Anda di halaman 1dari 3

Rhodamin B adalah pewarna terlarang yang sering ditemukan pada makanan, terutama makanan

jajanan. Rhodamin B, yaitu zat pewarna berupa serbuk kristal berwarna hijau atau ungu kemerahan,
tidak berbau, serta mudah larut dalam larutan warna merah terang berfluoresan sebagai bahan
pewarna tekstil atau pakaian. Jenis jajanan yang banyak dijumpai dan dicampuri dengan Rhodamin B,
antara lain bubur delima, cendol, kolang-kaling, cincau dan kue-kue lainnya. Setelah dicampuri bahan ini
makanan tersebut menjadi berwarna merah muda terang. Hasil penelitian yang diperoleh membuktikan
bahwa sampel-sampel kue berwarna merah muda yang beredar di kota Manado ada yang positif
menggunakan Rhodamin B.

Rhodamin B adalah pewarna terlarang yang sering ditemukan pada makanan, terutama makanan
jajanan. Rhodamin B, yaitu zat pewarna berupa serbuk kristal berwarna hijau atau ungu kemerahan,
tidak berbau, serta mudah larut dalam larutan warna merah terang berfluoresan sebagai bahan
pewarna tekstil atau pakaian. Jenis jajanan yang banyak dijumpai dan dicampuri dengan Rhodamin B,
antara lain bubur delima, cendol, kolangkaling, cincau dan kue-kue lainnya. Setelah dicampuri bahan ini
makanan tersebut menjadi berwarna merah muda terang (Anonim, 2008; Anonima, 2006).

Rhodamin B adalah salah satu pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan
kertas. Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang penggunaannya pada makanan melalui Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes) No.239/Menkes/Per/V/85. Penggunaan pewarna tersebut jika
dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati maupun kanker.
Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif untuk
mengidentifikasi Rhodamin B pada makanan dan kosmetik. Beberapa metode telah dikembangkan dan
diterapkan untuk mengidentifikasi kandungan Rhodamin B dengan menggunakan teknik analisis yang
berbeda. Metode yang paling banyak digunakan untuk analisis kandungan Rhodamin yaitu metode
spektrofotomerti kemudian HPLC dan metode-metode lainnya.

Peluang terjadi penyalahgunaan zat warna rhodamin B dan methanyl yellow dalam makanan dapat
terjadi pada setiap pedagang makanan. Harga yang murah menjadi salah satu alasan oleh produsen
untuk menggunakan zat pewarna tekstil tersebut lalu ditambahkan pada produk makanan seperti
manisan, serta zat pewarna tekstil ini memiliki warna yang lebih menarik dibanding dengan zat pewarna
untuk makanan biasanya. Penggunaan Bahan Tambahan Makanan (BTM), zat pewarna sintesis
khususnya yang illegal seperti rhodamin B (pewarna merah pada tekstil) dan methanyl yellow, dapat
terakumulasi pada tubuh manusia dan bersifat karsinogenik yang dalam jangka panjang menyebabkan
kelainan-kelainan pada organ tubuh manusia. Rhodamin B (pewarna merah berbahaya) bila tertelan
dapat mengakibatkan iritasi saluran pencernaan, gangguan fungsi hati, dan kanker hati.Untuk methanyl
yellow (pewarna kuning berbahaya) bila tertelan dapat mengakibatkan mual, muntah, sakit perut, dan
kanker kandung kemih (Annisa,2014).

Dalam analisis dengan metode destruksi dan metode spektrofometri, didapat informasi bahwa sifat
racun yang terdapat dalam rhodamin B tidak hanya saja disebabkan oleh senyawa organiknya saja tetapi
juga oleh senyawa anorganik yang terdapat dalam rhodamin B itu sendiri. Bahkan jika rhodamin B
terkontaminasi oleh senyawa anorganik lain seperti timbal dan arsen (Subandi, 1999). Dengan
terkontaminasinya rhodamin B dengan kedua unsur tersebut, menjadikan pewarna ini berbahaya jika
digunakan dalam makanan.

Beberapa sifat berbahaya dari rhodamin B seperti menyebabkan iritasi bila terkena mata,
menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan bila terkena kulit hampir mirip dengan sifat dari klorin yang
berikatan dalam struktur rhodamin B. Penyebab lain senyawa ini begitu berbahaya jika dikonsumsi
adalah senyawa tersebut adalah senyawa yang radikal. Senyawa radikal adalah senyawa yang tidak
stabil. Dalam struktur rhodamin kita ketahui mengandung klorin (senyawa halogen), sifat halogen adalah
mudah bereaksi atau memiliki reaktivitas yang tinggi maka dengan demikian senyawa tersebut karena
merupakan senyawa yang radikal akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan berikatan
dengan senyawa-senyawa dalam tubuh kita sehingga pada akhirnya akan memicu kanker pada manusia
(Devianti, 2009).

Rhodamin B digunakan sebagai reagen untuk antimony, bismuth, tantalum, thallium, dan tungsten.
Rhodamin B merupakan zat pewarna tekstil, sering digunakan untuk pewarna kapas wol, kertas, sutera,
jerami, kulit, bambu, dan dari bahan warna dasar yang mempunyai warna terang sehingga banyak
digunakan untuk bahan kertas karbon, bolpoin, minyak/oli, cat dan tinta gambar. Makanan
Mengandung Rhodamin B

1. Ciri-ciri makanan yang mengandung rhodamin B (Devianti, 2009):

2. Warna kelihatan cerah (kemerahan atau merah terang), sehingga tampak menarik

3. Ada sedikit rasa pahit

4. Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya.

5. Baunya tidak alami sesuai makanannya


Bila terpapar rhodamin B dalam jumlah besar maka dalam waktu singkat akan terjadi gejala akut
keracunan rhodamin B yaitu (Yuliarti, 2007):

1. Jika tertelan melalui makanan akan mengakibatkan iritasi pada saluran pencernaan dan
mengakibatkan gejala keracunan dengan air kencing yang berwarna merah ataupun merah muda.

2. Jika terhirup dapat mengakibatkan iritasi pada saluran pernapasan dengan gejala seperti batuk, sakit
tenggorokan, sulit bernapas, dan sakit dada.

3. Jika mengenai kulit maka kulit pun akan mengalami iritasi.

4. Jika terkena mata juga akan mengalami iritasi yang ditandai dengan mata kemerahan dan timbunan
cairan atau udem pada mata.

Anda mungkin juga menyukai