“Ginjal Kronik”
Dosen : Rosihan Anwar, S.Gz,MPH,RD
KELOMPOK 4
Ahmad Munadi P07131218046
Aulia Nur Fitriani Aqilla P07131218051
Aulia Rahman P07131220004J
Fizra Nur Fadia P07131218056
Ismawati P07131218061
Maulida P07131218066
Nadya Salshabilla Haya P07131218071
Raudhatul Jannah P07131218076
Wandha Rizky Arahmasari P07131218081
Penyakit ginjal kronis (PGK) atau gagal ginjal kronis (GGK)
merupakan suatu kondisi di mana ginjal tidak berfungsi
dengan baik untuk waktu yang lama atau kondisi saat fungsi
ginjal menurun secara bertahap karena kerusakan ginjal.
Ginjal bertugas menyaring darah yang beredar di seluruh Pengertian
bagian tubuh manusia. Dalam prosesnya, ginjal menyerap
semua 'limbah' dan cairan-cairan yang tidak diinginkan dari
Ginjal Kronik
darah dan membuang mereka dari tubuh dalam bentuk air
seni. Sehingga, apabila ginjal tidak dapat berfungsi secara
baik, 'limbah' di dalam darah tidak dapat disaring keluar
(menumpuk dlm tubuh dan memunculkan gejala2 negatif)
1 Diabetes
2 Hipertensi
Penyebab Ginjal Kronik
Disebabkan oleh kerusakan fungsi
Gangguan saluran urine yang berkepanjangan
3 ginjal akibat masalah kesehatan yang
merusak pembuluh darah pada ginjal.
Faktor-faktor lainnya yang dapat merusak ginjal Beberapa penyakit tsb antara lain :
4 termasuk penyumbatan
Diet pada orang dengan penyakit ginjal kronis (PGK) perlu disesuaikan untuk menghindari malnutrisi dan
progresivitas PGK dengan cara mengatur kebutuhan metabolik dan cairan.
Intervensi diet pada PGK : intervensi asupan protein, natrium dan cairan, kalium, fosfor, kalsium, vitamin D,
karbohidrat, lemak dan makanan yang mempengaruhi asam dan basa.
PROTEIN
-PGK tanpa dialisis : 8 gr/kgBB/hari (LFG < 30 mL/menit), tidak boleh melebihi 1.3 gr/kgBB/hari dengan
risiko progresivitas PGK.
-PGK dalam dialisis : konsumsi protein disarankan lebih tinggi (1.2 – 1.4 gr/kgBB). Dibutuhkan protein
hingga lebih dari 1.5 gr/kgBB/hari pada keadaan hiperkatabolik
NATRIUM : < 90 mmol atau < 2 g/hari atau setara dgn 5 gram garam dapur (NaCl).
CAIRAN : Batasan pemasukan cairan PGK stadium 3 adalah max 1.5 liter/hari, disesuaikan dgn kondisi spt
gejala klinis kelebihan cairan dan (insensible water loss). contohnya akibat dari cuaca yang panas. Perlu
diawasi agar tidak mengalami kelebihan cairan akibat pemberian diuretik → mempercepat progresivitas.
KALIUM : 7 g/hr (120 mmol) pada fungsi ginjal normal, risiko PGK ringan – sedang tanpa adanya
hiperkalemia, < 3 g/hr pada PGK stadium lanjut dan/atau hiperkalemia > 5.5 mmol/L
FOSFOR : < 1000 mg/hari pada fungsi ginjal normal atau dgn peningkatan risiko PGK, < 800 mg/hari untuk pasien PGK mulai
dari stadium awal hingga pada perawatan dengan dialisis.
KALSIUM : PGK tanpa dialisis 800 – 1000 mg kalsium elemental (20 – 25 mmol), pada PGK dengan dialisis di bawah 800
mg/hari, dan pada pasien tanpa gangguan ginjal (risiko PGK) 1000 – 1300 mg/hari (25 – 32 mmol).
VITAMIN D : pemberian suplemen vitamin D kemungkinan diperlukan untuk terapi tambahan pada gangguan hiperparatiroid
pada PGK.
