyakit jantung reumatik. Pasien ini direncanakan melahirkan dengan sectio
caesaria. Tatalaksana profilaksis endokarditis pada kasus ini adalah:
a. Amoksisilin 2 gram po/iv 30-60 menit sebelum operasi
b. Clindamycin 600 mg po 30-60 menit sebelum operasi
c. Tetrasiklin 750 mg po 30-60 menit sebelum operasi
d. Ciprofloxacin 500 mg 30-60 menit sebelum operasi
e. Tidak perlu pemberian profilaksis

46. Seorang laki-laki 39 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada seperti ditusuk disertai
sesak napas dan sakit ulu hati. Terdapat keluhan demam, flu, mudah lelah dialami sejak 3 hari
sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/60 mmHg, denyut jantung 100
kali/menit. Pada pemeriksaan fisik paru ditemukan ronki basah halus tidak nyaring di kedua
basal paru. Pada pemeriksaan EKG didapatkan T inverted di lead v1-v4. Pada foto toraks
didapatkan CTR 57%.
Berdasarkan data klinis di atas, penyebab gagal jantung yang paling mungkin pada pasien
tersebut adalah :
a. Miokarditis viral baku emas c. Sindroma koroner akut
periksa Biopsi d. Kardiomiopati iskemik
endomiokardium e. Penyakit jantung rematik
b. Endokarditis infektif

47. Seorang laki-laki datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada kiri yang menjalar ke dagu dan
lengan kiri disertai keringat dingin sejak 1 jam lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan
perokok aktif. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi
nadi 80x/menit, frekuensi nafas 24x/menit. pemeriksaan jantung dan paru dalam batas
normal. Gambaran EKG sebagai berikut:

Tatalaksana yang paling tepat pada kasus di atas adalah:


a. Trombolitik b. Heparinisasi
c. PCI primer + ventricular d. Periksa kadar kalium
assisted device e. Observasi saja

48. Seorang laki-laki datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas disertai berdebar-debar 2 jam
sebelum masuk rumah sakit. Pasien tampak gelisah dan berkeringat dingin. Tidak didapatkan
keluhan nyeri dada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/60 mmHg, denyut
jantung 134x/menit. Gambaran EKG sebagai berikut:

Tatalaksana yang paling tepat adalah :


a. Vagal manuver d. Kardioversi synchronized
b. Adenosin 6 mg bolus lanjut 12 mulai 50 joule
mg e. Kardioversi synchronized
c. Verapamil drip kontinyu mulai 100 joule

49. Seorang perempuan 30 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang bertambah
berat sejak 3 hari lalu. Pasien saat ini sedang hamil minggu ke -37. Keluhan sesak disertai
bengkak pada kedua tungkai. Tidak didapatkan riwayat penyakit jantng sebelumnya.
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70; nadi 100x/menit; irama reguler;
frekuensi nafas 28x/menit; didapatkan ronkhi basah halus di kedua basal paru. Jantung
didapatkan impuls apikal yang melebar murmur holosistolik grade 3/6 dan gallop S3.
Ekokardiografi didapatkan EF 30%. Terapi farmakologis yang paling tepat pada kasus ini
adalah:postpartum kardiomiopati
a. Furosemide, propanolol, captopril, warfarin
b. Furosemide, spironolakton, warfarin
c. Furosemide, carvedilol, spironolakton, heparin
d. Furosemide, carvedilol, heparin
e. Furosemide, spironolakton, heparin kombinasi warfarin

50. Wanita, 40 tahun obese datang dengan nyeri dada dan riwayat sinkop berulang hingga 2x.
Pemeriksaan fisik ditemukan midsistolik ejection murmur, terdengar paling jelas di aorta,
menjalar ke daerah karotis, disertai S4 gallop, denyut karotis menghilang. Pemeriksaan nadi
yang dapat dijumpai pada kondisi ini adalah:
Aorts stenosis
a. Pulsus magnus c. Pulsus paradoksus
b. Pulsus defisit d. Pulsus alternans
e. Pulsus parvus et tardus

51. Seorang wanita, 52 tahun, dengan keluhan nyeri dada sejak 15 menit yang lalu, saat pasien
sedang mencuci pakaian. Keluhan ini sudah dua kali dirasakan, sebelumnya nyeri dada
membaik setelah istirahat, keluhan kali ini dirasakan lebih nyeri dan lebih lama. Pasien
dengan riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu, berobat teratur dengan metformin 500 mg 2x1.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tampak cemas, TD 130/80
mmHg, denyut jantung 110 x/menit. GDA 154 mg/dl. EKG menunjukkan ST depresi di lead
V5-V6. Patofisiologi yang mendasari keluhan tersebut adalah: Nstemi
a. Vasospasme arteri koroner (angina prinzmetal)
b. Plak ateroma dengan fibrous cap tebal
c. Ruptur plak ateroma yang menyebabkan oklusi tidak total
d. Ruptur plak ateroma yang menyebabkan oklusi total (STEMI)
e. Robeknya lapisan tunika intima aorta ( anurisma aorta)

52. Laki-laki berusia 72 tahun mengeluh beberapa minggu mengalami sesak yang memburuk.
Pasien juga mengalami keluhan dada seperti ditindih benda berat dan sampai pingsan saat
naik tangga di rumahnya. Pasien sering sesak di malam hari dan tidur dengan bantal tinggi.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan vena jugularis 5+4 cmH2O, ronki basah halus
pada basal kedua paru, murmur sistolik grade 3/6 pada proyeksi katup di sela iga 2 parasternal
kanan yang dapat terdengar juga pada arteri femoralis, serta edema pitting kedua pretibial.
Pasien juga terlihat kepalanya mengangguk2 mengikuti denyut jantung. Kondisi apa saja yang
terjadi pada pasien ini:
a. Gagal jantung akut dan aorta regurgitasi
b. Gagal jantung akut dan aorta stenosis
c. Gagal jantung akut dan mitral stenosis
d. Gagal jantung akut dan mitral regurgitasi
e. Gagal jantung akut dan pulmonal regurgitasi

53. Seorang perempuan 38 tahun penderita CHF NYHA III masih mengalami gejala dengan
pemberian terapi diuretik. Dokter yang merawatnya mempertimbangkan untuk menambahkan
agen terapi kedua atau bahkan ketiga pada regimennya. Pemeriksaan echo menunjukkan EF
25%. Terapi farmakologis apakah yang tepat ditambahkan pada pasien ini:
a. Bisoprolol d. Digoksin
b. Statin e. Aspirin
c. Spironolakton

PULMONOLOGI

54. Seorang pria berusia 58 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD dengan keluhan utama sesak
napas sejak 10 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk-batuk dengan
dahak bercampur darah disertai nyeri pada dada kanan. Pasien merokok 15 batang per hari
sejak 25 tahun yang lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg,
denyut nadi 110 kali/menit, regular, frekuensi napas 28 kali/menit, temperatur axilla 37,7 °C.
Pemeriksaan paru didapatkan perkusi paru kanan redup, suara napas menurun, dan pada foto
toraks didapatkan gambaran radioopak pada hemitoraks kanan disertai pergeseran trakea dan
jantung ke arah kiri. Hasil CT-Scan thoraks dicurigai keganasan pada paru. Bila kondisi
pasien seperti ini, keganasan parunya mencapai stadium:
soal tidak lengkap
a. IIA d. IIIB
b. IIB e. IV
c. IIIA

55. Seorang perempuan berusia 42 tahun, dengan TB 156 cm, BB 76 kg, datang ke IGD dengan
keluhan sesak napas dan nyeri dada yang memberat setiap kali pasien menarik nafas sejak 1
jam SMRS. Pasien pengguna kontrasepsi hormonal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan fisik
di dapatkan edema pada tungkai kiri (paha ke bawah). Gambaran EKG dan foto thoraks
sebagai berikut :S1Q3T3,t inverted vi-v3

Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah :


foto thorax : watermarks,peninggian diafragma ,pelebaran arteri pulmonalis
desenden,ekg =mc ginn white matter
a. Infark miokard lama d. Post infark angina
b. Diseksi aorta e. Emboli pulmonal
c. Perikarditis akut

56. Laki-laki 51 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 7
hari lalu disertai demam dan batuk berdahak. Keluhan sesak nafas sudah dialami sejak usia 20
tahun terutama bila terpapar debu dan membaik bila menggunakan salbutamol semprot. Sejak
1 tahun terakhir keluhan sesak nafas dirasakan muncul setiap hari. Dan tidak membaik
meskipun menggunakan salbutamol inhaler. Pada pemeriksaan paru didapatkan sela iga
melebar, suara nafas bronkhial, disertai wheezing. Pemeriksaan FEV1 2,3L/menit dan post
bronkhodilator FEV1 2,4 L/mnt. Dari hasil kultur dahak didapatkan Aspergillus. Pemeriksaan
lanjutan apa yang anda sarankan:
ABPA
a. IgE serum d. Bronkoskopi
b. Eosinofil darah e. Foto thoraks
c. Spirometri serial

57. Seorang lelaki usia 70 tahun selama ini tinggal di panti jompo, datang berobat ke poliklinik
dengan keluhan batuk sejak 4 hari yang lalu disertai sesak napas. PF paru didapatkan
bronkovesikuler pada paru kanan bawah disertai ronki basah nyaring. Pada foto toraks
didapatkan bercak-bercak infiltrat pada paru kanan bawah. Mikroorganisme penyebab infeksi
tersering pada kasus pasien tersebut adalah:
a. Staphylococcus aureus atau c. Mycoplasma pneumonia
bakterimia lainnya d. Bacteroides fragilis
b. Streptococcus pneumonia e. Pseudomonas aeruginosa

58. Seorang laki-laki usia 70 tahun, dirawat di RS karena stroke iskemik akut selama 14 hari.
Pada hari ke 14 perawatan, pasien mengalami demam dan dari pemeriksaan fisik didapatkan
ronki basah kasar di lapangan paru kanan. Hasil foto thoraks terbaru dibandingkan foto
thoraks saat hari pertama MRS, didapatkan pertambahan infiltrat pada paru kanan.
Mikroorganisme tersering sebagai penyebab pada kasus seperti ini adalah:
pada HAP
a. Klebsiella tua perokok
pneumonia dan imunocompromised
pseudomonas dan d. Mycoplasma
acinobacter pneumonia(usia muda
b. Haemophilus yang sehat)
influenza (pada e. Staphylococcus
COPD) aureus
c. Legionella HAP : MRSA
pneumophilla (usia CAP :

59. Seorang perempuan usia 53 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak napas
yang semakin hebat sejak 3 hari SMRS. Pasien mengeluh sesak napas yang tidak berkurang
dengan istirahat 3 minggu terakhir, batuk berdahak putih kental, tidak disertai mengi, dan
pasien lebih nyaman berbaring ke sebelah kanan. Pasien kadang demam, nafsu makan dan
berat badan semakin turun. Riwayat makan OAT dan kontak dengan penderita TB
disangkal. Dari pemeriksaan hasil analisa cairan pleura didapatkan cairan warna kuning,
hitung sel MN 95%, glukosa 20 mg/dl, Rivalta (+), LDH 380 u/l, ADA 85. Tatalaksana yang
paling tepat adalah:
a. Antibiotik d. OAT dan steroid
b. NSAID ( efusi dengan
c. OAT mengancam)
e. Kemoterapi
60. Seorang wanita, 23 tahun, bekerja sebagai perawat RS yang bekerja di ruang perawatan TB,
menjalani pemeriksaan skrining TB karena riwayat kontak dengan penderita TB aktif. Satu
tahun yang lalu hasil mantoux tes indurasi 3 mm. Saat ini hasil mantoux tes didapatkan
indurasi 18 mm dalam 48 jam. Saat ini tidak ada gejala khusus yang dialami wanita ini. Tidak
memiliki riwayat pengobatan TB sebelumnya. Tata laksana selanjutnya adalah:
a. Foto thoraks d. Foto thoraks dan INH
b. Ulangi tes Mantoux 2 300 mg selama 3
bulan kemudian bulan
c. INH 300 mg selama 6 e. Diberikan antibiotik
bulan empiris

61. Seorang perempuan 29 tahun datang ke poliklinik karena batuk dan sesak nafas yang semakin
memberat sejak 2 bulan terakhir. Pasien juga mengeluh sakit di punggung yang hilang timbul.
Berat badan pasien menurun 10 Kg dan sudah 2 kali keluar darah segar saat batuk. Tidak ada
riwayat merokok. Pada foto torak terdapat massa di lobus atas kiri dengan pelebaran
mediastinum dan efusi pleura kiri setinggi sela iga 4. Pada pemeriksaan trans thoracal needle
aspiration (TTNA) dan sitologi cairan pleura didapatkan hasil small-cell Ca. Dan didapatkan
pula multipel nodul di hasil CT-Scan otak dan gambaran kompresi vertebral pada foto
thorakolumbal. Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah:
a. Radiasi d. Operasi disertai
b. Kemoradiasi : limited kemoterapi adjuvan
c. Kemoterapi : e. Suportif saja
extensif sclc

62. Seorang perempuan 18 tahun mengeluh sesak napas berbunyi. Dalam 1 bulan terakhir
serangan mengi sering berulang 2-3 x/minggu. Sering terbangun malam hari karena batuk-
batuk dan tidak enak di dada. Keluarga dengan riwayat atopik (+). Penderita selama ini
menggunakan reliever berupa Salbutamol inhaler untuk meringankan keluhan 2-3-x/minggu.
Tatalaksana selanjutnya yang tepat adalah:
a. Tambah inhalasi budesonide c. Tambah inhalasi ipratropium
dosis rendah bromide
b. Tambah kombinasi inhalasi d. Tambah metiprednisolon oral
formoterol dan budesonide dosis rendah
dosis sedang e. Tambah anti IgE

63. Seorang laki-laki, 72 tahun masuk ke RS dengan keluhan sesak nafas, keluhan sesak sudah
dialami sejak 6 bulan lalu, dan memberat 1 minggu terakhir, batuk berdahak sejak sejak lama,
dan 1 minggu terakhir dahak bertambah banyak dengan warna kehijauan, Riwayat merokok
sejak muda + 1 bungkus perhari dan telah berhenti 1 tahun lalu. Pemeriksaan fisis paru
Inspeksi : Simetris , sela iga melebar dan mendatar, Palpasi : vocal fremitus sama kiri &
kanan, Perkusi : hipersonor, Auskultasi :suara nafas bronkial, dengan wheezing difus kedua
paru. Tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah:
a. Injeksi steroid, SABA, SAMA
b. Antibiotik, injeksi steroid, mukolitik
c. Antibiotik, injeksi steroid, SABA, SAMA, mukolitik
d. Antibiotik, steroid inhalasi, SABA, SAMA, mukolitik
e. Antibiotik, steroid inhalasi, SABA, SAMA, mukolitik, aminofilin iv
64. Seorang laki-laki 60 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak hebat sejak 1 hari. Selain itu
pasien juga mengeluh batuk dengan dahak putih sejak 3 tahun dan memberat 3 hari dengan
jumlah dahak bertambah banyak disertai perubahan warna menjadi kehijauan. Pasien
memiliki riwayat sesak nafas bila beraktivitas berat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
kesadaran kompos mentis, tekanan darah 140/80 mmHg, frekuensi nafas 32 x/mnt, frekuensi
nadi 101 x/mnt, suhu aksiler 38,1 oC. Pemeriksaan paru tampak retraksi sela iga dan
wheezing. Selain itu juga didapatkan jari tabuh. Hasil analisis gas darah pH 7,31; pO2 62
mmHg; pCO2 58 mmHg; HCO3 19,2 mmol/L; BE +1. Pada pemeriksaan foto thorak
didapatkan gambaran tampak sela iga melebar, diafragma datar, parenkim paru
hiperradiolusen.
Tatalaksana awal selain pemberian oksigen pada pasien in adalah : tidak boleh kerja panjang
a. Antibiotik dan drip aminofilin
b. Injeksi steroid dan drip aminofilin
c. Drip aminofilin dan inhalasi formoterol-budesonide
d. Inhalasi formoterol-budesonide dan SAMA
e. Inhalasi SAMA dan mukolitik

65. Seorang pria 24 tahun datang ke ruang gawat darurat mengeluh sesak napas dan nyeri sisi
kanan dada. Gejala mulai tiba-tiba sekitar 2 jam sebelumnya. Nyeri ini lebih memberat saat
inspirasi. Demam atau menggigil disangkal dan kaki bengkak tidak ada. Dia tidak memiliki
masa lalu riwayat kesehatan tetapi merokok 1 bungkus rokok setiap hari. Pada pemeriksaan
fisik, takipnoe dengan pernapasan yang cepat 24 x / menit. saturasi oksigen nya adalah 94%
pada udara ruangan. suara nafas menurun di paru-paru kanan, dan ada hypersonor pada
perkusi. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:
a. Massa paru kanan d. Pneumothoraks kanan
b. Efusi pleura kanan e. Fluidopneumothoraks kanan
c. Empiema kanan

66. Seorang pria berusia 58 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD dengan keluhan utama sesak
napas sejak 10 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk-batuk dengan
dahak bercampur darah disertai nyeri pada dada kanan. Pasien merokok 15 batang per hari
sejak 25 tahun yang lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg,
denyut nadi 110 kali/menit, regular, frekuensi napas 28 kali/menit, temperatur axilla 37,7 °C.
Pemeriksaan paru didapatkan perkusi paru kanan redup dan membentuk gambaran garis Ellis
Dameisoux, suara napas menurun, dan pada foto toraks didapatkan gambaran radioopak pada
hemitoraks kanan disertai pergeseran trakea dan jantung ke arah kiri. Diagnosis yang paling
mungkin adalah:
a. Efusi pleura kanan d. Empiema kanan
b. Massa paru kanan e. Pleuropneumonia kanan
c. Atelektasis paru kanan

67. Seorang laki-laki 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas sejak 2 minggu
sebelum berobat. Pasien juga mengeluh batuk-batuk dengan dahak yang kadang-kadang
bercampur dengan sedikit darah serta nyeri pada dada kanan. Pasien merokok 1 bungkus per
hari sejak 30 tahun yll. Pasien juga mengalami demam sumer-sumer disertai penurunan nafsu
makan dan BB drastis. Pemeriksaan dada tampak asimetris. Pada inspeksi hemitorak kanan
tertinggal. Pemeriksaan fisik paru didapatkan perkusi paru kanan redup, bising nafas
menurun, dan pada foto toraks didapatkan gambaran radio-opak pada gambaran hemitoraks
kanan disertai pergeseran trakea dan jantung ke arah kiri. Diagnosis yang paling mungkin:
a. Pneumothoraks kanan d. Kolaps paru kanan
b. Pneumonia kanan e. Schwarte paru kanan
c. Massa paru kanan

68. Seorang pria 24 tahun datang ke ruang gawat darurat mengeluh sesak napas dan nyeri sisi
kanan dada. Gejala mulai tiba-tiba sekitar 2 jam sebelumnya. Nyeri ini lebih memberat saat
inspirasi. Demam atau menggigil disangkal dan kaki bengkak tidak ada. Dia tidak memiliki
masa lalu riwayat kesehatan tetapi merokok 1 bungkus rokok setiap hari. Pada pemeriksaan
fisik, takipnoe dengan pernapasan yang cepat 24 x / menit. Saturasi oksigen nya adalah 94%
pada udara ruangan. suara nafas menurun di paru-paru kanan, dan ada hypersonor pada
perkusi. Patofisiologi yang mungkin mendasari terjadinya kondisi ini adalah:
a. Keradangan pada pleura d. Obstruksi saluran napas besar
b. Pecahnya bleb e. Gangguan ventilasi karena
c. Obstruksi saluran napas rangsangan sentral
kecil ( pneumothorax)

