Anda di halaman 1dari 60

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Ns. YULIANTIKA,S.Kep
• Menurut Sedarmayanti (2009:124) Kesehatan dan
Keselamatan Kerja adalah pengawasan terhadap
orang lain, mesin, material dan metode yang
mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak
mengalami cedera
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya
disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja
• Keselamatan Kerja adalah upaya yang
dilakukan untuk mengurangi terjadinya
kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk
kerugian baik terhadap manusia, maupun
yang berhubungan dengan peralatan, obyek
kerja, tempat bekerja, dan lingkungan kerja,
secara langsung dan tidak langsung (
Permenkes Nomor 66 Tahun 2016)
• Kesehatan Kerja adalah upaya peningkatan dan
pemeliharaan derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya bagi pekerja di semua jabatan, pencegahan
penyimpangan kesehatan yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan, perlindungan pekerja dari risiko
akibat faktor yang merugikan kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang mengadaptasi antara
pekerjaan dengan manusia dan manusia dengan
jabatannya. (Permenkes Nomor 66 Tahun 2016)
Tujuan Kesehatan dan Keselamatan kerja

1. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di


tempat kerja selalu dalam keadaan sehat dan
selamat.
2. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan
secara lancar.
3. Meningkatkan derajat kesehatan para
petugas
KECELAKAAN KERJA
• Kecelakaan Kerja menurut Fank E. Bird yaitu
suatu kejadian yang tidak diinginkan yang
menimbulkan kerugian pada manusia
(Menyebabkan orang cedera), kerusakan
property, lingkungan ataupun kegiatan proses
kerja, sebagai akibat dari kontak dengan
sumber energi seperti mekanis, kimia, kinetik
dan fisik yang melebihi batas kemampuan
tubuh, alat atau struktur.
Faktor-Faktor Timbulnya Kecelakaan Kerja

• Kecelakaan dapat menimpa pegawai karena


berbagai penyebab, usaha menyediakan
tempat yang aman untuk bekerja, dan suatu
proses teratur yang berhubungan dengan
usaha, menentukan kondisi umum dengan apa
dan bagaimana pekerjaan akan dilaksanakan,
merupakan faktor penting untuk menggerakan
para pegawai
Penyebab Timbulnya Kecelakaan Terdiri Dari
Tiga Faktor

