Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE)

Oleh Kelompok 3 :

1. Nurmalia Listiyana (18010008)


2. Fira Nur Alfain (18010011)
3. Evie Amellia D.A (18010012)
4. Viki Lesmana (18010019)
5. Muhammad Zanuar A. (18010022)
6. Tresia P. Rumpaisum (18010048)
Ilmu Keperawatan stikes dr. Soebandi

Th ajaran 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “CHRONIC KIDNEY DISEASE” tepat pada
waktunya. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan- kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi mencapai kesempurnaan
makalah berikutnya.

Sekian penulis sampaikan, Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita.Aamiin.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ginjal adalah salah satu organ utama system kemih atau uriner yang berfugnsi
menyaring dan membuang cairan sampah metabolisme dari dalam tubuh. Fungsi
ginjal secara umum antara lain yaitu sebagai ultrafiltrasi yaitu proses ginjal dalam
menghasilkan urine.
Chronic Kidney Disease atau disebut dengan gagal ginjal kronik adalah kondisi
irversibel di mana fungsi ginjal menurun dari waktu ke waktu. CKD biasanya
mengalai perkembangan secara perlahan, kadang bisa sampai bertahun-tahun. Pasien
sering tidak menyadari bahwa penyakitnya sudah parah.
Penyakit ini merupakan salah satu gangguan kesehatanyang kejadiannya
mendunia saat ini. Prevalensi penyakit ginjal stadium 4 atau terakhir ini juga terus
meningkat. Banyak efek samping yang dirasakan pasien CKD yang terkait dengan
kondisi tubuhnya setelah terdiagnosa CKD. Penyakit ini selain menyebabkan
penurunan fungsi ginjal juga mengalami penurunan fungsi nefron secara progresif.
Dan disebabkan oleh berbagai penyakit. Penyebab antara lain penyakit infeksi,
peradangan, vasklar hipertensif, gangguan jaringan ikat, gangguan kongenital dan
hederiter.
Penyakit CKD ini dapat menyebabkan timbulnya berbagai manifestasi yang
kompleks, diantaranya, penumpukan cairan, edema paru, edema perifer, kelebihan
toksik uremic bertanggung jawab terhadap pericarditis dan iritasi, sepanjang saluran
gastrointestinal dari mulut sampai anus.
Timbulnya berbagai manifestasi klinispada gangguan CKD menyebabkan
timbulnya masalah bio-psiko-sosio-kultural spiritual. Oleh karena itu pasien CKD
perlu dilakukan asuhan keperawatan dengan tepat.peran perawat sangat penting dalam
merawat pasien CKD antara lain sebagai pemberi pelayanan Kesehatan, Pendidikan,
pemberi asuhan keperawatan, pembaharu, pengorganisasi pelayanan Kesehatan yang
khususnya adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana pengetahuan pasien dan keluarga tetang penyakit CKD (Gagal Ginjal
Kronik)
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan unutk mengetahui pengetahuan penyakit CKD (Gagal
Ginjal Kronik)

2. Tujuan Khusus
a. Mampu menguraikan masalah keperawatan pada pria 35 tahun dengan CKD
b. Mampu merencanakan keperawatan pada pria 35 tahun dengan CKD
c. Mampu menguraikan Tindakan keperawatan pada pria 35 tahun dengan CKD
d. Mampu mengevaluasi keperawatan pada pria 35tahun dengan CKD
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 KONSEP CKD

1. Chronic Kidney Disease/Penyakit Ginjal Kronik

a. Definisi

Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah
kerusakan ginjal atau penurunan fungsi ginjal kurang dari 60% ginjal normal bersifat
progresif dan irreversibel, menyebabkan ketidakmampuan ginjal untuk membuang
toksin dan produk sisa dari darah serta tidak dapat berfungsi secara maksimal, dimana
kerusakan ginjal tersebut ditandai dengan albuminuria (>30 mg albumin urin per
garam dari kreatinin urin), Glomerular Filtration Rate (GFR)/Laju Filtrasi Glomerulus
(LFG)

b. Klasifikasi

Pengklasifikasian CKD berdasarkan derajat (Stage) (Suwitra, 2006), seperti


berikut ini:

Derajat Deskripsi Nama Lain GFR


(mm/menit/1.73 m2
)
I Kerusakan ginjal Risiko >90
dengan GFR
normal
II Kerusakan ginjal Chronic Renal 60-89
dengan penurunan Insufisiensi (CRI)
GFR ringan
III Penurunan GFR CRI, Chronic 30-59
tingkat sedang Renal Failure
(CFR)
IV Penurunan GFR CFR 15-29
tingkat berat
V Gagal ginjal End-Stage Renal <5
Disease (ESDR)
c. Manifestasi Klinis

Pada pasien dengan CKD terdapat manifestasi klinis yang bervariasi dan
pasien juga memiliki beberapa keluhan, berikut ini :

Derajat CKD Manifestasi Klinis

I Pasien dengan tekanan darah normal, tanpa abnormalitas hasil tes


laboratorium dan tanpa manifestasi klinis
II Umumnya asimptomatik, berkembang menjadi hipertensi, munculnya nilai
laboratorium yang abnormal
III Asimptomatik, nilai laboratorium menandakan adanya abnormalitas pada
beberapa sistem organ, terdapat hipertensi
IV Munculnya manifestasi klinis CKD tanpa kelelahan dan penurunan
rangsangan
V Peningkatan BUN, anemia, hipokalsemia, hiponatremia, peningkatan asam
urat, proteinuria, pruritus, edema, hipertensi, peningkatan kreatinin,
penurunan sensasi rasa, asidosis metabolik, mudah mengalami perdarahan,
hiperkalemia

d. Patofisiologi

Patofisiologi penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung penyakit awal


yang mendasarinya, tetapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang terjadi
adalah sama. Pengurangan masa ginjal menyebabkan 19 hipertrofi struktur dan fungsi
dari nefron yang sehat. Kompensasi hipertrofi ini diperantai oleh molekul vasoaktif,
sitokin, dan growth factor. Hal ini mengakibatkan terjadinya hiperfiltrasi, yang diikuti
oleh peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus. Proses adaptasi ini
berlangsung singkat, akhirnya diikuti oleh proses maladaptasi berupa sklerosis nefron
yang masih tersisa, dan akhirnya diikuti oleh penurunan fungsi nefron yang progresif,
walaupun penyakit dasarnya sudah tidak aktif lagi. Adanya peningkatan aktivitas
aksis renin angiotensin aldosteron intrarenal, ikut memberikan kontribusi terhadap
terjadinya hiperfiltrasi sklerosis dan progresifitas penyakit.

Stadium paling dini penyakit ginjal kronik, terjadi kehilangan daya cadang
ginjal (renal reserve), pada keadaan dimana basal LFG masih normal atau meningkat.
Kemudian secara perlahan tapi pasti, akan terjadi penurunan fungsi nefron yang
progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Pasien
yang mengalami LFG sebesar 60% masih belum merasakan keluhan (asimtomatik),
tapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG
sebesar 30 %, mulai terjadi keluhan pada pasien seperti, nokturia, badan lemah, mual,
nafsu makan kurang dan penurunan berat badan. Pasien pada LFG di bawah 30 %,
memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang nyata seperti, anemia, peningkatan
tekanan darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan
lain sebagainya. Pasien juga mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran 20 kemih,
infeksi saluran nafas, maupun infeksi saluran cerna. Juga akan terjadi gangguan
keseimbangan air seperti hipo atau hipervolemia, gangguan keseimbangan elektrolit
antara lain natrium dan kalium. Pada LFG dibawah 15% akan terjadi gejala dan
komplikasi yang lebih serius, dan pasien sudah memerlukan terapi pengganti ginjal
(renal replacement therapy) antara lain dialisis atau transplantasi ginjal. Pada keadaan
ini pasien dikatakan sampai pada stadium gagal ginjal (Smeltzer & Bare, 2001).

e. Faktor Resiko

Para peneliti di Amerika Serikat telah menemukan daftar delapan faktor resiko
untuk mendeteksi CKD. Delapan faktor tersebut meliputi usia tua, anemia, wanita,
hipertensi, diabetes, penyakit vaskuler perifer dan riwayat gagal jantung kongestif
atau penyakit kardiovaskuler (Gopalan, 2008). Dari data yang sampai saat ini dapat
dikumpulkan oleh Indonesian Renal Registry (IRR) pada tahun 2010 didapatkan
urutan etiologi terbanyak penyakit ginjal hipertensi (35%), nefropati diabetika (26%),
glumerulopati primer (12%). Menurut National Kidney Foundation, faktor resiko
penyakit gagal ginjal kronik, yaitu pada pasien dengan diabetes mellitus atau
hipertensi, obesitas, perokok, berumur lebih dari 50 tahun dan individu dengan
riwayat penyakit diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit ginjal dalam keluarga
(National Kidney Foundation, 2009).

2.2 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :

a) Konservatif
 Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
 Observasi balance cairan
 Observasi adanya odema
 atasi cairan yang masuk
b) Dialysis
 peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency. Sedangkan dialysis yang
bisa dilakukan dimana saja yang tidak bersifat akut adalah CAPD ( Continues
Ambulatori Peritonial Dialysis )
 Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah
femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
 AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
 Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung )
c) Operasi
 Pengambilan batu
 transplantasi ginjal

2.3 SPIRITUAL STRESS

Pemenuhan kebutuhan spiritual pada pasien gagal ginjal kronik dapat


menurunkan penderitaan dan membantu penyembuhan fisik dan mental. Banyak
pasien yang memiliki kebutuhan spiritual yang dapat dipertahankan oleh perawat
untuk membantu pasien mencapai dan mempertahankan perasaan kesejahteraan
spiritual, sembuh dari penyakit, dan menghadapi kematian dengan tenang (Kozier,
2010, p.495). Setiap perawat harus memahami konsep tentang spiritualitas,
bagaimana spiritual dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, dan mempunyai
keterampilan dalam memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Sebab, memenuhi
kebutuhan spiritualitas pasien dapat meningkatkan perilaku koping dan kekuatan
dalam mengadapi suatu penyakit perawat mengingatkan pasien untuk shalat, dan juga
perawat menganjurkan pasien untuk tayyamum dan shalat sambil duduk atau
berbaring.
BAB 3

ANALISA KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
- Nama : Mr. A
- Tempat tgl lahir : Jember
- Umur : 35 th
- Jenis Kelamin : laki-laki
- Alamat : Pondok Gede
- Agama : Islam
- Suku Bangsa : Jawa
- Pendidikan : SLTA Sederajat
- Pekerjaan : Wiraswasta
- No. CMn : 0001
- Tanggal Masuk RS : 08 Oktober 2020
- Diagnosa Medis : CKD Stadium 4

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : sesak nafas dan tidak nafsu makan
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : CKD stadium 4
3. Riwayat Kesehatan Dahulu : tidak ada
4.Riwayat Kesehatan Keluarga : tidak ada
5.Riwayat Kesehatan Lingkungan : tidak ada

C. PENGKAJIAN
 Data subjektif (DS) :
- Nafsu makan berkurang
- Mulut terasa pahit
- Hambar saat makan

 Data Objective (DO) :


- RR : 26X / menit
D. Pemeriksaan Fisik
- Pasien nampak gelisah
- Pasien nampak murung
- Pasien sesak nafas
- Batuk-batuk
- Kaki Bengkak

E. Pemeriksaan Lab
Dilakukan pemeriksaan laboratorium:
 Kreatinin 18,5 mg/dl
 Ureum 202,32 mg/dl
 BUN 34 mg/dl

F. Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Kode


1 Anxietas 00146
2 Ketidakefektifan Pola Nafas
3 Ketidakseimbangan cairan
4 Resiko distres spiritual 00067

G. Intervensi

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


1 Anxietas Setelah diberikan asuhan 1. Gunakan pendekatan
keperawatan selama x 24 yang tenang dan
jam diharapkan pasien meyakinkan
1. Mengenali realita 2. Nyatakan dengan jelas
situasi kesehatan harapan terhadap
2. Mengekspresikan perilaku pasien
kedamaian dari 3. Jelaskan semua
dalam diri prosedur termasuk
3. Mencari informasi sensasi yang akan
kesehatan dirasakan yang
4. Membuat keputusan mungkin akan dialami
tentang kesehatan klien selama prosedur
dilakukan
4. Pahami situasi krisi
yang terjadi dari
perspektif klien
5. Berikan informasi
faktual terakit
diagnosis, perawatan
dan prognosis
2 Ketidakefektifan Pola Setelah diberikan asuhan 1. Kaji keluhan sesak,
Nafas berhubungan keperawatan selama x 24 frekuensi dan irama
dengan rasa cemas jam diharapkan pola nafas napas R/ Dengan
kembali efektif mengkaji keluhan
Kriteria hasil : sesak, frekuensi dan
1. Sesak berkurang irama napas dapat
2. Frekuensi napas mengetahui sejauh
dalam batas normal mana kondisi pasien
(22-34x/menit) 2. Monitor/kaji pola napas
3. Irama napas teratur (misalnya: bradipnea,
takipnea, hiperventilasi,
pernapasan kusmaul) R/
Keabnormalan pola
napas menyertai
obtruksi paru
3. Tinggikan kepala atau
bantu mengubah posisi
yang nyaman fowler
atau semifowler R/
Duduk tinggi
memungkinkan
ekspansi paru dan
memudahkan
pernapasan
4. Kolaborasi pemberian
oksigen tambahan bila
diperlukan R/ Terapi
oksigen dapat
mengoreksi hipoksemia
yang terjadi akibat
penurunan ventilasi
3 Ketidakseimbangan Setelah diberikan asuhan 1. Awasi TD dan Nadi
cairan keperawatan selama x 24 2. Kaji masukan dan
jam diharapkan keluaran, karakter dan
keseimbangan cairam jumlah feses, hitung
Kriteria Hasil : intake dan ouput R/
1. Keseimbangan untuk memberikan
intake dan output informasi tentang
2. Urine output selama cairan dan juga sebagai
8 jam pedoman pengganti
cairan
3. Lihat membran mukosa
, kaji turgor kulit, dan
pengisian kapiler
4 Distres spiritual Setelah diberikan asuhan 1. Tunjukan perhatian
keperawatan selama x 24 melalui aktivitas
jam diharapkan sehat menghadirkan diri
spiritual dengan meluangkan
Kriteria Hasil : waktu bersama pasien,
1. Penerimaan status keluarga pasien, dan
kesehatan orang-orang yang
2. Menahan diri dari penting bagi pasien
kemarahan 2. Dukung pembicaraan
3. Kontrol kecemasan yang membantu pasien
diri untuk menyeleksi apa
yang menjadi perhatian
secara spiritual
3. Rujuk pasien pada
dukungan kelompok,
dpiritual-self,
perawatan pastoral atau
spirittual caregiver

H. Implementasi
- Diberikan terapi O2: 3 Ipm Nasal Kanul
- Injeksi Lasix 3x2 ampul
- Hemobion 2x1 (250 mg) per oral
Pelaksanaankeperawatanadalah pemberian asuhan keperawatan yang
dilakukan secara langsung kepada pasien. Kemampuan yang harus dimiliki perawat
pada tahap implementasi adalah kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan
untuk menciptakan hubungan saling percaya dan saling membantu, kemampuan
tekhnik psikomotor, kemampuan melakukan observasi sistematis, kemampuan
memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan advokasi dan evaluasi. Tahap
pelaksanaan keperawatan meliputi: fase persiapan (preparation), tindakan dan
dokumentasi.
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7501/BAB%20II.pdf?
sequence=3&isAllowed=y

https://www.scribd.com/document/318695330/Intervensi-Keperawatan-Ketidakseimbangan-
Cairan-Elektrolit

Anda mungkin juga menyukai