PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan pengawet agar terlihat menarik dan tahan lama. Penggunaan bahan
pengolahan atau memberi warna pada makanan yang tidak berwarna agar
kelihatan lebih menarik. (Winarno dan Titi, 1994). Akan tetapi, sering kali
pewarna untuk tekstil dan kulit dipakai untuk mewarnai bahan makanan
(Cahyadi, 2006).
1
bersaing di pasaran. Bahan tambahan tersebut diantaranya pewarna,
(Winarno, 2004).
makanan yang berwarna merah terang. Selain itu saus tomat dengan
pewarna untuk industri jauh lebih murah dibandingkan dengan harga zat
pewarna untuk makanan dan warna dari zat pewarna untuk industri
(pewarna kuning).
2
ftalik anhidrid. Kedua bahan baku ini bukanlah bahan yang boleh dimakan
hati (Syah et al. 2005). Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa zat
pada jaringan hati ditandai dengan adanya piknotik (sel yang melakukan
dengan cita rasanya yang khas, bakso dapat dikenal di dunia, di samping
tepung tapioka, tapi ada juga bakso yang terbuat dari daging ayam, ikan
dengan kuah kaldu sapi bening dicampur mi, bihun, taoge, tahu, terkadang
3
Makanan bakso tidak dapat dipisahkan dengan saus, dimana ada
bakso di situ ada sausnya. Saus-saus tersebut bisa saja mengandung zat
merupakan zat yang sulit dicerna oleh alat cerna manusia, otomatis unsur
nutrisi yang lain pencernaannya juga akan terhambat, jika tubuh sudah
sulit untuk mendapat asupan gizi. Saus merupakan bahan pelengkap yang
2009)
Selain itu faktor lain adalah ketika saos tersebut dipasarkan bisa
yang tidak benar, suhu penyimpanan yang salah, ataupun saos tersebut
yang bermunculan yang tidak memakai aturan yang benar untuk membuat
saos, yang pada akhir-akhir ini banyak kita ketahui investigasi saos yang
dari bahan pepaya yang hampir busuk bukan tomat segar yang kemudian
dicampur dengan bahan pengawet mayat yaitu formalin sehingga awet dan
rasanya yang cenderung gurih dari penyedap kain batik yang sangat tidak
aman untuk tubuh dan kalau membuat saos sambal dari sisa cabe yang
4
Pada hasil uji BPOM yang dilakukan di 18 provinsi pada tahun
39,95% (344 contoh) tidak memenuhi syarat keamanan pangan. Dari total
seperti bakso, mie ayam dan lain sebagainya mengandung zat pewarna
yang melebihu ambang batas, beberapa produk saus dan sambal botolan
rhodamin B dan Pengawet Natrium Benzoat pada Saus Tomat X dari pasar
5
Pemerintah dalam hal ini Badan Pengawas Obat dan Makanan
saos itu sendiri serta melakukan beberapa kali razia terhadap saos yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh gambaran merek/jenis Saus Tomat yang digunakan
D. Manfaat Penelitian
6
1. Bagi Masyarakat
B.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti lain sebagai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
7
1. Pengertian Zat Pewarna
Zat pewarana makanan adalah zat yang sering digunakan untuk
kematangan. Zat pewarna makanan dapat diperoleh dari bahan alam atau
bila certified color merupakan zat pewarna sintetik yang terdiri dari dye
dan lake, maka uncertified color adalah zat pewarna yang berasal dari
mineral, walaupun ada juga beberapa zat pewarna seperti jff-karoten dan
8
yang tetap. Satu-satunya zat pewarna uncertified yang penggunaannya
dibutuhkan zat pewarna alami yang lebih banyak daripada zat pewarna
tersebut, dapat terjadi perubahan yang tidak terduga pada tekstur dan
warna yang lebih pudar dan kurang stabil bila dibandingkan dengan zat
pewarna sintetis. Oleh karena itu zat ini tidak digunakan sesering zat
pewarna sintetis. Contoh : daun suji untuk warna hijau, daun jambu/daun
jati untuk warna merah dan kunyit untuk warna kuning (Winarno, 2002).
b. Certified color (zat pewarna sintetik)
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, zat warna hasil
untuk tekstil, kulit, peralatan rumah tangga dan sebagainya (Djalil et al,
memiliki variasi warna yang lebih banyak bila dibandingkan dengan zat
sintetis pada makanan bila dihitung berdasarkan harga per unit dan
efisiensi produksi akan jauh lebih murah bila dibandingkan dengan zat
2002).
