Anda di halaman 1dari 8

IDENTIFIKASI ZAT PEWARNA RHODAMIN B PADA SAUS TOMAT BAKSO TUSUK DI

SEKOLAH DASAR KOTA MANADO


Ivone Cecilia Rompas*
*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Makanan jajanan (street food) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di
perkotaan maupun di pedesaan. Konsumsi makanan jajanan diperkirakan akan terus meningkat, mengingat
makin terbatasnya waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri. Keunggulan makanan jajanan
adalah murah dan mudah didapat, serta cita rasanya enak dan cocok dengan selera kebanyakan orang.
Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi makanan jajanan juga berisiko terhadap kesehatan. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi zat rhodamin b pada saus tomat bakso tusuk di Sekolah Dasar
Manado.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif observasional dengan desain studi cross-
sectional. Sampel diambil secara purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak tujuh saus tomat. Identifikasi
rhodamin b pada saus tomat bakso tusuk diuji di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri
(BARISTAN) Kota Manado dengan menggunakan metode kromatografi kertas. Waktu dan tempat penelitian
dilakukan selama bulan April-November 2014 di tujuh Sekolah Dasar Manado.
Semua sampel yang diuji menunjukkan bahwa tidak terdapat zat pewarna rhodamin b dalam saus tomat
bakso tusuk.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat simpulkan bahwa ketujuh sampel saos tomat
bakso tusuk yang dijual oleh pedagang bakso tusuk di sekolah dasar tidak terdapat zat pewarna rhodamin b
melalui uji kualitatif di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri (BARISTAN) Kota Manado dengan
menggunakan Metode Kromatografi Kertas.
Anak sekolah sebaiknya harus tahu memilih jajanan yang tidak mengandung rhodamin b, dan para
pedagang juga sebaiknya selalu menjual makanan jajanan yang baik untuk dikonsumsi.

Kata Kunci : Saus Tomat, Rhodamin B, Kromatografi Kertas

ABSTRACT
Street food has became an unseparated part from the society life, both in urban or in rural. The consumtion of
street food was estimated will continue to increase, considering the limited time for family members to cultivate
their own food. The superiorities of street food are cheap and easy to get, also taste good and fit the tastes of
most people. Although it has some superiorities but it also has risks to the health. The aim of this study is to
determine the rhodamin b substance in the tomatoe sauce of meatball skewers at the Elementary School of
Manado City.
This study used observational descriptive research method with cross-sectional study design. The sample
were taken by purposive sampling. The number of sample was seven tomatoe sauces. The identification of
rhodamin b in the tomatoe sauces of meatball skewers was investigated in Laboratorium Balai Riset and
Standarisasi Industri (BARISTAN) of Manado with the paper chromatography. The research time and place
were conducted during April-November 2014 at seven Elementary Schools of Manado.
All of the samples which were tested showed that there was not Rhodamin B due substance in the tomatoe
sauces of meatball skewers.
Based on the research which has conducted, can be concluded that all of the seven samples of tomatoe
sauces which are sold by the meatballs trader at the Elementary School, there is not any rhodamin b dye
substance through the qualitative test in the BARISTAN of Manado City with using the paper.
The school children should know to choose snacks that do not contain rhodamin b, and the traders should
always sell good food to be consumed.

Keywords:Tomatoe Sauce, Rhodamin B, Paper Chromatography


PENDAHULUAN methanyl yellow, dan amaranth. Pemakaian ini
Makanan jajanan (street food) telah menjadi sangat berbahaya karena bisa memicu
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan terjadinya kanker serta merusak ginjal dan hati
masyarakat, baik di perkotaan maupun di yang disebabkan oleh bahan-bahan yang
pedesaan. Konsumsi makanan jajanan ditambahkan pada jajanan untuk anak-anak
diperkirakan akan terus meningkat, mengingat seperti es sirup atau cendol, minuman ringan
makin terbatasnya waktu anggota keluarga seperti limun, kue, gorengan, kerupuk, dan
untuk mengolah makanan sendiri. Keunggulan saus sambal (Eka, 2013).
