GAGAL GINJAL KRONIK MENJALANI HEMODIALISIS DI BRSD
KAB BANGGAI 1.1 Latar Belakang Gagal Ginjal adalah penurunan fungsi ginjal yang berlangsung lama dan bertahap. Gangguan ginjal ini mengakibatkan penurunan fungsi untuk menyaring darah sehingga sisa-sisa metabolisme yang seharusnya di keluarkan melalui urine menjadi menumpuk didalam darah sehingga sangat berbahaya bagi tubuh. Penyakit bersifat progresif atau memburuk dan pada tahap akhir akan bersifat irreversibel atau tidak dapat pulih kembali Penyakit Ginjal kronik prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Menurut Sulaiman (2009) diperkirakan tahun 2015 penyakit ginjal kronik menyebabkan kematian sampai 36 juta penduduk dunia. Sedangkan di Indonesia, peningkatan jumlah pasien penyakit ginjal kronik bisa dilihat dari data kunjungan ke poli ginjal dan banyaknya pasien yang menjalani hemodialisis. Dari data Rekam Medik Badan Rumah Sakit Daerah Kabupaten Banggai pada tahun 2012 terdapat 104 kasus gagal ginjal,dan semenjak berdirinya Unit Hemodialisis BRSD kab. Banggai pada bulan Maret 2013 tercatat 37 orang menjalani terapi hemodialisis. Hemodialisis merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir yang memerlukan terapi jangka panjang atau permanen untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme yang toksik dari dalam tubuh dan mengeluarkan air yang berlebihan. Pasien yang menjalani hemodialisis, membutuhkan waktu 12-15 jam untuk dialisa setiap minggunya, atau paling sedikit 34 jam per kali terapi. Kegiatan ini akan berlangsung terus-menerus sepanjang hidupnya (Bare & Smeltzer, 2002).
Keadaan ketergantungan pada mesin dialisa seumur hidupnya serta
penyesuaian diri terhadap kondisi sakit mengakibatkan terjadinya perubahan dalam kehidupan pasien. Keterbatasan ini menyebabkan pasien hemodialisa rentan terhadap stres. Stres dan kejenuhan terhadap proses terapi dapat mempengaruhi kepatuhan penderita gagal ginjal melakukan terapi hemodialisis. Di BRSD Kab. Banggai dari 37 orang yang tercatat, hanya 18 orang dilaporkan aktif melanjutkan terapi hemodialisis. Padahal diketahui bahwa kepatuhan pasien dalam menjalani hemodialisis dapat memperpanjang umur dan mendapatkan kesehatan yang lebih baik. Banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien menjalani hemodialisa, antara lain : faktor internal keadaan fisiologis dan psikologis, misalnya umur, jenis kelamin, derajat kesehatan, kepribadian , tingkat ekonomi, dan pengetahuan. Selain itu elemen kognitif juga memegang peranan penting dalam kepatuhan dan faktor eksternal adalah hal di luar individu yang merupakan rangsangan untuk menentukan sikap. Faktor tersebut dapat berupa pengalaman, lingkungan, dukungan keluarga, keterlibatan petugas kesehatan, dan lama pengobatan. Becker (1974) mengembangkan model untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan seseorang untuk mencari upaya hidup sehat yang disebut The Health Belief Model. Model tersebut untuk mempelajari perilaku seseorang terhadap diagnosis yang ditegakkan, khususnya masalah kepatuhan (compliance) terhadap regimen pengobatan. Ada 3 variabel yang digunakan dalam The Health Belief Model, yaitu : (1) variabel demografi ( umur, jenis kelamin,status perkawinan ) , (2) Variabel sosial ( tingkat sosial, tekanan atau panutan kelompok), dan (3) variabel struktural (pengetahuan penyakit).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan permasalahan faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kepatuhan pasien gagal ginjal kronik menjalani hemodialisis di BRSD Kab. Banggai ? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien gagal ginjal kronik menjalani hemodialisis di BRSD Kab. Banggai 1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini yaitu : 1. Untuk mengetahui faktor demografi yang mempengaruhi kepatuhan pasien gagal ginjal kronik menjalani hemodialisis di BRSD Kab. Banggai 2. Untuk mengetahui faktor sosial yang mempengaruhi kepatuhan pasien gagal ginjal kronik menjalani hemodialisis di BRSD Kab. Banggai 3. Untuk mengetahui faktor struktural yang mempengaruhi kepatuhan pasien gagal ginjal kronik menjalani hemodialisis di BRSD Kab. Banggai 1.4 Kerangka Konsep Faktor Demografi (umur, jenis kelamin,status perkawinan)
Faktor Sosial (tingkat sosial, tekanan atau panutan kelompok sosial) Faktor Struktural (pengetahuan penyakit)
Kepatuhan Penderita gagal ginjal Menjalani hemodialisis