Anda di halaman 1dari 31

Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan nyeri di kepala.

Dari foto rontgen kepala didapatkan gambaran sirkumskripta. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan peninggian alkali phosphatase, sedang kadar 25 hydroxy vitamin D, Kalsium dan
fosfat serum dalam batas normal. Kemungkinan diagnosa pada pasien ini adalah :

a. Sindrom marfan
b. Osteomalasia
c. Osteitis fibrosis cystica
d. Osteitis deformans
e. Rheumatoid arthritis

Seorang wanita 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan tidak sadar, saat dilakukan
pemeriksaan glukosa darah didapatkan hasil 30, pasien sudah berulang kali mengalami hal ini.
Pasien tidak pernah menderita penyakit diabetes mellitus dan tidak pernah terapi obat penurun
glukosa. Kemudian pasien didiagnosis dengan unoperable insulinoma, terapi medika-mentosa
yang dapat diberikan pada pasien ini adalah:
a. Streptozosin
b. Dakarbazin
c. Analog somatostatin
d. Diazoksida
e. Prednison

Seorang wanita 70 tahun dengan hipotiroidisme long standing dibawa ke IGD karena kejang.
Pasien sebelumnya baik-baik saja sampai 3 minggu yang lalu pasien mengalami reseksi kolon
akibat kanker kolon early stage. Awalnya pasien baik-baik saja, namun mudah lelah yang
bersifat progresif selama 2 minggu belakangan ini. Pasien mengkonsumsi Oxycodone untuk
nyeri paska operasi. Selama di IGD, temperature 350C dan TSH 77 mU/L. Manakah pernyataan
di bawah ini yang benar?

a. Terapi IV T3 karena aksinya lebih cepat tanpa sekuele


b. Terapi IV levotiroksin dan dilanjutkan dosis harian 100-150 IV
c. Pasien sepertinya sudah mengalami hipotiroid selama bertahun-tahun tanpa gejala dengan
terapi levotiroksin
d. Mortalitas pada kondisi ini rendah
e. Hidrokortison IV harus dihindari karena meningkatkan risiko infeksi

Seorang wanita 42 tahun datang ke IGD dengan kondisi lemas. Pasien mengeluhkan sering
buang air kecil sejak 1 minggu terakhir, oleh karena itu sering merasa haus dan banyak minum.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 92 x/menit, reguler,
frekuensi nafas 20x/menit, suhu axilla 36,7 C, pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 12,2 g/dL, Ht 42%, leukosit 6.300/μl, trombosit
324.000, glukosa darah acak 145 mg/dL, ureum 43 mg/dL, kreatinin 0,9 mg/dL, asam urat 8
mg/dL, Na 153 mmol/L, K 4,2 mmol/L, Cl 120 mmol/dL, osmolalitas urin 160 mOsm/kg.
Urinalisis pH 7,0; berat jenis 1,001; eritrosit 0-1/LPB; leukosit 0-1/LPB; glukosa (-). Dengan uji
pitresin didapatkan osmolalitas urin 250 mOsm/Kg. Diagnosa yang paling sesuai untuk kasus di
atas adalah:
a. Diabetes Insipidus nefrogenik
b. Diabetes Insipidus campuran
c. Diabetes Insipidus sentral
d. Polidipsia psikogenik
e. Polidipsia primer

1
Seorang laki-laki, usia 45 tahun, mengeluh badan lemas. Tidak didapatkan keluhan diare atau
mual muntah sebelumnya. Pasien sebelumnya memiliki riwayat hipertensi tapi tidak kontrol
rutin. Penggunaan diuretik sebelumnya tidak ada. Pada saat kontrol didapatkantanda-tanda
vital TD 170/100 nadi 84 x/menit RR 24 x/menit suhu 36.5°C, pemeriksaanfisik dalam batas
normal. Hasil pemeriksaan penunjang GDS 127 mg/dL, kadar kalium 2,7meq/L, ekskresi kalium
urin 24 jam 45 meq/L. Uji konfirmasi terhadap diagnosis diatas adalah
a. Serum aldosterone
b. Renin
c. Aldosterone renin ratio
d. Saline infusion tes
e. Kortisol

Seorang perempuan 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan menstruasi tidak teratur
sejak 3 bulan. Tidak ada keluhan nyeri kepala atau gangguan penglihatan atau lapang
pandang. Pasien sudah mempunyai anak usia 3 tahun. PF didapatkan TB 155 BB 58
pertumbuhan bulu ketiak dan bulu pubis normal. Lab estradiol 1,0 pmol/L (220-918 pmol/L), LH
0,8 IU/L (1.4-18.1 IU/L), FSH 0,3 IU/L (1.4-18.1 IU/L), prolaktin 840 ug/ml (< 20 ug/ml), dan dari
hasil MRI kepala didapatkan adenoma hipofisis berukuran 0.8 cm. Tatalaksana yang tepat :
a. Operasi kraniotomi
b. Operasi trans-sfenoidal
c. Radiasi
d. Cabergoline
e. Bromokriptin

Seorang laki-laki, 22 tahun datang dengan keluhan kulit wajah yang kasar sejak beberapa
tahun yang lalu, ia juga mengeluh badan kurang bertenaga dan berkurangnya libido.
Pemeriksaan fisik menunjukkan pelebaran tulang frontal dan tangan. Pemeriksaan MRI
menunjukkan adanya massa di pituitary. Pemeriksaan laboratorium yang Anda harapkan untuk
menegakkan diagnosis :
a. Prolactin
b. Somatometadin c
c. Dopamine
d. CRH
e. Kadar insulin

Wanita 17 tahun bersama ibunya yang khawatir karena anaknya belum mendapa haid. Tidak
ada keluhan lain seperti sakit kepala, mual dan penurunan berat badan.Tidak ada riwayat
keluarga dengan pubertas terlambat. Pada pemeriksaan fisik, BB dan TB dalam batas normal.
Vital sign dalam batas normal. Pertumbuhan seks sekunder payudara sesuai umur. Pada
pemeriksaan pelvis tidak dijumpai rambut pubis, dan blind ending vagina. Diagnosis yang
mungkin pada pasien ini?
a. Sindrome klinifelter
b. Sindrom Turner
c. Androgen insensitivity syndrome
d. Gonadal disgenesis
e. Kallman’s syndrome

2
Laki-laki usia 33 tahun datang ke UGD dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari
SMRS, tidak ada gangguan makan dan minum, ada keluhan batuk hilang timbul sejak 1 bulan
namun tidak ada panas badan, pasien pernah berobat ke dokter klinik 1 minggu yang lalu
dilakukan foto thorax dengan gambaran miliary TB namun terapi OAT belum dimulai.
Kesadaran : somnolen tekanan darah 70/40 mmHg , Nadi : 112 x/ menit, respirasi : 24 x / menit.
suhu : 36,6. Kaku kuduk tidak ada. Ronkhi tidak ada setelah dilakukan resusitasi Nacl 0,9 %
2000 cc tensi tidak naik., kemudian diberikan norepinefrin tensi naik 90/50 akan tetapi 30 menit
kemudia tensi turun lagi. Hb: 11,3 Leukosit : 7800 Trombosit : 189.000 N : 127 K : 5,9 kreatinin :
1,2 GDS : 73. Albumin : 2,5 Terapi apa selanjutnya yang paling tepat pada pasien ini :
a. Epinefrin IV
b. Resusitasi cairan dengan kristaloid
c. Dexamethasone IV
d. Hydrocortison IV
e. Fludrokortison IV

Seorang wanita berusia 26 tahun datang 4 minggu setelah melahirkan dengan keluhan sakit
kepala, kelemahan, mual, dan muntah. saat ini pasien sedang menyusui. Pemeriksaan fisik
dalam batas normal. Magnetic resonance imaging (MRI) kepala menunjukkan massa sellar
dengan ekstensi suprasellar namun tanpa kompresi chiasmal. Hasil uji laboratorium (rentang
referensi) meliputi:Serum sodium 125 mEq / L (136-142 mEq / L), prolaktin serum 72 μ g / L (4-
30 μ g / L), serum kortisol ( jam 8 pagi) 3 μ g / dL (5-25 μ g / dL) , Hormon adrenokortikotropik
serum (ACTH) 10 pg / mL (10-60 pg / mL), dan nilai normal untuk tiroksin dan tirotropin bebas
serum. Manakah dari diagnosis berikut yang paling mungkin?
a. Insufisiensi adrenal primer
b. Tumor pituitari yang memproduksi prolaktin
c. Tumor hipofisis nonfungsional
d. Pituitary apoplexy
e. Hipophysitis limfositik

Seorang laki-laki 20 tahun dibawa oleh keluarganya ke IGD karena mengalami penurunan
kesadaran. Disekitar pasien ditemukan ada botol insektisida. Pada pemeriksaan fisik kesadaran
agitasi, TD 90/60mmHg, nadi 48 x/menit, RR 28x/menit, pupil miosis. Bila insektisida penyebab
pada pasien ini adalah organofosfat maka antidotum nya adalah:

a. Sulfas atropin 0,5 mg – 1 mg intravena, maksimal dosis 3 mg/hari


b. Sulfas atropin 1 mg – 2 mg intravena, maksimal dosis 50 mg/hari
c. Sulfas atropin 0,5 mg – 1 mg intravena, maksimal dosis 30 mg/hari
d. Sulfas atropin 1 mg – 2 mg intravena, maksimal dosis 5 mg/hari
e. Sulfas atropin 0,5 mg intravena, maksimal dosis 30 mg/hari

Seorang wanita berusia 60 tahun datang ke poli dengan keluhan sulit menelan makanan padat
dan cair sejak 2 bulan terakhir. Sering disertai dengan batuk sesekali. Rasa kecut di mulut ada.
Penurunan berat badan ada > 10 kg dalam 2 bulan terakhir. Sesak napas tidak ada, demam
tidak ada. Dari pemeriksaan fisis didapatkan IMT 17,0 kg/m2, TD 130/70mmhg, nadi 76x/menit,
konjungtiva pucat. Tindakan awal yang dilakukan adalah

a. Esofagogastroduodenoskopi
b. Foto OMD

3
c. Foto Toraks
d. Fluoroscopy
e. CT-scan toraks

Seorang wanita, 38 tahun datang ke IGD dengan keluhan mual dan muntah setiap kali makan
dialami sejak 1 hari lalu. Muntah berisi sisa makanan. Nyeri perut atas ada menjalar hingga ke
punggung sejak 1 minggu lalu semakin lama semakin berat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
VAS 4/10, TD 110/70mmhg, nadi 104x/menit, suhu 37,8, RR 28x/menit, murphy sign negatif,
grey turner positif. Pemeriksaan penunjang yang anda anjurkan pada pasien ini adalah

a. Foto Polos Abdomen


b. USG Abdomen
c. CT-scan abdomen
d. MRCP
e. Endoskopi

Seorang laki-laki 50 tahun datang ke IGD dengan keluhan muntah darah dan BAB hitam sejak 2
hari lalu. Pasien ada riwayat sering mengkonsumsi jamu-jamuan sejak 1 tahun terakhir oleh
karena nyeri tungkai kanan. Pada pemeriksaan esofagogastroduodenoskopi didapatkan
perdarahan arteri menyembur namun sumber perdarahan tidak tampak. Yang seharusnya
dilakukan pada pasien ini adalah

a. Skleroterapi
b. Pemasangan selang Sengstaken-Blakemore
c. Vasopressin dan Nitrat
d. Ocreotide
e. Operasi

Seorang wanita 36 tahun datang dengan keluhan mata kuning sejak 5 hari terakhir pada saat
pemeriksaan rutin. Pasien tersebut menyatakan mengalami hal tersebut sejak umur awal dua
puluhan. Keluhan mual, sakit perut, urin gelap, tinja berwarna terang, pruritus, atau penurunan
berat badan disangkal. Pasien tidak berobat sebelumnya karena keluhan ini kadang sembuh
sendiri. Dia mengkonsumsi multivitamin dan beberapa obat herbal. Pasien saat ini sedang
hamil trimester 1. Pada pemeriksaan fisik didapatkan IMT 31 kg/m2, sklera ikterik. Tidak ada
stigmata penyakit hati kronis. Tidak ada organomegali. Pemeriksaan laboratorium normal
kecuali untuk bilirubin total 4 mg/dL. bilirubin I adalah 3,2 mg/dL. AST 18 U/L, ALT 24 U/L, dan
alkaline fosfatase 100 IU/L. Hematokrit, dehidrogenase laktat (LDH), dan haptoglobin normal.
Hasil uji BSP memanjang. Kemungkinan diagnosis pasien ini adalah

a. Sindrom Rotor
b. Sindrom Crigler-Najjar tipe 1
c. Sindrom Dubin-Johnson
d. Sindrom Crigler-Najjar tipe 2
e. Sindrom Gilbert

4
Seorang wanita 57 tahun datang dengan keluhan diare berair, tidak ada darah, dengan nyeri
perut menyeluruh sejak 3 bulan lalu. Penurunan berat badan ada sekitar 10 kg. Tidak ada
riwayat sakit perut sebelumnya ataupun penyakit ginekologi. Dia sebelumnya tidak berobat
teratur, pasien bukan perokok, dan tidak mengkonsumsi alkohol. Kolonoskopi menunjukkan
mukosa kolon normal. Biopsi dari usus ditemukan akumulasi limfosit di epitel dan lamina
propria. Diagnosis yang paling mungkin adalah

a. Penyakit Chron
b. Kolitis Iskemik
c. Kolitis Limfositik
d. Kolitis ulseratif
e. Collagenous Colitis

Seorang laki-laki 61 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan perut membesar. Pasien
dilakukan parasintesis dan diperiksakan analisa cairan asites dan kultur cairan asites. Hasil
menunjukkan jumlah sel leukosit 200/L dengan 35% sel PMN. Albumin asites 1,2 g/dL, protein
ascites 2,6 g/dL, dan albumin serum 2,6 gr/dL. Kultur cairan asites belum ada hasil.
Kemungkinan penyebab ascites pada pasien ini

a. Sindrom nefrotik
b. Sirosis Hepatis
c. Peritonitis TB
d. Karsinoma Peritoneal
e. Budd-Chiari syndrome

Seorang pria berumur 76 tahun mengeluhkan sering buang air besar yang tidak normal kadang
feses berbentuk kecil–kecil, kadang cair atau keras. Nyeri saat buang air besar, tidak ada sakit
perut, mual, melena, muntah atau demam. Penderita sering buang air besar sekitar 8 – 10 x/
hari sehingga mengganggu aktifitas sehari – hari, tidak ada inkontinensia alvi. Apakah
kemungkinan diagnosa penderita tersebut?

a. Gangguan neuromuscular
b. Prostitis
c. Inflammatory Bowel Disease
d. Gastroenteritis Viral
e. Hipotiroid

Seorang laki laki usia 55 tahun didiagnosis karsinoma hepatoseluler berdasarkan pemeriksaan
USG dan CT scan. Hasil CT scan abdomen menunjukkan adanya massa berukuran 3 cm di
segmen 7 dan 8 hati. Permukaan hati irreguler, terdapat trombus di vena porta utama, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening. Foto toraks tidak menunjukkan adanya nodul di paru.
Pilihan terapi mengacu rekomendasi Barcelona Clinic Liver cancer (BCLC) pada pasien ini
adalah:

a. Transarterial chemoembolization
b. RFA

5
c. Transplantasi Hati
d. Reseksi Tumor
e. Sorafenib

Seorang laki-laki 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bab kadang disertai darah segar
sejak 3 bulan lalu. Ayah pasien menderita kanker usus dan sudah meninggal 2 tahun yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam batas normal dan pada pemeriksaan
abdomen didapatkan nyeri tekan regio inguinal kiri. Pasien sudah menjalani pemeriksaan
kolonoskopi dengan hasil adanya 3 polip kecil. Kemudian dilakukan polipektomi dan biopsi.
Hasil biopsinya didapatkan gambaran adenoma vilosa. Kapan waktu yang tepat bagi pasien
untuk melakukan kolonoskopi ulang?

a. 6 bulan kemudian
b. 1 tahun kemudian
c. 3 tahun kemudian
d. 5 tahun kemudian
e. 10 tahun kemudian

Seorang wanita 30 th datang ke UGD karena keluhan sesak nafas tiba - tiba sejak 1 jam
sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas berbunyi mengi, ada demam sejak 2 hari. Pasien
memiliki riwayat sesak yang berulang terutama jika terkena debu atau pasien sedang stress.
Pasien saat dilakukan pemeriksaan tampak gelisah, sesak berat, retraksi interkostal, tak
tampak clubbing finger.Tekanan darah 90/60 mmHg, HR: 120x/mnt, RR 28kali/menit dengan
saturasi oksigen 88%. Pada pemeriksaan paru ditemukan whezing. Setelah dilakukan
pemberian oksigen, nebulisasi dengan beta 2 agonis kerja pendek dan steroid saturasi menjadi
94%, RR 24kali/menit. Pernyataan berikut yang benar mengenai terapi oksigen akut jangka
pendek pada pasien ini adalah

a. Pemberian terapi oksigen dapat meminimalkan alkalosis respiratorik


b. Pemberian oksigen dapat meningkatkan cardiac output
c. Pemberian oksigen dapat memperberat hemodinamik paru
d. Pemberian oksigen dapat memicu alkalosis respiratorik
e. Semua pasien dengan hipoksemia akut membutuhkan terapi oksigen

Seorang laki-laki 60 tahun datang ke Poliklinik dengan keluhan batuk berdahak dialami sejak 3
minggu lalu disertai demam dan lemas. Penurunan berat badan disangkal. Riwayat berobat
spesifik disangkal. Pasien perokok berat. Dari pemeriksaan fisis didapatkan TD 120/80mmhg,
nadi 80x/menit, suhu 37,8, RR 24x/menit, Barrel chest. Dari pemeriksaan CT-scan thoraks
didapatkan gambaran multipel nodul-nodul kecil. Bila pada pemeriksaan biopsi paru didapatkan
kuman Mycobacterium Kansasi maka terapi yang Anda anjurkan mengacu pada BTS adalah

a. INH 300 mg + Rifampicin 600 mg selama 18 bulan


b. INH 300 mg + Etambutol 25 mg/kgbb selama 18 bulan

6
c. Rifampicin 600 mg + Etambutol 15mg/kgbb selama 9 bulan + Klaritromisin 500 mg
selama 2 bulan
d. INH 300 mg + Rifampicin 600 mg dan Etambutol 15 mg/kgbb selama 18 bulan
e. Rifampicin 600 mg + Etambutol 15 mg/kgbb selama 9 bulan

Seorang pria 48 tahun datang ke Rumah sakit dengan keluhan batuk beringus disertai sakit
kepala. Pasien sering mengeluhkan adanya cairan yang jatuh dibelakang lidah. Sesak napas
tidak ada. Riwayat asma disangkal. Dari pemeriksaan paru normal, pemeriksaan jantung dalam
batas normal, pada ekstremitas didapatkan purpura pada kedua tungkai. Dari foto thorax
didapatkan adanya infiltrat. Dari hasil biopsi kulit didapatkan vaskulitis. Hasil pemeriksaan
laboratorium sebagai berikut : Hb 11,2 g/dL, leukosit 7.000/mm3, trombosit 350.000/mm3. Hasil
urinalisis didapatkan adanya RBC cast dan proteinuria. Pemeriksaan anti-PR3 positif. Diagnosis
pasien ini adalah

a. Drug induced vasculitis


b. Granulomatosis with polyangiitis
c. Eosinophilic granulomatosis with polyangiitis
d. Vaskulitis pauci-immune
e. Goodpasteur Syndrome

Seorang pria 38 tahun datang ke Rumah sakit dengan keluhan sesak napas selama 2 minggu
dan berbunyi mengi. Pasien juga mengeluhkan hidung tersumbat dan nyeri pada wajah serta
nyeri kepala yang memberat saat pasien membungkuk. Tidak ada keluhan batuk dan demam.
Pasien memiliki riwayat asma sejak kecil dan alergi udang. Dari pemeriksaan paru didapatkan
wheezing pada kedua lapangan paru, pemeriksaan jantung dalam batas normal, pada
ekstremitas didapatkan purpura pada kedua tungkai. Dari foto thorax tidak didapatkan kelainan.
Hasil pemeriksaan laboratorium sebagai berikut : Hb 11,2 g/dL, leukosit 7.000/mm3, trombosit
350.000/mm3, Hitung jenis Eosinofil 12%. Pemeriksaan penunjang apakah yang perlu
dilakukan untuk menegakkan diagnosis pasien tersebut :
a. C-ANCA
b. Biopsi kulit
c. Eosinofil absolut
d. Imunoglobulin E
e. Foto sinus paranasal

Seorang perempuan berusia 48 tahun tiba-tiba mengeluh sesak nafas setelah mendapat
transfusi darah. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 90/60 mmHg, HR 118 x/menit, RR 28
x/menit, dan terdapat ronkhi pada seluruh lapangan paru, SaO2 69% pada udara ruangan dan
meningkat menjadi 80% setelah menggunakan masker non rebreathing 10 L/menit. Pada hasil
pemeriksaan BGA didapatkan : pH 7.25; PaCO2 75 mmHg, PaO2 39 mmHg HCO3 30 mEq/L,
FiO2 100%. Apakah penyebab hipoksemia pada pasien ini?
a. Hiperventilasi
b. Ventilasi Perfusi mismatch
c. Shunt
d. Hipoventilasi dan Ventilasi Perfusi mismatch
e. Keterbatasan Difusi

Seorang pasien 55 tahun yang dirawat di rumah sakit tiba-tiba mengeluh sakit dada sebelah kiri
disertai sesak napas. Pasien paska operasi tulang panggul dan hanya dapat tirah baring

7
selama 4 hari terakhir. Tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 110 x/menit, laju
pernapasan 28 x/menit. Saturasi oksigen 88%. Dari pemeriksaan foto thoraks didapatkan
gambaran pelebaran arteri pulmonalis descendens kanan. Kelainan radiologis yang sesuai
pada pasien ini disebut :
a. Westermark’s sign
b. Hampton’s hump
c. Palla’s sign
d. Wedge like density
e. Ludwig sign

Seorang perempuan 40 tahun direncanakan akan menjalani operasi batu empedu dengan
anestesi umum. Saat ini tidak ada keluhan sesak napas, batuk, maupun demam. Namun,
pasien memiliki riwayat asma yang sudah tidak pernah kumat. Dokter bedah melakukan
konsultasi toleransi operasi kepada Anda. Berikut ini adalah kontraindikasi absolut dilakukannya
tindakan operasi pada pasien diatas adalah:
a. PaCO2 <45 mmHg
b. FEV1 >2 L
c. PO2 >50 mmHg
d. Maximum voluntary ventilation <50% prediksi
e. FEV1/FVC 75%

Seorang laki-laki 53 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam tiba-tiba, menggigil, malaise,
dan sesak napas. Pasien tidak merokok dan tidak memiliki riwayat penyakit paru-paru. Hasil
pemeriksaan X-foto thoraks PA dan lateral didapatkan infiltrat kecil yang tersebar merata di
seluruh lapangan paru. Pernyataan dibawah ini yang sesuai untuk histoplasmosis adalah
a. Histoplasmosis merupakan infeksi jamur patogen nonendemik
b. Tes histoplasmin positif didapatkan pada histoplasmosis paru akut
c. Diagnosis baku emas histoplasmosis dilakukan pemeriksaan kultur jamur
d. Antigen dari polisakarida histoplasmosis dijumpai di urine pasien histoplasmosis
diseminata
e. Pada histoplasmosis kronik tes serologik biasanya negatif

Seorang laki-laki berusia 38 tahun, datang ke Instalasi Gawat Darurat dengan kesadaran
menurun sejak 2 hari. Dari alloanamnesis dengan istri pasien, mulai 5 hari yang lalu pasien
mengeluh nyeri kepala, marah-marah dan bicara meracau, disertai keluhan sesak nafas yang
semakin memberat, batuk tidak produktif dan demam. Pasien diketahui terinfeksi HIV 3 tahun
yang lalu dan mendapatkan terapi antiretroviral, jumlah limfosit CD4 pasien terakhir saat kontrol
ke ahli penyakit dalam adalah 74 sel/mmk. Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak sesak,
GCS11, suhu 38.3oC, frekuensi nadi 112x/menit, laju nafas 30x/menit, tekanan darah 130/80
mmHg. Pada pemeriksaan kulit didapatkan lesi papuler hiperpigmentasi di ekstremitas atas.
Pada auskultasi didapatkan suara nafas bronkovesikuler dan rhonki basah halus pada kedua
lapang paru. Pada foto rontgent thorax didapatkan gambaran infiltrat interstitial pada kedua
lapang paru. Dari pemeriksaan lumbal punksi didapatkan hasil positif terhadap pewarnaan tinta
india. Terapi awal pada penyakit paru akibat Kriptokokkus pada pasien ini:

a. Flukonazole 400mg/hari selama 4 minggu


b. Amfoterisin B 1mg/kgbb intravena selama 14 hari
c. Itrakonazole 200mg/hari selama 8 minggu

