Anda di halaman 1dari 19

EPIDIMIOLOGI K3

RADIASI
kelompok 1 :
Abimanyu Kurniawan (201603001)
Desti Maharani (201603010)
Eni Suwinawati (201603018)
 
Definisi Penyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat Kerja (PAK),
menurut KEPPRES RI No. 22
Tahun 1993, adalah penyakit yang
disebabkan pekerjaan atau
lingkungan kerja. Penyakit akibat
kerja terjadi sebagai pajanan
faktor fisik, kimia, biologi,
ataupun psikologi di tempat kerja.
Faktor-Faktor Penyebab Penyakit Akibat
Kerja

1. Bahaya Faktor Fisik


Faktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang
bersifat fisika antara lain kebisingan, penerangan,
getaran, iklim kerja, gelombang mikro dan sinar ultra
ungu.
2. Bahaya Faktor Biologi
Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat
beragam ,jenisnya. Contoh salah satunya Seperti pekerja
di pertanian, perkebunan dan kehutanan termasuk di
dalam perkantoran yaitu indoor air quality, banyak
menghadapi berbagai penyakit yang disebabkan virus,
bakteri atau hasil dari pertanian, misalnya tabakosis pada
pekerja yang mengerjakan tembakau, bagasosis pada
pekerja - pekerja yang menghirup debu-debu organic
3. Bahaya Faktor Kimia
Risiko kesehatan timbul dari berbagai bahan
kimia. Banyak bahan kimia yang memiliki
sifat beracun dapat memasuki aliran darah
dan menyebabkan kerusakan paBahaya
Faktor Ergonomi dan Pengaturan Kerja
(Fisiologis)
4. Bahaya Faktor Ergonomi dan Pengaturan
Kerja (Fisiologis)
Pengaturan cara kerja dapat memiliki
dampak besar pada seberapa baik pekerjaan
dilakukan dan kesehatan mereka yang
melakukannya.
5. Golongan psikososial : lingkungan kerja yang
mengakibatkan stress.
Diagnosis Penyakit Akibat Kerja
Untuk dapat mendiagnosis Penyakit Akibat
Kerja pada individu perlu dilakukan suatu
pendekatan sistematis untuk mendapatkan
informasi yang diperlukan dan
menginterpretasinya secara tepat, 7 langkah
yang dapat Menentukan diagnosis klinis:
1.Menentukan diagnosis klinis.
Diagnosis klinis harus dapat ditegakkan
terlebih dahulu dengan memanfaatkan
fasilitas-fasilitas penunjang yang ada,
seperti umumnya dilakukan untuk
mendiagnosis suatu penyakit.
2.Menentukan pajanan yang dialami oleh
tenaga kerja selama bekerja.
Pengetahuan mengenai pajanan yang
dialami oleh seorang tenaga kerja adalah
esensial untuk dapat menghubungkan suatu
penyakit dengan pekerjaannya.
3.Menentukan apakah pajanan tersebut
memang dapat menyebabkan penyakit
tersebut.
Apakah terdapat bukti-bukti ilmiah dalam
kepustakaan yang mendukung pendapat
bahwa pajanan yang dialami menyebabkan
penyakit yang diderita.
4.Menentukan apakah jumlah pajanan
yang dialami cukup besar untuk dapat
mengakibatkan penyakit tersebut.
5.Menentukan apakah ada faktor-faktor
lain yang mungkin dapat
mempengaruhi.
6. Mencari adanya kemungkinan lain yang
dapat merupakan penyebab penyakit.
7.Buat keputusan apakah penyakit
tersebut disebabkan oleh pekerjaannya.
Identifikasi Potensi Bahaya
1. Golongan Fisik : Radiasi Tidak Mengion
Radiasi gelombang elektromagnetik yang berasal dari
radiasi tidak mengion antara lain gelombang mikro dan
sinar ultra ungu (ultra violet). Gelombang mikro
digunakan antara lain untuk gelombang radio, televisi,
radar dan telepon. Gelombang mikro mempunyai
frekuensi 30 kilo hertz – 300 giga hertz dan panjang
gelombang 1 mm – 300 cm. Radiasi gelombang mikro
yang pendek < 1 cm yang diserap oleh permukaan kulit
dapat menyebabkan kulit seperti terbakar. Sedangkan
gelombang mikro yang lebih panjang (> 1 cm) dapat
menembus jaringan yang lebih dalam.
Radiasi sinar ultra ungu berasal dari sinar matahari, las
listrik, laboratorium yang menggunakan lampu
penghasil sinar ultra violet. Panjang felombang sinar
ultra violet berkisar 1 – 40 nm. Radiasi ini dapat
berdampak pada kulit dan mata.
2. Golongan Kimiawi : Zat Karsinogen
Pada Pencernaan (menelan) bahan kimia
seperti zat karsinogen dapat memasuki
tubuh jika makan makanan yang
terkontaminasi, makan dengan tangan
yang terkontaminasi atau makan di
lingkungan yang terkontaminasi. Zat di
udara juga dapat tertelan saat dihirup,
karena bercampur dengan lendir dari
mulut, hidung atau tenggorokan. Zat
beracun mengikuti rute yang sama
sebagai makanan bergerak melalui usus
menuju perut.
3. Golongan Biologis: Bakteri Penyebab Infeksi
(Staphylococcus).
Staphylococcus merupakan kelompok bakteri
yang dapat menyebabkan sejumlah penyakit
sebagai akibat dari infeksi pada jaringan tubuh
Anda.
4. Golongan Fisiologis: Penetapan Tempat Kerja
Dan Cara Kerja.
Industri barang dan jasa telah mengembangkan
kualitas dan produktivitas. Restrukturisasi proses
produksi barang dan jasa terbukti meningkatkan
produktivitas dan kualitas produk secara langsung
berhubungan dengan disain kondisi kerja
Pengaturan cara kerja dapat memiliki dampak
besar pada seberapa baik pekerjaan dilakukan
dan kesehatan mereka yang melakukannya.
5. Golongan psikososial :
Kecemasan merupakan salah satu
bentuk emosi indivisu yang berkenaab
dengan adanya rasa terancam oleh
sesuatu, biasanya dengan objek
ancaman yang tidak begitu jelas.
Kecemasan dengan intensitas wajar
dapat dianggap memiliki nilai positif
sebagai motivasi, tetapi apabila
intensitasnya tinggi dan bersifat
negative dapat menimbulkan kerugian
dan dapat mengganggu keadaan fisik
psikis individu yang bersangkutan
(Gustiar, 2010: 9).
Pengendalian dan Pencegahan
Potensi Bahaya

