Dewi Pangestuti*
*Dosen Fakultas KedokteranUniversitas Islam Sumatera Utara
Jl. STM No. 77 Medan, Sumatera Utara
E-mail : pangestuti241073@gmail.com
ABSTRACT
The use of these dyes are forbidden to food has been regulated in the Decree of the Minister
of Health of Republic Indonessia number. 239/Men.Kes/Per/V/85. However it is still common
misuse of non food dyes. For example synthetic dyes rhodamine B in food snacks. The
research objective is to determine rhodamin B levels of snacks and to know the type of
synthetic dyes in the samples examined. This study is a descriptive survey in which samples
were obtained qualitatively examined . The Qualitative identification of rhodamin B have
been done with Paper Chromatography in Health Laboratory Hall Of Medan .The sample in
this study is a snack food scattered around at Elementary School Village Tembung District
Percut Sei Tuan Deli Serdang by total sampling technique.
The results showed that all the samples were tested did not contain rhodamine B. But,
The resulted of Laboratory examination results showed that of 28 samples examined, 23
sampels used synthetic dyes. Twenty one samples using the banned dyes, allowed 18 sauce
samples contains orange RN and 3 jam samples contains ponceau 3R. while 2 samples using
synthetic dyes, allowed yellow RY. Suggested to the drug control agencies and the food
(BPOM) in medan, in order to conduct coaching, supervision and periodic evaluation of the
product. To know about artificial coloring agents usage in process of snacks production.
PENDAHULUAN
Warna dari suatu produk makanan ataupun sengaja dibuat melalui pengolahan industri. Zat
minuman merupakan salah satu ciri yang penting. pewarna sintetis biasanya digunakan karena
Warna merupakan salah satu kriteria dasar untuk komposisinya lebih stabil, seperti sunset yellow fcf
menentukan kualitas makanan, antara lain warna yang memberi warna oranye, carmoisine untuk
dapat memberi petunjuk mengenai perubahan kimia warna merah, serta tartrazine untuk warna kuning.
dalam makanan, seperti pencokelatan(1). Pada produk pangan yang perlu dihindari adalah
Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas penggunaan zat pewarna yang berlebihan, tidak
Obat Dan Makanan (2013), bahan tambahan tepat, dan penggunaan zat pewarna berbahaya yang
pangan berupa pewarna (colour) dapat berupa tidak diperuntukkan untuk pangan karena dapat
pewarna alami dan pewarna sintetis, yang ketika di memberikan dampak negatif terhadap kesehatan(3).
tambahkan atau di aplikasikan pada pangan mampu Penggunaan zat pewarna baik alami maupun
memberi atau memperbaiki warna(2). buatan serta batas maksimum penggunaannya
Zat pewarna alami dapat diperoleh dari pigmen sebagai bahan tambahan makanan telah diatur
tanaman, misalnya warna hijau yang didapat dari dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan
klorofil dedaunan hijau dan warna oranye - merah Makanan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun
yang berasal dari karotenoid wortel. Sedangkan zat 2013(2).
pewarna sintetis merupakan zat pewarna yang
Sedangkan zat warna yang dilarang digunakan dijual di lingkungan sekolah. Kerupuk merupakan
dalam pangan tercantum pada Peraturan Menteri salah satu jajanan yang terdeteksi mengandung zat
Kesehatan Republik Indonesia pewarna berbahaya, antara lain mengandung
Nomor:239/Men.Kes/Per/V/85 tentang zat warna boraks, formalin, rhodamin B, methanil yellow, dan
tertentu yang dinyatakan sebagai bahan berbahaya. zat pewarna tekstil/wantex(7).
