Anda di halaman 1dari 19

MODUL PEMBELAJARAN

KONSEP DASAR LUKA

Oleh
Ns. YULIANTIKA, S.Kep

SMK KESEHATAN HAR-KAUSYAR


RENGAT

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas kuasa dan izin-Nya,
Materi Ajar “Konsep dasar luka” ini dapat diselesaikan dengan baik. Materi Ajar ini
disusun sebagai bentuk latihan sekaligus tugas dalam Pendidikan Profesi Guru
(DIDIK) dalam Jabatan Angkatan 3 pada Universitas Negeri Medan. Materi Ajar ini
membahas tentang Konsep dasar luka, yaitu:
1. Menyimpulkan definisi luka dengan tepat
2. Menyimpulkan penyebab luka dengan benar
3. Menguraikan fisiologi penyembuhan luka
4. Menguraikan stadium luka dengan benar

5. Menguraikan faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka dengan tepat

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dan berkontribusi dalam pembuatan modul ajar ini. Semoga modul ajar ini dapat
digunakan dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam pembelajaran di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jurusan Asisten Keperawatan.
Penulis menyadari ada kekurangan pada pembuatan materi ajar ini dikarenakan
keterbatasan penulis. Oleh sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi
perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga modul ini mampu memberikan

pengetahuan tentang konsep dasar luka secara umum.

Pekanbaru, Juli 2022


Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN.................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Materi ............................................................................................ iv
2. Relevansi ....................................................................................................... iv

3. Panduan Belajar ............................................................................................. v

B. INTI
1. Tujuan Pembelajaran ..................................................................................... v
2. Materi Pokok ................................................................................................. v
3. Uraian Materi................................................................................................. v

C. MATERI

1. Menyimpulkan definisi luka dengan tepat..................................................... 1


2. Menyimpulkan penyebab luka dengan benar ................................................ 1
3. Menguraikan fisiologi penyembuhan luka ................................................... 2
4. Menguraikan stadium luka dengan benar ...................................................... 4

5. Menguraikan faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka dengan tepat . 5

RANGKUMAN .................................................................................................. 8
TES FORMATIF ............................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 10

iii
A. PENDAHULUAN
1. DESKRIPSI SINGKAT
Luka adalah sebagai rusaknya kesatuan / komponen jaringan, dimana
secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Beberapa
etiologi dari luka adalah luka memar, luka abrasi, luka robek, luka tembak, luka
gigitan, luka avulsi dan luka hancur. Penyembuhan luka secara umum akan

melalui tiga proses penyembuhan luka yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan
fase maturasi / remodeling. Berdasarkan kedalam dan luasnya luka di bagi
menjadi stadium I s/d stadium IV yaitu Stadium I : Luka superfisial “Non-
Blanching Erithema”, Stadium II : Luka “Partial Thickness”, Stadium III : Luka
“Full Thickness” dan Stadium IV : Luka “Full Thickness”. Selain itu juga
terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat penyembuhan luka antara lain
perawatan yang kurang baik, Osteomylitis kronis, konsumsi tembakau, kanker,
malnutrisi, diabetes, obat-obatan, radiasi, dan sirkulasi yang buruk.

2. RELEVANSI
Luka adalah sebagai rusaknya kesatuan / komponen jaringan, dimana

secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Namun yang
perlu diingat bahwa ada beberapa etiologi dari luka adalah luka memar, luka
abrasi, luka robek, luka tembak, luka gigitan, luka avulsi dan luka hancur. Dan
dilihat dari penyebab lukanya juga mempengaruhi lama proses penyembuhanya.
Bahwa penyembuhan luka secara umum akan melalui tiga proses penyembuhan
luka yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi / remodeling.

Berdasarkan kedalam dan luasnya luka di bagi menjadi stadium I s/d stadium IV
yaitu Stadium I : Luka superfisial “Non-Blanching Erithema”, Stadium II : Luka
“Partial Thickness”, Stadium III : Luka “Full Thickness” dan Stadium IV : Luka
“Full Thickness”. Selain itu juga terdapat beberapa faktor yang dapat
menghambat penyembuhan luka antara lain perawatan yang kurang baik,
Osteomylitis kronis, konsumsi tembakau, kanker, malnutrisi, diabetes, obat-
obatan, radiasi, dan sirkulasi yang buruk.

iv
3. PANDUAN BELAJAR
Agar kita dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari bahan ajar ini
berikut beberapa petunjuk yang dapat anda ikuti :
1. Pelajari dengan cermat materi teori konsep dasar luka ini sampai anda
memahami secara tuntas,
2. Pahami garis besar materi-materi yang akan dipelajari atau dibahas secara
seksama apa yang akan dicapai.
3. Bacalah sumber-sumber lain yang relevan untuk menambahkan wawasan
anda menjadikan perbandingan jika pembahasan dalam modul ini masih
dianggap kurang.
4. Tingkatkan pemahaman mengenai materi ini melalui diskusi dan
mengerjakan soal latihan.

B. INTI
1. Tujuan pembelajaran
Setelah siswa membaca modul ajar ini diharapkan menguasai teori dan
aplikasi materi keahlian keperawatan, kompetensi keahlian asisten keperawatan
tentang konsep dasar luka, yaitu: definisi luka, penyebab luka, fisiologi
penyembuhan luka, stadium luka dan faktor yang mempengaruhi penyembuhan

luka.
2. Pokok materi
Konsep dasar luka
3. Uraian Materi
Salam sejahtera, semoga kita senantiasa dalam lindungan-Nya. Aamiin.

Pada modul kita akan mempelajari tentang konsep dasar luka. Berbicara
mengenai teori konsep dasar luka kita akan selalu ingat luka di bedakan menjadi
dua berdasarkan waktu penyembuhannya yaitu luka akut dan luka kronis. Luka
akut yaitu luka yang baru dan penyembuhannya berlansung kurang dari beberapa
hari. Sedangkan luka kronis dapat didefinisikan sebagai luka yang karena
beberapa alasan sehingga proses penyembuhannya terhambat. Luka kronis dapat

berlangsung selama beberapa minggu atau berbulan-bulan bahkan tahunan

vi
tergantung penanganan dari luka tersebut (Semer, 2013).
v
KASUS
Tn. R 1 minggu yang lalu mengalami kecelakaan lalu lintas disebuah simpang 4 dekat
rumahnya. Pada kecelakaan tersebut Tn. R mengalami luka parah pada bagian wajah dan

tangan kanannya, lutut Tn. R mengalami memar dan tampak luka yang memerah. Pada
kondisi ini Tn. R memerlukan perawatan luka dan nutrisi. Pada perawatan hari ke 3 4 5
tampak pada luka Tn. R terbentuk jaringan yang baru menjadi jaringan penyembuhan
yang kuat.

Termasuk kedalam fase apakah kasus diatas?.

vi
C. MATERI

1. Definisi luka
Luka adalah terputusnya kontinuitas jaringan karena cedera atau
pembedahan. Luka bisa diklasifi kasikan berdasarkan struktur anatomis, sifat,
proses penyembuhan, dan lama penyembuhan (Kartika, 2015). Selain itu juga
luka didefinisikan sebagai rusaknya kesatuan / komponen jaringan, dimana
secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang (Maryunani,

2015).
2. Etiologi Luka
Beberapa etiologi dari luka menurut (Maryunani, 2015) di antaranya :
a. Luka memar (Contusion Wound), terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan
dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan
bengkak.

b. Luka abrasi / babras / lecet (Abraded Wound), terjadi akibat kulit

bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.
Biasa terjadi pada kulit dan tidak sampai jaringan subkutis.
c. Luka robek / laserasi, biasanya terjadi akibat benda tajam atau benda tumpul.
Seringkali meliputi kerusakan jaringan yang berat, sering menyebabkan
perdarahan yang serius dan berakibat syok hipovolemik. Luka tusuk

(Punctured Wound), terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau
yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil. Walaupun
perdarahan nyata seringkali sedikit, kerusakan jaringan internal dapat sangat
luas. Luka bisa mempunyai resiko tinggi terhadap infeksi sehubungan
dengan adanya benda asing pada tubuh.
d. Luka tembak, yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian

awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya
lukanya akan melebar. Luka ini biasa disebabkan oleh peluru.
e. Luka gigitan, biasanya di sebabkan oleh gigitan binatang mau pun gigitan
manusia. Biasanya kecil namun dalam dan dapat menimbulkan komplikasi
infeksi berat.
f. Luka avulsi, yaitu luka yang di sebabkan oleh terkelupasnya sebagian

1
jaringan bawah kulit tetapi sebagian masih terhubung dengan tubuh.
g. Luka hancur, sulit di golongkan dalam salah satu jenis luka. Luka hancur
seringkali berujung pada amputasi.
3. Fisiologi Penyembuhan luka
Penyembuhan luka secara umum akan melalui tiga proses penyembuhan

luka yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase maturasi / remodeling

(Maryunani, 2015).
a. Fase inflamasi:
Fase inflamasi hanya berlansung selama 5-10 menit dan setelah itu
akan terjadi vasodilatasi. Fase ini merupakan respon vaskuler dan seluler
yang terjadi akibat perlukaan yang menyebabkan rusaknya jaringan lunak.
Dalam fase ini pendarahan akan di hentikan dan area luka akan dibersihkan

dari benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk mempersiapkan proses
penyembuhan. Pada fase ini akan berperan pletelet yang berfungsi
hemostasis, dan lekosit serta makrofag yang mengambil fungsi fagositosis.
Tercapainya fase inflamasi dapat di tandai dengan adanya eritema, hangat
pada kulit, edema dan rasa sakit yang berlansung sampai hari ke-3 atau hari

ke-4.

Gambar 2.6 Fase Inflamasi (Wiley & Sons, 2013)

b. Fase proliferasi atau epitelisasi


Fase ini merupakan lanjutan dari fase inflamasi. Dalam fase
proliferasi terjadi perbaikan dan penyembuhan luka yang ditandai dengan
proliferasi sel. Yang berperan penting dalam fase ini adalah fibroblas yang
bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk struktur protein
yang akan digunakan selama proses rekonstruksi jaringan. Selama proses ini

2
berlansung, terjadi proses granulasi dimana sejumlah sel dan pembuluh
darah baru tertanam di dalam jaringan baru. Selanjutnya dalam fase ini juga
terjadi proses epitelisasi, dimana fibroblas mengeluarkan keratinocyte
growth factor (KGF) yang berperan dalam stimulasi mitosis sel epidermal.

Gambar 2.7 Fase Proliferasi (Maryunani, 2015)


c. Fase maturasi atau remodelling
Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah terjadi luka dan berakhir
sampai kurang lebih 12 bulan. Dalam fase ini terjadi penyempurnaan
terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang lebih kuat
dan bermutu. Sintesa kolagen yang telah dimulai pada fase proliferasi akan
dilanjutkan pada fase maturasi. Kecuali pembentukan kolagen juga akan
terjadi pemecahan kolagen oleh enzim kolagenase. Penyembuhan akan
tercapai secara optimal jika terjadi keseimbangan antara kolagen yang di
produksi dengan kolagen yang dipecahkan Kelebihan kolagen pada fase ini
akan menyebabkan terjadinya penebalan jaringan parut atau hypertrophic
scar. Sedangkan produksi kolagen yang terlalu sedikit juga dapat
mengakibatkan turunnya kekuatan jaringan parut sehingga luka akan selalu
terbuka.

Gambar 2.8 Fase maturasi atau remodelling (Wiley & Sons, 2013)

3
4. Stadium luka
Berdasarkan kedalam dan luasnya luka di bagi menjadi stadium I s/d
stadium IV (Maryunani, 2015).
a. Stadium I : Luka superfisial “Non-Blanching Erithema”
Yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis kulit.

Gambar 2.1 luka stadium I (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011)
b. Stadium II : Luka “Partial Thickness”
Yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis atau bagian atas
dari dermis tetapi tidak melintasinya. Tanda klinis dari luka stadium II antara
lain abrasi, blister atau lubang yang dangkal, lembab dan nyeri.

Gambar 2.2 luka stadium II (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011)

c. Stadium III : Luka “Full Thickness”


Yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan epidermis,
dermis dan subkutan tetapi belum melewatinya. Lukanya sampai pada
lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul
secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak
jarigan sekitarnya. Bisa meliputi jaringan nekrotik atau infeksi.

4
Gambar 2.3 luka stadium III (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011)
d. Stadium IV : Luka “Full Thickness”
Yaitu luka yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang
dengan adanya destruksi atau kerusakan yang luas.

Gambar 2.4 luka stadium IV (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011)

5. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka


Selain itu juga terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat
penyembuhan luka antara lain perawatan yang kurang baik, Osteomylitis kronis,

konsumsi tembakau, kanker, malnutrisi, diabetes, obat-obatan, radiasi, dan

sirkulasi yang buruk (Semer, 2013).


a. Perawatan yang kurang baik
Banyak luka tidak dapat segera sembuh karena kurang perawatan.
Semua jaringan nekrotik harus dibuang, infeksi di jaringan sekitar ditangani
dengan antibiotik, dan penanganan luka yang memadai pun dilakukan.

b. Osteomylitis kronis

Pertimbangkan infeksi di tulang (Osteomylitis kronis), terlebih jika


ada kejadian trauma atau patah tulang. Osteomylitis kronis adalah masalah
yang serius di negara berkembang. Karena infeksi di tulang mencegah
jaringan lunak dan tulang untuk menyembuh, hal tersebut adalah
5
penyebab
6
utama morbiditas pasien yang menderita patah tulang terbuka. Pasien
biasanya memerlukan 6 minggu pengobatan antibiotik dan tulang harus di
debridemen supaya penyembuhan dapat berjalan.
c. Konsumsi tembakau
Beberapa orang tidak memperhatikan efek tembakau terhadap

penyembuhan luka. Nikotin menurunkan aliran darah dengan menyumbat


pembuluh darah kecil. Kapasitas penghantaran oksigen juga mengalami
penurunan karena karbonmonoksida. Hal tersebut dapat memperparah
kerusakan jaringan yang rusak dan jaringan yang relatif hipoksia seperti
tulang.
d. Kanker
Luka yang berlansung lama (beberapa bulan hingga tahun) yang
tampak mengkilap dan tidak kunjung sembuh bisa saja ternyata sebuah
kanker. Biasanya luka ini terlihat sedikit berbeda di banding luka terbuka
pada umumnya. Tepi meninggi dan tidak beraturan merupakan indikasi
adanya kanker. Luka bakar dapat juga berubah menjadi kanker kulit. Jika
ragu, ambil biopsi dari jaringan dan kirimkan ke ahli patologi anatomi.

Kanker harus dieksisi semuanya untuk penyembuhan luka dan mencegah


kambuh.
e. Malnutrisi
Malnutrisi adalah masalah yang pelik di daerah tertinggal. Protein
dan kalori yang cukup diperlukan dalam proses penyembuhan luka. Vitamin
C, A, zat besi, dan zink juga merupakan nutrien penting untuk penyembuhan

luka. Jika tersedia, suplemen nutrisi untuk pasien yang kekurangan nutrisi
sangat diperlukan.
f. Diabetes
Pasien dengan diabetes memiliki penyembuhan yang lambat.
Menjaga kadar gula darah dapat mempercepat penyembuhan luka.
g. Obat-obatan
Perhatikan daftar obat yang dikonsumsi pasien. Steroid dan NSAID
dapat mempengaruhi penyembuhan. Vitamin A 25.000 IU/hari oral atau
200.000 IU/8 jam topikal selama 1-2 minggu dapat menggurangi efek
7
8
steroid.
h. Radiasi
Luka yang terletak di daerah yang pernah mendapat radiasi akan
memerlukan waktu yang sangat panjang untuk menyembuh jika terjadi luka.
pemberian suplemen vitamin E selama 1-2 minggu (100 - 400 IU/hari) dapat

berguna.
i. Sirkulasi yang buruk
Untuk luka di ekstremitas bawah, rasakan pulsasi di sekitar tumit dan
kaki. Jika tidak dijumpai pulsasi, pasien tersebut memilliki penurunan aliran
darah ke ekstremitas dan luka tidak akan menyembuh.

9
PENUTUP

RANGKUMAN
1. Luka adalah sebagai rusaknya kesatuan / komponen jaringan, dimana secara spesifik
terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang.
2. Beberapa etiologi dari luka adalah luka memar, luka abrasi, luka robek, luka tembak,
luka gigitan, luka avulsi dan luka hancur.
3. Penyembuhan luka secara umum akan melalui tiga proses penyembuhan luka yaitu fase inflamasi,
fase proliferasi, dan fase maturasi / remodeling.

4. Berdasarkan kedalam dan luasnya luka di bagi menjadi stadium I s/d stadium IV yaitu Stadium I :
Luka superfisial “Non-Blanching Erithema”, Stadium II : Luka “Partial Thickness”,
Stadium III : Luka “Full Thickness” dan Stadium IV : Luka “Full Thickness”.
5. Selain itu juga terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat penyembuhan luka antara lain
perawatan yang kurang baik, Osteomylitis kronis, konsumsi tembakau, kanker, malnutrisi, diabetes,
obat-obatan, radiasi, dan sirkulasi yang buruk.

10
TES FORMATIF

No Soal
1 Tn A 56 Tahun masuk rumah sakit didiagnosa luka bakar. Setelah dilakukan
pengkajian oleh perawat didapatkan hasil hilangnya kulit keseluruhan meliputi
kerusakan epidermis, dermis dan subkutan. Lukanya sampai pada lapisan
epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Dilihat dari
hasil pengkajian perawat, maka stadium luka bakar Tn A adalah…
2 Rusaknya kesatuan / komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat
substansi jaringan yang rusak atau hilang, merupakan uraian dari….
3 Tn. A memiliki luka pada kaki dan tak kunjung sembuh. Tn. A memiliki
kebiasaan merokok, Tn. A tidak tahu bahwa rokok adalah salah satu faktor
penghambat pada penyembuhan luka. Hal yang dilakukan sebagai perawat
adalah…
4 Ny.A berumur 45 tahun memiliki luka diabetes dan sudah 4 minggu luka tak
kunjung sembuh. Dokter menyarankan agar Ny.A melakukan diet seimbang
yang mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka.
Makanan apasaja yang mengandung nutrisi yang seimbang bagi luka?
5 Tn.Y berusia 46 tahun, dirawat diruang Melati di RSCM karena mengalami
luka bakar dibagian kaki kanannya seluas 4 cm x 8 cm, setelah 2 minggu
dilakukan perawatan, tepi luka berwarna merah muda dan luas luka berkurang
menjadi 3 cm x 6 cm. Tepi luka berwarna merah muda tersebut menandakan
bahwa luka berada pada fase…
6 An K 16 tahun dilarikan ke RS mawar akibat dihakimi oleh warga karena
ketahuan mencopet di jalan dan mengakibatkan luka memar di bagian wajah.
Pada kasus diatas cirri-ciri dari luka memar adalah…
7 Ny.X berusia 40 tahun dirawat di RS Pirngadi karena terdapat luka bakar pada
daerah kaki. Luka tampak bengkak, terasa hangat ketika di sentuh, dan
terdapat warna kemerahan pada daerah luka. Dari pengkajian luka diatas, luka
tersebut terdapat dalam fase…
8 Ny. H mengalami luka dibagian tangan kanan yang tidak kunjung sembuh,
setelah dikaji luka tampak merah, pucat dan ada nyeri tekan. Ny. H memiliki
BB : 55 Kg, TB : 150 cm. TD: 120/90, Pulse: 88x/i, Suhu tubuh: 37,40C,
GDS: 363dl/gr. Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka Ny. H ialah?
9 Tn. R 1 minggu yang lalu mengalami kecelakaan lalu lintas disebuah simpang
4 dekat rumahnya. Pada kecelakaan tersebut Tn. R mengalami luka parah pada
bagian wajah dan tangan kanannya, lutut Tn. R mengalami memar dan tampak
luka yang memerah. Pada kondisi ini Tn. R memerlukan perawatan luka dan
nutrisi. Pada perawatan hari ke 3 4 5 tampak pada luka Tn. R terbentuk
jaringan yang baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat. Termasuk
kedalam fase apakah kasus diatas?
10 An J 16 Tahun masuk rumah sakit didiagnosa luka bakar. Setelah dilakukan
pengkajian oleh perawat didapatkan hasil lukanya mencapai lapisan otot,
tendon dan tulang. Dilihat dari hasil pengkajian perawat, maka stadium luka
bakar An. J adalah…

1
1
DAFTAR PUSTAKA

Kartika, R.W. et al., 2015. Perawatan Luka Kronis dengan Modern Dressing. 42 (7),
pp.546–550.

Kozier, Erb, Berman, & Snyder. (2011). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses & Praktik (7 ed., Vol. I).Jakarta: EGC.

Maryunani.A (2015). Perawatan luka sectio caesar dan luka kebidanan terkini dengan
penekanan mouist wound healing, jakarta : In media

Muda, I. (2019). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC

Semer, N. B. (2013). Dasar-dasar Perawatan Luka. Retrieved Agustus 3, 2017,from


Global Help Basic Wound Care Indonesia: http://global-help.org

12

Anda mungkin juga menyukai