Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Rhodamine B
Rhodamine B merupakan zat pewarna sintetis berbentuk serbuk kristal
bewarna kehijauan, dalam bentuk larutan pada konsentrasi berwarna
merah keunguan dan konsentrasi rendah berwarna merah terang, termasuk
golongan pewarna xanthenes basa, dan terbuat dari metadietilaminofenol
dan ftalik anhidrid suatu bahan yang tidak bisa dimakan serta sangat
berfluoresensi.
Rhodamine B memiliki berbagai nama lain, yaitu: Tetra ethyl rhodamin,
Rheonine B, D & C Red No. 19, C.I. Basic Violet 10, C.I. No 45179, Food
Red 15, ADC Rhodamine B, Aizan Rhodamone dan Briliant Pink B.
Sedangkan nama kimianya adalah N – [9-(carboxyphenyl) – 6 -
(diethylamino) - 3H – xanten – 3 - ylidene] – N-ethyleyhanaminium
clorida. Rumus molekul dari rhodamine B adalah C28H31N2O3Cl dengan
berat molekul sebesar 479 g/mol. Sangat larut dalam air yang akan
menghasilkan warna merah kebiru- biruan dan berfluorensi kuat.
Dalam analisis dengan metode destruksi dan metode spektrofometri,
didapat informasi bahwa sifat racun yang terdapat dalam Rhodamine B
tidak hanya saja disebabkan oleh senyawa organiknya saja tetapi juga oleh
senyawa anorganik yang terdapat dalam Rhodamin B itu sendiri, bahkan
jika Rhodamin B terkontaminasi oleh senyawa anorganik lain seperti
timbaledan arsen ( Subandi ,1999). Dengan terkontaminasinya Rhodamin
B dengan kedua unsur tersebut, menjadikan pewarna ini berbahaya jika
digunakan dalam makanan.
Di dalam Rhodamin B sendiri terdapat ikatan dengan klorin ( Cl ) yang
dimana senyawa klorin ini merupakan senyawa anorganik yang reaktif dan
juga berbahaya. Rekasi untuk mengikat ion klorin disebut sebagai sintesis
zat warna. Disini dapat digunakan Reaksi Frield- Crafts untuk mensintesis
zat warna seperti triarilmetana dan xentana. Rekasi antara ftalat anhidrida
dengan resorsinol dengan keberadaan seng klorida menghasilkan
fluoresein. Apabila resorsinol diganti dengan N-N-dietilaminofenol, reaksi
ini akan menghasilkan rhodamin B.
Selain terdapat ikatan Rhodamin B dengan Klorin terdapat juga ikatan
konjugasi. Ikatan konjugasi dari Rhodamin B inilah yang menyebabkan
Rhodamin B bewarna merah. Ditemukannya bahaya yang sama antara
Rhodamin B dan Klorin membuat adanya kesimpulan bahwa atom Klorin
yang ada pada Rhodamin B yang menyebabkan terjadinya efek toksik bila
masuk ke dalam tubuh manusia. Atom Cl  yang ada sendiri adalah
termasuk dalam halogen, dan sifat halogen yang berada dalam senyawa
organik akan menyebabkan toksik dan karsinogen.
B. Ciri makanan yang mengandung Rhodamin B:
1. Warna kelihatan cerah (berwarna-warni), sehingga tampak
menarik.
2. Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun).
3. Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya.
4. Baunya tidak alami sesuai makanannya.
5. Harganya Murah seperti saus yang cuma dijual Rp. 800 rupiah per
botol
C. Dampak Rhodamin B Terhadap Kesehatan
Dalam analisis dengan metode destruksi dan metode spektrofometri,
didapat informasi bahwa sifat racun yang terdapat dalam rhodamin B tidak
hanya saja disebabkan oleh senyawa organiknya saja tetapi juga oleh
senyawa anorganik yang terdapat dalam rhodamin B itu sendiri. Bahkan
jika rhodamin B terkontaminasi oleh senyawa anorganik lain seperti
timbal dan arsen (Subandi, 1999). Dengan terkontaminasinya rhodamin B
dengan kedua unsur tersebut, menjadikan pewarna ini berbahaya jika
digunakan dalam makanan.
Beberapa sifat berbahaya dari rhodamin B seperti menyebabkan iritasi bila
terkena mata, menyebabkan kulit iritasi dan kemerahan bila terkena kulit
hampir mirip dengan sifat dari klorin yang berikatan dalam struktur
rhodamin B. Penyebab lain senyawa ini begitu berbahaya jika dikonsumsi
adalah senyawa tersebut adalah senyawa yang radikal. Senyawa radikal
adalah senyawa yang tidak stabil. Dalam struktur rhodamin kita ketahui
mengandung klorin (senyawa halogen), sifat halogen adalah mudah
bereaksi atau memiliki reaktivitas yang tinggi maka dengan demikian
senyawa tersebut karena merupakan senyawa yang radikal akan berusaha
mencapai kestabilan dalam tubuh dengan berikatan dengan senyawa-
senyawa dalam tubuh kita sehingga pada akhirnya akan memicu kanker
pada manusia (Devianti, 2009).
1. Dampak Akut
Bila terpapar rhodamin B dalam jumlah besar maka dalam waktu
singkat akan terjadi gejala akut keracunan rhodamin B yaitu (Yuliarti,
2007):
a. Jika tertelan melalui makanan akan mengakibatkan iritasi pada
saluran pencernaan dan mengakibatkan gejala keracunan
dengan air kencing yang berwarna merah ataupun merah muda.
b. Jika terhirup dapat mengakibatkan iritasi pada saluran
pernapasan dengan gejala seperti batuk, sakit tenggorokan, sulit
bernapas, dan sakit dada.
c. Jika mengenai kulit maka kulit pun akan mengalami iritasi.
d. Jika terkena mata juga akan mengalami iritasi yang ditandai
dengan mata kemerahan dan timbunan cairan atau udem pada
mata.
2. Dampak Kronis
Bahaya utama terhadap kesehatan pemakaian dalam waktu lama
(kronis) dapat menyebabkan radang kulit dan alergi. Penggunaan
rhodamin B pada makanan dalam waktu yang lama akan dapat
mengakibatkan gangguan fungsi hati maupun kanker (Yuliarti, 2007).

Daftar Pustaka
S Hamdani. 2010. Rhodamine B.
https://www.google.co.id/amp/s/kimiafarmasi.wordpress.com/2010/08/26/
rhodamin-b/amp/ (Diakses 21 Desember 2020)
Psychologymania.2008. Pengertian Rhodamine B.
https://www.psychologymania.com/2012/09/pengertian-rhodamin-b.html?
m=1 (Diakses 21 Desember 2020)

Anda mungkin juga menyukai