Anda di halaman 1dari 7

30 DOI : http://dx.doi.org/10.26630/rj.v14i2.

2153

ANALISIS KEBERADAAN RHODAMIN-B PADA SAUS TOMAT


YANG BEREDAR DI PASAR KOTA PALEMBANG
Rizky Amelia1, Zairinayati, Zairinayati2*
1, 2
STIKes Muhammadiyah Palembang

Artikel Info : Abstract


Coloring substances in food are generally classified into two categories, namely natural dyes
Received 28 Juli 2020 and synthetic dyes. Rhodamine-B is a synthetic dye which is widely used in the textile industry.
Accepted 21 September 2020 The use of Rhodamine B in food can cause irritation to digestion, inhalation, and eyes.
Available online 31 Desember This research was conducted to detect rhodamine B content in tomato sauce by adding
2020 detergent. The design of this study was a qualitative descriptive study conducted on tomato
sauce on the market.
Editor: Imam Santosa The test results for the presence of rhodamine-B in tomato sauce with the addition of detergent
solution showed that from 6 samples examined, there were 4 samples that had a color change
from bright red to pale red. The color change indicates that there is Rhodamine-B in tomato
sauce.
Positive tomato sauce contains the harmful dye Rhodamine-B using a detergent solution as a
Key word :
medium to determine the content of synthetic dyes qualitatively.

Detergent, Tomato Sauce,


Zat pewarna pada makanan secara umum digolongkan menjadi dua kategori yaitu zat
Rhodamin-B
pewarna alami dan zat pewarna sintetis. Rhodamin B-merupakan zat pewarna sintetis yang
banyak digunakan dalam industri tekstil. Penggunaan Rhodamin-B pada makanan dapat
menyebabkan iritasi pada pencernaan, pernafasan, mata.
Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi kandungan rhodamin B pada saus tomat dengan
Kata Kunci : menambahkan detergen. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang
dilakukan terhadap saus tomat yang beredar dipasar.
Detergen, Saus Tomat, Hasil pengujian terhadap keberadaan Rhodamin-B pada saus tomat dengan penambahan
Rhodamin-B larutan detergen menunjukan dari 18 sampel yang diperiksa terdapat 12 sampel terjadi
perubahan warna dari merah mencolok menjadi merah pucat. Perubahan warna tersebut
menunjukkan bahwa terdapat Rhodamin-B pada saus tomat.
Saus tomat positif mengandung zat warna berbahaya rhodamin B dengan menggunakan
larutan detergen sebagai media untuk mengetahui kandungan pewarna sintetis secara
kualitatif.


Corresponding author : Zairinayati, Z
Jl. Jenderal Ahmad Yani, 13 Ulu, Kec. Seberang Ulu II, Kota Palembang, Sumatera Selatan
Email : zairinayati@yahoo.co.id

PENDAHULUAN bahkan keracunan makanan (Fatmawati et al.,


Makanan merupakan kebutuhan dasar 2013). Berbagai produk makanan dan minuman
manusia untuk dapat melanjutkan kehidupan- olahan dengan bentuk, rasa, dan warna yang
nya. Untuk itu makanan yang diberikan harus menarik saat ini sangat mudah didapatkan.
sehat, disamping memiliki nilai gizi yang optimal Perbedaan yang sangat jauh jika dibandingkan
juga tidak mengandung bahan berbahaya serta dengan masyarakat masa lalu yang mengolah
hygiene. Bila salah satu faktor tersebut makanan dan minuman dengan alat yang sangat
terganggumaka makanan yang dihasilkan akan sederhana dan tradisional. Warna adalah salah
menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit satu kriteria dasar untuk menentukan kualitas

