Definisi K3 adalah suatu bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan
kesejahteraan manusia yang bekerja di suatu indtitusi maupun lokasi proyek.
1. Keselamatan (Safety)
Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi
pekerja, menjaga keselamatan orang lain, melindungi peralatan, tempat kerja dan bahan
produksi, menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi.
2. Kesehatan (Health)
Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu. Secara
umum, pengertian dari kesehatan yang setinggi-tingginya dengan cara mencegah dan
memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja, mencegah kelelahan kerja, dan
menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
E. Norma Kerja Nyata meliputi: perlindungan terhadap tenaga kerja yang bertalian dengan
waktu kerja, sistem pengupahan, istirahat, cuti, kerja wanita, anak dan orang muda,
tempat kerja, perumahan, kebersihan, kesusilaan, ibadah menurut agama dan kepercayaan
masing-masing yang diakui pemerintah, kewajiban sosial/ kemasyarakatan dan
sebagainya guna memelihara kegairahan dan moril kerja yang menjamin daya guna kerja
yang tinggi serta menjaga perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral
agama.
Bahaya kimia adalah bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia dari mulai yang
bersubstansi cair, padat, ataupun gas yang berada di tempat kerja. Banyak bahan
kimia yang memiliki sifat beracun dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan
kerusakan pada sistem tubuh dan organ lainnya yang dapat masuk ke dalam tubuh
melalui tiga cara:
a. Inhalasi (menghirup)
Dengan bernapas melalui mulut atau hidung, zat beracun dapat masuk ke
dalam paru-paru. Saat istirahat orang dewasa menghirup sekitar lima liter udara
per menit yang mengandung debu, asap, gas atau uap. Beberapa zat seperti
fiber/serat dapat langsung melukai paru-paru. Lainnya diserap ke dalam aliran
darah dan mengalir ke bagian lain dari tubuh.
b. Pencernaan (menelan)
Bahan kimia dapat memasuki tubuh jika makan makanan yang
terkontaminasi, makan dengan tangan yang terkontaminasi atau makan di
lingkungan yang terkontaminasi. Zat dari udara juga dapat tertelan saat dihirup,
karena bercampur dengan lender dari mulut, hidung atau tenggorokan.
1. Eliminasi
Memodifikasi desain untuk menghilangkan bahaya, misalnya, memperkenalkan
perangkat mengangkat secara mekanik untuk menghilangkan penanganan bahaya
pengangkatan manual.
2. Substitusi
Penggantian bahan kurang berbahaya atau mengurangi energy sistem misalnya
menurunkan kekuatan, ampere, tekanan, suhu, dll.
3. Control teknik/Perancangan
Menginstal sistem ventilasi, mesin penjagaan, interlock, dll.
4. Administrasi
Tanda-tanda keselamatan, tanda daerah berbahaya, tanda untuk pejalan kaki di
trotoar, peringatan sirene/ lampu, alarm, prosedur keselamatan, inspeksi peralatan,
control akses, sistem yang aman, penandaan, dan izin kerja, dll.
5. APD
Kacamata safety, pelindung pendengaran, pelindung wajah, respiratory, dan sarung
tangan.
Akan tetapi efek dari kelompok control tidak sama, dan beberapa darinya tidak
benar-benar menghilangkan atau mengurangi resiko bahaya dengan cara yang paling
memuaskan. Oleh karena itu hirarki diperkenalkan untuk mendorong organisasi untuk
mencoba , untuk menerapkan control yang lebih baik dan benar-benar menghilangkan
bahaya jika memungkinkan.
Isi kotak A P3K untuk perusahaan yang memiliki 24 orang pekerja atau kurang
Isi kotak B P3K untuk perusahaan yang memiliki 50 orang pekerja atau kurang
Isi kotak C P3k untuk perusahaan yang memiliki 100 orang pekerja atau kurang
I. HIRADC (Hazard Identification Risk Assessment and Determining Control)
HIRADC adalah salah satu bagian dari standar ohsas 18001;2007 clause 4.3.1. di
Indonesia biasa disebut sebagai risk assessment atau identifikasi bahaya dan aspek K3L.
di kaluse tersebut menyebutkan bahwa organisasi harus menetapkan, membuat,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk melakukan identifikasi bahaya, penilaian
resiko dan menentukan pengendalian bahaya dan resiko yang diperlukan.
Di dalam klausa ini menjelaskan mengenai proses/hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan HIRADC:
1. Hazard/ Bahaya
2. Risk/ Risiko
3. Penentuan untuk pengendalian bahaya dan resiko (harus mempertimbangkan hierarki
dari pengendalian: eliminasi, subtitusi, isolasi, engineering control,
penandaan/peringatan/administrative control, PPE)
4. Perubahan dari management
5. Pencatatan dan dokumentasi dari kegiatan HIRADC (misalnya: HIRADC register)
6. Tinjauan yang berkelanjutan.
Di dalam klausa ini juga mengharuskan menentukan metodologi atau cara untuk
melakukan HIRADC dan metodologi yang digunakan berbentuk tindakan yang proaktif:
1. Cara-cara untuk melakukan ini diserahkan kepada organisasi tergantung dari
kebutuhan organisasi untuk melakukan HIRADC, tergantung daru ruang lingkup,
sifat, besar kecil organisasi, waktu, biaya dan ketersediaan metode yang dipilih dapat
mencakup untuk pelaksanaan HIRADC yang ada di organisasi.
2. Orang yang melakukanpun harus kompeten.
SUMBER:
1. OHSAS 18002;2008
2. PER-15/MEN/VIII/2008 tentang PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
DI TEMPAT KERJA
3. UU No. 13 Tahun 2013
4. UU No. 1 Tahun 1970
5. https://www.manajemenproduksielektronik.com/daftar-isi-kotak-p3k-pertolongan-
pertama-pada-kecelakaan/
6. https://www.klopmart.com/article-82-k3-keselamatan-dan-kesehatan-kerja.html