Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

ZAT-ZAT BERBAHAYA PADA MAKANAN








Disusun oleh :
Aksamina Novita Lau S.farm 1420272634
Alan Darmansyah Duru S.farm 1420272636
Aldila Widya Putri S.farm 1420272637
Alegria irene betaria Luhi S.farm 1420272638
Alfitriani S.farm 1420272639





PROGRAM PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2014
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar belakang
Bahan tambahan atau zat aditif pada makanan semakin meningkat, terutama setelah
adanya penemuan-penemuan termasuk keberhasilan dalam mensintesis bahan kimia baru
yang lebih praktis, lebih murah, dan lebih mudah diperoleh. Penambahan bahan tambahan/zat
aditif ke dalam makanan merupakan hal yang dipandang perlu untuk meningkatkan mutu
suatu produk sehingga mampu bersaing di pasaran.
Di dalam proses pengolahan makanan sering digunakan Bahan tambahan pangan
yang berfungsi untuk memperoleh mutu sensori seperti cita rasa, warna, dan tekstur yang
diinginkan dengan masa simpan yang cukup (awet). Bahan tambahan pangan merupakan
senyawa sintetik kimia yang bila digunakan berlebihan dapat membahayakan kesehatan.
Masalah penyalahgunaan Bahan tambahan pangan yang terjadi di Indonesia terutama oleh
industri kecil dan penjual makanan jajanan adalah digunakannya Bahan tambahan pangan
terlarang atau melebihi batas yang diizinkan (Hariyadi dkk., 2001). Bahan tambahan pangan
yang sering digunakan contohnya adalah Formalin, boraks, methanyl yellow, dan Rhodamin
B.
Harga menjadi salah satu alasan oleh produsen untuk menggunakan zat pewarna
tekstil untuk ditambahkan pada produk makanan mereka, dimana zat pewarna tekstil relatif
lebih murah dan biasanya warnanya lebih menarik dibanding dengan zat pewarna untuk
makanan. Contohnya pemakaian Rhodamin B yang masih banyak digunakan sebagai
pewarna makanan. Pemberian zat pewarna berbahaya seperti Rhodamin B yang dipakai
dalam bahan makanan juga disebabkan karena ketidaktahuan tentang zat pewarna apa saja
yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan untuk ditambahkan pada makanan.
Masyarakat kurang mengetahui bahwa Rhodamin B yang digunakan dalam makanan dapat
menimbulkan gangguan kesehatan tubuh mereka. Rhodamin B merupakan zat warna sintetik
yang umum digunakan sebagai pewarna tekstil. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 28
Tahun 2004, Rhodamin B merupakan zat warna tambahan yang dilarang penggunaannya
dalam produk-produk pangan. Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan,
iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, dan gangguan hati,
akan tetapi sampai sekarang masih banyak produsen yang menggunakan Rhodamin B dalam
produk makanan dan minuman yang dihasilkannya. Rhodamin B ditemukan dalam produk
kerupuk, jelli/agar-agar, aromanis, dan minuman serta dalam terasi.Zat warna Rhodamin B
walaupun telah dilarang penggunaanya ternyata masih ada produsen yang sengaja
menambahkan zat warna Rhodamin B untuk produk minuman sebagai pewarna merah
dengan alasan warnanya sangat bagus, mudah didapat, dan murah harganya. Sebagian besar
produk tersebut tidak mencantumkan kode, label, merek, jenis atau data lainnya. Para
pedagang minuman menggunakan pewarna untuk memperbaiki warna merah minuman yang
berkurang (menjadi pudar) akibat penambahan bahan lain. Rhodamin B dapat terakumulasi
pada tubuh.
Manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam jangka panjang menyebabkan
penyakit-penyakit seperti kanker dan tumor pada organ tubuh manusia Pengetahuan termasuk
faktor presdisposisi dimana merupakan faktor yang mempermudah dan mendasari untuk
terjadinya perilaku tertentu. Pengetahuan tentang pewarna makanan yang rendah,
memungkinkan produsen menggunakan Rhodamin B sebagai bahan tambahan makanan.
Makanan yang mengandung Rhodamin B, warnanya lebih mencolok daripada makanan yang
berwarna alami. Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu logam berat
pada pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan tersebut antara lain disebabkan
ketidaktahuan.
masyarakat mengenai zat pewarna untuk pangan disamping itu harga zat pewarna
untuk industri jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk pangan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Zat Berbahaya Dalam Makanan
Secara kasat mata memang agak sulit untuk menentukan apakah produk panganolahan
yang ditemukan mengandung bahan-bahan kimia berbahaya atau tidak. Apalagi biladosisnya
sangat sedikit. Akan tetapi, apabila dosisnya cukup banyak, maka kita bisamengetahuinya
dari penampilan luar yang nampak nyata (penampilan visual Dasar hukum pelarangan :Untuk
menjaga kesehatan manusia, maka ada beberapa regulasi pemerintah yang mengatur hal ini,
seperti :
Undang-undang Pangan No. 8 Tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen.
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 208/Menkes/Per/IV/85, tentangPemanis
Buatan. Pemanis buatan hanya digunakan untuk penderita diabetes (sakitgula dan penderita
yang memerlukan diet rendah kalori, yaitu : aspartame, Nasakarin, Na siklamat, dan sorbitol.
Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1998, tentang Pengamanan Sediaan Farmasi danAlat
Kesehatan), Peraturam Pemerintah No. 69 Tahun 1999, tentang Label dan Iklan Pangan.
Macam-macam bahan kimia berbahaya:Bahan kimia yang digunakan sebagai
tambahan makanan yang dikategorikan berbahaya diantaranya adalah sebagai berikut :
Pengawet Berbahaya: biasanya terdapat dalam bentuk Formalin, Benzoat (bila terlalu banyak,
dan lain-lain Pewarna Berbahaya: biasanya terdapat dalam bentuk pewarna merah Rhodamin-
B, pewarna kuning Methanyl Yellow, dan lain-lain Pemanis Buatan (yang berlebihan):
biasanya dalam bentuk Natrium (sodium) Saccharine (sakarin), Na-Cycla-mate (siklamat),
aspartame, sorbitol, dan lain-lain Pengenyal (Bakso) Berbahaya: biasanya dalam bentuk
boraks
Dampak negatif bagi kesehatan manusia. Terdapat banyak efek (dampak) negatif
penyalahgunaan (kontaminasi) bahan kimia berbahaya yang dipakai sebagai bahan tambahan
pangan. Di antara efek negatif yang sering muncul adalah : Keracunan, mulai gejala ringan
hingga efek yang fatal (kematian); Kanker, seperti kanker leher rahim, paru-paru, payudara,
prostat, otak, dan lain-lain; Kejang-kejang, mulaitremor hingga berat; Kegagalan peredaran
darah (gangguan fungsi jantung, otak, reproduksi,endokrin) Gejala lain, seperti : muntah-
muntah, diare berlendir, depresi, gangguan saraf, danlain-lain; serta Gangguan berat, seperti :
kencing darah, muntah darah, kejang-kejang, dan lain-lain.
1. Formalin
Formalin adalah nama populer dari zat kimia formaldehid yang dicampur dengan
air.Larutan formalin tidak berwarna, berbau menyengat, larut dalam air dan alkohol.Larutan
formalin mengandung 37% formalin gas dan methanol. Formalin diperuntukkan untuk
pengawet mayat, disinfektan, antiseptik, anti jamur, fiksasi jaringan, industri tekstil dan kayu
lapis, juga sebagai germisida dan fungisida (pada tanaman/sayuran), sebagai pembasmi lalat
dan serangga lainnya.
Penyimpangan dalam industri pangan terjadi ketika formalin sering digunakan
untuk mengawetkan produk mie basah, tahu, dan ikan segar. Formalin sangat berbahaya bagi
tubuh karena jika terhirup, formalin akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan
tenggorokan, sukar bernapas, napas pendek, sakit kepala, dan kanker paru-paru. Di antara
efek formalin pada kulit adalah munculnya warna kemerahan,gatal, dan ter-bakar. Pada mata,
senyawa ini akan menyebabkan kemerahan, gatal, berair, kerusakan, pandangan kabur hingga
kebutaan. Kalau kandungannya sudahsangat tinggi, formalin akan mengakibatkan iritasi pada
lambung, alergi, muntah,diare bercampur darah, dan kencing bercampur darah. Bukan itu
saja, formalin juga bisa mengakibatkan kematian karena kegagalan peredaran darah
Sifat-sifat dari formalin :
Pada suhu diatas 150C akan terurai menjadi methanol dan
karbondioksida
Bersifat karsinogenik (zat yang dapat menimbulkan kematian
jaringan dan memicu kanker pada manusia).
Mudah menguap, sehingga menimbulkan bau yang kuat dan pedih di
mata.
Merupakan senyawa desinfektan (zat yang dapat menurunkan jumlah
bakteri tetapi bila terkena manusia dapat marusak jaringan) kuat
untuk membasmi berbagai bakteri pembusuk, dan jamur.
Jika kandungan dalam tubuh tinggi, maka dapat menekan fungsi sel
yang menyebabkan keracunan dalam tubuh.
Ketahanan pangan yang mengandung formalin :
Jenis pangan Pada suhu 25C Pada suhu dingln 10c
Mie basah Tahan lebih dari 5
Hari
Tahan lebih dari 15 hari
Tahu Tahan lebih dari 3
Hari
Tahan lebih dari 15 hari
Ikan basah Tahan lebih dari 3
Hari
Tahan lebih dari 10 hari
Sumber: Unit Layanan Pengaduan Konsumen Balai Besar POM Bandung
Ciri-ciri pangan yang mengandung formalin :
Erni (2006:23) pada mie basah formalin sebagai pengawet dan pengenyal. Tanpa
ditarnbahkan formalin mie basah setelah satu hari akan berbau dan Iengket yang menunjukan
tanda-tanda kerusakan. Ciriciri mie yang tidak mengandung formalin selain tidak keras, jika
digumpalkan mie basah tersebut akan bersatu kembali seperti adonan semula. Dengan adanya
penambahan formalin, mie tersebut tahan sampai dengan lima hari. Pada tahu, penambahan
formalin dilakukan pada proses penggumpalan tahu yang akan menyebabkan textur tahu
menjadi lebih keras. Formalin juga digunakan untuk merendam tahu yang sudah jadi agar
tahu tersebut lebih awet selama lebih dari tiga hari. Ciri tahu yang mengandung formalin
ketika di tekan tehu tersebut sedikit kenyal dan tidak mudah hancur, sedangkan tahu yang
tidak mengandung formalin setelah satu hari menunjukan kerusakan diantaranya berbau agak
asam, dan berlendir.


Pada ikan basah penggunaan formalin sebagai pengawet agar ikan tersebut tidak mudah
membusuk ikan yang mengandung formalin dapat tahan hingga tiga hari.
Ciri-ciri ikan segar atau hasil laut berformalin :
- Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar 25C
- Warna insang merah tua dan tidak cemerlang bukan merah segar dan warna daging
ikan putih bersih
- Bau agak menyengat, bau formalin
- Tidak dihinggapi lalat
Ciri-ciri ikan asin berformalin
- Tidak rusak sampai 1 hari pada suhu kamar 25C
- Bersih cerah tidak berbau khas ikan asin
- Tidak dihinggapi lalat
2. Boraks
Boraks (asam borat) adalah senyawa berbentuk kristal putih, tidak berbau, dan
stabil pada suhu serta tekanan normal. Boraks diperuntukkan untuk mematri logam, proses
pembuatan gelas dan enamel, sebagai pengawet kayu, dan pembasmi kecoa.Penyimpangan
dalam industri pangan terjadi ketika boraks banyak dipakai pada bakso, kerupuk, mie bakso,
tahu, batagor dan pangsit. Efek negatif boraks pada tubuh yaitu, pemakaian yang sedikit dan
lama akan terjadi akumulasi (penimbunan) pada jaringan otak, hati, lemak, dan ginjal.
Pemakaian dalam jumlah banyak mengakibatkan demam, anuria, koma, depresi, dan apatis
(gangguan yang bersifat saraf).
Ciri-Ciri Pangan yang mengandung Boraks
Berikut ini terdapat beberapa ciri pangan yang mengandung boraks, walaupun tidak
terlampau khas namun dapat membantu membedakannya dari pangan tanpa boraks (Silaban,
2010):
a. Mie basah yang mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, biasanya lebih mengkilat,
tidak lengket, dan tidak cepat putus.
b. Bakso mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal dan warnanya tidak kecokelatan
seperti penggunaan daging namun lebih cenderung putih.
c. Makanan jajanan mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, berasa tajam atau
sangat gurih dan membuat lidah bergetar, serta memberikan rasa getir.
d. Kerupuk mengandung boraks: teksturnya sangat renyah dan dapat memberikan rasa
getir.




3. Rhodamin-B
Adalah pewarna sintetis berbentuk kristal, tidak berbau, berwarna merahkeunguan,
dalam larutan berwarna merah terang berpendar. Rhodamin-B diperuntukkan sebagai
pewarna kertas, tekstil dan cat tembok. Penyimpangan dalamindustri pangan yang sering
terjadi adalah penggunaan pada minuman, lipstik, permen, obat dan saos. Efek negatif bagi
tubuh yaitu, jika terhirup dapatmenimbulkan iritasi pada saluran pernafasan. Dapat pula
menimbukan iritasi padakulit, iritasi pada mata (kemerahan, oedema pada kelopak), iritasi
pada saluran pencernaan (keracunan, air seni ber-warna merah, kerusakan ginjal), dan lain-
lain.Akumulasi dalam waktu lama berakibat gangguan fungsi hati hingga kanker
hati,merusak kulit wajah, pengelupasan kulit,
hipopigmentasi, hiperpigmentasi dan lain-lain.
4. Methanyl yellow
Adalah pewarna sintetis berwarna kuning menyala, yangdiperuntukkan untuk
pewarna kertas, tekstil dan cat tembok. Penyimpangan dalamindustri pangan, yaitu banyak
digunakan pada minuman sirup/limun, agar-agar/jelly,manisan (pisang, mangga, kedondong),
dan lain-lain. Efek negatif yang muncul bagi tubuh serupa dengan efek negatif pada konsumsi
Rhodamin-B.







BAB III
KESIMPULAN
Bahan tambahan pangan merupakan senyawa sintetik kimia yang bila digunakan
berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Masalah penyalahgunaan Bahan tambahan
pangan yang terjadi di Indonesia terutama oleh industri kecil dan penjual makanan jajanan
adalah digunakannya Bahan tambahan pangan terlarang atau melebihi batas yang diizinkan
Bahan tambahan pangan yang sering digunakan contohnya adalah Formalin, boraks,
methanyl yellow, dan rhodamin B.













DAFTAR PUSTAKA
Hariyadi, Purwiyatno dkk. 2001. Pangan dan Gizi: Ilmu, Teknologi, dan Perdagangan.
Jakarta: Sagung Seto dan Institut Pertanian Bogor.
Dono, Nanung Danar. 9 Maret 2012. Zat Berbahaya dalam Makanan dalam
http://www.kibar-uk.org/2012/03/09/zat-berbahaya-dalam-makanan/

Anda mungkin juga menyukai