69. Seorang laki-laki 41 tahun datang ke UGD dengan keluhan demam tinggi sejak 1 minggu
SMRS. Penderita juga mengeluh adanya batuk-batuk dengan dahak berwarna hijau dan
berbau, badan terasa lemah, nafsu makan menurun. Nyeri dada kanan atas dirasakan hilang
timbul. Empat minggu sebelumnya penderita cabut gigi karena gigi berlubang. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan TD 100/70 mmHg, T: 39,4 C, pernafasan 24 kali/menit.
Laboratorium menunjukkan Hb : 9,8 mg/dl, leukosit 21.000, LED: 19 mm/jam. Pemeriksaan
Ro thoraks PA memperlihatkan cavitas irregular dengan gambaran air fluid level.
Etiologi paling sering dari kasus di atas adalah:
a. Staphylococcus aureus (selang c. Streptococcus pneumonia
infus,bawah paru ) (efusi pluera)
b. Haemophilus influenza d. Streptococcus viridans
copd CAP e. Bacteroides fragilis

70. Pasien laki-laki 52 tahun datang dengan membawa rujukan dari dokter neurologi dengan
massa mediastinum. Pasien sebelumnya mengeluh sulit menelan dan kelopak mata sulit
dibuka sejak 3 bulan. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk kering, dengan riwayat
tuberkulosis dan telah selesai menjalani pengobatan tuberkulosis sejak 3 bulan lalu. Pada
pemeriksaan didapatkan perkusi pekak pada linea parasternak kiri atas. Rontgen thorax PA
dan lateral tampak bayangan radioopak pada mediastinum superior anterior dengan batas
tegas dan disertai deviasi trakhea ke kanan. Diagnosis paling mungkin pada pasien ini adalah:
a. Limfoma d. Abses paru
b. Teratoma e. Tuberculoma
c. Timoma

71. Seorang laki-laki 55 tahun masuk ke ICU setelah 3 hari MRS di bangsal rawat inap dengan
demam sejak 2 hari, sesak napas dan batuk yang memberat. Selama 3 hari perawatan di
bangsal, pasien telah mendapatkan oksigen dan antibiotik empirik. Di ICU dilakukan intubasi
endotracheal, diberikan resusitasi cairan dan mendapat obat vasopressor, dan pernapasan
mekanik. Pada pemeriksaan ditemukan suhu 40,2, TD 90/60, N 102x/m, RR 36x/m, SpO2
95% dengan bantuan ventilasi dan fraksi inspirasi oksigen 50 %. Pada kedua paru terdengar
ronkhi, clubbing dan sianosis (-). Hasil foto thoraks di ICU didapatkan infiltrat difus pada
kedua lapang paru. PaO2/FiO2 <200. Kondisi apakah yang dialami pasien ini:
a. Acute Lung Injury <300 c. Tranfusion-related Lung
b. Acute Respiratory Distress Injury
Syndrome d. Pleuropenumonia
e. Gagal napas

72. Seorang perempuan 28 tahun bekerja sebagai buruh pabrik garmen sejak 8 tahun, pasien
datang berobat ke poli IPD dengan keluhan batuk dan sesak disertai napas berbunyi yang
hilang timbul sejak 3 bulan terakhir. Terdapat batuk kering namun tidak ada demam. Pasien
sebelumnya telah berobat ke dokter mendapat terapi obat batuk antibiotik dan vitamin tetapi
keluhan batuk tidak berkurang. Riwayat merokok disangkal. Terdapat riwayat pengobatan
TBC paru 6 bulan teratur dan dinyatakan sembuh 5 tahun yang lalu. Keluarga tidak ada
menderita penyakit alergi. BB 65 kg. TB 160 cm. Pemeriksaan fisik paru terdapat ekspirasi
memanjang dan wheezing pada kedua lapang paru. Hasil laboratorium kimia klinik dan
rontgen thorax dalam batas normal. Pemeriksaan lanjutan apa yang dianjurkan untuk
mendiagnosis pasien ini:
a. Skin prick test d. Spirometri
b. Patch test e. Bronkoskopi
c. IgE total serum

73. Laki-laki 51 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 2
hari lalu. Keluhan sesak nafas sudah dialami sejak usia 20 tahun terutama bila terpapar debu
dan membaik bila menggunakan salbutamol. Sejak 1 tahun terakhir keluhan sesak nafas
dirasakan muncul setiap hari. Dan tidak membaik meskipun menggunakan salbutamol
inhaler. Pada pemeriksaan paru didapatkan sela iga melebar, suara nafas bronkhial, disertai
wheezing. Pemeriksaan FEV1 2,3L/menit dan post bronkhodilator FEV1 2,4 L/mnt.
Patofisiologi yang mendasari kondisi ini adalah: ACOS
a. Obstruksi saluran napas kecil-sedang
b. Peningkatan resistensi saluran napas
c. Sebukan sel-sel radang yang menghasilkan sitokin inflamasi
d. Inflamasi karena degranulasi sel mast dan basofil
e. Kerusakan parenkim paru akibat inflamasi

74. Seorang laki-laki 32 tahun ke IGD dengan keluhan sesak napas memberat tiba-tiba dan nyeri
dada saat batuk. Sesak napas saat aktivitas 3 bulan, batuk tidak produktif, anoreksia dan
penurunan berat badan 7 kg dalam 3 bln. Merokok 1-2 bungkus perhari, kadang minum
alkohol, faktor risiko HIV tdk ada. CxR : pneumothorax kanan 80%, infiltrat nodular di kiri
basal. Setelah pemasangan WSD, CT scan : infiltrat nodular bilateral di basal paru dan
multipel kista kecil di apex. Pemeriksaan penunjang apa yang paling tepat untuk
mendiagnosis pasien ini:fibrosis kistik
a. Uji klorida keringat c. CT-Scan thoraks resolusi
b. Kadar alpha-1 antitrypsin tinggi (bronkiektasis)
( emfisema) d. Kultur dahak
e. FNAB pada nodul paru

75. Seorang pria 50 tahun datang ke unit gawat darurat dengan keluhan demam 1-2 hari, malaise,
batuk, produksi sputum hijau, dan dyspnea. Ia adalah seorang perokok dan bekerja di sebuah
restoran. Tidak ada riwayat medis yang bermakna dan tidak dalam pengobatan apa-apa.
Tanda vital didapatkan suhu 39,2 ° C, frekuensi pernapasan 32 x/ menit, tekanan darah
110/70 mmHg, denyut jantung 105 x / menit, SaO2 94%. Hasil BUN 30 mg/dl SK 1.1 mg/dl.
Leukosit 15.500 / UL. Didapatkan bunyi napas bronkial di lobus kanan bawah, dan rontgen
dada menunjukkan konsolidasi di daerah itu. Antibiotik apa yang paling tepat diberikan pada
pasien ini:
kelompok 4 non pseudomonas
a. Azithromycin d. Piperacilin-tazobactam
b. Ceftriaxone + Azithromycin e. Vancomycin
c. Ciprofloxacin ( tidak bagus
pada golongan kuinolon)

76. Seorang lelaki berusia 40 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan riwayat batuk kronik
sejak 1 bulan sebelum berobat. Batuk dengan dahak yang biasanya berwarna kuning dan
kadang-kadang kehijauan. Tidak ada riwayat mengi, asma, gagal jantung kongestif, dan
penyakit refluks gastroesofageal. Pasien merokok selama 15 tahun sebanyak 1 bungkus/hari.
Pada pemeriksaan paru didapati ronki basah kasar nyaring pada basal paru kanan. Hasil
rontgen torak didapatkan gambaran kista kecil-kecil pada paru kanan bawah disertai bercak-
bercak infiltrat disekitarnya. Hasil spirometri: FEV 1 80%; FVC 88%. Patofisiologi yang
mendasari kondisi tersebut adalah:
bronkiektasis
a. Keradangan parenkim paru d. Reaksi hipersensitivitas pada
b. Obstruksi saluran napas kecil- saluran napas
sedang e. Dilatasi dan destruksi dinding
c. Ketidakseimbangan ventilasi bronkus
dan perfusi

77. Seorang Laki-laki berusia 43 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan riwayat batuk kronik
sejak 1 bulan sebelum berobat. Batuk dengan dahak yang berwarna kuning dan kadang-
kadang kehijauan. Tidak ada riwayat mengi, asma, gagal jantung kongestif, dan penyakit
refluks gastroesofageal. Pasien merokok selama 18 tahun sebanyak 1 bungkus/hari. Pada
pemeriksaan paru didapati ronki basah kasar nyaring pada basal paru kanan. Hasil rontgen
torak didapatkan gambaran menyerupai sarang tawon pada paru kanan bawah disertai bercak-
bercak infiltrat disekitarnya. Pemeriksaan penunjang yang paling tepat untuk mendiagnosis
pasien ini adalah:
a. Fluoroskopi d. Spirometri
b. Bronkoskopi e. Biopsi transtorakal
c. CT-Scan thoraks dengan
kontras atau high resolution
ct scan

78. Seorang wanita usia 22 tahun terdiagnosis menderita TB paru dan harus menjalani
pengobatan dengan OAT selama 6 bulan, tetapi pada bulan keempat pasien tidak pernah
kontrol karena merasa sudah membaik sehingga tidak meminum OAT lagi. 2 bulan
kemudian, pasien datang lagi ke poli paru dengan keluhan batuk darah lagi, sumer-sumer, dan
penurunan BB drastis seperti yang dialami sebelumnya. Pemeriksaan penunjang apa yang
dianjurkan selain foto thoraks:
pemeriksaan selanjutnya pada MDR
a. Sputum BTA d. Sputum BTA + tes Mantoux
b. Sputum BTA + gene expert e. Sputum BTA + PCR TB
c. Sputum BTA + CT-Scan
thoraks tanpa kontras

79. Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas disertai
demam tinggi dan batuk berdahak kekuningan kadang disertai darah sejak 2 hari.
Pasien memiliki riwayat DM dan kontrol tidak teratur. Riwayat merokok 15
batang/hari. Pemeriksaan laboratorium Hb 11,3 g/dl; LED 85 mm/jam; lekosit 18.700/ul;
trombosit 410.000/ul, GDA 210 mg/dl. Sputum BTA negatif. Pemeriksaan penunjang paling
tepat yang dilakukan utk menegakkan diagnosis penyakit paru pada pasien ini adalah:
TB
a. CT scan thorax d. Kultur sputum
b. Bronkhoskopi biopsi e. Petanda tumor CEA, NSE,
c. Rontgen thorax PA/Lateral dan Cyfra 21-1

80. Seorang pria berusia 58 tahun dibawa oleh keluarganya ke UGD dengan keluhan utama sesak
napas sejak 10 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk-batuk dengan
dahak bercampur darah disertai nyeri pada dada kanan. Pasien merokok 15 batang per hari
sejak 25 tahun yang lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg,
denyut nadi 110 kali/menit, regular, frekuensi napas 28 kali/menit, temperatur axilla 37,7 °C.
Pemeriksaan paru didapatkan perkusi paru kanan redup, suara napas menurun, dan pada foto
toraks didapatkan gambaran radioopak pada hemitoraks kanan disertai pergeseran trakea dan
jantung ke arah kiri. Untuk membedakan efusi pleura yang ada merupakan eksudat atau
transudat, hasil yang diharapkan dari analisa cairan pleura adalah:
a. LDH>300 mg/dl c. pH<7.2
b. protein efusi/serum d. LDH efusi/serum >0.5
> 0.5 e. glukosa <60 mg/dl

REMATOLOGI

81. Seorang wanita berusia 35 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan
tangan kanan sering kesemutan sejak 2 minggu terakhir. Pasien selama ini bekerja sebagai
sekretaris yang sehari-hari mengetik komputer. Pemeriksaan di poli menunjukkan bahwa
bila tangan kanan ditekuk pada pergelangan tangan, akan menyebabkan rasa kesemutan dan
sedikit nyeri yang menyebar ke jari ke 3,4,5 tangan kanan. Patofisiologi yang mendasari
kondisi ini adalah:
a. Inflamasi tendon otot thenar dan hipothenar
b. Inflamasi sendi pergelangan tangan kanan
c. Efusi pada sendi pergelangan tangan kanan
d. Entrapment nervus medianus ( penyempitan)
e. Bursitis pada pergelangan tangan kanan
82. Seorang perempuan berusia 60 tahun, penderita osteoarthritis, berobat ke poliklinik dengan
keluhan tiba – tiba mengalami nyeri dan pembengkakan pada belakang lutut kanannya.
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini:
a. Tendinitis Achilles d. Thrombosis vena dalam
b. Ruptur kista Baker e. Robekan tendon patella
c. Bursitis pes anserinus

83. Seorang wanita 44 tahun dengan asma yang menggunakan obat kortikosteroid berobat ke
klinik penyakit dalam. Dalam kunjungan terakhirnya, diberikan obat antagonis reseptor
leukotrien dan dosis kortikosteroidnya dikurangi. Serangkaian pemeriksaan rontgen
thoraks selama 8 tahun menunjukkan sekilas gambaran fleeting interstitial patchy
shadowing. Dia baru-baru ke dokter umum dengan keluhan adanya nodul subkutan pada
permukaan ekstensor dari lengan. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan anemia
normokromik normositik ringan, peningkatan LED, adanya eosinofilia perifer dan faktor
rheumatoid positif. Pada riwayat penyakit dahulu pernah didiagnosis dengan polip hidung
dan sinusitis.
Diagnosis yang paling mungkin adalah:
a. Churg-strauss syndrome c. Extrinsic allergic alveolitis
b. Allergic Bronchopulmonary d. Wegener granulomatosis
Aspergillosis e. Rheumatoid lung disease