Tuan B umur 55 tahun, pekerjaan sebagai satpam pabrik plastik, mempunyai tiga orang anak dan
seorang istri. Tinggi badan 165 cm, berat badan 49 kg. Dirawat di RS Pemerintah (kelas I) karena
mengeluh nafsu makan menurun, mual, muntah (apa yang dimakan diminum dimuntahkan), cegukan,
buang air kecil hanya sedikit tapi tidak sakit, BAB lancar. Penderita mempunyai riwayat menderita
hipertensi sejak 3 tahun yang lalu dan satu tahun yang lalu pernah dirawat karena ada batu ginjal.
Dokter mendiagnosa pasien mengalami GGK pre dialisis. Hasil anamnesa gizi, pasien mempunyai pola
makan tiga kali sehari, tidak ada alergi terhadap bahan makanan tertentu, senang makanan yang manis,
tempe, tiap malam mempunyai kebiasaan minum kopi, tidak suka minum air putih lebih menyukai soft
Hasil pemeriksaan diperoleh data sebagai berikut:
- Keadaan umum : tampak sakit berat dan sesak nafas
- Mata : konjungtiva anemis
- Abdomen : datar, supel
- Ekstremitas : tidak oedema
- Suhu : 37,5oC, tensi 170/130 mmHg, nadi 88 x/menit
- Ureum darah : 327,5 mg/dl (N: 10-50 mg/dl)
- Kreatinin darah : 21 mg/dl (N: 0,5-1,1 mg/dl)
- Asam urat : 10,3 mg/dl
- Natrium darah : 130 mmol/L (N: 135 – 150 mmol/L)
- Kalium : 6,9 mmol/L (N: 3,5 – 5,5 mmol/L)
- Hemoglobin : 6,9 gr/dl
- Volume urin : 700 cc/hari
NUTRITION CARE PROCESS
A. ASESSMENT
1.Antropometri
a. AD.1.1.2 Berat badan aktual = 49 kg
b. AD.1.1.1 Tinggi badan = 165 cm
c. BBI = (165-100)-10%(165-100) = 58,5 kg
d. AD 1.1.5 IMT = 49 Kg/1,65² m = 18,0 kg/m² (BB Kurang)
2. Biokimia
a. Ureum darah : 327,5 mg/dl ( N : 10-50 mg/dl)
b. Kreatinin darah : 21 mg/dl (N: 0,5-1,1 mg/dl )
c. Asam urat : 10 mg/dl (N : 3,4-7 mg/dl )
d. Natrium darah : 130 mmol/L (N : 135-150 mmol/L)
e. Kalium : 6,9 mmol/L ( N : 3,5- 5,5 mmol/L )
f. Hemoglobin : 6,9 gr/dl ( N: 13-16 gr/dl)
g. Volume urin: 700 cc/hari ( N : 1000-2000 cc/hari)
3. Data fisik/klinis
a. Keadaan umum : compos mentis
b. Mata : konjungtiva anemis
c. Abdomen : datar, supel
d. Ekstremitas : tidak odema
e. Suhu : 37,5 derajat celcius
f. Tensi : 170/30 mmHg
g. Nadi : 88x/menit
4. Riwayat Gizi
Pasien mempunyai pola makan tiga kali sehari, tidak ada alergi terhadap bahan
makanan tertentu, senang makanan yang manis, tempe, tiap malam mempunyai
kebiasaan minum kopi, tidak suka minum air putih lebih menyukai soft drink.
5. Client History
Pasien bekerja sebagai satpam pabrik plastik, mempunyai tiga orang anak dan
seorang istri. Px mempunyai riwayat menderita hipertensi sejak 3 tahun yang lalu
dan satu tahun yang lalu pernah dirawat karena ada batu ginjal.
B. DIAGNOSA GIZI
1. Domain Asupan
NI.2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan penurunan berat badan
2. Domain klinis
NC.3.1 BB kurang berkaitan dengan asupan inadekuat yang ditandai dengan BB kurang
dan IMT = 18,0 kg/m².
NC. 1.4 gangguan fungsi gastro intestinal berkaitan dengan perubahan struktur anatomi
gastro intestinal tract yang ditandai dengan nafsu makan menurun, mual dan
muntah.
