Anda di halaman 1dari 22

Judul Buku

Buku Saku
Dampak Pemakaian Bahan Tambahan
Pangan

Penulis:
Baso Hernandi, S.Farm.
Hafizha Shofina Bilqis, S.Farm.
Putri Medisy Faqih, S.Farm.
Putri Aisyah Ruslianingsih, S.Farm.
Khansa Nabillah Sausan, S.Farm.
Nina Bonita, S.Farm.
Rahmi Rizki Awaliah, S.Farm.
Annisa Humairah Ibrahim, S.Farm.
Oliyen Madori, S.Farm.

Penyunting:
apt. Dadan Suryasaputra, M.Si.
apt. Athina Mardatillah, M.Farm.

Penerbit:
Fakultas Farmasi Universitas Jenderal
Achmad Yani
Jl. Terusan Jenderal Sudirman
Cimahi 40533
Kata
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan buku saku untuk kegiatan Pengabdian
Kepada Masyarakat Profesi Apoteker Angkatan XXXIV Fakultas
Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani. Solawat serta salam
penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW serta keluarganya,
sahabatnya, dan umatnya hingga akhir zaman.

Adapun kegiatan “Edukasi Dampak Pemakaian Bahan Tambahan


Pangan (BTP) yang Berbahaya Bagi Kesehatan pada Warga Kelurahan
Cipageran” ini bertujuan untuk melakukan analisis dan edukasi
kepada masyarakat khususnya di bidang kesehatan dan kefarmasian.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak terkait yang telah mendukung sehingga kegiatan ini
dapat terlaksana dengan baik.

Semoga pengabdian masyarakat ini dapatbermanfaat bagi kita


semua khususnya pada ilmu pengetahuan di bidang kefarmasian.
Daftar
ISI

1 Bahan Tambahan Pangan (BTP)

7 Bahan Tambahan Pangan


Berbahaya

Ciri Makanan yang


13 Mengandung BTP Berbahaya
01 BTP

BAHAN TAMBAHAN PANGAN


Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah
bahan atau campuran bahan yang
secara alami bukan merupakan bagian
dari bahan baku pangan, tetapi
ditambahkan kedalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk
pangan, antara lain bahan pewarna,
pengawet, penyedap rasa, anti
gumpal, pemucat dan pengental.

1
02 CONTOH BTP

CONTOH BAHAN
TAMBAHAN PANGAN

PEWARNA

PEMANIS

PENGAWET

PENYEDAP

2
a. PEWARNA
Penambahan bahan pewarna pada
pangan dilakukan untuk beberapa
tujuan yaitu :

1. Memberi kesan menarik bagi


konsumen
2. Menyeragamkan warna pangan
3. Menstabilkan warna

Contoh bahan pewarna alami yang


dapat digunakan antara lain seperi
buah naga sebagai pewarna
merah/ungu, kunyit untuk warna
kuning, dan warna hijau dari daun
pandan.
3
c.PENGAWET
Bahan pengawet umumnya digunakan
untuk mengawetkan pangan yang
mempunyai sifat mudah rusak. Bahan
ini dapat menghambat atau mem-
perlambat proses fermentasi,
pengasaman atau peruraian yang
disebabkan oleh mikroba. Tetapi tidak
jarang produsen menggunakanya pada
pangan yang relatif awet dengan
tujuan untuk memperpanjang masa
simpan atau memperbaiki tekstur.

Contoh: Benzoat, Propionat, Nitrit,


Sorbat dan Sulfit

4
b. PEMANIS
Zat pemanis sintetik adalah zat yang
dapat menimbulkan rasa manis atau
dapat membantu mempertajam
penerimaan terhadap rasa manis
tersebut, sedang kalori yang dihasilkan
jauh lebih rendah daripada gula.

Contoh: Sakarin, Siklamat, Sorbitol,


Aspartam

Sebagai pemanis alami dapat


menggunakan gula tebu, gula merah,
madu dan kulit kayu manis.

5
d. PENYEDAP
Penyedap rasa merupakan salah satu
bahan tambahan yang diberikan pada
masakan dengan tujuan untuk
memperkuat rasa pada makanan dan
digunakan secara instan supaya
masakan menjadi lebih lezat dengan
takaran secukupnya.

6
BAHAN
TAMBAHAN
PANGAN
BERBAHAYA

7
a. RHODAMIN B
Rhodamin B merupakan pewarna yang
dipakai untuk industri cat, tekstil dan
kertas. Rhodamin B merupakan zat
warna sintetis berbentuk serbuk
kristal, tidak berbau, berwarna merah
keunguan, dalam bentuk larutan
berwarna merah terang berpendar.
Zat warna ini dapat menyebabkan
iritasi pada saluran pernapasan dan
Rhodamin B dalam konsentrasi tinggi
dapat menyebabkan kerusakan pada
hati.

8
b. FORMALIN
Formalin merupakan larutan tak
berwarna dan berbau tajam. Formalin
sering digunakan sebagai bahan
pengawet dan pembunuh kuman,
bahkan dalam produk-produk
pembersih rumah tangga. Formalin
perlu digunakan secara hati-hati,
karena paparan bahan ini dalam jangka
panjang dapat menimbulkan masalah
kesehatan yang serius.

Formalin dalam makanan dapat


menyebabkan keracunan dengan
gejala sakit perut akut, muntah-
muntah, diare, serta depresi susunan
saraf.
9
c. ASAM BORAT
Boraks atau yang biasa disebut
dengan pijer/bleng merupakan bahan
kimia yang sering disalahgunakan
untuk menjadi pengawet makanan.
Mengonsumsi makanan dengan bahan
kimia tersebut bisa menyebabkan
berbagai efek samping buruk, mulai
dari masalah pencernaan.

10
d. PEMANIS
Umumnya pemanis buatan tidak
berbahaya jika dikonsumsi dengan
takaran yang wajar atau secukupnya.
Namun dapat menyebabkan resiko
berbahaya apabila dikomsumsi
berlebihan dapat menyebabkan
obesitas.

11
e.PENYEDAP
Dalam peraturan Menteri Kesehatan RI
No.772/Menkes/Per/IX/88, penggunaan
MSG dibatasi secukupnya, yang berarti
tidak boleh berlebihan. Menurut
Thongsepee dkk. (2022), jumlah MSG
yang direkomendasikan adalah kurang
dari 6 gram per hari atau 1,5 sendok
makan untuk dewasa. Lebih daripada
itu dapat memicu gangguan pada
fungsi ginjal maupun sistem peredaran
darah.

12
CIRI MAKANAN
YANG
MENGANDUNG
BTP BERBAHAYA

13
a. PEWARNA
Makanan atau minuman yang
mengandung bahan pewarna
berbahaya apabila diberi sinar
matahari secara langsung akan terlihat
cerah mengkilap dan lebih mencolok.

Sedangkan pewarna alami jika diberi


sinar matahari langsung setelah
beberapa menit warnanya akan
memudar atau menjadi lebih gelap.

14
b. PEMANIS
Makanan atau minuman yang
mengandung pemanis yang berlebihan
akan memiliki rasa manis yang pekat,
akan meninggalkan rasa pahit dalam
mulut, dan membuat tenggorokan
terasa gatal

15
c. PENGAWET
Ayam potong yang berwarna putih
bersih, awet dan tidak mudah busuk
Ikan basah yang warnanya putih
bersih, kenyal, insangnya berwarna
merah tua bukan merah segar, awet
sampai beberapa hari dan tidak
mudah busuk.
Tahu tidak mudah lembek atau
berbau dan tekstur tidak berubah
setelah disimpan lama. Bahkan saat
dijatuhkan dari ketinggian tahu yang
berformalin akan membal atau
memantul.

16
DAFTAR PUSTAKA
aputri, F.A., Irinda, B.P., dan Pratiwi, R.
2018. [Review] Analisis Rhodamin B
Dalam Makanan. Vol. VII, No.1, Halaman
50-58. Indonesian Journal of
Pharmaceutical Science and
Technology: Jawa Barat.

Thongsepee, N, Martviset, P, Chantree, P,


dkk. 2022. Daily consumption of
monosodium glutamate pronounced
hypertension and altered renal
excretory function in normotensive and
hypertensive rats. Heliyon. 8(10).

Anda mungkin juga menyukai