Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENELITIAN SEDERHANA

Analisis Kandungan Rhodamin B Pada Saus Tomat Bantal yang beredar di


sekitaran Kota Banjar secara Kualitatif

Disusun oleh:

Ericka Nasution 17120141


Siti Maysarah 17120031
Sharens Umbu S 17120008

PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2021
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN SEDERHANA

Analisis Kandungan Rhodamin B Pada Saus Tomat Bantal yang beredar di


sekitaran Kota Banjar secara Kualitatif

Disusun oleh:

Ericka Nasution 17120141


Siti Maysarah 17120031
Sharens Umbu S 17120008

Diterima dan disahkan pada tanggal … Januari 2021

Mengetahui,

Pembimbing Lahan Kepala Instalasi Gizi

(Isna M Dewi, S.Tr.Gz) (Harini Destiana, S.Gz.,RD)

NIP: 19.05.484 NIK: 94.09.497


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Makanan merupakan bahan pokok yang harus dikonsumsi sehari –

hari oleh manusia untuk kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu makanan

yang kita konsumsi harus dalam keadaan aman, sehingga tidak menimbulkan

hal–hal yang tidak diinginkan oleh tubuh (Rahmat, 2000 dalam Setyorini,

2010). Salah satu bahan pelengkap makanan yang digemari dan banyak

digunakan oleh masyarakat adalah saus. Saus adalah olahan makanan yang

berasal dari buah dan sayur yang dibuat jenis bumbu penyedap makanan

berbentuk bubur, saus umumnya memilki warna orange hingga merah yang

berasal dari bahan baku alami maupun penambahan zat pewarna makanan

(Musaddad dan Hartuti, 2003). Makin maraknya berita-berita di televisi

tentang penggunaan bahan pengawet dan pewarna yang digunakan dalam

makanan membuat masyarakat lebih selektif lagi dalam mengkonsumsi

makanan termasuk saus. Masyarakat mulai cemas dengan akibat yang

ditimbulkan dari bahan pengawet dan bahan pewarna yang berasal dari

makanan (Rahmat, 2000).

Penggunaan bahan tambahan makanan tidak boleh sembarangan dan

harus mematuhi undang-undang serta peraturan yang berlaku. Oleh karena

itu sering terjadi terhadap bahan tambahan makanan yang sudah beredar,
kemudian ditarik dari peredaran karena ternyata dapat menimbulkan efek

yang tidak diinginkan untuk kesehatan manusia (Kisman dan Atmawidjaja

1986 dalam Dyah, 2010). Penambahan bahan tambahan makanan secara

berlebihan dapat menyebabkan toksisitas pada tubuh penggunanya. Menurut

Guthrie (1990), pada penggunaan bahan pewarna dan pengawet yang

berlebihan secara terus menerus dapat menyebabkan reaksi alergi,

mempercepat serangan asma serta bisa menyebabkan mutasi genetic dan

kanker.

Indonesia termasuk yang menggemari saus sebagai tambahan bahan

makanan, studi yang dilakukan di industri dan pasar saus tomat dan saus

sambal menyebutkan bahwa prevalensi konsumsi saus di Indonesia

meningkat selama enam periode terakhir dengan volume konsumsi

meningkat 3,3%. Selain itu penjualan saus terutama saus sambal di Indonesia

hingga 2013 menyentuh angka 3,7 miliar dengan peningkatan rata rata 18%

pertahunnya (MARS, 2014).

Warna termasuk salah satu faktor yang diperhatikan, untuk

meningkatkan penampilan saus agar menggugah selera, penambahan zat

pewarna pada saus diberikan agar penampilan saus lebih menarik. Zat

pewarna makanan adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki

atau memberi warna pada makanan. Penambahan pewarna pada makanan

dimaksud untuk memperbaiki warna makanan yang berubah atau memucat


selama proses pengolahan atau memberi warna pada makanan yang tidak

berwarna agar kelihatan lebih menarik (Noviana 2005).

Secara umum zat pewarna digolongkan menjadi dua yaitu pewarna

alami dan pewarna buatan atau sintesis. Zat pewarna alami merupakan zat

pewarna yang terbuat dari tanaman atau buah-buahan. Zat pewarna sintesis

merupakan zat pewarna yang dibuat oleh manusia. Zat pewarna sintetis telah

melalui suatu pengujian secara intensif untuk menjamin keamanannya.

Secara kuantitas, untuk menghasilkan tingkat pewarnaan yang sama, jumlah

zat pewarna alami lebih banyak dibutuhkan daripada zat pewarna sintesis

(Lee, 2005).

Banyaknya produk saus tomat dengan kemasan bantal dan berbagai

merk yang berbeda di pasaran, membuat produsen bersaing meningkatkan

daya tahan saus tomat dengan menambahkan zat aditif (bahan tambahan).

