Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 1

1. Devi Dwi Cahyati F1B021004


2. Dian Permata Sari F1B021018
3. Helen Exwitania F1B021048
4. Jenny Atri Lesmi F1B021070
5. Alda Siringoringo F1B021076
Rhodamin B
Rhodamin B merupakan pewarna yang
dipakai untuk industri cat, tekstil dan
kertas. Rhodamin B merupakan zat warna
sintetis berbentuk serbuk kristal, tidak
berbau, berwarna merah keunguan, dalam
bentuk larutan berwarna merah terang
berpendar (berfluoresensi).
Fungsi penambahan Rhodamin B
pada makanan
Rhodamin B banyak digunakan sebagai
pewarna pangan karena memiliki warna
merah yang terang, Sehingga dapat menarik
banyak konsumen untuk membeli produk
tersebut. Serta harganya terjangkau dapat
membuat presentasi pangan menjadi lebih
menarik. Diluar dari hal itu, pewarna sintetik
dapat berbahaya bagi kesehatan. Zat ini
ditetapkan sebagai zat yang dilarang
penggunaannya pada makanan melalui
peraturan menteri kesehatan (Permenkes)
No.239/Menkes/Per/V/85 (Saputri et al., 2018).
Struktur dan contoh produk nya

struktur rhodamin B

Rhodamin B merupakan bahan


pewarna buatan berbentuk serbuk Contoh bahan pangan mengandung Rhodamin B. Bahan
kristal berwarna kehijauan, jika pangan yang biasa diberi Rhodamin B diantaranya sambal
dilarutkan pada konsentrasi tinggi botol, cabe merah giling, kerupuk, manisan, sosis, agar-agar,
menjadi berwarna merah keunguan kembang gula atau arum manis, sirup, terasi dan lain-lain
dan berwarna merah terang pada
konsentrasi rendah (Trestiati, 2003)
EFEK SAMPING & DOSIS

Terdapatnya kandungan Rhodamin B pada makanan yang


dikonsumsi salah satunya pada kerupuk dapat memiliki dampak
pada kesehatan individu. Mengkonsumsi Rhodamin B dengan
jumlah yang cukup besar dan berulang-ulang akan menyebabkan
iritasi pada saluran penapasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata,
iritasi pada pencernaan, keracunan, gangguan fungsi hati dan
kanker hati. Umumnya, dampak negatif akibat konsumsi Rhodamin
B akan muncul jika zat warna tersebut dikonsumsi dalam jangka
panjang, tetapi Rhodamin B juga dapat menimbulkan efek akut jika
tertelan sebanyak 500 mg/kg BB yang merupakan dosis toksiknya.
Efektoksik yang mungkin terjadi adalah iritasi saluran cerna (BPOM,
2014).
Mekanisme

Rhodamin B mengandung senyawa halogen, klorin (Cl) bersifat reaktif. Selain itu,
Rhodamin B memiliki senyawa pengalkilasi (CH3-CH3) bersifat radikal sehingga
dapat berikatan dengan protein, lemak, dan DNA dalam tubuh. Rhodamin B dapat
ditemukan dalam bentuk aslinya di urin atau feses.
KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Memiliki warna yang terang dan menarik 1. Sangat berbahaya bagi kesehatan apabila
2. Harganya terjangkau yang dapat membuat digunakan sebagai pewarna bahan pangan
presentasi pangan menjadi lebih menarik 2. Efek negatif lainnya adalah menyebabkan
3. Dapat digunakan sebagai pewarna pada gangguan fungsi hati atau bahkan bisa
industri tekstil dan kertas menyebabkan timbulnya kanker hati.
4. Pewarna buatan yang dapat digunakan Berdasarkan suatu penelitian Rhodamin B
untuk menggantikan zat warna alami yang menyebabkan terjadinya perubahan sel
mudah luntur dan tidak tahan lama hati dari normal menjadi nekrosis dan
5. Mudah digunakan dan penggunaanya jaringan disekitarnya mengalami disintegasi
sederhana 3. Apabila digunakan sebagai pewarna
kosmetik dapat menimbulkan iritasi kulit
Daftar Pustaka
Khairunnisa, AM, Suciati, Y., Suseno, D., Roswiem, AP, Qomariyah, Q., & Arsyad, M. (2022). Kandungan
Pewarna Rhodamin B Pada Kerupuk Berwarna Merah yang Beredar di Pasar Tradisional Rawasari
Cempaka Putih dan Tinjauannya dalam Pandangan Islam. Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia , 2 (9), 743-751.

Saputri, F. A., & Irinda, B. P. (2018). REVIEW] ANALISIS RHODAMIN B DALAM MAKANAN. Jurnal Sains dan
Teknologi Farmasi Indonesia, 7(1).

Trestiati, M., 2003, Analisis Rhodamin B Pada Makanan dan Minuman jajanan Anak SD (StudiKasus:
sekolah Dasar di Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung), Department-of-EnvironmentalEngineering.
.
Thank you
very much!

Anda mungkin juga menyukai