Amelia, Rizky/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 2, 2020 (page 30-36)
DOI : http://dx.doi.org/10.26630/rj.v14i2.2153 31

makanan dan minuman. Deman dalam Samosir zat warna sintetik antara lain lebih murah, lebih
(2018) menyebutkan bahwa warna dapat mudah untuk di gunakan, lebih stabil, lebih
memberi petunjuk mengenai perubahan kimia tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan,
dalam makanan dan minuman. Oleh karena itu, daya mewarnainya lebih kuat, dan memiliki
warna menimbulkan banyak pengaruh terhadap rentang warna yang lebih luas (Saeffurqon et al.,
konsumen dalam memilih suatu produk 2017; Samosir et al., 2018). Sebagai contoh,
makanan dan minuman sehingga produsen warna merah ditambahkan untuk saus yang
makanan sering menambahkan zat pewarna merupakan cairan kental pasta yang terbuat dari
dalam makanan olahannya (Samosir et al., 2018). bubur buah berwarna menarik sebagai bahan
Peningkatan kualitas hidup manusia tidak pelengkap menambah kelezatan makanan,
hanya melalui peningkatan pendidikan dan ilmu mempunyai aroma dan rasa yang merangsang
pengetahuan, tetapi juga ditentukan oleh dengan atau tanpa rasa pedas, mempunyai daya
kualitas pangannya. Dalam pengelolaan simpan panjang karena mengandung asam,
makanan selalu diusahakan untuk menghasilkan gula, garam dan seringkali pengawet (Adriani &
produk makanan yang disukai dan berkualitas Zarwina, 2019).
baik (Maidah, 2015). Penyelenggaraan Keaman- Indonesia merupakan negara yang subur.
an Pangan untuk kegiatan atau proses produksi Berbagai jenis tanaman dapat tumbuh di
pangan sebagaimana dalam Undang-undang Indonesia. Tomat merupakan salah satu tanaman
No. 18 tahun 2012 tentang Pangan dijelaskan yang tumbuh subur di Indonesia dan mampu
bahwa produksi makanan harus dilakukan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui sanitasi pangan, pengaturan terhadap Indonesia. Berbagai olahan dari tomat telah
bahan tambahan pangan, pengaturan terhadap dikembangkan oleh masyarakat. Maulida (2010)
pangan produk rekayasa genetik dan iradiasi dalam Agustin dan Sulistyarsi (2016) menyebut-
pangan, penetapan standar kemasan pangan, kan bahwa tomat (Lycopersicum esculentum)
pemberian jaminan keamanan pangan dan mutu merupakan salah satu produk hortikultura yang
pangan, serta jaminan produk halal bagi yang berpotensi, menyehatkan, dan mempunyai
dipersyaratkan. Pelaku Usaha Pangan dalam prospek pasar yang cukup menjanjikan.
melakukan produksi pangan harus memenuhi Pengolahan tomat menjadi berbagai produk
berbagai ketentuan mengenai kegiatan atau pangan menjadi salah satu pilihan untuk dapat
proses produksi pangan sehingga tidak berisiko mengkonsumsi tomat dan memperoleh manfaat
merugikan atau membahayakan kesehatan dari sifat fungsional tomat terhadap kesehatan
manusia. Pelaku usaha pangan bertanggung dalam jangka waktu yang cukup lama. Tomat
jawab terhadap pangan yang diedarkan, yang diolah menjadi pasta tomat mampu
terutama apabila pangan yang diproduksi menurunkan kadar gula darah. Likopen sebagai
menyebabkan kerugian, baik terhadap ganggu- antioksidan yang terdapat didalamnya
an kesehatan maupun kematian orang yang melindungi kerja pankreas dari radikal bebas
mengonsumsi Pangan tersebut (Undang- sehingga pankreas dapat menghasilkan hormon
Undang No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan, insulin dengan normal. Memahami tentang
2012). manfaat tersebut banyak industri yang membuat
Penggunaan zat warna menjadi bagian bahan makanan olahan dari tomat seperti saus
penting dalam makanan. Warna alami tomat. Harga tomat yang fluktuatif dan
mengandung pigmen yang secara umum berasal ketersediaannya di pasaran yang tidak stabil
dari tumbuh-tumbuhan. Namun, beberapa zat menjadikan para produsen olahan tomat
warna alami tidak menguntungkan serta tidak terkadang melakukan segala cara agar kegiatan
stabil selama proses dan penyimpanan. Menurut produksi dapat terus berlangsung seperti
Nolet dalam Samosir (2018), kestabilan warna substitusi bahan baku, penggunaan pewarna
alami bergantung pada beberapa factor, antara dan pengawet sintetis dan sebagainya (Agustin
lain cahaya, oksigen, logam berat, oksidasi, & Sulistryarsi, 2016).
temperatur, keaadan air, dan pH, sehingga Bahan tambahan pangan (BTP) sebagaimana
penggunaan zat warna sintetik pun menjadi permenkes RI No. 033 Tahun 2012 pasal 1 ayat 1
pilihan yang dipakai oleh produsen. Keunggulan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan
Amelia, Rizky/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 2, 2020 (page 30-36)
32 DOI : http://dx.doi.org/10.26630/rj.v14i2.2153

sebagai makanan dan biasanya bukan keracunan akibat mengonsumsi makanan


merupakan ingredien khas makanan mempunyai menduduki posisi paling tinggi, yaitu 66,7%
atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan dibandingkan dengan keracunan akibat
sengaja ditambahkan kedalam makanan untuk penyebab lain, misalnya obat, kosmetika, dan
maksud teknologi pada pembuatan, lain-lain. Salah satu penyebab keracunan
pengolahan, penyediaan, perlakuan, pewadahan, makanan adalah adanya cemaran kimia dalam
pembungkusan, penyimpanan atau pengangkut- makanan tersebut (Paratmanitya & Aprilia,
an makanan untuk menghasilkan suatu 2016). Hasil pemeriksaan zat pewarna
komponen atau mempengaruhi sifat khas Rhodamin-B dilakukan pada 30 sampel saus
makanan (Londong, G et al., 2017). tomat yang beredar diwarung makan kelurahan
Penyalahgunaan zat sintetis yang sering Anduonohu kota Kendari Sulawesi tenggara,
terjadi adalah penggunaan bahan tambahan menunjukan bahwa dari seluruh sampel saus
makanan baik pewarna, penyedap rasa, aroma, tomat didapatkan 1 sampel saus Tomat positif
antioksidan, pemanis, pengawet, dan pengental. mengandung zat sintetis berbahaya Rhodamin-B
Rhodamin-B merupakan salah satu jenis zat dengan ditandai terjadinya perubahan warna
aditif yang digunakan sebagai pewarna dalam dari warna merah menjadi warna unggu (Ifu, A.L.,
industri tekstil, namun masyarakat Tamrin, & Sadimantara, 2016). Berdasarkan studi
menggunakannya sebagai pewarna makanan. pendahuluan sekolah yang terdapat penjual
Jenis pewarna sebagai Bahan Tambahan Pangan bakso diantaranya SDN Cirendeu 01, SDN
(BTP) yang memberikan kesan warna merah Cirendeu 2, dan SDN Cirendeu 3. Selanjutnya
selain 15 jenis pewarna alami terdapat 11 jenis dilakukan pengujian keberadaan pewarna
pewarna sintetis yang diizinkan untuk Rhodamin-B dalam saus bakso menggunakan
digunakan. Pewarna sintetis yang paling sering test kit Rhodamin-B dengan metode
digunakan dalam produk snack atau minuman kolorimetrit. Hasil dari pengunaan alat test
adalah Karmoisin CI. No. 14720 dapat tersebut ditemukan Rhodamin-B pada saus
memberikan warna merah hingga marun, Merah bakso (Huriyyah, 2019).
allura CI. No. 16035 memberikan warna merah Rhodamin-B merupakan pewarna sintetis
kekuningan hingga merah oranye, Eritrosin CI. berbentuk serbuk kristal, berwarna hijau atau
No. 45430 dapat memberikan warna merah ungu kemerahan, tidak berbau, dan dalam
cherry pink (Permenkes RI No, 33 Tahun 2012 larutan akan berwarna merah terang berpendar/
Tentang Bahan Tambahan Pangan, 2012). berfluorosensi. Penelitian yang dilakukan oleh
Pewarnaan pada makanan pada prinsipnya Riska dkk. (2013) menunjukkan bahwa dosis dan
adalah untuk menarik konsumen agar menjadi lama pemberian Rhodamin-B pada mencit
lebih berminat dengan suatu produk yang dijual memberikan pengaruh yang nyata terhadap
atau dipasarkan. Namun, sebagian dari mereka persentase kerusakan glomerulus. Hasil analisis
menggunakan pewarna makanan yang tidak histologis ginjal mencit (Riska, 2013 dalam
mendapatkan izin peredaran dari BPOM (Badan Agustin 2016) Rhodamin-B merupakan zat kimia
Pengawas Obat dan Makanan) bahkan tidak beracun yang bila tertelan akan menyebabkan
jarang mengguanakan pewarna sintetik yang iritasi mukosa lambung, iritasi mata, iritasi kulit,
biasanya digunakan sebagai pewarna tekstil iritasi pada saluran pernafasan, mual muntah,
(Pamungkas dalam Laskmita, 2018). Karakteristik mulas, kanker hati dan menyebabkan terjadinya
dari zat pewarna sintetis adalah warnanya lebih perubahan sel kejaringan bahkan kematian
cerah, lebih homogen dan memilliki variasi (Agustin & Sulistryarsi, 2016).
warna yang lebih banyak bila dibandingkan Penelitian yang dilakukan oleh Balai Besar
dengan zat pewarna alami zat pewarna sintetis POM di Palembang sampling pangan dari
yang sering ditambahkan adalah Rhodamin-B, bidang pengujian pangan dan bahan berbahaya
yang merupakan zat warna sintetik yang umum terhadap sampel DIPA. Dari sampel yang
digunakan sebagai pewarna tekstil (Prayoko & diterima dan diperiksa, terdapat 2 sampel saus
Thristi, 2017). yang positif mengandung pewarna sintetis
Menurut data dari Badan Pengawas Obat dan Rhodamin-B berdasarkan uji TMS PK pada
Makanan (BPOM), sepanjang tahun 2012 insiden pewarna (Mamoto et al., 2013). Penelitian lain
Amelia, Rizky/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 2, 2020 (page 30-36)
DOI : http://dx.doi.org/10.26630/rj.v14i2.2153 33

menunjukkan bahwa Rhodamin-B dengan dosis gelas nomor 7 dimasukkan air ½ volume
150 ppm, 300 ppm, dan 600 ppm berpengaruh kemudian ditambahkan air kunyit dan
signifikan dapat memperlambat panjang siklus homogenkan. Di tempat lain disiapkan gelas
estrus pada mencit betina dewasa. Zat pewarna ukur volume 250 ml kemudian diisi dengan air
sintetis dalam makanan dapat menggangu dan detergen hingga volume 100 ml dan aduk
fungsional tubuh (Febrina et al., 2013). rata. Setelah itu, tuang larutan tersebut pada
masing-masing gelas 1-7 dan dilakukan
METODE pengamatan perubahan warna yang terjadi.
Penelitian ini dilakukan di enam pasar Hasil positif Rhodamin-B jika terjadi perubahan
tradisional di kota Palembang pada bulan Juni warna merah mencolok menjadi merah pucat.
2020. Masing-masing sampel dilakukan tiga kali Pengolahan dan analisis data yang digunakan
pengulangan pemeriksaan sehingga total adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan
sampel adalah delapan belas sampel. Metode keberadaan zat pewarna Rhodamin-B pada saus
penelitian ini adalah deskriptif, yaitu tomat dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk
menggambarkan keberadaan zat pewarna tabulasi
Rhodamin-B pada saus tomat yang tidak
bermerek yang jual di pasar Kota Palembang. HASIL
Penggunaan detergen dalam penelitian Pengambilan sampel dari enam pedagang
sebagai indikator alternatif dalam mendeteksi saus tomat yang ada di Pasar Tradisional
Rhodamin-B pada makanan. Perubahan warna Palembang dengan pasar yang berbeda
yang terjadi pada sampel menjadi merah pucat dilakukan 3 kali pengulangan dari setiap sampel
terjadi karena larutan deterjen mengandung zat makanan, sehingga total keseluruhan sampel
kimia diantaranya sufaktan, builder, natrium berjumlah 18 sampel untuk meneliti kandungan
silikat, optical brightener, fragrance, colorant, rhodamin.
natrium sulfat, serta zat adiktif lain. Namun, yang Setelah (Tabel 2) dilakukan pengujian
lebih dominan berperan aktif yaitu zat kimia menunjukkan bahwa hasil analisis kualitatif pada
colorant yang merupakan zat aditif pewarna 18 sampel saus sambal terdapat 12 sampel
yang ditambahkan atau diterapkan untuk mengalami perubahan warna dari merah
mengubah bahan atau permukaan sehingga mencolok menjadi merah pucat. Perubahan
sering kali disalahgunakan. warna tersebut menunjukkan bahwa terdapat
Kunir atau kunyit (curcuma domestica val) Rhodamin-B pada saus tomat. 12 sampel
mengandung zat kurkumin yang terdapat dalam tersebut terdapat pada 4 pedagang.
umbi tanaman yang dapat berfungsi sebagai
indikator karena terjadinya perubahan warna
PEMBAHASAN
dari kuning muda coklat menjadi coklat pada pH
4,5 – 9,9. Kurkumin mampu menguraikan ikatan- Rhodamin-B merupakan bahan yang dilarang
ikatan boraks menjadi asam borat dan digunakan untuk pewarna makanan, namun
mengikatnya menjadi kompleks warna roda atau banyak orang yang belum tahu, bahkan tahu
yang biasa disebut dengan senyawa boron cyano pun kalangan produsen masih banyak yang
kurkumin kompleks, dalam penelitian ini sebagai menggunakanannya (Prasetya, 2016).
pembanding antara pewarna alami dan pewarna Penggunaan bahan alami untuk produk
sintetis (Ginting, 2016). massal akan meningkatkan biaya produksi
Alat dan bahan yang digunakan adalah gelas menjadi lebih mahal dan lebih sulit karena sifat
ukur, pipet tetes, pengaduk, label, gelas plastik, pewarna alami tidak homogen sehingga sulit
tisu, bahan, saus tomat, air secukupnya, menghasilkan warna yang stabil. Kemajuan
detergen, serta kunyit yang sudah diparut dan teknologi pangan sangat memungkinkan zat
diperas airnya 100 ml. Prosedur pengujiannya pewarna dibuat secara sintetis. Dalam jumlah
adalah menyiapkan gelas plastik sebanyak 7 yang sedikit, suatu zat kimia bisa memberi warna
buah kemudian masing-masing gelas nomor 1-6 yang stabil pada produk pangan, sehingga
diisi dengan air sebanyak ½ volume. Selanjutnya produsen bisa menggunakan lebih banyak
dimasukkan saus tomat lalu homogenkan. Pada
Amelia, Rizky/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 2, 2020 (page 30-36)
34 DOI : http://dx.doi.org/10.26630/rj.v14i2.2153

pilihan warna untuk menarik perhatian pewarna tekstil yang bila digunakan akan
konsumen. menghasilkan warna yang lebih menarik pada
Penyalahgunaan pewarna tekstil terutama makanan daripada pewarna makanan. Hal ini
Rhodamin-B oleh produsen makanan menjadi pemicu penyalahgunaan pewarna tekstil
disebabkan karena harga pewarna tekstil pada makanan (Yuliarti, 2007).
tersebut yang lebih murah dari pada pewarna Hingga kini, masih banyak produsen
makanan dan dengan mudah dibeli ditoko makanan menggunakannya sebagai pewarna
bahan tekstil. Tingkat pengetahuan produsen makanan. Produsen dan pedagang jajanan
yang kurang juga mempengaruhi penggunaan makanan secara sengaja mencampurkan
bahan pewarna tekstil sebagai pewarna beberapa warna tunggal untuk memperoleh
makanan dan mengabaikan bahaya yang warna yang diinginkan sehingga menghasilkan
ditimbulkan dari pewarna tekstil apabila penampilan yang menarik (Rusmalina &
terkonsumsi oleh konsumen. Warna dari zat Anindhita, 2009; Widiarti & Djasang, 2019).

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Menggunakan Larutan Detergen


Setelah dicampur larutan Pewarna Alami sebagai
Pengulangan Jumlah
detergen pembanding
Sampel Sampel
Warna (-) / (+) Perubahan warna (-) / (+)
P1 100 ml Tidak berubah (-) Tidak berubah (-)
P2 100 ml Tidak berubah (-) Tidak berubah (-)
P3 100 ml Tidak berubah (-) Tidak berubah (-)
P1 100 ml Berubah warna (+) Tidak berubah (-)
P2 100 ml Berubah warna (+) Tidak berubah (-)
P3 100 ml Berubah warna (+) Tidak berubah (-)
P1 100 ml Berubah warna (+) Tidak berubah (-)
P2 100 ml Berubah warna (+) Tidak berubah (-)
P3 100 ml Berubah warna (+) Tidak berubah (-)
P1 100 ml Tidak berubah (-) Tidak berubah (-)
P2 100 ml Tidak berubah (-) Tidak berubah (-)
P3 100 ml Tidak berubah (-) Tidak berubah (-)
P1 100 ml Berubah warna (+) Tidak berubah (-)
P2 100 ml Berubah warna (+) Tidak berubah (-)
P3 100 ml Berubah warna (+) Tidak berubah (-)
P1 100 ml Berubah warna (+) Tidak berubah (-)
P2 100 ml Berubah warna (+) Tidak berubah (-)
P3 100 ml Berubah warna (+) Tidak berubah (-)
Keterangan : (-) Negatif : Tidak berubah warna; (+) Positif : Berubah warna

Pengujian terhadap kandungan Rhodamin-B menggunakan bahan tambahan pangan atau zat
pada saus tomat yang beredar di Kota pewarna buatan jenis Rhodamin-B. Perubahan
Palembang menggunakan larutan detergen warna yang terjadi pada sampel menjadi merah
pada setiap sampel dilakukan 3 kali pucat terjadi karena larutan detergen
pengulangan. Pada sampel pertama, kedua, mengandung zat kimia diantaranya sufaktan,
ketiga, dan keempat sampel tidak mengandung builder, natrium silikat, optical brightener,
bahan tambahan pangan atau zat pewarna. Pada fragrance, colorant, natrium sulfat, serta zat aditif
sampel saus tomat kelima juga hasil yang lain. Namun, yang lebih dominan berperan aktif
didapatkan saus tomat tersebut mengandung yaitu zat kimia colorant, yaitu zat aditif
zat pewarna Rhodamin-B. Sampel keenam pewarna/warna yang ditambahkan atau
hasilnya mengandung pewarna rhodamin-B diterapkan untuk mengubah bahan atau
secara keseluruhan didapatkan hasil 12 dari 4 permukaan sehingga sering kali disalahgunakan.
pedagang saus tomat yang menggunakan Kunir atau kunyit (curcuma domestica val)
bahan tambahan atau zat pewarna makanan termasuk jenis tanaman atau obat yang bersifat
jenis Rhodamin-B, sedangkan 2 pedagang saus alami. Salah satu zat yang terkandung dalam
tomat lainnya dengan merk yang berbeda tidak kunyit yaitu kurkumin, yaitu zat warna yang
Amelia, Rizky/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 2, 2020 (page 30-36)
DOI : http://dx.doi.org/10.26630/rj.v14i2.2153 35

terkandung dalam umbi tanaman kunyit yang DAFTAR PUSTAKA


berfungsi sebagai indikator karena terjadinya Adriani, A., & Zarwina, I. (2019). Pendidikan Untuk
perubahan warna dari kuning muda coklat Masyarakat Tentang Bahaya Pewarna Melalui
menjadi coklat pada pH 4,5-9,9. Kurkumin Publikasi Hasil Analisis Kualitatif Pewarna
mampu menguraikan ikatan-ikatan boraks pada Sintetis Dalam Saus. Jurnal Serabi Ilmu, 20(02).
makanan menjadi asam borat dan mengikatnya Agustin, P., & Sulistryarsi, A. U. (2016). Analisis
menjadi kompleks warna roda atau yang biasa Rhodamin B Pada Saus Tomat Yang Beredar Di
disebut dengan senyawa boron cyano kurkumin Kota Madiun Dengan Metode Kromatografi
kompleks. Akan tetapi pada penelitian ini peran Lapis Tipis. Jurnal Florea, 03(01).
kunyit itu sendiri bukan sebagai kontrol Fatmawati, S., Rosidi, A., & Handarsari, E. (2013).
melainkan sebagai pembanding antara pewarna Prilaku Higine Pengolahan Makanan
alami dan pewarna sintetis. Berdasarkan Pengetahuan Tentang Higine
Pembuatan pewarna sintetis pada makanan Mengolah Makanan Dalam Penyelenggaraan
Makanan Di Pusat Pendidikan Dan Latihan
yang melebihi batas dapat menyebabkan
Olahraga Pelajar Jawa Tengah. Jurnal Pangan
gangguan kesehatan seperti alergi, radang
Dan Gizi. Universitas Muhammadiyah Semarang,
selaput lender pada hidung, tumor, hiperaktif
04(08).
pada anak, sakit pinggang hingga muntah-
Febrina, G. A. A. R., Wiratmini, N. I., & Sudatri, N. W.
muntah (Yuliarti, 2007). Kandungan toksisitas (2013). PENGARUH PEMBERIAN RHODAMIN B
dalam pewarna Rhodamin-B relatif rendah. TERHADAP SIKLUS ESTRUS MENCIT ( Mus
Namun jika dikonsumsi secara berlebihan dalam musculus L . ) BETINA EFFECT OF RHODAMIN B
jangka waktu yang lama maka akan terakumulasi ON ESTROUS CYCLE IN FEMALE MICE ( Mus
sehingga dapat memicu terjadinya iritasi pada musculus L .). Jurnal Biologi, 16(1), 21–23.
mata, kulit, saluran pencernaan, keracunan, dan Ginting, J. P. . (2016). Strip Tes Berbasis Kurkumin
gangguan hati (Laksmita et al., 2018). untuk Deteksi Boraks pada Sampel Makanan.
Informasi tentang bahaya Rhodamin-B Universitas Jember.
sebenarnya sudah ada. Namun penyebarluasan Huriyyah, N. A. A. (2019). Analisis Risiko Kesehatan
informasi masih kurang luas serta diperlukan Lingkungan Pajanan Rhodamin B Pada
ketegasan dalam pemberian sanksi bagi Konsumsi Saus Di Sdn Cirendeu 02 Tahun 2019
produsen yang kedapatan menggunakan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Pajanan
Rhodamin-B sebagai bahan pewarna makanan. Rhodamin B Pada Konsumsi Saus Di Sdn
Produsen saus tomat harus memperhatikan Cirendeu 02 Tahun 2019. In Skripsi (p. 162).
kesehatan konsumen. Mereka seharusnya tidak Ifu, A.L., Tamrin, & Sadimantara, M. S. (2016).
hanya memikirkan keuntungan semata dengan Analisis Kndungan Rhodamin B pada Sambal
Botol yang Diperdagangkan Dipasar Modern
menghilangkan atau tidak menggunakan bahan
Kota Kendari. Jurnal Sains Dan Teknologi
tambah pangan yang berbahaya bagi kesehatan
Pangan, 1(3), 240–245.
konsumen. Masyarakat hendaknya dapat
Laksmita, A. S., Widayanti, N. P., & Refi, M. A. F.
mengidentifikasi Rhodamin-B atau zat pewarna
(2018). Identifikasi Rhodamin B Dalam Saus
sintetis dirumah secara sederhana dengan Sambal yang Beredar di Pasar Tradisional dan
menggunakan larutan detergen serta bisa Modern Kota Denpasar. Jurnal Media Sains, 2(1),
membandingkannya menggunakan zat pewarna 8–13.
alami dengan meggunakan air perasan kunyit. https://www.jurnal.undhirabali.ac.id/index.php/j
ms/article/view/350/316
SIMPULAN Londong, G, M., Abidjulu, B. J., & Kojong, N, S.
Hasil pengujian kualitatif yang dilakukan (2017). Analisis Zat Pewarna Rhodamin B Pada
terhadap 6 sampel pedagang saus tomat Saos Bakso Tusuk Yang Beredar Di Sekitar
berbeda merek terdapat empat sampel saus Kampus Universitas Sam Ratulangi Manado.
tomat yang diduga mengandung Rhodamin-B Jurnal Ilmiah Farmasi. UNSRAT, 06(04).
dan dua sampel lainnya dinyatakan aman dari Maidah. (2015). Analisis Kualitatif Natrium Benzoat,
Boraks Dan Formalin Dalam Berbagai Makanan
kandungan pewarna sintetis Rhodamin-B.
Olahan Yang Terdapat Di Lingkungan Sekolah
Dasar Kecamatan Tamalanrea Kota Makasar.

Amelia, Rizky/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 2, 2020 (page 30-36)
36 DOI : http://dx.doi.org/10.26630/rj.v14i2.2153

Skirpsi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Rusmalina, S., & Anindhita, M. A. (2009). Identifikasi
Pengetahuan Alam Universitas Hasanudin. Rhodamin B dalam Saus Sambal yang Beredar di
Paratmanitya, Y., & Aprilia, V. (2016). Kandungan Kota Pekalongan. 41–46.
bahan tambahan pangan berbahaya pada Saeffurqon, Amirus, K., & Nurmala, E. E. (2017).
makanan jajanan anak sekolah dasar di perbandingan Kadar Rhodamin B pada Saus
Kabupaten Bantul Harmful food additive Cabai dan bumbu Giling merah di Beberapa
substances content in the snack food of pasar Tradisional Kota Bandar Lampung Tahun
elementary school children in Bantul. 1. 2016. Jurnal Dunia Kemas, 6(2), 110–116.
Permenkes RI No, 33 tahun 2012 tentang Bahan Samosir, Bialangi, A. S., & Iyabu, H. (2018). Analisis
Tambahan Pangan, (2012). kandungan Rhodamin B Pada Saus Tomat Yang
Prasetya, A. W. (2016). Deteksi Kandungan Beredar Sentral Kota Gorontalo Dengan
Rhodamin B Pada Saus Serta Cemaran Boraks Menggunakan Metode Kromatografi Lapis Tipis.
Dan Bakteri Salmonella Sp . Pada Cilok Keliling Jurnal Entropi, 13(01).
Salatiga the Detection of Rhodamine B Content Undang-undang No. 18 tahun 2012 tentang
on the Sauce and the Contamination of Borax Pangan, (2012).
and Salmonella Sp . in the Cilok in Salatiga. Widiarti, & Djasang, S. (2019). Identifikasi
Jurnal Ilmu Pertanian AGRIC, 28(1), 69–78. Rhodamin B pada Saos Cabai Produksi Lokal
Prayoko, H., & Thristi, I. (2017). Identifikasi Zat yang dijual di beberapa Pasar Tradisional Kota
Pewarna Rhoodamin B Pada Terasi Dan Gulali Makasar. Jurnal Media Analis Kesehatan, 10(2),
Kapas Di Kota Medan. Jurnal Ibnu Sina 136–142.
Biomedika, 01(01). Yuliarti, N. (2007). Awas bahaya di balik lezatnya
makanan (Cetakan 1). Andi.

Amelia, Rizky/Jurnal Ruwa Jurai Volume 14, Number 2, 2020 (page 30-36)

Anda mungkin juga menyukai