Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MANDIRI

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

(STUDI KASUS PROYEK PT. TRAKINDO UTAMA)

Nama : Sugeng Widodo

Npm : 140410041

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2018

1
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Program keselamatan dan kesehatan kerja telah dilaksanakan oleh banyak


organisasi yang bertujuan untuk mengurangi atau menghindari risiko kecelakaan
kerja (zero defect). Kebanyakan perusahaan menerapkan sistem spesialisasi
pekerjaan untuk meningkatkan produktifitas. Berbagai undang-undang dan
peraturan pemerintahan tentang keselamatan dan kesehatan kerja, namun risiko
kecelakaan kerja masih tetap terjadi.

1. Pengertian dan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.

Para karyawan umumnya menginginkan kerja aman, sehat yang


ditimbulkan dari lingkungan pekerjaan. Keselamatan kerja merujuk pada
perlindungan atas keamanan kerja yang dialaminya setiap pekerja. Perlindungan
mengarah pada kondisi fisik dan mental para pekerja yang diakibatkan lingkungan
kerja yang ada pada perusahaan.

Konsep keselamatan dan kesehatan kerja bukan sesuatu yang baru bagi
banyak perusahaan dan menjadi tanggung jawab perusahaan untuk melindungi
karyawanya. Keselamatan dan kesehatan kerja sesuatu yang diinginkan oleh
setiap anggota dan organisasi.

Pada umumnya, kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor utama, antara
lain, manusia dan lingkunganya. Faktor manusia berkaitan dengan tindakan tidak
aman karena mengabaikan peraturan dan ketentuan kerja. Disisi lain, kecelakaan
kerja dapat juga terjadi akibat kondisi tidak aman dari lingkungan kerja dan yang
menyangkut peralatan peralatan kerja yang memberikan kejadian yang lebih
tinggi frekuensinya dibandingkan dengan faktor manusia.

2
2. Tiga alasan pentingya program keselamatan kerja

Terdapat tiga alasan mengapa program keselamatan kerja merupakan


keharusan bagi setiap perusahaan untuk melaksanakanya, antara lain alasan moral,
hukum, dan ekonomi.

1. Moral
Manusia merupakan mahluk termulia di dunia, oleh karena itu
sepatutnya manusia memperoleh perlakuan yang terhormat dalam
organisasi. Manusia memiliki hak untuk memproleh perlindungan atas
keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan serta perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan nilai-nilai agama
(undang-undang republik indonesia nomor 13 tahun 2003 tentang
ketenaga kerjaan).
2. Hukum
Alasan lain yan sama pentingnya dengan moral, terdapat juga
alasan hukum yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Undang-undang tentang ketenagakerjaan merupakan jaminan bagi setiap
pekerja untuk menghadapi resiko kerja yang dihadapinya yang
ditimbulkan pekerjaan.
3. Ekonomi

Alasan ekonomi akan di alami oleh banyak perusahaan karena


mengeluarkan biaya-biaya yang tidak sedikit jumlahnya akibat kecelakaan
kerja yang dialami pekerja. Kebanyakan perusahaan membebankan
kerugian kecelakan kerja yang dialami karyawan kepada pihak asuransi.

3. Mengukur Tingkat Keselamatan Kerja

Suatu persyaratan yang ditetapkan melalui occupational Safety and Health


Act (OSHA) untuk memantau keselamatan kerja dan kesehatan kerja mewajibkan
perusahaan melakukan pencatatan atas kejadian-kejadian yang berkaitan dengan
keselamatan dan kesehatan kerja. Berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut, akan

3
dapat dihitung besarnya tingkat kecelakaan kerja, frekuensi kecelakaan kerja dan
tingkat kegawatan.

I. Tingkat kecelakaan kerja

Tingkat kecelakaan kerja atau disingkat TKK adalah mengukur


tinggi rendahnya kecelakaan dan penyakit yang diderita para pekerja
selama setahun kerja.

Jumlah Kecelakaan Dan Penyakit x 200.000


TKK =
jumlah jam kerja

Dengan ketentuan, untuk 100 pekerja tetap adalah 200.000 (40 jam
seminggu x 50 minggu).

4. Undang-Undang dan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja

Dewasa ini terlihat semakin tingginya kecelakan kerja yang dialami para
pekerja diberbagai negara didunia. Dewan keselamatan kerja nasional amerika
serikat mencatat lebih dari 14000 kematian dan melebihi 2 juta luka-luka akibat
kecelakaan kerja.

Diberbagai negara telah menetapkan undang-undang dan peraturan untung


menjamin dan melindungi tenaga kerjanya dari kecelakaan kerja. Di amerika
serikat, terdapat undang-undang tentang keselamatan dan kesehatan kerja
occupational safety and health act yang diundangkan oleh kongres amerika serikat
pada tahun 1970.

Berdasarkan ketentuan OSHA, pemberi kerja yang memiliki paling sedikit


11 orang karyawan diwajibkan untuk melkukan pencatatan tentang kecelakaan
kerja yang diaamikeryawanya pada saat bekerja. Para pemberi kerja wajib
melaporkan keadaan karyawan yang mengalami kecelakaan kerja pada saat

4
bekerja. Di indonesia, konsep tentang keselamatan dan kesehatan kerja sudah ada
sejak era pemerintah kolonial belanda. Pada tahun 1908 telah diterbitkan
veiligheids reglement Staatsblad nomor 406 tahun 1910. Atas dasar itu, akan
diterbitkanya beberapa produk hukum yang memberikan jaminan dan
perlindungan tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

Berdasarkan veiligheids reglement Staatsblad nomor 406 tahun 1910


yang telah mengalami berbagai perubahan, melalui undang undang noor 1 tahun
1970 tentang keselamatan dan kesehatan kerja menyatakan bahwa setiap pekerja
akan diberika jaminan dan perlindungan atas keselamatanya dalam melakukan
pekerjaanya untuk kesjahteraan hidup dan dan meningkatkan produksi serta
produktivitas nasional.

5. Sistem management Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Sama seperti sistem management lain, Sistem management Keselamatan


dan Kesehatan Kerja adalah pengoperasian fungsi-fungsi management kedalam
kegiatan kegiatan organisasinya yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja. Pada peraturan mentri tenaga kerja nomor PER.05/MEN/1996
pasal 1, sistem management keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari
sistem management yang meliputi struktur organisasi perencanaan, tanggung
jawab, pelaksanaan prosedur proses sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian,dan pemelihara kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien
dan produktif.

 Tujuan dan Manfaat Sistem Management Dan Kesehatan Kerja

Tujuan utama dari Sistem Management Dan Kesehatan Kerja suatau tindakan
pengelolaan aktivitas-aktivitas organisasi untuk mengurangi atau menghilangkan
resiko kecelakaan kerja dialami para anggota organisasinya untuk mencapai
keamnan dan kenyamanan kerja dalam mencapai tujuan organisasi secara efisien

5
dan efektif. Berdasarkan menteri tenaga kerja nomor per.05/men/1996 pasal 2,
seabagai tujuan dan sasaran dari sistem amanagement keselamatan dan kesehatan
kerja ditempat kerja dengan melibatkan unsur management, tenaga kerja, dan
lingkungan kerja, yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien, dan produktif.

 Penerapan sistem managemen keselamatan dan kesehatan kerja

Sistem management keselamatan dan kesehatan kerja pengoprasian fungsi fungsi


management ke dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja untuk
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Pada tingkat
organisasi, termasuk pada element sistem management keselamatan dan kesehatan
kerja adalah kebijakan (policy), pengorganisasian (organizing), perencanaan dan
implementasi (action for improfment).

Berdasarkan peraturan menteri tenaga kerja nomor per 05/men/1996 pasal 3,


setiap pekerja yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang atau
lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimblkan oleh karakteristik
proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja, seperti
peledak, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan
sistem management keselamatan dan kesehatan kerja.

Dalam peraturan tersebut, sebagai tanggung jawab perusahaan dalam menerapkan


sistem management keselamatan dan kesehatan kerja maka perusahaan wajib
melaksanakan ketentuan ketentuan sebagai berikut :

1. menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin


komitmen terhadap penerapan sistem management keselamatan dan
kesehatan kerja.
2.merancakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja.

6
3. menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja efektif
ediperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan, dan sasaran keselamatan
dan kesehatan kerja.
4. mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja, serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.
5. meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan sistem
management keselamatan dan kesehatan kerja secara berkesinambungan
dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.

Audit Sistem Management Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Audit sistem management keselamatan dan kesehatan kerja perlu


dilakukan untuk menjaga agar semua komponen yang terlibat di dalamnya dapat
menghargai dan melaksanakan fungsinya sebagai mana mestinya. Peraturan
menteri tenaga kerja nomor per. 05/men/1996 pasal 4 menerangkan bahwa dalam
penerapan sistem management keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan dapat
melakukan audit melalui badan audit yang di tunjuk oleh mentri tenaga kerja yang
meliputi unsur-unsur sebagai berikut :

a) Pembangunan dan pemeliharaan komitmen


b) Strategi pendokumentasian
c) Peninjauan ulang desain dan kontrak
d) Pengendalian dokumen pembelian
e) Keamanan bekerja berdasarkan sistem management sistem management
k3
f) Standar pemantauan
g) Pelaporan dan perbaikan kekurangan
h) Pengelolaan material dan pemindahannya
i) Pengumpulan dan penggunaan data
j) Pemeriksaan sistem management
k) Pengembangan ketrampilan dan kemampuan

6. Penyebab Timbulnya Kecelakaan Kerja

7
Berdasarkan kejadian kejadian yang telah terjadi pada berbagai peristiwa
yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja, antara lain perilaku karyawan itu
sendiri, kondisi yang tidak aman, dan tindakan tidak aman.

a. Kondisi yang tidak aman

Kondisi tidak aman merupakan penyebab terjadinya kecelakaan kerja yang


bersumber dari lingkunagn pekerjaan. Faktor faktor tersebut, antara lain peralatan
yang rusak, peralatan yang tidak diamankan dengan baik, penerangan yang tidak
baik, tempat penyimpanan barang atau peralatan yang tidak aman, dan
penempatan letak barangatau peralatan yang tidak aman. Kondisi tidak aman
kecelakaan kerja yang ditimbulkanmfaktor lingkungan, seperti peralatan yang
rusak seperti peralatan yang tidak diamankan dengan baik, penerangan yang tidak
baik, tempat penyimpanan barang atau peralatan yang tidak aman, dan
penempatan letak barang atau peralatan yang tidak aman.

b. Tindakan tidak aman

Tindakan tidak aman timbulnya kecelakaan kerja akibat faktor manusia seperti
melaksanakan pekerjaan tidak mengikuti petunjuk penggunaan alat atau material,
tidak menggunakan pelindung diri, membuang benda sembarangan, tidak
mengamankan peralatan dengan baik, bekerja pada posisi dan kecepatan tidak
aman, dan bekerja dengan ceroboh.

Ernest mcCormic dan Joseph Tiffin mengemukakan bahwa kracteristik


pribadi akan berfungsi sebagai tendensi perilaku yang memengaruhi jenis-jenis
perilaku dalam kondisi tertentu, sebagai akibat timbulnya perilaku tertentu yang
menimbulkan kecelakaan :

1. Penglihatan. Faktor penglihatan merupakan yang sering dialami


karyawan dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Keterbatasan
penglihatan akan menurunkan hasil kerja karyawan, sehingga dapat
menghambat prestasi kerjanya.

8
2. Usia. Faktor usaha sangat menentukan tinggi rendahnya timbulnya
kecelakaan kerja, sehingga perlu di buat batasan usia seseorang
karyawan untuk bekerja .
3. Pengetahuan dan ketrampilan. Karyawan yang memiliki pengetahuan
dan pengalaman terbatas atas suatu pekerjaan akan memiliki
kecenderungan untuk mengalami kecelakaan kerja yang tinggi.
4. Kemampuan Persepsi vs Gerak. Faktor ini merupakan dua faktor yang
berbeda arah tindakan, bila kesalahan dalam arah tindakan akan
menimbulkan kecelakaan.
5. Minat Pekerja. Setiap orang memiliki minat pekerja, kesalahan dalam
memilih pekerjaan akan menyebabkan tingkat kecelakaan kerja yang
tinggi.

7. Tindakan Mencegah Kecelakaan Kerja

Suatu keharusan bagi setiap perusahaan untuk melakukan pencegahan atas


kecelakaan kerja dalam menjamin keamanan dan kenyamanan kerja. Analisis
bahaya kerja proses kegiatan yang dirancang untuk memahami dengan baik tugas-
tugasnya dalam pekerjaan agar dapat terhindar dari kecelakaan kerja.

1. Pendidikan karyawan
Tujuan utama bidang keselamatan kerja adalah mencegah timbulnya
kecelakaan kerja yang dialami karyawan.
2. Mengurangi kondisi yang tidak aman
Kebanyakan timbulnya kecelakaan kerja diakibatkan situasi dilingkungan
kerja, seperti menggunakan peralatan yang tidak aman, kurangnya
penerangan, dan lain sebagainya.
3. Seleksi dan penenempatan kerja
Seleksi karyawan merupakan proses untuk mencari pekerja yang sesuai
dengan sifat-sifat pekerjaan. Selanjutnya ditentukan apakah hasilnya
berkaitan dengan kecelakaan kerja. Beberapa jenis tes yang sering
dijelaskan berikut :

9
a) Tes Kepribadian Tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan
kerja karyawan dengan lingkunganya.
b) Tes koordinasi otot tes yang dilakukan untuk mengetahui
koordinasi anggota tubuh untuk kepentingan pekerjaanya.
c) Tes kemampuan visual tes yang dilakukan untuk mengetahui
kemampuan penglihatan seseorang untuk kepentingan pekerjaanya.
4. Pelatihan Karyawan
Pada berbagai bidang pekerjaan, pengalaman kerja merupakan salah satu
faktor penentu keamanan kerja bagi karyawan.karena itu, pelatihan dapat
sebagai pengganti pengalaman kerja.
5. Kualitas Supervisor
Pengawasan atas pekerjaan karyawan dalam perusahaan sangat
menentukan hasil kerja dan keamanan kerja karyawan. Namun, tidak
sedikit terjadi bahwa kurangnya kualitas supervisor dapat menyebabkan
timbulnya kecelakaan kerja.
6. Ergonomik berbagai jenis peralatan yang digunakan untuk memperoleh
hasil kerja yang diinginkan, kesalahan dalam menggunakan peralatan dan
lingkungan lain yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut dapat
menyebabkan kecelakaan kerja.

8. Progam Kesehatan Kerja

Upaya pencegahan kecelakaan kerja adalah suatu bagian dari fungsi


pemeliharaan karyawan yang merupakan tanggung jawab pemberi kerja. Kondisi
fisik karyawan dapat terganggu akibat penyakit, ketegangan, dan tekanan seperti
hal halnya ketidakamanan. Suatu hal yang penting dan sebagai salah satu
kewajiban perusahaan untuk menaruh perhatian atas kesehatan karyawan, baik
kesehatan fisik maupun mental untuk alasan ekonomi dan kemanusiaan.

9. Masalah Kesehatan Kerja dan Penanggulanganya

Pada awalnya, program kesehatan dibentuk karena tingginya masalah-


masalah kesehatan karyawan baik kesehatan fisik maupun mental. Sebagai akibat

10
dari masalah kesehatan, tingginya tingkat absensi dan perputaran kerja, dan
produktivitas yang rendah menyebabkan kerugian yang dialami perusahaan.

1. Kesehatan fisik

Masalah kesehatan yang paling banyak ditangani perusahaan adalah kesehatan


jasmani atau fisik akibat kecelakaan kerja. Perushaan menyediakan tenaga medis
dan obat-obatan untuk keperluan penyembuahan penyakit yang dialami karyawan.

2. Kesehatan Mental

Belakangan ini, kesehatan mental karyawan menjadi suatu perhatian khusus


karena semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi suatu organisasi.
Program ini sama halnya seperti penanganan pada pemeliharaan kesehatan fisik.
Kebanyakan perusahaan sudah menaruh perhatian pada penanganan ketegangan
dan tekanan kehidupan modern, yang pada giliranya berakibat pada gangguan-
gangguan mental yang dihadapi banyak karyawan.

10. Undang-undang dan peraturan tentang kesehatan kerja

Berbagai undang-undang dan peraturan pemerintah tentang kesehatan kerja


menekankan bahwa setiap pemberi kerja wajib memberikan perlindungan atas
kesehatan karyawanya.

Tujuan pelayanan kesehatan kerja, tertera pada peraturan menteri tenaga


kerja nomor Per-01/Men/1979, adalah sebagai berikut :

1. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian dir dengan


pekerjaanya.
2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul
dari pekerjaan atau lingkungan kerja.
3. Menignkatkan kesehatan badan, kondisi mental, dan kemampuan fisik
tenaga kerja.
4. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi tenaga kerja
yang menderita sakit.

11
Untuk mencegah kondisi kesehatan kerja karyawan, perlu dilakukan pemeriksaan
kesehatan karywan secara rutin, sebelum kerja, dan khusus yang bertuang pada
peraturan menteri tenaga kerja nomor per-02/men/1979tentang pemeriksaan
kesehatan tenaga kerja.

12
(STUDI KASUS)

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSANAAN


PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PROYEK PT. TRAKINDO
UTAMA)

Setiap tahun ribuan kecelakaan terjadi di tempat kerja yang menimbulkan


korban jiwa, kerusakan materi, dan gangguan produksi. Pada tahun 2007 menurut
jamsostek tercatat 65.474 kecelakaan yang mengakibatkan 1.451 orang
meninggal, 5.326 orang cacat tetap dan 58.697 orang cedera. Data kecelakaan
tersebut mencakup seluruh perusahaan yang menjadi anggota jamsostek dengan
jumlah peserta sekitar 7 juta orang atau sekitar 10% dari seluruh pekerja di
Indonesia. Dengan demikian angka kecelakaan mencapai 930 kejadian untuk
setiap 100.000 pekerja setiap tahun. Oleh karena itu jumlah kecelakaan
keseluruhannya diperkirakan jauh lebih besar.

Bahkan menurut penelitian world economic forum pada tahun 2006, angka
kematian akibat kecelakaan di Indonesia mencapai 17-18 untuk setiap 100.000
pekerja. Keselamatan dan kesehatan kerja harus dikelola sebagaimana dengan
aspek lainnya dalam perusahaan seperti operasi, produksi, logistik, sumber daya
manusia, keuangan dan pemasaran. Aspek K3 tidak akan bisa berjalan seperti apa
adanya tanpa adanya intervensi dari manajemen berupa upaya terencana untuk
mengelolanya. Karena itu ahli K3 sejak awal tahun 1980an berupaya meyakinkan
semua pihak khususnya manajemen organisasi untuk menempatkan aspek K3
setara dengan unsur lain dalam organisasi. Hal inilah yang mendorong lahirnya
berbagai konsep mengenai manajemen K3. Menurut Kepmenaker 05 tahun 1996,
Sistem Manajemen K3 adalah bagian dari sistem secara keseluruhan yang
meliputi struktur organisasi, perencanaan/desain, tanggung jawab, pelaksanaan,
prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan, bagi pengembangan,
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan

kesehatan kerja dalam pengendalian resiko yang berkaitan dengan


kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

13
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis mengangkat dan menulis
dalam suatu karya ilmiah yang berjudul

“Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksanaan Proyek


Konstruksi”.

14
 Pertanyaan
1. Jelasan tanggung jawab supervisor dalam keselamata dan kesehatan
kerja ?
2. Jelaskan alasan-alasan penting dalam kesehatan kerja ?
3. Jelaskan tujuan dan manfaat dari keselamatan kerja ?
4. Jelaskan yang dimaksud dengan keselamatan dan kesehatan kerja ?
5. Jelaskan sistem management keselamatan dan kesehatan kerja,
jelaskan dengan tujuanya ?

15

Anda mungkin juga menyukai