Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KEPERAWATAN KGD DAN KRITIS


DENGAN CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE) ET CAUSA DIABETES
MELLITUS DAN HEMODIALISA

Disusun Oleh:
NAMA : NOFITA HANDRIYANI
NIM : 11409718054
SEMESTER : V (LIMA)

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM VI/TANJUNGPURA


DIPLOMA III KEPERAWATAN
BANJARMASIN
2021
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA MAHASISWA : NOFITA HANDRIANI


NIM : 1140718054
WILAYAH KERJA : RS TK III BHAYANGKARA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini yang telah menyelesaikan Laporan
Pendahuluan “CKD (CHRONIC KIDNEY DISEASE) ET CAUSA DIABETES
MELLITUS DAN HEMODIALISA” di wilayah Kerja RS TK III BHAYANGKARA

Banjarmasin, 13 Januari 2021


Mengetahui,
PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING LAHAN

Ernawati.,S.Kep.Ns.,M.KEP M.Alfiannor,S.Kep.,N
N Nik. 196032420190101

MAHASISWA

Nofita Handriyani
Nim.11409718054
Laporan Pendahuluan
Chronic Kidney Disease et causa Diabetes Mellitus

II. KONSEP CKD (Chronis Kidney Disease Et Causa Diabetes Mellitus)

A. Definisi
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan gangguan fungsi
renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan
cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain dalam darah). CKD merupakan
perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat,biasanya
berlangsung beberapa tahun.
Diabetes merupakan penyakit metabolik sebagai akibat dari
kurangnya insulin efektif maupun insulin absolut dalam tubuh, dimana
gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat, yang
dapat juga menyebabkan gejala klinik akut maupun kronik. Salah
satu komplikasi kronik dari diabetes adalah nefropati. Kerusakan
pada nefron akibat glukosa dalam darah yang tidak dipakai
disebut nefropati diabetes. Nefropati ini yang lama kelamaan
dapat menyebabkan CKD. Bila kita dapat menahan tingkat
glukosa dalam darah tetap rendah, kita dapat menunda atau
mencegah nefropati diabetes.
(American Diabetes Association, 2007)

B. Etiologi CKD:

• Infeksi misalnya pielonefritis kronik, glomerulonefritis


• Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
• Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus
sistemik, poliarteritis nodosa,sklerosis sistemik progresif 
• Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal
polikistik,asidosistubulus ginjal
• Penyakit metabolik misalnya DM,gout,hiperparatiroidisme,amiloidosi
• Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik,nefropati timbal
• Nefropati obstruktif misalnya saluran kemih bagian atas: kalkuli
neoplasma, fibrosis netroperitoneal. Saluran kemih bagian
bawah: hipertropi prostat, striktur uretra, anomali kongenital
pada leher kandung kemih dan uretra.
• Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis

C. Klasifikasi

Stage Gambaran kerusakan ginjal GFR (ml/min/1,73 m2)


1 Normal a tau e levated G FR ≥90
2 Mild d ecrease in G FR 60-89
3 Moderate d ecrease i n G FR 30-59
4 Severe d ecrease in G FR 15-29
5 Requires di alysis ≤ 15
Terdap 5 stadium penyakit gagal ginjal kronis yang ditentukan melalui
at
penghitungan nilai Glumerular Filtration Rate (GFR). Untuk
menghitung GFR dokter akan memeriksakan sampel darah
penderita ke laboratorium untuk melihat kadar kreatinin dalam
darah. Kreatinin adalah produk sisa yang berasal dari aktivitas
otot yang seharusnya disaring dari dalam darah oleh ginjal yang
sehat.

 Stadium 1, dengan GFR normal (> 90 ml/min)

 Stadium 2, dengan penurunan GFR ringan (60 s/d 89


ml/min)
 Stadium 3, dengan penurunan GFR moderat ( 30 s/d
59 ml/min )
 Stadium 4, dengan penurunan GFR parah ( 15 s.d 29
ml/min)
 Stadium 5, penyakit ginjal stadium akhir/ terminal (>15
ml/min)

Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate )CCT


( Clearance Creatinin Test ) dapat digunakan dengan rumus :
ml (140−umur ) x berat badan ( kg )
Clearance creatinin = …
menit 72 x creatinin serum

Pada wanita hasil tersebut


dikalikan dengan 085

Stadium 1
Seseorang yang berada pada stadium 1 gagal ginjal
kronik (GGK) biasanya belum merasakan gejala yang
mengindikasikan adanya kerusakan pada ginjalnya. Hal ini
disebabkan ginjal tetap berfungsi secara normal meskipun tidak
lagi dalam kondisi tidak lagi 100 persen, sehingga banyak
penderita yang tidak mengetahui kondisi ginjalnya dalam
stadium 1. Kalaupun hal tersebut diketahui biasanya saat
penderita memeriksakan diri untuk penyakit lainnya seperti
diabetes dan hipertensi.
Stadium 2 

Sama seperti pada stadium awal, tanda – tanda seseorang berada


pada stadium 2
 juga dapat tidak merasakan gejala yang aneh karena ginjal
tetap dapat berfungsi dengan baik. Kalaupun hal tersebut
diketahui biasanya saat penderita memeriksakan diri untuk
penyakit lainnya seperti diabetes dan hipertensi.
Stadium 3

Seseorang yang menderita GGK stadium 3 mengalami


penurunan GFR moderat yaitu diantara 30 s/d 59 ml/min.
dengan penurunan pada tingkat ini akumulasi sisa – sisa
metabolisme akan menumpuk dalam darah yang disebut uremia.
Pada stadium ini muncul komplikasi seperti tekanan darah tinggi
(hipertensi), anemia atau keluhan pada tulang. Gejala- gejala
juga terkadang mulai dirasakan seperti :

 Fatique : rasa lemah/lelah yang biasanya diakibatkan oleh anemia.

 Kelebihan cairan : Seiring dengan menurunnya fungsi ginjal membuat


ginjal tidak dapat
lagi mengatur komposisi cairan yang berada dalam
tubuh. Hal ini membuat penderita akan mengalami
pembengkakan sekitar kaki bagian bawah, seputar wajah
atau tangan. Penderita juga dapat mengalami sesak
nafas akaibat teralu banyak cairan yang berada dalam
tubuh.

 Perubahan pada urin : urin yang keluar dapat berbusa yang


menandakan adanya
kandungan protein di urin. Selain itu warna urin juga
mengalami perubahan menjadi coklat, orannye tua, atau
merah apabila bercampur dengan darah. Kuantitas urin
bisa bertambah atau berkurang dan terkadang penderita
sering trbangun untuk buang air kecil di tengah malam.
 Rasa sakit pada ginjal. Rasa sakit sekitar pinggang
tempat ginjal berada dapat dialami oleh sebagian penderita
yang mempunyai masalah ginjal seperti polikistik dan
infeksi.

 Sulit tidur : Sebagian penderita akan mengalami kesulitan


untuk tidur disebabkan munculnya rasa gatal, kram
ataupunrestless legs.

 Penderita GGK stadium 3 disarankan untuk


memeriksakan diri ke seorang ahli ginjal hipertensi
(nephrolog). Dokter akan memberikan rekomendasi
terbaik serta terapi – terapi yang bertujuan untuk
memperlambat laju penurunan fungsi ginjal. Selain itu
sangat disarankan juga untuk meminta bantuan ahli gizi
untuk mendapatkan perencanaan diet yang tepat.
Penderita GGK pada stadium ini biasanya akan diminta
untuk menjaga kecukupan protein namun tetap
mewaspadai kadar fosfor yang ada dalam makanan
tersebut, karena menjaga kadar fosfor dalam darah tetap
rendah penting bagi kelangsungan fungsi ginjal. Selain itu
penderita juga harus membatasi asupan kalsium apabila
kandungan dalam darah terlalu tinggi. Tidak ada
pembatasan kalium kecuali didapati kadar dalam darah
diatas normal. Membatasi karbohidrat biasanya juga
dianjurkan bagi penderita yang juga mempunyai diabetes.
Mengontrol minuman diperlukan selain pembatasan sodium
untuk penderita hipertensi.
Stadium 4

Pada stadium ini fungsi ginjal hanya sekitar 15 – 30 persen


saja dan apabila seseorang berada pada stadium ini maka
sangat mungkin dalam waktu dekat diharuskan menjalani
terapi pengganti ginjal / dialisis atau melakukan
transplantasi. Kondisi dimana terjadi penumpukan racun
dalam darah atau uremia biasanya muncul pada stadium
ini. Selain itu besar kemungkinan muncul komplikasi
seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), anemia, penyakit
tulang, masalah pada jantung dan penyakit kardiovaskular
lainnya.
Gejala yang mungkin dirasakan pada stadium 4 adalah :

 Fatique : rasa lemah/lelah yang biasanya diakibatkan oleh anemia.


