Anda di halaman 1dari 43

1.

Berdasarkan American Geriatric Society, berikut ini yang benar mengenai definisi
operasional pada sindroma kerapuhan frailty pada geriatric adalah
a. Penurunan berat badan yang tidak dikehendaki (4-5 kg dalam 1 bulan)
b. Kecepatan berjalan yang melambat (<10% dari waktu normal untuk berjalan)
c. Tirah baring lama lebih dari 1 minggu
d. Kelemahan yang ditandai dengan kekuatan genggam <20% pada tangan dominan
e. Gangguan fungsi kognitif dengan nilai MMSE <30

2. Perubahan respon imun spesifik yang terjadi pada proses penuaan adalah:
a. Peningkatan klon sel efektor, sitokin pro inflamasi, dan jumlah sel T naive
b. Peningkatan oxidative burst dan kemampuan fagositosis makrofag
c. Penurunan jumlah total sel NK dan jumlah sel B naive
d. Penurunan jumlah sel efektor dan memori dan peningkatan jumlah sel B naive
e. Peningkatan antibodi serum autoreaktif dan jumlah sel T naive

3. Seorang laki laki usia 80 tahun diantar keluarganya ke IGD RS dengan keluhan badan
lemas, mual, dan muntah, sejak 5 hari yang lalu. Sejak tiga bulan sebelumnya pasien
hanya berbaring di tempat tidur setelah terkena serangan stroke yang pertama yang
membuat pasien tidak bisa berjalan dan berbicara. Pasien memiliki riwayat hipertensi
dan diabetes mellitus sejak 25 tahun yang lalu dan jarang berobat. Setelah terkena
stroke, pasien rutin mengkonsumsi aspirin, lisinopril, amlodipin, simvastatin,
metformin. Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum tampak lemah, GCS 4X6,
tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 100 kali/menit, laju nafas 23 kali/menit, suhu axilla
38,7 C, saturasi oksigen 98%, hemiparese kiri, dan ditemukan luka terbuka di regio
lumbosacral seluas 10x8 cm sampai otot dan tendon disertai pus. Patofisiologi
terjadinya luka yang paling tepat dari kasus diatas adalah?
a. Imobilisasi akan menurunkan tekanan pada daerah sacrum yang akan menyebabkan
dilatasi pembuluh darah dan hiperemia
b. Imobilisasi akan meningkatkan tekanan pada daerah sacrum dan menyebabkan
sumbatan total kapiler yang bersifat reversibel jika tekanan dihilangkan dalam 24 jam
c. Imobilisasi menyebabkan jaringan iskemik dengan terjadinya akumulasi
metabolit (kalium, ADP, hidrogen, asam laktat) dan munculnya kompensasi
sirkulasi yaitu hiperemis dengan periode krisis 1-2 jam
d. Imobilisasi akan meningkatkan tekanan pada daerah sacrum yang kemudian
menyebabkan oklusi pembuluh darah dan iskemik sel yang menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah
e. Imobilisasi akan menurunkan tekanan pada daerah sacrum dan menyebabkan akumulasi
metabolit seperti ADP, H+, asam laktat yang pada akhirnya menyebabkan dilatasi
pembuluh darah dan hiperemia

4. Seorang wanita 85 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan bicara meracau sejak 1 hari
yang lalu, 3 hari terakhir pasien tidak mau makan dan malas diajak mengobrol. Pasien
selama ini hanya berbaring di tempat tidur setelah jatuh dan mengalami patah tulang
paha kanan 6 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik menunjukkan TD 90/70 mmHg, Nadi
104x/mnt, RR 24x/mnt, Temp 38oC, pemeriksaan fisik jantung dan paru dalam batas
normal. Terdapat luka ulkus pada bokong kanan, dasar otot kemerahan, pus (+) disertai
jaringan nekrotik. Pasien sebelumnya rutin mengkonsumsi obat antikolinesterase
inhibitor. Yang termasuk faktor predisposisi delirium pada pasien tersebut yaitu :
a. Usia lanjut > 80 tahun
b. Polifarmasi
c. Dehidrasi
d. Gangguan fungsi kognitif
e. Penggunaan obat yang mengganggu faal neurotransmitter

5. Seorang sarjana teknik konsultan IT, laki-laki 74 tahun di konsulkan ke poli geriatri
dengan keluhan sering lupa sejak 6 bulan yang lalu. Menurut penderita ia sering lupa
dimana meletakkan kunci mobil, terlewat jadwal perjanjian untuk kontrol dokter dan
sulit mengingat nama cucu. Menurut istri pasien, pasien sering mengulang pernyataan
yang sama. Pasien mengelola bisnis keluarga namun mulai mendapat keluhan dari
pelanggan karena kesalahan dalam rancangan program dan perhitungan biaya. Terdapat
riwayat DM, dislipidemia, hipertensi dan OA. Obat yang dikonsumsi yaitu
hidroklorotiazid, Valsartan, Simvastatin, glimepiride dan paracetamol. Hasil MMSE
22/30. Terdapat atropi pada CT scan otak. Natrium 131. Diagnosis untuk pasien ini
yaitu :
a. Demensia
b. Vascular cognitive impairment
c. Mild cognitive impairment
d. Gangguan kognitif terkait hiponaterima
e. Gangguan memori disertai apraksia dan agnosia

6. Seorang wanita usia 80 tahun datang ke poli geriatri dengan keluhan mudah lupa sejak 6
bulan yang lalu. Pasien sulit mengingat nama anak dan cucunya, sering lupa
meletakkan barang. Keluarga pasien mengatakan pasien juga sering melihat suami
pasien yang sudah meninggal. Hasil dari MMSE adalah 20/30. Tidak didapatkan
riwayat DM, Stroke, atau hipertensi sebelumnya dan gambaran CT Scan didapatkan
atropi tanpa tanda perdarahan. Terapi yang tepat pada pasien diatas adalah: 
demensia
a. Donepezil dan alprazolam
b. Donepezil dan fluxetine
c. Donepezil dan rivastigmin
d. Donepezil dan tacrine
e. Donepezil dan terapi sulih hormon

7. Seorang laki-laki 70 tahun datang ke tempat praktek saudara mengeluh sulit BAB sejak 2
minggu terakhir. BAB hanya sekali dalam 3 hari terakhir, harus mengejan saat BAB,
feses keras, merasa tidak tuntas, dan kadang disertai nyeri perut saat BAB. BAB tidak
ada lendir maupun darah. Berat badan tetap dan tidak ada demam. Pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, Nadi 95x/mnt, RR 20x/mnt, suhu 36,8 oC.
Pada pemeriksaan rectal toucher didapatkan ampula recti tidak kolaps, tonus sfingter
ani cukup, tidak teraba massa, teraba feces dengan konsistensi keras. Tatalaksana non
farmakologis pada pasien tersebut yaitu
a. Latihan usus besar 15-30 menit setelah makan
b. Latihan usus besar 15-30 menit sebelum makan
c. Latihan usus besar 5-10 menit setelah makan
d. Latihan usus besar 5-10 menit sebelum makan
e. Latihan usus kecil 5-10 menit setelah makan

8. Seorang lelaki berusia 60 tahun dirawat karena hematemesis dan melena. Pasien
didiagnosa PJK dan telah dipasang dua buah stent 6 bulan yang lalu. Pada awal
perawatan hanya obat aspirin yang diberikan. Hasil EGD menunjukkan adanya ulkus
gaster dengan dasar bersih dan tidak ada tanda perdarahan aktif. Pemeriksaan H.pylori
(+). Setelah dirawat seminggu, pasien rencana dipulangkan karen perdarahan sudah
berhenti. Rencana terapi yang tepat untuk pasien saat pulang adalah:
a. Aspirin dapat segera dimulai kembali dan diberikan terapi H.pylori
b. Aspirin dapat segera dimulai kembali setelah eradikasi H.pylori
c. Pasien tidak boleh mendapat aspirin seumur hidup
d. Pemberian semua obat antiplatelet dan terapi eradikasi H.pylori ditunda sampai ulkus
sembuh
e. Pemberian semua obat antiplatelet harus ditunda, namun terapi eradikasi H.pylori dapat
dimulai

9. Seorang pria, 55 tahun sudah lama diketahui menderita reflux esofagitis datang dengan
keluhan rasa terbakar didaerah dada (heartburn) yang semakin memberat disertai
keluhan tambahan berupa merasa pahit di lidah. Pasien sering merasakan nyeri di
daerah dada saat menelan makanan. Pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal.
Dari pemeriksaan foto toraks tidak terlihat adanya gastric air bubble dan air-fluid level
di daerah mediastinum. Bila dilakukan pemeriksaan manometri esofagus pada pasien
ini, maka akan terlihat:
a. Tidak ada perubahan pada tekanan lower esophageal sphinter (LES)
b. Peningkatan tekanan pada LES
c. penurunan tekanan pada LES
d. Peningkatan tekanan pada upper esophageal sphincer
e. Peningkatan tekanan pada upper esophageal sphincter

10. Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke praktek anda dengan keluhan diare
yang disertai lendir dan berdarah sejak 3 bulan yang lalu. Mual dan muntah disangkal,
demam dirasakan kadang-kadang. Pada pemeriksaan fisik dijumpai tekanan darah
110/70 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, dan frekuensi nafas 20x/menit. Pasien
dilakukan pemeriksaan kolonoskopi dan didapatkan lesi inflamasi pada ileocaecal
disertai adanya pseudopolip, kemudian dilakukan biopsi yang menunjukkan infiltrasi
sel makrofag dan limfosit di lamina propria dan ulserasi. Penatalaksanaan yang tepat
dari kasus diatas adalah:
a. Steroid, Mesalazine, Antibiotik
b. Steroid dan Loperamide
c. Steroid, Mesalazine, dan pembedahan
d. Antibiotik dan Loperamide
e. Steroid, Mesalazine, antibiotik dan Loperamide
11. Seorang pasien CKD yang direncanakan akan menjalani HD diperiksa laboratorium
lengkap. Hasilnya Hbs Ag (+), Hbe Ag (+), HBV DNA lebih besar 2 x 10 6 IU. Rencana
pemberian terapi yang paling tepat adalah : 
A. Diterapi dengan Adefovir 
B. Interferon pegilated adalah pilihan utama 
C. Kombinasi peg interferon dan adefovir meningkatkan serokonversi 
D. Telbivudin  dengan penyesuaian dosis sesuai klirens kreatinin 
E. Diberikan terapi Entecavir

12. Seorang wanita 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut kanan atas, mual,
dan demam yang dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Pasien juga memiliki riwayat
Diabetes Mellitus sejak 2 tahun yang lalu dengan pengobatan Glimepirid 2 mg pagi hari
dan Metformin 2x500mg. Pemeriksaan fisik didapatkan T : 120/80mmHg, N:
112x.menit, RR : 24x/menit, suhu 380C, hepar teraba sedikit membesar. Pemeriksaan
penunjang didapatkan Hb : 13,8 g/dL, Hct : 45%, Leukosit : 17.500 u/L, Bilirubin total
1,8 mg/dL, SGOT 92 /U, SGPT 10/U, GDA: 285 mg/dL. Kemudian pasien dilakukan
USG didapatkan lesi hipoekoik multiple di lobus kiri hepar ukuran 8cm.
Penatalaksanaan yang tepat pada pasien tersebut adalah
A. Medikamentosa dengan antibiotik
B. Medikamentosa dan drainage perkutan 
C. Medikamentosa dan aspirasi jarum perkutan 
D. Medikamentosa dan aspirasi jarum berulang 
E. Reseksi hati 
Cek lagi
13. Seorang laki-laki usia 20 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah dan didiagnosis sebagai acute appendicitis. Pasien direncanakan untuk operasi
apendiktomi. Pada pemeriksaan fungsi hemostasis didapatkan PT 10,8 detik (kontrol
11,5 detik) dan APTT 67 detik (kontrol 34 detik). Jika didapatkan kadar factor VIII 8%
dan pemeriksaan lain dalam batas normal, maka tata laksana perioperative terkait
masalah koagulasi di atas adalah:
a. Pemberian factor VIII sesaat setelah operasi diikuti pemberian factor VIII tiap 12 jam
secara rutin hingga 2 minggu paskaoperasi, dengan pemberian antifibrinolitik.
b. Pemberian factor VIII sesaat sebelum operasi diikuti pemberian factor VIII tiap
12 jam secara rutin hingga 2 minggu paskaoperasi, dengan pemberian
antifibrinolitik.
c. Pemberian factor VIII sesaat sebelum operasi diikuti pemberian factor VIII tiap 12 jam
secara rutin hingga 2 minggu paskaoperasi, tanpa pemberian antifibrinolitik.
d. Pemberian factor VIII sesaat sebelum operasi diikuti pemberian factor VIII tiap 24 jam
secara rutin hingga 2 minggu paskaoperasi, dengan pemberian antifibrinolitik.
e. Pemberian factor VIII sesaat setelah operasi diikuti pemberian factor VIII tiap 12 jam
secara rutin hingga 2 minggu paskaoperasi, tanpa pemberian antifibrinolitik.

14. Laki-laki, usia 59 tahun, datang dibawa keluarganya ke UGD dengan keluhan nyeri
perut yang hilang timbul sejak 5 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan demam dan
nyeri kepala. Nyeri kepala dirasakan di bagian belakang kepala yang menjalar ke dahi
dan hampir setiap saat. Nyeri kadang-kadang hilang bila pasien mengonsumsi
parasetamol yang dibeli sendiri. Sekitar 1 minggu yang lalu, pasien mulai merasa kaki
kiri lebih bengkak tapi tidak nyeri. Anak pasien mengatakan bahwa sekitar dua minggu
yang lalu, pasien bercerita bahwa beberapa kali kencingnya berwarna gelap di pagi hari
dan semakin jernih menjelang siang. Pemeriksaan fisik GCS 335; TD 121/72 mmHg;
Nadi 121 x/menit; Temp 38,8 C; RR 23x/menit Konjungtiva anemis (+); Sklera ikterik
(+); splenomegali (+); Edema tungkai kiri (+), pitting (-), pain (-), Hiperemia (-)
Pemeriksaan laboratorium Hb 7,7 gr/dL; PLT 68.000/uL; SGOT/SGPT 84/53 mg/dL;
Bilirubin total/direk 6,9/1,7 mg/dL; PT 30,9" (K = 11-13,5"); APTT 43" (K = 25,4-
38,4"); INR 3,8; Ureum 78 mg/dL;kreatinin 1,8 mg/dL Coombs test +; Hitung
Retikulosit 6,3% UL: hemoglobinuria 3+; protein 1+ Patofisiologi kelainan yang terjadi
pada pasien tersebut adalah  PNH
a. Aktivasi komplemen yang menyebabkan hancurnya membran sel eritrosit.
b. Defisiensi enzim metalloproteinase ADAMTS13.
c. Defisiensi enzim piruvat kinase.
d. Rendahnya kadar penghambat komplemen CD55
e. Tingginya kadar CD59
PAPDI halaman 2639

15. Seorang pria 67 tahun datang dengan keluhan sesak saat beraktivitas dan membaik bila
beristirahat. Dalam dua bulan terakhir, kadang-kadang pasien mengalami BAB
berwarna hitam. Sekitar 3 tahun yang lalu, pasien pernah didiagnosis anemia. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat, kesan splenomegali dengan Schuffner
1, tidak didapatkan limfadenopati atau tanda perdarahan. Hasil pemeriksaan penunjang
adalah sebagai berikut: Hb: 7,5 g/dL; Hct 23%; MCV 110; Leukosit 2100/L; Hitung
jenis: 1/3/20/70/6; Trombosit: 64.000/L; Hitung retikulosit: 0,3%; LDH: 150 U/L.
Apusan darah tepi: kesan jumlah sitopenia dengan eritrosit dismorfik dengan dominan
makrosit oval, kesan didapatkan Pseudo Pelger-Huet. Kemungkinan diagnosis pada
pasien ini adalah:
a. Anemia hemolitik
b. Defisiensi vitamin B12
c. Leukemia mieloid Akut
d. Mielofibrosis primer
e. Sindroma Mielodisplasia

16. Seorang pria 67 tahun datang dengan keluhan sesak saat beraktivitas dan membaik bila
beristirahat. Dalam dua bulan terakhir, kadang-kadang pasien mengalami BAB
berwarna hitam. Sekitar 3 tahun yang lalu, pasien pernah didiagnosis anemia. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat, kesan splenomegali dengan Schuffner
1, tidak didapatkan limfadenopati atau tanda perdarahan. Hasil pemeriksaan penunjang
adalah sebagai berikut: Hb: 7,5 g/dL; Hct 23%; MCV 110 ; Leukosit 2100/L; Hitung
jenis: 1/3/20/70/6; Trombosit: 64.000/L; Hitung retikulosit: 0,3%; LDH: 150 U/L.
Apusan darah tepi: kesan jumlah sitopenia dengan eritrosit dismorfik dengan dominan
makrosit oval, kesan didapatkan Pseudo Pelger-Huet. Hasil aspirasi sumsum tulang
yang diharapkan adalah:
a. Fibrosis berat dengan banyak retikulin dan kolagen
b. Hiperseluler dengan megakariosit matur yang pleomorfik
c. Hiperseluler dengan perubahan mononuclear megakaryocytes dan blast > 5%
d. Hiperplasia megakariosit dengan jumlah besi yang normal
e. Hiposeluler dengan bentukan sel lemak

17. Seorang wanita berusia 36 tahun dengan lupus erytematosus sistemik mengalami
kelemahan akut dan ikterus. Pada evaluasi awal, didapatkan hemodinamik takikardi,
hipotensi, tampak pucat, dispnea, dan agak sulit untuk dibangkitkan. Pemeriksaan fisik
menunjukkan splenomegali. Hemoglobin adalah 6 g/dL, leukosit 6300/µL, dan
trombosit adalah 294.000/µL. Total bilirubin 4 g/dL, jumlah retikulosit 18%, dan
haptoglobin tidak terdeteksi. Fungsi ginjal dan urinalisis normal. Apa yang Anda
harapkan dari apusan darah tepi?
a. Makrositosis dan PMN dengan nukleus hipersegmentasi
b. Mikrosferosit
c. Schistocytes
d. Sel sabit
e. Sel target

18. Perempuan, 48 tahun, datang ke poliklinik dengan keluhan luka di payudara kanan yang
muncul sejak 1 minggu yang lalu. Awalnya pasien merasa ada benjolan di payudara
kanan yang kadang-kadang nyeri dan semakin membesar dalam 3 bulan terakhir.
Pasien mengalami penurunan berat badan dan merasa ada benjolan di ketiak kanan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, teraba massa pada mammae
kanan bagian lateral yang teraba keras, tepi tidak jelas dengan luka berkrusta dan
berdarah di kulitnya. Peau d’orange (+). Biopsi menunjukkan: ductal carcinoma insitu.
Manakah dari karakteristik tumor berikut yang memberikan prognosis buruk pada
pasien tersebut?
a. Ekspresi berlebih erbB2 (HER-2/neu)
b. Estrogen reseptor-positif
c. Progesteron reseptor positif
d. Proporsi sel yang rendah dalam fase S
e. Tingkat nuklir yang baik

19. Pasien wanita usia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan dada berdebar-debar. Hasil
EKG menunjukkan gambaran atrial fibrilasi dengan rate 160x/menit. Pada saat
pemeriksaan pasien compos mentis, TD 80/60 x/menit, laju jantung 150-160x/menit
ireguler, terdapat pulsus defisit, nadi perifer teraba lemah, laju napas 24x/menit, suhu
36,30 C. Akral teraba dingin. Tatalaksana yang tepat pada pasien ini yaitu : 
a. Melakukan manuver vagal 
b. Memberikan adenosine 6mg bolus cepat iv 
c. Memberikan diltiazem 15-20mg iv selama 2 menit 
d. Melakukan kardioversi dengan dosis 120 J bifasik 
e. Melakukan kardioversi dengan dosis 100 J monofasik

20. Seorang laki – laki 42 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada disertai sesak
napas dan nyeri uluhati, nyeri dada bertambah jika pasien bernapas. Pemeriksaan
didapatkan tekanan darah 100/70 mmHg, denyut jantung 100 kali per menit.
Pemeriksaan fisik jantung didapatkan friction rub presistolik dan EKG didapatkan ST
elevasi serta rontgen thorax dengan hasil CTR 58%. Setelah 2 hari perawatan, sesak
semakin memberat, keringat dingin dan lemah. Tekanan darah menjadi 80/60 mmHg,
JVP 5+4 cmH2O, pelebaran pekak prekordial dan suara jantung menjauh. Apakah
tindakan utama yang harus dilakukan pada kasus ini :
A. EKG
B. Kateterisasi jantung
C. Ekokardiografi
D. Foto thoraks
E. Pemeriksaan enzim jantung

21. Laki-laki 44 tahun, baru saja didiagnosis terinfeksi HIV, datang ke poliklinik penyakit
dalam dengan sesak nafas. Pasien menjelaskan bahwa ia mudah lelah sejak 2 bulan
yang terakhir dan sesak ketika melakukan aktifitas. CD4 pasien ini adalah 500 sel/mm
3 dan saat ini pasien dalam pengobatan ARV (anti retro viral). Pada pemeriksaan
ekokardiografi didapatkan jantung membesar dengan LVEF 15% dan efusi perikard
ringan. Penyebab yang paling mungkin dari kondisi gagal jantung pada pasien ini
adalah  
A. Penyakit jantung koroner akan terakselerasi pada pasien dengan HIV/AIDS  
B. Terapi protease inhibitor berhubungan dengan meningkatnya risiko infark miokard  
C. HIV menyebabkan kardiomiopati dilatasi melalui infeksi pada sel-sel miokardial  
D. Tamponade pericardium adalah manifestasi jantung paling sering terjadi pada pasien
HIV/AIDS  
E. Pada penyakit dengan HIV/AIDS, disfungsi ventrikel kiri hanya mempengaruhi sedikit
angka kematian

22. Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang dengan keluhan rasa tertekan di dada kiri dan
pegal di lengan kiri sejak 1 jam yang lalu ketika sedang menaiki tangga dan tidak
berkurang dengan istirahat. Selain itu pasien mengeluh keringat dingin dan sesak nafas
yang tidak dipengaruhi oleh aktifitas. Pasien diketahui mengeluh sering pingsan 1 bulan
terakhir, riwayat darah tinggi dan kencing manis disangkal. Riwayat merokok dan
minum alkohol disangkal. Pada pemeriksaan fisik Tekanan daran: 110/70, RR: 20, HR:
82/menit, T: 36 C. Pemeriksaan auskultasi didapatkan mur-mur sistolik pada ICS II
kanan menjalar ke leher grade 3/6. Pada pemeriksaan enzim jantung didapatkan
Troponin T, CK-CKMB (0.1 ng/mL) EKG: Sinus, HR: 90/min, axis normal, Pwave
0.0.4, PR: 0.16, QRS: 0.04, QT: 0.4, STT deviasi tidak ada, LVR, RVH(-), LBBB,
RBBB (-) Apakah diagnosis yang paling tepat untuk pasien tersebut ? 
A. STEMI
B. NSTEMI
C. Stenosis mitral 
D. Stenosis aorta 
E. Regurgitasi aorta

