Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan
interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang
tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama,
area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang
mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2017).
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka
dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan
masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan
antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta
masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.
Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan
masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian
dalam memecahkan masalah kesehatan.
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada
peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2017). Untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu,
kelompok sampai tingkat RT dan RW. Di Wilayah Desa Awang Bangkal Timur
Kec.Karang Intan II Kab.Banjar, jumlah kepala keluarga yang terkaji sebanyak
327 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 732 jiwa yang terdiri dari 429 laki-
laki dan 303 perempuan, kondisi lingkungan di RT 1-4 Desa Awang Bangkal
Timur merupakan daerah dengan kelembaban udara yang tinggi. Warga tidak
memiliki masalah keamanan karena sudah terdapat poskamling. Perilaku
pembuangan sampah di Desa Awang Bangkal Timur Kec.Karang Intan II
Kab.Banjar mayoritas sudah tertib tetapi ada beberapa warga yang masih
membuang sampah di sungai dan juga masih membakar sampah. Berdasarkan
hasil wawancara dengan kepala desa dikatakan bahwa mayoritas dari warganya
adalah dewasa. Lansia di wilayah ini aktif datang ke posyandu lansia.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bidan desa dan posyandunya pihak
puskesmas didapatkan hasil kesehatan pada lansia di desa Awang Bangkal
Timur kebanyakan dari mereka menderita hipertensi.
Dalam praktek keperawatan komunitas difokuskan kepada masalah
keperawatan yang timbul pada masyarakat yang dimungkinkan oleh karena
masalah kesehatan secara umum. Dengan keterbatasan waktu, sumber daya
manusia dan jam praktek maka masalah dibatasi dalam lingkup masalah
keperawatan. Dalam praktek keperawatan komunitas kali ini kelompok
memfokuskan masalah di bidang kesehatan.
Selain itu, selama proses belajar praktek keperawatan komunitas,
mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan risiko dan sumber yang tersedia
untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat
akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat di Desa Awang Bangkal Timur
Kec.Karang Intan II Kab.Banjar
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas di Desa Awang
Bangkal Timur Kec.Karang Intan II Kab.Banjar
Selama 5x dalam 1 minggu diharapkan mahasiswa dapat :
Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang ada di Desa
Awang Bangkal Timur Kec.Karang Intan II Kab.Banjar
Merumuskan alternatif untuk memecahkan masalah yang telah teridentifikasi
a. Memperoleh pengalaman dalam mengenal situasi dan kondisi kesehatan
masyarakat.
b. Memperoleh pengalaman dalam mengenal dan menentukan sumber daya di
masyarakat.
c. Memperoleh pengalaman dalam mengelola asuhan keperawatan komunitas.
d. Memperolah pengalaman dalam mengidentifikasi atau membantu
masyarakat, mengenal masalah-masalah kesehatan di masyarakat dan
berupaya menanggulangi permasalahan yang ada bersama masyarakat.
e. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan (penyuluhan) kepada
masyarakat.
Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi
masalah kesehatan yang ada di Desa Awang Bangkal Timur Kec.Karang
Intan II Kab.Banjar
C. Manfaat Laporan
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam
memberikan asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok dan
komunitas khususnya di Desa Awang Bangkal Timur Kec.Karang Intan II
Kab.Banjar
2. Masyarakat di Desa Awang Bangkal Timur
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan
lingkungan, pendidikan, keselamatan dan permasalahan kesehatan yang
ada serta pelayanan sosial serta kegiatan sosial kemasyarakatan.
3. Institusi Pendidikan
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan
kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di Desa Awang Bangkal
Timur Kecamatan Karang Intan II Kab. Banjar
4. Bagi profesi kesehatan khususnya keperawatan
Untuk acuan dan analisis dalam memudahkan penanganan masalah
kesehatan yang terjadi di Desa Awang Bangkal Timur Kecamatan Karang
Intan II Kab. Banjar
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan Praktik Asuhan
Keperawatan Komunitas di Desa Awang Bangkal Timur Kec.Karang Intan II
Kab. Banjar ini sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang,tujuan penulisan,
manfaat,penulisan dan sistematika penulisan laporan.
Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari paradigma sehat, tinjauan tentang
pelayanan kesehatan utama,konsep keperawatan komunitas, peran perawat
komunitas, asuhan keperawatan komunitas, teori dan model, dan
pengorganisasian masyarakat.
Bab III : Pembahasan terdiri dari pengkajian keperawatan, diagnosa
keperawatan samapai intervensi keperawatan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan komunitas.
Bab IV : Pembahasan yang menguraikan tentang hasil kegiatan yang
telah dilaksanakan
Bab V : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perawatan Kesehatan Komunitas