makanan jajanan adalah murah dan mudah Tabel.1 Daftar Beberapa Pewarna Sintetik
Yang Mudah Larut dan Tidak Mudah
didapat, serta cita rasanya enak dan cocok
Larut Dalam Air.
dengan selera kebanyakan orang. Meskipun Zat Pewarna
Mudah Larut atau
Warna Tidak Mudah
memiliki beberapa keunggulan, tetapi makanan Sintetis
Larut
jajanan juga berisiko terhadap kesehatan Rhodamin B Merah Tidak
Methanol Kuning Tidak
(Hidayati & Saparinto, 2006). Yellow
Malachite Hijau Tidak
Keberadaan bahan tambahan makanan
Green
adalah untuk membuat makanan tampak lebih Sunset Yellow Kuning Ya
Tatrazine Kuning Ya
berkualitas, lebih menarik serta rasa dan Brilliant Blue Biru Ya
teksturnya lebih sempurna. Zat-zat itu Carmoisine Merah Ya
Erythrosine Merah Ya
ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun Fast Red E Merah Ya
Amaranth Merah Ya
hasilnya memuaskan bagi konsumen dan Indigo Biru Ya
produsen (Afrianti, 2013). Sering tidak kita Carmine
Ponceau 4R Merah Ya
sadari bahwa dalam makanan yang kita Sumber: (Buku ajar Rahasia Mengetahui
konsumsi sehari-hari ternyata mengandung zat- Makanan Berbahaya Eka Reysa, 2013).

zat kimia yang bersifat racun, baik itu sebagai Rhodamin B merupakan bahan
pewarna, penyedap rasa dan bahan campuran pewarna sintetis dalam industri tekstil dan
lain. Zat-zat kimia ini berpengaruh terhadap kertas, yang secara ilegal digunakan untuk
tubuh kita, sehingga kebanyakan kita akan pewarna makanan. Makanan yang
mengetahui dampaknya dalam waktu yang menggunakan bahan ini bisa dikenali dari
lama (Eka, 2013). warna merah mencolok yang tidak wajar,
Beberapa jenis bahan makanan yang banyak terdapat titik-titik warna karena tidak
diuji Badan Pemeriksaan Obat dan Makanan homogen.
(BPOM) mengandung bahan berbahaya seperti Kasus-kasus keracunan pangan
pewarna tekstil, kertas, dan cat (rhodamin b), seharusnya tidak perlu terjadi apabila produk
pangan diolah dengan prosedur pengolahan Lokasi penelitian dilakukan pada tujuh
yang benar. Mutu dan keamanan pangan juga Sekolah Dasar di Kota Manado dalam rentang
sangat penting dalam perdagangan. Keamanan waktu bulan April hingga November tahun
pangan merupakan tanggung jawab bersama 2014.
antara pemerintah, konsumen dan industri Sampel penelitian ini adalah saus
pangan (Kristiana, 2010). tomat bakso tusuk yang dijual oleh pedagang
Berdasarkan hasil penelitian oleh di SD Frater Don Bosco, SD Katolik
Rohmah (2013) mengenai Kajian Keamanan St.Theresia 02,10,dan 11, SD Negeri 126, SD
Pangan Pentol Cilok di Desa Blawirejo Negeri 04 dan 05, SD Katolik St. Theresia, SD
Kecamatan Kedungpring Lamongan, Tridharma, dan SD Muhammadiyah 1. Sampel
menunjukkan bahwa semua sampel saus tomat diambil dengan cara purposive sampling dan
pentol cilok (bakso tusuk) mengandung jumlah seluruh sampel sebanyak tujuh saus
rhodamin b. tomat bakso tusuk.
Setelah dilakukan survei awal di Data yang dikumpulkan merupakan
beberapa Sekolah Dasar Kota Manado, maka data primer, yaitu data yang didapat dari hasil
yang dipilih ada tujuh Sekolah Dasar untuk pengujian di Laboratorium Balai Riset dan
dijadikan pengambilan sampel saus tomat Standardisasi Industri (BARISTAN) Kota
bakso tusuk. Alasan dipilihnya Sekolah Dasar Manado. Pengolahan data dilakukan secara
tersebut karena rata-rata pedagang yang manual dan disajikan dalam bentuk tabel dan
berjualan saus tomat bakso tusuk lebih dari narasi.
satu. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu
untuk meneliti zat rhodamin b pada saus tomat HASIL DAN PEMBAHASAN
bakso tusuk yang dijual oleh para pedagang Gambaran Umum Lokasi Penelitian
yang berada di Sekolah Dasar Manado. Lokasi Penelitian yang digunakan adalah
Sekolah Dasar Kota Manado. Sampel saus
METODOLOGI PENELITIAN tomat bakso tusuk diambil dari tujuh pedagang
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif bakso tusuk yang berjualan di tujuh Sekolah
observasional dengan desain studi cross- Dasar yang terletak di tiga kecamatan, yaitu:
sectional untuk mengetahui ada tidaknya zat 1. Kecamatan Malalayang : SD Negeri 126
rhodamin b pada saus tomat bakso tusuk yang dan SD Katolik St. Theresia.
di jual oleh pedagang di Sekolah Dasar yang 2. Kecamatan Wenang : SD Frater Don Bosco,
ada di Kota Manado melalui uji laboratorium. SD Negeri 04 dan 05, SD Tridharma dan
SD Muhammadiyah 1.
3. Kecamatan Wanea : SD Katolik St.Theresia menjual berbagai macam jajanan dengan
02, 10, dan 10. tampilan warna yang terang untuk menarik
perhatian anak-anak disekolah. Ada pedagang
Tabel.2 Hasil Pemeriksaan Rhodamin B
Dengan Uji Kualitatif Menggunakan yang berjualan es, sirup, bakso tusuk dan
Metode Kromatografi Kertas. saus/sambal, kerupuk dan berbagai macam
Kode
Sampel
Hasil Keterangan makanan jajanan lainnya. Para pedagang di
A1 Negatif (-) Tidak menyerupai sekolah bukan saja laki-laki, tetapi ada juga
warna rhodamin b
pedagang perempuan. Waktu berjualan pun
A2 Negatif (-) Tidak menyerupai
warna rhodamin b berbeda-beda, ada yang mulai dari pagi hari
A3 Negatif (-) Tidak menyerupai
warna rhodamin b tetapi ada juga pedagang yang berjualan ketika
A4 Negatif (-) Tidak menyerupai
waktu istirahat anak sekolah.
warna rhodamin b
A5 Negatif (-) Tidak menyerupai Pada tahun 2006, BPOM melakukan
warna rhodamin b
A6 Negatif (-) Tidak menyerupai pemeriksaan di beberapa daerah di Indonesia
warna rhodamin b yaitu Bandar Lampung, Jakarta, Bandung,
A7 Negatif (-) Tidak menyerupai
warna rhodamin b Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Makassar,
Berdasarkan Tabel.2 menunjukkan
dan Mataram, menunjukkan juga bahwa masih
bahwa bahwa ketujuh sampel saus tomat bakso
banyak makanan jajanan yang mengandung zat
tusuk yang dijual oleh pedagang bakso tusuk di
berbahaya (Hidayati dkk, 2006). Dari
masing-masing Sekolah Dasar hasilnya negatif
penelitian tersebut, ternyata masih banyak
semua, yang artinya tidak terdapat zat pewarna
makanan jajanan yang dijual oleh pedagang
rhodamin b dalam saus tomat bakso tusuk.
yang mengandung zat-zat berbahaya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa selain murah dan
Jajanan Anak Sekolah
mudah didapat, makanan jajanan juga
Makanan jajanan adalah makanan dan
mengandung zat-zat berbahaya yang dapat
minuman yang diolah oleh pengrajin makanan
menyebabkan penyakit bagi manusia.
ditempat penjualan dan atau disajikan sebagai
makanan siap santap untuk dijual bagi umum
Zat Pewarna
selain yang disajikan jasa boga, rumah
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI
makan/restoran, dan hotel (Kemenkes RI,
tahun 2012, pewarna adalah bahan tambahan
2003).
pangan (BTP) berupa pewarna alami, dan
Pedagang di SD Frater Don Bosco, SD
pewarna sintetis, yang ketika ditambahkan atau
Katolik St.Theresia 02,10,11, SD Negeri 126,
diaplikasikan pada pangan, mampu memberi
SD Negeri 04 dan 05, SD Katolik St.Theresia,
atau memperbaiki warna.
SD Tridharma, dan SD Muhammadiyah 01,
Zat pewarna sintetis yang paling sering makanan dan minuman jajanan yang beredar di
ditambahkan dalam makanan jajanan ialah Kota Bandung tidak terdapat methanyl yellow.
methanyl yellow dan rhodamin b. Methanyl Makanan yang diberi zat pewarna ini, biasanya
yellow berbentuk serbuk berwarna kuning berwarna lebih terang dan memiliki rasa agak
kecoklatan, sedangkan rhodamin b berbentuk pahit (Yuliarti, 2007).
serbuk kristal, tidak berbau dan berwarna
merah keunguan (Yuliarti, 2007). Kedua zat Rhodamin B
pewarna tersebut merupakan zat pewarna yang Rhodamin b merupakan salah satu pewarna
dilarang oleh pemerintah untuk ditambahkan sintetis yang dilarang oleh pemerintah untuk
kedalam suatu makanan. ditambahkan kedalam suatu makanan. Pewarna
Hasil penelitian ini menunjukkan ini sebenarnya adalah pewarna untuk kertas
bahwa saus tomat bakso tusuk yang dijual oleh dan tekstil. Zat pewarna ini memiliki warna
pedagang di SD Frater Don Bosco, SD Katolik merah dan kebanyakan di tambahkan kedalam
02,10,11, SD Negeri 126, SD Negeri 04 dan makanan dan minuman seperti es campur, es
05, SD Katolik St.Theresia, SD Tridharma, dan cincau, saus tomat bakso tusuk, terasi,
SD Muhammadiyah 01, tidak mengandung zat kerupuk, kue dan makanan jajanan lainnya.
pewarna yang dilarang oleh pemerintah. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti
Berdasarkan wawancara langsung dengan para dkk, tahun 2010 menunjukkan bahwa sebagian
pedagang, pedagang membeli saus tomat di besar sampel terasi (70%) mengandung
toko lalu ditambahkan dengan garam, vetsin, rhodamin b. Penggunaan rhodamin b dalam
bawang merah, dan bawang putih kemudian terasi disebabkan oleh ketidakpahaman
dicampur dengan air masak, tetapi ada juga produsen terhadap bahaya zat pewarna
pedagang yang membuat/meracik sendiri saus tersebut. Penelitian serupa juga dilakukan oleh
tomat bakso tusuk. Gresshma dan Paul (2012), menghasilkan
Penelitian yang dilakukan oleh Utami bahwa dari 75 sampel jajanan yang diuji, 30
dan Suhendi (2009), menghasilkan 15 dari 41 positif mengandung rhodamin b. Namun,
jajanan pasar yang dijual di Kecamatan berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Laweyan Kotamadya Surakarta positif Pertiwi dkk tahun 2013 menunjukkan bahwa
mengandung rhodamin b. Hal ini disebabkan dari sampel jajanan yang diuji tidak terdapat
rendahnya pendidikan pedagang, karena zat pewarna rhodamin b dalam jajanan anak
sebagian pedagang tidak sekolah. Berbeda sekolah. Penelitian tersebut sejalan dengan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Soleh hasil penelitian ini, dimana ketujuh sampel
(2003), menunjukkan bahwa dari 25 sampel saus tomat yang dijual oleh pedagang sekolah
dasar yang dicurigai mengandung rhodamin b, 3 jenis, yaitu metode kromatografi kertas,
setelah dilakukan uji menunjukkan hasil kromatografi lapis tipis, kromatografi cair
negatif atau tidak terdapat zat pewarna kinerja tinggi, dan kromatografi gas (Gandjar
rhodamin b dalam saus tomat bakso tusuk. dan Rohman, 2008).
Zat pewarna sintetis yang paling sering Identifikasi rhodamin b dalam saus
ditambahkan ialah rhodamin b. Zat pewarna tomat bakso tusuk dilakukan melalui metode
rhodamin b sangat berbahaya bagi kesehatan. kromatografi kertas karena di laboratorium
Penggunaan rhodamin b pada makanan dalam tidak menyediakan metode kromatografi lain.
waktu yang lama dapat mengakibatkan Tidak terdapatnya rhodamin b dalam saus
gangguan fungsi hati maupun kanker (Yuliarti, tomat bakso tusuk, karena pedagang hanya
2007). menggunakan singkong merah yang
dihaluskan kemudian ditambahkan maizena
Identifikasi Rhodamin B sehingga menjadi kental.
Ketujuh pedagang bakso tusuk yang berjualan Penelitian Dalawir (2010) mengenai
di sekolah, peneliti melihat bahwa masing- zat warna rhodamin b pada saus tomat,
masing pedagang yang berjualan menyajikan menggunakan metode yang sama dengan
saus tomat berbeda-beda, ada yang berwarna penelitian ini yaitu metode kromatografi
merah mencolok dan ada juga yang kertas. Berbeda dengan penelitian yang
menyajikan saus tomat bakso tusuk dengan dilakukan oleh Julyana (2013), untuk
warna merah pudar. Sampel yang dicurigai mengidentifikasi zat warna pada saus tomat
mengandung rhodamin b ialah pedagang yang yang dijual di Pasar Tradisional di Kota
berjualan saus tomat bakso tusuk di SD Negeri Balikpapan, peneliti menggunakan metode
04 dan 05. Akan tetapi, kecurigaan terhadap kromatografi kertas lapis (KLT) dan hasil
sampel tersebut tidak terbukti mengandung menunjukkan tidak mengandung zat pewarna
rhodamin b setelah dilakukan uji di rhodamin b. Penelitian serupa juga dilakukan
laboratorium. oleh Sella (2013), peneliti menggunakan
Metode yang sering digunakan untuk metode yang sama dilakukan oleh Julyana dan
mengidentifikasi zat warna rhodamin b ialah hasil juga menunjukkan negatif atau tidak
metode kromatografi kertas dan kromatografi mengandung bahan pewarna rhodamin b pada
lapis tipis. Pada penelitian ini, identifikasi zat saus tomat yang dijual di Pasar Tradisional di
warna rhodamin b dilakukan uji kualitatif Kota Blitar. Berdasarkan kedua penelitian yang
dengan menggunakan metode kromatografi dilakukan oleh Julyana (2013) dan Shella
kertas. Metode kromatografi dibedakan dalam (2013), maka dapat dilihat bahwa tidak semua
saus tomat yang dijual oleh pedagang tidak mengandung zat pewarna makanan
mengandung zat warna rhodamin b. yang dilarang untuk dikonsumsi seperti
Warna yang sangat merah mencolok rhodamin b.
pada saus tomat dan makanan jajanan lain 3. Untuk pedagang kiranya selalu menjual
yang dijual oleh pedagang, itu berarti tidak makanan jajanan yang baik untuk
semua mengandung zat pewarna berbahaya dikonsumsi dan tidak ditambahkan zat-zat
yang dilarang oleh pemerintah yaitu rhodamin pewarna makanan yang dilarang
b. Akan tetapi, walaupun tidak semua makanan pemerintah.
jajanan dan saus tomat yang warnanya merah 4. Disarankan untuk dijadikan penelitian
mencolok tidak mengandung rhodamin b, lanjutan pada sekolah-sekolah lain.
masyarakat lebih khususnya anak-anak yang
sering jajan sembarangan perlu adanya sikap DAFTAR PUSTAKA
kehati-hatian dalam mengkonsumsi makanan Afrianti, L., 2013. Teknologi Pengawetan
jajanan yang dibeli. Pangan. Bandung: Alfabeta.