23. Pasien laki-laki 52 tahun dengan riwayat DM sejak 15 tahun yang lalu, datang dengan
keluhan nyeri ulu hati memberat sejak 8 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri
dirasakan saat sedang meeting di kantor, dirasakan seperti ditusuk dan menembus ke
punggung, disertai keringat dingin dan nyeri berlangsung selama 15 menit. Tekanan
darah pasien saat datang 70/50 mmHg, frekuensi nadi 120 kali per menit. Pada
gambaran EKG didapatkan ST elevasi pada sadapan II, III, aVF, rV3, dan
rV4. Tatalaksana awal pada pasien ini adalah: 
A. Trombolitik 
B. Primary percutaneous coronary intervention 
C. Rescue percutaneous coronary intervention 
D. Pemberian obat inotropik positif 
E. Hidrasi adekuat

24. Pasien laki-laki 65 tahun datang ke IGD 30 menit setelah nyeri dada yang timbul saat
istirahat, menjalar ke lengan kiri. Frekuensi nadi 110 kali per menit, frekuensi napas 20
kali per menit, tekanan darah 150/80 mmHg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
diaforesis, pemeriksaan fisik paru dalam batas normal. EKG menunjukkan gambaran
LBBB baru. Pasien didiagnosis sindrom koroner akut dan diberikan oksigen nasal
kanul, aspirin, nitrogliserin oral dan penyekat beta intravena. Perubahan apa yang
muncul pada pasien setelah pemberian penyekat beta intravena?
A. Denyut jantung menurun, kontraktilitas miokard meningkat, konsumsi oksigen
miokard menurun 
B. Denyut jantung menurun, kontraktilitas miokard menurun, konsumsi oksigen
miokard meningkat 
C. Denyut jantung menurun, kontraktilitas miokard menurun, konsumsi oksigen
miokard menurun 
D. Denyut jantung menurun, kontraktilitas miokard tidak ada perubahan, konsumsi
oksigen miokard menurun 
E. Denyut jantung menurun, kontraktilitas miokard meningkat, konsumsi oksigen miokard
menurun
 
25. Seorang laki – laki 56 tahun datang ke dokter gigi dengan keluhan bengkak pada gusi
sejak 1 bulan yang lalu. Pasien diketahui menderita penyakit jantung rematik dan telah
menjalani operasi penggantian dengan katup prostetik 2 tahun yang lalu. Pasien
direncanakan ekstraksi gigi oelh dokter gigi. Satu tahun yang lalu pasien pernah gatal
dan bengkak pada seluruh tubuh setalah mengkonsumsi amoksisilin. Antibiotik yang
paling tepat untuk profilaksis EI pada pasien ini adalah :
A. Gentamisin 0.1 mg/kg IV 1 hari sebelum tindakan
B. Eritromisin 1 gram sebelum tindakan
C. Amoksisilin 2 gram 1 hari sebelum tindakan ditambah steroid dan antihistamin oral
D. Klindamisin 600 mg 30-60 menit sebelum tindakan
E. Ciprofloksasin 2x500 mg per oral 1 hari sebelum tindakan

26. Pria 60 tahun dirawat di ICU dengan hematemesis masif dan syok hipovolemik.
Riwayat terdahulu pasien pasca infark miokard akut sekitar 1 tahun yang lalu, pasca
pemasangan 2 stent. Hasil evaluasi terakhir LVEF 30% dengan klinis nyeri dada tpikal
berulang dengan intensitas tetap. Pemeriksaan fisik didapatkan pucat, takikardia, S3
gallop dan rhonki basah halus basal paru. Pemeriksaan EKG didapatkan sinus
takikardia dengan gelombang Q dan ST depresi 2 mm di prekordial lead. Hasil EGD
didapati ulkus besar dengan perdarahan aktif yang tidak bisa dikendalikan secara
endoskopik. Direncanakan pasien untuk tindakan secara operatif laparatomi. Toleransi
risiko operasi pada pasien tersebut adalah :
a. High risk untuk kardiovaskular, rekomendasi tunda operasi
b. High risk untuk risiko kardiovaskular, optimalkan dosis beta bolekr dan lanjut operasi
c. High risk untuk komplikasi kardiovaskular, lanjutkan dengan operasi segera/cito
d. High risk untuk komplikasi kardiovaskular, pertimbangkan corangiografi pra tindakan
e. High risk untuk kardiovaskular, pertimbangkan CT scan radio

27. Ny. A, 37 tahun menegeluh berat badan meningkat sejak 6 bulan terakhir. Pemeriksaan
fisik didapatkan moon face, buffalo hump, striae pink keunguan di abdomen serta
obesitas sentral. Tidak didapatkan riwayat penggunaan glukokortikoid jangka panjang.
Dari hasil pemeriksaan dexametason suppression test didapatkan kadar kotisol
meningkat dan kadar ACTH turun. Dimanakah kemungkinan kelainan pada pasien ini?
a. Medula adrenal
b. Korteks adrenal zona glomerulosa
c. Korteks adrenal zona fasiculata
d. Hipofisis anterior
e. Hipofisis posterior

28. Seorang Perempuan 32 tahun, berobat ke poli Penyakit Dalam karena rasa nyeri dan
pembengkakan pada leher dan disertai demam. Hal ini dialami selama 3 minggu ini.
Satu minggu terakhir ini, muncul gejala berdebar-debar, banyak keringat, gemetar,
nyeri kepala dan badan lemah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan struma difus ukuran
3x4 cm, bruit (-), tidak ada eksoftalmus, nadi 115 /mnt, regular, Hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan Hb 13 g/dL, leukosit 4000/µL, trombosit 280.000/ µL, LED
110 mm/jam, Free T4 2,2 ng/dL ( normal 0,71-1,8 ng/dl), TSH 0,2 mU/L (normal 0,4-
5 mU/L). Kemungkinan diagnosis pasien di atas adalah
a. Thyroiditis Hashimoto
b. Grave Disease
c. Thyroiditis de quervain
d. Karsinoma thyroid
e. Adenoma thyroid

29. Seorang laki-laki penderita DM tipe 2 yang terkontrol dengan OAD metformin 3x 500
mg dan glimepiride 1x 2mg setiap pagi hari, dengan Kadar Hba1c 7,2% GDP 140 GD 2
PP 220, akan menjalani puasa ramadhan,apa yang harus dilakukan : 
a. Tidak ada perubahan terapi 
b. Stop glimepiride, lanjutkan metformin saat setelah buka puasa 
c. Berikan metformin 1000 mg setelah buka puasa, 500 mg setelah sahur dan
glimepiride 2 mg saat buka puasa 
d. Berikan metformin 500 mg setelah buka puasa, 1000 mg setelah sahur dan
glimepiride distop
e.  Stop glimepiride, lanjutkan metformin saat setelah buka puasa, setelah tarawih dan
sahur

30. Tn. S, 37 tahun dengan riwayat penyakit Addison sejak 3 tahun ini. Pasien rutin
mengkonsumsi prednison 5 mg/hari. Saat ini mengeluh mual dan nyeri perut kanan
bawah. Dokter menduga suatu appendicitis akut dan merencanakan appendictomy pada
keesokan hari (tergolong moderate procedure). Apa yang harus dilakukan oleh Dokter
untuk mencegah terjadinya krisis adrenal ? 
a. Dosis prednison tetap diberikan 5 mg/hari 
b. Dosis prednison ditingkatkan menjadi 15 mg/hari 
c. Diberikan hydrocortison 25 mg iv tiap 8 jam 
d. Diberikan hydrocortison 50 mg iv tiap 8 jam 
e. Diberikan hydrocortison iv bila terjadi krisis adrenal 
31. Metabolik-Endokrin-13. Ny. B, 55 tahun (berat badan 95 kg dan tampak obesitas) baru
diketahui menderita DM tipe 2 dengan nilai HbA1C 8%. Pasien mendapatkan terapi
metformin. Namun sejak 3 minggu ini mengeluh nyeri perut dan diare. Pasien
menghentikan terapi metformin. Riwayat penyakit didapatkan hipertensi dan beberapa
kali mengalami infeksi jamur. Manakah terapi di bawah ini yang paling dianjurkan
untuk Ny. B ?  
a. Gliclazide 
b. Empagliflozin  
c. Liraglutide  
d. Pioglitazone 
e. Bukan salah satu di atas 

32. Perempuan 68 tahun dibawa ke IGD oleh keluarganya karena ditemukan mengorok
sejak 1 jam sebelumnya. Pasien memiliki riwayat diabetes sejak 25 tahun dan rutin
menggunakan injeksi insulin NPH 40 unit sekali sehari dan gliklazid 2 x 80 mg sehari.
Sejak 2 hari sebelumnya pasien mengeluh diare > 7x sehari disertai mual dan muntah.
Pada pemeriksaan fisik kesadaran somnolen, tinggi badan/berat badan 158 cm/53 kg.
Tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nadi 100x/menit, kulit teraba basah, suhu
36°C. Pemeriksaan gula darah sewaktu menunjukkan 25 mg/dL. Pasien tinggal bersama
dengan cucunya, namun sendirian bila cucunya sedang bekerja  Pemeriksaan
laboratorium sebulan sebelum dirawat menunjukkan Hb 11,6 gr/dL, leukosit 5500/uL,
trombosit 330.000/uL, ureum/ kreatinin 40/1,8 mg/dL, HbA1c 6,4% Target HbA1c
yang paling sesuai pada pasien tersebut adalah 
a. Tidak ada target spesifik 
b. 8 - < 8,5% 
c. 6,5 - < 7% 
d. 7 - < 7,5% 
e. 9 - < 10% 

33. Seorang wanita 37 tahun datang ke IGD dengan nyeri dada. Pasien merasakan sejak 20
menit yang lalu. Nyeri dada terasa berat di dada kanan dan tidak menjalar. Keluhan
tidak berhubungan dengan aktivitas. Pasien juga mengeluhkan sesak napas, palpitasi,
mual muntah. Pasien sudah 3 kali masuk rumah sakit dalam 4 bulan terakhir dengan
keluhan serupa. Biasanya pasien lari 3 hari dalam seminggu, namun pasien sudah
berhenti lari karena cemas akan mati akibat serangan jantung. Akhir-akhir ini pasien
lebih sering menghabiskan waktunya di rumah karena takut terjadi apa-apa bila terkena
serangan jantung di luar rumah. Satu bulan yang lalu, pasien menjalani stress test,
dengan hasil normal. Pasien tidak merokok, meminum alkohol 1 gelas setiap malam.
Ayah pasien meninggal akibat serangan jantung saat usia 60 tahun. Pada pemeriksaan
fisik, nadi 130x/menit, frekuensi pernapasan 28 x/menit, berkeringat banyak dan tremor
dijumpai. Pemeriksaan lain tampak normal. Dari pemeriksaan EKG kesan sinus
takikardia. Apakah diagnosis yang paling mungkin dan terapi intervensi apa yang
sebaiknya diberikan sebagai terapi lini pertama pada kelainan ini?

a. Panic disorder dengan agoraphobia; mulai benzodiazepine


b. Panic disorder tanpa agoraphobia; mulai benzodiazepine
c. Panic disorder tanpa agoraphobia; mulai dengan SSRI
d. Panic disorder dengan agoraphobia; mulai psikoterapi kognitif-behavioral
e. Panic disorder tanpa agoraphobia; rujuk ke psikiatri

34. Pasien laki-laki 23 tahun datang dengan keluhan mudah capek, dada terasa berat dan
banyak berkeringat. Sejak 2 tahun yang lalu pasien kuliah di perguruan tinggi swasta
dan sebentar lagi harus menyelesaikan skripsi, disamping itu ada dua mata kuliah
pasien yang belum lulus. Selama ini kuliah yang dijalankan oleh pasien tidak sesuai
keinginan dari pasien. Pasien merasa tertekan karena tidak bias mengemukakan hal
tersebut kepada orang tuanya. Pasien merupakan anak pertama dari empat bersaudara
dan orang tua pasien sangat berharap agar anaknya menjadi contoh tauladan bagi adik-
adiknya. Status ekonomi orang tua terbilang cukup. Pemeriksaan fisik dan penunjang
normal tekanan darah 120/80 mmHg. Ketidakseimbangan vegetatif pada pasien ini
adalah:
a. Vagotoni
b. Simpatik hipotoni
c. Simpatik hipertoni
d. Parasimpatik hipotoni
e. Parasimpatik hipertoni

