Anda di halaman 1dari 4

KESEHATAN KESELAMATAN KERJA

KARYAWAN PABRIK
1.1 Latar Belakang Permasalah K3
Dalam K3 di setiap perusahan dan tempat kerja diadakan beberapa persyaratan serta
peraturan di setiap berbagai aspeknya semua itu dilaksanakan dengan cara mengurangi serendah
mungkin atau bahkan mentiadakan insiden melalui peningkatan pengetahuan,pemahaman dan
kesadaran serta kepedulian terhadap aspek K3 kepada semua pihak terkait baik yang terlihat
langsung maupun tidak langsung dalam operasi kerja perusahaan. Pabrik adalah
suatu bangunan industri besar di mana para pekerja mengolah benda atau mengawasi
pemprosesan mesin dari satu produk menjadi produk lain, sehingga mendapatkan nilai tambah.
Kebanyakan pabrik modern memiliki gudang atau fasilitas serupa yang besar yang berisi
peralatan berat yang digunakan untuk perakitan. Pabrik mengumpulkan dan mengkonsentrasikan
sumber daya: pekerja, modal, dan mesin industri.Karyawan pabrik/Pekerja pabrik adalah
seorang pekerja yang mengolah,mengawasi,memproses hingga akhir produksi dalam suatu
pabrik dengan hasil produksi yang suadah ditentukan oleh perusahaan.
1.2 Permasalahan K3 Dilihat Dari Potensi Bahayanya

a) Jenis / Sifat Pekerjaan : Setiap jenis / sifat pekerja berpotensi menimbulkan dampak
negative dalam skala yang berbeda yang disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik
dari pekerjaan tersebut.
b) Lokasi Pekerjaan : Lokasi kerja mempengaruhi resiko atau potensi dampak negative
.Adanya unsur pekerja di ketinggian,kandungan bahan berbahaya disekitar lokasi
pekerjaan,didalam / diluar fasilitas operasi,pekerjaan didalam ruang terbatas,pekerja
diperairan dan lain sebagainya dapat menimbulkan potensi bahaya yang mengancam
keselamatan.
c) Lamanya pekerjaan : Pelaksanaan pekerjanan yang berlangsung lama akan menimbulkan
kelelahan,penurunan daya konsentrasi dan kejenuhan pekerja yang pada akhirnya akan
meningkatkan potensi dampak negative.
d) Bahan / Material / Peralatan Yang Digunakan : Setiap aspeknya memiliki sifat berbahaya
dan beracun sehingga bila tidak dapat dikelola dengan baik,potensi bahaya yang
terkansung dalam material / bahan tersebut dapat menyebabkan insiden. Sifat berbahaya
dari material tersebut meliputi : hazardous,flammable,explosive,poisonous,dll.Peralatan
operasi yang digunakan juga mengandung potensi
terguling,menabrak,menjepit,memotong,dll.
e) Potensi Bahaya Yang Dapat Memapari : Selama pelaksanaan pekerjaan terdapat potensi
paparan bahaya yang dapat mengancam keselamatan pekerja,asset / fasilitas, lingkungan
seperti ledakan, kebakaran, kejatuhan benda berat, terjepit, terpotong dan lain sebagainya.
f) Pengalaman Karyawan / Pekerja : Karyawan / Pekerja yang sudah berpengalaman
terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan cenderung lebih mampu untuk
mengendalikan potensi bahaya pekerja tersebut dibandingkan karyawan yang belom
berpengalaman.
g) Potensi Dari Konsekuensi Insiden : Setiap insiden yang terjadi menimbulkan konsekuensi
pasca insiden berupa citra yang buruk terhadap perusahaan,kerusakan lingkungan,
konsekuensi hukum akibat korban kecelakaan yang berdampak cacat permanen hingga
kematian, kerugian financial akibat production loss / kerusakan asset, pencabutan ijin
operasi, dampak social dan lain sebagainya.

1.3 Pengenalan Bahaya Lingkungan Kerja

Bahaya di lingkungan kerja dapat didefinisikan sebagai segala kondisi yang dapat
memberi pengaruh yang merugikan terhadap kesehatan atau kesejahteraan orang yang
bekerja. Faktor bahaya lingkungan meliputi faktor kimia, fisika dan biologi.

Bahaya Kimia
Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh: Pernapasan ( inhalation), Kulit (skin absorption ),
Tertelan ( ingestion ). Racun dapat menyebabkan efek yang bersifat akut,kronis atau kedua-
duanya.
a) Korosi : Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan
tempat dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaanadalah bagian tubuh
yang paling umum terkena. Contoh : konsentrat asam danbasa , fosfor.
b) Iritasi : Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi kulit
bisa menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat pernapasan
yang hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan oedema (bengkak). Contoh:
oKulit : asam, basa,pelarut, minyak .
oPernapasan : aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen dioxide,ozone, chlorine.
c) Racun Sistemik.
Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau sistem tubuh.
Contoh :
oOtak : pelarut, lead,mercury, manganese
oSistem syaraf peripheral : n-hexane,lead,arsenic,carbon disulphide
oSistem pembentukan darah : benzene,ethylene glycol ethers
oGinjal : cadmium,lead,mercury,chlorinated hydrocarbons
oParu-paru : silica,asbestos, debu batubara ( pneumoconiosis )

Bahaya Biologi

Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-sumber
biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari
tumbuhan seperti produk serat alam yangterdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua
yaitu yang menyebabkaninfeksi dan non-infeksi.
Contoh : Hepatitis B, tuberculosis,anthrax, brucella, tetanus, salmonella, chlamydia, psittaci

Bahaya Fisika

a) Kebisingan
Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat memberi
pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang maupun suatu populasi. Aspek
yang berkaitan dengan kebisingan antaralain : jumlah energi bunyi, distribusi frekuensi, dan lama
pajanan. Kebisingandapat menghasilkan efek akut seperti masalah komunikasi, turunnya
konsentrasi,yang pada akhirnya mengganggu job performance tenaga kerja. Pajanankebisingan
yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu dapatmenyebabkan tuli yang bersifat
sementara maupun kronis. Tuli permanen adalahpenyakit akibat kerja yang paling banyak di
klaim . Contoh : Pengolahan kayu,tekstil, metal, dll.

b) Getaran
Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti:frekuensi, amplitudo,
lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus atauintermitten. Metode kerja dan
ketrampilan memegang peranan penting dalammemberikan efek yang berbahaya. Pekerjaan
manual menggunakan “poweredtool” berasosiasi dengan gejala gangguan peredaran darah yang
dikenal sebagai ”Raynaud’s phenomenon ” atau ” vibration-induced white
fingers”(VWF).Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada
sistemsaraf dan sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dansakit tulang
belakang. Contoh : Loaders, forklift truck, pneumatic tools, chainsaws.

1.4 Pencegahan Gangguan Kesehatan dan Daya Kerja


Perlindungan kesehatan kerja meliputi pengaturan tentang pencegahan gangguan-
gangguan kesehatan dan daya kerja. Cara-cara mencegah gangguan tersebut adalah :
1. Substitusi, yaitu mengganti bahan yang lebih bahaya dengan bahan
yangkrang bahaya atau tidak berbahaya sama sekali.
2. Ventilasi umum, yaitu mengalirkan udara sebanyak menurut
perhitungankedalam ruang kerja, agar kadar dari bahan-bahan yang
berbahaya olehpemasukan udara ini lebih rendah dari pada kadar yang
membahayakan,yaitu kadar Nilai Ambang Batas (NAB).
3. Ventilasi keluar setempat (local exhausters), ialah alat menghisap udara
disuatu tempat kerja tertentu, agar bahan-bahan yang membahayakan
dapatdihisap dan dialirkan keluar.
4. Isolasi, mengisolasi operasi atau proses dalam perusahaan
yangmembahayakan.
5. Pakaian pelindung, misalnya masker, kacamata, sarung tangan,
sepatu,topi, dan lain-lain.
6. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan kesehatan pada calon
pekerja untuk mengetahui keserasian antara pekerja dengan pekerjaanyang
akan dijalaninya.
7. Pemeriksaan kesehatan berkala, untuk evaluasi apakah penyebab dari
gangguan kesehatan yang dialami pekerja.
8. Penerangan sebelum kerja, agar pekerja mengetahui dan mentaati
peraturan-peraturan, dan pekerja menjadi lebih berhati-hati.
9. Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kepada pekerja secara
kontiniu, maksudnya pekerja tetap waspada dalam menjalankan pekerjaan.
1.5 Referensi
 okleqs.wordpress.com/2008/05/23/pengenalan-bahaya-di-lingkungan-kerja/
 PENDOMAN CONTRACTOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM (CSMS) / K3LL
KONTRAKTOR
 www.okleqs.worpress.com/2008/01/01/tanggap-darurat-kecelakaan-industri/
 Departemen Tenaga Kerja,Op.Cit,BAB III, hlm.2
 Pendoman keselamatan,kesehatan kerja dan lindungan lingkungan.
PT.TOYOTA ASTRA MOTOR

PT.KOMATSU INDONESIA

Catatan : Semua foto dokumentasi ini asli langsung dari tempat kerja dan saya dapatkan
dari teman saya yang bekerja di perusahaan / PT tersebut.

Anda mungkin juga menyukai