BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Sistem produksi
Sistem produksi adalah kumpulan dari sub sistem yang saling
berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi
output produksi.
Input produksi adalah dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja,
modal dan informasi.
output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut
sampingannya seperti limbah, informasi.
2. Identifikasi Bahaya
a. Cara Identifikasi Bahaya
Identifikasi potensi bahaya lingkungan tempat kerja dapat
dilakukan dengan:
- walk through/ inspeksi
- observasi,
- wawancara SDM dengan cara survei dan kuesioner,
- Rapat HIRA/ IBPR -- Pengecekan MSDS
- Analisa Catatan (Record Accident-Injury)
b. Jenis Bahaya
1. Safety Hazard
a) Kinetik
Kinetik yaitu energi karena gerakan. Sumber berasal
dari aliran air, tekanan udara (Comppressor,Boiler,LPG/
Gas Cilynder (Acetylene, Oxygen, Helium) dan lain-
lain. Efek : Kebakaran , ledakan
b) Mekanik
Sumber berasal dari diesel, gerakan berputar, belt
bergerak. Efek: terjepit, terpotong.
c) Listrik
Sumber berasal dari PLN atau Diesel yang
bertegangan tinggi, Unit produksi yang memiliki
tegangan rendah. Efek: tersengat listrik, Terbakar.
d) Housekeeping atau Kerapihan
Sumber: Penempatan alat, perlengkapan
4
2. Health Hazard
a. Faktor Kimia
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja NO 13
Tahun 2011, pengertian faktor kimia adalah faktor di
tempat kerja yang bersifat kimia yang dalam keputusan
ini meliputi bentuk padatan (partikel), cair, gas, kabut,
aerosol dan uap yang berasal dari bahan-bahan kimia.
Faktor kimia mencakup wujud yang bersifat partikel
adalah debu, awan, kabut, uap logam, dan asap; serta
wujud yang tidak bersifat partikel adalah gas dan uap.
Efek: Silikosis/ Bisinosis/COPD/ PPOK
b. Faktor Fisika
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja NO 13
Tahun 2011, pengertian faktor fisika adalah faktor di
dalam tempat kerja yang bersifat fisika yang dalam
keputusan ini terdiri dari iklim kerja, kebisingan,
getaran, gelombang mikro, sinar ultra ungu dan medan
magnet.
i. Kebisingan
Sumber : mesin produksi , Genset
Efek: Noise Induced Hearing Loss
ii. Getaran
Sumber: Mesin Produksi (WBV – HAV)
Efek: Carpal tunnel syndrom, Low back pain
iii. Pencahayaan
Sumber : lampu, sinar matahari
Efek: gangguan penglihatan
iv. Iklim Kerja/ Tekanan Panas
Sumber : Proses Produksi
Efek: Heat stroke, heat cramp, dehidrasi
v. Radiasi Sinar Ultra Ungu
Sumber : Pengoperasian mesin las, kegiatan
perbaikan
Efek: pusing, berkurangnya penglihatan, temporary
blind
vi. Faktor Biologi
5
3. HIRADC
HIRADC adalah salah satu bagian dari standar ohsas 18001;2007
clause 4.3.1. Di Indonesia biasa juga disebut sebagai risk assesment
atau identifikasi bahaya dan aspek K3L. Di klausa
tersebut menyebutkan bahwa organisasi harus menetapkan, membuat,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk melakukan identifikasi
bahaya, penilaian risiko dan menentukan pengendalian bahaya dan
risiko yang diperlukan.
Di dalam hal ini menjelaskan mengenai proses yang harus
diperhatikan dalam pelaksananaan HIRADC :
a. Hazard atau Bahaya
b. Risk atau Resiko
c. Penentuan untuk pengendalian bahaya dan risiko ( harus
mempertimbangkan hierarki dari pengendalian : eliminasi,
subtitusi, isolasi, engineering control,
penandaan/peringatan/administrative control, PPE)
d. Perubahan dari management
e. Pencatatan dan dokumentasi dari kegiatan HIRADC (misalnya :
HIRADC register)
f. Tinjauan yang berkelanjutan.
B. Perundang-Undangan
1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja
2. Undang-undang No.4 tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Undang-Undang no. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
4. Undang-undang No. 14 tahun 1969 tentang Ketentuan-ketentuan
Pokok Tenaga Kerja
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.13/MEN/X/2011 tentang Nilai
Ambang Batas Faktor Fisikadan Faktor Kimia di TempatKerja.
6. Badan Standarisasi Nasional, 2004. SNI 16-7063-2004 tentang Nilai
Ambang Batas Iklim Kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan
dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja
9