ii
RINGKASAN
Tujuan umum kegiatan KKN tematik ini adalah menerapkan ilmu-ilmu yang
dimiliki dalam membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh kelompok
sasaran di Desa Tepak Gedung dan Desa Taba Air Pauh, terutama ilmu kimia.
Luaran kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman
masyarakat terkait pengelolaan limbah, pemanfaatan sumber daya alam yang
berkelanjutan, serta memberikan solusi dan rekomendasi yang dapat diterapkan
secara nyata di lapangan.
Metode Pelaksanaan yang dilakukan adalah :
Observasi: Melakukan pengamatan terhadap kondisi lingkungan, limbah, dan
sumber daya alam di Desa Tapak Gedung dan Desa Taba Air Pauh.
Sosialisasi: Mengadakan lokakarya dan penyuluhan kepada masyarakat
mengenai pengelolaan limbah dan pemanfaatan sumber daya alam yang
berkelanjutan.
Pelaksanaan: Memberikan penyuluhan, pendampingan pendidikan, pelatihan
manajemen usaha, pelatihan produksi, dan pelatihan administrasi.
Evaluasi: Melakukan evaluasi kegiatan secara berkala untuk memastikan
efektivitas dan dampak 7yang dicapai.
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tepat Karai adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kepahiang. Tebat Karai
sebagai sebuah kecamatan tersendiri yang menyusul pemekaran Kepahiang
sebagai Kabupaten definitive dari Kabupaten Rejang Lebong pada 7 Januari
2004. Kecamatan Tebat Karai memiliki luas 76,88 km2, memiliki 13 desa dan 1
keluarahan serta memliki populaso 14.753 jiwa, ketinggian rata-rata wilayah
antara 444-723 mdpl.
Desa merupakan salah satu unit terkecil dalam suatu negara yang memiliki
potensi dan sumber daya yang beragam. Di dalamnya terdapat berbagai kelompok
sasaran seperti kelompok tani, UMKM, PKK, kelompok belajar, dan lain
sebagainya. Potensi dan peluang usaha yang ada di desa dapat dikembangkan
melalui program kerja yang tepat sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan memperkuat perekonomian lokal. Desa dengan ketinggian
terendah di Kecamatan Tebat Karai adalah Desa Taba Air Pauh (448 mdpl)
sedangkan Desa dengan ketinggian tertinggi di Kecamatan Tebat Karai adalah
Desa Tapak Gedung.
Desa Tapak Gedung mayoritas suku Serawai, jumlah penduduk 899 jiwa,
laki-laki 474 jiwa dan perempuan 425 jiwa serta terdiri dari 3 Dusun. Mata
pencarian penduduk mayoritas Petani Perkebunan, Tanaman pangan dan
Hortikultura. Potensi pendukung yaitu obyek wisata Air terjun Curug Embun serta
Festival Sekujang.
Batas Desa Tapak Gedung :
a. Sebelah Utara berbatas dengan : Desa Suka Sari Tengah
b. Sebelah Selatan berbatas dengan : Desa Karang
c. Sebelah Timur berbatas dengan: Desa Taba Air Pauh
d. Sebelah Bar at berbatas dengan : Desa Tugu rejo dan Desa Sido Rejo
Desa Taba Air Pauh mayoritas suku Rejang, jumlah penduduk 917 jiwa, laki-
laki 493 jiwa dan perempuan 424 jiwa serta terdiri dari 2 Dusun. Mata pencarian
penduduk mayoritas Petani Perkebunan, Tanaman pangan dan Hortikultura.
memiliki Situs keramat Air Kotok (Bioa Kotok).
Batas Desa Taba Air Pauh:
1
2
5
6
3.2 Sosialisasi
Sosialisasi merupakan kegiatan penting untuk menyampaikan informasi dan
meningkatkan pemahaman masyarakat Desa Tapak Gedung dan Desa Taba Air
Pauh tentang pengelolaan limbah dan pemanfaatan sumber daya alam yang
berkelanjutan. Kami akan mengadakan lokakarya dan penyuluhan kepada
masyarakat, kelompok tani, UMKM, PKK, dan kelompok belajar lainnya di Desa
Tapak Gedung dan Desa Taba Air Pauh. Dalam kegiatan ini, kami akan
menggunakan pendekatan komunikasi yang interaktif dan partisipatif untuk
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terkait pengelolaan limbah,
bahaya bahan kimia, dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Tujuan diadakannya kegiatan penyuluhan adalah untuk meningkatkan
pengetahuan sasaran tentang potensi limbah kopi, sistem pengolahan limbah kopi,
manfaat limbah kopi bagi kesehatan, serta kandungan gizi yang dimiliki limbah
kopi. Oleh karena itu, diadakan sosialisasi dan peyuluhan mengenai sistem
pengolahan limbah kopi, manfaat dari kulit kopi serta pemanfaatan dan
pengolahannya menjadi bubuk kulit kopi.
3.3 Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan melibatkan serangkaian kegiatan yang diarahkan untuk
memberikan solusi konkrit terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh
kelompok sasaran. Kegiatan yang dilakukan mencakup penyuluhan,
pendampingan pendidikan, pelatihan manajemen usaha, pelatihan produksi,
7
8
membantu masyarakat Desa Tapak Gedung dan Desa Taba Air Pauh dalam
mengembangkan pemanfaatan sumber daya alam potensi perkebunan yang
terdapat di Desa Tapak Gedung dan Desa Taba Air Pauh.
3.4 Evaluasi
Evaluasi kegiatan akan dilakukan secara berkala untuk memantau kemajuan
dan efektivitas program. Kami akan menggunakan indikator yang telah ditetapkan
sebelumnya untuk mengukur dampak dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Hasil
evaluasi akan membantu kami untuk mengidentifikasi keberhasilan dan tantangan
yang dihadapi serta mengarahkan perbaikan dan penyesuaian program ke depan.
Pada setiap tahap metode pelaksanaan, akan dilakukan koordinasi dan
kolaborasi dengan pihak desa, tokoh masyarakat, dan pemangku kepentingan
terkait lainnya untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan program KKN
tematik ini.
Hasil evaluasi program secara umum menunjukkan bahwa masyarakat
sasaran telah mampu mengolah sendiri limbah kulit kopi menjadi bubuk kulit kopi
yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan pangan. Diharapkan sasaran
menyatakan ingin terus memproduksi bubuk kulit kopi untuk konsumsi keluarga
maupun untuk dijual. Diharapkan juga sasaran dapat membentuk suatu usaha
ekonomi yang memanfaatkan limbah kulit kopi.
Evaluasi pada hasil produk anyaman kulit bambu agar memiliki nilai tambah
harus memiliki inovasi dan kualitas, hal ini perlu dikarenakan produk kerajinan
merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian sehingga proses akhir produk
harus benar-benar dapat dijaga bahkan ditingkatkan.
Agustus
Minggu Kegiatan
Minggu -Identifikasi kelompok sasaran program
1 -Rencanakan jadwal observasi
-Siapkan instrument pengamatan
-Kunjungan Desa Tapak Gedung dan Desa Taba Air Pauh untuk
melakukan observasi
10
September
Minggu Kegiatan
Minggu -Rencanakan jadwal sosialisasi (lokakarya)
1 -Siapkan materi sosialisasi (lokakarya)
Minggu -Sosialisasi (lokakarya) kepada masyarakat tentang pengelolaan
2 sampah dan pengembangan usaha mikro berkelanjutan
Minggu -Berikan penyuluhan/penyadaran mengenai limbah kulit kopi dan
3 pengolahan limbah tersebut
- Lakukan pendampingan pendidikan kepada masyarakat
Minggu -Evaluasi sosialisasi (lokakarya)
4 -Evaluasi penyuluhan/penyadaran dan pendampingan pendidikan
Oktober
Minggu Kegiatan
Minggu -Rencanakan model pengelolaan sampah berbasis partisipasi
1 masyarakat
Minggu -Terapkan model pengelolaan sampah berbasis partisipasi masyarakat
2 di Desa Tapak Gedung dan Desa Taba Air Pauh
Minggu -Rencanakan pengobatan dan pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga
3 menggunakan limbah kulit kopi
Minggu -Lakukan pengobatan dan pemberdayaan ibu-ibu rumah tangga
4 menggunakan limbah kulit kopi
November
Minggu Kegiatan
Minggu -Rencanakan pengembangan usaha mikro berkelanjutan dengan
1 menggunakan sumber daya lokal
Minggu -Terapkan model usaha mikro berkelanjutan di Desa Tapak Gedung
11
12
BAB V
RENCANA BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
Bahan:
secukupnya - -
Kulit kopi
Lain-lain:
1 Dus 22.000 22.000
Minuman Gelas
467.000
Total
2. Edukasi dan Pelatihan Pemanfaatan Sampah Anorganik
Alat: Mahasiswa
Paku +- 10 buah - 15.000
Paket lengkap 1 Buah 150.000 150.000
media tanam
hidroponik
sebagai contoh
Tali 1 gulugan 10.000 10.000
Bahan:
Bambu Secukupnya - -
Air Secukupnya - -
Lain-lain:
Snack 50 porsi 5.000 250.000
Minuman Gelas 1 dus 22.000 22.000
Total 397.000
Total Rp. 1.413.000
implementasi praktik
kimia yang telah
dilakukan.
12. Menyusun laporan hasil
KKN tematik, mencakup
analisis data, kesimpulan,
dan rekomendasi untuk
pengembangan ke depan.
13. Menyampaikan laporan
kepada pihak terkait dan
melakukan presentasi
hasil KKN.
14. Melakukan evaluasi
terhadap kegiatan yang
telah dilakukan dan
mencatat perubahan atau
perbaikan yang terjadi di
Desa Tapak Gedung dan
Desa Taba Air Pauh.
15. Mengumpulkan data dan
informasi terkait hasil
pengujian dan kegiatan
praktik yang telah
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Esquivel, P., dan Victor, M. J. 2012. Functional Properties Of Coffee By-
Products. Food Research International, 46(2): 488-495.
Juwita, A., Mustafa, A., dan Tamrin, R. 2017. Studi Pemanfaatan Kulit Kopi
Arabika (Coffe Arabica L.) sebagai Mikro Organisme Lokal (MOL).
Agrointek, 11(1): 1–8.
Marcelinda, A., Ridhay, A., dan Prismawiyanti. 2016. Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Limbah Kulit Ari Biji Kopi (Coffea sp) berdasarkan Tingkat
Kepolaran Pelarut. Journal of Natural Science, 5(1): 21-30.
Purwanti, A., Abdul, H., dan Yudi, P. 2022. Pendampingan Kreativitas Kulit
Bambu dan Strategi Pemasaran Pengrajin Bambu Masyarakat Desa Teluk
Panji 1 Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Jurnal Pengabdian Masyarakat,
5(4): 1393-1401.
Simanihuruk., Kiston., dan Sirait, J. 2010. Silase Kulit Buah Kopi Sebagai Pakan
Dasar pada Kambing Boerka Sedang Tumbuh. Disampaikan pada:
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Sumatera Utara
(ID) 2010.
17
LAMPIRAN
1. Peta lokasi KKN dilengkapi dengan GPS
18
19