Secara umum, lingkungan kerja adalah kehidupan fisik, sosial, dan psikologi dalam
perusahaan yang memengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan. Beberapa ahli
mendeskripsikan lingkungan kerja sebagai segala hal yang ada di sekitar karyawan dan
yang memengaruhi mereka dalam bekerja dan menjalankan tugas. Ada juga ahli yang
berpendapat bahwa lingkungan kerja adalah keseluruhan alat dan perkakas yang dihadapi
oleh karyawan, termasuk lingkungan, metode kerja, dan pengaturan kerja sebagai seorang
individu atau kelompok.
Menurut Sedarmayanti (dalam Rahmawanti dkk, 2014) defenisi lingkungan kerja adalah
keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana
seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan
maupun sebagai kelompok. Menurut Casson (dalam Putra, 2013) lingkungan kerja adalah
sesuatu dari lingkungan pekerjaan yang memudahkan atau menyulitkan pekerjaan.
Menyenangkan atau menyulitkan mereka termasuk didalamnya adalah faktor penerangan,
suhu udara, ventilasi, kursi dan meja tulis.
D.
Pertama.
Perkala.
Ulang.
Khusus.
Ulasan lengkap tentang jenis pemeriksaan K3 Lingkungan Kerja sesuai dengan Pasal
60 Permenaker No. 5 Tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja bisa Anda simak berikut ini.
1. Pertama
Pemeriksaan dan/atau Pengujian pertama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
dilakukan untuk mengidentifikasi potensi bahaya Lingkungan Kerja di Tempat Kerja.
Pemeriksaan dan/atau Pengujian sebagaimana dimaksud meliputi:
1. Area kerja dengan pajanan Faktor Fisika, Faktor Kimia, Faktor Biologi, Faktor
Ergonomi, dan Faktor Psikologi.
2. KUDR.
3. Sarana dan fasilitas Sanitasi.
2. Berkala
Pemeriksaan dan/atau Pengujian berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
dilakukan secara eksternal paling sedikit 1 (satu) tahun sekali atau sesuai dengan
penilaian risiko atau ketentuan peraturan perundang-undangan. Pemeriksaan
dan/atau Pengujian yang dilakukan meliputi:
1. Area kerja dengan pajanan Faktor Fisika, Faktor Kimia, Faktor Biologi, Faktor
Ergonomi, dan Faktor Psikologi.
2. KUDR.
3. Sarana dan fasilitas Sanitasi.
3. Ulang
Pemeriksaan dan/atau Pengujian ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
dilakukan apabila hasil Pemeriksaan dan/atau Pengujian sebelumnya baik secara
internal maupun eksternal terdapat keraguan. Misal ada selisih yang signifikan dan
sangat memengaruhi hasil dan simpulan.
Kalau sampai hal ini terjadi, pemeriksaan ulang akan dilakukan oleh pihak internal
dan eksternal. Metodenya sama dan sudah diatur sesuai dengan undang-undang.
Kalau dalam pengukuran sudah didapatkan hasil yang tepat, barulah hasil bisa
diberikan.
4. Khusus
Pemeriksaan dan/atau Pengujian khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
merupakan kegiatan Pemeriksaan dan/atau Pengujian yang dilakukan setelah
kecelakaan kerja atau laporan dugaan tingkat pajanan di atas NAB.
Bahaya
di lingkungan kerja dapat didefinisikan sebagai segala
kondisi yang dapat memberi pengaruh yang merugikan terhadap
kesehatan atau kesejahteraan orang yang bekerja. Faktor bahaya di
lingkungan kerja meliputi faktor Kimia, Biologi, Fisika, Fisiologi dan
Psikologi.
1. Bahaya kimia
2. Bahaya Biologi
· Alergi Bionik
· Bahaya Infeksi
3. Bahaya Fisik
· Kebisingan
· Getaran
· Pencahayaan
4. Bahaya Psikologi
· Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan
atasnya. Manakala tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka hal ini dinamakan stress.
5. Bahaya Fisiologi
· Beban kerja fisik bagi pekerja kasar perlu memperhatikan kondisi iklim,
sosial ekonomi dan derajat kesehatan.