Produsen makanan menambahkan zat pewarna makanan untuk meningkatkan

estetika makanan. Produsen makanan juga menggunakan zat pewarna sintesis

berbahaya yang lebih murah untuk menekan harga. Berdasarkan

penggunaanya zat pewarna berbahaya seperti Rhodamin B telah dilarang oleh

Peraturan Pemerintah RI No 28 Tahun 2004 pada makanan, akan tetapi

masih ada produsen yang menambahkan Rhodamin B dalam produknya.

Rhodamin B yaitu zat pewarna berupa serbuk kristal berwarna hijau

atau ungu kemerahan, tidak berbau, serta mudah larut dalam larutan warna

merah terang berfluoresan digunakan sebagai bahan pewarna tekstil, cat,


kertas atau pakaian (Khan dkk., 2011). Rhodamin B adalah salah satu zat

pewarna sintesis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas. Zat ini

ditetapkan sebagai zat yang dilarang penggunaanya pada makanan melalau

Mentri Kesehatan (Permenkes)No.239/Menkes/Per/V/8 Namun penggunaan

Rhodamin dalam makanan masih terdalam di lapangan.

Menurut penelitian yang dilakukan BPOM di Pasar Kreneng

Denpasar, kasus penggunaan rhodamin B pada jajan tradisional semakin

marak karena keunggulan rhodamin B ini selain murah juga memiliki warna

yang stabil. Dari hasil penelitian ditemukan sebanyak 28% jajan tradisional

menggunakan rhodamin B (Koran Tribun, 2018). Berdasarkan penelitian

yang dilakukan Astuti (2010) (dalam Laifu 2016) mengenai penggunaan

pewarna sintetis rhodamin B, dengan metode kromatografi kertas dari 30

sampel sambal botol yang diambil sebagian besar sampel (70%) 3

mengandung rhodamin B. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh

Laksmita, dkk (2018) di pasar tradisional Kota Denpasar melaporkan bahwa

dari 5 sampel saus yang diteliti ditemukan 2 sampel yang positif

mengandung rhodamin B.

Pada umumnya,makanan yang tercampur Rhodamin B biasanya

memiliki sedikit rasa pahit, memiliki gumpalan-gumpalan warna serta tidak

mencantumkan keterangan merk, produsen, dan komposisi yang jelas. Tak

jarang, makanan yang tercampurRhodamin B menebarkan bau aneh dan tidak


sesuai dengan bau makanan seperti biasa, serta menyebabkan tenggorokan

gatal beberapa saat setelah mengonsumsinya.

Adapun beberapa bahaya Rhodamin B pada makanan yaitu iritasi

saluran pernapasan, bibir pecah, kering, terkelupas, gatal dan iritasi kulit,

iritasi mata, keracunan. Hasil suatu penelitian menyebutkan bahwa pada uji

terhadap mencit, Rhodamin B menyebabkan terjadinya perubahan sel hati

dari normal menjadi nekrosis dan jaringan disekitarnya mengalami

disintegrasi. Kerusakan pada jaringan hati ditandai dengan adanya piknotik

(sel yang melakukan pinosistosis) dan hiperkromatik dari nukleus, degenerasi

lemak dan sitolisis dari sitoplasma (Cahyadi 2006).

Hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan karena adanya residu

bahan pewarna tersebut. Timbulnya penyalahgunaan bahan pewarna

disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat mengenai pewarna untuk pangan,

dan juga karena harga bahan pewarna untuk industri relatif jauh lebih murah

dibandingkan dengan bahan pewarna untuk pangan. Disamping itu, warna

dari bahan pewarna tekstil biasanya lebih menarik (Yuliarti 2007).

Pemerintah pada umumnya harus mengadakan pemeriksaan rutin

terhadap penggunaan zat pewarna sintetis pada bahan makanan sebagaimana

telah diatur dalam Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/VI/88 mengenai bahan

tambahan makanan, dan masyarakat sebagai konsumen harus berhati-hati

dalam membeli berbagai produk makanan yang diperdagangkan untuk

menjaga kesehatan. Karena penggunaan pewarna sintetis pada makanan


dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati dan

penyakit kanker, bahkan jika pewarna sintetis dikonsumsi dalam jumlah

besar maka dalam waktu singkat akan menyebabkan keracunan.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik ingin melakukan analisis

kandungan Rhodamin B pada Saus Tomat Bantal yang beredar di sekitaran

Kota Banjar secara Kualitatif.

B. Tujuan penelitian

1. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan Rhodamin B

pada Saus Tomat Bantal yang beredar di sekitaran Kota Banjar secara

Kualitatif.

C. Manfaat penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian

ini diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung

maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai salah satu referensi, khususnya bagi pembaca agar dapat

menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang kesehatan

khususnya terkait gizi dalam menggunakan bahan tambahan pangan

lokal.
b. Sebagai salah satu bahan informasi serta kajian penelitian

selanjutnya dalam menggunakan bahan tambahan pangan lokal.

2. Manfaat Praktisi

a. Bagi Masyarakat

Dapat menambah wawasan terkait pemilihan bahan tambahan pangan

lokal untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari.

b. Bagi Universitas

Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pembelajaran

untuk dijadikan acuan refrensi tugas akhir dengan tema yang sama.

c. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat bermanfaat sebagai cara mengamalkan ilmu dengan

melakukan penelitian dalam rangka menyelesaikan Pendidikan serta

memberikan pengetahuan bagi peneliti terkait dengan variable yang

diteliti.

d. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain

dengan mengangkat tema yang sama namun dengan sudut pandang

yang berbeda.
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian menggunakan metode percobaan

eksperimental, dengan rancangan yang bersifat observasional.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan 27-30 Januari 2021, lokasi

pengambilan sampel saus tomat bantal dilakukan di sekitaran Kota Banjar.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi pada penelitian kali ini adalah seluruh penjual bakso yang

berada di sekitar lokasi penelitian, Kota Banjar sebanyak 7 penjual bakso

yang menggunakan saus tomat bantal.

2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dilakukan secara purpossive sampling yaitu

didasarkan karakteristik atau ciri ciri yang menggambarkan populasi yang


di teliti. Pengambilan sampel berdasarkan atas pertimbangan bahwa

sampel yang diambil mewakili seluruh populasi sampel yang beredar

dipasaran area tempat penelitian, dan sampel yang dianalisis dianggap

sebagai sampel yang representatif, sampel yang digunakan adalah saus

tomat bantal sebanyak 3 sampel dengan merk yang berbeda. Sampel

diambil dari beberapa penjual bakso yang yang ada sekitaran area

penelitian, kemudian dilakukan observasi secara langsung menggunakan

reagen kit Rhodamin B.

D. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian pada penelitian ini dibedakan menjadi 2 yaitu, variabel

bebas dan variabel terikat. Variabel pada penelitian ini antara lain adalah :

Variabel Bebas : Saus Tomat Bantal dengan 3 merk yang berbeda

Variabel Terikat : Hasil test (+/-) Uji Kualitatif Rhodamin B

2. Definisi Operasional

Tabel 2.4.2 Tabel Definisi Operasional Analisis Rhodamin B Pada Saus

Tomat Bantal yang beredar di Kota Banjar secara Kualitatif

Alat Ukur
Variabel Definisi Skala
Saus yang dijual di Survey
Saus Tomat pasaran, dengan warna Observasional -
merah cerah, dalam
kemasan diproduksi oleh
produsen yang berbeda.
zat warna sintetis Analisa
Rhodamin B berbentuk serbuk kristal, Observasional Nominal
berwarna hijau atau ungu
kemerahan, tidak berbau,
dan dalam larutan
berwarna merah terang
berfluorensi. Rhodamin
B semula digunakan
untuk kegiatan histologi
dan sekarang berkembang
untuk berbagai keperluan
seperti
sebagai pewarna kertas
dan tekstil
saus adalah sesuatu yang Pemeriksaan
Reagen Kit diamati dari segi kimia secara kualitatif Nominal
Rhodamin B yaitu hasil yang diperoleh dengan
positif atau negatif menggunakan
mengandung zat pewarna Reagen Kit
sintetis Rhodamin B. Rhodamin B

E. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data


1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data langsung atau data hasil

observasional, dimana peneliti melakukan pengambilan data dengan

melakukan observasi secara langsung.

2. Cara Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dan di salin setelah selesai melakukan observasi

eksperimen saus tomat bantal yang di uji menggunakan reagen kit

Rhodamin B. Data akan disajikan dan di interpretasikan dalam bentuk

tabel.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini meliputi alat dan

bahan, antara lain yaitu:

1. Alat
a. Gelas
b. Pengaduk
c. Mangkuk
d. Sendok
2. Bahan
a. Reagen Kit Rhodamin B
b. Saus Tomat Bantal
c. Aquades
F. Analisa Data

1. Analisa Reagen Kit Rhodamin B

Sebanyak 10 gram sampel dimasukkan ke dalam mangkuk, kemudian

tambahkan 30 ml aquadest hangat, didiamkan hingga dingin, kemudian

dipipet 2-3 ml air sampel dan dimasukkan kedalam gelas, kemudian

teteskan reagent Rhodamin A 1 tetes dan reagent Rhodamin B 1 tetes, dan

reagent Rhodamin B2 4 tetes kedalam gelas yang telah berisi air sampel.

Aduk sekitar 1 menit agar tercampur rata, lalu diamkan sekitar 10-20

menit, amati perubahan warna, jika warna berubah menjadi ungu, berarti

cairan uji mengandung Rhodamin B.

Hasil keluar setelah melakukan pengamatan dengan dua kali

pengulangan, maka hasil di salin dalam bentuk tabel sebagai pembahasan

menggunakan sistem komputersasi microsoft word.


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

B. PEMBASAHAN
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai