Anda di halaman 1dari 16

SEBAB-SEBAB KECELAKAAN KERJA DI LABORATORIUM DAN INDUSTRI KIMIA

Oleh:

Angga Harsyah Indah Okta Apriani Yosaria Oktari

0613 3040 1031 0613 3040 1039 0613 3040 5010

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA JURUSAN TEKNIK KIMIA PALEMBANG 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indponesia secara umum diperkirakan termasuk rendah. Pada tahun 2005 Indonesia menempati posisi yang buruk jauh di bawah Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Kondisi tersebut mencerminkan kesiapan daya saing perusahaan Indonesia di dunia internasional masih sangat rendah. Indonesia akan sulit menghadapi pasar global karena mengalami ketidakefisienan pemanfaatan tenaga kerja (produktivitas kerja yang rendah). Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat. Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas. Begitu juga dengan laboratorium yang merupakan sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah. Salah satu contohnya adalah laboratorium yang kimia merupakan kelengkapan sebuah program studi,

dan digunakan untuk meningkatkan keterampilan penggunaan dan pemakaian bahan kimia maupun peralatan analisis (instrumentasi). Laboratorium kimia dengan segala kelengkapan peralatan dan bahan kimia merupakan tempat berpotensi menimbulkan bahaya kepada para penggunanya jika para pekerja di dalamnya tidak dibekali dengan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). B. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sebabsebab kecelakaan kerja di laboratorium dan industri kimia agar kita dapat mencegah kecelakaan kerja guna meningkatkan kesehatan dan

keselamatan kerja.

C. Perumusan Masalah Apa saja sebab-sebab kecelakaan kerja di laboratorium pada saat melakukan praktikum dan industri kimia pada saat melakukuan pekerjaan.

BAB II PEMBAHASAN

A.

Di Laboratorium Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat. Kecelakaan di laboratorium maupun industri kimia dapat berbentuk 2 jenis, yaitu 1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban adalah : pasien

2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban adalah petugas laboratorium itu sendiri.

Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok : 1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari:

a. Mesin, peralatan, bahan dan lain-lain b. Lingkungan kerja c. Proses kerja d. Sifat pekerjaan e. Cara kerja 2. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat terjadi antara lain karena:

a. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana b. Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect) c. Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh. d. Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik

Beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di laboratorium : 1. Terpeleset, biasanya karena lantai licin. Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi di laboratorium. Akibatnya : Ringan: memar Berat: fraktura, dislokasi, memar otak, dll. Pencegahannya : Pakai sepatu anti slip Jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin) atau tidak rata konstruksinya. Pemeliharaan lantai dan tangga 2. Mengangkat beban Mengangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama bila mengabaikan kaidah ergonomi. Akibatnya: cedera pada punggung. Pencegahannya : Beban jangan terlalu berat Jangan berdiri terlalu jauh dari beban Jangan mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi pergunakanlah tungkai bawah sambil berjongkok Pakaian penggotong jangan terlalu ketat sehingga pergerakan terhambat. 3. Mengambil sample darah/cairan tubuh lainnya. Akibatnya : Tertusuk jarum suntik Tertular virus AIDS, Hepatitis B Pencegahannya : Gunakan alat suntik sekali pakai

Jangan tutup kembali atau menyentuh jarum suntik yang telah dipakai tapi langsung dibuang ke tempat yang telah disediakan (sebaiknya gunakan destruction clip). Bekerja di bawah pencahayaan yang cukup 4. Risiko terjadi kebakaran (sumber: bahan kimia, kompor) bahan desinfektan yang mungkin mudah menyala (flammable) dan beracun.Kebakaran terjadi bila terdapat 3 unsur bersama sama yaitu: oksigen, bahan yang mudah terbakar dan panas. Akibatnya : Timbulnya kebakaran dengan akibat luka bakar dari ringan sampai berat bahkan kematian. Timbul keracunan akibat kurang hati-hati. Pencegahannya : Konstruksi bangunan yang tahan api Sistem penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang mudah terbakar Pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya kebakaran Sistem tanda kebakaran Manual yang memungkinkan seseorang menyatakan tanda bahaya dengan segera Otomatis yang menemukan kebakaran dan memberikan tanda secara otomatis Jalan untuk menyelamatkan diri Perlengkapan dan penanggulangan kebakaran. Penyimpanan dan penanganan zat kimia yang benar dan aman. Tempat, peralatan, sisa bahan infeksius dan spesimen secara benar a. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar b. Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai. c. Kebersihan diri dari petugas.

Sumber-sumber kecelakaan kerja di laboratorium : a. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai bahan kimia dan proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan b. Petunjuk kegiatan laboratorium dan industri kimia tidak jelas dan kurang pengawasan c. Kurangnya bimbingan terhadap siswa/ mahasiswa yang sedang bekerja dilaboratorium dan industri kimia d. Tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan pelindung untuk kegiatan e. Tidak mengikuti petunjuk atau aturan yang seharusnya ditaati f. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung atau menggunakan peralatan/ bahan tidak sesuai.Tidak berhati-hati dalam kegiatan Setiap laboratorium hendaknya memiliki utility untuk: 1. Kebakaran (Detektor Asap, Sprinkle, Alarm) 2. Kebocoran Gas (Detektor Gas) 3. Pertolongan Pertama Pada Kecelakanan Tanggung jawab Keselamatan Laboratorium 1. Lembaga/staff laboratorium bertanggungjawab terhadap fasilitas, yaitu: perlengkapan, pemeliharaan dan keamanan 2. Dosen/guru bertanggungjawab terhadap petunjuk kegiatan dan

keselamatan laboratorium.

3. Siswa/mahasiswa bertanggung jawab dalam mempelajari sifat bahan dan akibat dari suatu proses yang ditimbulkan serta penggunaan peralatan keselamatan laboratorium. Pelayanan Preventif. Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat kerja, penyakit menular dilingkungan kerja dengan menciptakan kondisi pekerja dan mesin atau tempat kerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik maupun lingkungan kerja yang memadai dan tidak menyebabkan sakit atau mebahayakan pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat. Tindakan Preventif 1. Desain dan Penataan ruangan harus memenuhi persyaratan 2. Mengetahui lokasi dan perlengkapan darurat 3. Menggunakan perlengkapan keselematan pada saat bekerja 4. Memahami sifat bahan dan memahami kemungkinan bahaya yang terjadi 5. Memberikan tanda/ peringatan pada bahan/alat dalam kegiatan tertentu 6. Bekerja dengan izin dan prosedur yang benar 7. Membuang sisa kegiatan sesuai prosedur pada temapat yang disediakan 8. Membersihkan sisa bahan yang tercecer

Beberapa catatan mengenai laboratorium yang menyimpan bahanbahan kimia - Semua bahan kimia harus tersimpan dalam botol atau kaleng yang sesuai dan tahan lama. Sebaiknya di simpan di tempat-tempat yang kecil dan cukup untuk pemakaian sehari-hari. - Tempat persediaan untuk jangka panjang harus tersimpan dalam gudang bahan kimia yang khusus/ gudang dalam tanah misalnya. - Setiap saat bahan kimia harus diperiksa secara rutin, untuk menentukan apakah bahan-bahan tersebut masih dapat digunakan atau tidak, dan perbaikan label yang biasanya rusak. Bahan-bahan yang tak dapat digunakan lagi harus dibuang/ dimusnahkan secara kimia.Semua bahan harus diberi tanda-tanda khusus, diberi label dengan semua keterangan yang diperlukan misalnya.: o nama bahan o tanggal pembuatan o jumlah (isi) o asal bahan (merek pabrik dan lain-lain) o tingkat bahaya yang mungkin (racun, korosiv, higroskopis dll) o keterangan-keterangan yang erlu (presentase, simbol kimianya dan lainlain) B. Di Industri Kimia Faktor Terjadinya Kecelakaan Kerja 1. Disebabkan oleh kesalahan tenaga kerja (karyawan) sendiri.

2. kecelakaan.

Disebabkan teman sekerja sehingga ia (pekerja) mengalami

3. Tanggungan pekerja, karena menganggap perusahaan merasa sudah membayar maka resiko kecelakaan menjadi tanggungan pekerja. 4. Karena pekerja mengalami kelalaian, sehingga terjadi kecelakaan

Bahan Kimia Berbahaya Bahan pengolahan, berbahaya adalah bahan-bahan yang dan pembuatan, penggunaanya

pengangkutan,

penyimpanan

menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang. Penggunaan Bahan Kimia Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu : 1. Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan

bahan-bahan kimia, diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat. 2. Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan

bahan kimia sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lainlain.

3.

Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan

pengembangan serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi. Dalam lingkungan kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya sehingga para pekerja terpapar bahaya dari bahanbahan kimia itu. Bahaya itu terkadang meningkat dalam kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan kimia itu, seperti mudah terbakar, beracun, dan sebagainya. Dengan demikian, jelas bahwa bekerja dengan bahanbahan kimia mengandung risiko bahaya, baik dalam proses, penyimpanan, transportasi, distribusi, dan penggunaannya. Akan tetapi, betapapun besarnya bahaya bahan-bahan kimia tersebut, penanganan yang benar akan dapat mengurangi atau menghilangkan risiko bahaya yang diakibatkannya. Dampak Kecelakaan Kerja Berikut ini merupakan penggolongan dampak dari kecelakaan kerja: a. Meninggal dunia Dalam hal ini termasuk kecelakaan yang paling fatal yang menyebabkan penderita meninggal dunia walaupun telah mendapatkan pertolongan dan perawatan sebelumnya. b. Cacat permanen total Merupakan cacat yang mengakibatkan penderita secara permanen tidak mampu lagi sepenuhnya melakukan pekerjaan produktif karena kehilangan atau tidak berfungsinya lagi bagian-bagian tubuh seperti: kedua mata, satu mata dan satu tangan atau satu lengan atau satu kaki. Dua bagian tubuh yang tidak terletak pada satu ruas tubuh.

c. Cacat permanen sebagian Cacat yang mengakibatkan satu bagian tubuh hilang atau terpaksa dipotong atau sama sekali tidak berfungsi. d. Tidak mampu bekerja sementara Kondisi sementara ini dimaksudkan baik ketika dalam masa pengobatan maupun karena harus beristirahat menunggu kesembuhan, sehingga ada hari-hari kerja hilang dalam arti yang bersangkutan tidak melakukan kerja produktif.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Kecelakaan kerja di laboratorium dan industri kimia bisa terjadi apabila adanya kondisi yang berbahaya serta perbuatan yang berbahaya. . Penyebab utama yang sering terjadi adalah situasi dan perilaku pekerja yang tidak aman yang terjadi di dalam bahan kimia, dan akar penyebabnya adalah kurangnya

penanganan keselamatan dan kesehatan kerja di dalam bahan kimia Data ini adalah data penting statistik sebab-sebab kecelakaan kerja di laboratorium dan industry kimia untuk menentukan apa saja penyebabnya dan bagaimana kesalahan itu terjadi. Apabila kita dapat menggunakan data dengan baik, maka kecelakaan yang sama atau bahkan kecelakaan yang lebih serius dapat dihindari.

B. Saran 1) Sebaiknya pekerja menggunakan Alat Pelindung Diri dalam melakukan kegiatan industri kimia demi mencegah terjadi kecelakaan kerja. 2) Sebaiknya Pemerintah penanganan khusus bahan-bahan kimia yang

berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan pekerja.

BAB IV DAPTAR PUSAKA

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-aplikasi/manajemenlaboratorium-kimia/keselamatan-kerja-laboratorium/ http://pustaka.unpad.ac.id/wphttp://www.kaskus.us/showthread.php?t=3232604&page=5 http://en.wikipedia.org/wiki/Special:Search?search=lemari+asam&sourceid=Mozi lla-search

Pertanyaan : 1.) Pada saat melakukan kerja di laboratorium dan industri kimia, dilarang mengeluarkan atau memainkan hp karena signal hp berbahaya. Apa dampak negatif dari signal hp itu sendiri ? 2.) Apa yang harus kita lakukan di laboratorium pada saat melakukan kerja sementara kita belum mengetahui apa saja bahaya-bahaya di laboratorium tersebut ? 3.) Berikan satu contoh gambar detektor asap dan bagaimana cara kerjanya ? Jawab: 1.) Karena adanya arus listrik yang berhubungan dengan signal hp tersebut, jadi kita harus mewaspadai nya dengan cara tidak memainkan hp. Hp tersebut bisa saja meledak dan melukai kita. 2.) Maka dari itu kita harus mematuhi peraturan-peraturan yang ada di laboratorium seperti, memakai jas lab, masker, sarung tangan, dan sepatu yang tidak licin dan berhak tinggi. Dan juga membaca dan mematuhi peraturan-peraturan di laboratorium yang biasanya

tertempel di dinding laboratorium. 3.) Gambar detektor asap :

Cara kerjanya: Ada dua tipe detektor asap, yaitu: Detektor asap fotolistrik menggunakan balok optik untuk mencari asap. Ketika partikel asap balok, sebuah indera selfotolistrik penurunan in

tensitas cahaya dan memicu alarm. Jenis detektor bereaksi paling cepat untukmembara kebakaran yang melepaskan jumlah yang relatif besar asap.

Tipe kedua detektor asap, yang dikenal sebagai detektor ionisasi ruang asap (ICSD), lebih cepat padapenginderaan kebakaran menyala yang menghasilkan sedikit asap. Ini mempekerjakan bahan radioaktif untuk mengionisasi udara dalam ruang penginderaan, kehadiran asap mempengaruhi aliran ion antara sepasang elektroda, yang memicu alarm. Antara 80 dan 90% dari detektor asap di rumah-rumah Amerika adalah dari jenis ini. Meskipun modelmodel perumahan kebanyakan mandiri unit yang beroperasi pada baterai 9-volt, konstruksi kode di beberapa bagian negara sekarang memerlukaninstalasi di rumah-rumah baru yang akan terhubung ke kabel rumah, dengan baterai cadangan jika terjadi kegagalan daya.

Anda mungkin juga menyukai