35. Berikut ini gambaran BGA yang tidak sesuai dengan syndrome hiperventilasi adalah …
a. SaO2<95%
b. pH 7,35 – 7,45
c. HCO3 35 mmHg
d. PaO2: 100 mmHg
e. PCO2: 20 mmHg

36. Seorang Perempuan 21 Tahun Datang Ke Igd Dengan Keluhan Badan Terasa Gampang
Lelah Sejak 3 Bulan Ini, Badan Terasa Kaku Terutama Saat Bangun Tidur, Terasa
Kaku Dan Nyeri Di Kiri Kanan Leher, Kedua Lengan, Kedua Lutut, Kadang Terasa Di
Punggung Ataupun Di Dada Yang Berkurang Apabila Pasien Bekerja, Terasa Nyeri
Bila Ditekan. Pasien Sudah Berobat Ke Beberapa Dokter, Diberikan Obat Namun
Merasa Keluhan Tidak Berkurang. Pasien Di Tinggal Pasangannya 4 bulan Lalu,
Seringkali Merasa Murung Dan Sering Berdiam Diri Di Kamar Seharian Bila Tidak
Bisa Bekerja. Hasil Pemeriksaan Ana, Rheumatoid Factor, Ft3, Ft4 Dan Tsh Dalam
Batas Normal. Terapi yang perlu diberikan pada pasien tersebut adalah:
a. Kortikosteroid
b. Antidepresan SSRI
c. DMARDs
d. OAINS
e. Antiansietas Benzodiazepin

37. Menurut American College of Rheumatology (ACR) tahun 1990, kriteria diagnosis
untuk fibromialgia adalah sebagai berikut:
a. Nyeri Otot Menyeluruh 3 Bulan, Ditemukan 11 Dari 11 Tender Point
b. Nyeri Otot Menyeluruh 3 Bulan, Ditemukan 11 Dari 18 Tender Point
c. Nyeri Otot Menyeluruh 1 Bulan, Ditemukan 11 Dari 18 Tender Point
d. Nyeri Otot Menyeluruh 1 Bulan, Ditemukan 18 Dari 20 Tender Point
e. Nyeri Otot Menyeluruh 3 Bulan, Ditemukan 18 Dari 20 Tender Point

38. Laki – Laki 38 Tahun, Datang Dengan Keluhan Diare Sejak 6 Bulan Yang Lalu, Hilang
Timbul, Kadang Disertai Dengan Nyeri Perut Yang Hebat Hingga Pasien Tidak Dapat
Berdiri. Diare Berlendir, Tidak Berdarah, Disertai Rasa Kembung. Pasien Sudah
Mengunjungi Berbagai Dokter Spesialis Dan Mendapat Berbagai Macam Obat Namun
Tidak Menunjukkan Perubahan Berarti Untuk Penyakitnya Hingga Pasien Merasa
Putus Asa Terhadap Sakitnya Yang Tidak Kunjung Sembuh. Pasien Memiliki
Pekerjaan Tetap Dan Tidak Pernah Ada Permasalahan Dikantornya. Diagnosa Yang
Tepat Untuk Pasien Tersebut Adalah?
a. GAD
b. Depresi
c. Sindrom Kolon Iritabel Berat
d. Sindrom Kolon Iritabel Ringan
e. Sindrom Kolon Iritabel Sedang

39. Seorang lelaki berusia 50 tahun menyandang diabetes tipe 2, datang berobat ke
poliklinik dengan keluhan batuk sejak 4 hari yang lalu disertai sesak napas. Pada
pemeriksaan fisik paru didapatkan bronkoveskular pada perut kanan bawah disertai
ropki bawah nyeri. Pada foto toraks didapatkan bercak-bercak infiltrat inhomogen pada
paru kanan bawah. Mikroorganisme penyebab infeksi tersering pada kasus tersebut
adalah ..
a. Baeteroides sp
b. Enterabacterlaceae
c. Staphyloenecus aureus
d. Mycoplasma pneumonia
e. Streptococcus pneumonia

40. Seorang perempuan berusia 24 tahun berobat kepoliklinik dengan keluhan diare cair,
frekuensi 5 kali sehari, disertai nyeri perut sejak 1 hari. Pasien tidak mengeluh demam.
Hasil pemeriksaan darah didapatkan Hb 13,5 g/dL, hematokrit 40%, leukosit 4500/uL;
trombosit 175.000/uL, Widal S typhi O 1/320, S typhi H 1/640. Hasil pemeriksaan
feses lengkap lendir (+); leukosit 4-5/LPB;eritrosit 0- 1/LPB patofisiologi yang terjadi
pada pasien ini adalah :
a. Infeksi kuman Salmonella pada kantong empedu
b. Infeksi kuman Salmonella yang menginvasi dinding usus
c. Infeksi kuman Salmonella yang menyebabkan bakteremia
d. Infeksi kuman Salmonella yang menyebabkan komplikasi ekstraintestinal
e. Infeksi kuman Salmonellayang menyebabkan komplikasi disaluran cerna

41. Seorang perempuan berusia 29 tahun dibawa oleh keluarganya ke IGD dengan
penurunan kesadaran 8 jam sebelum masuk RS. Sebelumnya pasien mengalami demam
tinggi yang naik turun sejak 5 hari yang lalu, disertai nual dan nyeri kepala. Ada
riwayat perjalanan ke Ende 1 minggu sebelumnya. Pasien sedang hamil anak pertama,
usia kehamilan 9 minggu. Pasien dinyatakan menderita malaria serebral. Pilihan terapi
yang paling tepat untuk kasus ini adalah:
a. Arthemisinin-based combination therapy 3 hari
b. Arthesunate injeksi intravena dosis 2,4 mg/kgBB yang diberikan pada jam ke
0,12,24,36,48 dan seterusnya
c. Kina drip 500 mg dalam Dextrose 5% loading dalam 4 jam selanjutnya diberikan
dengan cara yang sama tiap 8 jam
d. Arthesunate injeksi intravena dosis 2,4 mg/kgBB yang diberikan pada jam ke
0,12,24, selanjutnya tiap 24 jam
e. Kombinasi klindamisin dan kina drip 500 mg dalam Dextrase 5% loading

42. seorang lelaki berusia 45 tahun, dating berobat ke poliklinik dengan keluhan terlihat
kuning 2 hari SMRS. Keluhan disertai demam yang turun dengan obat. Pasien juga
mengeluh BAK lebih sedikit dari biasanya. Mencul kemerahan dikulit yang tidak gatal,
sakit kepala, mual dan muntah. Empat hari sebelum berobat pasien baru melakukan
perjalanan keluar kota sebagai supir bus antarkota kedaerah di Sumatra. Tempat tinggal
pasien di Jakarta merupakan daerah rawan banjir dan 2 minggu sebelumnya baru
mengalami kebanjiran. Pada pemeriksaan fisik konjungtiva hiperemis, sclera ikterik,
terdapat nyeri tekan epigastrium, hepar teraba 2 jari dibawah arcus costae, tepi tumpul,
nyeri pada perabaan, terdapat petechie didaerah ekstremitas atas dan bawah.
pemeriksaan lab yang paling tepat direncanakan untuk pasien ini dan tujuan
pemeriksaan tersebut adalah
a. pemeriksaan kultur darah leptospira untuk menemukan spesies leptospira
b. pemeriksaan serologi malaria untuk mengetahui jumlah parasit pada malaria
c. pemeriksaan mikroskopik urin leptospira untuk menentukan spesies leptospira
d. pemeriksaan rapid diagnosis malaria untuk mengetahui jumlah parasit pada malaria
e. pemeriksaan mikroskopik agglutination test leptospira untuk menentukan spesies
leptospira

43. Seorang perempuan berusia 45 tahun di ruang rawat khusus stroke (stroke unit) sejak 2
minggu yang lalu karena stroke iskemik berulang, dan dikonsulkan ke Penyakit Dalam
karena demam terus menerus sejak lima hari yang lalu. Pasien telah diberikan anti-
piretik dan antibiotik. Pasien terpasang kateter vena sentral sejak awal perawatan. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan suhu 39,50 C, terdapat hemiparesis dekstra. Pemeriksaan
fisik lain dan rontgen toraks dalam batas normal. Pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan etiologi demam pada pasien adalah :
a. Kultur darah diambil dari insersi kateter vena sentral dan kultur darah perifer
b. Kultur darah perifer
c. Kultur sumsum tulang
d. Kultur ujung kateter vena sentral
e. Kultur swab kulit tempat insersi kateter vena sentral

44. Seorang perempuan 32 tahun baru kembali dari bepergian ke papua datang ke
poliklinik dengan keluhan demam sejak 2 hari sebelum berobat. Pada pemetiksaan
sediaan apus darah tepi ditemukan parasit malaria. Bentuk parasit malaria yang
mungkin ditemukan pada sediaan apus darah tepi sesuai dengan siklus parasit malaria
tersebut adalah :
a. Makrogamet
b. Mikrogamet
c. Tropozoit
d. Hipnozoit
e. Sporozoit

45. Seorang laki-laki 60 tahun datan dengan keluhan batuk darah sejak 1 tahun terakhir dan
memberat sejak 1 bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat tuberkulosis 5 tahun lalu dan
telah mendapatkan pengobatan di puskesmas selama 6 blan dan dinyatakan sembuh.
Sejak 1 tahun terakhir jga menderita kencing manis. Hasil lab didapatkan LED 15
mm/jam, BTA 3x negatif, hasil pemeriksaan foto thorax lateral didapatkan gambaran
air cresent sign. Diagnosis paling mungkin pada asien ini adalah :
a. Abses paru
b. Mesotelioma
c. Aspergilloma
d. Karsinoma paru
e. Tuberculosis paru
46. Seorang perempuan 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan demam dan
penurunan berat badan sejak 1 bulan. Hasil pemeriksaan mennjukkan HIV (+) dan
kadar CD4 200 sel/ul. Selain itu pasien juga didiagnosis TB paru dan hamil 8 minggu.
Terapi yang tepat:
a. ARV (Zidovudin/Lamivudin/Efaviren) dan obat anti tuberkulosis mulai diberikan
bersamaan
b. ARV (Zidovudin/Lamivudin/Efaviren) diberikan selam 2 minggu, diikuti dengan
pemberian obat anti tuberkulosis
c. Obat anti tuberculosis diberikan selama minimal 2 minggu, diikuti dengan ARV
(Zidovudin/Lamivudin/Nevirapin)
d. Obat anti tuberculosis diberikan selama minimal 2 minggu, diikuti dengan ARV
(Zidovudin/Lamivudin/Tenofovir)
e. Obat anti tuberculosis diberikan selama minimal 2 minggu, diikuti dengan ARV
(Tenofovir/Lamivudin/Efavirenz)

47. Seorang laki-laki 41 tahun datang ke IGD dengan keluhan demam tinggi sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh batuk dengan dahak
berwarna hijau, badan lemah, nafsu makan turun, dan nyeri dada kanan atas yang
hilang timbul. Empat minggu sebelumnya pasien cabut gigi karena gigi berlubang. Pada
pemeriksaan fisik didapatka tekanan darah 100/70; frekuensi nafas 24x/menit, suhu
39,4 C. Ada pemeriksaan fisik didapatkan murmur diastolik mitral. Hasil laborat LED
19 mm/jam; Hb 9,8 g/dl; lekosit 21.000/ul. Pemeriksaan thorax PA memperlihatkan
gambaran kavitas multipel yang ukurannya bervariasi pada lobus bawah yang sesuai
dengan gambaran emboli septik paru. Mikrobiologi yang paling sering dari kasus di
atas adalah :
a. Basillus medius
b. Streptococcus viridans
c. Haemophylus influenza
d. Staphylococcus aureus
e. Streptococcus pneumonia