Komunitas adalah suatu kesatuaan manusia yang menempati wilayah nyata
dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat serta terikat/dibatasi
wilayah geografi (Wahid Iqbal Mubarak, 2009).
“Tujuan membangun kesehatan nasional adalah untuk mencapai hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat meujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Dengan demikian pembangun dibidang kesehatan mempunyai
arti penting dalam kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang erat kaitan nya dengan
pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu
modal dasar pembangunan nasional. (Tim Pengajar keperawatan komunitas
poltekkes Depkes RI,2006)”
Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin di capai oleh
pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk
menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dapat
berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri
melalui perawatan kesehatan komunitas.” (tim pengajar keperawatan komunitas
poltekkes depkes RI,2006).
“Perawatan kesehatan menurut Ruth B.Friedman (1961) adalah sebagai
suatu lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antara
manusia dan keterampilan organisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi
kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial
demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya kesehatan
masyarakat ditujukan kepada individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok
yang mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan
pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang
menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.” Keperawatan
komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan dasar yang
melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan komunitas.
Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American Nurses
Asociation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks.
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen
pelayanan kesehatan.
3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan. Dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas
perlu dikembangkan ditatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi dasar
mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan.
2. Merupakan bidang khusus keperawatan.
3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu
sosial (interaksi sosial dan perana serta masyarakat).
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, dan kelompok khusus
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit.
5. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
dan asosiatif dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif.
6. Melibatkan partisipasi masyarakat.
7. Bekerja secara tim (kolaboratif)
8. Menggunakan pendekatan dan pemecahan masalah dan perilaku.
9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah.
10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
sehat masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik
keperawatan komunitas adalah :
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat
diterima semua orang.
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam
hal ini komunitas.
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan
perlu terjalin kerjasama yang baik.
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukng dan menghambat.
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.
Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang. Berdasarkan pada
asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat
dikembangkan falsapah keperawatan komunitas keperawatan komunitas
merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh
lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan
komunitas, dan memberikan prioritas dan strategi pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan. Falsafah yanag melandasi keperawatan komunitas
mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dal 4 hal penting, yaitu:
manusia, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur
dan manusiawi yang ditunjukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi
terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat
umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan.
4. Upaya prepentif dan promotif merupakan upaya tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehebilitatif.
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung
secara kesinambungan.
6. Perawatan kesehatan sebagai provider dan klien sebagai konsumen
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang
saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijakan dan
pelayanan kesehatan kearah peningkatan status kesehatan masyarakat.
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus menerus. Individu dalam suatu
masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut dalam
upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan
kesehatan mereka sendiri.
B. Tujuan keperawatan kesehatan komunitas
1. Tujuan umum
Meningkatkan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai
derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan
agar sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
2. Tujuan khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga dan
kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b. Menetapkan masalah kesehatan/ keperawatan dan prioritas masalah.
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/
keperawatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan/ keperawatan yang mereka hadapi.
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/
keperawatan.
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/ keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri
(self care).
h. Menanamkan prilaku kesehatan melalui pendidikan kesehatan.
i. Lebih spesifik lagi untuk menunjang fungsi puskesmas dalam
menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita, serta diterima nya
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan. (Ferry Efendy, 2009)
C. Sasaran
Sasaran perawatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/ perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu
tersebut mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidak
mampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat
mempengaruhi anggota keuarga lain baik secara fisik, mental maupun
sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, aggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi,
satu dengan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu
atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/
keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya
dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi
yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan Termasuk diantaranya
adalah :
a. Kelompok Khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat
perkembangan dan pertummbuhannya, seperti :
1) Ibu Hamil
2) Bayi Baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainya.
2) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit Diabetes
Mellitus, Jantung Koroner, cacat fisik, ganggua mental dan lain
sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
1) Wanita tuna sosilla
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu
4) Dan lain-lain
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerja sama
cukup lama sehingga mereka dapat mengatur dari mereka yang
menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas
yang telah ditentukan dengan jelas. Masyarakat merupakan kelompok
individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama untuk
mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota masyarakat akan
muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan,
perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya. (Ferry Efendi, 2009).
D. Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas
Ruang lingkup praktek keperawatan masyarakat meliputi : upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif) pemulihann kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakat(resosialitatif).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang di
tekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan
upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluaarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat.
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks
2. Upaya Preventif
Upaya Preventif ditujukan untuuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan :
a. Imunisasi masal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala malalui Posyandu, Puskesmas
maupun kunjungan rumah.
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui Pusyandu, Puskesmas maupun
kunjungan rumah.
d. Pemberian vitamin A dan yodium melalui Pusyandu, Puskesmas ataupun
rumah.
3. Upaya Kuratif
Upaya Kuratif ditujukan merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas
dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
d. Perawataan payudara
e. Perawaatan tali pusat bayi baru lahir.
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya Rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi
penderita–penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-
kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta,
TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalalui kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tullang maupunn kkelainan bawaan.
b. Latihan-latihan fisik tertentu bbaggi penderita-penderita penyaki
tertentu, misalnya TBC, lattihann naafas dalam dan batuk, penderita
stroke: fisioterapi manual yaang mungkin dilakukan oleh perawat.
5. Upaya Resosialitatif
Upaya Resosialitatif adalah upaya mengambalikan individu, keluarga
dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya aadalah
kelomok-kelompok yanng diasingkan oleh masyarakat karena menderita
suatu penyakit, misalnya Kusta, AIDS atau kelompok-kelompok masyarakatt
khusus seperti masyarakat tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya
resosialitatif meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali
kelompok yyang mempunyai maslah kesehatan tersebut dan menjelaskan
secara benar masalah kesehatan yang mereka derita.. Hal ini tentunya
membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang
jelas dan dapat dimengerti.
E. Prinsif Dasar
Perawatan kesehatan masyarakat merupkan bidang khusus dalam ilmu
keperawatan, yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, yang merupakan
ilmu gabungan keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan sosial (WHO,
1959). Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
masyarakat (Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan masyarakat, 1989). Dengan
Demikian menjadi 3 teori dasar ilmu keperawatan kesehatan masyarakat,
yaitu : (1) Ilmu keperawatan, (2) Ilmu Kesehatan Masyarakat dan, (3) Ilmu
Sosial (Peran serta masyarakat).
1. Ilmu Keperawatan
Konsep Keperawatan dikarakteristikan oleh komponen konsep pokok
yang menjadi paradigma dalam keperawatan, dimana menggambarkan
hubungan teori-teori yang membentuk susunan yang mengatur teori-teori
tesebut berhubungan satu dengan lainya yaitu : Konsep manusia, konsep
kesehatan, konsep masyarakat dan konsep keperawatan (Wahid Iqbal
Mubarak, 2009)
2. Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dalam Mengaplikasikan praktik asuhan keperawatan dalam
komunitas diperlukan pengetahuan penunjang yang berkaitan dengan
kesehatan masyarakat, dalam melihat prespektif proses terjadiya masalah
kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan ilmu epidemiologi, ilmu
statistik kesehatan sehingga masalah tersebut diketahui faktor penyebab dan
alternative pemecahannya. Termasuk juga diperlukan pemahaman tentang
konsep puskesmas, PHC (Primary health care), atau posyandu dan untuk
merubah perilaku masyarakat diperlukan pengetahuan yang berkaitan
dengan pendidikan kesehatan masyarakat (Soekidjo Notoadmojo, 2003)
3. Ilmu Sosial
Pengetahuan sosial kemasyarakatan penting untuk dipahami oleh
seorang perawat kesehatan masyarakat dalam menjalankan tugasnya
sebab dia akan berhadapan dengan kelompok-kelomok sosial dalam
masyarakat. Pengetahuan sosial yang dimaksud adalah ilmu
pengembangan dan pengorganisasian masyarakat, pendekatan edukatif
dan teori tentang pendekatan perubahan perilaku. Hal ini bisa dirasakan
oleh perawat saat menjalankan tugas, peran dan fungsinya dalam keluarga,
kelompok, atau masyarakat dengan berbagai latar belakang agama,
budaya, pendidikan, ekonomi, norma, adat istiadat, dan aturan-aturan yang
berlaku dalam masyarakat (Wahid Iqbal Mubarak, 2009)
F. MODEL PENDEKATAN
Terdapat tiga cara yan dapat digunakan untuk melakukan pendekatan pada
masyarakat, antara lain sebagai berikut:

a. Spesific Content Objective Approach

Adalah pendekatan baik perorangan (promotor kesehatan desa), lembaga


swadaya, atau badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan
dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan mengajukan
suatu proposal atau proposal atau program kepada instansi yang
berwenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan
masyarakat tersebut. Misalnya program penanggulangan masalah
kesehatan, penanganan sampah, pencemaran lingkungan dan sebagainya.
b. General Content Objective Approach

Adalah pendekatan yang mengoordikasikan berbagai upaya dalam bidang


kesehatan dalam suatu wadah tertentu. Misalnya program posyandu yang
melaksanakan lima sampai tujuh upaya kesehatan yang dijalankan
sekaligus seperti KIA, KB, gizi, imunisasi, penanggulangan diare,
penyediaan air bersih, dan penyediaan obat-obat esensial.
c. Proses Objective Approach

Adalah pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang


dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari
mengidentifikasi masalah, analisis, menyusun perencanaan
penanggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan sampai dengan penilaian
dan pengembangan kegiatan, di mana masyarakat sendiri yang
mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka
miliki. Hal yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah partisipasi
masyarakat atau peran serta masyarakat dalam pengembangan kegiatan.

G. METODE ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Pelayanan dalam asuhan keperawatan komunitas sifatnya berkelanjutan


dengan pendekatan proses keperawatan sebagai pedoman dalam upaya
menyelesaikan masalah kesehatan komunitas. Proses keperawatan
komunitas meliputi pengkajian, analisa dan diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi:
1. Pengkajian

Pengkajian komunitas adalah untuk mengidentifikasi faktor (positif dan


negatif) yang berhubungan dengan kesehatan dalam rangka membangun
strategi untuk promosi kesehatan. Dimana menurut model Betty Neuman
(Anderson and Mc Farlane, 2000) yang dikaji meliputi demografi, populasi,
nilai keyakinan dan riwayat kesehatan individu yang dipengaruhi oleh sub
system komunitas yang terdiri dari lingkungan fisik, perumahan,
pendidikan, keselamatan dan transportasi, politik pemerintahan, kesehatan,
pelayanan sosial, komunikasi, ekonomi dan rekreasi. Aspek-aspek tersebut
dikaji melalui pengamatan langsung, data statistik, angket dan wawancara.
2. Analisa dan diagnosa keperawatan komunitas

Data-data yang dihasilkan dari pengkajian kemudian dianalisa seberapa


besar stresor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat reaksi
yang timbul dalam masyarakat tersebut. Kemudian dijadikan dasar dalam
pembuatan diagnosa atau masalah keperawatan. Diagnosa keperawatan
menurut Muecke (1995) terdiri dari masalah kesehatan, karakteristik
populasi dan lingkungan yang dapat bersifat aktual, ancaman dan potensia

Prioritas Masalah Komunitas( Ekasari, 2006)

No Masalah A B C D E F G H I J K L

Kesehatan

Keterangan Huruf:

A= sesuai dengan peran CHN

B= sesuai dengan program pemerintah

C=sesuai dengan intervensi pendidikan


kesehatan D= Risiko terjadi
E= Risiko parah

F= Minat masyarakat

G= kemudahan untuk
diatasi H= tempat
I=dana
J= Waktu
K= fasilitas
L= petugas

Keterangan angka:

1=Sangat rendah
2= Rendah
3= Cukup

4=Tinggi
5=Sangat tinggi
3. Perencanaan

Perencanaan merupakan tindakan pencegahan primer, sekunder, tersier


yang cocok dengan kondisi klien (keluarga, masyarakat) yang sesuai
dengan diagnosa yang telah ditetapkan. Proses didalam tahap
perencanaan ini meliputi penyusunan, pengurutan masalah berdasarkan
diagnosa komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan masalah),
penetapan tujuan dan sasaran, menetapkan strategi intervensi dan rencana
evaluasi.
4. Pelaksanaan(Implementasi)

Pelaksanaan kegiatan komunitas berfokus pada tiga tingkat pencegahan


(Anderson dan Mcfarlene, 1985), yaitu:
a. Pencegahan primer

Pencegahan primer adalah pencegahan sebelum sakit atau disfungsi


dan diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya, mencakup pada
kegiatan kesehatan secara umum dan perlindungan khusus terhadap
suatu penyakit. Misalnya, kegiatan penyuluhan gizi, imunisasi,
stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder adalah kegiatan yang dilakukan pada saat


terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukannya
masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada
diagnosa dini dan inervensi yang tepat untuk menghambat proses
penyakit atau kelainan sehingga memperpendek waktu sakit dan
tingkat keparahan. Misalnya mengkaji dan memberi intervensi segera
terhadap tumbuh kembang anak usia bayi sampai balita.
c. Pencegahan tersier

Pencegahan tersier adalah kegiatan yang menekankan pada


pengembalian individu pada tingkat fungsinya secara optimal dari
ketidakmampuan keluarga. Pencegahan ini dimulai ketika terjadinya
kecacatan atau ketidakmampuan yang menetap bertujuan untuk
mengembalikan ke fungsi semula dan menghambat proses penyakit.
5. Evaluasi

Evaluasi perbandingan antara status kesehatan klien dengan hasil yang


diharapkan. Evaluasi terdiri dari tiga yaitu evaluasi struktur, evaluasi proses
dan evaluasi hasil. Tugas dari evaluator adalah melakukan evaluasi,
menginterpretasi data sesuai dengan kriteria evaluasi, menggunakan
penemuan dari evaluasi untuk membuat keputusan dalam memberikan
asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai