Zat aditif adalah zat yang ditambahkan ke suatu produk makanan atau minuman,
yang dimaksudkan untuk mempercantik dan memperpanjang masa penyimpanannya. Zat
aditif yang paling umum digunakan oleh masyarakat adalah garam, gula, cuka, dan
rempah-rempah, atau yang biasa kita kenal dengan sebutan bumbu dapur. Dari jenisnya,
sebenarnya zat aditif itu terbagi menjadi 2 macam, zat aditif alami dan zat aditif
buatan(sintetis).
Bahan Pewarna
Pemanis
Sudah jelas, bahan ini digunakan untuk memberikan rasa manis kepada makanan atau
minuman. Nah yang termasuk pemanis alami contohnya gula tebu, gula aren atau gula
merah, dan gula kelapa. Gula menjadi manis
karena di dalamnya terdapat senyawa sukrosa
yang memberikan rasa manis kepada lidah.
Pengawet
Bahan ini digunakan untuk memberikan rasa yang berbeda kepada suatu makanan,
misalnya rasa asin dari garam, asam dari perasan jeruk, kegurihan dari air rebusan kaldu
ayam atau sapi. Itu adalah sebagian bahan penyedap rasa yang alami dan bisa di dapatkan
di dapur rumah serta tempat perbelanjaan.
Tetapi, ketenaran semua penyedap alami tersebut kalah oleh penyedap sintetis berikut ini.
Karena saking enaknya penyedap rasa sintetis ini, masyarakat terkadang memandang
penyedap sintetis ini sangat berbahaya. Monosodium Glutamat, MSG, atau kalian lebih
mengenal penyedap rasa buatan ini dengan nama MECIN.
Aroma dari makanan dapat meningkatkan selera kita, sehingga sering kali zat pemberi
aroma ditambahkan pada makanan maupun minuman. Pada minuman berperisa buah,
misalnya, zat aroma juga digunakan agar menyerupai jus buah alami. Pemberi aroma yang
terbuat dari senyawa sintetis juga disebut dengan essens. Beberapa essens yang sering
digunakan memiliki aroma apel, pisang, nanas, dan anggur.
Zat Pengental
Tekstur makanan menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan pula. Terkadang, kita
perlu mengentalkan makanan supaya lebih menarik. Zat pengental adalah bahan tambahan
yang digunakan untuk menstabilkan, melekatkan, dan mengentalkan bahan makanan yang
dicampur air. Contoh-contoh pengental alami adalah pati, gelatin, dan agar-agar.
Zat Pengemulsi
Jenis zat aditif yang terakhir adalah pengemulsi. Pengemulsi adalah bahan tambahan yang
dapat mempertahankan penyebaran lemak dalam air dan sebaliknya. Contoh zat
pengemulsi adalah lesitin yang digunakan pada mayones dan mentega.
Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari penggunaan zat aditif, di antaranya
sebagai berikut.
1. Sebagai bahan pengawet makanan, sehingga makanan dapat bertahan lebih lama,
misalnya natrium benzoat, asam benzoat, asam asetat, asam propionat, natrium nitrit,
dan garam dapur.
2. Sebagai bahan pemanis, misalnya gula aren, gula pasir, madu, sakarin, aspartam,
siklamat, dan sorbitol.
3. Zat pewarna, sehingga makanan dapat memiliki warna yang menarik. Zat pewarna
dapat diperoleh dari zat pewarna alami, misalnya kunyit, wortel, dan daun suji.
Sedangkan zat pewarna sintetis, misalnya rhodamin B dan methanil yellow.
5. Zat pemberi aroma, sehingga makanan memiliki aroma tertentu sebagai daya tarik,
misalnya etil butirat, metil butirat, oktil asetat, minyak atsiri, daun jeruk, dan serai.
Zat aditif yang masuk ke dalam tubuh akan menghasilkan dampak negatif apabila
dikonsumsi terlalu banyak atau terlalu sering.
Zat adiktif adalah zat yang menimbulkan ketagihan dan ketergantungan. Salah satu
jenis zat adiktif adalah narkoba. Narkoba merupakan singkatan dari narkotika,
psikotropika, dan obat terlarang.
Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, dan
menyebabkan ketergantungan bagi penggunanya.
Narkotika golongan III cukup rendah menimbulkan ketergantungan. Jenis ini telah
banyak digunakan dalam pengobatan. Contohnya adalah kodein. Meski demikian,
penggunaannya harus sesuai resep dan di bawah pengawasan dokter.
Psikotropika
Beralih ke golongan III, psikotropika jenis ini telah banyak digunakan dalam
pengobatan dan dapat menimbulkan efek ketergantungan yang sedang. Misalnya
pentobarbital dan flunitrazepam.
Selain narkotika dan psikotropika, masih banyak zat psikoaktif lainnya. Zat-zat ini
berpengaruh terhadap kerja sistem saraf pusat jika disalahgunakan atau dikonsumsi dalam
jumlah besar dan dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Contohnya seperti alkohol yang terkandung dalam minuman keras, nikotin yang
terkandung dalam rokok, dan kafein yang terkandung dalam kopi.
Sebenarnya zat adiktif dan psikotropika bermanfaat dalam bidang kesehatan, tetapi
dalam dosis yang wajar dan sesuai dengan kebutuhan pengobatan. Penggunaan zat adiktif
dan psikotropika yang berlebihan dan tidak sesuai dosis dapat menyebabkan dampak-
dampak negatif, seperti yang telah dijelaskan pada uraian sebelumnya. Berikut ini zat
adiktif dan psikotropika yang digunakan dalam bidang kesehatan.
1. Zat Stimulan
Zat stimulan adalah zat yang merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta
kesadaran sehingga kemam- puan beraktivitas akan meningkat selama beberapa jam.
Jenis zat stimulan, antara lain kafein, kokain, dan amfetamin. Contoh zat stimulan yang
sekarang disalahgunakan adalah shabu-shabu dan ekstasi.
2. Zat Depresan
Dalam bidang kedokteran, zat depresan adalah zat yang menekan sistem saraf pusat dan
mengurangi aktivitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa
membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Kelebihan dosis zat ini dapat
mengakibatkan kematian. Jenis zat adiktif depresan, antara lain opioda dan berbagai
turunannya, seperti morfin dan heroin. Contoh yang populer adalah putaw.
3. Zat Narkotika
Dalam bidang kedokteran zat narkotika digunakan sebagai zat analgesik kuat yang dapat
menghilangkan rasa nyeri dalam pembedahan. Zat yang termasuk kelompok narkotika
adalah ganja, opium, dan kokain.
4. Alkohol
Di bidang kesehatan, alkohol digunakan sebagai zat desinfektan. Zat desinfektan adalah
zat yang digunakan untuk membunuh kuman dan bakteri. Alkohol juga dipakai untuk
mencuci alat-alat kedokteran.
1. Dehidrasi
2. Halusinasi
Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna narkoba seperti
ganja. Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa menyebabkan muntah, mual,
rasa takut yang berlebih, serta gangguan kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung
lama, bisa mengakibatkan dampak yang lebih buruk seperti gangguan mental, depresi,
serta kecemasan terus-menerus.
3. Menurunnya Tingkat Kesadaran
Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya
justru membuat tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran berkurang drastis. Beberapa kasus
si pemakai tidur terus dan tidak bangun-bangun. Hilangnya kesadaran tersebut membuat
koordinasi tubuh terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku. Dampak
narkoba yang cukup berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit mengenali
lingkungan sekitar.
4. Kematian
Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai menggunakan obat-obatan
tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal dengan overdosis. Pemakaian sabu-
sabu, opium, dan kokain bisa menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat
menimbulkan kematian. Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan
narkotika, nyawa menjadi taruhannya.
Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh, penggunaan obat-
obatan tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas hidup misalnya susah berkonsentrasi saat
bekerja, mengalami masalah keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian
jika terbukti melanggar hukum.