48. Seorang wanita 23 tahun dating ke UGD dengan muntah darah, mual +, nyeri perit,
demam 4 hari, nyeri kepala. Pada pemeriksaan fisik didapatkan lemah, TD 80/50
mmHg, nadi 110 x/menit lemah, RR 18 x/ menit, suhu 37,5.Berat badan 43 kg ,
didapatkan petekie, sclera tidak ikterik Pada laboratorium didapatkan hb 10, leukosit
3200, trombosit 56000, hematrokrit 54. Pasien telah mendapatkan cairan RL 500 cc,
tekanan darah 90/60. penatalaksanaan lanjutan pada pasien ini
A. Diberikan cairan kristaloid 10-20ml/kgBB dalam 20-30 menit
B. Diberikan cairan koloid 10 ml/ kgBB dalam 20-30 menit
C. Diberikan cairan kristaloid guyur 20-30 ml/kgbb dalam 20 menit
D. Diberikan cairan koloid 40 ml/kgBB dalam 20-30 menit
E. Diberikan cairan kristaloid 7 ml/ kgBB dalam 20-30 menit

49. PPOK merupakan penyakit paru yang bisa dicegah, dengan karakteristik klinis adanya
keterbatasan aliran udara persisten yang biasanya disebabkan oleh respon inflamasi
kronis pada jalan nafas dan paru-paru. Bronkodilator merupakan obat yang paling
sering diresepkan untuk pasien-pasien dengan PPOK. Pernyataan berikut ini yang tidak
sesuai dengan Bronkodilator adalah:
a. Bronkodilator akan meningkatkan FEV1 dan mempengaruhi tonus otot polos jalan
nafas dengan meningkatkan C-AMP
b. Teofilin direkomendasikan dikarenakan efikasi yang tinggi
c. Formulasi kerja panjang lebih dipilih dibanding kerja pendek baik untuk B2 agonis
ataupun antikolinergik
d. Bronkodilator inhalasi lebih dipilih dibandingkan bronkodilator oral berdasarkan
efikasi
e. Kombinasi B agonis kerja panjang dan antikolinergik bisa dipertimbangkan

50. Laki-laki 20 tahun diketahui menderita asma sejak 5 tahun yang lalu, pasien saat ini
terkontrol asmanya dengan steroid dan inhaler bronkodilator jangka panjang, pasien
ingin mengetahui faktor yang dapat mencetuskan asmanya, pemeriksaan penunjang apa
yang dapat dilakukan?
a. Skin prick test

b. Patch test
c. Eosinophil total
d. Spirometry
e. Kadar IgE total darah
51. Seorang perempuan berusia 37 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan nyeri
perut kanan atas sejak 2 minggu terakhir. Buang air besar encer ditemukan sejak 2 hari
yang lalu dengan demam yang tidak terlalu tinggi. Pasien seorang petani dengan
riwayat MCK disungai, sumber air minum dari sungai dan tidak ada kebiasaan mencuci
tangan sebelum makan. Laboratorium memperlihatkan Hb 12 gr/dl leukosit 17,160
mm3 dan trombosit 206.000. pada pasien sudah dilakukan pemeriksaan USG abdomen
dengan kesan nodul soliter hipoechoic tanpa flow vascular dan debris di lobus kanan
hepar. Hasil pemeriksaan serologi igG amoeba 2,06 dan dilakukan aspirasi absese
dengan kesan ancohy sauce type. Patofisiologi yang paling mungkin pada pasien ini
adalah  kecuali:
a. Entamoeba Hystolitica  melewati pencernaan dan menjadi trofozoid di usus besar
b. B) Entamoeba hystolitica menyebabkan ulkus aphtosa di  sistem pencernaan
c. C) Entamoeba hystolitica berhubungan dengan hiegien dan sanitasi yang buruk
d. D) Entamoeba hystolitica menyebar dari intestinal ke hepar melalui vena porta
e. E) Entamoeba hystolityca termakan dalam bentuk kista 
52. Lelaki 27 tahun suku afrika amerika sedang berkunjung ke indonesia. Datang ke
poliklinik penyakit dalam rsup adam malik dengan keluhan bengkak pada kedua kaki.
Pasien dengan riwayat HIV dengan CD 4 yang rendah dan viral load yang tinggi.
Riwayat sakit ginjal tidak ada. Pada pemeriksaan laboratorium dijumpai peningkatan
kreatinin, dan proteinuria 24 jam 4,5 gram. Pasien rutin konsumsi obat ibuprofen rutin
untuk nyeri kaki. Pasien direncanakan untuk biopsi ginjal. Apa kemungkinan diagnosis
yang anda harapkan pada biopsinya:
a. Glomerulonefritis progresi cepat
b. Glomerulonefritis lesi minimal 
c. Glomerulonefritis fokal
d. Glomerulonefritis membranosa
e. Glomerulonefritis segmental

53. Seorang laki-laki usia 72 tahun datang kepada anda dengan keluhan nyeri pada kaki
saat beraktifitas. Nyeri digambarkan seperti kram yang berlokasi di paha pasien. Nyeri
kemudian dapat menghilang ketika pasien istrahat. Kadang-kadang muncul keluhan
kebas-kebas pada telapak kaki kanan dan sesekali terbangun malam hari karena nyeri di
betis. Pasien sebelumnya telah didiagnosa hipertensi dan pernah mengalami stroke.
Sebelumnya pasien pernah mengaelemah lami serangan iskemik transien dan menjalani
prosedur endarterectomy karotis 4 tahun yang lalu. Riwayat pengobatan sekarang
adalah : aspirin, irbesartan, hidroklortiazid serta atenolol sehari sekali. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pols berkurang pada arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis
posterior bilateral. Pols arteri dorsalis pedis kanan samar-samar teraba. Terlihat rambut
yang rontok pada kedua kaki. Pengisian kapiler pada a. Dorsalis kanan didapatkan 5
detik pada a. Dorsalis pedis kanan sedangkan 3 detik pada sebelah kiri. Temuan mana
dari pilihan dibawah ini yang dapat menjadi petunjuk bahwa sedang terjadi iskemik
kritis pada kaki kanan pasien?

a. Indeks ankel-brakial >1,2


b. Pulsasi arteri dorsalis pedis sulit diraba
c. Indeks ankel-brakial <30
d. Indeks ankel-brakial <0,9
e. Munculnya edema pitting pada ekstremitas

54. Pasien laki-laki berusia 55 tahun, rencana akan dioperasi hernia reponibilis. Pasien ini
post dipasang Bare Metal stent koroner 2 minggu. Selama ini pasien mendapatkan
aspirin 1x100 mg dan klopidogrel 1x75 mg. Bagaimana tatalaksana perioperatif pada
pasien ini:

a. Operasi hernia tanpa menghentikan aspirin dan klopidogrel


b. Operasi hernia dengan menghentikan aspirin 7 hari sebelum operasi
c. Operasi hernia dengan menghentikan aspirin dan klopidogrel 7 hari sebelum operasi
d. Menunda operasi hernia hingga 12 bulan
e. Menunda operasi hernia 4-6 minggu

55. Seorang perempuan usia 70 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sering
lupa sejak 2 bulan terakhir. Pasien menderita hipertensi yang tidak terkontrol sejak 15
tahun. Menurut anak pasien yang mendampingi pasien berobat, dua bulan yang lalu,
pasien tiba-tiba bicaranya menjadi cadel dan terdapat kelemahan pada sisi tubuh
sebelah kanan. Saat itu pasien tidak berobat, namun keluhan cadel dan kelemahan
tubuh berangsur-angsur membaik seperti sedia kala. Pasien biasanya membantu
anaknya berjualan makanan di warung, namun saat ini ia mulai kesulitan, misalnya
untuk menyusun menu atau daftar belanja. Setelah dilakukan pemeriksaan MMSE,
didapatkan hasil 25/30. Skor ADL Barthel 20/20. Pendidikan terakhir pasien adalah
SMP. Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah:

a. Mild Cognitive Impairment


b. Vascular cognitive impairment
c. Demensia alzheimer
d. Temporoparietal dementia
e. Huntington disease dementia

56. Seorang lelaki berusia 75 tahun, dibawa kontrol berobat ke poliklinik setelah lama tidak
pernah kontrol. Pasien menderita demensia sejak 3 tahun. Menurut keluarga sejak 3
bulan terakhir pasien sudah semakin pelupa sehingga saat ini pelaku rawat (care giver)
harus membantu pasien dalam melakukan semua aktivitas hidup dasar sehari-hari.
Caregiver mengeluh bahwa pasien semula hanya kadangkala mengompol, namun kali
ini bertambah sering. Pilihan tata laksana yang paling tepat untuk masalah mengompol
pada kasus di atas adalah:

a. Latihan distraksi dan relaksasi


b. Clean intermittent catheretization
c. Scheduled toileting
d. Pemberian obat antikolinergik
e. Kegel exercise

57. Seorang perempuan 56 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan benjolan di payudara
kanan. Pasien memiliki 4 orang anak dan saat ini sudah tidak haid. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan massa pada payudara kanan sebanyak 2 buah dan limfadenopati daerah
aksila kanan. Pada pemeriksaan USG mammae tampak massa dengan ukuran diameter
6x4 cm dan 3x2 cm pada payudara kanan. Hasil biopsi massa: carsinoma ductal
invasve grade III, estrogen receptor positif, progresteron receptor positif, Erb (+).
Tidak dijumpai metastase pada CT scan toraks dan abdomen. Modalitas dan urutan
tatalaksana yang tepat pada pasien ini adalah:

a. Kemoterapi neo adjuvant, mastektomi, kemoterapi adjuvant, terapi hormonal, radiasi


b. Mastektomi, kemoterapi, terapi hormonal
c. Kemoterapi neo adjuvant, mastektomi, kemoterapi adjuvant, terapi hormonal
d. Kemoterapi neo adjuvant, mastektomi, kemoterapi adjuvant, radiasi, terapi hormonal
e. Mastektomi, radiasi, terapi hormonal

58. Seorang laki-laki 90 tahun datang ke IGD karena keluhan sesak nafas progresif sejak 2
tahun yang lalu. Pasien ada riwayat merokok sejak 40 tahun yang lalu dan berhenti
sejak 6 bulan ini. Pasien sudah sering menggunakan obat inhalasi dan obat salbutamol
untuk mengurangi sesak nafasnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan takipneu, purse
lift breathing, thorak emfisematous, retraksi interkostal, clubbing finger ada. Tekanan
darah 130/80 mmHg, HR: 106x/mnt, RR: 28 x/menit dengan saturasi oksigen 90%.
Pada pemeriksaan paru ditemukan ekspirasi memanjang. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 14,2 g/dl, hematokrit 42,6 %, lekosit 5000, trombosit 220.000. Analisis
gas darah pH 7,25 PaO2 58, PCO2 55 HCO3 26. Pada EKG ditemukan RAD, P
pulmonal pada lead II, III, aVF. Pemberian terapi oksigen yang tepat adalah:

A) Oksigen 6-8 lpm dengan masker venturi


B) Oksigen 1-2 lpm dengan nasal kanul
C) Oksigen 6 lpm dengan masker non rebreathing
D) Oksigen 10-12 lpm dengan masker rebreathing
E) Oksigen 4-6 lpm dengan nasal kanul

59. Mekanisme berikut dapat terjadi pada efikasi klinis terapi desensitisasi untuk
mengobati pasien alergi terhadap suatu allergen:

A) Menurunkan produksi antibodi IgA


B) Semua di atas benar
C) Menurunkan sensitivitas sel mast dan basofil untuk degranulasi oleh antigen 
D) Mengalihkan respon sel T dari Th1 ke Th2
E) Meningkatkan produksi IgG yang mengikat allergen sebelum menempel pada sel
mast
60. Seorang pasien wanita 30 tahun, datang ke IGD dengan keluhan kulit kemerahan dan
gatal-gatal setelah makan bakso. Sebelumnya pasien belum pernah mengalami keluhan
seperti ini. Pemeriksaan standar emas untuk menegakkan diagnosis:

A) Patch test
B) Skin prick test
C) Tes provokasi obat
D) Tes intradermal
E) Oral food challenge test

61. Wanita 29 tahun datang dengan keluhan kesulitan menelan, nyeri tenggorokan dan rasa
keras pada leher. Terdapat pula demam intermiten selama seminggu belakangan.
Beberapa minggu ini pasien merasakan gejala infeksi saluran nafas atas. Tidak ada
riwayat sebelumnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya goiter kecil yang nyeri
dengan penekanan. Orofaring bersih, pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
leukosit 14.100/uL dengan diferensiasi normal. LED 53mm/jam dan TSH 0.21 uIU.mL.
antibodi tiroid negatif. Diagnosis pasien ini ialah:

A) Demam cat-scratch
B) Tiroiditis subakut
C) Hipoparatiroid autoimun
D) Penyakit grave
E) Ludwig angina

62. Seorang wanita berusia 27 tahun datang ke praktek anda dengan keluhan timbul bentol-
bentol berwarna kemerahan diseluruh tubuh yang disertai rasa gatal. Dari anamnesa
didapatkan bahwa keluhan gatal sudah lama dialami oleh pasien. Keluhan bertahan
selama beberapa jam dalam sehari. Sebelumnya pasien mengkonsumsi obat penghilang
rasa sakit yang didapat pasien dari bidan. Dari pemeriksaan fisik hanya didapatkan
papula eritem di seluruh badan pasien. Hasil laboratorium diadapatkan dalam batas
normal. Riwayat penyakit dahulu tidak ada yang spesifik selain rasa gatal.Yang
membedakan urtikaria kronik dengan reaksi alergi fase lambat adalah pada urtikaria
kronik

A) Terdapat gambaran vaskulitis pada pemeriksaan histopatologis


B) Disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu.
C) Secara histopatologis didominasi oleh sel-sel PMN dan eosinofil
D) Gejala yang paling sering terdapat bentol kemerahan yang gatal
E) Terdapat gambaran purpura pada pemeriksaan fisik

63. Seorang laki-laki 47 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sakit kepala berat sejak
5 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik D 160/90, nadi 90, RR 20, saturasi O2 92%,
pletorhea, pembesaran limfa Schuffner 1. Lab Hb 19 g/dL, Hct 60%, eritrosit 6,5
juta/uL, leukosit 15000, tombosit 1.200.000 /uL. Pemeriksaan penunjang yang paling
tepat pada pasien ini adalah:

A) BCR-ABL dari darah tepi


B) BCR-ABL dari sumsum tulang
C) Mutasi JAK-II dari darah tepi
D) Kromosom Philadelphia
E) Mutasi JAK-11 dari sumsum tulang 

64. Laki-laki 25 tahun datang dengan keluhan diare sedikit-sedikit namun sering yang
dirasakan sudah 1 tahun, berbau busuk, dan feses mengambang. Pasien kadang
merasakan mual atau muntah, dan nyeri perut hilang timbul. Ada penurunan BB drastis.
Tidak didapatkan massa pada daerah perut dan bising usus normal. Pemeriksaan
analisis feses tidak didapatkan darah samar, dan lemak feses 10 g/hari. Pada
pemeriksaan USG abdomen, ada gambaran kalsifikasi pada pankreas. Diagnosis yang
paling mungkin:

A) Kolitis non spesifik


B) Chron disease
C) Kolitis pseudomembran
D) Pankreatitis kronik
E) Celiac disease

65. Laki-laki 25 tahun datang dengan keluhan diare sedikit-sedikit namun sering yang
dirasakan sudah 1 tahun, berbau busuk, terutama bila setelah makan tepung. Pasien
tidak merasakan mual atau muntah. Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan nyeri perut
atau massa pada daerah perut dan bising usus normal. Pada kulit pasien timbul bercak-
bercak kemerahan disertai pustul-pustul kecil. Pemeriksaan analisis feses tidak
didapatkan darah samar, dan lemak feses 10 g/hari. Pada endoskopi saluran cerna
bagian atas dilakukan biopsi daerah duodenum. Hasilnya didapatkan vili tidak ada,
peningkatan jumlah limfosit pada permukaan intraepitel, kripta hiperplastik. Diagnosis
yang paling mungkin:

A) Intoleransi laktosa
B) Celiac sprue
C) Whipple disease
D) Kolitis ulseratif
E) Chron disease

66. Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke IGD dengan keluhan  nyeri dada hebat
tembus ke punggung sejak 6 jam, berlangsung terus menerus, tidak membaik dengan
pemberian nitrogliserin 3 kali. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 180/110 mmHg; frekuensi nadi 90x/menit.
Hasil pemeriksaan EKG dalam batas normal. Pada foto toraks didapatkan gambaran
pelebaran mediastinum. Pemeriksaan penunjang lanjutan yang paling tepat untuk
menegakkan diagnosis kasus di atas:

A) Echocardiografi
B) Foto polos vertebrae
C) Aortografi
D) Kateterisasi jantung
E) Serial Hb
67. Pasien laki-laki usia 65 tahun datang dengan keluhan nyeri pada lutut. Nyeri dirasakan
sejak 2 tahun lalu, yang dirasakan semakin memberat sejak 3 bulan lalu. Pada
pemeriksaaan lutut didapatkan  krepitasi bilateral. Pasien memiliki riwayat DM dan
hiperkolesterol. Dari pemeriksaan fisik lain  dan tanda vital  didapatkan normal. Pasien
sejak 3 bulan terakhir terkadang menggunakan tongkat untuk berjalan. Pemeriksaan
yang perlu dilakukan untuk menilai adanya instabilitas dan resiko jatuh pada pasien di
atas, adalah:
a. Pemeriksaan saraf otonom, somatosensorik
b. Pemeriksaan kardiovaskular
c. Pemeriksaan motorik, kardiovaskular
d. Pemeriksaan visual, auditorik
e. Pemeriksaan visual, saraf otonom, somatosensorik

68. Seorang perempuan berusia 68 tahun, selain metotreksat juga mengkonsumsi prednison
5 mg/hari untuk artritis rheumatoid yang diderita. Pasien takut terhadap kemungkinan
osteoporosis karena kakak perempuannya pernah mengalami fraktur panggul tahun
lalu. Senin rutin beraktivitas, dia berolahraga jalan kaki 30 menit setiap pagi, minum
susu 2 gelas sehari, tidak merokok dan tidak minum alkohol. DXA pasien menunjukkan
osteopeni. Rencana tatalaksana yang paling tepat pada pasien ini adalah:

A) Asupan kalsium dan vitamin D yang adekuat 


B) Perbaikan gaya hidup
C) Raloksifen
D) Recombinant parathyroid hormone 
E) Bisfosfonat

69. Lelaki 27 tahun datang untuk medical check up. Dia datang tanpa keluhan, dan tidak
ada riwayat penyakit yang berat. Dia tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan. Dia
bekerja sebagai pelatih fitnes. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada urinalisa
dijumpai sel eritrosit 10-15/lpb. Tidak terlihat cast eritrosit dan leukosit. Manakah dari
pernyataan ini yang benar:

a. Eksersise dapat menyebabkan hematuria transien


b. Riwayat merokok dapat menyebabkan hematuria
c. Penyebab tersering hematuria pada laki laki adalah infeksi gonorhea
d. Pemakaian rutin analgetik akan menyebabkan nefrolitiasis sehingga menyebabkan
hematuria
e. Tidak ada pernyataan diatas yang benar

70. Seorang perempuan berusia 50 tahun datang berobat ke poli klinik penyakit dalam
dengan keluhan nyeri dan kemerahan pada kedua tungkainya sejak 2 bulan yang lalu.
Pasien memiliki riwayat asma bronkiale dan alergi metampiron. Pada pemeriksaan
darah tepi didapatkan eosinofilia. Pada biopsi kulit, didapatkan gambaran vaskulitis.
Diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini adalah :

A) Vaskulitis leukositoklastik
B) Poliarteritis nodosa
C) Granulomatosis Wagener
D) Purpura Henoch-Schoenlein
E) Sindrom Churg-Strauss

71. Laki-laki 42 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas, disertai mengi,
batuk, mata gatal saat sedang bekerja. Pasien mulai bekerja di perusahaan yang
memproduksi sabun sulfur sejak kurang lebih 1 tahun terakhir. Pasien perokok sejak
SMA dan tidak memiliki riwayat asma sebelumnya. Keluhan sesak memburuk saat hari
kerja dan membaik pada hari libur. Pemeriksaan fisik didapatkan adanya barrel chest,
sela iga melebar, wheezing minimal. Apakah patogenesis yang mendasari gejala
tersebut di atas?

a. Iritasi menjadi provokasi langsung terjadinya asma

b. polutan dengan berat molekul rendah selalu ditemukan IgE spesifik


c. Merupakan keadaan yang menyerupai reaksi tipe I tanpa melalui ikatan
antigen dengan IgE

d. Pemeriksaan tes kulit akan negatif pada bahan polutan molekul besar

e. IgG akan berikatan dengan antigen yang mengakibatkan sel mast


mengeluarkan mediator

72. Seorang wanita berusia 70 tahun dibawa ke poliklinik geriatri karena keluhan tidak bisa
tidur. Sejak 2 minggu yang lalu pasien tidak bisa tidur hampir setiap hari, disertai berat
badan turun 3 kg, tidak mau makan, sering menyendiri di kamar, dan mengeluh lelah
setiap saat. Pasien sering mendapat perlakuan kasar dari anak kandungnya yang
merawatnya di rumah. Dahulu, pasien juga kerap kali bertindak kasar dalam mendidik
anak. Apa diagnosis yang tepat dan teori yang mendasarinya?

A) Elderly mistreatment, Situasional/ isolasi sosial


B) Elderly mistreatment, Psikoanalitik/ psikopatologi
C) Elderly mistreatment, Interaksi simbolik
D) Elderly mistreatment, Pembelajaran sosial
E) Elderly mistreatment, Penukaran

73. Pasien lelaki usia 40 tahun datang berobat ke poliklinik penyakit dalam karena sering
pingsan dialami sejak 3 tahun lalu. Pingsan terjadi mendadak dan berulang, terutama
pada malam dan dini hari. Pingsan juga lebih sering jika pasien melakukan aktivitas
berat. Sebelum pingsan pasien merasakan keringat dingin. Pasien bisa sadar kembali
apabila diberikan air gula. Berat badan pasien meningkat dalam 3 tahun terakhir.
Riwayat hipertensi sejak 3 tahun menggunakan telmisartan 40 mg pada malam hari.
Riwayat trauma, penyakit ginjal, penggunaan obat-obatan lain disangkal oleh pasien.
IMT didapatkan 38,2 kg/m2. Leukosit 9.800 /mm3, Hb 14,8 g/dL, trombosit
158.000/mm3, GDS 63 mg/dL. Selanjutnya pasien dilakukan tes supresi dan didapatkan
kadar insulin 277,2 mU/mL dan C-peptida 25,04 ng/mL. Diagnosis yang mungkin pada
pasien ini adalah
A) Feokromositoma
B) LADA
C) Gastrinoma
D) MODY
E) Insulinoma

74. Pasien laki-laki usia 18 tahun dengan keluhan kedua kaki dan tangan sulit digerakkan
sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.  Pasien menderita sakit seperti ini sejak pasien
berumur 8 tahun dan berulang saat pasien berumur 11 tahun, sejak itu keluhan berulang
timbul satu kali dalam 6 minggu, riwayat hipertensi (-). Laboratorium Ureum: 32
mg/dl; Creatinin : 1,0 mg/dl; Natrium : 142 meq/l; Kalium: 2,2 meq/l; Chlorida: 109
meq/l. Urinalisa: Berat jenis  : 1,005. AGD Kesan: alkalpasienis metabolik. Kalium
urin (24 jam) : 18 mmol/L; Magnesium urin (24 jam) : 2,7 mmol/L; rasio ca/ cr urin <
0,15.  USG Ginjal dan Glandula Supra Renal kesan normal. Apa kemungkinan
diagnosis pasien ini?

A) Liddle syndrome 
B) Renal tubular asidpasienis
C) Cushing syndrome 
D) Gittelman syndrome   
E) Bartter syndrome

75. Seorang lelaki berusia 38 tahun dirujuk ke poliklinik IPD dengan keluhan sering lemas.
Pasien sudah diketahui HbsAg positif selama 6 bulan. Hasil pemeriksaan laboratorium
Hb 13 g/dl; leukosit 5.500/μL;trombosit 200.000/μL; SGOT 35 IU/L; SGPT 25 Iu/L;
bilirubin total 1.2 mg/dL; bilirubin direk 0.6 mg/dL; HBV DNA 107 IU/ml; hasil
pemeriksaan USG abdomen dalam batas normal. Berdasarkan data tersebut di atas,
diagnosis pada pasien ini adalah:

A) Hepatitis B akut
B) Hepatitis B kronik fase immune clearance
C) Hepatitis B acute on chronic
D) Hepatitis B kronik fase immune tolerance
E) Hepatitis B kronik fase inactive carrier state 

76. Seorang perempuan 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas yang
memberat sejak 2-3 bulan lalu. Sesak bahkan sudah dirasakan meskipun melakukan
aktifitas ringan seperti berpakaian. PF didapatkan TD 110/20 nadi 104x /menit irama
tidak teratur. Didapatkan gallop S3 dan terdengar bising diastolik decressendo di sela
iga 2 right sternal border. Patofisiologi yang mendasari kondisi ini adalah:

A) Penurunan left ventrikular preload


B) Penurunan left atrial end diastolik volume
C) Peningkatan tekanan diastolik aorta
D) Penurunan tekanan sistolik aorta
E) Peningkatan left ventrikular end diastolik volume

77. Seorang laki-laki 80 thn datang ke UGD dengan keluhan setelah bangun tidur terus
berdiri kepala terasa pusing, dan terjatuh. Pada pemeriksaan; TD duduk: 95 / 60 mm hg,
TD berbaring 110/80 mmhg, N: 89 /mnt, R: 18/mnt, S: 37 º C.  Apa patofisiologi
terjadinya kejadian ini:

a. Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah


b. Gangguan aktivitas baro refleks, hilangnya elastisitas pembuluh darah, aterosklerosis
c. Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah, isi sekuncup jantung
menurun
d. Penurunan fungsi otonom, hilangnya elastisitas pembuluh darah, gangguan
aktivitas baro refleks
e. Penurunan fungsi otonom, gangguan aktifitas baro refleks, aterosklerosis

78. Laki-laki 60 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak nafas dada terasa seperti
diikat yang memberat sejak 1 hari lalu. Keluhan sesak nafas sudah dialami sejak muda
terutama bila terpapar debu dan membaik bila menggunakan salbutamol. Sejak 1 tahun
terakhir keluhan sesak nafas dirasakan muncul setiap hari. Pasien mengaku sering
merokok sejak umur 20 tahun dan berhenti 4 tahun lalu. Pasien merokok sekitar 2
bungkus per hari. Pada pemeriksaan paru didapatkan sela iga melebar, suara nafas
bronkhial disertai wheezing. Pada pemeriksaan FEV1 2,3 L/menit dan pasca
bronkhodilator FEV1 2,4 L/menit. Diagnosis yang paling mungkin:

A) Bronkhitis kronis
B) PPOK
C) Asma bronkhial
D) Bronkhiektasis
E) ACOS

79. Seorang laki-laki 52 tahun dikonsulkan ke penyakit dalam, karena sesak nafas. Dua hari
yang lalu pasien menjalani operasi patah tulang femur kanan. Dari pemeriksaan
didapatkan tanda vital Tensi 150/80 mmHg, HR 110x/mnt, RR 32x/mnt.Pemeriksaan
EKG didapatkan gelombang S di lead I, gelombang Q dan T di lead III. Pemeriksaan
Foto Thoraks terdapat efusi pleura bilateral. Gambaran yang bukan sebagai tanda
radiologi yang paling sering ditemukan pada diagnosis pasien ini adalah:

A) Pembesaran jantung kanan


B) Hampton’s hump
C) Pembesaran vena pulmonalis desendens
D) Peninggian diafragma bilateral
E) Tanda Westermark

80. Seorang perempuan 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri pada bahu kiri
sejak 2 bulan. Pasien memiliki riwayat Diabetes Melitus sejak 10 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keterbatasan gerak abduksi bahu kiri > 700, yergason test
negatif. Drop arm test negatif. Pada ultrasonografi bahu didapatkan gambaran tendinitis
dan robekan tendon. Patologi pada pasien ini paling mungkin mengenai 

A) Tendon suprasupinatus
B) Tendon teres minor
C) Tendon subskapularis
D) Tendon infrasupinatus
E) Tendon bisipitalis

81. Seorang laki-laki berusia 36 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sesak
nafas saat bekerja sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan sesak nafas disertai dengan batuk
tidak berdahak. Pasien seorang pekerja di Pabrik Asbes sejak 5 tahun yang lalu dan
sering tidak menggunakan masker saat bekerja. Pada pemeriksaan fisik paru dijumpai
ronkhi basah dibasal kedua paru dan terdapat jari tabuh.. Pemeriksaan spirometri
didapatkan penurunan KVP sebesar 60% prediksi. Pasien direncanakan untuk
dilakukan pemeriksaan rontgen thorax. Bagaimanakah gambaran radiologi yang paling
mungkin untuk menegakkan diagnosa:

A) Garis-garis opasitas dilapangan bawah kedua paru atau kerusakan pada pleura
B) Opasitas satu atau multiple dan ukuran lebih dari 1cm
C) Opasitas kecil, bulat dan ukuran kurang dari 1cm
D) Multipel nodul yang membentuk massive conglomerate lesion
E) Bercak infiltrat disertai nodul besar, gambaran retikular difus dan tidak tampak adenopati
hilus

82. Seorang laki-laki usia 45 tahun datang dengan keluhan nyeri pinggang kanan berulang
sejak 2 minggu lalu. Pasien tidak ada keluhan demam. Keluhan ini sudah pernah
dirasakan sekitar 5 tahun dan 3 tahun lalu. Saat itu pasien didiagnosis batu ginjal kanan
dan dilakukan tindakan ESWL 2 kali. Ayah pasien juga memiliki riwayat sakit yang
sama. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri ketok pada region CVA kanan,
sedangkan pemeriksaan lain dalam batas normal. Dari pemeriksaan USG ginjal
didapatkan gambaran nefrolitiasis multiple. Hasil laboratorium pasien menunjukan
kadar kalsium ion 1.8 mmol/L pemeriksaan selanjutnya yang anda sarankan untuk
mengevaluasi kelainan kalsium pada pasien ini adalah:

A) PTH, PO4, Mg, Ca urine dan kreatinin


B) Skintigrafi tiroid, Ca urine, PTH dan kreatinin
C) TSH, HCO3, P, Ca urine dan kreatinin
D) CT urografi, HCO3, Asam urat dan kreatinin
E) Analisis batu ginjal, ca urine, PO4, dan kreatinin

83. Seorang perempuan berusia 19 tahun datang berobat ke poliklinik dengan keluhan
sering timbul bentol dan kemerahan pada seluruh badan saat makan makanan laut dan
sering bersin-bersin saat membersihkan rumah. Pasien memiliki riwayat asma, dengan
terapi inhaler yang tidak rutin di gunakan. Dikatakan hanya menggunakan obat tersebut
saat serangan sesak. Pasien disarankan melakukan uji tusuk. Dari prosedur dibawah ini,
pernyataan manakah yang benar terkait pemeriksaan tersebut? 

a. Menghentikan kortikosteroid topical selama 3 hari sebelumnya


b. Tidak menghentikan terapi teofilin, obat simpatomimetik dan sodium
kromoglikat karena tidak menghalangi reaksi kulit
c. Menghentikan kortikosteroid sistemik selama 3 hari tanpa memperhatikan dosis dan
lama penggunaannya
d. Menghentikan obat antihistamin generasi pertama dan kedua selama 72 jam
sebelumnya
e. Pada uji tusuk selain penetesan alergen, juga dilakukan tes control positif (larutan
phospate-buffered saline dengan fenol 0.4%) dan control negative (larutan histamine
fosfat 0.1%)

84. Seorang  laki-laki usia 18 tahun datang dengan keluhan bengkak di sendi lutut setelah
terbentur kaki meja.Perdarahan gusi,perdarahan saluran cerna,saluran kencing tidak
dijumpai. Dari pemeriksaan pasien didiagnosa dengan hemofilia A. Kemudian
dilakukan   pemeriksaan laboratorium terhadap pasien. Hasil pemeriksaan terhadap
pasien yang mendukung ke arah hemofilia A

A) Trombosit normal, APTT memanjang, PT memanjang, test ristosetin normal


B) Trombosit menurun, APTT memanjang, PT memanjang, test ristosetin normal
C) Trombosit menurun, APTT,memanjang, PT memanjang, test ristosetin terganggu
D) Trombosit normal, APTT memanjang, PT normal, test ristosetin normal
E) Trombosit normal, APTT memanjang, PT memanjang, test ristosetin terganggu

85. Seorang pasien perempuan 55 tahun datang dengan keluhan utama benjolan dileher 3
bulan ini. Pasien juga mengeluhkan hidung tersumbat, mimisan, nyeri kepala dan
sulit menelan. Penurunan berat badan dijumpai. Pemeriksaan fisik pada mata
didapatkan meiosis dan enoftalmus. Hasil pemeriksaan histopatologi dijumpai
karsinoma tidak berdiferensiasi. Dari hasil CT Scan tampak massa pada nasofaring
dan fosa nasal serta pada kelenjar limfe diperoleh metastase bilateral 6 cm dalam
dimensi terbesar di atas fossa supraklavikula. Sindrom yang menyatakan meiosis dan
enoftalmus pada penyakit ini adalah:
A. Vernet’s syndrome
B. Collet-Sicard’s syndrome
C. Villaret’s syndrome
D. Sphenoid fissure syndrome
E. Orbital apex syndrome

86. Seorang wanita, 50 tahun, datang ke Poliklinik Penyakit Dalam atas rujukan
Dokter Kandungan dengan Ca cerviks dan didapatkan lesi sebesar 8 cm pada serviks dan
mencapai 1/3 proksimal vagina. Dari rectal touce didapatkan batas tegas antara dinding
dasar panggul dan tumor. Hasil pemeriksaan fisik saat ini dalam batas normal.Langkah
lanjutan yang kurang tepat untuk pasien tersebut adalah :
A. Radiasi paliatif
B. Radikal histerektomi
C. Neo adjuvant chemoteraphy
D. Kemoterapi berbasis cisplatin
E. Kemoradiasi

87. Seorang pasien datang ke poliklinik dengan keluhan BAK berpasir sejak 1 hari yang
lalu. Pasien juga mengeluh pinggang kiri terasa tidak nyaman. Hasil pemeriksaan
urinalisis saat itu didapatkan eritrosit 20/LPB, leukosit 2-3/LPB, protein trace. Dari
pemeriksaan CT urografi non kontras didapatkan batu ginjal kiri dengan ukuran
10mm dan tidak ditemukan dilatasi pelvis renalis.
Tatalaksana definitif yang paling tepat pada pasien ini adalah.
a. Nefrostomi
b. Urehtroskopi dan litotripsi
c. Percutaneous nephrolithotomy (PCNL)
d. Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL)
e. Medika mentosa dengan memberikan alpha blocker

88. Seorang laki-laki 70 tahun datang ke IGD dengan keluhan buang air kecil (BAK)
tidak bisa ditahan dan setiap kali BAK kadang berdarah sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien mengompol bila batuk. Pasien juga mengeluh kadang nyeri pada perut bagian
bawah. Pasien pernah dinyatakan sakit prostat namun tidak kontrol. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, frekuensi nadi 98x/menit,
frekuensi nafas 20x/menit, suhu 36.5oC. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan
kesan distensi vesika urinaria, dan nyeri tekan positif. Pada pemeriksaan Rectal
touche teraba masa prostat lunak dan kenyal, pole atas tidak teraba. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 10.1 g/dL, leukosit 8500/µL, ureum 97
mg/dL, kreatinin 1.8 mg/dL dengan pemeriksaan prostate specific antigen (PSA) 7
ng/ml (Nilai normal = 1 – 4ng/mL). Hasil USG menunjukkan prostat membesar
dengan volume 55ml, tidak didapatkan nodul dan kalsifikasi.
Terapi definitif untuk kasus di atas adalah
f. Transurethral resection of prostate
g. Prostatektomi
h. Tamsulosin
i. Dutasteride
j. Terazosin

89. Seorang laki-laki 54 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas memberat
sejak 3 jam yang lalu. Pasien memiliki riwayat hipertensi lama namun tidak minum
obat sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
220/120 mmHg, frekuensi nadi 110x/menit, reguler, frekuensi nafas 24x/menit, suhu
370C dan ronki basah halus pada kedua paru. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 11
g/dL, leukosit 7.400/µL, trombosit 185.000/µL, ureum 58mg/dL, kreatinin 1,8mg/dL.
Hasil rontgen toraks menunjukkan gambaran bendungan paru dengan kardiomegali.
Tatalaksana yang paling tepat untuk kasus ini adalah
k. Furosemid intravena 5mg/Jam
l. Klonidin intravena 150mcg dalam 10 menit
m. Nikardipin intravena 5mg/jam dinaikkan setiap 15 menit
n. Nitrogliserin intravena 5mg/menit dinaikkan tiap 5 menit
o. Diltiazem intravena 0.25mg/kg dosis awal dalam 2 menit, dilanjutkan 5mg per jam

90. Seorang perempuan 26 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan bengkak seluruh
badan sejak seminggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan semakin berat dalam 3
hari terakhir. Tidak didapatkan keluhan lainnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
edema anasarka, tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 96x/menit, frekuensi
nafas 18x/menit, suhu 37.5oC, konjungtiva anemis, bunyi nafas melemah pada kedua
basal paru, pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal. Hasil laboratorium
menunjukkan Hb 9.5g/dL, leukosit 5.200/µL, trombosit 150.000/µL, ANA +, Anti
Ds-DNA 450 IU/L (N< 100 IU/L), kreatinin 1,1 mg/dL, kadar C3 dan C4 normal.
Urinalisis menunjukkan proteinuria +4, leukosit 0-2/LPB, eritrosit 1-2/LPB, tidak
ditemukan adanya sedimen urin. Protein urin kuantitatif 25.000 mg/24 jam. Pasien
kemudian menjalani biopsi ginjal.
Gambaran histologis yang paling mungkin didapatkan
p. Nefritis lupus mesangial proliferatif
q. Nefritis lupus membranosa
r. Nefritis lupus lesi minimal
s. Nefritis lupus fokal
t. Nefritis lupus difus

91. Seorang perempuan berusia 24 tahun datang berobat ke poliklinik penyakit dalam
dengan keluhan nyeri pada saat berkemih sejak 3 hari. Pada anamnesis pasien
mengaku baru menikah seminggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik tidak terdapat
demam; terdapat nyeri tekan pada supra simfisis. Hasil laboratorium menunjukkan
Hb 13 g/dL, Leukosit 7.000/uL, hitung jenis (0/0/60/30/10), LED 10 mm/jam, ureum
40 mg/dL, kreatinin 1,4 mg/dL, urin lengkap: protein (+), glukosa (-), sedimen
eritrosit 1/LPB, leukosit 20/LPB, kristal (+),silinder (-).
u. Uretritis
v. Sistitis akut
w. Pielonefritis akut
x. Glomerulonefritis
y. Batu kandung kencing

92. Pasien wanita muda, dengan keluhan kemerahan pada kulit jika kena sinar matahari,
terdapat nyeri sendi. Kemerahan dapat hilang namun muncul bekas kehitaman.
Pemeriksaan kulit: hiperpigmentasi. Patogenesis terjadinya keluhan tersebut:
a. Aktivasi komplemen C3 dan C4
b. Aktivasi sel mast
c. Deposit kompleks imun pada pembuluh darah
d. Kompleks antigen dan ab membentuk autoantibodi?
e. Lupa

93 Seorang perempuan55 tahun, datang dengan keluhan nyeri pada pergelangan


tangan kiri sejak 1 bulan yang laludanmakin lama makin memberat. Penderita
juga mengeluh saat memegang benda sering terlepas dari genggaman.Kesemutan
atau kelemahan separuh tubuh disangkal. Riwayat DM, hipertensi, stroke
disangkal. Penderita bekerja sebagai penjahit selama 20 tahun. Saat pemeriksaan
didapatkan Compos Mentis, TD 130/80mmHg, Nadi88x/mnt, Suhu 36°C,
Respirasi 20x/mnt, VAS 2/10. Laboratorium WBC 10.000, HB 11, HCT 33, PLT
170.000, Glukosa sewaktu 110. Pemeriksaan fisik tes Finkelstein positif disertai
kemerahan dan hangat pada pergelangan tangan.
Diagnosis pada kasus diatas adalah :
a. Tenosinovitis De Quervain
b. Carpal Tunnel syndrome
c. Trigger finger
d. Fibromialgia
e. Nyerineuropati

94 Pasien SLE mendapat terapi metilprednisolon dan HCQ. Terdapat keluhan


pandangan kabur, shadow test (+). Obat yang menyebabkan keluhan tersebut:
A. HCQ
B. Metilprednisolon
C. Azatriopin
D. Amlodipin
E. Captopril

95 Pasien laki-laki 74 tahun dengan keluhan luka pada daerah bokong. Sejak tiga
hari yang lalu pasien hanya dapat berbaring di tempat tidur. Sebelumnya pasien
mengalami jatuh saat berada dikamar mandi. Metode pemeriksaan fisik manakah
yang paling tepat untuk menentukan diskrepansi panjang tungkai pasien dengan
posisi berbaring?
A. Mengukur panjang antara spina iliaka anterior inferior dengan malleolus medialis
B. Mengukur panjang antara spina iliaka anterior inferior dengan malleolus lateralis
C. Mengukur panjang antara spina iliaka anterior superior dengan malleolus medialis
D. Mengukur panjang antara spina iliaka anterior superior dengan malleolus lateralis
E. Mengukur panjang antara simfisis pubis dengan malleolus medialis

96 Seorang laki – laki berusia 55 tahun dating ke poliklinik dengan keluhan batuk-
batuk 4 minggu sebelum berobat. Batuk disertai dengan dahak warna kuning
kehijauan dan berbau. Pasien juga mengeluh demam hilang timbul sejak 3
minggu terakhir. Pasien juga mengeluh berat badan yang menurun 7 kg selama
sakit, pasien merokok 1 bungkus perhari sejak 20 tahun yang laluuu. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat, oral hygiene buruk dengan
factor ex ore (+). Pada pemeriksaan paru didapatkan suara napas bronkial dengan
ronkhi basah nyaring pada paru kanan bawah. Pemeriksaan laboratorium di
dapatkan Hb 10.0 gr/dl, leukosit 18.400/ul dengan dominasi netrofi, LED 75. X-
ray thoraks menunjukkan pada paru kanan bawah terdapat kavitas dengan
infiltrate di sekitarnya disertai gambaran air-fluid level didalamnya.
Kemungkinan diagnosis pada kasus ini adalah :

A. PPOK
B. Bronkiektasis terinfeksi
C. Ca paru
D. TB paru
E. Abses Paru

97 Seorang wanita berusia 60 tahun , masuk IGD dengan keluhan sesak nafas, Saturasi
oksigen 62 % dan meningkat 84% dengan NRM, kemudian dilakukan intubasi dan
dirawat di ICU. Pasien didiagnosis pneumonia multilobar, Ventilator diatur dalam
control – assistmode dengan RR 24 napas/ menit, volume tidal 6 ml/ kg, FiO2 100%,
dan PEEP 12 cmH2O. Hasil AGD pada pengaturan ini : 7,20, PCO2 32 mmHg, dan
PaO2 56 mmHg. Apa penyebab hipoksemia pada pasien ini?
A. Hipoventilasi
B. Keterbatasan Difusi
C. Pirau kanan ke kiri
D. V/Q mismatching
E. Hiperventilasi

98 Seorang laki – laki berusia 55 tahun dating dengan keluhan mengantuk berlebihan
pada siang hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan obesitas ( IMT 37kg/m2),
penyempitan faring posterior dan auskultasi suara paru normal. Hematokrit 50% , X-
ray thorax dalam batas normal, Spirometri menunjukkan gambaran restriksi ringan,
AGD PO2 5, PCO2 72,PH 7,30. Pemberian Continous Positive Airway Pressure
(CPAP) gagal memperbaiki hipoksemia nokturnal dan hipersomnolen pada siang hari.
Apa yang mendasari temuan klinis diatas ?

A. Central Sleep Apneu


B. Obstructive Sleep Apnea
C. Obstructive Sleep Apnea
D. Pemanjangan periode laten tidur
E. Restless legs syndrome

99 Seorang laki-laki 45 tahun datang ke UGD dengan tidak sadarkan diri setelah
minum alkohol 2 j am sebelum masuk rumah sakit, disertai sesak nafas, pada
pemeriksaan fisik di didapatkan kesadaran stupor tekanan darah 90/70 mmHg,
Nadi 120 kali /menit, pernafasan 32 kali/menit, suhu 36 ,5 o C, JVP tidak
meningkat, tidak didapatkan ronkhi di kedua paru, jantung dan abdomen norma
l dari hasil analisa gas darah di dapatkan PH : 7,10 PCO2 : 55 mmHg PaO2 :
150 mmHg FiO2 : 32 % HCO3 : 20 mmol/L AaDO2 : 200, Apa diagnosis
yang mendasari kondisi pasien tersebut :

A. Gagal nafas Hiperkapnia


B. Gagal nafas Hipoksemia
C. Intoksikasi alkohol
D. Alkalosis respiratorik
E. Asidosis metabolic

100 Seorang laki – laki usia 50 tahun dengan kanker prostat stadim lanjut dibawa
datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 1 jam yang lalu.
pasien gelisah dan sulit untuk diajaka erkomunikasi. saturasi oksigen 86%. laju
pernapasan 30x/menit. Akral pucat dan dingin. Tungkai kanan tampak edema dan lebi
besar dari tungkai kiri. pasien sudah diresusitasi adekua namun belum ada respon
maksimal. pada EKG didapatkan RAD, P Pulmonal dan dan foto rontgen didapatkan
Hampton Sign. Pemeriksaan yang tepat pada kasus emboli paru masive adalah:
A. Tidak didapatkan Hepato jugular refluks
B. Denyut nadi kecil dan cepat
C. Tekanan Darah 140/80 mmHg
D. Bunyi Jantung P2 Mengecil
E. Terdapat Suara napas tambahan wheezing

Anda mungkin juga menyukai