1. Faktor Lingkungan
2. Faktor Manusia
3. Faktor Mesin/Alat
Faktor Lingkungan
• Tidak cukup kepemimpinan / pengawasan.
• Tidak cukup pengadaan barang.
• Tidak cukup sarana dan prasarana.
• Tidak cukup standar-standar kerja.
• Tidak cukup perawatan.
• Adanya penyalahgunaan.
Faktor Manusia
• Kurangnya kemampuan fisik,mental,dan
psikologis.
• Kurangnya pengetahuan dan keterampilan.
• Kurangnya pemahaman pentingnya
penggunaan alat pelindung diri.
• Motivasi yang tidak cukup atau salah
Faktor Mesin / Alat
• Penerangan yang kurang.
• Mesin / Alat yang tidak dijaga.
• Kerusakan teknis.
• Ketidak sesuain alat/mesin yang dibutuhkan.
• Kurangnya alat
Penyebab Kecelakaan Kerja
Menurut H.W Heinrich (1931:23) Secara umum,
ada dua sebab terjadinya kecelakaan kerja,
yaitu:
1. Penyebab langsung
2. Penyebab dasar
Penyebab Dasar
a. Faktor manusia/pribadi, antara lain karena :
– Kurangnya kemampuan fisik, mental, dan psikologis
– Stress
– Motivasi yang tidak cukup/salah
b. Faktor kerja/lingkungan, antara lain karena :
– Tidak cukup kepemimpinan dan pengawasan
– Tidak cukup rekayasa (engineering)
– Tidak cukup pembelian/pengadaan barang
– Tidak cukup perawatan (maintenance)
– Tidak cukup alat-alat dan perlengkapan
Penyebab Langsung
• Peralatan pengamanan/pelindung/rintangan yang tidak memadai
atau tidak memenuhi syarat.
• Bahan, alat-alat/peralatan rusak
• Terlalu sesak/sempit
• Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang memadai
• Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan
• Kerapihan/tata letak yang buruk
• Lingkungan berbahaya/beracun : gas, debu, asap, uap,dan lain lain.
• Bising
• Paparan radiasi
• Ventilasi dan penerangan yang kurang.
BAHAYA ATAU HAZARD
Bahaya atau hazard adalah keadaan atau situasi
yang potensial dapat menyebabkan kerugian
seperti luka, sakit, kerusakan harta benda,
“kerusakan lingkungan kerja,atau kombinasi
seluruhnya” (Ramli, 2010).
Bahaya Kesehatan
• Bahaya atau hazard kesehatan adalah hazard yang berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan.
• Dari sudut pandang kesehatan kerja, sistem kerja, mencakup
empat komponen kerja, yaitu pekerja, lingkungan kerja,
pekerjaan, pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja.
• Setiap komponen kerja dapat menjadi sumber atau situasi yang
berpotensi menimbulkan kerugian bagi kesehatan pekerja.
• Kerugian kesehatan dapat berupa cedera atau gangguan
kesehatan baik fisik maupun mental. Sumber atau situasi yang
potensial tersebut dikenal sebagai hazard atau faktor risiko
kesehatan (Kurniawidjaja, 2010).
Bahaya Di Tempat Kerja
• Hazard Lingkungan kerja dapat berupa faktor
fisik, kimia dan biologik.
• Faktor fisik, kimia dan biologik yang berada
ditempat kerja berpotensi menimbulkan
gangguan kesehatan bila kadarnya atau
intesitas pajananya tinggi melampaui toleransi
kemampuan tubuh pekerja.
Bahaya di tempat kerja antara lain :
• Bahaya Fisik
Berpotensi menimbulkan terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK).
Jenis- jenis bahaya yang termasuk dalam golongan fisik serta pekerja
berisiko terpajan antara lain adalah bahaya mekanik,bising, getar
atau vibrasi, suhu ekstrem panas, suhu ekstrem dingin,cahaya
(kurang cahaya atau terlalu terang).
• Bahaya Kimia
Berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan yang sangat luas dari
yang ringan seperti bersin-bersin, kulit gatal sampai yang berat
seperti kelainan organ hati dan saraf, gagal ginjal atau cacat fungsi
paru. Bahaya kimia di tempat kerja dapat berupa logam berat
( seperti merkuri,krom atau cadmium), pelarut organik, gas dan uap.
• Bahaya Biologik
Berpotensi menimbulkan penyakit infeksi akibat kerja (PAK),
dari penyakit flu bisa sampai SARS bahkan HIV AIDS bagi
pekerja kesehatan. Jenis mikroorganisme yang termasuk
dalam golongan gfaktor biologic serta pekerja berisiko terpajan
antara lain virus (Hepatitis B/C, HIV AIDS), bakteri
(tuberculosis, leptospirosis), Jamur ( Coccidiomycosis,
Aktinomikosis). Serta parasit (Malaria).
• Bahaya Ergonomik
Yang dimaksud terkait dengan kondisi pekerjaan dan peralatan
yang digunakan oleh pekerja termasuk work station.
• Bahaya Psikososial
diantaranya kerja bergilir, kerja berlebih, dan ancaman secara
fisik.
Landasan Hukum Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)
• Penerapan Program K3 dalam perusahaan
akan selalu terkait dengan landasan hukum
penerapan program K3 itu sendiri.

• Landasan hukum tersebut memberikan


pijakan yang jelas mengenai aturan yang
menentukan bagaimana K3 harus diterapkan.
sumber-sumber hukum yang menjadi dasar
penerapan program K3 di Indonesia adalah sebagai
berikut :
• Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
• Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga
Kerja
• Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1993 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
• Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit yang
timbul karena Hubungan Kerja
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per-05/MEN/1993 tentang
Petunjuk Teknis Pendaftaran Kepesertaan, Pembayaran Iuran,
Pembayaran Santunan dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
• Permenkes Nomor 66 Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit
• PP 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3
PENANGANAN KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan Industri
1. Jatuh Dari Ketinggian Kejatuhan
2. BendaTerantuk, Tersandung,
3. TergelincirTerjepit Diantara Benda
4. Terlanggar, Tertumbuk, Tertabrak, Tergilas Benda
5. Terpotong
6. Terkilir
7. Terbakar Akibat/Berhubungan Dengan Suhu
Tinggi/Korosif/Radiasi
8. Tersengat Arus ListrikLain-lain
Pencegah Kecelakaan
Pendekatan terhadap kelemahan pada unsur manusia, antara lain :
a. Pemilihan / penempatan pegawai secara tepat agar diperoleh
keserasian antara bakat dan kemampuan fisik pekerja dengan
tugasnya.
b. Pembinaan pengetahuan dan keterampilan melalui training yang
relevan dengan pekerjaannya.
c. Pembinaan motivasi agar tenaga kerja bersikap dan bertindak
sesuai dengan keperluan perusahaan.
d. Pengarahan penyaluran instruksi dan informasi yang lengkap dan
jelas.
e. Pengawasan dan disiplin yang wajar.
Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat keras,
antara lain :
• Pemeliharaan tempat kerja tetap bersih dan aman untuk pekerja.
• Perancangan, pembangunan, pengendalian, modifikasi, peralatan
kilang, mesin-mesin harus memperhitungkan keselamatan kerja.
• Pengelolaan penimbunan, pengeluaran, penyaluran,
pengangkutan, penyusunan, penyimpanan dan penggunaan
bahan produksi secara tepat sesuai dengan standar keselamatan
kerja yang berlaku.
• Pembuangan sisa produksi dengan memperhitungkan kelestarian
lingkungan.
• Perencanaan lingkungan kerja sesuai dengan kemampuan
manusia.
Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat lunak,
harus melibatkan seluruh level manajemen, antara lain :
a. Penyebaran, pelaksanaan dan pengawasan dari safety
policy.
b. Penentuan struktur pelimpahan wewenang dan
pembagian tanggung jawab.
c. Penentuan pelaksanaan pengawasan, melaksanakan dan
mengawasi sistem/prosedur kerja yang benar.
d. Pembuatan sistem pengendalian bahaya.
e. Perencanaan sistem pemeliharaan, penempatan dan
pembinaan pekerja yang terpadu.
f.  Penggunaan standard/code yang dapat diandalkan.
Pencegahan Kecelakaan
Kecelakaan dapat dihindari dengan:
1. Menerapkan peraturan perundangan dengan
penuh disiplin
2. Menerapkan standarisasi kerja yang telah
digunakan secara resmi
3. Melakukan pengawasan dengan baik
4. Melakukan pendidikan dan penyuluhan
kepada masyarakat
5. Memasang tanda-tanda peringatan
TUJUAN PENGGUNAAN APD
• Meminimalkan akibat kecelakaan kerja atau
penyakit akibat kerja
• Untuk meminimalkan gangguan phisik yaitu :
telinga, mata, kulit,kepala pusing, cepat lelah
• Mengamankan tubuh bagian dalam ; jantung,
paru, hati dan ginjal , dll
PENGGUNAAN APD
• Bekerja ditempat terbuka
• Bekerja di ketinggian
• Bekerja di ruangan terbatas
• Bekerja di daerah bahan beracun berbahaya
• Bekerja di pabrik
• Bekerja di air
• Bekerja di tambang
• Dsb
ALAT PELINDUNG DIRI
( APD )
• Suatu Alat Yang Mempunyai Kemampuan Untuk
Melindungi Seseorang Yang Fungsinya Mengisolasi
Sebagian Atau Seluruh Tubuh Dari Potensi Bahaya Di
Tempat Kerja ( PER. MENTENTRANS NO.
08/MEN.VII/2010
• Alat Pelindung Diri Harus Sesuai Dengan Potensi
Bahaya Yang Dapat Terjadi Dan Kualitas Standar Yang
Ditetapkan.
PERSYARATAN APD
• Sesuai dengan jenis bahaya yang dihadapi
• Terbuat dari material yang tahan dari bahaya
tersebut
• Memiliki konstruksi kuat
• Tidak menngkatkan resiko bagi pemakainya
• Tidak mengganggu apd lain yang bersamaan dipakai
yang bersangkutan
JENIS-JENIS APD
• PENGAMAN MATA (EYE PROTECTION )
• PENGAMAN WAJAH ( FACE PROTECTION )
• PENGAMAN TERJATUH ( FALL PROTECTION )
• PENGAMAN TANGAN ( HAND PROTECTION )
• PENGAMAN TELINGA ( HEARING PROTECTION )
• PENGAMAN PERNAFASAN (RESPIRATORY
PROTECTION)
JENIS-JENIS APD
• PENGAMAN KAKI ( SAFETY SHOES )
• PAKAIAN KERJA
• PENGAMAN KEPALA (HELMED )
PENGAMAN WAJAH ( FACE PROTECTION )
PENGAMAN TERJATUH ( FALL PROTECTION )
PENGAMAN TERJATUH
PENGAMAN TERJATUH

Photo Source Credit: Associated General Contractors of


America, Fall Protection Training in the Construction
Industry, 2004.
LIFE LINE
PENGAMAN TELINGA ( HEARING PROTECTION )
PENGAMAN PERNAFASAN (RESPIRATORY PROTECTION)
PENGAMAN TANGAN ( HAND PROTECTION )
PELINDUNG TANGAN (GLOVES)
SEPATU KERJA ( SAFETY SHOES )
PAKAIAN KERJA

1. DISESUAIKAN DENGAN
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA
2. DIPASANG REFLEKTOR,
AGAR TERLIHAT DI
TEMPAT KERJA GELAP
TUKANG LAS
PELINDUNG KEPALA

STANDARD
ANSI/ISEA 289-1.2009
ALAT PELINDUNG DIRI
1. Helmet/Topi/Pelindung kepala
• Melindungi dari kejatuhan benda, benturan
benda keras, diterpa panas dan hujan
2. Safety Shoes/Pelindung kaki
• Melindungi kaki dari benda tajam, tersandung
benda keras, tekanan dan pukulan, lantai yang
basah, lincir dan berlumpur, disesuaikan
dengan jenis bahayanya
ALAT PERLINDUNG DIRI
3. Safety Glasses/ Kaca mata/Kedok Las ,
Melindungi dari sinar las, silau, partikel
beterbangan, serbuk terpental, radiasi,
cipratan cairan berbahaya
4. Earplug/Pelindung telinga/Earmuff
• Melindungi dari suara yang menyakitkan
terlalu lama, dengan batas kebisingan diatas
85 db
ALAT PELINDUNG DIRI
5. Masker Mulut/hidung/oksigen
• Melindungi dari pekerjaan yang menggunakan
bahan/serbuk kimia, udara terkontaminasi,
debu, asap, kadar oksigen kurang.
6. Sarung Tangan /karet/kulit/kain/plastik
• Melindungi tangan dari bahan kimia yang
korosif, benda tajam/kasar, menjaga
kebersihan bahan,tersengat listrik
ALAT PELINDUNG DIRI
7. Safety belt/body harness
• Melindungi dari bahaya jatuh dari ketinggian
kerja diatas 2 meter dan sekeliling bangunan.
8. Jaket pelampung
• Melindungi dari bahaya jatuh keair,
tenggelam, tidak dapat berenang.
PERTOLONGAN PERTAMA KECELAKAAN

• P3K adalah merupakan pertolongan pertama


yang harus segera diberikan kepada korban
yang mendapatkan kecelakaan atau penyakit
mendadak dengan cepat dan tepat sebelum
korban dibawa ke tempat rujukan.
Maksud Dan Tujuan P3K dimaksudkan 
• Memberikan perawatan darurat pada korban,
sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan
oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.
• P3K diberikan untuk :
a. Menyelamatkan nyawa korban
b. Meringankan penderitaan korban
c. Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
d. Mempertahankan daya tahan korban
e. Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
Prinsip Dasar Tindakan Pertolongan
• Pedoman tindakan
• Prinsip P-A-T-U-T
P = Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu sebelum
bertindak
A = Amankan korban dari gangguan di tempat kejadian, sehingga
bebas dari bahaya.
T = Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di tempat
itu ada kecelakaan.
U = Usahakan menghubungi ambulan, dokter, rumah sakit atau yang
berwajib
T = Tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang paling
tepat.
Pemberian Pertolongan
• Menilai situasi
• Mengenali bahaya diri sendiri dan orang lain
• Memperhatikan sumber bahaya
• Memperhatikan jenis pertolongan
• Memperhatikan adanya bahaya susulan
• Mengamankan Tempat Kejadian
• Memperhatikan penyebab kecelakaan
• Utamakan keselamatan diri sendiri
Pemberian Pertolongan
• Singkirkan sumber bahaya yang ada (putuskan
aliran dan matikan sumber )
• Hilangkan faktor bahaya misal dengan
menghidupkan exhaus ventilasi, jauhkan
sumber
• Singkirkan korban dengan cara aman dan
memperhatikan keselamatan diri sendiri
(dengan alat pelindung ).
Pemberian Pertolongan
• Memberikan pertolongan
• Menilai kondisi korban dan tentukan status korban dan prioritas
tindakan
• Periksa kesadaran, pernafasan, sirkulasi darah dan gangguan
lokal
• Berikan pertolongan sesuai status korban
• Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari tubuh
• Bila ada tanda henti nafas dan jantung berikan resusitasi
Jantung paruSelimuti korban
• Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakar ringan).
• Bila luka berat carikan pertolongan ke RS/dokter

Anda mungkin juga menyukai