Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian lingkungan Kerja

B. Pemeriksaan merupakan kegiatan mengamati, menganalisis,


membandingkan, dan mengevaluasi kondisi Lingkungan Kerja untuk
memastikan terpenuhinya persyaratan sesuai dengan Pasal 3.

C. Pengujian merupakan kegiatan pengetesan dan pengukuran kondisi


Lingkungan Kerja yang bersumber dari alat, bahan, dan proses kerja untuk
mengetahui tingkat konsentrasi dan pajanan terhadap Tenaga Kerja untuk
memastikan terpenuhinya persyaratan dengan Pasal 3.

Secara umum, lingkungan kerja adalah kehidupan fisik, sosial, dan psikologi dalam
perusahaan yang memengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan. Beberapa ahli
mendeskripsikan lingkungan kerja sebagai segala hal yang ada di sekitar karyawan dan
yang memengaruhi mereka dalam bekerja dan menjalankan tugas. Ada juga ahli yang
berpendapat bahwa lingkungan kerja adalah keseluruhan alat dan perkakas yang dihadapi
oleh karyawan, termasuk lingkungan, metode kerja, dan pengaturan kerja sebagai seorang
individu atau kelompok.

Selain berupa lingkungan yang menjadi tempat di mana karyawan bekerja,


lingkungan kerja juga menjadi faktor yang bisa meningkatkan kinerja karyawan atau
bahkan menurunkan. Ketika karyawan bekerja di lingkungan kerja yang baik, maka
ide, produktivitas, dan kinerjanya bisa meningkat. Sebaliknya, jika lingkungan kerja
tidak baik dan tidak mendukung kinerja serta produktivitasnya, maka kemampuan
karyawan menghasilkan pekerjaan yang baik akan menurun.

Menurut (Nitisemito dalam Nuraini 2013:97) lingkungan kerja adalah


segala sesuatu yang ada disekitar karyawan dan dapat
mempengaruhidalam menjalankan tugas yang diembankan kepadanya
misalnya dengan adanya air conditioner (AC), penerangan yang memadai
dan sebagainya.
Menurut Rivai (dalam Khoiri, 2013), lingkungan kerja merupakan elemen- elemen organisasi
sebagai sistem sosial yang mempunyai pengaruh yang kuat di dalam pembentukan perliaku
individu pada organisasi dan berpengaruh terhadap prestasi organisasi. Menurut
Sumaatmadja (dalam Khoiri, 2013), lingkungan kerja terdiri dari lingkungan alam, lingkungan
sosial, dan lingkungan budaya. Lingkungan alam merupakan  lingkungan  fisik  yang  belum 
atau  tidak  dipengaruhi budaya manusia, seperti cuaca, sinar matahari, dan sebagainya.

Menurut Sedarmayanti (dalam Rahmawanti dkk, 2014) defenisi lingkungan kerja adalah
keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana
seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan
maupun sebagai kelompok. Menurut Casson (dalam Putra, 2013) lingkungan kerja adalah
sesuatu dari lingkungan pekerjaan yang memudahkan atau menyulitkan pekerjaan.
Menyenangkan atau menyulitkan mereka termasuk didalamnya adalah faktor penerangan,
suhu udara, ventilasi, kursi dan meja tulis.

D.

Jenis Pemeriksaan atau Pengujian


Jenis pemeriksaan atau pengujian yang dilakukan baik oleh tim internal atau
eksternal secara umum dibagi menjadi empat.

 Pertama.
 Perkala.
 Ulang.
 Khusus.

Ulasan lengkap tentang jenis pemeriksaan K3 Lingkungan Kerja sesuai dengan Pasal
60 Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja bisa Anda simak berikut ini.

1. Pertama
Pemeriksaan dan/atau Pengujian pertama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
dilakukan untuk mengidentifikasi potensi bahaya Lingkungan Kerja di Tempat Kerja.
Pemeriksaan dan/atau Pengujian sebagaimana dimaksud meliputi:

1. Area kerja dengan pajanan Faktor Fisika, Faktor Kimia, Faktor Biologi, Faktor
Ergonomi, dan Faktor Psikologi.
2. KUDR.
3. Sarana dan fasilitas Sanitasi.

