Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI SEL

Praktikum ke :2
Hari/tanggal : Senin, 8 Maret 2021
Judul/Materi : K3 Biologi Sel
Tujuan :1. Mengetahui definisi dan tujuan dari keselamatan kerja.
2. Mengetahui sumber yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan di laboratorium.
3. Mengetahui contoh kasus kecelakaan kerja di
laboratorium.
4. Mengetahui pengendalian kecelakaan kerja di
laboratorium.
Landasan Teori :
Dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium, semua pihak harus
menyadari bahwa dalam setiap kegiatan tersebut mempunyai potensi bahaya dan
menimbulkan dampak lingkungan sehingga penting sekali aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja di dalam laboratorium (Jerussalem, khayati, 2010). Penerapan
keselamatan kerja di laboratorium biologi sel sangat penting untuk diterapkan
mengingat banyaknya subyek pengamatan yang mikroskopik dan bersifat infeksius.
Ketidakdisiplinan praktikan dalam mematuhi peraturan laboratorium yang
ditetapkan instansi/universitas akan meningkatkan resiko kecelakaan kerja.
Sehingga setiap instansi/universitas menerapkan sanksi pada pelanggar peraturan
keseselamatan kerja di laboratorium biologi sel. Untuk pengetahuan sedini
mungkin, para mahasiswa yang menjadi praktikan diwajibkan untuk mengetahui
pedoman keselamatan kerja di laboratorium biologi sel.
Definisi dan Tujuan Keselamatan Kerja
Sebagai seorang praktikan, sebelum melakukan praktikum kita terlebih
dahulu harus mengetahui bagaimana pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) di laboratorium, agar kita dapat melaksanakan praktikum dengan aman
dan lancar. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan
penggunaan alat alat laboratorium, bahan dan proses praktikum, tempat praktikun
& lingkungannya serta cara-cara melakukan praktikum. Menurut (Salim, 2012)
keselamatan kerja menyangkut segenap proses Praktikum di laboratorium.
Sedangkan kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan
yang terjadi pada saat praktikum sedang berlangsung. Oleh karena dibelakang
peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk
perencanaan (Rahayuningsih, 2013).
Menurut Milliana (2018), Bahan-bahan berpotensi bahaya di laboratorium biologi
sel antara lain:
a. Bahan biologis, berupa biakan kuman, spesimen klinis, dsb.
b. Bahan kimia, berupa zat warna, bahan asam, dsb.
c. Bahan fisika, berupa api, arus listrik, dan benda tajam.
Pedoman keselamatan kerja di laboratorium biologi sel ini diperlukan untuk
mencegah adanya paparan/kontaminasi terhadap subyek pengamatan, praktikan,
maupun lingkungan.
Hasil pengamatan dan Pembahasan
Terdapat berbagai potensi bahaya yang terdapat di dalam laboratorium
biologi sel. Adapun penggolongannya dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan sifat
yaitu:
a. Bahan Biologis
Banyak subyek penelitian berupa mikroorganisme yang bersifat
mikroskopis dan infeksius sehingga dapat membahayakan
keselelamatan praktikan dan lingkungan seperti biakan kuman dan
spesimen klinis.
b. Bahan Fisika
Banyak terdapat peralatan berbahan dasar kaca sehingga dibutuhkan
kewaspadaan dan kehati-hatian dalam bekerja di laboratorium dan
peralatan dengan suhu, tekanan, dan arus tinggi di dalam laboratorium.
c. Bahan kimia
Banyak terdapat cairan kimia yang digunakan dalam proses praktikum
yang berbahaya. Seperti zat warna dan cairan asam.
Berikut merupakan prosedur keamanan sebelum bekerja di laboratorium biologi
sel:
a. Mengetahui dan memahami nama, fungsi, prinsip kerja serta cara
kerja peralatan yang akan digunakan.
b. Melakukan teknis asepsis cuci tangan 7 langkah
c. Menyemprot tangan dengan alkohol
d. Menggunakan alat perlindungan diri utama laboratorium berupa jas
lab, safety goggle, masker, dan gloves.
e. Mensterilkan area kerja dan peralatan yang akan dipakai dengan
melakukan dekontaminasi pada meja, kursi, dan perlatan lab dengan
alkohol 70% atau alat penyeteril lainnya.
Berikut merupakan prosedur keamanan selama bekerja di laboratorium biologi sel:
a. Tidak makan, minum, maupun merokok di dalam laboratorium
b. Melakukan prosedur sesuai petunjuk praktikum dengan benar dan
hati-hati. Seperti tata cara memindahkan cairan dengan pipet
c. Memberikan label pada setiap kultur atau zat yang digunakan dengan
nama dan tanggal pembuatannya. Dapat ditempeli stiker dan tulisan
yang jelas dengan warna yang kontras agar memudahkan pembacaan
sehingga tidak tertukar.
d. Menggunakan peralatan sesuai dengan kebutuhan.
e. Meletakkan peralatan laboratorium sesuai tempat dan fungsinya
dalam praktikum.
Berikut merupakan prosedur keamanan setelah bekerja di laboratorium
mikrobiologi:
a. Membersihkan meja kerja dengan alkohol 70%
b. Membuang sisa-sisa praktikum sesuai dengan jenis limbahnya pada
tempat sampah yang disediakan .
c. Mencuci peralatan yang sudah dipakai dengan sabun secara hati-hati
untuk menghindari alat pecah.
d. Menempatkan kembali peralatan laboratorium pada tempat semula
agar memudahkan persiapan untuk praktikum selanjutnya.
e. Membersihkan lantai dari kemungkinan terkena percikan cairan
kimia saat proses praktikum berlangsung.
f. Membuang gloves pada tempat sampah berbahaya. Kemudian
mencuci tangan 7 langkah dengan sabun dan keringkan. Jika perlu
gunakan alkohol 70% kembali untuk mensterilkan.
Berikut merupakan prosedur keamanan saat bekerja dengan biakan bakteri:
a. Menggunakan alat perlindungan diri utama laboratorium berupa
jas lab, safety goggle, masker, dan gloves.
b. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah
bekerja dalam laboratorium mikrobiologi.
c. Melakukan dekontaminasi area kerja sebelum dan sesudah
melakukan praktikum.
d. Memperhatikan posisi duduk yang nyaman dan tegak serta tidak
mendekatkan wajah ke meja kerja untuk menghindari infeksi.
e. Selalu menggunakan rak untuk meletakkan tabung reaksi maupun
kaca preparat yang berisi spesimen atau medium kultur untuk
menghindari tabung reaksi dan kaca preparat pecah.
f. Menggunakan sengkelit lingkaran penuh dan pembakar gas/
bunsen dengan benar dan penuh kehati-hatian untuk menghindari
percikan bahan infeksius.
g. Mengambil atau memindahkan biakan mikroorganisme dari kultur
dengan benar dan hari-hati.

Apabila terjadi kecelakaan ringan seperti pecahnya tabung reaksi yang terdapat
zat atau kultur mikroorganisme di dalamnya dapat dilakukan tahapan berikut:
a. Memberi peringatan kepada seluruh praktikan yang bekerja disekitar
tumpahan zat.
b. Mengisolasi area tumpahan agar tidak menyebar.
c. Memindahkan pecahan yang tajam dengan menggunakan sarung
tangan.
d. Melakukan pengelapan dan dekontaminasi area
e. Melaporkan kepada penanggung jawab praktikum atau asisten
praktikum.
f. Melakukan pengobatan ringan apabila ada yang terkena pecahan kaca.
g. Membuat laporan tertulis mengenai insiden yang terjadi secara rinci.

Sumber bahaya dapat dibedakan menjadi sumber dari :


1. Perangkat/alat-alat laboratorium, seperti pecahan kaca, pisau bedah, korek
api, atau alat-alat logam.
2. Bahan-bahan fisik, kimia dan biologis, seperti suhu (panas-dingin), suara,
gelombang elektromagnet, larutan asam, basa, alkohol, kloroform, jamur,
bakteri, serbuksari atau racun gigitan serangga.
3. Proses kerja laboratorium, seperti kesalahan prosedur, penggunaan alat
yang tidak tepat, atau faktor psikologi kerja (terburu-buru, takut dan lain-
lain) (Hidayati, 2011).
Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu :
1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban adalah pasien.
2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban adalah petugas laboratorium itu
sendiri.
Beberapa sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dapat
dikategorikan sebagai berikut :
A. Bahaya Fisik
1. Bahaya Kelistrikan
• Dapat menjadi masalah yang besar
– Kabel yang terurai, tidak ada UL-listing, rangkaian beban lebih
– Listrik statis
• Bahaya
– Kebakaran, sengatan listrik, listrik padam
• Pengendalian
– Periksa, ambil tindakan langsung, pendidikan
K3 :

• Periksa untuk memastikan bahwa semua stop kontak telah terbumi dan
polaritasnya tepat.
• Tempat penyimpanan harus berada minimal 1 m dari panel listrik, ruang
mekanis, saluran udara, pemanas, alat pencahayaan.
• Jangan simpan bahan mudah terbakar dalam ruang mekanis atau lemari
listrik. Dalam keadaan darurat, mungkin perlu untuk mencapai panel ini
dengan cepat.
• Jalur (strip) berstop-kontak ganda harus licensed dan tidak digunakan untuk
peralatan ampere tinggi.
2. Lemari pendingin
• Suhu sangat rendah - 20°C, -80°C
• Daya listrik darurat
• Label tidak terlihat
• Tindakan pencegahan
Tidak boleh ada es kering di dalam lemari pendingin!
K3 :

• Hindari peyimpanan yang tidak tepat


• Pakai alat pelindung diri

3. Kebisingan
Suara (kebisingan). Sumber kecelakaan kerja yang satu ini pada umumnya terjadi
pada hampir semua industri, baik industri kecil, menengah, maupun industri besar.
Generator pembangkit listrik, instalasi pendingin, atau mesin pembuat vakum,
merupakan sekian contoh dari peralatan yang diperlukan dalam industri. Peralatan-
peralatan tersebut menimbulkan suara yang menimbulkan kecelakaan dan
gangguan kesehatan kerja. Asap angka semangat yang ditimbulkan oleh mesin,
para pekerja harus memperhatikan berapa lama mereka bekerja di lingkungan
tersebut. Pelindung telinga dari keselamatan juga harus diperhatikan untuk
menjamin keselamatan kerja (Suma'mur, 2009). Menghadapi berbagai risiko, dari
dalam laboratorium maupun dari luar laboratorium. Beberapa risiko mungkin
hanya mempengaruhi laboratorium itu sendiri. tapi beberapa risiko yang
mempengaruhi perusahaan atau lembaga dimana laboratorium berada, atau
mempengaruhi masyarakat secara umum (Suma'mur, 2009).
• Tingkat kebisingan yang tinggi dapat menjadi masalah
• Potensi Bahaya
Contoh: gergaji pemotong tulang, pembersih air mekanis.
• K3
Pemeriksaan rutin, pemakaian alat pelindung diri, pemberian label peringatan
24
4. Mekanis
• Mesin-mesin yang berjalan otomatis
• Resiko cedera ‘terpukul’
K3 :

• Waspadai bagian yang bergerak bebas


• Ikuti saran manual alat

5. Benda runcing, jarum dll


Bahaya
Tertusuk jarum

• Bahan kimia berbahaya


• Potongan pada pecahan gelas
• Kontaminasi bakteri pada benda2 tsb

6. Tergelincir, tersandung, jatuh


• Cedera yang sangat umum terjadi
• Penyebab
➢ Tumpahan dan bocoran kimia
➢ Praktik kerja yang tidak tepat
• K3 :
– SOP, peralatan yang tepat, komunikasi yang
efektif, kontrol teknik

B. Radiasi
1. Medan Magnet
• Kegunaan – NMR, MRI
• Bahaya
➢ Medan magnet
➢ Tegangan tinggi
➢ Cairan kriogen
➢ mis nitrogen, helium
➢ Bahan berbahaya lainnya di lab
K3 :

• Pengendalian akses ke area


• Pelatihan Tanda peringatan
2. Mikroskop Elektron
• Jenis : SEM, TEM
• Bahaya
Sinar-X
• K3

• Perawatan berkala
• Melakukan survei radiasi
• Dimasukkan dalam program keselamatan radiasi petugas

3. Radiasi Tak-berion
• UV, Visible, IR, Laser
• Bahaya
➢ Eritema kulit
➢ Cedera mata
• K3 : Pelatihan, APD, tanda dan label peringatan

4. Frekuensi radio & gelombang mikro


• Kegunaan
Tanur dan tungku RF
• Bahaya
➢ Katarak, kemandulan
➢ Penggunaan logam pada gelombang mikro
➢ Pemanasan cairan berlebihan
➢ Ledakan vial bertudung
• K3 :
SOP, pelatihan, pemeriksaan rutin

4. Bahan Kimia
Bahaya :

• Terhirup gas beracun Jangan menghirup gas Usahakan pasien untuk


sembarangan. Muntah, bawa ke tempat yang Gunakan masker jika tenang
dan udara bersih, gunakan praktikum kimia. berikan air hangat.
• Tersiram zat kimia Jangan letakkan zat Jangan langsung dilap bagian kimia
di tepi meja. kulit yang terkena cairan. Gunakan pakaian khusus Alirkan
udara ke atas bagian kulit ketika akan bekerja yang terkena tumpahan.
dengan bahan-bahan kimia. Bacalah dengan label teliti zat yang ada di
botol.
• Jika tertelan
Jangan memberi minuman atau berusaha memuntahkan isi perut korban bila
ia dalam keadaan pingsan. Jangan berusaha memuntahkannya jika tidak
tahu racun apa yang ditelan.

5. Biohazard
Biohazard adalah organisme, atau zat yang berasal dari organisme, yang
menimbulkan ancaman bagi kesehatan manusia. Hal ini dapat mencakup limbah
medis, sample virus, mikroorganis atau racun (dari sumber biologis) yang dapat
berdampak pada kesehatan manusia dan hewan. Istilah dan simbol yang terkait
umumnya digunakan sebagai peringatan, agar mereka yang berpotensi terkena zat-
zat tersebut dapat mengambil tindakan pencegahan.
adapun Istilah yang mungkin terkait dengan Biohazard :
-infestasi
-toksin
-zoonis
-mikroorganisme
- homeostatis
LEVEL 1 Bakteri virus ringan : (E coli, Cacar, Dalam sarung tangan, dll)
LEVEL 2 Bakteri virus ringan (Hepatitits, Influensa, DBD dll)
LEVEL 3 Bakteri virus berat tapi obat ada (Typhus, Malaria, TBC dll)
LEVEL 4 Bakteri virus sangat berat tidak ada obat (HIV, Virus argentina , dll)

KESIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil dari laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Secara umum laboratorium biologi sel belajar tentang mikrooganisme yaitu
virus, bakteri, jamur yang termasuk diagnostik (isolasi dan saluran), prognosis pada
kasus infeksi baru dalam pengobatan, mencari sumber infeksi pada kasus ledakan
penyakit infeksi).
2. Laboratorium biologi sel harus mempunyai sejumlah alat yang dapat mendukung
proses praktikum dan penelitian di dalamnya. Di antara alat-alat tersebut, ada alat-
alat yang khusus digunakan di dalam Laboratorium biologi sel dan ada juga yang
tidak. Alat-alat tersebut antara lain autoklaf, oven, inkubator statis, shaker
incubator atau inkubator kocok, waterbath shaker incubator, vorteks, desikator,
transfer box, anaerobic jar, sentrifugator, spektrofotometer, dan lain-lain.
3. Perlengkapan APD yang digunakan tergantung pada jenis pekerjaan, alat-alat,
dan bahan yang digunakan meliputi penutup mata, sarung tangan, pakaian, masker,
dan penutup kepala.
4. Tata tertib laboratorium dapat dibedakan atas tata tertib umum dan tata tertib
khusus. Tata tertib umum adalah tata tertib yang siap bagi semua orang yang
bekerja di laboratorium baik itu siswa, guru atau pegawai lain yang memasuki
laboratorium. Tata tertib khusus kasus tata tertib yang berhubungan dengan
prosedur kerja dan kerjasama kalangan tertentu misalnya guru atau pimpinan
sekolah dan tidak perlu diketahui siswa.
5. Menurut Jhon (2010), jenis-jenis bahaya dalam laboratorium adalah kebakaran,
ledakan, keracunan, iritasi, luka pada kulit, dan sengatan listrik.
6. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah keputusan yang
ditentukan sebelumnya, dengan mempergunakan bantuan orang lain. Sistem
Manajemen K3 ada perencanaan, pengorganisasian, penggerak, dan pengendalian.
DAFTAR PUSTAKA
http://bugurubiologi.blogspot.com/2016/11/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-
di.html?m=1
http://himatekkim.ulm.ac.id/id/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-pengantar-
kecelakaan-kerja-di-laboratorium/
http://azkafaradiba.blogspot.com/2018/04/pedoman-keselamatan-kerja-
di.html?m=1
https://id.scribd.com/document/420197195/Makalah-Laboratorium-Mikrobiologi
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.safetysh
oe.com/tag/keselamatan-kerja-di-laboratorium-biologi/&ved=2ahUKEwiLtcr_9-
3vAhV473MBHRLEC20QFjAFegQIHRAC&usg=AOvVaw1loPjpicwFTGM9Rz
siA-gi
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://bppsdmk.kemk
es.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kesehatan-dan-Keselamatan-
Kerja-Komprehensif.pdf&ved=2ahUKEwiNqYji9-
3vAhUc7XMBHduvCcwQFjAEegQIHhAC&usg=AOvVaw3gN2-
PhtaK2XjQetqscZWF
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://share.its.ac.id/m
od/resource/view.php%3Fid%3D11497&ved=2ahUKEwjKuNuW-O3vAhX-
63MBHcciAs8QFjABegQIGxAC&usg=AOvVaw3UETgMt4-76RYqOGY0GhEi

Mengetahui, Palembang, 8 April 2021


Dosen Pembimbing Pembuat Laporan
1. Drs. Refai, M.Kes. Ahmad Ihsan Septiawandy
2.Nurhayati,A.Md.AK., S.Pd., S.KM., M,Kes . PO.71.34.2.20.001
3.Yusneli, S.pd., M.Kes. (Kelompok 7)

Anda mungkin juga menyukai