2153
⁎
Corresponding author : Zairinayati, Z
Jl. Jenderal Ahmad Yani, 13 Ulu, Kec. Seberang Ulu II, Kota Palembang, Sumatera Selatan
Email : zairinayati@yahoo.co.id
Amelia, Rizky/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 2, 2020 (page 30-36)
DOI : http://dx.doi.org/10.26630/rj.v14i2.2153 31
makanan dan minuman. Deman dalam Samosir zat warna sintetik antara lain lebih murah, lebih
(2018) menyebutkan bahwa warna dapat mudah untuk di gunakan, lebih stabil, lebih
memberi petunjuk mengenai perubahan kimia tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan,
dalam makanan dan minuman. Oleh karena itu, daya mewarnainya lebih kuat, dan memiliki
warna menimbulkan banyak pengaruh terhadap rentang warna yang lebih luas (Saeffurqon et al.,
konsumen dalam memilih suatu produk 2017; Samosir et al., 2018). Sebagai contoh,
makanan dan minuman sehingga produsen warna merah ditambahkan untuk saus yang
makanan sering menambahkan zat pewarna merupakan cairan kental pasta yang terbuat dari
dalam makanan olahannya (Samosir et al., 2018). bubur buah berwarna menarik sebagai bahan
Peningkatan kualitas hidup manusia tidak pelengkap menambah kelezatan makanan,
hanya melalui peningkatan pendidikan dan ilmu mempunyai aroma dan rasa yang merangsang
pengetahuan, tetapi juga ditentukan oleh dengan atau tanpa rasa pedas, mempunyai daya
kualitas pangannya. Dalam pengelolaan simpan panjang karena mengandung asam,
makanan selalu diusahakan untuk menghasilkan gula, garam dan seringkali pengawet (Adriani &
produk makanan yang disukai dan berkualitas Zarwina, 2019).
baik (Maidah, 2015). Penyelenggaraan Keaman- Indonesia merupakan negara yang subur.
an Pangan untuk kegiatan atau proses produksi Berbagai jenis tanaman dapat tumbuh di
pangan sebagaimana dalam Undang-undang Indonesia. Tomat merupakan salah satu tanaman
No. 18 tahun 2012 tentang Pangan dijelaskan yang tumbuh subur di Indonesia dan mampu
bahwa produksi makanan harus dilakukan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui sanitasi pangan, pengaturan terhadap Indonesia. Berbagai olahan dari tomat telah
bahan tambahan pangan, pengaturan terhadap dikembangkan oleh masyarakat. Maulida (2010)
pangan produk rekayasa genetik dan iradiasi dalam Agustin dan Sulistyarsi (2016) menyebut-
pangan, penetapan standar kemasan pangan, kan bahwa tomat (Lycopersicum esculentum)
pemberian jaminan keamanan pangan dan mutu merupakan salah satu produk hortikultura yang
pangan, serta jaminan produk halal bagi yang berpotensi, menyehatkan, dan mempunyai
dipersyaratkan. Pelaku Usaha Pangan dalam prospek pasar yang cukup menjanjikan.
melakukan produksi pangan harus memenuhi Pengolahan tomat menjadi berbagai produk
berbagai ketentuan mengenai kegiatan atau pangan menjadi salah satu pilihan untuk dapat
proses produksi pangan sehingga tidak berisiko mengkonsumsi tomat dan memperoleh manfaat
merugikan atau membahayakan kesehatan dari sifat fungsional tomat terhadap kesehatan
manusia. Pelaku usaha pangan bertanggung dalam jangka waktu yang cukup lama. Tomat
jawab terhadap pangan yang diedarkan, yang diolah menjadi pasta tomat mampu
terutama apabila pangan yang diproduksi menurunkan kadar gula darah. Likopen sebagai
menyebabkan kerugian, baik terhadap ganggu- antioksidan yang terdapat didalamnya
an kesehatan maupun kematian orang yang melindungi kerja pankreas dari radikal bebas
mengonsumsi Pangan tersebut (Undang- sehingga pankreas dapat menghasilkan hormon
Undang No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan, insulin dengan normal. Memahami tentang
2012). manfaat tersebut banyak industri yang membuat
Penggunaan zat warna menjadi bagian bahan makanan olahan dari tomat seperti saus
penting dalam makanan. Warna alami tomat. Harga tomat yang fluktuatif dan
mengandung pigmen yang secara umum berasal ketersediaannya di pasaran yang tidak stabil
dari tumbuh-tumbuhan. Namun, beberapa zat menjadikan para produsen olahan tomat
warna alami tidak menguntungkan serta tidak terkadang melakukan segala cara agar kegiatan
stabil selama proses dan penyimpanan. Menurut produksi dapat terus berlangsung seperti
Nolet dalam Samosir (2018), kestabilan warna substitusi bahan baku, penggunaan pewarna
alami bergantung pada beberapa factor, antara dan pengawet sintetis dan sebagainya (Agustin
lain cahaya, oksigen, logam berat, oksidasi, & Sulistryarsi, 2016).
temperatur, keaadan air, dan pH, sehingga Bahan tambahan pangan (BTP) sebagaimana
penggunaan zat warna sintetik pun menjadi permenkes RI No. 033 Tahun 2012 pasal 1 ayat 1
pilihan yang dipakai oleh produsen. Keunggulan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan
Amelia, Rizky/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 2, 2020 (page 30-36)
32 DOI : http://dx.doi.org/10.26630/rj.v14i2.2153
menunjukkan bahwa Rhodamin-B dengan dosis gelas nomor 7 dimasukkan air ½ volume
150 ppm, 300 ppm, dan 600 ppm berpengaruh kemudian ditambahkan air kunyit dan
signifikan dapat memperlambat panjang siklus homogenkan. Di tempat lain disiapkan gelas
estrus pada mencit betina dewasa. Zat pewarna ukur volume 250 ml kemudian diisi dengan air
sintetis dalam makanan dapat menggangu dan detergen hingga volume 100 ml dan aduk
fungsional tubuh (Febrina et al., 2013). rata. Setelah itu, tuang larutan tersebut pada
masing-masing gelas 1-7 dan dilakukan
METODE pengamatan perubahan warna yang terjadi.
Penelitian ini dilakukan di enam pasar Hasil positif Rhodamin-B jika terjadi perubahan
tradisional di kota Palembang pada bulan Juni warna merah mencolok menjadi merah pucat.
2020. Masing-masing sampel dilakukan tiga kali Pengolahan dan analisis data yang digunakan
pengulangan pemeriksaan sehingga total adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan
sampel adalah delapan belas sampel. Metode keberadaan zat pewarna Rhodamin-B pada saus
penelitian ini adalah deskriptif, yaitu tomat dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk
menggambarkan keberadaan zat pewarna tabulasi
Rhodamin-B pada saus tomat yang tidak
bermerek yang jual di pasar Kota Palembang. HASIL
Penggunaan detergen dalam penelitian Pengambilan sampel dari enam pedagang
sebagai indikator alternatif dalam mendeteksi saus tomat yang ada di Pasar Tradisional
Rhodamin-B pada makanan. Perubahan warna Palembang dengan pasar yang berbeda
yang terjadi pada sampel menjadi merah pucat dilakukan 3 kali pengulangan dari setiap sampel
terjadi karena larutan deterjen mengandung zat makanan, sehingga total keseluruhan sampel
kimia diantaranya sufaktan, builder, natrium berjumlah 18 sampel untuk meneliti kandungan
silikat, optical brightener, fragrance, colorant, rhodamin.
natrium sulfat, serta zat adiktif lain. Namun, yang Setelah (Tabel 2) dilakukan pengujian
lebih dominan berperan aktif yaitu zat kimia menunjukkan bahwa hasil analisis kualitatif pada
colorant yang merupakan zat aditif pewarna 18 sampel saus sambal terdapat 12 sampel
yang ditambahkan atau diterapkan untuk mengalami perubahan warna dari merah
mengubah bahan atau permukaan sehingga mencolok menjadi merah pucat. Perubahan
sering kali disalahgunakan. warna tersebut menunjukkan bahwa terdapat
Kunir atau kunyit (curcuma domestica val) Rhodamin-B pada saus tomat. 12 sampel
mengandung zat kurkumin yang terdapat dalam tersebut terdapat pada 4 pedagang.
umbi tanaman yang dapat berfungsi sebagai
indikator karena terjadinya perubahan warna
PEMBAHASAN
dari kuning muda coklat menjadi coklat pada pH
4,5 – 9,9. Kurkumin mampu menguraikan ikatan- Rhodamin-B merupakan bahan yang dilarang
ikatan boraks menjadi asam borat dan digunakan untuk pewarna makanan, namun
mengikatnya menjadi kompleks warna roda atau banyak orang yang belum tahu, bahkan tahu
yang biasa disebut dengan senyawa boron cyano pun kalangan produsen masih banyak yang
kurkumin kompleks, dalam penelitian ini sebagai menggunakanannya (Prasetya, 2016).
pembanding antara pewarna alami dan pewarna Penggunaan bahan alami untuk produk
sintetis (Ginting, 2016). massal akan meningkatkan biaya produksi
Alat dan bahan yang digunakan adalah gelas menjadi lebih mahal dan lebih sulit karena sifat
ukur, pipet tetes, pengaduk, label, gelas plastik, pewarna alami tidak homogen sehingga sulit
tisu, bahan, saus tomat, air secukupnya, menghasilkan warna yang stabil. Kemajuan
detergen, serta kunyit yang sudah diparut dan teknologi pangan sangat memungkinkan zat
diperas airnya 100 ml. Prosedur pengujiannya pewarna dibuat secara sintetis. Dalam jumlah
adalah menyiapkan gelas plastik sebanyak 7 yang sedikit, suatu zat kimia bisa memberi warna
buah kemudian masing-masing gelas nomor 1-6 yang stabil pada produk pangan, sehingga
diisi dengan air sebanyak ½ volume. Selanjutnya produsen bisa menggunakan lebih banyak
dimasukkan saus tomat lalu homogenkan. Pada
Amelia, Rizky/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 2, 2020 (page 30-36)
34 DOI : http://dx.doi.org/10.26630/rj.v14i2.2153
pilihan warna untuk menarik perhatian pewarna tekstil yang bila digunakan akan
konsumen. menghasilkan warna yang lebih menarik pada
Penyalahgunaan pewarna tekstil terutama makanan daripada pewarna makanan. Hal ini
Rhodamin-B oleh produsen makanan menjadi pemicu penyalahgunaan pewarna tekstil
disebabkan karena harga pewarna tekstil pada makanan (Yuliarti, 2007).
tersebut yang lebih murah dari pada pewarna Hingga kini, masih banyak produsen
makanan dan dengan mudah dibeli ditoko makanan menggunakannya sebagai pewarna
bahan tekstil. Tingkat pengetahuan produsen makanan. Produsen dan pedagang jajanan
yang kurang juga mempengaruhi penggunaan makanan secara sengaja mencampurkan
bahan pewarna tekstil sebagai pewarna beberapa warna tunggal untuk memperoleh
makanan dan mengabaikan bahaya yang warna yang diinginkan sehingga menghasilkan
ditimbulkan dari pewarna tekstil apabila penampilan yang menarik (Rusmalina &
terkonsumsi oleh konsumen. Warna dari zat Anindhita, 2009; Widiarti & Djasang, 2019).
Pengujian terhadap kandungan Rhodamin-B menggunakan bahan tambahan pangan atau zat
pada saus tomat yang beredar di Kota pewarna buatan jenis Rhodamin-B. Perubahan
Palembang menggunakan larutan detergen warna yang terjadi pada sampel menjadi merah
pada setiap sampel dilakukan 3 kali pucat terjadi karena larutan detergen
pengulangan. Pada sampel pertama, kedua, mengandung zat kimia diantaranya sufaktan,
ketiga, dan keempat sampel tidak mengandung builder, natrium silikat, optical brightener,
bahan tambahan pangan atau zat pewarna. Pada fragrance, colorant, natrium sulfat, serta zat aditif
sampel saus tomat kelima juga hasil yang lain. Namun, yang lebih dominan berperan aktif
didapatkan saus tomat tersebut mengandung yaitu zat kimia colorant, yaitu zat aditif
zat pewarna Rhodamin-B. Sampel keenam pewarna/warna yang ditambahkan atau
hasilnya mengandung pewarna rhodamin-B diterapkan untuk mengubah bahan atau
secara keseluruhan didapatkan hasil 12 dari 4 permukaan sehingga sering kali disalahgunakan.
pedagang saus tomat yang menggunakan Kunir atau kunyit (curcuma domestica val)
bahan tambahan atau zat pewarna makanan termasuk jenis tanaman atau obat yang bersifat
jenis Rhodamin-B, sedangkan 2 pedagang saus alami. Salah satu zat yang terkandung dalam
tomat lainnya dengan merk yang berbeda tidak kunyit yaitu kurkumin, yaitu zat warna yang
Amelia, Rizky/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 2, 2020 (page 30-36)
DOI : http://dx.doi.org/10.26630/rj.v14i2.2153 35
Amelia, Rizky/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 2, 2020 (page 30-36)
36 DOI : http://dx.doi.org/10.26630/rj.v14i2.2153
Skirpsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Rusmalina, S., & Anindhita, M. A. (2009). Identifikasi
Pengetahuan Alam Universitas Hasanudin. Rhodamin B dalam Saus Sambal yang Beredar di
Paratmanitya, Y., & Aprilia, V. (2016). Kandungan Kota Pekalongan. 41–46.
bahan tambahan pangan berbahaya pada Saeffurqon, Amirus, K., & Nurmala, E. E. (2017).
makanan jajanan anak sekolah dasar di perbandingan Kadar Rhodamin B pada Saus
Kabupaten Bantul Harmful food additive Cabai dan bumbu Giling merah di Beberapa
substances content in the snack food of pasar Tradisional Kota Bandar Lampung Tahun
elementary school children in Bantul. 1. 2016. Jurnal Dunia Kemas, 6(2), 110–116.
Permenkes RI No, 33 tahun 2012 tentang Bahan Samosir, Bialangi, A. S., & Iyabu, H. (2018). Analisis
Tambahan Pangan, (2012). kandungan Rhodamin B Pada Saus Tomat Yang
Prasetya, A. W. (2016). Deteksi Kandungan Beredar Sentral Kota Gorontalo Dengan
Rhodamin B Pada Saus Serta Cemaran Boraks Menggunakan Metode Kromatografi Lapis Tipis.
Dan Bakteri Salmonella Sp . Pada Cilok Keliling Jurnal Entropi, 13(01).
Salatiga the Detection of Rhodamine B Content Undang-undang No. 18 tahun 2012 tentang
on the Sauce and the Contamination of Borax Pangan, (2012).
and Salmonella Sp . in the Cilok in Salatiga. Widiarti, & Djasang, S. (2019). Identifikasi
Jurnal Ilmu Pertanian AGRIC, 28(1), 69–78. Rhodamin B pada Saos Cabai Produksi Lokal
Prayoko, H., & Thristi, I. (2017). Identifikasi Zat yang dijual di beberapa Pasar Tradisional Kota
Pewarna Rhoodamin B Pada Terasi Dan Gulali Makasar. Jurnal Media Analis Kesehatan, 10(2),
Kapas Di Kota Medan. Jurnal Ibnu Sina 136–142.
Biomedika, 01(01). Yuliarti, N. (2007). Awas bahaya di balik lezatnya
makanan (Cetakan 1). Andi.
Amelia, Rizky/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 2, 2020 (page 30-36)