9
Disamping itu penggunaan zat pewarna sintetis pada makanan bila
dihitung berdasarkan harga per unit dan efisiensi produksi akan jauh
sejak tahun 1906. Peraturan ini dikenal dengan Food Drug and Act yang
10
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kesehatan RI telah
yang diizinkan serta yang dilarang digunakan dalam makanan pada tanggal
11
Amaran Amaranth : CI Food 16185 Secukupnya
Red 9
Brilliant blue FCF : CI
Green FCF : CI
420530 Secukupnya
Hijau FCF Food Green 3
Green S : CI Food
Hijau S 44090 Secukupnya
Indigotin : CI
Blue 1
Indigotin 73015 Secukupnya
Ponceau 4R : CI
Food red 7
Ponceau 4R 16255 Secukupnya
Quineline yellow
cara produksi yang baik, yang maksudnya jumlah yang ditambahkan pada
makanan tidak melebihi jumlah wajar yang diperlukan sesuai dengan tujuan
722/ Menkes/Per/IX/1988
12
Nama No. Indeks Warna (C.I No)
Auramin (C.I Basic Yellow 2) 41000
13
dan Methanil Yellow. Padahal keduanya dapat mengakibatkan
b. Penggunaan Rhodamin B
tekstil yang sering digunakan untuk pewarna kapas wol, kertas, sutera,
jerami, kulit, bambu dan dari bahan warna dasar yang mempunyai
14
menurut Direktur Jendral Pengawasan Obat dan Makanan
No.00366/C/II/1990.
karsinogenik.
makanan yang berwarna merah terang. Selain itu saus tomat dengan
15
kanker. Namun demikian, bila terpapar Rhodamin B dalam jumlah
besar maka dalam waktu singkat akan terjadi gejala akut keracunan
kulit, maka kulit pun akan mengalami iritasi. Mata yang terkena
kemerahan dan timbunan cairan atau udem pada mata (Yuliarti, 2007).
16
bersifat racun bagi manusia sehingga dapat membahayakan kesehatan
1. Pengertian Saus
Saos tomat adalah cairan kental (pasta) yang terdapat dari bubur buah
tomat dan bumbu-bumbu pasta ini berwarna merah muda sesuai dengan
Saus adalah produk makanan berbentuk pasta yang dibuat dari bahan
baku buah atau sayuran dan mempunyai aroma serta rasa yang
saus tomat dan saus cabai adapula yang memproduksi saus pepaya, tetapi
2007:6).
2006, saus cabai atau sambal adalah saus yang diperoleh dari bahan utama
yang umumnya berfungsi sebagai bahan penyedap dan penambah cita rasa
17
masakan. Adapun pengertian lain dari saus adalah suatu produk cair atau
Indonesia kata saus merupakan suatu bentuk terjemahan dari sauce dan
yang lebih encer dari kecap, misalnya saus cabai (sambal) dan saus tomat
produk tidak cepat basi akibat dari aktivitas bakteri pembusuk sehingga
18
Menurut Dirjen POM (1999), bahan pengawet untuk pangan memang
bahan penyedap dan penambah cita rasa masakan. Saus cabe ini diperoleh
(Pebrayetna, 2007).
B. Kerangka Konsep
pemanis.(Winarno 2004)
makanan yang berwarna merah terang. Selain itu Saus tomat dengan
19
warnanya yang merah seringkali disalahgunakan oleh produsen dengan
makanan yang berubah atau menjadi pucat selama proses pengolahan atau
memberi warna pada makanan yang tidak berwarna agar kelihatan lebih
2. Kerangka Konsep
Merek/jenis Saus
tomat
Kualitas Saus Tomat di
Kecamatan Luwuk
20
Kandungan Zat
Pewarna Rhodamin B
pada Saus tomat
Keterangan :
: Variabel Independent
: Variabel Dependent
1. Jenis Saus tomat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Jenis Saus
warna ungu
21
3. Kualitas Saus tomat yang di maksud dalam penelitian ini adalah Saus
No.722/Menkes/Per/IX/88.
