Anda di halaman 1dari 7

POST TEST K3 UMUM

NAMA :
NIP :
UNIT ;

1. Apa itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)?


Jawab :
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya
dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan
makmur

2. Sebutkan kewajiban pengurus sesuai UU 1 tahun1970!


Jawab :
Pengurus diwajibkan :
a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undangundang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau
ahli keselamatan kerja;
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja
yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang
mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
Keselamatan Kerja;
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada
tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang
lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja

3. Apa yang dimaksud dengan kecelakaan kerja?


Jawab :
Kecelakaan kerja, atau kecelakaan di tempat kerja adalah kejadian terpisah selama
bekerja (berangakat kerja, saat bekerja, dan pulang kerja) yang menyebabkan kerugian
cedera fisik atau mental

4. Apa di Indonesia, ada Undang-Undang yang mengatur mengenai K3?


Jawab :
ADA, diantaranya
a. Undang-undang No. 1 tahun 1970
b. Undang-undang Petasan (STBL. 1932 No. 143 dirubah dengan STBL 1933 No. 9).

5. Bagaimana jika terjadi pelanggaran terhadap UU Keselamatan dan Kesehatan


Kerja misalnya pengusaha tidak menyediakan alat keselamatan kerja atau
perusahaan tidak memeriksakan kesehatan dan kemampuan fisik pekerja?
Jawab :
Jika terjadi pelanggaran terhadap UU Keselamatan dan Kesehatan Kerja misalnya
pengusaha tidak menyediakan alat keselamatan kerja atau perusahaan tidak
memeriksakan kesehatan dan kemampuan fisik pekerja maka akan menghadapi ancaman
pidana. Undang-undang ini memuat ancaman pidana kurungan paling lama 1 tahun atau
pidana denda paling banyak Rp. 15.000.000. (lima belas juta rupiah) bagi yang tidak
menjalankan ketentuan undang-undang tersebut

6. Apa yang menjadi kewajiban dan hak dari tenaga kerja berkaitan dengan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja?
Jawab :
Menurut pasal 12 UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, kewajiban dan hak tenaga kerja adalah sebagai berikut :
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau
ahli keselamatan kerja
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang
diwajibkan
d. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan yang diwajibkan
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas
dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan

7. Mengapa setiap karyawan harus dilakukan pemeriksaan awal, berkala maupun


khusus?
Jawab ;
a. Pemeriksaan Kesehatan sebelum bekerja ditujukan agar tenaga kerja yang diterima
berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit
menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya, dan cocok untuk pekerjaan yang
akan dilakukan sehingga keselamatan dan kesehatan tenaga kerja yang
bersangkutan dan tenaga kerja lain-lainnya yang dapat dijamin.
b. Pemeriksaan kesehatan berkala dimaksudkan untuk mempertahankan derajat
kesehatan tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai
kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin yang
perlu dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan
c. Pemeriksaan kesehatan khusus dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-
pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan
tenaga kerja tertentu.
- Pemeriksaan Kesehatan Khusus dilakukan pula terhadap:tenaga kerja yang
telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan perawatan
yang lebih dari 2 (dua minggu).
- tenaga kerja yang berusia diatas 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerja
wanita dan tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja muda yang melakukan
pekerjaan tertentu.
- tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguan-
gangguan kesehatannya perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai
dengan kebutuhan.

8. Bagaimana Perjanjian Kerja Bersama mengatur mengenai K3?


Jawab :
Dalam perjanjian kerja bersama  akan dikaji hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
upah, keselamatan karyawan.  Perusahaan dan setiap pekerja harus sadar sepenuhnya
bahwa K3 adalah kewajiban dan tanggung jawab bersama.  PKB biasanya akan mengatur
mengenai hak dan kewajiban dari para karyawan dalam hal K3 sebagai mana PKB juga
akan mengatur mengenai hak dan kewajiban perusahaan. Dalam Perjanjian Kerja
Bersama juga tertulis sanksi-sanksi yang diberikan apabila salah satu dari kedua belah
pihak melanggar PKB.

9. Sebutkan fungsi dan tugas P2K3 serta sebutkan landasan hukum pembentukkan
P2K3!
Jawab :
Fungsi:-menghimpun dan mengolah data mengenai keselamatan dan kesehatan kerja
tugas:
- Merencanakan dan menyelenggarakan pemilihan Keuchik.
- Menetapkan data
- Mengkoordinasikan dan mengendalikan semua tahap
- Menetapkan tangga dan tata cara pelaksanaan kampanye
Hukum pembentukan:Permenaker RI Nomor PER. 04/MEN/1987 tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan

10. Bagaimana cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja sesuai dengan


peraturan terkait?
Jawab :
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 03/Men/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja, terdiri atas 12 pasal, mengatur hak setiap tenaga kerja untuk
mendapat pelayanan kesehatan kerja. Pengurus wajib memberikan pelayanan kesehatan
kerja. Pelayanan kesehatan kerja meliputi pemeriksaan kesehatan, pencegahan,
pengobatan, rehabilitasi, dan konsultasi serta pembinaan tenaga kerja. Juga diatur
bebarapa cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja

11. Jelaskan objek pegawasan lingkungan kerja serta sebutkan peraturan perundang-
undangan terkait!
Jawab :
Objek pengawasan, meliputi;
A. Faktor-faktor bahaya lingkungan kerja, antara lain;
- Faktor Fisika
- Faktor Kimia
- Faktor Biologi
- Faktor Psikologi
- Faktor Fisiologi
B. Hygiene Perusahaan
C. Merupakan bagian dari kesehatan kerja yang mempelajari tentang identifikasi,
evaluasi dan pengendalian berbagai resiko kesehatan, terutama yang bersifat fisik-
kimiawi
D. Pengendalian Bahaya Besar
E. Menyangkut soal pencegahan dan pengurangan akibat kecelakaan besar
F. Pestisida
Adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk memberantas hama tanaman, rerumputan, mematikan daun dsb.
G. Bahan Kimia Berbahaya
Adalah zat, bahan kimia atau sesuatu baik dalam keadaan tunggal maupun
campuran dapat membahayakan keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup, baik
langsung maupun tidak langsung
H. Sanitasi Lingkungan 
Adalah usaha kesehatan masyarakat lingkungan industri dengan mengadakan
pencegahan penyebaran penyakit menular atau gangguan lain terhadap pekerja
I. Alat Pelindung Diri (APD)
Adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
dalam pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di
tempat kerja
J. Limbah Industri
Adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak
dikehendaki lingkungan karena tidak ada nilai ekonomi.
Peraturan perundangan yang terkait dengan pengawasan lingkungan kerja;
1. Undang-undang No.1 Tahun 1970, pasal 2, pasal 3, pasal 5, pasal 8, pasal 9
dan pasal 14
2. Undang-undang no.3 Tahun 1969 tentang persetujuan Konvensi ILO
No.120 mengenai Hygiene dalam perniagaan dan kantor.
3. Peraturan Pemerintah No.7 tahun 1973 tentang pengawasan atas peredaran,
penyimpanan dan penggunaan pestisida.
4. Peraturan Pemerintah No.11/1975 tentang keselamatan kerja terhadap
radiasi
5. Peraturan menteri perburuhan No.7 tahun 1964 tentang syarat kesehatan,
kebersihan serta penerangan di tempat kerja
6. Permenaker No.3/Men/1986 tentang syarat K3 ditempat yang mengelola
pestisida

12. Keselamatan dan kesehatan kerja itu diperuntukkan untuk siapa?


Jawab ;
Berdasarkan Undang-undang Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu
diperuntukkan bagi seluruh pekerja yang bekerja di segala tempat kerja, baik di darat, di
dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam
wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia
13. Sebutkan apa yang dimaksud dengan pengendalian lingkungan kerja?
Jawab ;
Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja adalah proses yang dilakukan oleh instansi atau
perusahaan dalam mencapai tujuan agar para pekerja di instansi atau perusahaan dapat
menghindari resiko aktivitas yang dapat berpotensi menimbulkan cedera dan penyakit
akibat kerja sebagai tujuan awal dari suatu perusahaan.

14. Apa saja tugas pengurus/pengawas dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja?
Jawab ;
Berdasarkan pasal 8, 9, 11 dan 14 Undang – Undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pengurus bertanggung jawab untuk :
- Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga
kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat – sifat
pekerjaan yang diberikan padanya.
- Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya, secara berkala
pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur
- Menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang : - Kondisi-kondisi
dan bahaya-bahaya serta apa yang dapat timbul dalam tempat kerjanya - Semua
pengamanan dan alat – alat perlindungan yang diharuskan dalam semua tempat
kerjanya - Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan - Cara-
cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya
- Bertanggung jawab dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan
pertama dalam kecelakaan.
- Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada
pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
- Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau
ahli kesehatan kerja

15. Apa yang disebut dengan bahan kimia berbahaya? Sebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat bahaya dari bahan kimia berbahaya!
Jawab :
Bahan, Berbahaya dan Beracun atau kerap disingkat B3 adalah zat atau bahan-bahan lain yang dapat
membahayakan kesehatan atau kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain pada umumnya.
Karena sifat-sifatnya itu, bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya memerlukan penanganan
khusus.
Faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya dari B3 :
1. Mudah meledak (explosive);
2. Pengoksidasi (oxidizing);
3. Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable);
4. Amat mudah terbakar (highly flammable);
5. Mudah terbakar (flammable);
6. Amat sangat beracun (extremely toxic);
7. Sangat beracun (highly toxic);
8. Beracun (moderately toxic);
9. Berbahaya (harmful);
10. Korosif (corrosive);
11. Bersifat iritasi (irritant);
12. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13. Karsinogenik (carcinogenic);
14. Teratogenik (teratogenic);
15. Mutagenik (mutagenic)

16. Sebutkan kewabijan pengusahan dalam mengendalikan bahan kimia berbahaya!


Jawab ;
1. Wajib :
a. Mempekerjakan petugas K3 Kimia dengan ketentuan apabila dipekerjakan dengan sistem
kerja nonshift sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan apabila dipekerjakan dengan sistem kerja
shift sekurang-kurangnya 5 (lima) orang.
b. Mempekerjakan Ahli K3 Kimia sekurang-kurangnya 1 (satu) orang;
c. Membuat dokumen pengendalian potensi bahaya besar;
d. Melaporkan setiap perubahan nama bahan kimia dan kuantitas bahan kimia proses dan
modifikasi instalasi yang digunakan;
e. Melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia yang ada di tempat kerja sekurang-
kurangnya 6 (enam) bulan sekali;
f. Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi yang ada di tempat kerja sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun sekali;
g. Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali.
2. Pengujian faktor kimia dan instalasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dan f
dilakukan oleh perusahaan jasa K3 atau instansi yang berwenang

17. Sebutkan dan jelaskan kewajiban pengurus dalam mengurangi, mencegah dan
memedamkan kebakaran sesuai Kepmenakertrans NO 186/1999
Jawab ;
Kewajiban mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja sebagaimana
dimaksud ,meliputi:
a) Pengendalian setiap bentuk energi;
b) penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran dan sarana evakuasi;
c) Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
d) Pembentukan unit penanggulanan kebakaran di tempat kerja
e) Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala;
f) Memilki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja
yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat yang
berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat

18. Dalam identifikasi masalah bahaya kebakaran di tempat kerja saudara terdapat
beberapa APAR yanng telah berakhir masa pakai, coba jelaskan tindakan anda
sebagai AK3!
Jawab :
Jika APAR telah berakhir masa pakainya, segera hubungi bagian purchasing
agar menghubungi suplier untuk pengisian kembali APAR. Selain itu jangan lupa
dilakukan pemeriksaan jangka 6 bulan dan 12 bulan. Pengisian tabung APAR
harus diiisi kembali dengan cara sebagai berikut :
- Untuk asam soda, bahan kimia harus diisi setiap setahun sekali
- Untuk jenis cairan busa yang dicampur lebih dahulu harus diisi setiap 2 tahun sekali
- Untuk jenis tabung gas hidrokarbon berhalogen, tabung diisi setiap 3 tahun sekali
- Jenis-jenis lainnya diisi setiap 5 tahun sekali

19. Jelaskan dasar hukum dan tujuan dari pelaksanaan sistem menajemen K3 pada
setiap tempata kerja Dasar hukum SMK3
Jawab :
UU No. 13/ 2003 tentang Ketenagakerjaan
Setiap Perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang terintegrasi dengan Manajemen
perusahaan dan ketentuan mengenai SMK3 ini diatur dengan Peraturan Pemerintah (Ps.
87)

PP No 50 / 2012 ttg Penerapan Sistem Manajemen K3 (SMK3)


Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan
produktif.

20. Sebutkan dan jelaskan hirarki pengendalian risiko K3


Jawab :
a) Eliminasi
Seperti namanya, eliminasi adalah pengendalian risiko K3 untuk mengeliminir atau
menghilangkan suatu bahaya.
b) Substitusi
Substitusi adalah metode pengendalian risiko yang berfokus pada penggantian suatu
alat atau mesin atau barang yang memiliki bahaya dengan yang tidak memiliki bahaya.
c) Engineering control 
Engineering control adalah proses pengendalian risiko dengan merekayasa suatu alat
atau bahan dengan tujuan mengendalikan bahayanya
d) Administrasi
Langkah ini adalah terkait dengan proses non teknis dalam suatu pekerjaan dengan
tujuan menghilangkan bahaya
e) APD 
APD atau alat pelindung diri adalah hierarki pengendalian risiko terakhir dalam K3.

Anda mungkin juga menyukai