Astuti, R., Meikawati, W., & Sumarginingsih,
KESIMPULAN S. 2010. Penggunaan Zat Warna Rhodamin
Berdasarkan hasil penelitian yang telah B Pada Terasi Berdasarkan Pengetahuan
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa & Sikap Produsen Terasi Di Desa Bonang
ketujuh sampel saus tomat bakso tusuk yang Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang,
dijual oleh pedagang bakso tusuk di Sekolah Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia,
Dasar hasilnya negatif atau tidak terdapat zat (Online), 6 (2) :(http://jurnal.unimus.ac.id/
pewarna rhodamin b melalui uji kualitatif di index.php/jkmi/article/view/153/135),
Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi diakses pada 19 September 2014.
Industri (BARISTAN) Kota Manado dengan Eka Reysa. 2013. Rahasia Mengetahui
menggunakan Metode Kromatografi Kertas. Makanan Berbahaya. Jakarta: Titik Media
Publisher.
SARAN Eka Reysa. 2013. Rahasia Mengetahui
1. Disarankan bagi pemerintah untuk selalu Makanan Berbahaya. Jakarta: Titik Media
mengadakan pengawasan bagi setiap Publisher.
pedagang yang berjualan di sekolah-sekolah Gandjar, I., Rohman, A. 2008. Kimia Farmasi
dasar. Analisis. Bandung: Pustaka Belajar.
2. Kepada masyarakat terutama anak sekolah Gresshma, L., Paul, R. 2012. Qualitative and
sebaiknya untuk tahu memilih jajanan yang Quantitative Detection of Rhodamine B
Extracted from Different Food Items Using Rohmah, N. 2013. Kajian Kemanan Pangan
Visible Spectrophotometry. Journal of Pentol Cilok Di Desa Blawirejo Kecamatan
Forensic Sciences, (Online), 3(1): 36-40, Kedungpring Lamongan. Jurnal Tata Boga,
(http://www.forensics.org.my/pdf/fssmVol. (Online), 2 (1): 58-65, (http://ejournal.
3No.1/Article6.pdf), diakses pada 6 unesa.ac.id/index.php/jurnal-tata
Oktober 2014. boga/article/view/1139), diakses pada 5
Hidayati, D., Saparinto, C. 2006. Bahan Oktober 2014.
Tambahan Pangan. Yogyakarta: Sella. 2013. Analisis Pengawet Natrium
Kanisius. Benzoat Dan Pewarna Rhodamin B Pada
Julyana, T. S. 2013. Analisis Pewarna Saos Tomat J Dari Pasar Tradisional L
Rhodamin B Dan Pengawet Natrium Kota Blitar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Benzoat Pada Saus Tomat X Dari Pasar Universitas Surabaya, (Online), 2 (2): 1-10,
Tradisional R Di Kota Balikpapan. Jurnal (https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, /article/viewFile/463/438), diakses pada 2
(Online), 2 (2): 1-11 (http://journal. Oktober 2014.
ubaya.ac.id/index.php/calyptra/article/view Utami, W. & Suhendi, A. 2009. Analisis
File/465/1378), diakses pada 7 Oktober Rhodamin B Dalam Jajanan Pasar Dengan
2014. Metode Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Penelitian Sains & Teknologi, (Online), 10
Indonesia Nomor: (2): 148-155, (http://publikasiilmiah.
942/Menkes/SK/VII/2003. Tentang ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/442/
Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi 6.%20WAHYU%20UTAMI%20c.pdf?sequ
Makanan Jajanan. ence=1), diakses pada 28 September 2014.
Kristiana, F. 2010. Post Market Vigilance. Yuliarti, N. 2007.Awas! Bahaya di Balik
Buletin Keamanan Pangan, (Online), 17(9): Lezatnya Makanan. Yogyakarta: Andi.
3-4, 12, (http://perpustakaan. pom.go.id/.../
Buletin%20Keamanan%20Pangan/0110.pdf
), diakses pada 23 April 2014.

Anda mungkin juga menyukai