Oleh
Ns. YULIANTIKA, S.Kep
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas kuasa dan izin-Nya,
Materi Ajar “Konsep dasar luka” ini dapat diselesaikan dengan baik. Materi Ajar ini
disusun sebagai bentuk latihan sekaligus tugas dalam Pendidikan Profesi Guru
(DIDIK) dalam Jabatan Angkatan 3 pada Universitas Negeri Medan. Materi Ajar ini
membahas tentang Konsep dasar luka, yaitu:
1. Menyimpulkan definisi luka dengan tepat
2. Menyimpulkan penyebab luka dengan benar
3. Menguraikan fisiologi penyembuhan luka
4. Menguraikan stadium luka dengan benar
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan berkontribusi dalam pembuatan modul ajar ini. Semoga modul ajar ini dapat
digunakan dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jurusan Asisten Keperawatan.
Penulis menyadari ada kekurangan pada pembuatan materi ajar ini dikarenakan
keterbatasan penulis. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi
perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga modul ini mampu memberikan
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN.................................................................................................... i
A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Materi ............................................................................................ iv
2. Relevansi ....................................................................................................... iv
B. INTI
1. Tujuan Pembelajaran ..................................................................................... v
2. Materi Pokok ................................................................................................. v
3. Uraian Materi................................................................................................. v
C. MATERI
RANGKUMAN .................................................................................................. 8
TES FORMATIF ............................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10
iii
A. PENDAHULUAN
1. DESKRIPSI SINGKAT
Luka adalah sebagai rusaknya kesatuan / komponen jaringan, dimana
secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Beberapa
etiologi dari luka adalah luka memar, luka abrasi, luka robek, luka tembak, luka
gigitan, luka avulsi dan luka hancur. Penyembuhan luka secara umum akan
melalui tiga proses penyembuhan luka yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan
fase maturasi / remodeling. Berdasarkan kedalam dan luasnya luka di bagi
menjadi stadium I s/d stadium IV yaitu Stadium I : Luka superfisial “Non-
Blanching Erithema”, Stadium II : Luka “Partial Thickness”, Stadium III : Luka
“Full Thickness” dan Stadium IV : Luka “Full Thickness”. Selain itu juga
terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat penyembuhan luka antara lain
perawatan yang kurang baik, Osteomylitis kronis, konsumsi tembakau, kanker,
malnutrisi, diabetes, obat-obatan, radiasi, dan sirkulasi yang buruk.
2. RELEVANSI
Luka adalah sebagai rusaknya kesatuan / komponen jaringan, dimana
secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Namun yang
perlu diingat bahwa ada beberapa etiologi dari luka adalah luka memar, luka
abrasi, luka robek, luka tembak, luka gigitan, luka avulsi dan luka hancur. Dan
dilihat dari penyebab lukanya juga mempengaruhi lama proses penyembuhanya.
Bahwa penyembuhan luka secara umum akan melalui tiga proses penyembuhan
luka yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi / remodeling.
Berdasarkan kedalam dan luasnya luka di bagi menjadi stadium I s/d stadium IV
yaitu Stadium I : Luka superfisial “Non-Blanching Erithema”, Stadium II : Luka
“Partial Thickness”, Stadium III : Luka “Full Thickness” dan Stadium IV : Luka
“Full Thickness”. Selain itu juga terdapat beberapa faktor yang dapat
menghambat penyembuhan luka antara lain perawatan yang kurang baik,
Osteomylitis kronis, konsumsi tembakau, kanker, malnutrisi, diabetes, obat-
obatan, radiasi, dan sirkulasi yang buruk.
iv
3. PANDUAN BELAJAR
Agar kita dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari bahan ajar ini
berikut beberapa petunjuk yang dapat anda ikuti :
1. Pelajari dengan cermat materi teori konsep dasar luka ini sampai anda
memahami secara tuntas,
2. Pahami garis besar materi-materi yang akan dipelajari atau dibahas secara
seksama apa yang akan dicapai.
3. Bacalah sumber-sumber lain yang relevan untuk menambahkan wawasan
anda menjadikan perbandingan jika pembahasan dalam modul ini masih
dianggap kurang.
4. Tingkatkan pemahaman mengenai materi ini melalui diskusi dan
mengerjakan soal latihan.
B. INTI
1. Tujuan pembelajaran
Setelah siswa membaca modul ajar ini diharapkan menguasai teori dan
aplikasi materi keahlian keperawatan, kompetensi keahlian asisten keperawatan
tentang konsep dasar luka, yaitu: definisi luka, penyebab luka, fisiologi
penyembuhan luka, stadium luka dan faktor yang mempengaruhi penyembuhan
luka.
2. Pokok materi
Konsep dasar luka
3. Uraian Materi
Salam sejahtera, semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya. Aamiin.
Pada modul kita akan mempelajari tentang konsep dasar luka. Berbicara
mengenai teori konsep dasar luka kita akan selalu ingat luka di bedakan menjadi
dua berdasarkan waktu penyembuhannya yaitu luka akut dan luka kronis. Luka
akut yaitu luka yang baru dan penyembuhannya berlansung kurang dari beberapa
hari. Sedangkan luka kronis dapat didefinisikan sebagai luka yang karena
beberapa alasan sehingga proses penyembuhannya terhambat. Luka kronis dapat
vi
tergantung penanganan dari luka tersebut (Semer, 2013).
v
KASUS
Tn. R 1 minggu yang lalu mengalami kecelakaan lalu lintas disebuah simpang 4 dekat
rumahnya. Pada kecelakaan tersebut Tn. R mengalami luka parah pada bagian wajah dan
tangan kanannya, lutut Tn. R mengalami memar dan tampak luka yang memerah. Pada
kondisi ini Tn. R memerlukan perawatan luka dan nutrisi. Pada perawatan hari ke 3 4 5
tampak pada luka Tn. R terbentuk jaringan yang baru menjadi jaringan penyembuhan
yang kuat.
vi
C. MATERI
1. Definisi luka
Luka adalah terputusnya kontinuitas jaringan karena cedera atau
pembedahan. Luka bisa diklasifi kasikan berdasarkan struktur anatomis, sifat,
proses penyembuhan, dan lama penyembuhan (Kartika, 2015). Selain itu juga
luka didefinisikan sebagai rusaknya kesatuan / komponen jaringan, dimana
secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang (Maryunani,
2015).
2. Etiologi Luka
Beberapa etiologi dari luka menurut (Maryunani, 2015) di antaranya :
a. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan
dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan
bengkak.
bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
Biasa terjadi pada kulit dan tidak sampai jaringan subkutis.
c. Luka robek / laserasi, biasanya terjadi akibat benda tajam atau benda tumpul.
Seringkali meliputi kerusakan jaringan yang berat, sering menyebabkan
perdarahan yang serius dan berakibat syok hipovolemik. Luka tusuk
(Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau
yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil. Walaupun
perdarahan nyata seringkali sedikit, kerusakan jaringan internal dapat sangat
luas. Luka bisa mempunyai resiko tinggi terhadap infeksi sehubungan
dengan adanya benda asing pada tubuh.
d. Luka tembak, yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian
awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya
lukanya akan melebar. Luka ini biasa disebabkan oleh peluru.
e. Luka gigitan, biasanya di sebabkan oleh gigitan binatang mau pun gigitan
manusia. Biasanya kecil namun dalam dan dapat menimbulkan komplikasi
infeksi berat.
f. Luka avulsi, yaitu luka yang di sebabkan oleh terkelupasnya sebagian
1
jaringan bawah kulit tetapi sebagian masih terhubung dengan tubuh.
g. Luka hancur, sulit di golongkan dalam salah satu jenis luka. Luka hancur
seringkali berujung pada amputasi.
3. Fisiologi Penyembuhan luka
Penyembuhan luka secara umum akan melalui tiga proses penyembuhan
luka yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi / remodeling
(Maryunani, 2015).
a. Fase inflamasi:
Fase inflamasi hanya berlansung selama 5-10 menit dan setelah itu
akan terjadi vasodilatasi. Fase ini merupakan respon vaskuler dan seluler
yang terjadi akibat perlukaan yang menyebabkan rusaknya jaringan lunak.
Dalam fase ini pendarahan akan di hentikan dan area luka akan dibersihkan
dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan proses
penyembuhan. Pada fase ini akan berperan pletelet yang berfungsi
hemostasis, dan lekosit serta makrofag yang mengambil fungsi fagositosis.
Tercapainya fase inflamasi dapat di tandai dengan adanya eritema, hangat
pada kulit, edema dan rasa sakit yang berlansung sampai hari ke-3 atau hari
ke-4.
2
berlansung, terjadi proses granulasi dimana sejumlah sel dan pembuluh
darah baru tertanam di dalam jaringan baru. Selanjutnya dalam fase ini juga
terjadi proses epitelisasi, dimana fibroblas mengeluarkan keratinocyte
growth factor (KGF) yang berperan dalam stimulasi mitosis sel epidermal.
Gambar 2.8 Fase maturasi atau remodelling (Wiley & Sons, 2013)
3
4. Stadium luka
Berdasarkan kedalam dan luasnya luka di bagi menjadi stadium I s/d
stadium IV (Maryunani, 2015).
a. Stadium I : Luka superfisial “Non-Blanching Erithema”
Yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.
Gambar 2.1 luka stadium I (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011)
b. Stadium II : Luka “Partial Thickness”
Yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis atau bagian atas
dari dermis tetapi tidak melintasinya. Tanda klinis dari luka stadium II antara
lain abrasi, blister atau lubang yang dangkal, lembab dan nyeri.
Gambar 2.2 luka stadium II (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011)
4
Gambar 2.3 luka stadium III (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011)
d. Stadium IV : Luka “Full Thickness”
Yaitu luka yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang
dengan adanya destruksi atau kerusakan yang luas.
Gambar 2.4 luka stadium IV (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011)
b. Osteomylitis kronis
luka. Jika tersedia, suplemen nutrisi untuk pasien yang kekurangan nutrisi
sangat diperlukan.
f. Diabetes
Pasien dengan diabetes memiliki penyembuhan yang lambat.
Menjaga kadar gula darah dapat mempercepat penyembuhan luka.
g. Obat-obatan
Perhatikan daftar obat yang dikonsumsi pasien. Steroid dan NSAID
dapat mempengaruhi penyembuhan. Vitamin A 25.000 IU/hari oral atau
200.000 IU/8 jam topikal selama 1-2 minggu dapat menggurangi efek
7
8
steroid.
h. Radiasi
Luka yang terletak di daerah yang pernah mendapat radiasi akan
memerlukan waktu yang sangat panjang untuk menyembuh jika terjadi luka.
pemberian suplemen vitamin E selama 1-2 minggu (100 - 400 IU/hari) dapat
berguna.
i. Sirkulasi yang buruk
Untuk luka di ekstremitas bawah, rasakan pulsasi di sekitar tumit dan
kaki. Jika tidak dijumpai pulsasi, pasien tersebut memilliki penurunan aliran
darah ke ekstremitas dan luka tidak akan menyembuh.
9
PENUTUP
RANGKUMAN
1. Luka adalah sebagai rusaknya kesatuan / komponen jaringan, dimana secara spesifik
terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.
2. Beberapa etiologi dari luka adalah luka memar, luka abrasi, luka robek, luka tembak,
luka gigitan, luka avulsi dan luka hancur.
3. Penyembuhan luka secara umum akan melalui tiga proses penyembuhan luka yaitu fase inflamasi,
fase proliferasi, dan fase maturasi / remodeling.
4. Berdasarkan kedalam dan luasnya luka di bagi menjadi stadium I s/d stadium IV yaitu Stadium I :
Luka superfisial “Non-Blanching Erithema”, Stadium II : Luka “Partial Thickness”,
Stadium III : Luka “Full Thickness” dan Stadium IV : Luka “Full Thickness”.
5. Selain itu juga terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat penyembuhan luka antara lain
perawatan yang kurang baik, Osteomylitis kronis, konsumsi tembakau, kanker, malnutrisi, diabetes,
obat-obatan, radiasi, dan sirkulasi yang buruk.
10
TES FORMATIF
No Soal
1 Tn A 56 Tahun masuk rumah sakit didiagnosa luka bakar. Setelah dilakukan
pengkajian oleh perawat didapatkan hasil hilangnya kulit keseluruhan meliputi
kerusakan epidermis, dermis dan subkutan. Lukanya sampai pada lapisan
epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Dilihat dari
hasil pengkajian perawat, maka stadium luka bakar Tn A adalah…
2 Rusaknya kesatuan / komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat
substansi jaringan yang rusak atau hilang, merupakan uraian dari….
3 Tn. A memiliki luka pada kaki dan tak kunjung sembuh. Tn. A memiliki
kebiasaan merokok, Tn. A tidak tahu bahwa rokok adalah salah satu faktor
penghambat pada penyembuhan luka. Hal yang dilakukan sebagai perawat
adalah…
4 Ny.A berumur 45 tahun memiliki luka diabetes dan sudah 4 minggu luka tak
kunjung sembuh. Dokter menyarankan agar Ny.A melakukan diet seimbang
yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka.
Makanan apasaja yang mengandung nutrisi yang seimbang bagi luka?
5 Tn.Y berusia 46 tahun, dirawat diruang Melati di RSCM karena mengalami
luka bakar dibagian kaki kanannya seluas 4 cm x 8 cm, setelah 2 minggu
dilakukan perawatan, tepi luka berwarna merah muda dan luas luka berkurang
menjadi 3 cm x 6 cm. Tepi luka berwarna merah muda tersebut menandakan
bahwa luka berada pada fase…
6 An K 16 tahun dilarikan ke RS mawar akibat dihakimi oleh warga karena
ketahuan mencopet di jalan dan mengakibatkan luka memar di bagian wajah.
Pada kasus diatas cirri-ciri dari luka memar adalah…
7 Ny.X berusia 40 tahun dirawat di RS Pirngadi karena terdapat luka bakar pada
daerah kaki. Luka tampak bengkak, terasa hangat ketika di sentuh, dan
terdapat warna kemerahan pada daerah luka. Dari pengkajian luka diatas, luka
tersebut terdapat dalam fase…
8 Ny. H mengalami luka dibagian tangan kanan yang tidak kunjung sembuh,
setelah dikaji luka tampak merah, pucat dan ada nyeri tekan. Ny. H memiliki
BB : 55 Kg, TB : 150 cm. TD: 120/90, Pulse: 88x/i, Suhu tubuh: 37,40C,
GDS: 363dl/gr. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka Ny. H ialah?
9 Tn. R 1 minggu yang lalu mengalami kecelakaan lalu lintas disebuah simpang
4 dekat rumahnya. Pada kecelakaan tersebut Tn. R mengalami luka parah pada
bagian wajah dan tangan kanannya, lutut Tn. R mengalami memar dan tampak
luka yang memerah. Pada kondisi ini Tn. R memerlukan perawatan luka dan
nutrisi. Pada perawatan hari ke 3 4 5 tampak pada luka Tn. R terbentuk
jaringan yang baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat. Termasuk
kedalam fase apakah kasus diatas?
10 An J 16 Tahun masuk rumah sakit didiagnosa luka bakar. Setelah dilakukan
pengkajian oleh perawat didapatkan hasil lukanya mencapai lapisan otot,
tendon dan tulang. Dilihat dari hasil pengkajian perawat, maka stadium luka
bakar An. J adalah…
1
1
DAFTAR PUSTAKA
Kartika, R.W. et al., 2015. Perawatan Luka Kronis dengan Modern Dressing. 42 (7),
pp.546–550.
Kozier, Erb, Berman, & Snyder. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses & Praktik (7 ed., Vol. I).Jakarta: EGC.
Maryunani.A (2015). Perawatan luka sectio caesar dan luka kebidanan terkini dengan
penekanan mouist wound healing, jakarta : In media
12