2. Berkala
Pemeriksaan dan/atau Pengujian berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
dilakukan secara eksternal paling sedikit 1 (satu) tahun sekali atau sesuai dengan
penilaian risiko atau ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemeriksaan
dan/atau Pengujian yang dilakukan meliputi:

1. Area kerja dengan pajanan Faktor Fisika, Faktor Kimia, Faktor Biologi, Faktor
Ergonomi, dan Faktor Psikologi.
2. KUDR.
3. Sarana dan fasilitas Sanitasi.

3. Ulang
Pemeriksaan dan/atau Pengujian ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
dilakukan apabila hasil Pemeriksaan dan/atau Pengujian sebelumnya baik secara
internal maupun eksternal terdapat keraguan. Misal ada selisih yang signifikan dan
sangat memengaruhi hasil dan simpulan.

Kalau sampai hal ini terjadi, pemeriksaan ulang akan dilakukan oleh pihak internal
dan eksternal. Metodenya sama dan sudah diatur sesuai dengan undang-undang.
Kalau dalam pengukuran sudah didapatkan hasil yang tepat, barulah hasil bisa
diberikan.

4. Khusus
Pemeriksaan dan/atau Pengujian khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
merupakan kegiatan Pemeriksaan dan/atau Pengujian yang dilakukan setelah
kecelakaan kerja atau laporan dugaan tingkat pajanan di atas NAB.

Pemeriksaan dan pengujian harus dilakukan untuk menghindari jatuhnya korban


baru baik di dalam perusahaan atau di luar. Pemeriksaan akan dilakukan dengan
cermat untuk mendapatkan hasil yang akurat menggunakan metode yang sudah
diatur oleh undang-undang.

  Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja

            Bahaya
di lingkungan kerja dapat didefinisikan sebagai segala
kondisi yang dapat memberi pengaruh yang merugikan terhadap
kesehatan atau kesejahteraan orang yang bekerja. Faktor bahaya di
lingkungan kerja meliputi faktor Kimia, Biologi, Fisika, Fisiologi dan
Psikologi.

1.      Bahaya kimia

           Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh: Pernapasan


(inhalation), Kulit (skin absorption), Tertelan (ingestion). Racun dapat
menyebabkan efek yang bersifat akut,kronis atau kedua-duanya.

·           Korosi : Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan


pada permukaan tempat dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem
pencernaan adalah bagain tubuh yang paling umum terkena. Contoh :
konsentrat asam dan basa , fosfor.\

·           Iritasi : iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat


kontak. Iritasi kulit bisa menyebabkan reaksi seperti eksim atau
dermatitis. Iritasi pada alat-alat pernapasan yang hebat dapat
menyebabkan sesak napas, peradangan dan oedema (bengkak).
Contoh : Kulit : asam, basa,pelarut, minyak. Dan pernapasan :
aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide, phosgene,
chlorine ,bromine, ozone.

·           Kanker : Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara


jelas telah terbukti pada manusia. Kemungkinan karsinogen pada
manusia adalah bahan kimia yang secara jelas sudah terbukti
menyebabkan kanker pada hewan . Contoh:

- Terbukti karsinogen pada manusia : benzene ( leukaemia);


vinylchloride ( liver angiosarcoma); 2-naphthylamine, benzidine (kanker
kandung kemih ); asbestos (kanker paru-paru , mesothelioma);

-  Kemungkinan karsinogen pada manusia : formaldehyde, carbon


tetrachloride, dichromates, beryllium.

·           Racun Sistemik : Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan


luka pada organ atau sistem tubuh. Contoh :

-  Otak : pelarut, lead,mercury, manganese

-  Sistem syaraf peripheral : n-hexane,lead,arsenic,carbon disulphide

-  Sistem pembentukan darah : benzene,ethylene glycol ethers

-  Ginjal : cadmium,lead,mercury,chlorinated hydrocarbons

-  Paru-paru : silica,asbestos, debu batubara (pneumoconiosis).

2.      Bahaya Biologi

           Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang


berasal dari sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri,
jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti
produk serat alam yang terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi
menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan non-infeksi. Bahaya
dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi organisme
viable, racun biogenik dan alergi biogenik.
·         Organisme viable dan racun biogenic

            Organisme viable termasuk di dalamnya jamur, spora dan


mycotoxins; Racun biogenik termasuk endotoxins, aflatoxin dan
bakteri. Perkembangan produk bakterial dan jamur dipengaruhi oleh
suhu, kelembapan dan media dimana mereka tumbuh. Pekerja yang
beresiko: pekerja pada silo bahan pangan, pekerja pada sewage &
sludge treatment, dll. Contoh : Byssinosis, “grain fever”, Legionnaire’s
disease.

·         Alergi Bionik

            Termasuk didalamnya adalah: jamur, animal-derived protein,


enzim. Bahan alergen dari pertanian berasal dari protein pada kulit
binatang, rambut dari bulu dan protein dari urine dan feaces binatang.
Bahan-bahan alergen pada industri berasal dari proses fermentasi,
pembuatan obat, bakery, kertas, proses pengolahan kayu , juga
dijumpai di bioteknologi ( enzim, vaksin dan kultur jaringan). Pada
orang yang sensitif, pemajanan alergen dapat menimbulkan gejala
alergi seperti rinitis, conjunctivitis atau asma. Contoh : Occupational
asthma : wool, bulu, butir gandum, tepung bawang dsb.

·         Bahaya Infeksi

            Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai.


Pekerja yang potensial mengalaminya yaitu pekerja di rumah sakit,
laboratorium, jurumasak, penjaga binatang, dokter hewan dll. Contoh :
Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella, tetanus, salmonella,
chlamydia, psittaci.

3.      Bahaya Fisik

             Bahaya fisik yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan


gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar,
misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas &
dingin), intensitas penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.

·         Kebisingan

            Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak


dikehendaki yang dapat memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan
dan kesejahteraan seseorang maupun suatu populasi. Aspek yang
berkaitan dengan kebisingan antara lain : jumlah energi bunyi,
distribusi frekuensi, dan lama pajanan. Kebisingan dapat menghasilkan
efek akut seperti masalah komunikasi, turunnya konsentrasi, yang pada
akhirnya mengganggu job performance tenaga kerja. Pajanan
kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu
dapat menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis. Tuli
permanen adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim .
Contoh : Pengolahan kayu, tekstil, metal, dll.

·         Getaran

            Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising


seperti: frekuensi, amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran
terus menerus atau intermitten. Metode kerja dan ketrampilan
memegang peranan penting dalam memberikan efek yang berbahaya.
Pekerjaan manual menggunakan “powered tool” berasosiasi dengan
gejala gangguan peredaran darah yang dikenal sebagai ”Raynaud’s
phenomenon” atau ”vibration-induced white fingers” (VWF). Peralatan
yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada
sistem saraf dan sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan
cengkram dan sakit tulang belakang. Contoh : Loaders, forklift truck,
pneumatic tools, chain saws.

·         Pencahayaan

a)      Tujuan pencahayaan : Memberi kenyamanan dan efisiensi dalam


melaksanakan pekerjaan dan memberi lingkungan kerja yang aman.
b)      Efek pencahayaan yang buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit
kepala, berkurangnya kemampuan melihat, dan menyebabkan
kecelakaan.

c)      Keuntungan pencahayaan yang baik : meningkatkan semangat kerja,


produktivitas, mengurangi kesalahan, meningkatkan housekeeping,
kenyamanan lingkungan kerja, mengurangi kecelakaan kerja.

4.      Bahaya Psikologi

             Bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek


psikologis ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang
mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak
sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau
pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak
sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh,
serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi
dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan
terjadinya stress akibat kerja.

·         Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan
atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka hal ini dinamakan stress.

·         Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah, gangguan kepribadian,


penyimpangan seksual, ketagihan alkohol dan psikotropika.

·         Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung koroner, tekanan darah tinggi,


gangguan pencernaan, luka usus besar, gangguan pernapasan, asma bronkial, penyakit kulit
seperti eksim,dll.

5.      Bahaya Fisiologi

           Potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh


penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-
norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta
peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai,
pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai
dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia
dan mesin.

 Pembebanan Kerja Fisik

·         Beban kerja fisik bagi pekerja kasar perlu memperhatikan kondisi iklim,
sosial ekonomi dan derajat kesehatan.

·         Pembebanan tidak melebihi 30 – 40% dari kemampuan kerja


maksimum tenaga kerja dalam jangka waktu 8 jam sehari.

·         Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban untuk tenaga Indonesia


adalah 40 kg. Bila mengangkat dan mengangkut dikerjakan lebih dari
sekali maka beban maksimum tersebut harus disesuaikan.

·         Oleh karena penetapan kemampuan kerja maksimum sangat sulit,


parameter praktis yang digunakan adalah pengukuran denyut nadi
yang diusahakan tidak melebihi 30-40 permenit di atas denyut nadi
sebelum bekerja.

Anda mungkin juga menyukai