Anda di halaman 1dari 18

KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA (K3)


LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI
PENDAHULUAN
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan
suatu tindakan perlindungan terhadap tenaga
kerja dari segala aspek yang berpotensi
membahayakan.
Aspek yang dimaksud membahayakan dalam adalah
sumber yang berpotensi menimbulkan kecelakaan
akibat penggunaan peralatan kerja, penyakit yang
bersumber dari spesimen yang diterima dan dibuang
hingga karakteristik rekan kerja atau orang-orang
yang berada di ruang lingkup laboratorium.
Salah satu upaya penerapan K3 adalah dengan mengetahui berbagai sumber
dari kecelakaan kerja. Tahapan awal dari identifikasi sumber kecelakaan adalah
dengan melakukan analisa manajemen resiko.
Manajemen risiko tidak hanya berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan
pribadi, namun juga terhadap kesehatan dan keselamatan lingkungan.
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian di laboratorium patologi anatomi,
antara lain :
1. Teknisi sering tidak mengenali bahaya kimia yang ada di lingkungan kerja
mereka;
2. Formaldehid dan xilol adalah bahaya umum di histologi dan patologi
laboratorium sehingga teknisi perlu mengetahui efek kesehatan yang
mungkin timbul dari paparan bahan kimia ini;
3. Meskipun xylene tidak memiliki persyaratan pengawasan kesehatan/
kesehatan yang ditetapkan, evaluasi kesehatan karyawan yang terpapar
xilol harus diperhatikan dengan baik;
4. Teknisi laboratorium patologi anatomi yang terpapar Formaldehide
memerlukan pengawasan kesehatan/kesehatan.
Pelaksanaan implementasi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) di laboratorium secara umum dapat
dilaksanakan dengan tahapan berikut:
1. Peningkatan pengetahuan tentang K3 dari masing-
masing personil laboratorium
2. Kondisi laboratorium yang kondusif dan sesuai dengan
standar minimum untuk bekerja aman di laboratorium
3. Penataan bahan kimia yang menjadi sumber bahaya yang
sering muncul
4. Tersedianya alat perlindungan diri (APD) yang lengkap
serta jaminan keselamatan dan kesehatan kerja di
laboratorium
MANAJEMEN RESIKO
TAHAPAN MANAJEMEN RESIKO
1. Identifikasi dan evaluasi bahaya
Identifikasi sumber bahaya dimulai ketika membuat suatu persediaan bahan kimia,
dan ini adalah bagian penting dari upaya tersebut. Selain bahaya bahan kimia
bahaya listrik, mekanik dan biologis harus juga disertakan. Pada tahap identifikasi
awal ini, sertakan sifat bahaya dengan istilahnya, lokasi dan prosedur yang terkait
terhadap penggunaannya. Jika tidak ada penemuan tentang penggunaan pada saat
ini, maka buang barang tersebut
2. Perencanaan meminimalkan risiko
Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk mengurangi risiko pada tingkat yang
dapat diterima. Namun sebaiknya melalui rangkaian pilihan yang semakin lama
semakin memberatkan dan beresiko. Kontrol praktik kerja adalah cara terbaik
untuk mengatasi masalah. Kontrol praktik kerja melibatkan penghapusan,
pengurangan dan daur ulang segala sesuatu yang mungkin terjadi. Jika tidak
berhasil, kontrol teknik harus diimplementasikan.
3. Terapkan rencananya
Implementasi dan Prioritaskan perubahan yang dijelaskan dan terukur dalam
rencana. Lakukan perubahan yang mudah ditangani dengan segera, jangan
menunda resiko yang membawa dampak negatif bagi kesehatan atau lingkungan.
KOMPONEN INVENTARISASI BAHAN BERBAHAYA

1. INDEKS PAPARAN BIOLOGIS


Biological Exposure Indices tidak dimaksudkan
untuk digunakan dalam mendiagnosis suatu
penyakit akibat kerja di laboratorium tertentu yang
selalu terpapar bahan kimia. Nilai - nilai tersebut
bukan nilai maksimum yang masih diperkenankan.
Sebaliknya, Biological Exposure Indices
merupakan indikator bahwa pekerja dapat terkena
paparan zat berbahaya.
2. JENIS BAHAYA
Sistem pengklasifikasian sifat berbahaya bahan kimia dimulai dari
pictographs sederhana dengan penilaian numerik hingga daftar
lengkap istilah yang didefinisikan secara formal. Bahkan di dalam
satu negara pun, instansi laboratorium baik pemerintah maupun
swasta mungkin dapat berbeda dalam bagaimana mendefinisikan
bahaya.
Meskipun tidak ada sistem yang seragam yang cukup memadai di
seluruh dunia, istilah-sitilah berikut memiliki arti yang hampir
seragam dan dapat disajikan secara praktis untuk menggambarkan
bahaya yang dihadapi di dalam laboratorium patologi anatomi.
Tingkatan bahaya yang pertama terbagi menjadi dua kategori besar
yaitu :
- bahaya bagi kesehatan
- bahaya bagi fisik tubuh pekerja.
SUMBER BAHAYA DI LAB PATOLOGI ANATOMI

a. Agen Biologis
Bahaya biologis bisa berasal dari spesimen itu sendiri atau komponen
penyertanya (larutan, media dan lain-lain). Apa pun yang memungkinkan
spesimen dapat menyebabkan penyakit pada manusia, terlepas dari
sumbernya ataupun penyebarannya maka semua spesimen itu dianggap
sebagai agen biologis yang berbahaya, bahkan jika penyakit berasal dari
hewan (pada hewan uji lain atau hewan lainnya). Di berbagai negara,
bahan biologis berbahaya diberi label khusus dan dilakukan
pembuangannya dengan sangat ketat.
b. Agen Iritan
Iritan adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan efek eradangan
reversibel pada daerah yang terjadi kontak langsung dengan jaringan
hidup. Kontak langsung bahan iritan yang paling sering adalah bagian
mata, kulit dan saluran pernafasan. Hampir semua bahan kimia dapat
menimbulkan iritasi karena jaringan terpapar dengan bahan kimia.
SUMBER BAHAYA DI LAB PATOLOGI ANATOMI

c. Agen Korosif
Bahan kimia korosif dapat menyebabkan bahaya secara fisik
maupun kesehatan tubuh. Bila agen korosif terkena jaringan hidup
maka akan terjadi kerusakan langsung atau terjadi perubahan
ireversibel. Ketika agen korosif kontak dengan permukaan tak
bernyawa tertentu (umumnya logam), maka agen korosif ini akan
merusak material yang terpaparnya. Bahan kimia mungkin korosif
terhadap jaringan tapi tidak pada baja, atau sebaliknya. Sedikit
bahan kimia yang memiliki sifat korosif untuk kedua materi (hidup
ataupun tidak hidup).
d. Agen Alergen
Agen alergen merupakan agen yang dapat menyebabkan reaksi
alergi pada sebagian besar subjek yang terpajan. Hampir semua
bahan kimia dapat menyebabkan reaksi alergi pada
SUMBER BAHAYA DI LAB PATOLOGI ANATOMI

e. Agen Karsinogen
Karsinogen merupakan suatu materi yang dapat memicu terjadinya
pembentukan sel kanker. Banyak zat menginduksi tumor pada
hewan percobaan yang dipaparkan dengan dosis yang sangat tidak
realistic ketika dikorelasikan dengan lingkungan yang ada di sekitar
manusia.
Agen karsinogen yang diakui secara resmi harus menunjukkan
risiko khusus pada manusia.
Dari berbagai bahan kimia dan pemicu kecelakaan di laboratorium patologi
anatomi. maka ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Hal-hal yang
harus diperhatikan di dalam laboratorium patologi anatomi tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Sebagian besar peralatan dalam laboratorium ini berfungsi 24x7 atau
setidaknya 6x24 jam. Sambungan listrik harus diperiksa ketika datang
dan meninggalkan laboratorium setiap hari.
2. Banyak bahan kimia yang mudah terbakar, maka perawatan harus terus
dilakukan untuk menghindari bahaya kebakaran.
3. Alat pemadam kebakaran harus selalu tersedia dan pastikan sumber api
yang mungkin terjadi sehingga kecocokan antara pemadam dan sumber
api tidak tertukar.
4. Zat yang mudah terbakar seminimal mungkin digunakan di
laboratorium. Zat seperti lilin, alkohol, xylene, aseton harus disimpan
di tempat yang terpisah dan hanya diambil ketika diperlukan.
5. Beberapa bahan kimia bersifat karsinogenik atau berbahaya bagi kulit.
Oleh karena itu setiap kegiatan baik pematangan dan pewarnaan harus
menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan.
PERATURAN UMUM LAB PA
1. Tempat laboratorium
a. Tempat umum harus rapi dan bebas dari penghalang.
b. Bangunan harus bersih.
c. Ada tidak boleh ada cacat struktural di lantai, tangga, dinding dan atap.
d. Lantai dan tangga harus seragam dan tahan slip.
e. Seharusnya tidak ada pegangan tangan pada sisi tangga
2. Fasilitas penyimpanan
a. Fasilitas penyimpanan, rak, dan lain-lain harus diatur sehingga aman terhadap
pergeseran dan jatuh.
b. Fasilitas penyimpanan harus dijaga dari penumpukan sampah, bahan yang tidak
diinginkan dan benda yang dapat menimbulkan bahaya dan hama seperti tikus
bahkan semut sekalipun.
3. Pemanasan dan ventilasi
a. Ruangan harus menghasilkan suhu ruang yang nyaman.
b. Harus memiliki tirai jendela agar tidak terkena sinar matahari langsung.
c. Ventilasi harus cukup minimal terjadi perubahan udara sebanyak 6 kali per jam,
terutama di ruang yang memiliki ventilasi mekanis.
PERATURAN UMUM LAB PA
4. Sanitasi dan staf fasilitas
a. Ruangan harus dipertahankan dalam kondisi bersih, tertib dan sanitasi yang baik.
b. Terdapat air minum.
c. Ruangan untuk membersihkan diri dan toilet (WC) serta fasilitas cuci harus
disediakan untuk laki-laki dan perempuan secara terpisah.
d. Air panas dan dingin, sabun dan handuk harus tersedia.
e. Ruang ganti untuk laki-laki dan perempuan harus terpisah.
f. Harus ada akomodasi (misalnya loker) yang digunakan secara individual untuk
pakaian bebas.
5. Penerangan
a. Penerangan umum harus memadai (kurang lebih 300-400 lux).
b. Pencahayaan lokal harus tersedia di meja kerja (embedding dan lain-lain) yang
dianggap perlu.
c. Warna lampu harus seimbang dari setiap titik penerangan.
PERATURAN UMUM LAB PA
6. Penyimpanan bahan mudah terbakar
a. Fasilitas penyimpanan untuk bahan kimia yang mudah terbakar harus dipisahkan
dari bangunan utama.
b. Bahan kimia harus diberi label yang jelas sebagai sumber bahaya.
c. Saklar untuk penerangan harus ditutup atau ditempatkan di luar gedung.
d. Dudukan lampu harus disegel untuk melindungi terhadap uap yang dapat
menyebabkan kebakaran.
e. Bahan kimia yang mudah terbakar harus disimpan dalam wadah yang tepat,
berventilasi dan terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar.
7. Bahaya listrik
a. Semua instalasi listrik yang baru atau perbaikan harus dipelihara sesuai dengan
kode pengaman listrik.
b. Kabel interior harus disambungkan dengan Ground (pembumian).
c. Saklar harus dipasang untuk semua sirkuit laboratorium.
d. Semua peralatan listrik harus memiliki pengujian.
PERATURAN UMUM LAB PA
8. Pencegahan kebakaran.
a. Harus ada sistem alarm kebakaran.
b. Semua pintu keluar tidak boleh terhalang dan atau terkunci ketika sedang dalam
kondisi bekerja.
c. Sistem deteksi kebakaran harus dalam keadaan baik dan dilakukan pengujian
secara teratur.
d. Pintu-pintu darurat harus dalam keadaan baik.
e. Semua pintu keluar harus mengarah ke ruang terbuka.
f. Semua pintu keluar harus ditandai dengan penanda khusus dan dapat berpedar
ketika gelap.
9. Alat pelindung diri
a. Pakaian pelindung harus desain sesuai dengan ukuran masing-masing pekerja
misalnya jas lab, baju, celemek, sarung tangan dan lain-lain
b. Kacamata keselamatan, goggles dan masker pelindung harus disediakan.
c. Harus tersedia tempat pencuci mata.
d. Harus ada kamar mandi darurat.
e. Respirator harus tersedia, rutin dibersihkan, didesinfeksi, diperiksa dan disimpan
dalam kondisi bersih dan sanitasi yang terjaga.
PERATURAN UMUM LAB PA
10. Peralatan laboratorium.
a. Semua peralatan harus disertifikasi dan aman untuk digunakan.
b. Prosedur harus tersedia untuk dekontaminasi peralatan sebelum digunakan dan
dilakukan perawatan.
c. Biosafety cabinet dan fumehood harus secara teratur diuji dan layak.
d. Otoklaf dan pengetur tekanan harus diperiksa secara teratur.
e. Centrifuge dan rotor harus secara teratur diperiksa.
f. Jarum hipodermik harus digunakan sebagai pengganti pipet.
g. Barang yang retak dan pecah atau terkelupas harus dibuang dan tidak boleh
digunakan kembali.
h. Harus ada wadah yang aman untuk pecahan kaca.
i. Plastik harus digunakan sebagai pengganti kaca.
j. Spesimen harus diterima dalam kondisi aman.
k. Spesimen harus dibongkar dengan hati-hati dan memperhatikan kemungkinan
kerusakan dan kebocoran.
l. Sarung tangan harus dikenakan untuk membongkar spesimen.
m. Bangku Kerja harus tetap bersih dan rapi.
n. Desinfektan yang sesuai harus digunakan secara benar.
TERIMA KASIH
WE’LL CONTINUE NEXT WEEK

Anda mungkin juga menyukai