Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN MATERI

MANAJEMEN BAHAYA

Nama : Muh. Rafli


N I M : D0221395

1. Rangkuman isi perkuliahan ( Minimal 500 kata)


Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam
mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya.
Keselamatan kerja adalah upaya untuk melindungi pekerja, orang lain, peralatan, tempat
kerja, bahan produksi, dan lingkungan hidup.
Kesehatan adalah tingkat keadaan fisik dan psikologis individu, dan upaya untuk memperoleh
kesehatan yang setinggi-tingginya dengan mencegah penyakit, kelelahan kerja, dan
menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
Upaya dalam menanggulangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di tempat kerja
meliputi penerapan peraturan perundangan, ketentuan K3 yang selalu up-to-date, penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja sejak tahap rekayasa, serta pengawasan dan pemantauan
pelaksanaan K3 melalui pemeriksaan langsung di tempat kerja.
Tugas pokok kesehatan kerja antara lain adalah pembinaan dan pengawasan terhadap
pekerjaan, lingkungan kerja, perlengkapan sanitasi dan kesehatan kerja, memberikan nasehat
mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, alat pelindung diri, gizi, serta laporan
berkala tentang pelayanan kesehatan kerja.
Bahaya merupakan sesuatu yang berpotensi menyebabkan kerugian, kerusakan, cidera, sakit,
kecelakaan, atau kematian yang terkait dengan proses dan sistem kerja. Bahaya dapat berupa
bahaya tubuh pekerja, perilaku kesehatan, lingkungan kerja (fisik, kimia, biologi), ergonomik,
dan pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja.
Sumber-sumber bahaya kerja meliputi:
1) Manusia: Kesalahan pekerja dalam mengoperasikan mesin atau peralatan.
2) Peralatan: Penggunaan peralatan yang tidak sesuai fungsinya atau tanpa pelindung.
3) Bahan: Risiko yang terkait dengan sifat bahan, seperti mudah terbakar, mudah meledak,
menyebabkan alergi atau iritasi, bersifat racun, atau radioaktif.
4) Proses: Asap, debu, panas, bising, dan bahaya mekanis dalam proses kerja.
5) Cara atau sikap kerja: Tindakan tidak aman, seperti mengangkat dan mengangkut dengan
salah, posisi tubuh yang tidak benar, tidak menggunakan APD, lingkungan kerja yang terlalu
panas, atau menggunakan alat yang tidak sesuai peraturan.
6) Lingkungan Kerja: Bahaya fisik, kimia, biologis, faal kerja, dan psikologis yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan penyakit akibat kerja.

Dalam lingkungan kerja, penting untuk mengatasi sumber-sumber bahaya ini guna mencegah
kecelakaan dan memastikan keselamatan karyawan.
Faktor-faktor bahaya kerja meliputi:
1) Faktor Bahaya Biologi: Jamur, virus, bakteri, tanaman, binatang.
2) Faktor Bahaya Kimia: Bahan beracun, reaktif, radioaktif, mudah meledak, mudah
terbakar/menyala, iritan, korosif, bahan/material/cairan/gas/debu/uap berbahaya.
3) Faktor Bahaya Fisik/Mekanik: Ketinggian dan konstruksi, tekanan dan kebisingan, suhu dan
cahaya, listrik dan getaran, radiasi, mesin/alat/kendaraan/alat berat.
4) Faktor Bahaya Biomekanik: Gerakan berulang, postur/posisi kerja, pengangkutan manual,
desain tempat kerja/alat/mesin.
5) Faktor Bahaya Sosial-Psikologis: Stress, kekerasan, pelecehan, pengucilan, intimidasi, emosi
negatif.

Potensi bahaya di tempat kerja dapat menyebabkan kerugian, kerusakan, cidera, sakit,
kecelakaan, atau kematian. Potensi bahaya dapat berasal dari faktor teknis (peralatan kerja),
faktor lingkungan (proses produksi, bahan baku), dan faktor manusia (kondisi fisik dan psikis
pekerja). Potensi bahaya di tempat kerja meliputi potensi bahaya fisik, kimia, biologis,
fisiologis, psiko-sosial, dan dari proses produksi.
Pengenalan dan pengendalian potensi bahaya di tempat kerja penting untuk mencegah
penyakit akibat kerja dan menjaga kesehatan tenaga kerja.

2. Refleksi:
a. Hal-hal yang menarik selama kegiatan perkuliahan,
1. Upaya dalam menanggulangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja meliputi penerapan
peraturan perundangan, ketentuan K3 yang up-to-date, keselamatan dan kesehatan kerja sejak
tahap rekayasa, serta pengawasan dan pemantauan pelaksanaan K3 secara langsung di tempat
kerja.
2. Bahaya di tempat kerja dapat berasal dari berbagai sumber seperti manusia, peralatan, bahan,
proses kerja, cara kerja, dan lingkungan kerja. Bahaya tersebut dapat berupa bahaya tubuh
pekerja, perilaku kesehatan, lingkungan kerja (fisik, kimia, biologi), ergonomik, dan
pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja.

b. Pertanyaan yang menarik terkait dengan apa yang telah didiskusikan,

1. Bagaimana mengidentifikasi dan mengatasi potensi bahaya yang berasal dari faktor
manusia, peralatan, bahan, proses, cara kerja, dan lingkungan kerja?
2. Apa langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengendalikan faktor bahaya biologi,
kimia, fisik/mekanik, biomekanik, dan sosial-psikologis di tempat kerja?
3. Bagaimana upaya pencegahan penyakit akibat kerja dilakukan dalam pengenalan dan
pengendalian potensi bahaya di tempat kerja?
c. Jelasakan Pengetahuan dan Pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya terkait materi yang
telah didiskusikan,

Pengetahuan yang dimiliki mencakup prinsip-prinsip dasar keselamatan kerja dan kesehatan
kerja, termasuk definisi dan konsep utama, tujuan dan manfaatnya, hukum dan peraturan yang
mengatur bidang ini, praktik terbaik dalam pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
dan strategi pengelolaan risiko di lingkungan kerja.
d. Penerapan hal-hal yang dipelajari di masa yang akan datang,

 Revisi dan pembaruan kebijakan dan prosedur: Keselamatan dan kesehatan kerja terus
berkembang dengan adanya penemuan baru dan perkembangan teknologi. Oleh karena itu,
penting untuk terus memperbarui kebijakan dan prosedur keselamatan kerja agar tetap
relevan dan sesuai dengan perkembangan terkini. Hal ini meliputi peninjauan dan revisi
kebijakan, prosedur kerja, serta pelatihan dan sosialisasi kepada karyawan.

 Kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan


kerja. Misalnya, penggunaan sensor dan pemantauan otomatis untuk mendeteksi bahaya
potensial, pengembangan peralatan kerja yang lebih ergonomis dan aman, atau penggunaan
perangkat lunak dan aplikasi untuk mengelola program keselamatan kerja secara efisien.

e. Pengembangan lebih lanjut yang dibutuhkan

 Peningkatan regulasi: Evaluasi terhadap peraturan dan regulasi yang ada perlu dilakukan
secara berkala untuk memastikan bahwa mereka tetap relevan dan sesuai dengan
perkembangan terbaru dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Jika ditemukan
kekurangan atau celah dalam regulasi yang ada, perlu dilakukan perbaikan atau
penyempurnaan.

 Pelatihan karyawan: Pengembangan program pelatihan yang lebih komprehensif dan


terstruktur dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pengetahuan karyawan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja. Pelatihan harus mencakup aspek praktis dan aplikatif,
serta mengedepankan partisipasi aktif dari karyawan dalam identifikasi risiko dan
implementasi langkah-langkah pencegahan.

Anda mungkin juga menyukai