Salah satu pewarna sintetis yang dilarang Data World Health Organization (WHO)
digunakan sebagai bahan tambahan pangan adalah menunjukkan 2,2 juta orang pertahun meninggal
rhodamin B(4). diakibatkan penyakit yang bersumber dari
Penggunaan rhodamin B dalam pangan makanan, terutama makanan yang mengandung zat-
tentunya berbahaya bagi kesehatan. Adanya zat berbahaya dan beracun(8).
produsen pangan yang masih menggunakan Pada penelitian sebelumnya mengenai analisis
rhodamin B pada produknya mungkin dapat rhodamin B pada jajanan anak sekolah dasar di
disebabkan oleh pengetahuan yang tidak memadai Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Sumatera Utara
mengenai bahaya penggunaan bahan kimia tersebut yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas
pada kesehatan dan juga karena tingkat kesadaran Sumatera Utara (USU) yakni Jansen Silalahi dan
masyarakat yang masih rendah. Selain itu, Fathur Rahman dari 28 sampel yang di periksa
rhodamin B sering digunakan sebagai pewarna terdapat tiga sampel yang positif mengandung
makanan karena harganya relatif lebih murah rhodamin B. Sampel yang mengandung rhodamin B
daripada pewarna sintetis untuk pangan, warna yaitu, es doger, kerupuk dan saos(9).
yang dihasilkan lebih menarik dan tingkat stabilitas Dari penjelasan di atas dan hasil penelitian
warnanya lebih baik daripada pewarna alami(3). sebelumnya peneliti merasa tertarik untuk
Rhodamin B sering disalahgunakan pada melakukan penelitian mengenai “Deteksi Rhodamin
pembuatan kerupuk, terasi, cabe merah giling, agar- B Pada Jajanan Anak Sekolah Dasar Negeri Di
agar, aromanis/kembang gula, manisan, sosis, sirup, Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan
minuman, dan lain-lain. Ciri-ciri pangan yang Deli Serdang Tahun 2016”.
mengandung rhodamin B antara lain warnanya
cerah mengkilap dan lebih mencolok, terkadang RUMUSAN MASALAH
warna terlihat tidak homogen (rata), ada gumpalan Apakah terdapat rhodamin B pada jajanan
warna pada produk dan bila dikonsumsi rasanya yang di jual di Sekolah Dasar Negeri Kelurahan
sedikit lebih pahit. Biasanya produk pangan yang Tembung?
mengandung rhodamin B tidak mencantumkan
kode, label, merek, atau identitas lengkap lainnya(3). TUJUAN PENELITIAN
Penggunaan zat pewarna terlarang rhodamin B 1. Untuk mengetahui ada tidaknya rhodamin B
digunakan pada jajanan terutama jajanan yang pada jajanan yang dijual di lingkungan
berwarna merah. Mulai dari warna merah muda sekolah dasar negeri Kelurahan Tembung
sampai merah cerah. Hasil uji analisa rhodamin B 2. Untuk mengetahui ada tidaknya zat warna
pada jajanan yang dijual di pasar tradisional kota berbahaya selain rhodamin B yang terkandung
Bandar Lampung dari 30 sampel jajanan, terdapat pada jajanan yang dijual di lingkungan
15 sampel yang positif mengandung rhodamin B. sekolah dasar negeri Kelurahan Tembung.
Jajanan yang mengandung rhodamin B adalah
kerupuk, kelanting, agar-agar, kembang METODE PENELITIAN
gula/permen, kue dan mutiara yang digunakan pada Metode yang digunakan dalam penelitian ini
campuran es(5). adalah metode survei deskriptif dengan
Menurut Utami dan Suhendi (2009) dalam pemeriksaan laboratorium, yaitu untuk mendeteksi
merck index (2006) rhodamin B bersifat rhodamin B pada jajanan anak Sekolah Dasar
karsinogenik sehingga dalam penggunaan jangka Negeri Di Kelurahan Tembung. Identifikasi
panjang dapat menyebabkan kanker. Uji toksisitas rhodamin B dilakukan dengan metode kromatografi
rhodamin B telah dilakukan terhadap mencit dan kertas.
tikus dengan injeksi subkutan dan secara oral.
Rhodamin B dapat menyebabkan karsinogenik pada Penelitian ini di lakukan di dua tempat yaitu,
tikus ketika diinjeksi subkutan, yaitu timbul pada saat pengambilan sampel dan pemeriksaan zat
sarcoma lokal. Sedangkan secara (Intravena) IV
didapatkan LD50 89,5mg/kg yang ditandai dengan warna rhodamin B.
gejala adanya pembesaran hati, ginjal, dan limfa(6).
