Anda di halaman 1dari 4

Nama Peserta : Dimas Hardianto

1. jelaskan faktor faktor bahaya lingkungan kerja yang menjadi sumber


bahaya yang ada ditempat kerja.

a. Fisik: bising, getaran, pencahayaan, radiasi layer komputer, elektrik,


dll
b. Kimia: partikel debu, cairan desinfektan, uap, vapour, mist, dll
c. Biologi: mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, vector dll
d. Ergonomi; posisi kerja tidak netral. Gerakan berulang, kelebihan
beban, dll
e. Psikosiosial: konflik antar rekan, stress kerja, shift, beban kerja, karir,
dll

2. Apa yang dimaksud dengan upaya keselamatan dan kesehatan kerja


suatu upaya kerja sama, saling pengertian dan partisipasi dari pengusaha
dan karyawan dalam perusahaan untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban bersama dibidang keselamatan, kesehatan, dan keamanan kerja
dalam rangka meningkatkan produktivitas.

3. Apa Perbedaan antara kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja


Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta
benda.
sedangkan penyakit akibat kerja adalah gangguan kesehatan baik jasmani
maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja
atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan.

4. Apa Perbedaan penyakit akibat kerja dan penyakit terkait kerja


penyakit akibat kerja adalah gangguan kesehatan baik jasmani maupun
rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau
kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan
Sedangkan penyakit terkait kerja adalah penyakit yang berhubungan /
terkait dengan pekerjaan, namun bukan akibat karena pekerjaan. Misal :
asma, TBC, hipertensi

5. Hak Hak pekerja apa saja yang berkaitan dengan keselatan dan
kesehatan kerja
a. Hak atas Informasi.
Pekerja berhak untuk mendapatkan semua informasi dan penjelasan
mengenai bahaya di tempat kerja dan bagaimana menanganinya.
Pengusaha mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan tempat kerja
yang aman dan sehat, maka mereka harus memberikan informasi dan
pelatihan kepada pekerja tentang bagaimana cara menangani bahaya
tersebut.

b. Hak untuk menolak pekerjaan yang tidak Aman.


Hak ini merupakan hak yang dimiliki oleh pekerja untuk menolak
pekerjaan yang tidak aman, baik tidak aman bagi dirinya ataupun orang
lain. Pekerjaan tidak aman ini berarti pekerjaan yang akan dilakukan
dalam kondisi tidak aman (berpotensi menyebabkan kecelakaan),
pekerjaan yang tidak biasa dilakukan oleh pekerja sebelumnya (tanpa
orientasi dan Pelatihan sebelumnya atau tanpa diawasi oleh pekerja yang
berkompeten), pekerjaan yang dilakukan tanpa pemenuhan syarat K3,
seperti tidak disediakan Alat Pelindung Diri (APD) atau APD yang
disediakan pengusaha tidak sesuai dengan syarat K3 APD untuk
pekerjaan yang dilakukan.
c. Hak untuk berpartisipasi
Hak ini merupakan hak yang dimiliki oleh pekerja dan Serikat pekerja untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja.
Berbagai Konvensi internasional seperti Konvensi ILO dan juga hukum
nasional yang berlaku di Indonesia memberikan Pengurus SP sebagai
perwakilan Pekerja untuk dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan K3 di
perusahaan. Ini meliputi hak pekerja untuk menjadi anggota P2K3 yang
dibentuk di perusahaan untuk memberikan saran tentang peningkatan
kesehatan dan keselamatan di tempat kerja,
Hak untuk diminta konsultasi terkait penyusunan kebijakan K3 di
Perusahaan, termasuk hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan
pengawasan penerapan K3 dan berpartisipasi dalam penyelidikan terkait
peristiwa kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja

6. Bagaimana keterkaitan antara kesehatan dan keselamatan kerja


dengan produktivitas kerja
Indikator yang mempengaruhi dalam pengukuran produktivitas kerja
menurut Simamora antara lain: Kuantitas Kerja, Kualitas Kerja dan
Ketepatan Waktu. Kesehatan dan Keselamatan kerja yang tinggi akan
meningkatkan 3 variabel tersebut karena K3 memiliki Aspek psikologis
yaitu Perwujudan rasa kemanusian pimpinan terhadap masalah karyawan
dan Aspek fisik yaitu perlindungan terhadapa kemungkinan cacat atau luka
yang tampak dan mengakibatkan terganggunya kelancaran produksi.
Dengan adanya K3 Kuantitas kerja dan Kualitas kerja akan meningkat
yang akan mendongkrak ketepatan waktu dalam produktifitas produk.

7. Apa dasar hukum pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kerja?Apa


pentingnya/manfaat pemeriksaan kesehatan bagi pekerja.
Dasar Hukum pemeriksaan kesehatan kerja adalah UU No.1 Tahun 1970
Pasal 8 dan Permenaker 02 tahun 1980 tentang pemeriksaan kesehatan.
Adapun keuntungannya adalah untuk pencegahan terhadap penyakit dan
penunjang dalam menjaga kesehatan tenaga kerja dimana untuk deteksi
dini penyakit sehingga dapat diatasi dengan lebih cepat, tepat dan efisien.

8. Sebutkan dasar hukum dari SMK3 dan apa saja 5 langkah 5 prinsip
dalam menerapkan SMK3?
-Undang – Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
-Undang – Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
-Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
Lima Prinsip Dasar SMK3 demi Keamanan Kerja Perusahaan
 Penyusunan Kebijakan K3.
 Penelaahan Awal.
 Dukungan SDM dan Sarana dan Prasarana.
 Pemantauan dan Evaluasi SMK3.
 Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3.

9. Apakah SMK3 wajib bagi setiap perusahaan?dan kewajiban yang


seperti apa
Menurut Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bab II Pasal 5 ayat 1
Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.
Perusahaan berkewajiban melaksanakan/menerapkan SMK3 wajib
berpedoman pada PP No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

10. Apa Pengertian dari P3K dan apa saja landasan hukum yang
mendasari P3K serta mengapa P3K ini perlu dan penting.
P3K adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan
tepat kepada pekerja dan/atau orang lain yang berada di tempat kerja,
yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja.
Landasan Hukum P3 K
-Undang – Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Per-03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja..
- Permen RI No.Per-15/Men/VIII/2008, tentan Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di tempat kerja

Anda mungkin juga menyukai