Disusun Oleh :
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang prosedur keamanan
dan kasus kecelakaan di Laboratorium Mikrobologi
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………...................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB I I PEMBAHASAN
3.1 Saran………………………………………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
listrikmaupun gelas yang digunakan secara rutin. Secara garis besar bahaya yang
dari zat/bahan yangmudah terbakar atau meledak, bahan beracun, korosif dan kaustik,
bahaya radiasi, luka bakar, syok akibat aliran listrik, luka sayat akibat alat gelas yang
pecah dan benda tajam,dan bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit. Pada
dengan penjelasan, peraturan serta penerapan disiplin kerja. Pada kesempatan ini akan
PeraturanMenteri Tenaga Kerja No.5 tahun 1996 tentang SMK3 Pasal 3, menyebutkan
bahwa“setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau
lebihdan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses
pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib menerapkan SMK3” (Jhon, 2010).
bahkanmenghilangkan resiko kecelakaan kerja (zero accident) pada tenaga kerja melalui
1
pencegahan timbulnya kecelakaan kerja yang diakibatkan dari mesin dan peralatan
diartikan sebagai suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian. Dimana memiliki
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, micros yang berarti kecil dan bios yang berarti
yang sama bahayanya dengan penggunaan bahan kimia maupun radioaktif. Dalam
beberapa studikasus di laboratorium ada sekitar 20% dari seluruh kasus yang terjadi di
diperlukan prosedurstandar dan peralatan standar yang dapat menjamin keamanan dan
2
Mengingat betapa pentingnya K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
makamakalah ini disusun untuk menambah ilmu dan pengetahuan pembaca tentang K3
dilaboratorium mikrobiologi.
laboratorium mikrobiologi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
mikrobiologi.
pra analitik:
1. Setiap orang yang akan masuk ke laboratorium, sebelumnya harus mendapat ijin
kebakaran,kejatuhan.
4. Gunakan jas Lab setiap akan memulai bekerja di laboratorium (untuk dosen,
laboran,dan praktikan).
kebisingan), pelindung wajah, rambut diikat. Serta dilarang memakai sandal dan
sepatu sandal.
6. Pastikan sarung tangan yang digunakan sesuai dengan bahan kimia yang digunakan.
Analitik :
minum di seluruh ruangan laboratorium. Bila perlu dilakukan kegiatan makan dan
4
minum di laboratorium dalam rangka praktikum atau penelitian, maka harus
perhiasan.
organic dangoncangan, sianida, asam fluoride dan tabung gas harus selalu mengacu
11. Jangan memipet larutan dengan menggunakan mulut, gunakanlah alat pipet
mekanissecara hati-hati.
12. Ikuti semua prosedur penggunaan alat dan jangan gunakan peralatan atau
Pasca Analitik:
14. Semua peralatan yang harus ditinggalkan menyala semalaman harus diberi label
serta dituliskan nama dan nomor telepon yang bisa dihubungi (diletakkan di sekitar
15. Pengguna lab harus melakukan “ house keeping ” yang baik, yaitu :
5
a. Menjaga kebersihan lantai dan jaga agar tetap kering
b. Jaga kebersihan dan kerapihan meja lab : bahan kimia dan peralatan yang
d. Pelihara kebersihan dan kerapihan bagian dalam dan sekitar lemari asam.
digunakan.
16. Cucilah kulit dengan air mengalir bila terkontaminasi oleh asam atau basa (jika
17. Mata yang terkena bahan kimia harus dibilas dengan air mengalir selama 15
18. Segala tumpahan harus dilaporkan pada supervisor dan ditangani secepatnya.
Material harus segera dibersihkan dan disediakan tempat pembuangan untuk gelas
dan material.
19. Cucilah tangan dan bukalah jas lab setelah menyelesaikan pekerjaan di
2001).
menyebabkan Karen Wetterhahn meninggal akibat penggunaan sarung tangan latex yang
kurang tebal.
6
Penanggulangan Kecelakaan di Laboratorium
Mengidentifikasi alat-alat emergency baik berupa shower dengan pencuci mata, telepon
emergency, APAR, maupun kotak obat. Selain itu juga harus memahami bahan yang
akan digunakan untuk praktikum atau penelitian, di mana setiap bahan memiliki
identitas berupa simbol apakah bahan tersebut iritan, korosif, mudah terbakar, mudah
meledak
kecelakaan di laboratorium masih dapat terjadi. Oleh karena itu, penanganan kecelakaan
di laboratorium menjadi hal yang harus diketahui (Occupational Safety and health
Administration, 2011).
Jika terjadi kecelakaan pada mata, segera bilas dengan menggunakan shower eye
selama 15 menit.
Jika terjadi tumpahan bahan kimia pada jas, maka segera melepaskan jas dan
Jika terjadi tumpahan bahan kimia, biologi, pada badan, segera cuci di bawah
Jika terjadi tumpahan bahan kimia, biologi di meja laboratorium maka, segera
dilakukan dengan memutar alat penyerap searah dengan jarum jam. Penganan
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
prognosis pada kasus infeksi, pedoman dalam pengobatan, mencari sumber infeksi
proses praktikum dan penelitian di dalamnya. Di antara alat-alat tersebut, ada alat-
alatyang khusus digunakan di dalam Laboratorium Mikrobiologi dan ada juga yang
tidak.Alat-alat tersebut antara lain autoklaf, oven, inkubator statis, shaker incubator
3. Perlengkapan APD yang digunakan tergantung pada jenis pekerjaan, alat-alat, dan
bahan yang digunakan diantaranya penutup mata, sarung tangan, pakaian, masker,
4. Tata tertib laboratorium dapat dibedakan atas tata tertib umum dan tata tertib
khusus.Tata tertib umum adalah tata tertib yang berlaku bagi semua orang yang
bekerja dilaboratorium baik itu siswa, guru ataupun pegawai lain yang memasuki
8
prosedur kerjadan berlaku di kalangan tertentu misalnya para guru atau pimpinan
adalahkebakaran, ledakan, keracunan, iritasi, luka pada kulit, dan sengatan listrik.
9
DAFTAR PUSTAKA
Dennis, M. 1978. Laboratory Management and Techniques for Schools and College.
Penang:Recsam Anthonian.
Ramli, S. 2009. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001 .Jakarta:
Dian Rakyat.
Suma’mur. 2009. Peranan K3 Menjamin Efisiensi Kerja. Seminar Nasional hal. 15,Surakarta.
10