1. Pengendalian dan pencegahan efek daripada radiasi


sinar tidak mengion adalah:
• Sumber radiasi tertutup.
• Berupaya menghindari atau berada pada jarak yang
sejauh mungkin dari sumber-sumber radiasi tersebut.
• Berupaya agar tidak terus menerus kontak dengan
benda yang dapat menghasilkan radiasi sinar tersebut.
• Memakai alat pelindung diri.
• Secara rutin dilakukan pemantauan.
2. Pengendalian dan pencegahan efek daripada
kimiawi :
• Kemampuan bahan kimia untuk menghasilkan
dampak kesehatan negatif (sifat beracun).
• Wujud bahan kimia selama proses kerja.
• Bagaimana mengenali, menilai dan
mengendalikan risiko kimia misalnya dengan
memasang peralatan pembuangan (exhaust)
pada sumber polutan, menggunakan rotasi
pekerjaan untuk mempersingkat pajanan
pekerja terhadap bahaya.
• Jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang diperlukan
untuk melindungi pekerja, seperti respirator
dan sarung tangan.
• Bagaimana mengikuti sistem komunikasi
bahaya bahan kimia yang sesuai melalui
Lembar Data Keselamatan (LDK) dan label
dan bagaimana menginterpretasikan LDK
dan label tersebut.

3. Pengendalian dan pencegahan efek


golongan biologis:
• sering mencuci tangan, yakni sebelum dan
sesudah menyentuh kulit yang rusak atau
mengalami luka.
• menjaga luka tetap tertutup dengan
menggunakan perban steril, agar luka tetap
kering dan cepat sembuh.
• mengganti tampon sesering mungkin agar
Anda terhindar dari infeksi bakteri yang
membahayakan ini.
• hindarkan barang-barang pribadi Anda
agar tidak bercampur dengan orang lain,
seperti seprai, pisau cukur, handuk, dan
pakaian; dan cucilah pakaian serta selimut
dalam air yang panas, agar bakteri ini mati
dan tidak lagi membahayakan.
• Jika pengobatan dan pencegahan yang
dilakukan tidak membuahkan hasil, segera
pergi ke dokter untuk mendapatkan
penanganan yang tepat.
4. Pengendalian dan pencegahan efek
golongan fisiologis:
• Menyediakan posisi kerja atau duduk yang
sesuai, meliputi sandaran, kursi / bangku
dan / atau tikar bantalan untuk berdiri.
• Desain workstation sehingga alat-alat
mudah dijangkau dan bahu pada posisi
netral, rileks dan lengan lurus ke depan
ketika bekerja.
• Jika memungkinkan, pertimbangkan rotasi
pekerjaan dan memberikan istirahat yang
teratur dari pekerjaan intensif. Hal ini dapat
mengurangi risiko kram berulang dan
tingkat kecelakaan dan kesalahan.
5. Pengendalian dan pencegahan
efek golongan psikologis:
• Terapi perilaku kognitif (CBT)
merupakan metode yang paling
efektif dalam menangani
gangguan kecemasan umum.
• Berolahraga dengan teratur.
• Melakukan teknik relaksasi,
seperti yoga.
• Menghindari kafein, merokok,
dan konsumsi minuman keras.
DAFTAR PUSTAKA
• http://digilib.unila.ac.id/6650/15/BAB%20II.p
df
(diakses tanggal 6 April 2019 pukul 4.57 WIB)

• https://www.alodokter.com/gangguan-kecem
asan-umum
(diakses tanggal 6 April 2019 pukul 5.13 WIB)

• https://www.alodokter.com/kenali-bahaya-ba
kteri-staphylococcus-aureus
(diakses tanggal 6 April 2019 pukul 5.40 WIB)
 
• ILO. 2013. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Sarana Untuk Produktivitas. Jakarta: ILO.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai