PJMK DOSEN :
Sri Anik Rustini,SH.,S.Kep.,Ns.,M.Kes
Disusun oleh :
Bima Bintara Putra
NIM. 1921004
Suatu risiko yang mempunyai kemungkinan tinggi untuk kterjadi tetapi memiliki
konsekuensi yang rendah
Risiko jenis ini dapat terjadi kapan saja secara terus menerus dan berdampak kronik
Misalnya gangguan pernafasan, gangguan syaraf, gangguan reproduksi dan gangguan
metabolic atau sistemik
Materi 5 : Menguasai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Dosen : Bu Lela Nurlela
A. Definisi SMK3
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
B. Tujuan SMK3
1) Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu terjamin
keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatkan produksi dan
produktivitas kerja.
2) Perlindungan terhadap setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu dalam
keadaan selamat dan sehat.
3) Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan digunakan
secara aman dan efisien.
C. Manfaat SMK3
1) Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
2) Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
3) Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa aman
dalam bekerja.
4) Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
5) Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.
D. Azas SMK3
Dalam Kebijakan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan di Bidang
K3, disampaikan bahwa asas SMK3 yaitu :
G. Pelaksanaan Rencana K3
a) Berdasarkan rencana K3 yang telah ditetapkan, dalam pelaksanaannya pengusaha
didukung oleh SDM di bidang K3, sarana dan prasarana. SDM yang dimaksud harus
memiliki:
Kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat
Kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan ijin kerja dan/atau surat
penunjukan dari instansi yang berwenang
b) Sarana dan prasana yang dimaksud minimal harus terdiri :
1) Organisasi atau unit yang bertanggungjawab di bidang K3
2) Anggaran yang memadai
3) Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian
4) Instruksi kerja
c) Syarat minimal kegiatan pelaksanaan rencana K3 harus meliputi:
1) Tindakan pengendalian
2) Perancangan dan rekayasa
3) Prosedur dan instruksi kerja
4) Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
5) Pembelian/pengadaan barang dan jasa
6) Produk akhir
H. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
Kegiatannya melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan audit internal SMK3
dilakukan oleh SDM yang kompeten, jika tidak memiliki SDM yang kompeten dapat
menggunakan jasa pihak lain. Hasil pemantauan dan evaluasi kinerja K3 dilaporkan kepada
pengusaha dan digunakan untuk melakukan tindakan perbaikan yang dilakukan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
I. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3
Fungsinya untuk menjamin kesesuaian dan efektivitas penerapan SMK3 yang
dilakukan terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi untuk
melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja dalam hal:
1) Terjadi perubahan peraturan perundang-undangan
2) Adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar
3) Adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan
4) Terjadi perubahan struktur organisasi
5) Adanya perkembangan IPTEK, termasuk epidemiologi
6) Adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja
7) Adanya pelaporan
8) Adanya masukan dari pekerja
Materi 6 : Menguasai Konsep Ergonomi
Dosen : Bu Ari Susanti
A. Pengertian
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam
lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas
pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi.
B. Ruang lingkup Ergonomi
Ergonomi bisa dibagi menjadi beberapa bagian untuk lebih memudahkan
pemahamannya. Ruang lingkup ergonomi adalah:
Ergonomi fisik : berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, anthropometri,karakteristik
fisiologi dan biomekanika yang berhubungan dengan aktifitas fisik.
Ergonomi kognitif : berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk di dalamnya ;
persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi manusia terhadap
pemakaian elemen sistem.
Ergonomi organisasi : berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik, termasuk sturktur
organisasi, kebijakan dan proses.
Ergonomi lingkungan : berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan, dan
getaran.
C. Tujuan Ergonomi
Ergonomi bisa dikatakan sebagai satu ilmu terapan dalam mencapai keselamatan dan
kesehatan kerja. Ilmu ini digunakan untuk membuat pekerja merasa nyaman dalam
melakukan pekerjaannya.
Tujuan dalam penerapan ergonomi ini adalah:
Angka cedera dan kesakitan dalam melakukan pekerjaan tidak ada/ terkurangi
Biaya terhadap penanganan kecelakaan atau kesakitan menjadi berkurang
Kunjungan untuk berobat bisa berkurang
Tingkat absentisme/ ketidak hadiran bisa berkurang
Produktivitas/ kualitas dan keselamatan kerja meningkat
Pekerja merasa nyaman dalam bekerja
Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental.
Meningkatkan kesejahteraan sosial.
Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis, antropologis dan
budaya dari setiap sistem kerja
D. Konsep Aplikasi Ergonomi dalam Lingkungan Kerja
Beberapa metode dalam artikel ergonomi dari departemen kesehatan Republik Indonesia,
dalam menilai ergonomis atau tidaknya suatu lingkungan kerja, yaitu:
Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja
penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist dan pengukuran lingkungan
kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks.
Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis.
Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela
yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.
Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan
menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit
kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak,
absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.
Pendekatan Aplikasi Ergonomi
Conceptual /System Ergonomics (pada saat Perencanaan): Ergonomi sangat tepat untuk
diterapkan sebagai bagian dari perencanaan menyeluruh. To fit the job to the man.
Maksud: Upaya pertama kali yang harus dilakukan adalah menyesuaiakan pekerjaan
(alat/mesin, cara kerja/organisasi kerja dan lingkungan kerja) terhadap manusia pekerja
(kemampuan, kebolehan, dan batasan) apabila usaha ini tidak berhasil karena alasan
teknis dan ekonomis seperti; mesin terpaksa harus diimpor,
Curative Ergonomics ( perbaikan / modifikasi ditempat kerja ); usaha memanfaatkan
ergonomi untuk memperbaiki hal-hal yanng sudah ada/berjalan, dengan konsekuensi
biaya lebih mahal. To fit the man to the job
Materi 7 : Jenis-jenis Kecelakaan yang Dapat Terjadi di Labotarium