8
d. Flukonazole 400mg/hari selama 3 bulan
e. Varikonazole 6mg/kgbb intravena 4 minggu

Seorang perempuan 27 tahun dating ke poliklinik dengan keluhan lebam pada kulit dan gusi
berdarah sejak 1 minggu yang lalu. Satu tahun yang lalu pasien sudah didiagnosis Idiopathic
Thrombocytopenic Purpura (ITP) dan mendapat terapi metilprednisolon setara 1mg/kgBB.
Sampai dengan satu minggu yang lalu pasien mendapat metilprednisolon 1x4mg sehari. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 50 kg, tinggi badan 158 cm. Hasil laboratorium: Hb
10,2 g/dL; leukosit 8.900/uL; trombosit 10.000/uL. Terapi yang paling tepat untuk pasien ini
adalah
a. Metilprednisolon setara prednisone 1-2 mg/kgBB
b. Imunoglobulin intarvena (IVIg) 0,4-0,6 mg/kgBB
c. Azatioprine 2-3 mg/kgBB
d. Splenektomi
e. Rituximab

Seorang laki laki usia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan lemas dan demam hilang
timbul sejak 2 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat dan tidak
ditemukan organomegali. Hasil laboratorium: Hb 5.2 g/dL; hematokrit 16%; leukosit 800/µL
(ANC 320); trombosit 8.000/µL; retikulosit 0.3%; hitung jenis 0/0/0/40/50/10. Berdasarkan hasil
aspirasi sumsum tulang ditemukan sumsum tulang hiposeluler dengan banyak sel lemak. Hasil
biopsi menunjukkan histopatologis sumsum tulang hiposeluler.
Terapi farmakologis yang paling sesuai untuk pasien ini adalah
a. Immunoglobulin intravena (IVIG)
b. Methotrexate dan prednisone
c. Antithymocyte globulin
d. Dexametasone intravena
e. Mikofenolat mofetil

Seorang laki-laki 27 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 2
hari sebelum MRS. Didapatkan dyspnoe de effort dan paroxysmal nocturnal dyspnoe, batuk
kering terutama bila tidur dan bengkak kedua tungkai sejak 2 minggu yang lalu. Pasien memilki
riwayat thalassemia B mayor sejak usia 1 tahun, rutin transfuse darah. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 122x/menit, frekuensi nafas 24x/menit.
Konjuctiva pucat, sclera ikterik, JVP 5+4 cmH2O, murmur sistolik di seluruh katup dan gallop
S3. Ditemukan hepatosplenomegali dan edema di kedua tungkai bawah. Hasil laboratorium: Hb
8,2 g/dL; ureum 92 mg/dL; kreatinin 2,2 mg/dL; ferritin 1 bulan yang lalu 8.700 ng/mL. EKG
sinus takikardi. Rontgen toraks ditemukan kardiomegali dengan edema paru. Tata laksana
kelasi besi yang paling tepat pada pasien ini adalah:
a. Deferaxirox 20mg/kgBB per hari
b. Desferoxamin kontinus 50 mg/kgBB per hari
c. Deferipron 100 mg/kgBB per hari diberikan dalam 3 dosis terbagi
d. Desferoxamin 30mg/kgBB subkutan per hari
e. Deferipron 50mg/kgBB per hari diberikan dalam 3 dosis terbagi

9
Seorang perempuan usia 63 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan pada leher kiri
sejak 2 bulan yang lalu disertai penurunan berat badan dan demam yang naik turun. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan limfadenopati coli sinistra ukuran 4x5 cm, konsistensi kenyal. tidak
terfiksir dan tidak nyeri. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Hasil aboratorium: LDH 700
U/L. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan suatu limfoma non Hodgkin.
Pemeriksaan yang menentukan pemilihan obat pada pasien ini adalah:
a. Imunohistokimia dari jaringan biopsi
b. Imunositokimia dari jaringan biopsi
c. Biopsi sumsum tulang
d. Sitogenetika
e. CT scan

Seorang wanita 42 tahun datang ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan lemas yang
dialami sekitar sebulan yang lalu. Pasien ada riwayat kejang yang dialami sekitar 1 minggu
yang lalu. Hasil pemeriksaan fisis didapatkan anemis, dan subikterik. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan HB 8,5 g/dL, PLT 30.000/mm3, apusan darah tepi didapatkan skistositosis dan
morfologi platelet normal, fungsi hati dan ginjal sedikit meningkat, dan pada pemeriksaan
Coombs test negatif. Diagnosis yang tepat untuk kondisi pasien tersebut adalah :
a. Idiopathic Trombocytopenic Purpura
b. Thrombotic Thrombocytopenia Purpura
c. Hemolytic Uremic Syndrome
d. Evan’s Syndrome
e. Disseminatic Intravascular Coagulation

Seorang lelaki berusia 24 tahun, melakukan pemeriksaan kesehatan untuk seleksi pekerjaan.
Pasien saat ini tidak ada keluhan Dari pemeriksaan fisis didapatkan limpa teraba schuffner 1,
hepar tidak teraba. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 10,7 g/dL; Ht 37%; MCV
70 fl; MCH 22 pg; retikulosit 2,2 %; trombosit 300.000/uL; dan leukosit 7800/uL. Berdasarkan
data di atas, maka masalah yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
a. Anemia defisiensi besi
b. Thalassemia
c. Anemia penyakit kronik
d. Sindrom sickle cell
e. Anemia hemolitik autoimun

Seorang perempuan 45 tahun datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu, batuk berlendir
dan sesak. Pasien sedang menjalani kemoterapi agresif untuk kanker kelenjar getah bening.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 80/50mmHg, nadi 112x/menit, pernapasan
32x/menit dan suhu badan 38,3oC. Konjungtiva anemis, pembesaran kelenjar getah bening di
leher dengan diameter 5 cm. Pada pemeriksaan darah didapatkan Hb 8gr/dl, leukosit 3000/uL,
hitung neutrophil absolut pada hari pertama <1000 sel/mm3 dan pada hari ke delapan <500
sel/mm3 (skor MASCC 14). Antibiotik empiris apa yang sebaiknya diberikan:
a. Vancomycin sebagai terapi antibiotik awal
b. Penggunaan kombinasi antibiotik apabila monoterapi gagal
c. Diberikan ciprofloksasin and amoksisilin/klavulanat
d. Tidak perlu modifikasi terapi empirik inisial pada pasien dengan kondisi tidak stabil
e. Pemberian cefepime

10
Seorang laki-laki berumur 25 tahun dating ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan lemas,
pada pemeriksaan laboratorium ditemukan hemoglobin 10 g/dL, trombosit 200.000/mm3,
leukosit 10.000 mm3. Riwayat pemeriksaan endoskopi sekitar 2 tahun yang lalu dan didiagnosa
dengan ulkus duodenum namun menyangkal adanya riwayat hematochezia maupun melena.
Manakah hasil berikut yang dapat ditemukan pada pemeriksaan penunjang?
a. Retikulosit 4%
b. PenurunanTibc
c. Ferritin normal
d. MCV 105 fL
e. Pewarnaan Perl's Stain negative

Seorang perempuan usia 77 tahun dirawat dengan fraktur collum femur kiri. Sepuluh hari
sebelum masuk rumah sakit pasien terjatuh saat mau memakai celana sehingga posisi pasien
menjadi tidak seimbang dan jatuh ke arah kiri dengan panggul dan pangkal paha kiri terantuk
lantai. Penglihatan pasien memang sudah berkurang namun masih bisa melihat jelas dengan
menggunakan kacamata. Lantai keramik pasien selalu bersih dan kering, tidak ada barang
berserakan. Sebelum terjatuh aktivitas pasien mandiri. Tidak ada keluhan pusing berputar yang
disertai mual sebelumnya dan pasien rutin minum amlodipin 5 mg dan metformin 3x500mg
untuk sakit kroniknya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah berbaring 140/80
mmHg dan tekanan darah duduk 130/80 mmHg. Tekanan darah berdiri tidak dapat dilakukan.
Pemeriksaan mikrofilamen 10 g menunjukkan neuropati perifer positif. Penyebab jatuh pasien
ini adalah:

a. Hipotensi ortostatik karena amlodipine


b. Respon kontrol postural buruk
c. Gangguan penglihatan
d. Osteoporosis
e. Sarkopenia

Pria 60 tahun dengan hipertensi lama dibawa oleh keluarganya ke poliklinik karena tampak lesu
dan tampak hilang minat terhadap sekitar. Pasien mengatakan beberapa bulan terakhir
libidonya semakin menurun dan kesulitan ereksi saat berhubungan maupun saat bangun tidur.
Pasien rutin mengkonsumsi tamsulosin 1x0.4 mg sejak di diagnosis hipertrofi prostat benigna 3
bulan yang lalu dan konsumsi HCT 1x12,5 mg. Tekanan darah 138/85 mmHg. GDS 130 mg/dL.
Pasien direncanakan pemeriksaan kadar hormon testosteron. Terapi yang paling tepat bagi
pasien tersebut saat ini adalah:
a. Modifikasi gaya hidup, Angiotensin receptor blocker, phosphodiesterase -5 inhibitor,
psikoterapi suportif
b. Modifikasi gaya hidup, thiazide, penyekat alfa, psikoterapi suportif
c. Modifikasi gaya hidup, angiotensin receptor blocker, penyekat alfa, selective serotoni
reuptake inhibitor
d. Penyekat alfa, 5-alpha reductase inhibitors, thiazide, selective serotonin reuptake inhibiotor
e. Angiotensin receptor blocker, phosphodiesterase -5 inhibitor, penyekat alfa, 5-alpha
reductase inhibitors

Wanita berusia 70 tahun datang dengan keluhan jatuh pada saat bangun dari tempat tidur.
Sebelum jatuh, pasien merasakan sensasi berputar tujuh keliling disertai keluhan mual dan
keringat dingin. Menurut pasien, keluhan umumnya timbul pada saat bangun dari tempat tidur

11
atau pada saat melakukan shalat. Keluhan dirasakan memberat sejak satu bulan terakhir dan
pasien belum berobat untuk keluhannya ini.Manuver pada pemeriksaan fisik yang cukup sensitif
untuk menegakkan diagnosis pada pasien di atas adalah:
a. Romberg test
b. Dix-Hallpike test
c. Get up and go test
d. Standing balance test
e. Berg test

Wanita 75 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan badan terasa letih sepanjang hari sejak 1
bulan terakhir. Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien menghabiskan waktu lebih lama di
tempat tidur untuk mencoba tidur. Tidur juga terasa tidak nyenyak dan pasien juga mengeluh
sering terbangun pukul 3 pagi dan tidak dapat melanjutkan tidur kembali. Masalah gangguan
tidur yang dihadapi pasien ?
a. Sleep onset problem dan early morning awakening
b. Sleep onset problem dan deep maintenance problem
c. Sleep onset problem, deep maintenance probem, dan early awakening
d. Rapid Eye movement (REM) problem dan Early morning awakening
e. Maintenance problem, Rapid eye movement (REM) problem, dan early morning awakening

Penderita laki-laki berusia 75 tahun datang ke ruang gawat darurat sebuah rumah sakit dengan
keluhan sejak sore penderita sulit dibangunkan. Penderitadi dibawah oleh anak dan
pramurawatnya ke ruang gawat darurat karena penderita sejak dua hari sulit dibangunkan
namun penderita masih bisa makan dan masih bisa minum obat , namun sejak pagi penderita
mulai sulit di bangunkan, sore ini penderita tidak bangun walaupun dengan suara yang keras
dan tepukan di bahu sehingga hal ini dilaporkan pramurawat kepada anaknya yang saat itu
baru pulang dari kantor. Penderita selama ini lebih sering berbaring di tempat tidur karena
lumpuh tubuh sebelah kiri, mendrita strok sejak 6 bulan dan sulit berkomunikasi. Penderita rutin
berobat ke ahli saraf dan rutin minum obat untuk hipertensi. Dua minggu yang lalu penderita
kontrol rutin dan saat itu dikatakan penderita sulit tidur sehingga oleh dokter diberikan obat tidur
dengan dosis satu tablet malam dan bila sudah tidak ada keluhan obat dapat dihentikan. Dua
hari terakhir obat untuk tidur diberikan lagi karena sejak tiga hari yang lalu penderita sulit tidur
namun dosis yang diberikan 3x sehari. Pada pemeriksaan fisik: kesadaran somnolen, pasien
membuka mata namun tidur lagi saat dilakukan penekanan pada sternum, tekanan darah
110/70 mmHg, frekwensi nadi 80x/mnt, pernapasan 18x/mnt, suhu 36.5ºC, wajah simetris, pupil
isokor ditengah, ukuran 3 mm reflex cahaya +/+, periksaan paru dan jantung normal,
ekstremitas sebelah kiri motorik kekuatan 1. Tidak terdapat defisit neurologis yang baru. Salah
perlakuan terhadap penderita tersebut sesuai dengan teori:
a. Interaksi simbolik
b. Teori situasional
c. Teori pembelajaran social
d. Hipotesis psikoanalitik
e. Teori penukaran

Seorang laki laki berusia 68 tahun datang ke IGD dibawa oleh keluarga akibat sering meracau
dan tidak mau makan selama 1 minggu terakhir. Pasien riwayat terpeleset dan fraktur tertutup
femur kanan 2 minggu SMRS, oleh keluarga hanya dibawa ke dukun tulang tetapi pasien hanya
bisa melakukan aktifitas diatas ditempat tidur dan memerlukan bantuan orang untuk ke kamar
mandi . Sebelum kejadian pasien dapat beraktifitas sekitar rumah dan terkadang sholat dimasjid

12
dekat rumah. Pasien masih bisa mengingat anak dan cucu sebelum kejadian. BAB dan BAK
masih dapat dikendalikan. Setelah dilakukan perawatan diruang rawat geriatri pasien dilakukan
kajian penilaian skor basic acticity of daily living (ADL) barthel setelah jatuh 10/20. Status
mental pada pasien saat masuk IGD adalah...
a. dementia vascular
b. dementia Alzheimer
c. delirium hiperaktif
d. delirium hipoaktif
e. delusi

Seorang wanita berusia 70 tahun dibawa oleh putranya ke poliklinik penyakit dalam karena
mengeluh kaku pada seluruh tubuh dan gemetaran pada kedua tangan. Sejak 10 bulan yang
lalu pasien juga hampir selalu lupa dengan hal yang baru saja dikerjakan. Pasien tersebut
memiliki kegemaran memasak, namun akhir-akhir ini sering salah memasukkan bahan
makanan yang benar ke dalam masakannya. Pasien menderita hipertensi sejak 20 tahun yang
lalu dan pernah mengalami stroke 5 tahun yang lalu. Pasien lalu dirujuk ke dokter ahli geriatri,
menjalani tes mini-mental state examination dengan nilai 18/30. Patogenesis dari demensia tipe
di atas adalah :
a. Hilangnya neuron atau sinaps
b. Adanya plak senilis dan neuritik
c. Adanya neurofibrillary tangles
d. Abnormalitas substantia alba yang luas
e. Didapatkan Hirano bodies

Wanita usia 70 tahun dengan Diabetes Mellitus tipe 2 dengan nefropati diabetikum kontrol
pasca rawat inap akibat pneumonia ke Poliklinik Terpadu Geriatri dan mengeluhkan hilangnya
berat badan sekitar 5 kg dalam 1 bulan terakhir, berat awal 49 kg. GDS 185 mg/dl, Kreatinin
1,5mg/dL, eGFR 34.9 mL/menit/1.73 m2). Bioimpedance analysis (BIA) massa otot sebesar 5.5
kg/m2 (cut off <5.7 kg/m2), kekuatan genggam tangan 15 kg (cut off <18 kg), kecepatan uji
jalan 6 meter 0.9 meter/detik (cut off < 0.8 meter/detik). Pernyataan yang paling tepat terkait
dengan diagnosis pasien tersebut adalah:
a. Hormonal replacement therapy terbukti paling baik untuk mencegah kehilangan massa otot
lebih lanjut karena proses menua mengakibatkan disregulasi neurohormonal
b. Penurunan kapasitas fungsional menunjukkan penurunan total energy expenditure
c. Kadar kreatinin pasien tidak menggambarkan penurunan massa otot pada pasien gangguan
ginjal
d. Pilar utama penatalaksanaan berupa suplementasi nutrisi dan aktivitas fisik
e. Penurunan massa otot pada pasien tersebut akibat peningkatan katabolisme protein meski
sintesis protein normal

Seorang laki-laki usia 80 tahun dibawa keluarganya ke poli penyakit dalam dengan keluhan
lemas, lemas dirasakan terus- menerus sejak 3 bulan yang lalu, lemas membuat pasien kadang
harus dibantu anak pasien untuk duduk atau berpindah tempat tidur. Keluhan dirasakan
terutama sejak pasien menderita sakit stroke. Keluhan disertai berat badan yang semakin
menurun, nafsu makan turun. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 96
kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu 36,7 C. Kecepatan berjalan 0,5 meter/menit, kekuatan
gengam tangan rendah, massa otot > 2SD. Sebagai dokter anda member edukasi nutrisi untuk
pencegahan penyakit, salah satunya adalah pemberian tambahan asam amino. Asam amino
esensial yang dapat menunjukkan perbaikan kekuatan genggam tangan dan 6-walking distance
pada usia lanjut setelah 3 bulan adalah :

13
a. Valin
b. Leusin
c. Lisin
d. Triptofan
e. Fenilalanin

Seorang laki-laki usia 80 tahun, dirawat di bangsal orthopedi, dengan fraktur tertutup
intertrochanter femur kanan. Pasien direncanakan untuk operasi bipolar hemiarthroplasty. Satu
minggu sebelum masuk rumah sakit pasien terjatuh dari tempat tidur. Jarak antara tempat tidur
dengan lantai 50 cm. Pasien selama ini jalan menggunakan alat bantu tongkat (tripod). Pasien
jika berjalan seringkali tampak mau jatuh. Pasien pernah mengalami jatuh 3 tahun yang lalu
karena terpeleset. Pasien kemudian dioperasi di RS C. Saat ini keluhan penurunan kesadaran
tidak ada. Kelemahan sesisi, bicara pelo tidak ada. Nyeri sendi tidak ada. Demam, sesak napas
tidak ada. Pasien makan habis 1 porsi. Riwayat penggunaan herbal atau jamu-jamuan tidak
ada. BAB dan BAK tidak ada kelainan. Pasien masih dapat melihat dan mendengar dengan
jelas, tidak menggunakan alat bantu. Pasien memiliki hipertensi, namun akhir-akhir ini terkontrol
tanpa menggunakan obat. Penyakit asma, alergi, kencing manis disangkal. Faktor intrinsik lokal
yang paling mungkin berperan pada pasien ini adalah
a. Osteoartritis genu
b. Gangguan penglihatan
c. Gangguan pendengaran
d. Gangguan pada alat keseimbangan
e. Kelemahan otot kuadrisep femoris

Seorang perempuan 40 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas, riwayat sesak
dirasakan saat aktivitas dan sering terbangun malam hari karena sesak. Riwayat penyakit
jantung dan sementara minum obat furosemide, bisoprolol, captopril, aspilet. Ada riwayat sakit
ginjal sebelumnya tapi belum pernah dianjurkan untuk dialisis. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan TD 130/80 mmHg, N 110 x/menit, R 32 x/menit, anemis, JVP 5+3 cmH2O, ada ronki
di kedua paru, kardiomegali, hepatomegali, edema tungkai. Hb 9,2 g/dL; lekosit 7200/mm3;
trombosit 326.000 /mm3; ureum 108 mg/dL; kreatinin 3,2 mg/dL; gula darah sewaktu 108
mg/dL; Natrium serum 142 mmol/L; kalium 3,2 mmol/L; klorida 99 mmol/L; kolesterol total 220
mg/dL; HDL 18 mg/dL; LDL 180 mg/dL; TG 234 mg/dL; proteinuria 3+. Hasil ekokardiografi :
disfungsi sistolik dan diastolik ventrikel kiri, EF 38%, hipokinetik global, fungsi sistolik ventrikel
kanan menurun. Diagnosis yang paling tepat untuk kasus tersebut adalah :
a. Sindrom kardiorenal tipe 1
b. Sindrom kardiorenal tipe 2
c. Sindrom kardiorenal tipe 3
d. Sindrom kardiorenal tipe 4
e. Sindrom kardiorenal tipe 5

Seorang wanita 50 tahun dirawat di Rumah Sakit Prof. Dr. R. D. Kandou dengan keluhan
bengkak pada kedua kaki. Bengkak pada kedua kaki telah di alami sekitar 1 bulan yang lalu.
Pasien tidak demam, masih bisa beraktivitas sebagai ibu rumah tangga. Tidak ada riwayat
alkohol dan merokok. Pada pemeriksaan didapatkan BB 66kg dan TB 160cm. TD 150/90, Nadi
78 x/menit, pernafasan 20 x/menit. Edema pada kedua tungkai. Pada pemeriksaan fisik lainnya
dalam batas normal.Pada pemeriksaan laboratorium Hb 12.3 gr/dL, Leukosit 9000, trombosit
188.000, albumin 2.9, globulin 3.0. Urinalisis didapatkan protein +3. Pada pemeriksaan MIF
menunjukkan deposit IgG dan komplemen C3 berbentuk granular pada dinding kapiler
glomerulus. Diagnosis pada pasien ini :

14
a. Glomerulonefritis lesi minimal
b. Glomerulonefritis fokal segmental
c. Glomerulonefritis membranosa
d. Glomerulonefritis membrano proliferatif
e. Glomerulonefritis progresif cepat

Seorang wanita 25 tahun mendapat terapi imunosupresan siklosporin dan prednisone setelah
menjalani transplantasi ginjal selama 5 bulan, kondisi saat ini baik tanpa tanda-tanda adanya
penolakan transplant. Dia menderita panas tinggi 40oC, nyeri kepala dan kekakuan leher, pada
pemeriksaan MRI tidak namapak kelainan. Infeksi yang sangat mungkin yang saat ini dialami
oleh pasien adalah:
a. H. influenza
b. Mycobacterium tuberculosis
c. Toxoplasma gondii
d. Listeria monocytogenes
e. Epstein-Barr virus (EBV)

Seorang wanita 25 tahun datang dengan keluhan ulserasi dangkal pada mulut yang disertai
nyeri dialaminya selama 1-2 minggu ini. Ulserasi ini telah muncul selama 6 bulan terakhir. Dua
hari terakhir, pasien mengeluhkan matanya merah dan nyeri. Tidak terdapat ulkus di daerah
genitalia, arthritis, skin rash maupun fotosensitivitas. Pada pemeriksaan fisik, pasien tampak
baik. Dengan suhu 37,6 C, heart rate 86x/i, tekanan darah 126/72 mmHg dan frekuensi
pernafasan 16 x/i. Pemeriksaan pada mukosa mulut menunjukkan dua ulkus dangkal dengan
dasar kuning pada mukosa bukal. Pemeriksaan ophtalmologi menunjukkan suatu uveitis
anterior. Pemeriksaan kardiopulmonal dalam batas normal. Pada paha kanan di area vena
saphena teraba keras. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan sedimentasi eritrosit 68 s.
Hitung sel darah putih 10.230/mm3 dengan 68% PMN, 28% limfosit dan 4% monosit.
Antinuklear antibodi dan anti dsDNA negatif. C3 89 mg/dl dan C4 24 mg/dl. Apakah diagnosis
yang paling mungkin dari kondisi di atas?
a. Alport syndrome
b. Systemic lupus erythematosus
c. Discoid lupus erythematosus
d. Bechet disease
e. Cicatricial pemphigoid

Seorang pria berusia 68 tahun dirujuk ke UGDdari puskesmasuntuk menjalani


esofagogastroduodenoskopi. Diagnosis kerja:Perdarahan saluran cerna bagian atas ec NSAID
gastropathy, DM tipe 2 dengan nefropati, post stroke iskemik. Pasien tersebut telah
diberikaninsulin kerja cepat subkutan, transfusi darah 1 unit PRC, sukralfat suspensi 1gram/6
jam via NGT, antasida (aluminium hidroksida+magnesium hidroksida+simetikon) 3 x 2 tablet via
NGT, omeprazole 40mg/24 jam IV, aspirin sudah distop. Duajam kemudian, pasien mengalami
somnolen. Pemeriksaan fisik mendapatkan hipotensi, bradikardia, refleks tendon menghilang,
AV blok derajat 2 tipe 1 pada EKG. Hasil laboratorium: Na 132 mmol/l, K 4,8 mmol/l, Cl 102
mmol/l. Hb 11,2 g/dL, normal MCV dan MCH, lekosit 9.200/mm3, trombosit 195.000/mm3,
eGFR 20,4 ml/min/1,73m2, ureum 55 mg/dl, procalcitonin 0,15 ng/mL (normal: 0,15-2 ng/ml),
troponin I dan CKMB dalam batas normal, albumin dalam batas normal, GDS 225mg/dl, analisa
gas darah: pH 7,35, pCO2 30 mmhg, pO2 125 mmhg, Fio2 32%, HCO3 18,4 mmol/l, saturasi
oksigen 99%, foto rontgen paru tidak menemukan infiltrat paru, (+) kardiomegali. Rektal touche
tidak ada melena, EKG: intraventricular conduction delay. Patofisiologi yang paling mungkin
mendasari perubahan kondisi pasien tersebut di atas adalah:
a. Azotemia dan Hiponatremia

15
b. Hipokalsemia
c. Hiperfosfatemia
d. Hipermagnesemia
e. Toksisitas Aluminium

Seorang pria 38 tahun untuk ketiga kalinya dirawat dengan keluhan hipertensi dan episode
lemah anggota gerak hingga tidak mampu berdiri sendiri. Ia mendapatkan amlodipin 5mg/24
jam, tidak pernah mendapat terapi diuretik. Pemeriksaan fisik dalam batas normal kecuali untuk
kekuatan motorik, pemeriksaan penunjang: fungsi tiroid dalam batas normal, K 2,8 mmol/L,
pemeriksaan elektrolit lain dalam batas normal, demikian pula dengan fungsi ginjal dalam batas
normal. Pemeriksaan apakah yang dapat anda lakukan sebelum mencari evaluasi dari ahli
endokrin?
a. Plasma aldosterone
b. Transtubuler potassium gradient
c. Plasma renin
d. Natrium dan kalium urin 24 jam
e. Osmolalitas urin dan analisa gas darah

Seorang wanita berusia 45 tahun, dengan riwayat diabetes 10 tahun dan sejak 3 tahun terakhir
mempunyai penyakit ginjal kronik stadium V dan infark miokard dinding inferior. Dua minggu
terakhir sering mengeluh cegukan dan sesak nafas. Pada .pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 80/60 mmhg. Frekuensi nadi :120 x/menit, konjungtiva pucat, JVP R ± 5 cm H2O
dan ronki basah dibasal kedua paru. Pemeriksaan penunjang : Hb : 9,0 g/dl, ureum : 180 mg/dl,
creatinin : 167 mg/dl, creatinin 7,8 mg/dl dan BGA kesan asidosis metabolik. Metode terapi
pengganti yang dikontraindikasikan pada pasien ini adalah :
a. Continuous arterio venous hemofiltration
b. Continuous ambulatory peritoneal dialysis
c. Sustained low efficiency dialysis
d. Continuous vena venous hemofiltration
e. Konvensional hemodialisis

Dibawah ini yang merupakan kontraindikasi absolut donor ginjal jenazah antara lain :
a. Nekrosis tubular akut non oligourik
b. Umur > 60 tahun
c. SLE
d. Waktu iskemik dingin yang panjang
e. Waktu iskemik panas yang panjang

Seorang laki laki berusia 40 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan lemah badan sejak 3
bulan yang lalu. Pasien sering mengeluh mual namun tidak muntah. Pasien juga sering
mengkonsumsi allopurinol untuk asam uratnya. Pasien juga menderita darah tinggi namun tidak
patuh dalam mengkonsumsi obat darah tinggi. Pasien riwayat mempunyai asma. Pada
pemeriksaan tekanan darah didapatkan 160/80, pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
BUN 40, serum kreatinin 2, pada pemeriksaan urin didapatkan proteinuri +2, eri 50-100, cast sel
darah merah. Pemeriksaan lab apa yang akan anda sarankan pada pasien ini?
a. Anti GBM
b. anti ds DNA
c. total IgE
d. anti Ro
e. anti PR3

16
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada kemaluan
terutama saat berkemih sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh kencing kadang berwarna
merah. Tidak ada demam, mual dan muntah. Hasil urinalisis lengkap: leukosit 5-6/LPB; eritrosit
10-12/LPB; silinder lekosit negatif; silinder eritrosit negatif; protein negatif. Pemeriksaan
laboratorium Hb 12,0 g/dL; lekosit 8900/mmk; trombosit 255000/mmk; elektrolit serum natrium
138 mEq/L; kalium 4,0 mEq/L; kalsium 9,0 mg/dL. BNO tidak ada gambaran batu radioopak.
Penyebab hematuria yang paling mungkin pada pasien tersebut adalah:
a. Penurunan jumlah air kemih
b. Hiperurikosuria yang memicu pembentukan batu kalsium
c. Presipitasi kalsium oksalat akibat hiperoksaluria
d. Kerusakan jaringan lokal akibat hiperkalsiuria
e. Penurunan ekskresi inhibitor kristal akibat hipositraturia

Seorang laki-laki, 30 tahun datang ke RS tempat anda berkerja dengan keluhan sesak nafas
yang terjadi secara tiba tiba. Oleh keluarga dikatakan pasien berkerja di kebun dan tersengat
lebah. Pasien merupakan rujukan dari RS luar dan telah mendapat terapi epinefrin 1:1000 0,1
ml subkutan sebanyak 4 kali, waktu dirawat di RS tersebut. TD : 80/60 mmHg, HR : 112
kali/menit. Pemeriksaan fisik : Sens : CM, TD : 80/50 mmHg, HR : 108 kali/menit. RR : 38
kali/menit. Thorax : ekspirasi memanjang dan wheezing (+), Ekstremitas : Urtikaria o/t manus
dextra +/- 3x3 cm. Tindakan anda selanjutnya

a. O2 4-6 l/menit, Salbutamol nebul, NaCl 0,9% 1 liter, Epinefrin 1:1000 dalam 250 cc D5%
drip 4 mg/menit
b. O2 4-6 l/menit, Salbutamol nebul, HES 1 liter, Epinefrin 1:1000 0,3 ml subcutan
c. O2 4-6 l/menit, Salbutamol nebul, NaCL 0,9% 1 liter, Epinefrin 1:1000 0,3 ml intra muscular
d. O2 4-6 l/menit, Salbutamol nebul, NaCL 0,9% 1 liter, Epinefrin 1:1000 0,3 ml di lokasi
gigitan
e. O2 4-6 l/menit, Salbutamol nebul, HES 1 liter, Epinefrin 1:1000 dalam 250 cc D5% drip
4 mg/menit

Seorang wanita 45 th datang ke poliklinik dengan keluhan batuk kering. Tidak disertai demam
dan nyeri dada. 2 hari sebelumnya pasien berobat pertama kali dan di diagnosa dengan
hipertensi dan dislipidemia. Kemudian pasien mendapatkan obat captopril 3x25mg, simvastatin
20mg malam dan neurodex. Dari pemeriksaan fisik tensi 160/90 mmHg RR 18x/menit Nadi
88x/menit dan suhu 36,7 C. Pemeriksaan fisik paru normal. Kondisi apa yang mendasari
keluhan pasien di atas:

a. Intoleransi obat
b. Pseudoalergi
c. Hipersensitivitas obat
d. Reaksi idiosinkrasi
e. Efek samping sekunder

Seorang wanita usia 25 tahun, sudah menikah, datang ke IGD dengan keluhan sesak napas
berat. Sesak sejak tadi pagi dan memberat sore ini, disertai pula keluhan lemah, letih, lesu
sebelumnya. Pada pemeriksaan di dapatkan respirasi 36 kali/menit, tekanan darah 140/90
mmHg, denyut jantung 130 kali/menit, suhu 36,7 C. Pada pemeriksaan fisik dijumpai ulkus
mulut, eritema yang rata pada daerah malar, pada jantung di jumpai friction rub, muffle hearth
sound. Pada pemeriksaan EKG didapatkan low votage. Rontgen thorax tampak fibroinfiltrat di
apex dan CTR >60%. Pemeriksaan darah ditemukan Hb 8 gr/dl, HCT 24 %, WBC 2,3 PLT
70.000, BUN 30, SC 2,0 SGOT 20 SGPT 30 Albumin 2,3. AGD PH 7,5, PO2 60 PCO2 30

17
HCO3 30 SO2 79. UL proteinuria +3, silinder eritrosit. Tes ANA +. Riwayat keguguran
sebelumnya disangkal. Masalah yang mendasari kelainan yang dialami pasien adalah :

a. Reaksi hipersensitivitas tipe 1


b. Reaksi hipersensitivitas tipe 2
c. Reaksi hipersensitivitas tipe 3
d. Reaksi hipersensitivitas tipe 4
e. Sitotoksik

Seorang perempuan usia 34 tahun datang ke dokter praktek untuk mengetahui jenis makanan
yang menimbulkan alergi. Satu minggu yang lalu pasien mengalami keluhan kulitnya gatal-
gatal disertai bentol setelah makan di acara arisan. Pada acara tersebut pasien makan udang
goreng, sop kepiting, sambal terasi dan es teler. Pasien langsung berobat ke dokter praktek
diberi obat prednison 5 mg tablet tiga kali sehari dan cetirizine tablet 10 mg satu kali sehari dan
salisil talk. Obat dimakan selama 3 hari. Pasien dianjurkan untuk menjalani tes kulit. Saat ini
pasien tidak minum obat tersebut lagi. Kapan sebaiknya pasien tersebut dilakukan tes tusuk ?

a. Menyarankan dilakukan tes tusuk hari itu juga.


b. Menyarankan dilakukan tes tusuk 3 hari setelah terakhir makan obat
c. Menyarankan untuk melakukan tes tusuk 1 minggu setelah terakhir makan obat
d. Menyarankan untuk melakukan tes tusuk 3 minggu setelah terakhir makan obat
e. Menyarankan untuk melakukan tes tusuk 1 bulan setelah terakhir makan obat

Seorang wanita usia 55 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan massa intraabdomen,
pasien dianjurkan dokter bedah untuk menjalani pemeriksaan CT- scan abdomen dengan
kontras untuk memastikan diagnosis. Dalam hitungan menit setelah disuntikkan radiokontras
saat akan dilakukan CT-scan abdomen, pasien mengalami urtikaria, flushing, edema lidah dan
laring. Timbul stridor respiratori, dan segera dibutuhkan intubasi. Apakah pathogenesis yang
mendasari gejala tersebut di atas?

a. Defisiensi C1 esterase inhibitor


b. Reaksi yang dimediasi IgE melawan protein alami
c. Reaksi yang dimediasi IgE melawan protein-hapten conjugates
d. Aktivasi langsung dari mediator yang dilepaskan oleh sel mast atau basophil
e. Ketidakmampuan yang diwariskan untuk mengkatabolisasi agen radiokontras secara normal

Seorang perempuan 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan
semakin memberat disertai batuk berdahak warna putih sejak 1 bulan yang lalu. Tidak ada
keluhan demam. Pasien adalah karyawati bagian prosuksi di pabrik detergen sejak 3 tahun
yang lalu. Pada pemeriksan fisik didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg; frekuensi nadi
102x/menit; frekuensi napas 24x/menit; suhu 37,3 C. Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan
suara wheezing di kedua lapang paru. Pemeriksaan rontgen toraks dalam batas normal.
Setelah mendapatkan terapi dengan salbutamol dan steroid, pasien merasa membaik.
Penyebab keluhan pada pasien adalah

a. Reaksi hipersensitivitas tipe 4 yang melibatkan sel T


b. Reaksi hipersensitivitas tipe 1 yang melibatkan IgE
c. Iritasi langsung molekul yang digunakan pada proses pembuatan detergen
d. Reaksi hipersensitivitas tipe 3 yang melibatkan igG dan komplemen
e. Reaksi hipersensitivitas tipe 2 yang melibatkan IgG

18
Laki-laki, 56 tahun dengan keluhan pegal - pegal di pinggang, sejak 1 tahun yang lalu.Riwayat
trauma disangkal, BAB & BAK baik. Riwayat penyakit DM tidak ada, demikian juga dengan
hipertensi. Penderita seorang Pensiunan pegawai BAKN. Riwayat menderita asma sejak 20
tahun terakhir ini, mendapat pengobatan dari dokternya : Beklometason spray (kortikosteroid
spray) 4 x 1 puff/hari, dalam 1 tahun 5-6 kali kambuh dan memerlukan Prednison 3 x 10
mg/hari, selama 7-10 hari. Merokok (+), 10 batang/hari. Tidak suka minum alcohol,minum susu
jarang, tablet kalsium tidak pernah dikonsumsi. Penyakit reumatik & keropos tulang
dalamkeluarga (+). Olah raga: jalan pagi 30 menit setiap hari sejak pensiun (1 thn). dosis harian
rata2 prednison yang dapat mengakibatkan osteoporosis, adalah :

a. 10 mg sekurang2nya selama 12 minggu


b. 15 mg sekurang2nya selama 12 minggu
c. 7,5 mg sekurang2nya selama 12 minggu
d. 7,5 mg sekurang2nya selama 6 minggu
e. 10 mg sekurang2nya selama 6 minggu

Seorang perempuan 22 tahun datang ke poliklinik dengan demam tinggi dalam beberapa
minggu yang tidak membaik dengan terapi antibiotika. Demam terjadi setiap hari naik turun,
disertai timbulnya ruam di tubuh dan paha berwarna merah salmon. Terdapat poliatralgia,
namun tidak didapatkan tanda2 infeksi maupun keganasan. Kadar ferritin 16.000 ng/ml. Setelah
mendapatkan terapi steroid selama 2 hari demam reda, dan kadar ferritin menjadi 150 ng/ml.
Diagnosis yang paling mungkin ada pasien ini adalah :

a. Penyakit Sjogren
b. Sindrom Reiter
c. Ankilosing spondilitis
d. Adult onset still disease
e. Lupus eritematosus sistemik

Seorang perempuan 49 tahun, menikah, memiliki usaha salon, datang ke poliklinik dengan
keluhan sering merasa lelah disertai rasa tidak nyaman di... dan leher, serta kepala tegang
hilang timbul sejak 2 tahun lalu. Pinggang sakit, terutam jika hendak tidur, baru terasa baik
setelah diurut, kemudian baru bisa tidur. Saat bangun pagi pasien masih merasa lelah dan
kembali nyeri. kadang2 pasien terbangun malam hari dan sulit untuk tidur lagi. Pagi pasien juga
merasa letih, teruma karena mengurus rumah tangga. Keluhan juga muncul jika dingin, dan
berkurang jika edang jalan2 dengan anak2. Pasien tidak memiliki riwayat DM dan HT.
Diagnosis yang paling tepat ada pasien ini adalah :

a. Fibromialgia
b. Tension headache
c. Cervical syndrome
d. Myofacial syndrome
e. Chronic fatique syndrome

Seorang laki laki usia 27 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak dan nyeri pada
sendi lutut, pergelangan kaki dan siku yang berulang sejak 2 tahun yang lalu. Keluhan tersebut
biasanya berlangsung selama 2-4 minggu dan hilang dengan atau tanpa pengobatan. Pasien
juga sering mengalami sariawan yang nyeri sejak 10 tahun yang lalu, sakit kepala hebat, dan
nyeri perut berulang. Pada pemeriksaan fisik saat ini didapatkan demam, oligoartritis, nyeri
tekan abdomen, dan tromboflebitis superfisial pada tungkai kirinya. Diagnosis yang paling
mungkin pada pasien ini adalah:

19
a. Lupus eritematosus sistemik
b. Artritis pada penyakit Crohn
c. Thromboangiitis Obliterans
d. Penyakit Whipple
e. Sindrom Behcet

Perempuan 32 tahun ke poliklinik dengan riwayat SLE sejak 5 tahun terakhir dan terakhir
mendapat terapi metilprednisolone 3 x 10 mg selama 4 bulan terakhir membawa hasil
pemeriksaan BMD sebagai berikut. Tidak ada riwayat jatuh dan cedera sebelumnya, riwayat
penyakit tiroid dan metabolik lain disangkal.

Hasil pemeriksaan fisis normal. Rencana tatalaksana yang paling sesuai untuk pasien tersebut
adalah:

a. Edukasi latihan fisik dengan terapi bifosfonat


b. Edukasi latihan fisik dengan suplementasi vit. D
c. Edukasi latihan fisik dengan suplementasi Vit D dan kalsium
d. Edukasi latihan fisik dengan suplemen Vit D dan terapi bifosfonat
e. Edukasi latihan fisik dengan suplementasi Vit. D, Ca dan terapi bifosfonat

Perempuan 30 tahun, dikonsulkan dari sejawat obstetri dengan riwayat keguguran sebanyak 4
kali. Pasien telah didiagnosis sindroma antifosfolipid pada kehamilan terakhir, dan saat
kehamilan ke 4 ditemukan trombosis pada vaskular plasenta pasien. Saat ini, pasien dan
pasangan ingin merencanakan kehamilan. Saat ini pemeriksaan fisik dalam batas normal. Hasil
laboratorium menunjukkan Leukosit 8000/mm3, Hb 13 g/dl dan trombosit 235.000 u/L. Kimia
klinik semua dalam batas normal.Tindakan yang dianjurkan pada penderita ini adalah:

a. Menunda Kehamilan, sampai dinyatakan sembuh


b. Berikan klopidogrel jangka panjang

20
c. Tidak ada indikasi pemberian terapi antitrombotik
d. Aspirin 81 mg/hari sebelum konsepsi, diikuti heparin setelah konsepsi
e. Heparin jangka pendek diikuti pemberian jangka panjang subkutan dan klopidogrel jangka
panjang

Pasien laki – laki 40 tahun datang dengan keluhan nyeri dan bengkak pada sendi siku kiri dan
lutut kanan sejak 5 hari SMRS, nyeri dirasa terus menerus dan bertambah berat sehingga
pasien ke RS. Satu bulan lalu pasien menderita infeksi saluran kemih. Setelah dilakukan
aspirasi cairan sendi, didapatkan jumlah WBC 10.000 / mm3. Organisme penyebab kelainan ini
paling sering adalah

a. Eschericia Coli
b. Salmonella Typhimurium
c. Chlamydia Trachomatis
d. Staphylococcus Aureus
e. Shigella Sp

Seorang perempuan usia 34 tahun, mengeluh nyeri pada lengan kanan bawah hilang timbul.
Nyeri terutama timbul saat beraktivitas menggunakan lengan kanan. Nyeri berkurang dengan
beristirahat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD lengan kanan 120/80, TD lengan kiri 140/90,
nadi 82x/menit reguler, pulsasi nadi brachialis pada lengan kanan dirasakan lemah, RR
20x/menit, T 370C. Pemeriksaan ekstremitas, tidak didapatkan keterbatasan range of
movement (ROM) lengan kanan, pada inspeksi juga tidak didapatkan tanda-tanda sianosis.
Namun didapatkan lesi eritematosa pada kedua lengan. Dari pemeriksaan laboratorium
didapatkan LED 68 mm/jam, fibrinogen 2,5 gr/l, D-dimer 300 ng/ml. Langkah diagnostik
selanjutnya yang paling tepat dilakukan adalah :

a. Doppler ultrasound vaskuler


b. Arteriografi
c. CT angiography
d. pemeriksaan kadar pANCA serum
e. biopsi vaskuler

Seorang perempuan 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada pergelangan
tangan kiri sejak 1 bulan yang lalu dan makin lama makin memberat. Keluhan dirasakan makin
memberat bila pasien memegang benda. Kesemutan atau kelemahan anggota gerak di
sangkal. Pasien bekerja sebagai penjahit selama 20 tahun. Pemeriksaan tanda vital normal, tes
Finkelstein positif disertai nyeri tekan pada processus styloideus radius.

Diagnosis pada pasien ini adalah :

a. Artritis wrist joint


b. Ulnar tunnel syndrome
c. Carpal tunnel syndrome
d. Tenosinovitis De Quervain
e. Tendinitis fleksor carpi ulnaris

Seorang laki-laki 28 tahun masuk dengan keluhan demam disertai dengan sakit tenggorokan
dan suara serak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tensi 100/60 mmHg, nadi 110x/menit,
respirasi 26x/menit, suhu badan 38.7. Pada palatum faring ditemukan pseudomembran warna
pucat keabu-abuan. Pernyataan mengenai kasus ini yang benar adalah:

21
a. Pemberian antitoksin dapat dilakukan tanpa uji Besredka
b. Kultur pada media Loeffler dapat menegakkan diagnosis penyakit ini
c. Pilihan obat adalah penisilin V atau eritromisin
d. Amoksisilin dan rifampisin bukan merupakan obat pilihan
e. Kasus ini tidak berhubungan dengan miokarditis dan paralisis

Seorang perempuan 32 tahun dengan riwayat pernah menggunakan narkoba, mengalami


kejang kemudian tidak sadar. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kaku kuduk negatif dan
refleks patologis ppasienitif. Pada pemeriksaan HIV didapatkan reaktif; hitung CD 4 sel/mm3;
toksoplasma IgG (+); IgM (-); Interferon Gamma Released Assay (IGRA) negatif; pemeriksaan
CT scan otak didapatkan multiple nodul dengan penyengatan pada pemberian kontras.
Patofisiologi penurunan jumlah CD4 pada infeksi HIV adalah:
a. Reaksi apoptpasienis dari sel CD4 karena sitokin inflamasi
b. Reaksi inflamasi kronis CD4 dalam melawan virus HIV
c. Penekanan produksi CD4 di sumsum tulang oleh karena virus HIV
d. Penurunan relatif jumlah CD4 karena peningkatan jumlah CD8
e. Efek sitopatik HIV pada sel CD4

Seorang laki-laki datang ke poliklinik dengan keluhan terlihat kuning sejak 2 hari, disertai
demam yang turun dengan obat parasetamol. Pasien juga mengeluh buang air kecil lebih
sedikit dari biasanya. Muncul kemerahan di kulit yang tidak gatal, sakit kepala, mual, muntah.
Empat hari sebelum berobat pasien baru bepergian ke luar kota sebagai supir bis trans
Sumatera. Pasien tinggal di Jakarta dan merupakan daerah banjir dan 2 minggu sebelumnya
kebanjiran. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva hiperemis, sklera ikterik, nyeri tekan
epigastrium, hepar teraba 2 jari bawah arkus costa, tepi tumpul, nyeri pada perabaan, terdaapat
petekie pada ekstremitas atas dan bawah. Pemeriksaan laboratorium yang paling tepat dan
kegunaannya adalah :

a. Kultur darah leptospira untuk menentukan spesies leptospira


b. Serologi malaria untuk mengetahui jumlah parasit malaria
c. MAT leptospira untuk menentukan spesies leptospira
d. Mikroskopik urin leptospira untuk menentukan spesies leptospira
e. Rapid diagnostic test malaria untuk mengetahui jumlah parasit pada malaria

Perempuan 30 thn ke poliklinik dengan rencana cek up rutin. Keluhan saat ini tidak ada, riwayat
menderita Demam Typhoid 1 tahun yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan BB 50 kg, fisis lain
dalam batas normal. Hasil analisa feses 1 minggu yang lalu ditemukan Salmonella feses dan
pada kultur urine didapatkan Schistozoma Haematobium. Pasien sudah pernah dilakukan
tindakan Kolesistektomi 1 bulan yang lalu. Pengobatan pada pasien ini untuk eradikasi S.
Haematobium adalah :

a. Ampicillin 5gr + Probenesid 1,5gr selama 3 bulan


b. Prazikuantel 500mg dosis tunggal
c. Norfloxacin 400mg 2xsehari
d. Metrifonat 500 mg 3 dosis selang 2 minggu
e. Trimetropin sulfametoksazole 960mg 2x sehari selama 28 hari

22
Seorang pria, 25 tahun HIV datang dengan keluhan rasa tidak nyaman dan kebas-kebas pada
daerah telapak kaki yang disertai rasa panas seperti terbakar. Pasien mendapat terapi antiviral
dengan regimen stavudin, epivir dan efavirens sejak 8 bulan lalu, saat itu hitung CD4 190/mm3
dan viral load 112.000 copies/mL. Saat ini CD4 pasien 342/mm3 dan viral load 40 copies/mL.
Pemeriksaan fisik dijumpai hiperalgesia saat dilakukan tes sensorik pada daerah telapak kaki.
Penatalaksanaan selanjutnya adalah:
a. Mengganti stavudin dengan zidovudin
b. Mengganti stavudin dengan didanosine
c. Menghentikan penggunaan stavudin
d. Menghentikan penggunaan epivir
e. Tetap melanjutkan penggunaan antiviral dengan menambahkan ibuprofen.

Seorang laki-laki 41 tahun datang ke UGD dengan keluhan demam tinggi sejak 1 minggu
SMRS. Penderita juga mengeluh adanya batuk-batuk dengan dahak berwarna hijau dan
berbau, badan terasa lemah, nafsu makan menurun. Nyeri dada kanan atas dirasakan hilang
timbul. Empat minggu sebelumnya penderita cabut gigi karena gigi berlubang. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan TD 100/70 mmHg, T: 39,4 C, pernafasan 24 kali/menit.
Laboratorium menunjukkan Hb : 9,8 mg/dl, leukosit 21.000, LED: 19 mm/jam. Pemeriksaan Ro
thoraks PA memperlihatkan cavitas irregular dengan gambaran air fluid level. Etiologi paling
sering dari kasus di atas adalah:
f. Haemophilus Influenzae
g. Bacteroides fragilis
h. Streptococcus viridans
i. Streptococcus pneumonia
j. Pseudomonas aeroginosa

Seorang perempuan usia 32 tahun dikonsulkan dari bagian kebidanan ke poli penyakit dalam
dengan hamil 10 minggu dan anti HIV (+) dengan CD4 400 sel/mm3. Pada pemeriksaan fisik
tidak ditemukan kelainan. Tidak ditemukan adanya IO. Apa rencana terapi farmakologi yang
tepat pada pasien ini?

a. Cotrimoxazol 1x960 mg selama 2 minggu dilanjutkan dengan ARV AZT+3TC+ EFV


b. Cotrimoxazol 1x960 mg selama 2 minggu dilanjutkan dengan ARV AZT+3TC+ NVP (jika
CD4 <200)
c. Pemberian ARV AZT+ 3TC + EFV tanpa pemberian cotrimoxazol
d. Pemberian ARV AZT+3TC+NVP tanpa pemberian cotrimoxazol
e. Tidak perlu pemberian ARV

Seorang wanita 40 tahun kembali dari perjalanan ke daerah endemik malaria, saat ini mengeluh
4 hari demam dan 1 hari riwayat halusinasi dan diare berdarah. Suhu badan 39oC, pemeriksaan
fisik yang lainnya dalam batas normal. Dari pemeriksaan laboratorium darah didapati 6% dari
sel eritrositnya ditemukan terinfeksi Plasmodium falciparum. Tatalaksana awal yang tepat pada
pasien ini adalah :

a. Chloroquin dan pyrimethaminesulfadoxine oral


b. Mefloquine oral
c. Artesunate intravena

23
d. Kina
e. Doksisiklin

Seorang mahasiswa berusia 23 tahun, didapatkan multiple ulkus genital nyeri yang memberat
selama seminggu terakhir. Awalnya sebagai pustula yang mengalami supurasi dan saat ini
menjadi ulkus. Ulkus sangat lunak dan kadang berdarah. Pemeriksaan menunjukkan beberapa
ulkus bilateral yang dalam dengan basis purulen yang mudah berdarah. Bila dilakukan swab
ulkus, gambaran mikroorganisme seperti apa yang diharapkan:

a. Diplococcus gram negative


b. Filamen bersepta
c. Spiral gram negatif
d. Tidak ditemukan kuman karena penyebabnya virus
e. Cocobacillus gram negatif

Seorang wanita 30 tahun dibawa oleh keluarganya ke IGD dengan penurunan kesadaran sejak
8 jam sebelum masuk RS. Sebelumnya pasien mengalami demam tinggi yang naik turun sejak
5 hari yang lalu, disertai dengan muntah dan nyeri kepala. Ada riwayat perjalanan ke Ende 1
minggu sebelumnya. Pasien sedang hamil anak pertama dengan usia kehamilan saat ini 9
minggu. Pasien dinyatakan menderita malaria serebral. Pilihan terapi yang paling tepat untuk
kasus ini adalah:

a. Kina drip 500 mg dalam Dekstrosa 5% drip cepat dalam 4 jam selanjutnya diberikan
dalam tiap 8 jam
b. Artesunat injeksi intravena dengan dosis 2,4 mg/kgBB yang diberikan pada jam ke 0, 12, 24
dan seterusnya tiap 12 jam
c. Artesunat injeksi intravena dengan dosis 2,4 mg/kgBB yang diberikan pada jam ke 0, 12, 24
dan seterusnya tiap 24 jam
d. Artemisin-based combination therapy
e. Kombinasi klindamisin dan kina drip 500 mg dalam Dekstrosa 5% drip cepat dalam 4 jam
selanjutnya diberikan dalam tiap 8 jam

Ny. N 28 tahun berobat dengan keluhan sering berdebar-debar sejak 5 bulan yang lalu.
Keluhan ini disertai rasa sakit di dada berpindah-pindah kadang di sebelah kiri kadang di
sebelah kanan. Badan lemas sering berkeringat terutama di telapak tangan. Selain itu otot
terasa tegang, kaki, sakit kepala dan sulit untuk berkonsentrasi. Kadang-kadang mengeluh
mules disertai buang air besar 3-4 x sehari. Tidak didapatkan sesak nafas tetapi terasa ada
yang mengganjal ditenggorokan yang menyebabkan nafas tidak lega. Kurang lebih 6 bulan
yang lalu pasien mendengar bahwa suaminya akan menceraikannya karena setelah 4 tahun
menikah belum juga dikaruniai anak. Keluhan-keluhan diatas semakin memberat sejak 3
minggu yang lalu setelah pasien melihat suaminya menonton di bioskop dengan sekretarisnya.
Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan nadi 100 x/menit dan telapak tangan basah. Menurut
sistem penulisan diagnosis multiaksial pada pasien ini, pernyataan yang benar adalah

a. Aksis V : Suami menonton dengan sekretarisnya


b. Aksis I : GAD, dan Aksis III : vegetative imbalance
c. Aksis I : Depresi, dan aksis III : Gangguan jantung fungsional

24
d. Aksis IV : Sulit konsentrasi dan empat tahun menikah belum dikarunia anak
e. Aksis V : Enam bulan yang lalu pasien mendengar bahwa suaminya akan menceraikannya

Seorang perempuan berusia 67 tahun dating ke poliklinik dengan keluhan utama sering
terbangun malam hari, pasien juga mengeluhkan sakit kepala, merasa kesepian dirumah, dan
anaknya jarang berkunjung karena bertempat tinggal diluar negeri. Dalam sehari-seharinya
pasien malas beraktivitas karena tidak ada lagi semangat. Pasien selama ini mempunyai
riwayat hipertensi dan akhir akhir ini pasien sudah jarang minum obat. Pilihan terapi terbaik
pada pasien ini:

a. Amitriptilin
b. Fluoxetin
c. Sertralin
d. Trazodone
e. Sitalopram

Seorang wanita berusia 48 tahun datang ke poli RS lemah seluruh tubuh. Pasien mengeluhkan
tubuhnya tidak bertenaga, lemas disertai nyeri otot disemua bagian tubuh dan sendi. Keluhan
dirasakan sejak 6 bulan yang membuat pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Os
kadang merasakan demam disertai menggigil yang hilang timbul disertai nafsu makan yang
menurun akibat nyeri tenggorokan. Os sering mengalami nyeri kepala yang hebat dan sulit
tidur. Pemeriksaan fisik didapatkan limfadenopati di cervical. Os sudah melakukan pemeriksaan
laboratorium dengan hasil Hb 12 gr/dl, leukosit 7600 /µl dan trombosit 345.000 /µl.
Kemungkinan diagnosis pasien diatas adalah :

a. Sindrom lelah kronik


b. Sindrom reiter
c. Depresi mayor
d. Fibromyalgia
e. SLE

Seorang laki-laki 48 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering nyeri pada otot yang
brpindah pindah dan merasa lelah serta sulit tidur, dan bangun tidak segar sejak 3 bulan
terakhir. Pasien sudah 5 kali ke dokter,mendapat obat diklofenak, tramadol, dan estazolam,
namun keluhan tidak berkurang. PF didapatkan nyeri pada penekanan di beberapa tempat di
punggung dan ekstremitas. Langkah selanjutnya yang tepat adalah :

a. Rontgen tulang belakang


b. Pemeriksaan EMG
c. Memulai terapi psikofarmaka
d. Pemeriksaan kalium dan kalsium serum
e. Memulai terapi psikofarmaka dan psikoterapi

Seorang pria 28 tahun datang dengan keluhan sering pusing, susah tidur, kadang disertai
keluhan berdebar, dan susah buang air besar sejak 2 bulan terakhir. Pasien adalah seorang
karyawan swasta yang baru saja mengalami Pemutusan hubungan kerja sejak 4 bulan yang

25
lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan nadi 102x/menit, Tekanan darah 145/85, respirasi 10 x
permenit. Gangguan Keseimbangan vegetatif yang terjadi pada kasus diatas adalah:

a. Hipertoni simpatis
b. Hipotoni simpatis
c. Pseudo vagotoni
d. Ataksia Vegetatif
e. Amfotoni

Seorang residen penyakit dalam, datang dengan keluhan sulit tidur. Pasien tidak mengalami
kesulitan tidur pada awalnya, namun sering terbangun pada tengah malam dan sulit untuk
kembali tertidur. Nafsu makan menurun, dan pasien merasa stres berkepanjangan perihal
studinya maupun tempat kerjanya. Hal ini sudah berlangsung selama 5 bulan. Dan
menyebabkan penurunan produktifitas kerjanya. Pernyataan yang sesuai seputar diagnosis dan
terapi gangguan tidur yang kurang tepat adalah

a. Benzodiazepin adalah pilihan terapi pada pasien ini


b. Psikoterapi diberikan dan pemberian mianserin dapat dipertimbangkan
c. Pasien sangat mungkin mengalami gangguan tidur akibat depresi
d. Pemberian antidepressan golongan pertama perlu diperhatikan efek samping gangguan
saraf otonom dan fungsi jantung
e. Pemberian obat antidepresan baru akan memberikan efek sesudah 14 hari

Seorang pria 46 tahun datang berkali kali ke dokter yang berbeda dengan keluhan dada
berdebar debar, sakit kepala, nyeri sendi dan sakit uluhati. pasien sudah merasa seperti ini
sejak 6 bulan terakhir dan memberat dalam 2 bulan terakhir.pasien semakin sulit tidur dan
paling tidak enak dirasakan saat sore hari, kadang kadang pasien masih bisa olah raga
bulutangkis, Pasien adalah adalah manager personalia di sebuah hotel. 7 bulan yang lalu,
pasien sempat di ancam anak buahnya karena memberhentikannya dari pekerjaan, Apa
diagnosis paling mungkin pada pasien ini?

a. Gangguan cemas
b. Gangguan panik
c. Penyakit Koroner
d. Gangguan bipolar
e. Depresi berat

Seorang perempuan 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sering sesak napas sejak 6
bulan. Pasien memiliki riwayat asma selama 20 tahun. Akhir-akhir ini keluhan asma sering
muncul dan pasien sempat berulang kali masuk rumah sakit sehingga sering tidak masuk kerja.
Keluhan asma di rasa memberat bila pasien sedang emosi, pasien juga sering merasa tidak
bertenaga, gangguan tidur dan jarang keluar rumah sejak 3 bulan. Pasien diketahui sedang
memakai obat inhalasi dan obat minum steroid sejak lama. Pasien pernah di rawat karena
mengalami serangan jantung 1 tahun yang lalu. pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda

26
vital dalam batas normal dan tidak di temukan ronki maupun wheezing. Terapi farmakologis
yang paling tepat pada pasien adalah :

a. Sertralin
b. Klobazam
c. Alprazolam
d. Amitriptilin
e. Clomipramine
Seorang laki laki usia 34 tahun datang dengan keluhan demam tinggi yang hilang timbul sejak 3
minggu yang lalu, dan di rawat inap untuk investigasi lanjutan. Pasien pernah memiliki riwayat
penyakit jantung rematik saat kecil. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos
mentis; tekanan darah 120/80 mmHg; frekuensi nadi 112x/menit; frekuensi napas 21x/menit;
suhu 38,5 0C; JVP 5-1 cmH2O; tiroid tidak teraba membesar; tidak di dapatkan ronkhi pada
paru, terdapat murmur grade 3/6 di katup mital yang menjalar ke lateral. Hasil laboratorium: Hb
11.1 g/dL; leukosit 12.200 mg/µL; trombosit 340.000/µL; glukosa darah sewaktu 165 g/dL. Hasil
laboratorium lain dalam batas normal. Hasil ekokardiografi menunjukkan regurgitasi mitral berat
dengan gambaran vegetasi di katup anterior mitral. Telah dilakukan kultur darah 3 set dan
hasilnya negatif. Bila hasil serologi Legionella spp positif, pemberian antibiotik yang paling tepat
untuk pasien ini adalah:

a. Clindamycin 3x600 mg/hari


b. Eritromisin 3 gr/24jam dan Ciprofloxacin 1,5 gr/24jam
c. Penisilin G dosis 12 juta unit/ hari
d. Kombinasi ceftriakson 2 gram/hari dan gentamycin 150 mg/hari
e. Kombinasi doksisiklin 200 mg/24 jam dan hidroksiklorokuin 600 mg/24 jam

Pasien laki-laki berusia 55 tahun, rencana akan dioperasi hernia reponibilis. Pasien ini post
dipasang Bare Metal stent koroner 2 minggu. Selama ini pasien mendapatkan aspirin 1x100 mg
dan klopidogrel 1x75 mg. Bagaimana tatalaksana perioperatif pada pasien ini:
a. Operasi hernia dengan menghentikan aspirin 7 hari sebelum operasi
b. Operasi hernia dengan menghentikan aspirin dan klopidogrel 7 hari sebelum operasi
c. Operasi hernia tanpa menghentikan aspirin dan klopidogrel
d. Menunda operasi hernia 4-6 minggu
e. Menunda operasi hernia hingga 12 minggu

Seorang pria usia 24 tahun datang di Unit Gawat Darurat dengan keluhan sesak napas, nyeri
dada serta mual muntah disertai demam sejak 1 minggu sebelumnya. Keluhan disertai dengan
nyeri persendian dan otot pasien. Diketahui pasien merupakan pengguna obat-obatan narkoba
injeksi. Pada pemeriksaan fisik didapatkan petekia di konjungtiva palpebra dan mukosa bukal.
Didapatkan BB 50 kg, murmur sistolik grade 3/6 di ICS IV parasternal kiri. Hasil pemeriksaan
laboratorium didapatkan Hb 14 g/dL, Hct 48%, Leukosit 15000 /µl, trombosit 100000/µl. LED 75
mm/satu jam pertama, CRP meningkat. Setelah diberikan terapi empirik selama 1 minggu, hasil
kultur darah menunjukkan jenis kuman Staphylococcus spp. Pasien diberi terapi Vankomisin
1500 mg/hari dan Gentamisin 150 mg/hari. Setelah dilakukan terapi selama 4 minggu,
dilakukan ekokardiografi evaluasi, didapatkan vegetasi dengan ukuran 10 mm. Tindak lanjut
yang perlu dilakukan pada pasien tersebut adalah:

27
a. Kultur ulang darah untuk menentukan jenis kuman dan sensitivitas antibiotik
b. Mengganti antibiotik dengan golongan carbapenem
c. Menambah kombinasi antibiotik (Flu)kloksasilin
d. Intervensi surgikal
e. Melanjutkan terapi dan dilakukan ekokardiografi evaluasi lagi 4 minggu kemudian

Seorang laki-laki 63 tahun datang dengan keluhan jantung terasa berdebar-debar sejak 3 jam
yang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit apapun namun mengaku meminum 2 gelas
kopi 3 jam yang lalu. Telah dilakukan pemeriksaan EKG dengan hasil sebagai berikut

Apakah diagnosis yang tepat berdasarkan hasil EKG yang dilakukan ?

a. Supraventrikular Takikardia
b. Atrial Fibrilasi
c. Sinus takikardia
d. Premature atrial Contraction
e. Ventricular extrasistole

Seorang laki laki usia 55 tahun datang ke piliklinik dengan keluhan sesak saat beraktivitas sejak
3 bulan yang lalu. Pasien juga merasa cepat lelah, sering batuk yang kadang disertai bercak
darah. Pasien pernah menjalani dua kali pengobatan TBC paru karena putus obat, terakhir 1
tahun yang lalu. Tidak terdapat riwayat darah tinggi, diabetes, serangan jantung dan stroke.
Sejak 30 tahun lalu pasien merokok 5-6 batang per hari dan baru berhenti 3 bulan terakhir.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan sakit sedang, komposmentis, tekanan darah 120/80 mmHg,
frekuensi napas 22x/menit, frekuensi nadi 100x/menit, suhu normal, konjungtiva tidak pucat,
JVP 5+2 cmh2O, dan kelenjar getah bening leher tidak teraba. Pada pemeriksaan dada
didapatkan kesan barrel chest, terdapat ronki di paru kanan atas dan wheezing positif. Pada
pemeriksaan jantung didapatkan bunyi P2 mengeras di pulmonal, diatolik murmur di katup
pulmonal dan murmur pansistolik 2/6 di katup trikuspid. Hepar teraba membesar dengan
konsistensi kenyal dan terdapat pitting edema di kedua ekstremitas. Hasil EKG sebagai berikut:

28
Patofisiologi masalah utama pada pasien ini adalah:

a. Gangguan pompa ventrikel kiri


b. Peningkatan resistensi vaskular pulmonal
c. Gangguan aliran drainase vena pulmonalis
d. Peningkatan aliran darah yang melalui arteri pulmonalis
e. Peningkatan tekanan atrium kiri menyebabkan aliran balik ke pulmonal

Seorang perempuan usia 68 tahun datang ke polikilnik dengan keluhan sering sesak napas dan
nyeri dada saat aktivitas sejak 3 bulan yang lalu. Menurut keluarganya, pasien pernah sinkope
tiga kali dalam tiga bulan terakhir ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/60
mmHg; frekuensi nadi 84x/menit; JVP 5+1 cmH2O. Terdapat pulsus parvus et tardus.
Pemeriksaan jantung : murmur ejeksi mid sistolik cresendo-decresendo di sela iga 2 kanan
menjalar ke karotis. Pemeriksaan EKG menunjukkan hasil:

Hasil pemeriksaan penunjang ekokardiografi yang diharapkan adalah:

a. Regurgitasi katup aorta


b. Prolaps berat katup mitral
c. Pembesaran ventrikel kanan
d. Kalsifikasi berat katup mitral

29
e. Pembukaan katup aorta minimal

Wanita usia 65 tahun dirawat dirumah sakit dengan diagnosis DVT tungkai kanan bawah.
Pasien ini belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Pemeriksaan darah lengkap
saat pasien awal masuk, menunjukkan jumlah trombosit 256.000/μl. Pasien ini kemudian
diberikan unfractionated heparin, dan 10 jam kemudian jumlah trombosit menurun menjadi
80.000/μl. Bagaimanakah manajemen selanjutnya yang paling tepat untuk pasien ini?

a. Stop UFH, berikan transfusi trombosit, kemudian UFH dapat diberikan kembali jika trombosit
> 150.000/μl
b. Stop UFH, segera ganti dengan LMWH
c. Stop UFH, segera ganti dengan direct thrombin inhibitor
d. Stop UFH, tanpa diberikan transfusi trombosit, lakukan monitoring jumlah trombosit, dan
dapat mulai diberikan kembali UFH jika jumlah trombosit > 150.000/μl
e. UFH tetap dilanjutkan dengan observasi

Seorang wanita 53 tahun datang ke rumah sakit dengan episode sinkop ringan dan sesak
napas. Dia memiliki riwayat sindrom antifosfolipid dengan emboli paru sebelumnya dan baru
saja menghentikan pemberian antikoagulan. Dia telah diresepkan warfarin, 7,5 mg setiap hari,
namun hanya minum kadang-kadang. Tidak ada pemeriksaan INR terbaru. Pada saat datang
ke UGD, pasien keringat dan tachypnoe. Tanda-tanda vital nya: tekanan darah 86/44 mmHg,
nadi 130 x / menit, frekuensi pernapasan 30 x/ menit, SaO2 85%. Pemeriksaan kardiovaskular
menunjukkan takikardia biasa tanpa murmur atau gallop. Paru-paru tidak ada kelainan. Pada
pemeriksaan ekstremitas, ada pembengkakan paha kirinya dengan tanda Homan positif. Pada
CT angiography dada ditemukan adanya emboli paru dengan emboli terlihat pada vena pelvis
sebelah kiri. Antikoagulasi dengan heparin diberikan. Setelah antikoagulan dan bolus cairan 1
L, tekanan darah naik menjadi 110/70 dengan SaO2 98%. Apa langkah terbaik berikutnya
dalam pengelolaan pasien ini?

a. Lanjutkan cairan IV pada 500 mL/jam untuk total 4 L dari resusitasi cairan
b. Lanjutkan manajemen saat ini lalu rujuk untuk filter vena cava inferior
c. Berikan trombolitik
d. Rujuk untuk embolektomi bedah
e. Perlakukan dengan dopamin dan plasminogen jaringan rekombinan activator

Seorang perempuan 48 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri dada sejak 2 bulan
terakhir. Nyeri terasa di daerah dada bagian tengah, terasa seperti terhimpit, tidak menjalar,
dicetuskan aktivitas, berlangsung selama sekitar 10 menit, membaik setelah istirahat. Sejak 6
bulan terakhir pasien mengeluh lutut kanannya sering terasa nyeri bila naik turun tangga atau
berjalan jauh. Pasien sudah menopause 2 tahun. Riwayat Penyakit lain tidak di ketahui. Pada
pemeriksaan fisik di dapatkan berat badan 75 kg, tinggi badan 155 cm, tekanan darah 110/70
mmHg, frekuensi nadi 86 x/menit, frekuensi napas 18 x/menit, pemeriksaan lain dalam batas
normal. Hasil EKG tidak ada kelainan. Pemeriksaan selanjutnya yang akan dilakukan pada
pasien ini adalah :

30
a. Coronary artery calcium score
b. Coronary arteriography
c. Dobutamine stress echo
d. Ekokardiografi
e. Treadmill test
Seorang perempuan berusia 20 tahun dibawa ke UGD karena nyeri dada terutama bila menarik
napas. Sesak napas ada namun pasien masih bisa tidur terlentang. Pasien di diagnosis SLE
sejak 2 bulan yang lalu dan mendapat terapi mycophenolate mofetil 2 x 500 mg dan
metilprednisolon 2 x 8 mg. Pada pemeriksaan fisik di dapatkan pasien tampak sakit berat,
tekanan darah 90/60 mmHg ; frekuensi nadi 108x/menit ; frekuensi napas 26x/ menit , suhu
38oC; JVP 5+3 cm H2O; gerakan toraks masih simetris, auskultasi paru tidak terdengar ronki,
friction rub ada, pemeriksaan ictus kordis tidak terlihat, detak jantung teraba lemah di sela iga 5
kiri dan suara jantung sedikit menjauh. Sebelumnya pasien sudah minum ibuprofen 400mg
selama 7 hari namun belum ada perbaikan, kemudian pasien kontrol ke dokter spesialis jantung
dan diberikan tambahan colchisin. Berapa lama pemberian colchisin pada kasus ini?
a. 3 minggu
b. 3 bulan
c. 6 bulan
d. 9 bulan
e. 12 bulan

31

Anda mungkin juga menyukai