Badan Pengawasan Obat dan Makanan telah a.Tempat pengambilan sampel:
melakukan pemeriksaan makanan jajanan pada a. SD N No 101770 (Jln. Balai umum No.20)
4.500 kantin Sekolah Dasar (SD) di seluruh b. SD N No 105287 (Jln. Pendidikan pasar 3)
Indonesia selama tahun 2009. Dari hasil c. SD N No 106814 (Jln. Prima pasar VII)
pengawasan tersebut, diketahui adanya bahan d. SD N No 101769 (Jln. Beringin pasar 7)
berbahaya yang terkandung pada makanan yang
IBNU SINA, Vol. 26 No. 1, Januari – Maret 2018 44
Deteksi Rhodamin B Pada Jajanan Anak Sekolah Dasar Negeri Di Kelurahan Tembung
sintetis dari BPOM yang menjadi bahan masukan 7. SDN No 101771 sebanyak 4 sampel, yaitu
bagi penulis dan sangat relevan untuk mendukung saos sebanyak 3 sampel dan 1 sampel
penelitian. sosis.
8. SDN No 104205 sebanyak 3 sampel, yaitu
Pengolahan Data saos sebanyak 2 sampe dan 1 sampel sosis.
PEMBAHASAN
E2 - 0 - -
E3 Merah 0,09 Ponceau Tidak
Identifikasi Pewarna
3R Diizinkan
Analisa yang dilakukan di laboratorium adalah
E4 Kuning 0,26 Yellow Diizinkan analisa kualitatif yaitu identifikasi pewarna pangan
RY yang terdapat pada sampel. Identifikasi pewarna
F1 Jingga 0,26 Orange Tidak dilakukan dengan menggunakan eluen G sesuai
Merah 0,46 RN Diizinkan dengan Standar Industri Indonesia. Kandungan
Kuning 0,75 Red 2G Diizinkan eluen G ialah 5 ml ammonia pekat yang telah di
Yellow Diizinkan encerkan dengan air suling 100 ml, kemudian di
2G tambahkan 2 gr tritanium sitrat lalu dilarutkan.
Tahap pertama dalam uji kualitatif adalah
F2 Jingga 0,26 Orange Tidak ekstraksi. Ekstraksi zat warna sampel pada
Merah 0,44 RN Diizinkan makanan tidak dapat dilakukan secara langsung
Red 2G Diizinkan dengan harapan zat warna dapat langsung di tarik
dengan bulu domba, melainkan harus di preparasi
F3 Jingga 0,28 Orange Tidak terlebih dahulu. Sampel di timbang sebanyak 50 mg
Merah 0,46 RN Diizinkan kemudian di tambahkan larutan asam asetat 10%
Red 2G Diizinkan sebanyak 10 ml dan kemudian di tambahkan bulu
domba. Setelah itu, di uapkan di atas penangas air.
G1 Jingga 0,26 Orange Tidak Pada penelitian ini, ekstraksi dilakukan pada
Merah 0,46 RN Diizinkan suasana asam dengan menggunakan asam asetat
Red 2G Diizinkan 10% serta pada suasana basa menggunakan
ammonia 10%, dengan isolasi dan absorpsi oleh
G2 Jingga 0,27 Orange Tidak bulu domba.
Merah 0,45 RN Diizinkan Pekatan zat warna yang telah diisolasi pada
Red 2G Diizinkan preparasi contoh jajanan, di totolkan pada jarak ± 2
cm dari ujung bawah kertas kromatografi. Jumlah
G3 - 0 - - sampel yang ditotolkan kurang lebih 1µl, dengan
G4 Jingga 0,28 Orange Tidak menggunakan mikropipet. Tetesan sampel harus
Merah 0,46 RN Diizinkan diusahakan sekecil mungkin dengan meneteskan
Red 2G Diizinkan berulang kali, di biarkan mengering sebelum
totolan berikutnya. selanjutnya kertas kromatografi
H1 Jingga 0,28 Orange Tidak yang telah di totoli sampel di celupkan ke dasar
Merah 0,56 RN Diizinkan bejana kromatografi yang terlebih dahulu sudah di
Ponceau Diizinkan jenuhkan dengan uap elusi untuk proses
4R pengembangan. Proses pengembangan dilakukan
H2 Jingga 0,27 Orange Tidak dengan searah atau satu dimensi(16).
Merah 0,44 RN Diizinkan
Red 2G Diizinkan Hasil Uji Analisa Rhodamin B
Hasil uji analisa pada 28 sampel tidak di
H3 - 0 - - temukan adanya penggunaan rhodamin B pada
jajanan anak Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan
Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Deli
Dari hasil pembandingan nilai Rf baku dengan Serdang. Hal ini juga sesuai dengan penelitian-
nilai Rf sampel, di dapatkan sejumlah zat warna penelitian lain. Seperti pada penelitian yang
IBNU SINA, Vol. 26 No. 1, Januari – Maret 2018 48
Deteksi Rhodamin B Pada Jajanan Anak Sekolah Dasar Negeri Di Kelurahan Tembung
dilakukan di Sekolah Dasar Kelurahan Timbang beberapa pasar tradisional kota Medan, dari 15
Deli Kecamatan Medan Amplas dari 6 sampel sampel yang diperiksa 1 sampel positif
jajanan yang diperiksa yaitu 2 sampel saos, somboi, mengandung ponceau 3R (20).
kerupuk berwarna merah, tahu bakar dan es Kemudian pemeriksaan zat warna yang
berwarna merah, tidak satu pun sampel yang dilakukan pada minuman sirup yang dijual di
diperiksa mengandung rhodamin B(17). Sekitar Sekolah Dasar Kelurahan Lubuk Pakam III
Pada penelitian yang dilakukan di Sekolah Kecamatan Lubuk Pakam, terdapat 2 sampel
Dasar Negeri Kompleks Mangkura Kota Makasar minuman sirup yang positif mengandung ponceau
dari 3 sampel jajanan yang di uji (saos nugget, saos 3R dari 20 sampel minuman sirup yang di
bakso dan bumbu bubuk tela-tela) tidak terdapat periksa(21). Sedangkan penelitian yang dilakukan
jajanan yang mengandung rhodamin B (Pertiwi, pada sirup yang di jual di Pasar Aksara Medan
2013). Sementara penelitian yang di lakukan di menunjukkan bahwa dari 10 sampel yang di periksa
Sekolah Dasar Lariangbangi Makasar, juga tidak 2 sampel positif mengandung ponceau 3R(22).
terdapat rhodamin B pada 6 sampel jajanan yang di Orange RN merupakan pewarna orange yang
periksa. Sampel jajanan yang di periksa ialah saos mempunyai nomor indeks 15970. Dalam percobaan
nugget, saos bakso goreng dan saos bakwan(18). terhadap babi, tikus, dan mencit, Orange RN
Tidak teridentifikasinya rhodamin B pada menunjukkan dampak yang parah terhadap sistem
sampel jajanan, bukan berarti tidak di perlukan pembentukan sel darah dan hati. Sedangkan
sikap kehati-hatian dalam mengkonsumsi jajanan ponceau 3R, Ponceau SX, Ponceau 6R adalah zat
berwarna yang di jual pedagang di sekolah-sekolah. berbentuk butiran atau serbuk warna merah hingga
Menurut WHO, rhodamin B berbahaya bagi merah tua dan mempunyai sifat tidak berbau. Selain
kesehatan manusia karena sifat kimia dan itu zat tersebut mudah larut dalam air, dalam
kandungan logam beratnya. Rhodamin B gliserol P, serta sukar larut dalam etanol P. Zat ini
mengandung senyawa klorin (Cl). Senyawa klorin banyak dijumpai dalam minuman ringan bahkan
merupakan senyawa halogen yang berbahaya dan beberapa produk sirup dan juga produk
reaktif. Jika tertelan, maka senyawa ini akan kosmetik(23). Ponceau 3r merupakan zat warna yang
berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan memiliki sifat karsinogenik, penyebab kanker pada
cara mengikat senyawa lain dalam tubuh, hal inilah manusia(24). Kelompok Ponceau yang dilarang
yang bersifat racun bagi tubuh. Selain itu, rhodamin sebagai pewarna makanan, minuman dan kosmetik
B juga memiliki senyawa pengalkilasi (CH3-CH3) seperti Ponceau 3R yang biasa disebut Acid Red,
yang bersifat radikal sehingga dapat berikatan Ponceau SX (Food Red 1, FD dan C Red no. 4),
dengan protein, lemak, dan DNA dalam tubuh(3). dan Ponceau 6R(23).