84. Seorang pria usia 57 tahun yang sebelumnya merasa sehat telah jatuh sakit selama dua bulan
dengan lesu, lemah, sesak napas pada saat mengeluarkan tenaga, mengeluh nyeri perut dan
rasa baal progresif pada kakinya. Berat badannya turun 10 kg dalam periode yang sama.
Sekarang ia menderita poliartritis pada tangannya dan gejalanya mengarah pada
mononeuritis pada distribusi nervus medianus kanan. Pasien juga memiliki asma sejak 2
bulan yang sering kambuh disertai eosinofilia perifer pada pemeriksaan laboratorium.
Radiologik dada tidak menunjukkan kelainan. Diagnosis yang paling mungkin adalah:
a. Churg-strauss c. Polyarteritis
syndrome nodosa(tidak ada
b. Wegener kelainan paru)
granulomatosis d. Arteritis temporal
e. Vaskulitis
hipersensitifitas

85. Seorang laki-laki 49 tahun, menikah, seorang pegawai bank, datang ke poliklinik dengan
keluhan sering merasa lelah disertai rasa tidak nyaman di leher dan beberapa titik pada
punggung, disertai kepala tegang hilang timbul sejak 2 tahun lalu. Saat bangun pagi pasien
masih merasa lelah dan kembali nyeri. Kadang2 pasien terbangun malam hari dan sulit
untuk tidur lagi. Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah:
a. Fibromialgia d. Myofacial syndrome
b. Tension headache e. Chronic fatique syndrome
c. Cervical syndrome

86. Seorang perempuan 60 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri dan bengkak pada
lutut kanan yang timbul mendadak sejak 2 hari sebelumnya. Pasien menyangkal adanya
trauma, demam, menggigil maupun riwayat artritis sebelumnya. Pasien memiliki riwayat
Diabetes Melitus dan Hipertensi sejak lama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan index massa
tubuh 34 kg/m2 dan artritis di regio genu dekstra. Dari pemeriksaan foto rontgen lutut
didapatkan gambaran garis putih pada sendi. Patofisiologi yang mendasari kondisi ini
adalah:
a. Deposisi kristal CPPD d. Inflamasi pada bursa sendi
b. Deposisi kristal lutut
monosodium urat e. Inflamasi pada sinovial
c. Infeksi pada cairan sendi sendi lutut

87. Seorang pria 64 tahun menderita gagal jantung kongestif datang ke unit gawat darurat
dengan keluhan tiba-tiba nyeri hebat di kaki kanannya. Rasa nyeri dimulai pada malam hari
dan membuat pasien terbangun dari tidur nyenyak. Pasien mengatakan nyeri menjadi begitu
parah sehingga dia tidak bisa memakai sepatu atau kaus kaki saat ke rumah sakit. Pasien
saat ini mendapat pengobatan furosemide 40 mg/12 jam, carvedilol 6,25 mg/ 12 jam,
candesartan 8 mg/ 24 jam, dan aspirin 325 mg/ 24 jam. Pada pemeriksaan fisik, pasien
demam 38,5 °C. Ibu jari kaki kanan tampak eritem dan nyeri saat disentuh. Didapatkan
pembengkakan dan efusi sendi yang signifikan pada metatarsophalangeal pertama kaki
kanan. Tidak ada sendi lain yang terlibat. Manakah dari temuan berikut yang diharapkan
pada arthrocentesis:
88.
a. Kadar glukosa kurang dari 25 mg / dL
b. Pengecatan Gram positif
c. Didapatkan kristal berbentuk jarum di bawah mikroskop cahaya
terpolarisasi
d. Didapatkan kristal rhomboid di bawah mikroskop cahaya terpolarisasi(pada
pseudogout)
e. Hitung leukosit lebih besar dari 100.000 / μL
89. Seorang pria berumur 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada sendi-
sendi yang terdapat pada sisi kanan tubuhnya sejak 1 minggu yang lalu, selain itu ia juga
mengeluh adanya kemerahan pada kulit yang disertai sisik seperti perak, ditemukan di
daerah siku, dan kulit kepala sejak 1 tahun yang lalu. Saat diperiksa, pada kukunya
ditemukan pitting dan onikolisis. Pemeriksaan laboratorium LED 15 mm/jam, diff count
0/4/1/69/20/6, rheumatoid faktor negatif, CRP < 5. Hasil analisa cairan sendi menunjukkan
warna cairan keruh, encer, leukosit 30.000u/L, glukosa 80 mg/dl. Diagnosis yang paling
mungkin pada kasus ini adalah:
a. Artritis septik d. Rheumatoid arthritis
b. Artritis psoriatik e. Osteoarthritis
c. Artritis reaktif

90. Seorang laki-laki, 28 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang sejak 3 hari yang lalu
dan nyeri sendi dikedua kaki, sebelumnya 2 minggu yang lalu pasien mengeluh nyeri
saat BAK, dan saat ini keluhan nyeri tersebut sudah tidak ada lagi. Pada pemeriksaan fisik
didapat kesadaran compos mentis, TD: 120/80 mmhg, N: 80 x/menit, RR; 20 x/ menit, T;
36,5dari pemeriksaan Laboratorium Hb: 12 g/dl, leukosit : 7900/ul, trombosit 246.000/ul,
LED : 50 mm/jam, CRP (+).Urinalisa : pH : 6,0, leukosit (-), nitrit (-), protein (-).
Apakah diagnosis yang mungkin pada pasien tersebut :
a. Artritis psoriatik d. Artritis reaktif
b. Artritis enteropatik e. Rheumatoid arthritis
c. Spondilitis ankilosa

91. Seorang perempuan berusia 50 tahun datang berobat ke poliklinik reumatologi dengan
keluhan nyeri dan kaku pada sendi jari-jari tangan sejak 6 bulan yang lalu. Menurut pasien
nyeri dan kaku dirasakan pada pagi hari setelah bangun. Pasien juga merupakan penderita
diabetes mellitus tipe 2. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan pada buku sendi PIP
dan DIP hampir pada semua jari tangan. Diagnosis pada pasien ini adalah:
a. Pseudogout d. Pseudorheumatoid arthritis
b. Osteoartritis manus e. Elderly onset rheumatoid
c. Kontraktur Dupuytren arthritis

92. Seorang perempuan 24 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kebiruan dan dingin
pada ujung jari-jarinya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan palpasi pada arteri brakialis kiri
lemah dan didapatkan bruit vaskuler, sedangkan arteri brakhialis kanan normal.
Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis pada pasien ini adalah:
artritis takayasu
a. USG Doppler c. Arteriografi
b. Biopsi arteri d. Pemeriksaan ANCA
brakhialis e. Pemeriksaan LED

93. Seorang laki-laki 28 tahun datang dengan keluhan nyeri di pinggang sejak 6 bulan. Nyeri
bersifat tumpul dan menjalar ke arah bokong. Nyeri dirasakan terutama pagi hari dan tidak
membaik dengan istirahat. Nyeri perbaikan setelah pasien beraktifitas. Pasien menyangkal
adanya infeksi dalam sebulan terakhir. Dari pemeriksaan radiologis didapatkan gambaran
sakroiliitis grade 3 bilateral. Terapi farmakologis pilihan pada kasus ini adalah:
Anti TNF
a. Steroid d. Rituximab
b. NSAID e. Dazalimumab
c. Infliximab

94. Seorang laki-laki berusia 24 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada tulang
punggung sejak 1 bulan. Hasil foto polos tulang belakang didapatkan gambaran
pseudofraktur. Kadar kalsium dan fosfat rendah disertai kadar vitamin D di bawah
normal. Diagnosis yang paling mungkin adalah:
a. Keganasan tulang rendah,vitamin d
b. Osteoporosis juga
c. Osteomalasia
( ditemukan zona d. Paget’s disease
looser,kalsium fosfat e. Osteoarthritis primer

95. Seorang laki-laki 32 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mulut dan mata yang
kering sejak 3 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas normal,
kelenjar parotis membesar dan pada biopsi didapatkan infiltrasi limfositik. Pemeriksaan
penunjang apa yang dapat mendukung diagnosis pasien ini: sindrom sjorgen

a. Antibodi anti Jo- c. Antibodi anti Sm


1(pada miositis) d. Antibodi anti histon
e. Antibodi anti RNP
b. Antibodi anti SS-
A/Ro

96. Seorang pasien laki-laki 64 tahun dengan TB paru on terapi OAT fasr lanjutan, dirujuk
untuk evaluasi atas keluhan demam, atralgia, pleuritis dan ruam malar yang sudah
berlangsung 3 bulan. Pleuritis berespon dengan prednison tetapi tidak dapat dilakukan
tappering off karena gejala berulang saat dosis prednison < 15 mg/hari. Pemeriksaan anti
histon +. Diagnosis pada pasien ini adalah:
a. SLE d. Drug-induced Lupus
b. Elderly onset rheumatoid Erythematous
arthritis e. Positif palsu anti histon
c. Pleuritis TB

97. Pasien perempuan 40 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan sering
demam sejak 3 minggu yang lalu, demam tidak tinggi, tidak enak badan, cepat lelah. Sejak
4 tahun yang lalu pasien sering merasa pegal, nyeri sendi, rambut rontok, kulit sekitar pipi
kasar mengeras. Keadaan umum tampak sakit sedang, kompos mentis, tekanan darah
140/100 mmHg, denyut nadi 80 kali/menit, frekuensi pernapasan 20 kali per menit,
tampak alopesia. Paru : sonor, vesikuler normal, ronkhi (+) di lapangan tengah dan kedua
paru. Pada pemeriksaan laboratorium Hb 9 gr/dl, Trombosit 165.000, Coomb test (+),
ureum 91 mg/dl, kreatinin 2.1 mg/dl, urinalisa protein (+2), ANA test (+), anti ds DNA
(+), anti RNP (+). Biopsi kulit sesuai dengan skleroderma. Diagnosis utama yang paling
mungkin pada pasien ini adalah:
a. SLE c. Skleroderma
b. Polimiosistis d. Rheumatoid arthritis
e. Mixed Connective Tissue
Disease

98. Seorang perempuan 42 tahun dengan keluan sesak saat aktivitas, malaise dan lemah sejak
3 bulan terakhir. Dia melaporkan bahwa gejala memburuk gradual dan berhubungan
dengan demam sumer-sumer, anoreksia, dan penurunan berat badan. Pasien mengalami
masalah dalam menaiki tangga karena kelemahan tungkai dan sesak napas. Baru-baru ini
pasien baru menyadari lengan pasien lelah ketika mencuci gigi dan menata rambut.
Kemampuan menulis pasien masih normal dan tidak ada gangguan sensorik. Pada
pemeriksaan fisik suhu badan 37,8 ⁰C, ada ronki basah halus di kedua paru, kelemahan di
otot deltoid, kuadrisep dan psoas, kemerahan di kulit. Pada pemeriksaan laboratorium
terdapat peningkatan kreatin kinase, ANA +, anti dsDNA +, PM-Scl +, anti Jo-1 +, anti
RNP -, Radiologis : infiltrat interstisial bilateral dan kapasitas paru menurun menjadi 70 %
dari nilai prediksi. Diagnosis yang paling mungkin adalah:
a. SLE d. Dermatomyosistis
b. Rheumatoid arthritis e. Mixed connective tissue disease
c. Skleroderma sistemik

99. Seorang perempuan 24 tahun telah didiagnosis SLE sejak 6 bulan terakhir. Sekarang
pasien diberikan terapi metilprednisolon 1x8 mg dan Azathioprine 1x50 mg selama 1
bulan terakhir. Sebelumnya pasien hanya mendapatkan metilprednisolon yang ditappering
down. Pasien ini datang ke IGD dengan keluhan lemas, tidak ada keluhan lain, dan
ternyata dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit 2500 uL. Apa
kemungkinan penyebab terjadinya neutropenia pada pasien ini:
a. SLE flare d. Infeksi sekunder
b. Efek samping steroid e. Interaksi obat antara steroid dan
c. Efek samping azathioprine
Azathioprine

100. Seorang wanita 45 tahun dengan riwayat sistemik lupus eritematosus (SLE) datang ke IGD
dengan keluhan sakit kepala dan badan lemas. Gejala klinis SLE utama pada pasien ini
adalah artralgia, anemia hemolitik, malar rash, sariawan di mulut serta titer anti dsDNA
yang meningkat. Pasien masih rutin minum obat metilprednison 4 mg/hari,
hidroksiklorokuin 200 mg/hari. Dari pemeriksaan di IGD didapatkan tekanan darah
190/110 mmHg, dengan nadi 98 x/menit. Dari urinalisa ditemukan RBC 25/LPB dan
proteinuri +3, tidak ditemukan silinder eritrosit. BUN 88 mg/dl dan creatinin 2,6 mg/dl.
Pasien sebelumnya belum pernah didiagnosis dengan gangguan ginjal akibat SLE dan
tidak mendapat terapi NSAID. Riwayat penyakit lain, penurunan intake oral ataupun diare
juga disangkal. Penatalaksanaan apa yang akan dilakukan pada pasien ini:
a. Mulai pemberian siklofosfamid 500 mg/m2 IV dan diulang setiap -6 bulan
b. Mulai hemodialisis
c. Mulai terapi steroid dosis tinggi (metilprednisolon IV, 1000 mg/hari dalam 3
dosis, diikuti dengan steroid oral 1 mg/kgBB/hari) dan mikofenolat mofetil 2
gr/hari)
d. Mulai pemberian plasmafaresis
e. Tunda semua terapi sampai ada hasil biopsi ginjal
101. Seorang perempuan berusia 58 tahun datang ke poliklinik untuk konsultasi
dengan membawa hasil pemeriksaan bone mineral density (BMD) sebagai berikut:
Tidak ada riwayat jatuh dan cedera sebelumnya, riwayat penyakit tiroid dan
metabolik lain disangkal.Hasil pemeriksaan fisik normal. Hasil BMD sebagai
berikut:
Region BMD (g/cm2) Young-Adult Age-Matched
% T % Z
Neck 0,712 73 -2,2 89 -0,7
Wards 0,529 58 -2,7 81 -1,0
Torch 0,396 50 -2,0 58 -2,6
Shaft 0,779 - - - -
Total 0,643 64 -2,3 76 -1,7
Rencana tatalaksana yang paling sesuai untuk pasien tersebut adalah:
a. Edukasi latihan fisik, terapi bifosfonat
b. Edukasi latihan fisik, suplementasi vitamin D
c. Edukasi latihan fisik, suplementasi kalsium dan vitamin D 400 iu
d. Edukasi, latihan fisik, suplementasi vitamin D, dan terapi bifosfonat
e. Edukasi ,latihan fisik, suplementasi vitamin D, kalsium dan terapi bifosfonat

102. Seorang perempuan berusia 58 tahun datang ke poliklinik untuk konsultasi dengan
membawa hasil pemeriksaan bone mineral density (BMD) sebagai berikut: Tidak ada
riwayat jatuh dan cedera sebelumnya, riwayat penyakit tiroid dan metabolik lain disangkal.
Pasien memiliki riwayat asma dan meminum obat steroid dosis rendah jangka panjang.
Hasil pemeriksaan fisik normal. Hasil BMD menunjukkan osteopenia. Tatalaksana yang
tepat:pada giop degnan osteopenia sudah di terapi sebagai osteoporosis
a. Hentikan steroid tanpa diberi obat lain
b. Hentikan steroid, lalu berikan kalsium dan vitamin D
c. Steroid tetap boleh dilanjutkan dengan tambahan kalsium
d. Steroid tetap boleh dilanjutkan dengan tambahan kalsium dan vitamin D
e. Steroid tetap boleh dilanjutkan dengan tambahan kalsium, vitamin D,
dan bifosfonat

103. Seorang lelaki berusia 28 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan nyeri hebat
pada lutut kanan yang telah dialami sejak 1 minggu terakhir. Nyeri dirasakan makin
bertambah bila pasien menggerakkan lutut tersebut. Keluhan ini disertai dengan demam
beberapa hari dan lemas. Dua minggu yang lalu, pasien mengalami keluhan buang air kecil
dan didiagnosis infeksi saluran kemih. Pada pemeriksaan fisik didapatkan perabaan lutut
kanan terasa hangat, kemerahan, teraba ballotement. Pada lengan dan tungkai kiri dan
kanan didapatkan lesi makular kemerahan dan furunkulosis. Pada pungsi lutut kanan
didapatkan cairan keruh dengan jumlah leukosit cairan sendi 80.000/mL dan diplokokus
intraseluler Gram negatif. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 11,1 g/dL;
leukosit 15.900/μL; trombosit 225.000/μL; LED 90 mm/jam.
Diagnosis yang tepat pada pasien ini adalah:
a. Sindroma Reiter d. Pseudogout genu
b. Artritis gout akut e. Infeksi gonococcal
c. Osteoartritis genu disseminata
104. Pasien wanita 62 tahun dengan riwayat Diabetes mellitus 5 tahun, obesitas, nyeri lutut
yang merupakan osteoartritis genu bilateral, dan pasien sekarang datang ke poliklinik
karena keluhan nyeri lututnya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan bengkak pada kedua
lutut, genu varus. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil GDA 235 mg/dl, BUN
23 mg/dl, SK 1.7 mg/dl, UL:proteinuria +1. Terapi farmakologis apa yang paling tepat:
a. Insulin, ARB, NSAID d. Glibenclamid, ARB, Paracetamol
b. Insulin, Amlodipin, NSAID e. Glikuidon, Amlodipin, Paracetamol
c. Glimepirid, ARB, NSAID

105. Seorang wanita 46 tahun datang ke poliklinik dengan beberapa keluhan. Pasien mengeluh
sering merasa lelah dan lemas lebih dari 2-3 bulan. Nafsu makan menurun. Pasien merasa
berat badan turun sekitar 5,5 kg. Akhir-akhir ini, ia mengeluh nyeri dan kaku jari-jarinya
pada kedua tangan yang lebih buruk di pagi hari dan dengan gerakan. Pemeriksaan
penunjang apa yang diperiksa untuk menegakkan diagnosis:
a. LED d. Anti Ro/La
b. ANA test e. Faktor rheumatoid
c. Anti RNP

106. Seorang laki-laki 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam dan batuk yang
hilang timbul disertai penurunan berat badan sejak 2 bulan lalu. Pasien juga mengeluh
kelemahan di kedua tungkai sejak 2 minggu terakhir dan sulit berjalan karena lutut pasien
bengkak, kemerahan, dan nyeri. Pemeriksaan fisik didapatkan luka2 pada kulit.
Pemeriksaan lab didapatkan LED 100 mm/jam. Analisa cairan sendi didapatkan warna
kekuningan, encer, glukosa 20 mg/dl, leukosit 60.000 dengan dominasi MN 90%.
Diagnosis yang paling mungkin adalah:
a. Artritis septik d. Gout artritis
b. Artritis reaktif e. Pseudogout
c. Gonitis TB

107. Seorang perempuan 49 tahun, menikah, memiliki usaha salon, datang ke poliklinik dengan
keluhan sering merasa lelah disertai rasa tidak nyaman di punggung dan leher, serta kepala
tegang hilang timbul sejak 2 tahun lalu. Pinggang sakit, terutama jika hendak tidur, baru
terasa baik setelah diurut, kemudian baru bisa tidur. Saat bangun pagi pasien masih merasa
lelah dan kembali nyeri. Kadang2 pasien terbangun malam hari dan sulit untuk tidur lagi.
Pagi pasien juga merasa letih, terutama karena mengurus rumah tangga. Keluhan juga
muncul jika dingin, dan berkurang jika sedang jalan2 dengan anak2. Pasien tidak memiliki
riwayat DM dan HT. Diagnosis yang paling mungkin adalah:
a. Fibromialgia d. Myofacial syndrome
b. Tension headache e. Chronic fatique
c. Cervical syndrome syndrome

Anda mungkin juga menyukai