 Kelebihan cairan : Seiring dengan menurunnya fungsi
ginjal membuat ginjal tidak dapat lagi mengatur
komposisi cairan yang berada dalam tubuh. Hal ini
membuat penderita akan mengalami pembengkakan
sekitar kaki bagian bawah, seputar wajah
atau tangan. Penderita juga dapat mengalami sesak
nafas akaibat teralu banyak cairan yang berada dalam
tubuh.
 Perubahan pada urin : urin yang keluar dapat berbusa
yang menandakan adanya kandungan protein di urin.
Selain itu warna urin juga mengalami perubahan menjadi
coklat, orannye tua, atau merah apabila bercampur
dengan darah. Kuantitas urin bisa
bertambah atau berkurang dan terkadang penderita sering
trbangun untuk buang air kecil di tengah malam.

 Rasa sakit pada ginjal. Rasa sakit sekitar pinggang tempat


ginjal berada dapat dialami oleh sebagian penderita yang
mempunyai masalah ginjal seperti polikistik dan infeksi.

 Sulit tidur : Sebagian penderita akan mengalami kesulitan


untuk tidur disebabkan munculnya rasa gatal, kram
ataupunrestless legs.

 Nausea : muntah atau rasa ingin muntah.

 Perubahan cita rasa makanan : dapat terjadi bahwa


makanan yang dikonsumsi tidak terasa seperti biasanya.

 Bau mulut uremic : ureum yang menumpuk dalam darah


dapat dideteksi melalui bau pernafasan yang tidak enak.

 Sulit berkonsentrasi

Stadium 5 (gagal ginjal terminal)


Pada level ini ginjal kehilangan hampir seluruh
kemampuannya untuk bekerja secara optimal. Untuk itu
diperlukan suatu terapi pengganti ginjal (dialisis) atau
transplantasi agar penderita dapat bertahan hidup.
Gejala yang dapat timbul pada stadium 5 antara lain :

 Kehilangan napsu makan

 Nausea.

 Sakit kepala.

 Merasa lelah.

 Tidak mampu berkonsentrasi.

 Gatal – gatal.

 Urin tidak keluar atau hanya sedikit sekali.

 Bengkak, terutama di seputar wajah, mata dan pergelangan kaki.


 Keram otot

 Perubahan warna kulit

D. Patofisiologi
Perjalanan umum GGK melalui 3 stadium:

1. Stadium I : Penurunan cadangan ginjal


· Kreatinin serum dan kadar BUN normal
· Asimptomatik
· Tes beban kerja pada ginjal: pemekatan kemih, tes GFR
2. Stadium II : Insufisiensi ginjal
· Kadar BUN meningkat (tergantung pada kadar protein dalam diet)
· Kadar kreatinin serum meningkat
Ada 3 derajat insufisiensi ginjal:
a. Ringan
40%-80% fungsi ginjal dalam keadaan normal
b. Sedang
15%-40% fungsi ginjal normal
c. Berat
2%-20% fungsi ginjal normal

3. Stadium III: gagal ginjal stadium akhir atau uremia

· kadar ureum dan kreatinin sangat meningkat


· ginjal sudah tidak dapat menjaga homeostasis cairan dan elektrolit
· air kemih/urin isoosmotis dengan plasma, dengan BJ 1,010
Daftar Pustaka
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing
care plans: Guidelines for planning and documenting patients care. Alih
bahasa: Kariasa,I.M. Jakarta: EGC; 2000 http://ppni
klaten.com/index.php?
ppni-ak-category&Itemid=66 (diakses tanggal, 22 april 2012 pukul
option=com_content&view=article&id=71:ckd&catid=
15.00) 38:

Rindiastuti, Yuyun. 2006. Deteksi Dini Dan Pencegahan Penyakit Gagal


Ginjal Kronik 
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah Brunner & Suddarth volume 2 . Jakarta: EGC.
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai