Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

MATA KULIAH :

DASAR K3

DOSEN PEMBIMBING :

SUPRIATNA, SKM, M.Kes

NIP:197403211996031001

DISUSUN OLEH :

Frida Oktavia Pasaribu

PO.71.33.019.0009

TINGKAT : 2 A

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN 2020/2021
KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian K3
1. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan sesuatu pemikiran serta upaya buat
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah ataupun rohaniah tenaga kerja
pada spesialnya, dan manusia pada biasanya, hasil karya serta budaya buat mengarah
warga adil serta makmur.
B. Menurut Suma’mur ( 1981: 2), keselamatan kerja ialah rangkaian usaha untuk menghasilkan
suasana kerja yang nyaman serta tentram untuk para karyawan yang bekerja di industri yang
bersangkutan
C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Keja. Yang
diatur oleh Undang- Undang ini adalah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik
darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di
dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia
2. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Undang- undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban
memeriksakan keseatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru
maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan
yang diberikan kepada pekerja, serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan
kerja yang diwajibkan.
3. Undang-undang no 13 tahun 2003 tentang Kesehatan.
Undang- undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan dengan
ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak material, cuti sampai dengan
keselamatan dan kesehatan kerja.

Berlandaskan Undang- undang Jaminan Keselamatan serta Kesehatan Keja itu diperuntukkan
untuk segala pekerja yang bekerja di seluruh tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di
permukaan air, di dalam air ataupun di udara yang terletak di dalam daerah kekuasaan hukum
Republlik Indonesia. Jadi, tiap pekerja di Indonesia berhak atas jaminan keselamatan serta
kesehatan kerja.
D. Tujuan K3
a) Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melaksanakan pekerjaan buat
kesejahteraan hidup serta tingkatkan penciptaan serta produktivitas nasional
b) Menjamin keselamatan tiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut
c) Memelihara sumber produksi supaya bisa digunakan secara nyaman serta efisien
E. Potensi Bahaya Di Tempat Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dengan
cara penerapan teknologi pengendalian segala aspek yang berpontensi membahayakan para
pekerja. Pengendalian ditunjukan kepada sumber yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat
pekerjaan, pencegahan kecelakaan dan penserasian peralatan kerja baik mesin dan karakteristik
manusia yang menjalankan pekerjaan tersebut. Dengan menerapkan teknologi pengendalian
keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya
kerja dan tingkat kesehatan yang tinggi.

Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana para pekerja melakukan aktivitas sehari-hari
mengandung bahaya,secara langsung maupun tidak langsung bagi keselamatan dan kesehatan
pekerja. Bahaya-bahaya tersebut dapat diklarifikasi sebagai bahan getaran, kimia, radiasi,
pencahayaan, dan kebisingan.

1. Bahaya getaran
Getaran memiliki parameter yang hampir sama dengan bising seperti : frekuensi,
amplitude, lama pajanan. Peralatan yang dapat menimbulkan getaran juga dapat
memberikan dampak negatif terhadap sistem saraf dan system musculo-skeletal dengan
mengurangi kekuatan cengkram dan sakit tulang punggung
2. Bahaya kimia
Bahaya yang berasal dari bahan yang dihasilkan selama produksi. Bahan ini terhambur ke
lingkungan akibat cara kerja yang salah, kerusakan atau kebocoran dari peralatan atau
instalasi yang digunakan dalam proses kerja. Sehingga dapat menyebabkan gangguan
baik itu lokal maupun sistemik.
3. Bahan radiasi
Radiasi merupakan pancaran energy melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk pana,
partikel, atau gelombang elektromagnetik/cahaya dari sumber radiasi. Contoh beberapa
sumber radiasi yaitu televisi, lampu, alat pemanas makanan, computer, dan masih banyak
lagi. Radiasi ini menimbulkan dua efek yaitu efek genetik dan somatic.
4. Bahaya pencahayaan
Penerangan yang kurang akan mengganggu pelaksanaan perkerjaan dan dapat
menimbulkan kesan kotor. Oleh karena itu, penerangan dalam lingkungan harus cukup
agar pekerja dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas dan menghindarkan dari
kesalahan kerja.
5. Kebisingan
Bising adalah campuran dari berbagai suara yang tidak dikehendaki atapun yang merusak
kesehatan. Sedangkan kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak
dikehendaki yang dapat memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan
seseorang maupun suatu populasi. Beberapa dampak kebisingan :
- Menyebabkan gangguan fisiologis
- Menyebabkan gangguan psikologis
- Menyebabkan gangguan komunikasi
- Menyebabkan gangguan keseimbangan
- Efek pada pendengaran
F. Pendekatan Keselamatan Lain
a) Perencanaan, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain : lokasi, fasilitas penyimpanan,
tempat pengolahan, pembuangan limbah, penerangan dan sebaginya.
b) Ketatarumahtanggaan yang baik dan teratur
Menempatkan barang-barang ditempat semestinya, serta menjaga kebersihan lingkungan
dari bahan berbahaya, misalnya hindari tumpahan oli pada lantai atau jalur lalu lintas
pejalan kaki
c) Pakaian Kerja
- Hindari pakaian sobek,pakaian yang berbahan seluloid, terlalu longgar, banyak tali,
baju berdasi, kunci atau gelang berantai
- Hindari membawa atau menyimpan di kantong baju barang-barang yang runcing,
benda tajam, dan cairan yang mudah terbakar
d) Peralatan Perlidungan Diri, seperti kacamata, sepatu, sarung tangan, helm pengaman, alat
perlindungan telinga, alat perlindungan paru-paru, dan yang lainnya.
G. Tanda-Tanda Keselamatan di Tempat Kerja

H. Organisasi Keselamatan Kerja


1. Tujuan utama dibentuknya organisasi keselamatan kerja ialah untuk mengurangi tingkat
kecelakaan, sakit, cacat, dan kematian akibat kerja, dengan lingkungan kerja yang sehat,
bersih, aman, dan nyaman
2. Organisasi bisa dibentuk di tingkat pemerintah, perusahaan, atau oleh kelompok atau
serikat perketja.
3. Seperti di Indonesia, organisasi pemerintah yang menangani masalah keselamatan kerja
di tingkat pusat dibentuk di bawah Direktorat Pembinaan Norma Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Di samping itu organisasi macam ini juga dibentuk di perusahaan
perusahaan dan ikatan ahli tertentu
KECELAKAAN KERJA

A. Pengetian Kecelakaan Kerja


1. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga ( tidak ada unsur kesengajaan ) dan
tidak diharapkan karena mengakibatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi
yang mengalaminya.
2. Kecelakaan kerja menurut Sumakmur (1989) adalah suatu kecelakaan yang berkaitan
dengan hubungan kerja dengan perusahaan. Hubungan kerja di sini berarti bahwa
kecelakaan terjadi karena akibat dari pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.
B. Penyebab Kecelakaan

Ada tiga penyebab utama kesecakaan kerja yaitu:

1. Peralatan kerja dan perlengkapanya


Tidak tersedianya alat pengaman dan perlingungan bagi tenaga kerja
2. Keadaan tempat kerja yang tidak memenuhi syarat.
3. Kurangnya pengetahuan pekerja dan pengalaman tentang cara kerja dan keselamatan kerja
serta kondisi fisik dan mental pekerja yang kurang baik

Penyebab kecelakaan dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :

1. Immediate causes
a. Unsafe acts ( pekerjaan yang tidak aman ) misalnya penggunaan alat pengaman yang
tidak sesuai atau tidak berfungsi, sikap dan cara kerja yang kurang baik, penggunaan
peralatan yang tidak aman, melakukan gerakan berbahaya
b. Unsafe condition (lingkungan yang tidak aman) misalnya tidak tersedianya perlengkapan
safety yang tidak efektif, keadaan tempat kerja yang kotor dan berantakan, pakaian yang
tidak sesuai untuk kerja, faktor fisik, dan kimia di lingkungan kerja tidak memenuhi
syarat
2. Contributing causes
a. Safety manajemen system, misalnya instruksi yang kurang jelas, tidak taat pada
peraturan, tidak ada perencanaan keselamatan, tidak ada sosialisasi tentang keselamatn
kerja, faktor bahaya tidak terpantau, tidak tersedianya alat pengaman dan lain-lain.
b. Kondisi mental pekerja, misalnya kesadaran tentang keselamatan kerja kurang, tidak ada
koordinasi, sikap yang buruk, bekerja lamban, perhatian terhadap keselamatan kurang,
emosi tidak stabil, pemarah, dan lain-lain
c. Kondisi fisik pekerja, misalnya sering kejang, kesehatan tidak memenuhi syarat, tuli,
mata rabun dan lain-lain
C. Akibat/Dampak Kecelakaan Kerja
1. Kerugian bagi instansi
Biaya pengangkutan ke rumah sakit, biaya pengobatan, penguburan, bila sampai korban
meninggal dunia, hilangnya waktu kerja si korban, dan rekan-rekannya yang menolong
sehingga menghambat kelancaran program mencari pengganti atau melatih tenaga baru.
2. Kerugian bagi korban
Kerugian paling fatal bagi korban adalah jika kecelakaan itu sampai mengakibatkan cacat
atau meninggal dunia
3. Kerugian bagi masyarakat
Akibat kecelakaan makanbeban biaya akan dibebankan sebagai biaya produksi yang
mengakibatkan dinaikkannya harga produksi perusahaan tersebut dan merupakan
pengaruh bagi harga di pasaran
D. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja

5K:

1. Kesusakan
2. Kekacauan Organisasi
3. Keluhan dan Kesedihan
4. Kelainan dan Cacat
5. Kematian
E. Klasifikasi Kecelakaan
1. Menurut jenis kecelakaan
- Terjatuh
- Tertimpa benda jatuh
- Tertumbuk atau terkena benda
- Terjepit oleh benda
- Gerakan yang melebihi kemampuan
- Pengaruh suhu tinggi
- Terkena sengatan arus listrik
- Tersambar petir
- Kontak dengan bahan-bahan berbahaya dan lain-lain
2. Menurut sumber atau Penyebab Kecelakaan
a. Dari mesin
b. Alat angkut dan alat angkat
c. Bahan/zat berbahasa dan radiasi
d. Lingkungan kerja
3. Menurut Sifat Luka atau Kelainan
Patah tulang, memar, gegar otak, luka bahar, keracunan mendadak, akibat cuaca, dan
sebaginya.
F. Simbol-Simbol Tanda Bahaya

Anda mungkin juga menyukai