Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


BAHAYA KERJA DI LABORATORIUM DAN TEMPAT KERJA

Disusun oleh :
1. Ade Masayu Maharani NIM. P07134219028
2. Dyah Ayu Meivita NIM. P07134219004
3. Inas Luqyana Edyta NIM. P07134219001
4. Laela Khoerunnisa NIM. P07134219009
5. Novika Purwaningsih NIM. P07134219020
6. Patria Siwi Martati NIM. P07134219003
7. Sekar Arum P. NIM. P07134219035

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu


pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan
sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas
dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas
dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Setiap pekerjaan yang kita lakukan selalu mengandung unsur bahaya
jika kita tidak memahami dan berhati-hati dalam melakukan perkerjaan
tersebut. Bahaya sendiri memiliki arti sumber, situasi, atau tindakan yang
dapat berpotensi menimbulkan cidera atau penyakit atau kombinasi
keduanya. Secara umum, potensi bahaya lingkungan kerja dapat berasal
atau bersumber dari berbagai faktor, antara lain faktor teknis (potensi bahaya
yang berasal dari peralatan kerja yang digunakan oleh pekerjaan), faktor
lingkungan (potensi bahaya yang berasal dari dalam lingkungan, yang bisa
bersumber dari proses produksi termasuk bahan baku), faktor manusia
(merupakan potensi bahaya yang cukup besar terutama apabila manusia
yang melakukan pekerjaan tersebut tidak berada dalam kondisi kesehatan
yang prima baik fisik maupun psikis).
Bekerja di laboratorium mengandung bahaya berupa kecelakaan.
Kecelakaan yang sering terjadi di laboratorium berupa kebakaran, kesakitan,
kematian dan kerugian akibat kecelakaan ataupun kerusakan peralatan
laboratorium. Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang tidak terduga dan
tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan kerugian material dan
penderitaan dari yang paling ringan sampaikepada yang paling berat.
Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu kecelakaan medis
jika yang menjadi korban pasien dan kecelakaan kerja jika yang menjadi
korban petugas laboratorium itu sendiri.
Untuk menghindari dan meminimalkan kemungkinan terjadinya potensi
bahaya di tempat kerja, Pengenalan potensi bahaya di tempat kerja
merupakan dasar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap tenaga kerja,
serta dapat dipergunakan untuk mengadakan upaya-upaya pengendalian
dalam rangka pencegahan penyakit akibat kerja yang mungkin terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Laboratorium Bakteriologi
Bakteriologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan dan
klasifikasi bakteri, struktur anatomi sel bakteri, cara kerja sel bakteri,
interaksi antarsel bakteri, dan juga tanggapan bakteri terhadap perubahan
pada lingkungan hidupnya.
Bakteriologi dapat dikatakan juga sebagai biologi bakteri. Bakteri
memiliki nilai ekonomi penting dalam kehidupan manusia dan demikian
pula bakteriologi. Pengetahuan dalam cabang ilmu ini bermanfaat dalam
pengobatan, higiene, ilmu pangan dan gizi, pertanian, dan industri
(terutama industri fermentasi). Kepala laboratorium : Bapak Suryana
Bahaya yang ada di laboratorium bakteriologi : Pencemaran yang
disebabkan oleh bakteri di lingkungan.
Cara mengatasi kecelakaan kerja di laboratorium :
1. Memahami dan melaksanakan tata tertib.
2. Bekerja harus memiliki tujuan agar hasil kerja praktek maksimal
dan tidak tercemar bakteri.
3. Hindari kontak tangan dengan mulut.
Hal yang harus diperhatikan untuk diri kita :
1. Menggunakan APD seperti: Masker, Jas Lab, Sarung tangan,
Kacamata Pelindung, Sepatu dan APD hanya boleh diletakkan di
laboratorium
2. Jika memiliki rambut panjang harus diikat atau dimasukkan jas
Hal yang harus diperhatikan untuk sampel bahan :
1. Memperlakukan sample bahan sebagai patogen (berbahaya
terhadap penyakit) sehingga kita harus berhati-hati dalam
menggunakan sampel bahan.
2. Biasakan saat menggunakan sampel bahan tangan, baju, dan alat
alat lainnya dalam keadaan bersih.
Hal yang harus diperhatikan untuk lingkungan laboratorium :
1. Meja dan lantai sebelum dan sesudah melakukan praktikum harus
dibersihkan dengan disintektan.
2. Hati-hati dengan kabel-kabel listrik, jangan injak kabel listrik yang
berada di dalam laboratorium agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Penggunaan api :
1. Saat menyalakan api dengan menggunakan bunsen jangan
menggabungkan sumbu bunsen karena menimbulkan
kemungkinan terjadinya kebakaran. Gunakan korek api, kertas,
atau dengan lidi.
2. Jika ada api menyala jangan menuangkan spritus atau alcohol
karena api akan menyambar spritus atau alcohol tersebut.
Jika terjadi kebakaran :
1. Padamkan api menggunakan kain basah dengan langkah- langkah
sebagai berikut :
1) Masukkan seluruh bagian kain kedalam air. Peganglah kain
menutupi tangan, posisikan karung disamping tubuh agar tidak
menutupi pandangan, berjalanlah menuju sumber api dengan
tidak melawan arah angin.
2) Setelah sampai di sumber api, posisikan kain didepan barang
yang terbakar dengan tidak melawan arah angin, anda posisi
anda harus berlindung di balik kain.
3) Selanjutnya posisikan satu kaki kedepan, dan tutuplah kobaran
api secara perlahan, jangan anda lemparkan kain basah yang
anda pegang.
4) Kemudian kain basah tadi usap-usapkan pada bagian benda
yang terbakar agar api cepat padam oleh air yang menempel di
kain.
5) Setelah sekiranya api padam, angkatlah kain dengan posisi
tangan yang memegangi tertutup karung seperti cara nomor 1.
Ulangi cara-cara diatas sampai api benar-benar mati dan
padam.

2. Padamkan api dengan APAR dengan langkah- langkah sebagai


berikut :
1) Tarik Pin pengaman yang berada pada Valve (mirip kunci yang
berada diatas tabung pemadam api).
2) Berdiri searah ( upstream ) dengan arah angin.
3) Pegang nozzle pada ujung Hose atau selang dengan tangan
dengan kuat.
4) Arahkan Nozzle atau pangkal selang pada titik api (area
kebakaran).
5) Pegang gagang dan tekan lever.
6) Dekati api searah dengan angin, dan berhentilah pada posisi
kira-kira 3 meter dari api. (harus mengikuti arah angin supaya
tidak terjadi pembalikan arah panas maupun semburan dari
sumber api (Sumber kebakaran).
7) Mulailah tekan lever dan menyemprotkan ke pangkal lidah api (
ingat : pangkal lidah api ) maju perlahan-lahan dan meratakan
media pemadam di permukaan sumber api.
8) Segera menghindar bila media habis namun api belum padam.
9) Bila api padam, yakinkan. Kemudian balikkan posisi tabung dan
semprotlah ke atas untuk membuang sisa gas pendorong tanpa
mengikutkan bubuknya.

Fasilitas yang ada :


1. APD
2. Alat-alat laboratorium seperti mikroskop, tabung elernmeyen,
bunsen, dll.
3. Alat pemadam kebaran

Fasilitas yang belum ada :


1. Sistem aliran air

B. Laboratorium Parasitologi
Parasiotologi merupakan suatu ilmu cabang biologi yang
mempelajari tentang semua organisme parasit. Yang tergolong hewan
parasit antara lain protozoa, helminthes, arthopoda dan insekta parasit
baik yang zoonosis atau anthroponosis. Sehingga laboratorium
parasitologi adalah laboratorium yang digunakan untuk penelitian dan
pengembangan, menyelenggarakan kegiatan teknis serta penyediaan
fasilitas pelayanan penelitian yang berkaitan dengan organisme parasit.
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta khususnya di kampus 3 yaitu
kampus untuk jurusan analis kesehatan memiliki satu laboratorium
parasitologi yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran
mahasiswa. Penanggung jawab laboratorium parasitologi kampus analis
kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yaitu bapak Kisworo.
Sedangkan untuk dosen pengampu laboratorium ini yaitu bapak
Subiyono, ibu Anik, dan ibu Yeyen.
Di setiap laboratorium memiliki resiko terjadinya kecelakan kerja
sehingga untuk meminimalisir kecelakaan yang ada, setiap laboratorium
harus memilki sistem K3 ( Keamanan, Kesehatan, dan Kesehatan Kerja).
Bahaya yang mungkin terjadi di laboratorium parasitologi kampus analis
kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta saat ini sebagai berikut :
1. Kabel –kabel listrik yang belum rapih yang beresiko terjadi
konsleting arus listrik yang dapat menyebabkan kebakaran dan
tersengat listrik
2. Belum adanya eye washer yang digunakan untuk
menghilangkan bahan kimia yang masuk kemata selama
praktikum
3. Aliran air yang masih jauh bukan di meja praktikum
4. Jumlah ventilasi yang kurang dengan ukuran laboratorium yang
tidak luas sehingga laboratorium terasa panas, pengap dan
dapat menganggu pernapasan
5. Belum adanya sprier untuk mendeteksi api jika terjadi
kebakaran
6. Pencahayaan yang masih kurang memadai

Selain bahaya-bahaya yang mungkin dapat terjadi di suatu


laboratorium, di sisi lain juga terdapat beberapa fasilitas yang disediakan
guna menunjang kegiatan pekerjaan di dalam laboratorium. Di dalam lab
parasitologi sendiri, terdapat beberapa fasilitas yang sudah disediakan
dan belum disediakan sesuai dengan K3.
Yang sudah ada :
1. APAR ( Alat Pemadam Api Ringan)
APAR adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api atau
mengendalikan kebakaran kecil. APAR umumnya berbentuk
tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan
tinggi. Di dalam lab Parasitologi sendiri, APAR merupakan fasilitas
yang sudah disediakan untuk mencegah terjadinya kebakaran yang
dapat mengancam keselamatan pekerja dan aset laboratorium.

2. Instruksi Kerja Laboratorium


Instruksi kerja adalah tata cara pelaksanaan pekerjaan atau
operasional peralatan yang ada di laboratorium sesuai dengan K3.
Hal ini bertujuan untuk membantu seorang dalam melakukan
pekerjaan dengan benar dan menghidari diri dari berbagai
kemungkinan buruk seperti kerugian alat, fisik maupun kerugian
lainnya.

3. Jalur Evakuasi Laboratorium


Jalur evakuasi laboratorium adalah jalur khusus yang
menghubungkan semua area ke area titik kumpul (area aman)
untuk menghindari bahaya yang sedang terjadi di dalam
laboratorium. Jalur evakuasi juga masuk ke dalam salah satu
fasilitas yang harus ada di laboratorium yang berkaitan dengan K3.
Di dalam lab Parasitologi, untuk sementara jalur evakuasi berada di
sebelah kiri. Hal ini dikarenakan jalur sebelah kanan sedang ditutup
karena sedang dilakukan renovasi gedung.

4. Stiker Informasi
Stiker informasi yang ada di lab Parasitologi sendiri merupakan
bagian dari K3. Stiker-stiker tersebut difungsikan sebagai petujuk
informasi dan peringatan agar para pekerja laboratorium berhati-
hati dalam melakukan pekerjaannya untuk menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan.

Yang belum ada :


1. Otomatis Sprayer
Otomatis Sprayer adalah salah satu fasilitas yang ada di
laboratorium untuk mencegah dan mengendalikan jika sewaktu-
waktu terjadi kebakaran. Otomatis sprayer air akan otomatis
bekerja ketika suatu laboratorium terdapat tanda-tanda terjadinya
kebakaran. Di lab Parasitologi sendiri, otomatis sprayer belum
disediakan.

Setelah mengetahui beragam kemungkinan buruk yang dapat terjadi di


dalam laboratorium, sudah sebaiknya jika kita dapat mengetahui pula hal-
hal yang dapat dilakukan untuk mencegah hal itu terjadi. Berikut ini
adallah hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi bahaya preventif
:
1. Memasuki laboratorium menggunakan atribut yang telah
ditetapkan.
2. Bekerja menggunakan alat-alat yang ada di laboratorium sesuai
dengan prosedur.
3. Mengetahui letak jalur evakuasi pada suatu laboratorium dengan
baik.
4. Bekerja dengan hati-hati dan sabar untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan di dalam laboratorium.
5. Melaporkan setiap permasalahan yang terjadi di laboratorium
kepada pengawas atau penanggung jawab laboratorium.
C. Laboratorium Hematologi
Laboratorium Hematologi adalah salah satu labolatorium yang
berada di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. Laboratorium ini
bersebelahan dengan Labolatorium Kimia Analitik. Hematologi berasal
dari kata Yunani, yaitu haima artinya darah dan logos artinya ilmu.
Hematologi adalah bidang studi yang mempelajari darah , organ
pembentukan darah ,dan gangguan pada darah. Sehingga, Labolatorium
Hematologi adalah labolatorium yang meneliti tentang darah (sel darah
merah, sel darah putih, dan plasma darah).
Penanggung jawab Laboratorium Hematologi Poltekkes Yogyakarta
yaitu Bapak Rinto. Dosen pengampu Laboratorium Hematologi Poltekkes
Yogyakarta yaitu Bapak Supriyono, Bapak Suyatno, dan Bapak Wartono.
Ruang yang ada di laboratorium hematologi terdiri dari ruang utama,
ruang kecil (ruang dosen), ruang penyimpanan alat. Ruang utama adalah
ruang yang berguna untuk penelitian laksikal dan penjelasan dari dosen.
Praktisi alat yang ada adalah mikroskop.
Usaha yang dilakukan untuk perangkat K3 :
1. Kenali bahan dengan membaca dan memahami MSDS.
2. Sebelum masuk laboratorium pakailah APD yaitu alat pelindung
diri, meliputi jas laboratorium, sarung tangan, masker, kaca mata,
dan sepatu harus tertutup.
3. Menaati, memahami, serta mengikuti arahan dosen saat
melakukan praktikum.
4. Mengerjakan dengan sabar dan hati-hati misalnya, sabar dalam
pengamatan dan sabar dalam mengambil peralatan.
5. Melaporkan setiap masalah pada pengawas atau penanggung
jawab laboratorium.
6. Setelah selesai melakukan praktikum harap bersihkan alat dengan
air mengalir dengan bersih.
7. Cuci tangan sebelum dan sesudah praktikum jangan sampai lupa
menggunakan alkohol.

Larangan dalam laboratorium :


1. Jangan makan dan minum di dalam laboratorium.
2. Jangan bermain HP saat praktikum berlangsung.
3. Jangan bercanda di dalam laboratorium karena terdapat bahan-
bahan dan alat berbahaya.

Peralatan hematologi digunakan untuk pemeriksaan sel darah dan


sampel darah. Laboratorium hematologi memilliki alat pengukur
kelembapan dimana ini sangat berguna untuk memantau udara atau
kelembapan. Jika kelembapan tinggi maka akan timbul jamur sehingga
merusak alat-alat yang ada. Laboratorium hematologi juga memiliki
mikroskop yang digunakan untuk melihat dan mengamati benda-benda
yang berukuran sangat kecil (mikroskopis) yang tidak ampu dilihat secara
kasat mata. Disediakan juga torniquet untuk pembendungan pembuluh
darah pada organ yang akan dilakukan phlebetomi. Kapas alkohol
digunakan untuk menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu
pengamatan letak vena. Vaccum tube juga disediakan untuk menampung
darah vena yang diambil. Jika telah selesai praktik harap seluruh
peralatan dikembalikan ketempatnya dan dicuci dengan bersih.

D. Konstruksi di Jurusan Analis Kesehatan


K3 adalah singkatan dari keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam K3
diuraikan tentang bagaimana bekerja dengan cara yang aman dan tidak
menimbukan kecelakaan bagi pekerja dan masyarakat. Salah satu jenis
bahaya dalam K3 adalah jenis. Bahaya yang dapat terjadi pada proyek yaitu
kerusakan penglihatan akibat sinar matahari saat bekerja di luar, bahaya dari
pengangkutan barang-barang berat proyek, dan bahaya dari peralatan yang
digunakan.
Kampus Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta Jurusan Analis
Kesehatan sedang melakukan proyek pembangunan laboratorium baru.
Gedung ini berada di paling depan atau paling selatan.

 Kondisi
Bahaya yang dapat terjadi selama mengerjakan proyek antara lain :
1. Kerusakan penglihatan akibat sinar matahari.
2. Bahaya selama pengangkutan barang-barang berat proyek seperti
pondasi dan beton.
3. Bahaya peralatan yang digunakan seperti kontraktor.
4. Debu yang dapat menyebabkan penyakit pernafasan.

Upaya pencegahan bahaya antara lain :


1. Terdapat prosedur selama proyek berlangsung.
2. Jaminan kesehatan bagi semua bekerja oleh BPJS.
3. Terdapat APD (alat pelindung diri) seperti helm keselamatan.
4. Terdapat rambu keselamatan seperti garis batas untuk membatasi
barang-barang berat, tanda agar tidak mendekati pagar karena dapat
rubuh.

Fasilitas yang belum ada :


1. APD yang belum lengkap yaitu masker, baju kerja proyek, ear plug,
sepatu safety, sarung tangan, kacamata safety, dan P3K.
 Komparasi kondisi realita dengan idealita
Pekerja sudah difasilitasi dengan beberapa APD seperti helm
keselamatan. Di pagar proyek terpasang prosedur yang harus dilakukan
selama proyek berlangsung. Kondisi realitanya para bekerja tidak
menggunakan APD yang sudah disediakan, para pekerja juga merokok
yang merupakan larangan selama proyek berlangsung. Para pekerja
menggunakan pakaian berlengan pendek dan celana pendek yang
berbahaya karena dapat terluka apabila terkena barang-barang berat
proyek.
E. Komparasi Kondisi Realita dengan Idealita
1. Laboratorium Bakteriologi
Untuk kondisi laboratorium bakteriologi sekarang kurang ideal
karena kabel-kabel masih berantakan sehingga bisa menyebabkan
kebakaran dan tersengat listrik. Selain itu, saluran air masih jauh dari
meja praktikum sehingga dapat meningkatkan resiko kecelakan yang
tidak diinginkan di laboratorium.
2. Laboratorium Parasitologi

Untuk kondisi laboratorium parasitologi sekarang masih kurang


ideal karena ruangan yang kurang luas dan ventilasi yang jumlahnya
sedikit sehingga udara terasa pengap dan kurang baik untuk
pernapasan orang yang didalam laboratorium. Selain itu, pencahayaan
yang kurang memenuhi standar laboratorium.

3. Laboratorium Hematologi
Keadaan laboratorium hematologi secara peralatan sudah
memenuhi standar laboratorium. Namun, untuk pelaksanaan K3 oleh
peserta praktikum belum karena masih ada yang bermain ponsel
selama praktikum yang dapat memecah konsentarsi dan dapat
mengakibatkan kecelakan kerja.
4. Konstruksi di Jurusan Analis Kesehatan

Dalam proyek kontruksi sudah dilengkapi berbagai aturan K3


namun banyak pekerja yang tidak mematuhi aturan tersebut seperti tidak
memakai helm kerja, pakaian khusus proyek, merokok dan masih ada
orang-orang yang berlalu lalang di sekitar proyek.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Laboratorium merupakan tempat kerja yang berpotensi timbulnya
kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dibagi menjadi dua yaitu kecelakaan
kerja dan kecelakaan medis. Kecelakaan kerja didalam laboratorium kimia
umumnya disebabkan oleh zat-zat kimia yangterhirup, tertelan atau
masuk kedalam tubuh melalui kulit. Masing-masing dari
kecelakaantersebut mempunyai penanganan yang berbeda-beda. selain
karena bahan-bahan kimia,kecelakaan kerja didalam laboratorium juga
bisa disebabkan oleh alat-alat gelas yangterjatuh.
B. Saran
Saat memasuki laboratorium kimia sebaiknya menggunakan alat-alat
pelindung diri agar terhindar dari bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan
didalam laboratorium. Dalammelakukan praktikum sebaiknya praktikan
didampingi dengan dosen pembimbing. Apabilaterjadi kecelakaan kerja
sebaiknya langsung melakukan pertolongan pertama pada korban.
DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, trian (2016). Bahaya dan Resiko di Laboratorium. Diakses pada


26 Agustus 2019 dari http://3an-master.blogspot.com/2016/01/bahaya-dan-
resiko-di-laboratorium.html

Isan (2017). Jalur Evakuasi, Fakta dan Penerapannya. Diakses pada 26


Agustus 2019 dari https://www.isan.co.id/jalur-evakuasi-fakta-dan-
penerapannya.html

Mardhiyanti, Uliya (2015). Makalah K3 Penanganan Kecelakaan Kerja di


Laboratorium Kimia. Diakses pada 26 Agustus 2019 dari
https://www.academia.edu/19466563/Makalah_K3_Penanganan_Kecelakaan
_Kerja_di_Laboratorium_Kimia

Satrio, Tirta (2014). Pengertian K3(Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan


Kerja). Diakses pada 26 Agustus 2019 dari
https://jaringanruwet.wordpress.com/2014/09/30/pengertian-k3-keamanan-
kesehatan-dan-keselamatan-kerja/

Sumada, Ketut (2012). Instrukdi Kerja Peralatan Laboratorium. Diakses pada


26 Agustus 2019 dari http://ketutsumada.blogspot.com/2012/02/instruksi-
kerja-peralatan-laboratorium.html?m=1

https://fk.ui.ac.id/departemen-parasitologi.html
https://litbangkesbanjarnegara.litbang.kemkes.go.id/laboratorium-parasitologi/
https://www.pandawalima.co.id/jenis-jenis-fungsi-dan-cara-menggunakan-
apar-alat-pemadam-api-ringan/

Anda mungkin juga menyukai