NC. 2.2 perubahan nilai lab terkait adanya gangguan fungsi ginjal yang ditandai ureum
darah : 327,5 mg/dl, kreatinin darah : 21 mg/dl, asam urat : 10,3 mg/dl, natrium
darah : 130 mmol/L, kalium:6,9 mmol/L, hemoglobin : 6,9 gr/dl dan Volume urin: 700
cc/hari.
3. Domain behavior
NB 1.2 Perilaku yang salah terkait makanan dan zat gizi berkaitan dengan kebiasaan
makan yang salah di tandai dengan biasa makan 3x sehari, senang makanan yang
manis, tempe, tiap malam mempunyai kebiasaan minum kopi, tidak suka minum air
putih dan lebih menyukai minuman penyegar.
C. INTERVENSI GIZI
1. Terapi Diet
a. Jenis Diet : Diet RP (Diet PGK Predialisis)
b. Rute : Oral
c. Bentuk Makanan : Makanan Lunak
d. Frekuensi : 3x makanan utama 2x selingan
e. Tujuan : 1) Mempertahankan status gizi yang optimal agar kualitas hidup & rehabilitasi menderita GGK
sebaik mungkin.
2) Mengurangi/mencegah gejala sindroma uremik
3) Menguragi progresivitas GG, dengan memperlambat turunnya LFG
4) Meningkatkan berat badan agar mencapai BB standar.
5) Meningkatkan asupan energi dan zat gizi agar mencapai 100%.
Lanjutan
6. Prinsip Diet :
a. Pemberian protein & energi yang tepat
b. Protein diberikan rendah.
7. Syarat Diet
c. Energi 35 kal/kg BB/hr
d. Protein rendah : 0,6 gr/kg BB aktual tanpa odem atau disesuaikan dengan TKK/CCT max 45 g/hr dan sangat rendah diberikan 0,28 g/kg BB / hr ditambah
AA esensial (nilai biologi tinggi).
e. Lemak 25% dari energi utamakan lemak tidak jenuh. Memberikan makanan dengan rendah lemak karena pasien mengalami gangguan gastro intestinal
f. KH : 60% dari kebutuhan total energi
g. Cairan terbatas (500 + jumlah urine yang keluar/24 jam)
h. K : dibatasi bila jumlah urine <400 ml/hr
i. Ca (kalsium) : 1400 - 1600 mg
j. Fe : 10-18 mg
k. Fosfor : 4-12 mg/ kg BB aktual
l. Na <5 gr/hari
m. Serat : 20-25 g/hr
n. Memberikan makanan yang mudah cerna
o. Memberikan makanan dengan porsi kecil namun sering
8. Perhitungan Kebutuhan Gizi
IMT = 49 Kg/1,65² m = 18,0 kg/m² (BB Kurang)
BBI = (165-100)-10%(165-100) = 58,5 kg
•Energi = 35 kkal x BBI
= 35 kkal x 58,5 kg
= 2.047,5 kkal
•Protein = 0,6 gr / kg BBI
= 0,6 gr x 58,5 kg
= 35,1 gr
•Lemak =
•KH =
Makanan yang dianjurkan : Makanan yang tidak dianjurkan :
sumber karbohidrat seperti nasi,
kacang-kacangan dan hasil olahannya,
buhung,jagung,mie, makaroni, tepung-
seperti tahu, tempe, ikan asin, santan,
tepungan, ubi, selai, madu, permen,
kelapa, minyak kelapa, mentega dan
gula, sumber protein seperti telur,ayam,
margarine bisa, ayam dengan kulit,
daging, ikan, susu. Sumber lemak
sayuran tinggi kalium untuk kondisi
seperti minyak kelapa sawit, minyak
hiperkalemia seperti bayam, daun
jagung, minyak kacang tanah, minyak
singkong, asparagus, kembang kol, dan
kedelai, margarine/menteg rendah
kankung.
garam. Serta sumber serat seperti semua
jenis sayuran, kecuali kondisi
hiperkalemia di anjurkan memilih
sayuran rendah kalium seperti wortel,
labu siam, dan buncis.
• .
Edukasi Gizi