Kriteria Objektif :
Memenuhi Syarat : Jika tidak terdapat Rhodamin B
Tidak Memnuhi Syarat : Jika terdapat Rhodamin B
4. Kecamatan Luwuk dalam Penelitian ini adalah Wilayah Administratif
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif yang bertujuan
22
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Saus tomat yang di produksi dari
1.Data Primer
2.Data Sekunder
Berdasarkan data dari Instansi terkait dalam hal ini Dinas Kesehatan
Penelitian.
23
dinarasikan, pembahasan serta diambil simpulan. Kemudian hasil
saja) ke dalam botol uji atau tabung reaksi yang sudah berisi
24
Lampiran 1. Prosedur Pengujian Kandungan Rhodamin B
a. Alat
1. spektrofotometer UV-Vis (Cintra)
2. timbangan analitik (Ohaus tipe pioner)
3. Chamber KLT (Camag)
4. lempeng KLT silika gel (Merck)
5. Piala gelas
6. lampu UV 254 dan 366 nm (Camag)
7. kertas saring whatman 41
8. timbangan gram (NKH)
b. Bahan
Bahan penelitian yang digunakan adalah asam benzoat p.a (Merck),
25
kemudian dikeringkan, dicuci dengan kloroform, lalu dididihkan
menit di atas nyala api kecil sambil diaduk. Larutan disaring, filtrat
wol akan melepas zat warna, zat warna masuk ke dalam larutan
basa tersebut.
Larutan basa tersebut selanjutnya dipakai sebagai cuplikan pada
DAFTAR PUSTAKA
26
Anonim, 1996, The Merck Index, 12th Edition, Merck Research Laboratories
Division of MERCK, USA, 8354.
Anonimus.2006. Rhodamin B ditemukan pada makanan dan minuman
di Makassar
Badan POM Republik Indonesia, 1994, Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan
Sebagai Bahan Berbahaya.
Balai Besar POM Semarang. 2008. Laporan Hasil Pengujian Deputi III. Balai
Besar Pengawasan Obat dan Makanan. Semarang
Cahyadi Wisnu, 2006 analisis dan Aspek Kesehatab Bahan Tambahan Pangan
Bumi Aksara Jakarta
http://www,depkes.go.id/index.pt.p?option=viewarticle&sid=1556. Diakses
tanggal 12 Desember 2014
Food Watch Sistem Keamanan Terpadu. 2004. Bahan Tambahan Ilegal Boraks,
Formalin dan Rhodamin B. Food Watch. Jakarta
Standar Nasional Indonesia, 1992, Cara Uji Bahan Pengawet Makanan dan
Bahan Tambahan yang Dilarang untuk Makanan, Pusat Standarisasi
Industri Departemen Perindustrian,.
Standar Nasional Indonesia, 1992, Cara Uji Bahan Tambahan Pangan/ Bahan
Pengawet, Pusat Standarisasi Industri, Departemen Perindustrian, 01-
2894-1992.
27
Wijaya D, 2011, Waspadai Zat Additif dalam Makananmu, Buku Biru, Jogjakarta.
Winarno, F.G.dan Titi S.R, 1994, Bahan Tambahan Untuk Makanan dan
Minuman, PT Pustaka harapan, Jakarta
Winarno FG, 2004, Kimia Pangan dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 1; 214; 225..
PROPOSAL
28
KUALITAS SAUS TOMAT BERDASARKAN KANDUNGAN
RHODAMIN B PADA PENJUAL BAKSO
KECAMATAN LUWUK
Diajukan oleh:
NOVIANTI PAKAYA
NPM.201171073
TAHUN 2015
Usulan Penelitian
KUALITAS SAUS TOMAT BERDASARKAN KANDUNGAN
29
RHODAMIN B PADA PENJUAL BAKSO
KECAMATAN LUWUK
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
30